Makalah BAB 5 PENGENDALIAN INTERN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH AUDITING 1 PENGENDALIAN INTERN Makalah Ini Disusun Sebagai Hasil Tugas Individu



Oleh :



Nama : Ahmad Fauzi Syamsul NPM : 02271811035 Kelas : IV A Akuntansi



PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya



sehingga



saya



dapat



menyelesaikan



tugas



makalah



yang



berjudul Pengendalian Intern ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas  dari ibu Fitriani Sardju SE., M.SA., AK selaku dosen Auditing 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang  Pengendalian Intern bagi para pembaca dan juga bagi penulis.



Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Fitriani Sardju SE., M.SA.,



AK selaku dosen mata kuliah Auditing 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Ternate, 25 Maret 2020



Ahmad Fauzi Syamsul



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................



ii



DAFTAR ISI ......................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................



4



1.1.Latar Belakang......................................................................................



4



1.2.Rumusan Masalah.................................................................................



6



1.3.Tujuan Masalah.....................................................................................



6



BAB II PEMBAHASAN........................................................................................



7



2.1.Pengertian Pengendalian Intern............................................................



8



2.1.1. Lingkungan Pengendalian....................................................



8



2.1.2. Penaksiran Risiko.................................................................



8



2.1.3. Aktivitas Pengendalian.........................................................



9



2.1.4. Informasi dan Komunikasi....................................................



9



2.1.5. Pemantauan......................................................................... 10



2.2.Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (Scope) Pemeriksaan....................................................................... 12



2.3.Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern......................................................................... 12 2.3.1.Internal Control Questionnaires............................................... 14 2.3.2.Bagan Arus (Flow Chart)......................................................... 23 2.3.3.Narrative................................................................................. 24



2.4.Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas...........................................



28



BAB III PENUTUP................................................................................................ 29



3.1.Kesimpulan.......................................................................................29 3.2.Saran.................................................................................................... 29 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya sistem pengendalian intern perusahaan tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya lingkungan pengendalian yang baik. Tanpa adanya sistem pengendalian internal, tujuan-tujuan tersebut tidak akan pernah tercapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan maka sistem pengendalian internnya juga semakin penting bagi perusahaan. Pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai pedoman dan prosedur operasional perusahaan ataupun organisasi tertentu di sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan menggunakan sistem pengendalian intern umumnya untuk mencegah penyalahgunaan sistem dan untuk mengarahkan operasi perusahaan. Tujuan sistem pengendalian intern digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian intern akuntansi dan pengendalian intern administrasi. Penyaluran kredit yang konsumtif sangat diperlukan untuk sebuah sistem akuntansi. Menurut Romney dan Steinbart (2009) Sistem Akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses data, sampai dengan menyajikan informasi kepada para pengambil keputusan di internal organisasi dan eksternal organisasi. Dengan adanya sistem akuntansi dapat mencegah adanya sebuah 2 penyimpangan dalam pengerjaan atau kesalahan dalam penyaluran kredit. Selain itu Sistem Akuntansi juga digunakan untuk meningkatkan ketelitian dalam menyajikan suatu data akuntansi dengan benar dan sangat akurat. 4



Tanggung jawab atas adanya sistem pengendalian intern yang baik terletak pada manajemen. Manajemen mempunyai tugas atas perancangan dan penetapan sistem pengendalian intern, selain itu manajemen juga harus melakukan pengawasan terhadap pengendalian intern yang sedang berjalan. Maka hal ini menimbulkan masalah bagi manajemen apakah pengendalian intern berjalan secara efektif seperti yang diharapkan oleh manajemen. Selain



dengan



deteksi



dini



(evaluasi



kembali)



untuk



meminimalisir



kecurangan, Dengan terselenggaranya sistem pengendalian intern yang memadai dalam bidang pengkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam bank tersebut. Fungsi pengendalian intern kredit adalah untuk meminimalkan terjadinya kredit macet. Oleh sebab itu diperlukan pengelolahan piutang yang baik dalam bentuk kebijaksanaan kredit. Karena di dalam pengendalian intern COSO mengandung beberapa komponen-komponen, jika salah satu komponen tersebut tidak dijalankan misalnya seperti komponen lingkungan pengendalian maka tidak akan mengurangi kredit bermasalah di perusahaan. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang maupun tagihan. Sebelum melakukan transaksi kredit, Bank mempunyai persetujuan dan kesepakatan dengan pihak yang menjadi peminjam atau nasabah untuk mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu beserta bunga yang diberikan Bank kepada peminjam. Selain bunga Bank juga memberikan imbalan atau pembagian hasil kepada nasabah atas keuntungan (Abdullah dan Tantri 2012:163). Selain itu kredit juga bisa diartikan sebagai kepercayaan. Kepercayaan itu adalah kepercayaan yang diberikan oleh Bank kepada nasabah atau kreditur apabila kreditur 4 mengembalikan hutangnya beserta bunga yang telah diberikan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.



5



1.2.



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah : 1.



Apa yang dimaksud dengan Pengendalian Intern ?



2.



Bagaimana hubungan pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (Scope) pemeriksaan ?



3.



Bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian Intern ?



4. 1.3.



Bagaimana keterbatasan pengendalian Intern Entitas ?



Tujuan Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah : 1.



Untuk mengenal lebih dalam tentang Pengendalian Intern



2.



Untuk mengetahui hubungan pengendalian Intern dengan ruang lingkup (Scope) pemeriksaan



3.



Untuk mengetahui bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian Intern



4.



untuk mengetahui keterbatasan pengendalian Intern Entitas



6



BAB II PEMBAHASAN



2.1.



PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian intern. Standar Pekerjaan Lapangan yang Kedua menyebutkan (IAPI, 2011: 150.1): “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan". IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) Reandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operas,. dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait berikut ini : a.



Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian



merupakan



dasar



untuk



semua



komponon



pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. b.



Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.



7



c.



Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.



d.



Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.



e.



Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.



Unsur-unsur pengendalian intern dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: 2.1.1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan memengaruhi



kesadaran



pengendalian



orang-orangnya.



Lingkungan



pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan disipIin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini : a.



Integritas dan nilai etika



b.



Komitmen terhadap kompetensi



c.



Partisipasi dewan komisaris atau komite audit



d.



Struktur organisasi



e.



Pemberian wewenang dan tanggung jawab



f.



Kebijakan dan praktik sumber daya manusia



2.1.2. Penaksiran Risiko Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif memengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini: a.



Perubahan dalam lingkungan operasi 8



b.



Personel baru



c.



Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki



d.



Teknologi baru



e.



Lini produk, produk, atau aktivitas baru



f.



Restrukturisasi korporasi



g.



Operasi luar negeri



h.



Standar akuntansi baru



2.1.3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas



pengendalian



adalah



kebijakan



dan



prosedur



yang



membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini: a.



Review terhadap kinerja



b.



Pengolahan informasi



c.



Pengendalian phisik



d.



Pemisahan tugas



2.1.4. Informasi dan Komunikasi Informasi dan Komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam



9



mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung iawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami: a.



Golongan transaksk dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan



b.



Bagaimana transaksi tersebut dimulai.



c.



Catatan akuntansi, lnformasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.



d.



Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti komputer dan electronic data interchange) yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.



2.1.5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dan keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan Customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. 10



Konrath (2002: 205), mengutip AICPA Professional Standards, mendefinisikan internal control sebagai berikut: "The process effected by an entitiy's board of directors, management, and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives In the following categories: a.



Operations Controls-relating to the effective and efficient use of the entity’s resources;



b.



Financial reporting controls-relating to the preparation of reliable published financial statements; and



c.



Compliance ControIs-relating to the entity's compliance with applicable laws and regulations.



AICPA Professional Standards, seperti yang dikutip oleh Konrath (2001; 205, 206) mengidentifikasikan Iima komponen internal control yaitu: control environment, risk assessment, information and communication, control activities and monitoring. Komponen pertama, control environment, merupakan pondasi dari keempat komponen lainnya seperti yang digambarkan berikut ini:



11



2.2.



HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP (SCOPE) PEMERIKSAAN Jika



pengendalian



intern



suatu



satuan



usaha



lemah,



maka



kemungkinan teriadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal tersebut menumbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantivetest. Misalnya:



12



a.



Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih banyak.



b.



Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak. Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern



berjalan efektif,  maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantivetest bisa dipersempit.



2.3.



BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS PENGENDALIAN INTERN Auditor



harus



mendokumentasikan



pemahamannya



tentang



komponen pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Bentuk dan isi dokumentasi dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas, serta sifat pengendalian intern entitas. Sebagai contoh, dokumentasi pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar dan kompleks dapat mencakup bagan alir (flow chart), kuesioner, atau tabel keputusan. Namun, untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum sudah memadai. Umumnya, semakin kompleks pengendalian intern dan semakin luas prosedur yang dilaksanakan. seharusnya semakin luas dokumentasi yang dilakukan oleh auditor. Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan publik. Karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar  terhadap: a.



keamanan aset perusahaan



b.



dapat dipercayai tidaknya laporan keuangan perusahaan



c.



lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan



d.



tinggi rendahnya audit fee 



e.



jenis opini yang akan diberikan akuntan publik . Gambaran mengenai cara melakukan pemahaman dan evaluasi



pengendalian intern bisa dilihat di Exhibit 5-1 . 13



Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik, yaitu: 1.



Internal Control Questionnaires



2.



Flow Chart



3.



Narrative



Exhibit 5-1 Cara Melakukan Pemahaman dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern



2.3.1. Internal Control Ouestionnaires



14



Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern diberbagai jenis perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya (Y), Tidak (T), atau Tidak Relevan (TR), Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah disusun dengan baik, maka jawaban “Ya” akan menunjukkan ciri internal control yang baik, "Tidak” akan menunjukkan ciri internal control yang lemah, "Tidak Relevan" berart pertanyaan tersebut tidak relevan, untuk perusahaan tersebut. ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut: A.



Umum Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan perusahaan.



B.



Akuntansi pertanyaan-pertanyaan



menyangkut



keadaan



pembukuan



perusahaan, misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara manual atau computerized, jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian akuntansi dan Iain-Iain. C.



Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus pernjualan (kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.



D.



Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus pembelian (kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.



E.



Persediaan Pertanyaan-pertanyaan



menyangkut



sistem



dan



prosedur



penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname. 15



F.



Surat Berharga (Securities) Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorosasi untuk pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.



G.



Aset Tetap Pertanyaan-pertanyaan



menyangkut



sistem



dan



prosedur



penambahan dan pengurangan aset tetap, pencatatan dan penilaian aset tetap dan lain-lain. H.



Gaji dan Upah Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human resources development) serta sistem dan prosedur pembayaran gaji dan upah. Contoh ICQ mengenai keadaan umum perusahaan dan akuntansi



bisa dilihat di Exhibit 5-2 dan Exhibit 5-3, sedangkan ICQ mengenai bagian Iainnya disajikan di bab-bab lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah: a.



Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ kepada staf klien dan kemudian mengisi sendiri jawabannya, jangan sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk diisi.



b.



Untuk repeat engagement (penugasan yang berikutnya) ICQ tersebut harus dimutakhirkan berdasarkan hasil tanya jawab dengan klien.



c.



Ada kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban seakanakan pengendalian intern sangat baik.



d.



Kerena



itu



auditor



harus



melakukan



compliance



membuktikan efektivitas dari pengendaiian intern klien.



16



test



untuk



Exhibit 5-2 Internal Control Questionnaires (ICQ) Umum Y = Ya Klien :



TR = Tidak Relevan



1.



Apakah terdapat Bagan Organisasi ?



Y √



2.



Apakah terdapat Job Description ?







3.



Apakah pembagian tugas tanggung jawab cuku jelas ?



4.



Apakah terdapat Internal Auditor ? Bila ya: 4.1. Aoakah dibuat laporan pemeriksaan tertulis ? 4.2. Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya cukup jelas serta diikuti ? 4.3. Bertanggung jawab langsung kepada Direksi dan tidak kepada Chief Accounting Officer ? 4.4. Mempunyai staf yang cukup memadai ? 4.5. Mempunyai audit paln, audit program daudit working papers ?



5.



T = Tidak



wewenang



dan



Apakah fungsi Akuntansi terlepas dari fungsi berikut ini: 5.1. Pembelian ? 5.2. Penjualan ? 5.3. Produksi ? 5.4. Pembelian Kredit ? 5.5. Penerimaan uang ? 5.6. Pengeluaran uang ? 5.7. Penyimpanan barang ?



T



TR











√ √ √ √ √ √ √



√ √ √ √ √ √ √



6.



Bila penyimpan uang dan surat berharga bukan pemilik/persero atau famili yang dapat dipercaya apakah ada uang jaminan ? Bila Ya berapa besarnya ……..



17



7.



8.



9.



10.



11.



Apakah tercegah kemungkinan kolusi antar karyawan yang mungkin merupakan famili ?







Apakah karyawan yang menyimpan uang dan barang diberikan hak cuti serta dijalankan secara rutin ?







Apakah fungsi pembukuan digilir secara periodik ? Apakah Akta Pendirian perusahaan sudah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman ?











Apakah terdapat Petugas Satpam yang memeriksa setiap orang atau kendaraan yang keluar masuk lokasi perusahaan ?







12.



Apakah pengawasan terhadap cabang efektif ?







13.



Apakah terdapat staf tertentu yang memperhatikan agar asuransi selalu ditutup dengan cukup dan pada waktunya ?







Apakah penilaian atas aset dilakukan secara rutin dan dapat diandalkan untuk menentukan jumlah yang harus diasuransikan ?







Apakah setiap pinjaman uang harus disetujui Dewan Komisaris ?







Apakah syarat perjanjian kredit selalu mendaptkan perhatian secukupnya ?







14.



15.



16.



17.



Apakah keputusan rapat persero, Dewan Komisaris atau direksi dicatat, ditandatangani secara rapih ? Bila tidak, apakah karena perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga dan kerabat 18







dekat, sehingga berlaku kebiasaan “Tidak Formil” dan menurut kenyataan memang dapat diterima ? 18.



Khusus untuk perusahaan yang “Go Public” 18.1. Bila klien menggunakan jasa independent register dan/atau transfer agen: a. Apakah dilaporkan transaksi saham secara rutin ? b. Apakah laporan tersebut dicocokkan dengan Buku Besar ? 18.2. Bila tidak digunakan jasa independent register dan/atau transfer agent: a. Apakah surat saham disimpan pleh orang yang berwenang ? Sebutkan, siapa …….. TREASURER b. Apakah Surendered Certificates segera dibatalkan dan dilekatkan pada stubs ? c. Apakah penandatanganan saham dimuka tidak mungkin dilakukan ? d. Apakah bea materai diperhatikan pada saat mengeluarkan saham ? 18.3. Apakah buku catatan saham: a. Dibukukan secara up-to-date ? b. Dicocokkan dengan Buku Besar ?



A.



Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas : ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….



B.



Catatan lain: ……………………………………………. ……………………………………………. …………………………………………….



C.



Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang,Buruk) ?



19







√ √







√ √ √ √ √



D.



Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya) Diisi oleh:



Di-review oleh:



Exhibit 5-3 Control Control Internal Questionnaires (ICQ) Akuntansi Y = Ya Klien :



TR = Tidak Relevan Y



1.



Apakah terdapat: 1.1. Daftar Perkiraan 1.2. Manual Akuntansi 1.3. Buku Harian penerimaan Kas 1.4. Buku Harian pengeluaran Kas 1.5. Buku Bank 1.6. Buku pembelian 1.7. Buku Produksi 1.8. Buku Penjualan 1.9. Buku Serba-Serbi 1.10. Buku Lain-Lain



√ √ √ √ √ √ √ √ √ √



……………………………………………………….. ……………………………………………………….. ……………………………………………………….. 1.11. 1.12. 1.13. 1.14. 1.15. 1.16. 1.17.



T = Tidak



Buku Besar Buku Piutang Buku Utang Buku Persediaan Kartu Gudang Buku/Daftar Aset Tetap Buku Perincian Pendapatan



√ √ √ √ √ √



20



T



TR



1.18. 1.19.



Buku Perincian Biaya Buku Tambahan Lainnya



√ √



……………………………………………………….. ……………………………………………………….. ………………………………………………………..



2. Apakah secara routine disusun: 2.1. Bank Reconciliation? 2.2. Pencocokan saldo rekening korang dengan cabang, perusahaan afiliasi ? 2.3. Laporan Keuangan Bulanan ? 2.4. Laporan Keuangan kuartalan ?







√ √ √ √



3. Apakah laporan keuangan interim cukup member informasi kepada manajeman khususnya mengenai penimpangan dan fluktuasi pada pendapatan, biaya, persediaan dan sebagainya ? √



4. Apakah dilaksanakan Budgeting System ? √



5. Apakah metode kalkulasi harga pokok produksi cukup meyakinkan ? √



6. Apakah setiap ayat-ayat jurnal harus disetujui oleh yang berwenang ? √



7. Apakah bukti-bukti pembukuan di file secara rapih ? √



8. Apakah tenaga akuntansi: 8.1. Cukup Qualified ? 8.2. Cukup Jumlahnya ? 9. Gambarkan secara singkat dan jelas Accounting Process pada kertas terpisah ! 10. Apakah Perusahaan sudah memproses pembukuannya dengan computer ? 21



√ √ √







Jika Ya, program apa yang digunakan: a. G/L Program b. Integrated System c. Dac Easy Accounting ? d. ACPACK



√ √ √ √



Jenis computer yang digunakan: a. PC b. Mini Computer c. Main Frame



√ √ √



A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas : ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. B. Catatan lain: ……………………………………………. ……………………………………………. ……………………………………………. C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang,Buruk) ? D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)



Diisi oleh:



Di-review oleh:



2.3.2. Bagan Arus (Flow Chart)



22



Flow



Chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan



prosedur di suatu unit usaha, misalnya dalam flowchart untuk sistem dan prosedur pembelian, utang dan pengeluaran kas digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembelian (puchaserequisition), order pembelian (purchase order) sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari pembelian tersebut. Untuk auditor yang terlatih baik. penggunaan flowchart lebih disukai, karena auditor, bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur. Untuk penugasan tahun-tahun berikutnya, auditor harus selalu memutakhirkan (mengupdate) flowchart tersebut untuk mengetahui apakah terdapat perubahan-perubahan dalam sistem dan prosedur perusahaan. Setelah flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through, yaitu mengambil dua atau tiga dokumen untuk mengetes apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart. Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan utang yang berasal dari pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah semua dokumen (purchase requistion, purchase order, receiving report, supplier invoice dan cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang digambarkan dalam flowchart pembelian, utang dan pengeluran kas. Contoh flowchart untuk prosedur pembelian, utang dan pengeluaran kas bisa dilihat di Exhibit 5-4.



23



2.3.3. Narrative Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misainya prosedur pengeluaran kas. Cara ini biasa digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya sederhana. Contoh bentuk narrative untuk prosedur pengeluaran kas dan bank bisa dilihat di Exhibit 5-5.



Exhibit 5-5 Sistem dan prosedur Pengeluaran Kas dan Bank 24



Pengeluaran kas dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cek/giro maupun dengan dana kas kecil (imprest fund system). a. Pengeluaran melalui Cek/Giro



No.



Prosedur



Dilakukan Oleh 25



1.



Prosedur pembuatan arsip voucher/bukti kas keluar : a. Berdasrkan



dokumen



pendukung



yang Bagian Akuntansi



dikumpulkan melalui sistem akuntansi, bagian (Bagian Utang) utang membuat arsip voucher. Arsip voucher ini berfungsi sebagai perintah kepada bagian kassa untuk mengisi cek/giro sebesarjumlah rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan mengrimkan cek/giro tersebut kepada kredtor yang namanya tertulis dalam dokumen tersebut. b. Bagian



yang



memerlukan



pengeluaran



kas



mengajukan permintaan cek/giro kepada fungsi akuntansi dan mendapat persetujuan dari kepala bagian fungsi yang bersangkutan (manajer atau direktur). c. Bagian Akuntansi kemudian membuat bukti kas keluar



untuk



memungkinkan



bagian



kassa



mengisi cek/giro sejumlah permintaan yang diajukan



oleh



fungsi



yang



memerlukan



pengeluaran kas 2.



Prosedur pembayaran kas Bagian kassa bertanggung jawab dalam mengisi Bagian Akuntansi cek/giro dan meminta tanda tangan atas cek/giro tersebut kepada pejabat yang berwenang serta mengirimkannya kepada kreditor yang namanya tercantum pada arsip voucher/bukti kas ke luar Dengan diterimanya permintaan pengeluaran kas melalui cek/giro maka bagian ini membuat bukti pengeluaran kas rangkap 4 dan didistribusikan sebagai berikut: Lembar 1 : Bagian Akuntansi dengan dilampiri bukti 26



(Bagian Utang)



ekstern Lembar 2 : Bagian yang memerlukan pengeluaran kas Lembar 3 : Bagian yang terkait dengan adanya transaksi Lembar 4 : Arsip 3.



Prosedur pencatatan pengeluaran kas Catatan akuntansi yang digunakan adalah register cek.



Register



pengeluaran



cek kas



digunakan dengan



untuk



cek.



mencatat



Register



cek



digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang dikeluarkan untuk membayar para kreditor perusahaan atau pihak lain. jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer, register cek ini digunakan pula untuk mencatat cancelled check yang telah diendorse ileh penerima



pembayaran.



pengeluaran



juga



Selain



itu



menyangkut



pencatatan biaya



dan



persediaan. Bagian akuntansi juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan keabsahan



dokumen



pendukung



yang



dipakai



sebagai dasar pembuatan arsip voucher/bukti kas keluar. Dalam metode pencatatan utang, bagian akuntansi



juga



menyelenggarakan



bertanggung arsip



voucher



jawab yang



untuk belum



dibayar (unpaid voucher file) yang berfungsi sebagai buku pembantu utang perusahaan.



2.4.



KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS



27



Bagian Akuntansi (Bagian Utang)



Terlepas



dari



bagaimana



bagusnya



desain



dan



operasinya,



pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dari bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern. Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dan pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen estimasi kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.



BAB III 28



PENUTUP



3.1.



Kesimpulan



Dengan memperhatikan apa yang telah dikemukakan diatas mengenai tujuan pengendalian intern, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian intern bukan hanya merupakan prosedur untuk memeriksa dan menganalisa ketelitian data akuntansi, tetapi juga meliputi semua metode dan kebijakan yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya operasional perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan pengendalian intern administratif (Feedback Controls). Pengendalian intern akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh: adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Pengendalian administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh: pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. 3.2.



Saran



Jadi pengendalian internal sangatlah penting dalam kehidupan suatu perusahaan agar kita bisa memeriksa dan menganalisis ketelitian data akutansi, semua metode dan kebijakan yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya operasioanal perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.



DAFTAR PUSTAKA 29



Sukrisno, Agoes. 2012. Auditing 1 edisi 4. Salemba Empat.



30