Makalah Dokkeb Kasus Dokumentasi Narative Dan Flowsheet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DOKUMENTASI KEBIDANAN “TEKNIK PENDOKUMENTASIAN NARATIVE DAN FLOWSHEET” Dosen Pengampu : Christin Hiyana T.W, S.ST., M.Kes.



Disusun Oleh : Kelompok 6 1. Annisa Dwi Indah Lestari



(P1337424519041)



2. Fida Anggriyani



(P1337424519096)



3. Hanun Qisthia Rahma



(P1337424519097)



4. Maghfiroh Solikhah Fitriana



(P1337424519047)



5. Nadila Annisa Handayani



(P1337424519011)



6. Raisya Dyah Yumna



(P1337424519093)



7. Ulya Rahmawati



(P1337424519021)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata



kuliah  DOKUMENTASI



PENDOKUMENTASIAN



KEBIDANAN



NARATIVE



DAN



dengan



judul



FLOWSHEET



“TEKNIK



PADA



KASUS



KELUARGA BERENCANA (KB)” ini dapat terselesaiakan, walaupun mengalami berbagai kesulitan.             Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, selain karena usaha dari kami selaku penulis, melainkan juga banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.             Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami selaku penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya.             Demikian kami selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.



Magelang, 30 Oktober 2020



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB I.........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN......................................................................................................................1 A. Latar Belakang.......................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2 C. Tujuan......................................................................................................................................2 BAB II........................................................................................................................................3 PEMBAHASAN........................................................................................................................3 A. Teknik Pendokumentasian Naratif....................................................................................3 1.



Pengertian Teknik Naratif...........................................................................................3



2.



Keuntungan Teknik Dokumentasi...............................................................................4



3.



Kerugian Teknik Dokumentasi Naratif.......................................................................5



4.



Pedoman Penulisan Dokumentasi Naratif...................................................................6



5.



Bagian-Bagian Pendokumentasian Dengan Teknik Naratif........................................7



6.



Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pencatatan Naratif.....................................8



7.



Contoh Pencatatan Naratif:..........................................................................................9



B. Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist...........................................................9 1.



Definisi Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist.....................................................9



2.



Keuntungan dan Kelemahan Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist......10



3.



Bentuk Flow-sheet Checklist.....................................................................................10



4.



Petunjuk pengisian lembar Flow-sheet Checklist......................................................10



5.



Contoh Pendokumentasian Flow-sheet Checklist.....................................................11



BAB III.....................................................................................................................................13 PENUTUP................................................................................................................................13 A. Kesimpulan............................................................................................................................13 B.



Saran........................................................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebidanan di Iindonesia sebagai suatu profesi yang sedang dalam proses memperjuangkan penerimaan profesi yang mandiri oleh masyarakat membutuhkan upaya aktualisasi diri dalam memberikan pelayanan profesional . semua ini dapat dicapai apabila bidan mampu menunjukkan kemampuannya baik dalam bidang pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang di dasari oleh ilmu yang jelas, serta mendokumentasikan semua hasil kerja yang telah di laksanakan secara baik dan benar. Akhirnya dokumentasi dapat meningkatkan kesinambungan perawatan pasien, dan



menguatkan



akuntabilitas,



dan



tanggung



jawab



bidan



dalam



mengimplementasikan, dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan serta membantu institusi untuk memenuhi syarat akreditasi dan hukum. Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis.asuhan yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas, dan logis. Dokumentasi ini perlu karna dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian gunggatan, maka dokumentasi kebidanan dapat memebantu. Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan wajib mencatat dan melaporkan kegiatannya



yang



dokumentasinya



harus



tersimpan



dengan



baik.



Sistem



pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan pendidikan, dan mempunyai nilai hukum merupakan dokumentasi yang sah. Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga berencana. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengertian Teknik Dokumentasi Naratif ? 2. Bagaimana Keuntungan Teknik Dokumentasi Naratif ? 1



3. Bagaimana Kerugian Teknik Dokumentasi Naratif ? 4. Bagaimana Pedoman Penulisan Dokumentasi Naratif ? 5. Apa saja Bagian-Bagian Pendokumentasian Dengan Teknik Naratif ? 6. Apa saja Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pencatatan Naratif ? 7. Bagaimana Contoh Pencatatan Naratif dalam kasus Keluarga Berencana (KB) ? 8. Bagaimana Definisi Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist ? 9. Bagaimana Keuntungan dan Kelemahan Teknik Pendokumentasian FlowSheet ? 10. Bagaimana Bentuk Pendokumentasian dalam bentuk Flow-sheet Checklist ? 11. Bagaimana Petunjuk pengisian lembar Flow-sheet Checklist ? 12. Bagaimana Contoh Pendokumentasian Flow-sheet Checklist dalam kasus Keluarga Berencana (KB) ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Pengertian Teknik Dokumentasi Naratif. 2. Untuk mengetahui Keuntungan Teknik Dokumentasi Naratif. 3. Untuk mengetahui Kerugian Teknik Dokumentasi Naratif. 4. Untuk mengetahui Pedoman Penulisan Dokumentasi Naratif. 5. Untuk mengetahui Bagian-Bagian Pendokumentasian Dengan Teknik Naratif. 6. Mengetahui Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pencatatan Naratif. 7. Memahami Pencatatan Naratif dalam kasus Keluarga Berencana (KB). 8. Mengetahui Definisi Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist. 9. Untuk mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet. 10. Untuk mengetahui dan memahami Bentuk Pendokumentasian dalam bentuk Flow-sheet Checklist. 11. Mengetahui Petunjuk pengisian lembar Flow-sheet Checklist. 12. Memahami Pendokumentasian Flow-sheet Checklist dalam kasus Keluarga Berencana (KB).



2



BAB II PEMBAHASAN A. Teknik Pendokumentasian Naratif 1. Pengertian Teknik Naratif Dalam buku Dokumntasi Kebidanan, Handayani (2017) mengatakan bahwa Teknik naratif merupakan teknik yang paling sering digunakan dan yang paling fleksibel. Teknik ini dapat digunakan oleh berbagai petugas kesehatan (Widan dan Hidayat, 2011). Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti(2010), teknik dokumentasi naratif (Narrative Progress Notes) merupakan bentuk dokumentasi tradisional, paling lama digunakan (sejak dokumentasi pelayanan kesehatan dilembagakan) dan paling fleksibel, serta sering disebut sebagai dokumentasi yang berorientasi pada sumber (source oriented documentation). Pencatatan naratif adalah catatan harian atau format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama jam dinas. Naratif adalah paragraf sederhana yang menggambarkan status pasien, intervensi dan pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi.Sebelum adanya teknik lembar alur (flow sheet dan checklist), catatan naratif ini adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan pemberian asuhan kebidanan. Sementara itu, Muslihatun, Mudlilah, dan Setiyawati (2009) menjelaskan bahwa bentuk naratif merupakan teknik pencatatan tradisional yang bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber.Sumber atau asal dokumen dapat siapa saja dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi.Setiap narasumber memberikan hasil observasinya menggambarkan aktivitas dan evaluasinya yang unik.Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologis. Biasanya kebijakan institusi menggariskan siapa mencatat/melaporkan apa, bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus dicatat dimana. Ada lembaga yang telah dirancang khusus untuknya, misalnya catatan dokter atau petugas gizi.Teknik naratif merupakan teknik yang dipakai untuk mencatat perkembangan pasien.Berhubung sifatnya terbuka, catatan naratif (orientasi pada sumber data) dapat digunakan pada setiap kondisi klinis.Tidak



adanya



struktur



yang



harus



diikuti



memungkinkan



bidan



mendokumentasikan hasil observasinya yang relevan dengan kejadian kronologis. 3



2. Keuntungan Teknik Dokumentasi Berdasarkan pendapat Muslihatun,



Mudlilah



dan Setiyawati (2009),



keuntungan dari teknik pendokumentasian naratif, antara lain: merupakan teknik pencatatan yang sudah banyak dikenal dan dipelajari bidan sejak masih di bangku kuliah, mudah dikombinasikan dengan teknik pendokumentasian yang lain, seperti pencatatan



naratif



dengan



lembar



alur,



atau



pencatatan



naratif



untuk



mendokumentasikan perkembangan pasien. Jika ditulis dengan benar, catatan naratif ini berisi masalah pasien, intervensi dan respon pasien terhadap intervensi.Pencatatan naratif juga berguna pada situasi darurat, sehingga bidan dapat dengan cepat dan mudah mendokumentasikan kronologis kejadian pasien. Catatan naratif ini juga membantu bidan melakukan interpretasi terhadap setiap kejadian pasien secara berurutan, memberi kebebasan bidan untuk memilih cara menyusun sebuah laporan, sederhana untuk melaporkan masalah, kejadian, perubahan intervensi dan evalusi pasien. Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, Sudarti(2010), keuntungan dokumentasi naratif adalah: a. Membuat



dokumentasi



yang



kronologis



sehingga



membantu



mengintepretasikan atau penafsiran secara berurutan dari kejadian asuhan/tindakan yang dilakukan (setiap masalah minimal ditulis satu kali setiap giliran jaga dan setiap masalah di beri nomor sesuai waktu yang ditemukan). b. Memberi kebebasan kepada petugas (bidan) untuk memilih dan mencatat bagaimana informasi yang akan dicatat menurut gaya yang disukainya (catatan menunjukkan kredibilitas profesional). c. Membuat



dokumentasi



yang



kronologis



sehingga



membantu



mengintepretasikan atau penafsiran secara berurutan dari kejadian asuhan/tindakan yang dilakukan (setiap masalah minimal ditulis satu kali setiap giliran jaga dan setiap masalah diberi nomor sesuai waktu yang ditemukan). d. Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi, reaksi pasien dan outcomes (proses pencatatan sederhana). e. Mudah ditulis dan sudah dikenal bidan. 4



f. Bila ditulis secara tepat dapat mencakup seluruh kondisi pasien. g. Mudah dikombinasi dengan model lain. 3. Kerugian Teknik Dokumentasi Naratif Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),kerugian utama dari teknik pendokumentasian naratif ini adalah catatan kurang terstruktur. Hampir semua catatan naratif tidak teratur, berpindah-pindah dari satu masalah ke masalah lain tanpa penghubung yang jelas, sehingga hubungan antar data sulit ditemukan. Catatan ini juga hanya berorientasi pada tugas dan cenderung menghabiskan banyak waktu.Tidak selalu mencerminkan pemikiran yang kritis, tidak bisa membantu membuat keputusan, tidak bisa menambah kemampuan bidan menganalisis dan membuat kesimpulan yang tepat. Catatan naratif ini memungkinkan terjadinya kumpulan informasi yang terpecahpecah,



terputus



dan



berlebihan



sehingga



informasi



menjadi



tidak



berarti.Kadang-kadang sulit mendapatkan kembali informasi tentang pasien tanpa melihat ulang seluruh atau sebagian besar catatan pasien tersebut.Mengabadikan sistem "pesan yang terpendam”, yaitu data yang ingin dimunculkan, justru tidak tampak nyata.Perlu melihat kembali data awal masing-masing sumber untuk menentukan gambaran pasien secara menyeluruh.Membutuhkan waktu lama untuk mendokumentasikan masing-masing pasien, karena teknik yang terbuka ini memerlukan kehati-hatian saat menyelaraskan semua informasi yang berasal dari masing-masing sumber. Rangkaian peristiwa bisa lebih sulit diinterpretasikan karena data yang berkaitan mungkin tidak diletakkan pada tempat yang sama. Perlu waktu lama untuk mengikuti perkembangan dan kondisi akhir pasien. Sedangkan



menurut



Fauziah,



Afroh,



dan



Sudarti



(2010),



kerugian



dokumentasi naratif disebutkan sebagai berikut: a. Menyebabkan data yang didokumentasikan menjadi rancu, berlebihan, atau kurang bermakna. b. Sulit untuk mencari sumber masalah tanpa melihat kembali dari awal pencatatan. c. Data yang dicatat tidak secara mendalam, hanya informasi yang umumnya saja.



5



d. Memungkinkan terjadinya fragmentasi kata–kata yang berlebihan, kata yang tidak berarti, pengulangan dibutuhkan dari setiap sumber sehingga terjadi tumpang tindih. e. Membutuhkan waktu yang panjang untuk menulis dan membaca catatan tersebut. Membutuhkan waktu yang panjang untuk menulis dan membaca catatan tersebut. f. Pencatatan yang tidak terstruktur dapat menjadikan data simpang siur. g. Terkadang sulit untuk memperoleh kembali informasi tanpa mereview catatan tersebut. h. Memerlukan review catatan dari sebagaian sumber untuk menentukan kondisi pasien secara keseluruhan. i. Pencatatan terbatas pada kemampuan bidan dalam mengungkapkan data yang diperoleh. j. Urutan kejadian atau kronologis dapat menjadi lebih sulit diinterpretasi karena informasi yang berhubungan mungkin tidak didokumentasikan ditempat yang sama 4. Pedoman Penulisan Dokumentasi Naratif Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009), pedoman penulisan dokumentasi naratif dijelaskan sebagai berikut: a. Menggunakan istilah standar, misalnya pengkajian data, diagnosis, tujuan asuhan kebidanan, rencana, implementasi, intervensi dan evaluasi. b. Mengikuti tahap-tahap berikut yaitu pengkajian data pasien, identifikasi masalah dan kebutuhan asuhan, rencana dan pemberian asuhan, evaluasi respon pasien terhadap asuhan medis dan kebidanan. Pengkajian ulang untuk melengkapi seluruh proses. c. Menulis, memperbaiki dan menjaga rencana asuhan sebagai bagian dari laporan. d. Membuat diagnosis secara periodik, memonitor kondisi fisik dan psikis pasien, asuhan kebidanan, antara lain melaksanakan advis dokter, KIE dan perkembangan pasien. e. Melaporkan evaluasi setiap saat, antara lain pada saat pasien masuk, dirujuk, pulang atau jika terjadi perubahan.



6



f. Penting sekali untuk diingat, dalam teknik pencatatan naratif, tidak boleh meninggalkan bagian/jarak yang kosong. Berikan garis yang melewati bagian yang kosong tersebut dan berikan inisial nama bidan yang melakukan pencatatan. Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010), pedoman/petunjuk penulisan dokumentasi naratif adalah sebagai berikut: a. Gunakan batasan-batasan standar. Maksudnya adalah ketika menuliskan pendokumantasian naratif harus sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. Contohnya: menggunakan huruf besar diawal kalimat, menggunakan istilah yang lazim digunakan. b. Ikuti



langkah-langkah



proses



asuhan.



Maksudnya



adalah



ketika



mendokumentasikan harus seuai dengan langkah langkah proses asuhan yang



meliputi



pengkajian,



analisa



data,



perencanaan,



tindakan/implementasi, dan evaluasi. c. Buat suatu periode waktu tentang kapan petugas melakukan tindakan. Maksudnya adalah harus ada keterangan waktu yang berupa hari, tanggal, dan jam saat melaksanakan suatu tindakan/perasat serta tanda tangan bidan yang telah melaksanakan tindakan tersebut. d. Catat pernyataan evaluasi pada waktu khusus. Maksudnya adalah ketika menuliskan evaluasi harus menyertakan kapan evaluasi tersebut dilakukan dan dituliskan, meliputi hari, tanggal dan jam serta tanda tangan bidan yang telah melaksanakan evalusi. 5. Bagian-Bagian Pendokumentasian Dengan Teknik Naratif Menurut Handyani (2017), Setiap teknik pendokumentasian meliputi bagianbagian tertentu. Bagian-bagian tersebut perlu mendapat perhatian supaya ketika mendokumentasikan bisa dilakukan dengan tepat sesuai ke dalam bagiannya. Pendokumentasian dengan teknik naratif terdiri dari 6 bagian, yaitu: a. Lembar penerimaan, yaitu lembar yang biasanya berisi tentang kapan pasien masuk rumah sakit, identitas pasien, alasan masuk rumah sakit. b. Lembar muka



7



c. Lembar instruksi dari dokter, yaitu lembar yang berisi tentang segala sesuatu yang di intruksikan oleh dokter untuk pengobatan dan perawatan pasien, misalnya tindakan medis, terapi dokter. d. Lembar riwayat penyakit, yaitu lembar yang berisi tentang riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan keluarga biasanya riwayat penyakit yang dianggap berat dan riwayat penyakit keturunan. Contohnya yaitu penyakit jantung, diabetes melitus. e. Lembar catatan perawat/bidan, yaitu lembar yang berisi asuhan keperawatan/kebidanan yang direncanakan maupun yang sudah dilakukan kepada pasien oleh bidan/perawat beserta hasil evaluasi dari asuhan tersebut. f. Lembar catatan lainnya. Contohnya yaitu lembar catatan fisioterapi, lembar hasil laboratorium. Ketika melakukan pendokumentasian dengan tehnik naratif, ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan supaya hasil dari pendokumentasian lebih terstandarisasi (sesuai dengan ketentuan yang berlaku). 6. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pencatatan Naratif Menurut Handayani (2017),Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan naratif yaitu: a. Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai, misalnya pengkajian, perencanaan, diagnosa, prognosa, evaluasi, dan sebagainya. b. Dalam pencatatan, perhatikan langkah-langkah: kumpulkan data subjektif, data objektif, kaji kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa, prognosa, kemudian buat perencanaan asuhan/tindakan dengan memberi batasan waktu untuk pencapaian hasil yang diprediksi/perkembangan yang diharapkan atau waktu untuk evaluasi, laksanakan rencana itu dan perhatikan perkembangan pasien atau responnya terhadap tindakan kebidanan/keperwatan kemudian evaluasi sesuai rencana yang ditetapkan, kaji ulang seluruh proses dan revisi rencana kalau dinilai perlu. c. Tulis, perbaiki/sempurnakan dan pertahankan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan Anda.



8



d. Buat penilaian Anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien dan tindakan perawatan misalnya melaksanakan rencana medik/dokter, penyuluhan pasien dan perkembangan pasien. e. Catat semua pernyataan evaluasi pada saat tertentu misalnya waktu masuk, pindah pulang atau pada saat adanya perubahan situasi/kondisi. 7. Contoh Pencatatan Naratif: (Tangal 8 Oktober 2012, Ruang KIA, Puskesmas Bojong Rawalumbu) Ny N umur 24 tahun G1P1A0 datang ke puskesmas mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, dalam keadaan sehat tidak sedang menderita penyakit yang merupakan kontraindikasi kontrasepsi suntik KB, seperti : penyakit jantung dan kencing manis. Sebelumnya Ny N tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun, Suami dan keluarga setuju bahwa ibu akan dilakukan pemasangan KB Suntik 3 bulan.



Ny. “N” usia 24 tahun G1P1A0



Akseptor Baru KB suntik 3  bulan setelah diperiksa tidak ditemukan masalah dan kebutuhan segera, serta tidak terdapat kontraindikasi dalam pemasangan suntik KB 3 bulan sehingga ibu diperbolehkan untuk dilakukan pemasangan KB Suntik 3 bulan.



B. Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist 1. Definisi Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist Menurut Buku Dokumentasi Kebidanan, Moh Wildan dan A.Aziz Alimul Hidayat (2009), Teknik Flow-Sheet atau yang lebih di kenal dengan lembar alur merupakan bentuk catatan perkembangan aktual yang dirancang untuk memperoleh informasi dari pasien secara spesifik menurut parameter yang telah ditetapkan sebelumnya. Catatan ini sering disebut sebagai catatan perkembangan singkat. Dengan teknik flow-sheet, bidan dapat mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara narativ termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, berat badan, Jumlah intake dan output cairan dalam 24 jam dan pemberian obat). Flow-Sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu, tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien 9



hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow-sheet. Oleh karena itu, flowsheet lebih sering digunakan di unit gawat darurat atau pada pelayanan pasien kritis. 2. Keuntungan dan Kelemahan Teknik Pendokumentasian Flow-Sheet Checklist Saat ini sebagian besar rumah sakit bersalin telah banyak menggunakan teknik flow-sheet, karena memiliki berbagai keuntungan seperti meningkatkan kualitas observasi pada pasien, mudah di baca, data mudah diperoleh dengan cepat, perbandingan data dapat di tingkatkan dari beberapa periode, pencatatn informasi tepat, dan relevansinya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Namun, selain memiliki banyak keuntungan, teknik flow-sheet juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya rekam medik (medical record) menjadi lebih lama yang menjadikan permasalahan pasien tidak muncul, potensial terjadi implikasi dalam dokumentasi dan ruangan kosong yang sempit biasanya tidak cukup untuk mencatat data secara komprehensif. 3. Bentuk Flow-sheet Checklist Bentuk Flow-sheet yang sering digunakan dalam catatan kebidanan adalah sebagai berikut: a. Catatan aktivitas sehari-hari. b. Catatan kebutuhan terhadap bantuan bidan. c. Catatan tanda vital. d. Catatan keseimbangan cairan (lembar observasi intake dan output). e. Lembar pengkajian nutrisi. f. Lembar pengkajian kulit. g. Lembar pengkajian luka. h. Lembar hasil pemeriksaan laboratorium. i. Dan lain-lain. 4. Petunjuk pengisian lembar Flow-sheet Checklist. a. Perhatiakn dan ikuti petunjuk pengguanaan format khusus. b. Lengkapi format dengan kata kunci. c. Gunakan tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa parameter telah di observasi atau diintervensi.



10



d. Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis 0 untuk mengidentifikasi bahwa parameter tidak di observasi. e. Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan. f. Pertahankan agar letak lembar alur tepat di lokasi yang tersedia (rekam medis). g. Beri tanda tangan dan nama jelas pemberi asuhan. h. Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk. 5. Contoh Pendokumentasian Flow-sheet Checklist. Kartu Keluarga Berencana



Bidan Praktik Mandiri/ Puskesmas



: Puskesmas Bojong Rawalumbu



Nama Akseptor



: Ny. ”Nina”



Tanggal lahir / umur



: 24 tahun



Nama suami



: Tn “Kevin”



Alamat



: Magelang



Tanggal/ Metode



: 8 Oktober 2012/ Suntik KB 3 Bulan



Kunjungan KB NO/ Tanggal



Berat



Tinggi



Kunjungan 1. / Kunjungan 1



Badan 48,5 kg



Badan 153 cm



Kunjungan 



Keterangan/ Catatan Perkembangan Keadaan Umum : Baik Kesadaran



: Composmentis



Tekanan Darah: 130/90 mmHg Nadi



: 80 x/menit



Nafas



: 20 x/ menit



Keluhan : Ada/ Tidak ada



11



Kebutuhan Segera : Ada / Tidal ada



12



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pencatatan naratif adalah catatan harian atau format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama jam dinas. Naratif adalah paragraf sederhana yang menggambarkan status pasien, intervensi dan pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi. Sebelum adanya teknik lembar alur (flow sheet dan checklist), catatan naratif ini adalah satu-satunya teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan pemberian asuhan kebidanan. Bentuk naratif merupakan teknik pencatatan tradisional yang bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber.Sumber atau asal dokumen dapat siapa saja dari petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Sedangkan Teknik Flow-Sheet atau yang lebih di kenal dengan lembar alur merupakan bentuk catatan perkembangan aktual yang dirancang untuk memperoleh informasi dari pasien secara spesifik menurut parameter yang telah ditetapkan sebelumnya. Catatan ini sering disebut sebagai catatan perkembangan singkat. Dengan teknik flow-sheet, bidan dapat mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara narativ termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, berat badan, Jumlah intake dan output cairan dalam 24 jam dan pemberian obat). Flow-Sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu, tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flowsheet. Oleh karena itu, flow-sheet lebih sering digunakan di unit gawat darurat atau pada pelayanan pasien kritis. B. Saran Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik guna memperbaiki kekurangan maupaun kesalahan dalam pembuatan makalah ini.



13



DAFTAR PUSTAKA



Fauziah, Afroh, & Sudarti (2010).Buku ajar dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Handayani, S. Rini. (2017). Dokumentasi Kebidanan.Jakarta :Kemenkes RI. https://www.slideshare.net/mobile/septianraha/lpt-teknik-pendokumentasian. Muslihatun, Mudlilah, & Setiyawati (2009).Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit Erlangga. Widan & Hidayat (2011).Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Wildan.Moh dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.



14