Makalah CBA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)



OLEH : REGINA PUTRI DEWI SITI AISYAH SITI MAIDARNIS SULASTRI



DOSEN : FINA ARYANI, M.Sc, Apt



SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU 2017



Kata Pengantar



Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Farmakoekonomi ini dengan baik. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Farmakoekonomi, Fina Aryani, M.Sc, Apt atas pengarahan dalam pengerjaan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang Cost Benefit Analysis meliputi gambaran umum, manfaat, kelebihan dan kekurangan serta penyelesaian kasus Cost Benefit Analysis. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Cost Benefit Analysis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kririk dan saran sangat kami harapkan dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Akhir kata kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin



Pekanbaru, Oktober 2017



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Farmakoekonomi merupakan salah satu cabang dalam bidang farmakologi yang mempelajari mengenai pembiayaan pelayanan kesehatan, dimana pembiayaan dalam hal ini mencakup bagaimana mendapatkan terapi yang efektif, bagaimana dapat menghemat pembiayaan, dan bagaimana dapat meningkatkan kualitas hidup. Farmakoekonomi adalah gambaran dan analisis biaya pengobatan dalam sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat. Penelitian farmakoekonomi mengidentifikasi, mengukur, dan membandingkan biaya dan konsekuensi dari suatu produk dan pelayanan kefarmasian. Untuk memperlihatkan keadaan seperti sebenarnya, perlu memperhatikan 2 variabel yaitu input (biaya), yang digunakan dalam mendapatkan atau menggunakan obat untuk menghasilkan outcome (Bootman, 1996). Adapun prinsip farmakoekonomi sebagai berikut yaitu menetapkan masalah, identifikasi alternatif intervensi, menentukan hubungan antara income dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat, identifikasi dan mengukur outcome dari alternatif intervensi, menilai biaya dan efektifitas, dan langkah terakhir adalah interpretasi dan pengambilan kesimpulan. Data farmakoekonomi dapat merupakan alat yang sangat berguna dalam membantu membuat beberapa keputusan klinik, seperti pengelolaan formularium yang efektif, pengobatan pasien secara individual, kebijakan pengobatan dan alokasi dana (Vogenberg, 2001). Metode-metode evaluasi farmakoekonomi meliputi Cost-Analysis (CA), Cost-Minimization Analysis (CMA), Cost-Effectiveness Analysis (CEA), CostUtility Analysis (CUA), Cost-Benefit Analysis (CBA) (Dipiro et al, 2005).



a. Cost Analysis (CA) Cost Analysis, yaitu tipe analisis yang sederhana yang mengevaluasi intervensi-intervensi biaya. Cost Analysis dilakukan untuk melihat semua biaya dalam pelaksanaan atau pengobatan, dan tidak membandingkan pelaksanaan, pengobatan atau evaluasi efikasi (Tjandrawinata, 2000)



b. Cost-Minimization Analysis (CMA) Cost-Minimization Analysis (CMA) adalah tipe analisis yang menentukan biaya program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Suatu kekurangan yang nyata dari analisis cost-minimization yang mendasari sebuah analisis adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen. Jika asumsi tidak benar dapat menjadi tidak akurat, pada akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil pengobatan yang sama (Orion,1997). c. Cost-Effectiveness Analysis (CEA) Analisis Cost-Effectiveness adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian program mana yang akan dipilih adalah berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga program yang mempunyai discounted unit cost terendah yang akan dipilih oleh para analisis untuk pengambilan keputusan. Dalam menganalisis suatu penyakit, analisis cost- 12 effectiveness berdasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa dicegah (Tjiptoherijanto and Soesetyo,1994).



d. Cost-Utility Analysis (CUA) Analisis Cost-Utility adalah tipe analisis yang mengukur manfaatdalam utility-beban lama hidup; menghitung biaya per utility; mengukur ratio untuk membandingkan diantara beberapa program. Analisis cost-utility untuk mengukur nilai spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat. Seperti analisis cost-effectiveness, cost-utility analysis membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan (Orion, 1997).



e. Cost-Benefit Analysis (CBA) Analisis Cost-Benefit adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi bahan-bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini 13 sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi kedalam bentuk rupiah (Orion, 1997). Biaya (Cost) adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi. Biaya merupakan nilai dari sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Dalam bidang kesehatan produk yang dihasilkan adalah jasa pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit produk outputnya adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi, kamar bedah dan lain-lain . Penyedia pelayanan kesehatan akan membutuhkan adanya sumber daya kesehatan yang digunakan pada setiap program kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan dan manfaat lain sehingga para pengguna jasa pelayanan kesehatan membayar pelayanan tersebut sesuai dengan biaya dari jenis pelayanan yang didapatkan.



1.2 Tujuan a. Memberikan penjelasan tentang Pengertian Cost Benefit Analysis b. Memberikan penjelasan tentang Tujuan dari Cost Benefit Analysis c. Memberikan penjelasan tentang Manfaat dari Cost Benefit Analysis d. Memberikan penjelasan tentang Kelebihan dan Kekurangan Cost Benefit Analysis e. Pembahasan mengenai kasus Cost Benefit Analysis



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Defenisi



Cost-Benefit Analysis(CBA) membandingkan baik biaya dan keluaran dalam unit mata uang. Cost Benefit Analysis atau Benefit-Cost Analysis merupakan metode yang umum digunakan pada proses evaluasi manajemen. Tidak menutup kemungkinan juga analisis ini digunakan dalam tahap perencanaan. Analisis ini digunakan untuk menilai beberapa alternatif sumber daya maupun program yang memiliki manfaat lebih besar atau lebih baik dari alternatif lainnya. Cost Benefit Analysis adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi beberapa bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah (Orion, 1997). Pengertian Cost Benefit Analysis menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Menurut Siegel dan Shimp (1994), Cost Benefit Analysis merupakan cara untuk menemukan alas an dalam menentukan biaya pengambilan alternatif dari pengukuran hasil yang menguntungkan dari alternative tersebut. Analisis ini telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal. b. Vogenberg (2001) mendefinisikan Cost Benefit Analysis sebagai tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter. CBA merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang komprehensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit atau manfaat ke dalam nilai uang. c. Menurut Schniedrjans, et. al. (2004), Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan. d. Menurut Keen (2003), Cost benefit Analysis merupakan analisis bisnis untuk memberikan gambaran kenapa harus memilih atau tidak memilih spesifikasi dari suatu investasi.



Aspek khusus dalam menempatkan nilai moneter pada outcome atau benefit dalam CBA selalu ada kesulitan atau kekurangan. Misalnya, jika membandingkan rasio cost-effectiveness untuk program pencegahan dan kesdaran terhadap AIDS dengan program vaksinasi pada anakanak, akan terlihat bahwa program vaksinasi lebih cost-effective. Tetapi jika dihitung rasio benefit terhadap biaya, program AIDS lebih cost-benefit. CBA menggunakan metode untuk menilai hilangnya morbiditas dan mortalitas dari kehidupan manusia. Pada contoh tersebut diatas, benefit (pencegahan kasus) dinilai lebih tinggi untuk pasien AIDS daripada vaksinasi pada anak-anak. Intervensi tunggal atau ganda dapat dinilai dengan CBA. Dalan intervensi tunggal, CBA dapat digunakan untuk menilai rasio intervensi dibandingkan rasio terapi yang sudah diketahui. Beberapa program dengan outcome yang sama atau tidak ada kaitannya dapat dilakukan dengan CBA. CBA pada program dengan outcome yang tidak ada kaitannya, bermanfaat jika anggaran yang ada terbatas dan hanya satu program yang dapat dilaksanakan.



2.2 Tujuan Cost-Benefit Analysis Tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu menentukan apakah merupakan suatu investasi yang baik. CBA juga betujuan untuk memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek. Termasuk membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyak. Cost Benefit Analysis digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Cost Benefit Analysis juga digunakan untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh pemerintah dan organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk mengevaluasi kelayakan dari kebijakan yang diberikan.



2.3 Manfaat Cost-Benefit Analysis Manfaat Cost Benefit Analysis yaitu memasukkan keuntungan dan biaya sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif atau sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai proyek. Jadi, Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu proses sistematis yang digunakan untuk menghitung serta membandingkan biaya dan manfaat dari suatu proyek, keputusan maupun kebijakan pemerintah. CBA mengukur biaya dan manfaat dengan menggunakan beberapa ukuran moneter dan berguna untuk memilih alternatif terbaik atau mengevaluasi alternatif dan intervensi yang sudah diterapkan.



2.4 Langkah-Langkah dalam melakukan analisa Cost Benefit Langkah pertama dalam CBA adalah menentukan tipe program atau intervensi yang akan dipertimbangkan. Langkah kedua adalah mengidentifikasi alternative. Pada beberapa kasus alternatifnya adalah ‘tidak dilakukan apapun’. Pada kasus yang slain, alternative dapat dilaksanakan sebagai program yang sama dengan skala yang lebih sempit atau lebih luas, atau untuk melaksanakan program yang berbeda. Misalnya Farmasis klinik akan memulai klinik asthma. Alternative yang dapat dibandingkan adalah membandingkan biaya dan benefit jika dilakukan klinik asthma atau tidak dilakukan klinik asthma. Alternative lain dapat membandingkan pelaksanaan klinik asthma untuk semua orang yang berkunjung ke Unit Gawat Darurat Asthma. Alternatif ketiga adalah membandingkan pelaksanaan klinik asthma dengan klinik Diabetes. Sebelum melakukan analisis farmakoekonomi, penting untuk menentukan perspektif penelitian. Karena difokuskan pada kebijakan dan kesejahteraan social dan penggabungan indirect (produktivitas) atau intangible benefit, untuk melakukan CBA direkomendasikan sebaiknya dilakukan dari perspektif masyarakat.



Perbedaan antara biaya dan benefit Pada analisis cost-benefit (CBA), baik biaya maupun benefit diukur dalam nilai mata uang. Hal ini kadang-kadang membingungkan karena benefit juga merupakan ‘cost saving’ atau ‘cost avoided’. Mengukur Indirect dan Intangible Benefit Beberapa metode telah dikembangkan untuk memperkirakan nilai moneter dari health benefit. Dua metode yang sering digunakan dalam kepustakaan farmakoekonomi adalah ppendekatan Human Capital (HC) dan pendekatan Willingness-to pay (WTP).



2.5 Kelebihan dan Kekurangan a. Kelebihan  Dapat dibandingkan.  Transparan.  Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil).  Memasukkan keuntungan dan biaya social  Sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan dalam hal ini legislatif atau sumber dana dan meyakinkan mereka untuk mengivestasikan dana dalam berbagai proyek. b. Kekurangan  Penghitungan ekonomi untuk public good dengan mengunakan Cost Benefit Analysis sulit untuk dilakukan.  Tidak dapat mengukur aspek multi dimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yang lain.  Cost Benefit Analysis juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tetapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.  Fokus pada efisiensi sehingga sering melupakan equity. Keduanya adalah dua kriteria yang berdiri sendiri dalam ekonomi kesejahteraan.



 Efisiensi tergantung oleh beberapa pandangan, seperti pemerintah, masyarakat, generasi muda, tua, muda, pria, atau bahkan wanita.  Terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial secara kuantitatif.  Manfaat dan biaya yang berwujud (tangible) lebih mudah untuk dihitung, akan tetapi yang bersifat tidak berwujud (intangible) relatif lebih sulit dihitung.  Membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan dan pengetahuan yang baik untuk melakukan perhitungan CBA.  Tidak ada standar dalam kuantifikasi manfaat.



BAB III KESIMPULAN



Analisis cost benefit merupakan bagian dari berbagai analisis dalam farmakoekonomi yang membandingkan antara cost/biaya dan keuntungan. Cost benefit memiliki keunggulan dimana cost dan benefit dihitung dalam satuan moneter sehingga dapat mudah dibandingkan, namun kelemahan dari analisis ini adalah tidak semua keuntungan dapat diterjemahkan dalam nilai uang. Analisis cost benefit dapat diterapkan secara luas, semakin tinggi rasio benefit to cost dan net benefit, semakin menguntungkan intervensi tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Andayani, Tri Murti, 2013. Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi. Yogyakarta: Bursa Ilmu