MAKALAH Bentuk Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP DASAR KELUARGA (Di Ajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga) Dosen Pembimbing: Ibu Ati Siti Rochayati, SKM, Mkes.



Disusun Oleh: Liza Aryani



P2.06.20.2.18.058 3B Keperawatan



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN CIREBON JALAN PEMUDA NO 38 TELP. 245739 KOTA CIREBON 45132 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga yang berjudul “ Makalah Bentuk dan Kriteria Kesejahteraan Keluarga”. Terimakasih kami panjatkan kepada dosen pembimbing Ibu Ati Siti Rochyati, SKM, Mkes. Selaku dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga yang telah membimbing dan telah memberikan kuliah ini demi untuk kelancaran pembuatan makalah. Demikianlah tugas ini kami susun, semoga dapat bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Penulis berharap dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk meningkatkan pembuatan makalah di waktu yang akan datang.



Cirebon, Agustus 2020



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 1 C. Tujuan................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk-Bentuk Keluarga...................................................................... 2 B. Kriteria Kesejahteraan Keluarga di Indonesia...................................... 3 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................................4 B. Saran........................................................................................................ 4 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 5



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006). Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga. (Friedman, 2002) Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan masyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah yang dialami anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan. Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat dirumuskan masalah: “Bagaimana Bentuk dan Kriteria Kesejahteraan Keluarga di Indonesia?” C. Tujuan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk dan kriteria kesejahteraan keluarga di Indonesia.



BAB II PEMBAHASAN A. Bentuk-Bentuk Keluarga a) Tradisional 1. The Nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak 2. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah. 3. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri. 4. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita. 5. The extended family Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan 6. The single parent famili Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan) 7. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend” 8. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah. 9. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll) 10. Blended family Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. 11. The single adult living alone/single adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati) b) Non Tradisional



1. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.



2. The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri 3. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang



sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.



4. The



nonmarital heterosexsual cohabiting family Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.



5. Gay



and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”



6.



Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.



7. Group-marriage



family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.



8. Group



network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya



9. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.



10.



Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.



B. Kriteria Kesejahteraan Keluarga Indonesia Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009). Menurut BKKBN tingkat Kesejahteraan Keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan yaitu: a) Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs). b) Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI) Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga.



c) Tahapan Keluarga Sejahtera II Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ”kebutuhan pengembangan” (develomental needs) dari keluarga. d) Tahapan Keluarga Sejahtera III Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) keluarga. e) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keluarga adalah beberapa individu yang tergabung dalam satu rumah tangga yang sama karena hubungan darah, ikatan perkawinan, dan hal-hal lainnya. Secara umum, keluarga selalu menjadi tempat pertama untuk berbagi kasih sayang, mengatasi masalah yang sedang dialami salah satu anggota keluarga, dan membentuk karakter diri masingmasing individu dalam keluarga.  B. Saran Oleh karena itu, kita harus mencegah dan mengatasi konflik hubungan dalam keluarga sehingga kita bisa hidup berdamai degan keluarga sendiri karena peran keluarga itu sendiri sangat penting bagi kelangsungan hidup seorang individu.



DAFTAR PUSTAKA Rahayu. 2010. “Makalah Keluarga”. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI diakses pada 21 agustus 2020 Prayanti. 2018. “Makalah Konsep Kesejahteraan Keluarga”. http://repository.unpas.ac.id/ diakses pada 21 agustus 2020 Bkkbn.2011. “Batasan dan Pengertian MDK”. http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx