Makalah Farmakognosi 'Minyak Atsiri' 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FARMAKOGNOSI MINYAK ATSIRI



DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : 



SAHRUL GUNAWAN







ANAWINTA KATMAS







ZIPORA FATEM







AMELIA SAFLESSA



DOSEN PENGAMPU : Ellistiawati E. Laos, S.Farm., Apt



 YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP) SEKOLAH TNGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA PROGRAM STUDI FARMASI SORONG 2017



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nya sehingga kami telah berhasil menyusun tugas makalah Farmakognosi yang memuat materi “ MINYAK ATSIRI ” dari berbagai referensi buku agar lebih mudah dipelajari. Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat membantu kelancaran proses belajar pada mata kuliah Farmakognosi. Kami menyadari keterbatasan, kelemahan, dan masih banyak kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami berharap ada saran maupun kritik yang membangun untuk kami dari pembaca dan pemerhati makalah ini sebagai acuan agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dan menarik untuk tugas mau pun pekerjaan kami selanjutnya.



Sorong, September 2017



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................



i



DAFTAR ISI...........................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN.......................................................................



1



1.1.............................................................................................................Latar Belakang............................................................................................



1



1.2.............................................................................................................Perumusan Masalah..............................................................................................



1



1.3.............................................................................................................Tujuan Penulisan............................................................................................



2



BAB II PEMBAHASAN........................................................................



3



2.1.............................................................................................................Definisi Minyak Atsiri.....................................................................................



3



2.2.............................................................................................................Sejarah Minyak Atsiri.....................................................................................



4



2.3.............................................................................................................Syarat Minyak Atsiri.....................................................................................



6



2.4.............................................................................................................Persebaran dan Kandungan Kimia Minyak Atsiri................................................



7



2.5.............................................................................................................Identifikas i Minyak Atsiri ..................................................................................



9



2.6.............................................................................................................Khasiat dan Contoh Minyak Atsiri.................................................................



11



2.7.............................................................................................................Kadar Minyak Atsiri dalam Tanaman..........................................................



13



BAB III PENUTUP................................................................................



14



ii



3.1.............................................................................................................Kesimpula n..........................................................................................................



15



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................



16



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering di sebut “minyak terbang” .Minyak atsiri dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah menguap.Selain itu minyak atsiri juga disebut essential oil (dari kata essence) karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman.Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Contoh: daun, bunga, kulit buah, buah, atau dibuat secara sintetis. Minyak atsiri awalnya dikenal sebagai minyak esensial.Minyak ini sudah di kenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir Kuno dan digunakan untuk tujuan keagamaan, pengobatan, atau sebagai balsam untuk mengawetkan jenazah.Pindah ke bangsa Cina Kuno. Di sana, minyak atsiri sudah dikenal sejak tahun 2.000 SM dan biasa di gunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk pijat, akupuntur, mandi, dan obat hirup.



1.2.



Rumusan Masalah a. Apa pengertian dari minyak atsiri ? b. Bagaimana sejarah di temukannya minyak atsiri ? c. Apa saja syarat-syarat minyak atsiri ? d. Bagaimana Persebaran dan Kandungan Kimia yang terdapat dalam Minyak Atsiri ? e. Bagaimana cara mengidentifikasi minyak atsiri ? f. Apa saja Khasiat dan Contoh Minyak Atsiri ? g. Bagaimana Kadar Minyak Atsiri dalam Tanaman ?



1



1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : a. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari minyak atsiri. b. Untuk mengetahui dan memahami sejarah ditemukannya minyak atsiri. c. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat minyak atsiri. d. Untuk menjelaskan Persebaran dan Kandungan Kimia yang terdapat



dalam Minyak Atsiri. e. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi minyak atsiri. f.



Untuk menjelaskan Khasiat dan Contoh Minyak Atsiri.



g. Untuk mengetahui lebih mendalam kadar minyak atsiri yang



terkandung dalam tanaman.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1.



Definisi Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering di sebut “minyak terbang” .Minyak atsiri dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah menguap. Selain itu minyak atsiri juga disebut essential oil (dari kata essence) karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman. Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Contoh: daun, bunga, kulit buah, buah, atau dibuat secara sintetis. Minyak atsiri merupakan minyak yang beraroma khas terdiri atas campuran berbagai senyawa yang secara biosintetis tidak berasal dari satu golongan (biasanya fenilpropanoid dan terpenoid), mempunyai kelarutan yang sangat rendah dalam air mempunyai sifat fisik indeks refraksi yang tinggi. Komponen-komponen minyak atsiri mempunyai sifat volatil (mudah menguap) hal inilah mungkin yang bertanggung jawab terhadap adanya aroma minyak atsiri. Minyak atsiri banyak ditemukan pada famili tanaman Apiaceae, Laminaceae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Rutaceae dengan kandungan antara 0,01-10 % berat kering. Minyak atsiri dapat diperoleh dari material tanaman dengan melalui teknik destilasi uap. Campuran material tanaman dengan air dilewati oleh uap air yang berasal pemanasan air pada sumber yang lain. Saat uap melewati material tanaman akan membawa serta material-material volatil. Destilat yang sudah didinginkan akan dengan sendirinya memisahkan minyak atsiri dari air karena sifat minyak atsiri yang mempunyai kelarutan sangat rendah dalam air. Minyak atsiri digunakan terutama dalam industri parfum dan kosmetik dan industri prosesing makanan. Dalam industri farmasi beberapa senyawa murni komponen minyak atsiri digunakan sebagai bahan aktif obat sedangkan minyak atsirinya sering digunakan untuk memperbaiki baud an rasa obat.



3



Sifat-Sifat Minyak Atsiri : 1. Mudah menguap. 2. Rasa yang tajam. 3. Wangi yang khas. 4. Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic. 5. Minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda. Minyak atsiri itu berupa cairan jernih, tidak berwarna, tetapi selama penyimpanan akan mengental dan berwarna kekuningan atau kecokelatan. Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh oksidasi dan resinifikasi (berubah menjadi damar atau resin). Untuk mencegah atau memperlambat proses oksidasi dan resinifikasi tersebut, minyak atsiri harus di lindungi dari pengaruh sinar matahari yang dapat merangsang terjadinya oksidasi dan oksigen udara yang akan mengoksidasi minyak atsiri. Minyak atsiri tersebut sebaiknya di simpan dalam wadah berbahan dasar kaca yang berwarna gelap (misalnya, botol berwarna cokelat atau biru gelap) untuk mengurangi sinar yang masuk.Selain itu, botol penyimpanan minyak atsiri harus terisi penuh agar oksigen udara yang ada dalam ruang udara tempat penyimpanan tersebut kecil. Apabila minyak atsiri di dalam botol hampir habis maka minyak tersebut perlu dituang kedalam botol lain yang lebih kecil ukurannya untuk menghindari volume ruang udara yang terlalu besar dalam botol sebelumnya. 2.2.



Sejarah Minyak Atsiri Minyak atsiri awalnya dikenal sebagai minyak esensial.Minyak ini sudah di kenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir Kuno dan digunakan untuk tujuan keagamaan, pengobatan, atau sebagai balsam untuk mengawetkan jenazah.Pindah ke bangsa Cina Kuno. Di sana, minyak atsiri sudah dikenal sejak tahun 2.000 SM dan biasa di gunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk pijat, akupuntur, mandi, dan obat hirup.



4



Sejak zaman dahulu, penggunaan minyak esenial di Indonesia masih sangat terbatas dan masih bersifat tradisional. Nenek moyang kita memperkenalkan berbagai macam tanaman aromatik seperti bunga mawar, melati, kenangan, dab daun pandan untuk berbagai ritual, seperti keagamaan maupun ritual adat. Pemakaian minyak sari tumbuhan secara tradisional di lakukan dengan cara merendam tanaman aromatik dengan air untuk keperluan mandi kembang atau merendamnya dalam minyak kelapa sebagai ramuan untuk perawatan rambut agar tumbuh subur, hitam, dan mengilap. Setelah di ketahui memiliki banyak manfaat seperti minyak esensial untuk kesehatan, minyak atsiri kemudian menyebar ke berbagai wilayah seperti Yunani, Romawi, bahkan sampai ke Inggris.Sampai pada akhirnya, pada abad ke-19 terjadi perkembangan pesat ilmu kimia untuk pembuatan



parfum,



yaitu



di



temukannyan



minyak



esensial



sintetis.Pembuatan parfum pun menggunakan bahan dasar minyak sintetis tersebut karena harganya lebih murah dibandingkan dengan minyak esensial yang alami yang jauh lebih mahal.Dan, seiring dengan berkurangnya minyak esensial alami, pengobatan alami dengan minyak tersebut pun mulai ditinggalkan. Pada awal tahun 1920-an, ahli kimia Perancis Rene Maurice Gattefosse memperkenalkan metode pengobatan alami dengan minyak esensial yang biasa disebut aromaterapi.Penemuan ini diawali ketika dia mengoleskan minyak lavender pada luka bakar yang dideritanya ketika berada



di



laboratorium.Setelah



diolekan,



ternyata



lukanya



cepat



sembuh.Berkat pengalaman ini, minyak lavender ini banyak diterapkan prajurir-prajurit yang mengalami luka pada Perang Dunia I. ternyata hasilnya angat mencengangkan karena luka mereka cepat sembuh. Pada tahun 1950-an, seorang ahli kecantikan bernama Madame Margueirete Maury memperkenalkan pemakaian minyak atsiri untuk bidang kecantikan.Ia mendirikan klinikaromaterapi dan mengembangkan



5



pelatihan teknik pemijatan yang metodenya banyak dipraktikan oleh dokter neuropati di seluruh dunia. 2.3.



Syarat Minyak Atsiri Syarat-syarat minyak atsiri, yaitu : 1. Harus jernih, tidak berwarna, setelah pemanasan. Kejernihan dapat dibuktikan dengan cara meneteskan 1 tetes minyak atsiri ke atas permukaan air, permukaan air tidak keruh. Minyak menguap umumnya tidak berwarna, hanya beberapa yang sesuai dengan warna aslinya.Oleum Bergamottae berwarna hijau karena klorofil terlarut ke dalamnya.Oleum cajuputi berwarna hijau karena senyawa tembaga dari alat penyuling terlarut ke dalamnya. Minyak atsiri akan berwarna kuning atau kuning kecoklatan karena sudah terurai atau teroksidasi. 2. Mudah larut dalam kloroform atau eter. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas minyak lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan minyak tersebut ke atas kertas perkamen dan minyak itu tidak meninggalkan noda transparan. 3. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi sehingga minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan dengan cara mengocok sejumlah minyak atsiri dengan larutan natrium klorida jenuh bervolume sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah. 4. Bau dan rasa seperti simplisia. Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak atsiri dengan 10 ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes minyak atsiri dengan 2 g gula.



6



2.4.



Persebaran dan Kandungan Kimia Minyak Atsiri Dalam dunia tumbuhan minyak atsiri banyak terkandung dalam beberapa suku antara lain Labiatae (Mentha sp.), Myrraceae (Eucalyptus sp), Umbelliferae/Apiaceae (Pimpinella sp., Careum sp.), Compositae (Matricaria sp.), Rutaceae (Citrus sp.). Minyak atsiri dapat ditemukan pada berbagai organ tuimbuhan, contohnya dalam bunga (Syzygium aromaticum, Lavandula officinalis), kulit kayu (Cinnamamum zeylanicum), daun (Eucalyptus spp., Piper betle, Mentha arneniti), akar (Vetireria



zizanoides), rimpang (Curcuma



xanthiriza), buah (Myristica fragani, Piper cubiba), biji (Coriandrum sativum, Foeniculun vulgare). Pada berbagai organ tumbuhan, minyak atsiri dapat ditemukan dalam rambut kelenjar (suku Labiatae), sel parenkim (suku Piperaceae), saluran minyak (Umbelliferae), dan/atau dalam rongga skizogen, lisogen (Pinaceae, Rutaceae) atau bahkan dapat di temukan pada semua jaringan (Coniferae). Kandungan minyak atsiri dalam satu organ dengan organ lain, atau jaringan satu dengan yang lain tidak selalu sama, contohnya kandungan minyak atsiri yang terdapat pada kuntum bunga berbeda dengan yang terdapat pada bagian daun atau kulit kayubaik secara kualitas atau kuantitas. Kemampuan tanaman untuk mengakumulasi minyak atsiri cukup tinggi terutama pada Gimnospermae dan Angiospermae.Komoditas minyak atsiri dalam perdagangan sebagian besar terdapat pada tanaman aromatik, dari suku Lamiaceae, Umbelliferae dan Compositae. Minyak atsiri tersusun bukan hanya dari suatu senyawa, tetapi berupa campuran dengan komposisi berlainan untuk tiap jenis tanaman. Meskipun kimiawi penyusun minyak atsiri berbeda satu sama lain, mereka mempunyai beberapa sifat fisik yang serupa. Mereka mempunyai bau yang khas, indeks bias yang tinggi, erta kebanyakan mempunyai aktivitas optik dan rotasi spesifik tertentu. Oleh karena itu, sifat ini sering dijadikan kualifikasi dari suatu minyak atsiri.



7



Kelarutan minyak atsiri dalam air sangat kecil, tetapi sudah cukup besar untuk memberikan bau kepada air.Air yang mengandung sedikit minyak atsiri juga mempunyai bau harum, biasanya disebut aromatic water. Minyak atsiri larut dalam eter, alcohol, dan beberapa pelarut organik lainnya. Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling-uap. Zat inilah penyabab wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa cita-rasa didalam industry makanan. Suku tumbuhan yang kaya akan minyak atsiri ialah suku Compositae, Matricaria, Labiatae ; misalnya Mentha spp., Myrtaceae, Eucalyptus, Pinaceae, Pinus, Rosaceae, bunga mawar, Rutaceae, Citrus, dan Umbelliferae, Pimpinella anisum, Carvum carvi, Cuminum cyminum, Anethum, dll. Golongan senyawa lainnya mungkin terdapat bersama-sama dengan terpena di dalam minyak atsiri. Misalnya, bau senyawa yang mengandung belerang sudah merupakan hal umum pada tumbuhan suku Cruciferae dan dalam Alium, Liliceae. Secara kimia terpena minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan, yaitu monoterpena dan seskuiterpena, berupa isoprenoid C 10 dan C15 yang jangka titik didihnya berbeda (titik didih monoterpena 140180˚C, titik didih seskuiterpena > 200˚C). Komponen penyusun kimia minyak atsiri dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu: a. Hidrokarbon, seperti yang terdapat dalam minyak terpentin (sebagian besar berupa asam-asam resin dan ester-ester dari asam lemak), banyak terdapat pada suku Pinaceae dan Piperaceae. Dalam dunia farmasi, bahan ini banyak digunakan untuk obat luar, antiseptik, dan melebarkan pembuluh darah kapiler.



8



b. Aldehid, seperti minyak sinamon, berasal dari tanaman jenis Cinnamomum. Bahan ini berkhasiat sebagai karminativumdan penambah cita rasa. c. Fenol, misalnya eugenol dalam minyak cengkeh dari Eugenia caryophyllata (Myrtaceae). Bahan ini banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa sakit setempat. d. Alkohol, misalnya mentol dalam minyak peppermint dari Mentha piperita. Bahan ini banyak digunakan untuk menghilangkan rasa mulas perut dan sebagai antiseptikum. e. Fenol eter, pada minyak adas yang diperoleh dari Pimpinella anisum atau dari Foeniculum vulgare. Bahan ini banyak dimanfaatkan untuk obat batuk dan karminativum. f. Oksida, contohnya sineol dalam minyak kayu putih yang berasal dari tanaman Melaleuca leucadendron, dan minyak yang diperoleh dari tanaman Chenopodium ambrosoider. Bahan ini digunakan sebagai obat cacing. g. Keton, misalnya dalam kamfora dari tanaman Cinnamomum camphora. Bahan ini banyak digunakan sebagai obat luar. h. Ester,



contohnya



metal



silsilat



dari



tanaman



Gaultheria



procumbens. Bahan ini banyak digunakan untuk obat luar dan minyak wangi. 2.5.



Identifikasi Minyak Atsiri 1. Teteskan satu tetes minyak diatas air, permukaan air tidak keruh. 2. Pada sepotong kertas teteskan satu tetes minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan uap; tidak terjadi noda transparan. 3. Kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh dalam volume sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah. Cara-cara memperoleh minyak atsiri. 1. Cara pemerasan, yaitu cara yang termudah dan masih dapat dikatakan primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk minyak



9



atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan untuk minyak atsiri yang tidak tahan pemanasan. Contoh: minyak jeruk. 2. Cara penyulingan (destilasi) a. Cara langsung (menggunakan api langsung) Bahan yang akan diolah dimasukkan kedalam sebuah bejana diatas pelat yang berlubang dan bejana berisi air. Uap air yang naik melalui lubang dan melalui sebuah pendingin, kemudian minyak yang keluar dengan uap air ditampung. Cara ini hanya dapat digunakan untuk jumlah bakal (bahan yang terkandung dalam simplisia, dalam hal ini adalah minyak atsiri) yang sedikt, karena jumlah air yang akan menjadi uap dan membawa serta minyak terbatas jumlahnya. b. Cara tidak langsung (destilasi uap) Bahan yang akan diolah dimasukkan kedalam sebuah bejana dan ditambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana lain. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dalam jumlah yang besar terutama bahan bakal yang mempunyai kadar minyak atsiri yang rendah. Dari ke dua cara di atas, pada bejana penampungan akan terdapat dua lapisan, yaitu air dan minyak atsiri. Letak minyak atsiri dan air tergantung pada bobot jenisnya.Jika BJ minyak atsiri > BJ air, minyak atsiri berada di bawah dan sebaliknya. Kedua lapisan ini dapat dipisahkan dan setelah dipisahkan sisa air dapat dikeringkan dengan menggunakan zat-zat pengering, contoh: Na2SO4 eksikatus. Pengeringan sisa air ini perlu dilakukan sebab dengan adanya sisa air tersebut minyak atsiri cepat rusak atau menjadi tengik.Jika lapisan minyak atsiri dan air sukar dipisahkan, NaCl jenuh dapat ditambahkan untuk menarik airnya.



10



3. Cara enfleurage Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun bunga yang digunakan untuk kosmetik. Daun bunga disebarkan diatas keeping gelas yang lebih dulu dilapisi dengan lemak atau gemuk kemudian dibiarkan beberapa lama, tergantung pada jenis daun yang diolah, contoh : bunga melati selama 24 jam. Kemudian daun bunga diangkat, diganti dengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak itu benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya lemak itu dapat digunakan untuk 30 kali. Kemudian lapisan lemak dikerok dilarutkan dalam alkohol absolut, minyak atsiri akan larut, sedangkan lemaknya tidak larut sehingga lemaknya dapat dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada dalam alkohol disuling secara vakum (dengan alat evaporator vakum). Alkohol yang digunakan bukan alkohol fortiori sebab waktu diuapkan uap air akan membawa minyak atsiri. Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan kandungan minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan pemanasan. 2.6.



Khasiat dan Contoh Minyak Atsiri Sejak dahulu, minyak atsiri telah banyak di gunakan untuk berbagai



pengobatan.



Pemanfaatan



minyaknya



untuk



berbagai



penyembukan penyakit sudah terbukti, baik secara empiris maupun ilmiah. Komponen aktif yang terdapat pada minyak atsiri memiliki berbagai kemampuan seperti antiinflamasi, antiseptik/antibakteri, perangsang selera makan, karminatif, deodorant, ekspektoran, insektisida, dan sedatif. Minyak atsiri merupakan preparat antimikroba alami yang dapat bekerja terhadap bakteri, virus, dan jamur yang telah dibuktikan secara ilmiah oleh banyak peneliti. Dari hasil penelitian, sekitar 35 jenis minyak



11



atsiri telah diketahui memiliki kemampuan sebagai antimikroba dengan kekuatan yang berbeda. Contoh-contoh minyak atsiri 1. Oleum Foeniculi (minyak adas) Cara pembuatan: penyulingan uap buah masak. Foeniculum vulgaris Mill varietas α vulgare dan β-dulce. 2. Oleum Anisi (minyak adas manis) Cara pembuatan: penyulingan uap buah kering Illicium verum Hook dan buah kering Pimpenilla anisum L. (fam : Magnoliaceae) 3. Oleum Caryophylli (minyak cengkeh) Cara pembuatan: penyulingan pucuk berbunga yang telah dikeringkan dari tanaman Eugenia caryophyllata. 4. Oleum Citri (minyak jeruk) Cara pembuatan: pemerasan perikarp (kulit buah bagian luar yang masih segar) dari tanaman Citrus lemon. 5. Oleum Aurantii (minyak jeruk manis) Cara pembuatan: pemerasan perikarp (kulit buah luar yang segar dan masak) dari tanaman Citrus sinensis. 6. Oleum Eucalypti (minyak kayu putih) Menurut FI IV, Oleum Eucalypti (minyak kayu putih) adalah minyak atsiri yang mengandung sineol (tidak kurang dari 70,0% b/b) diperoleh dengan cara destilasi uap dan rektifikasi dari daun segar atau ujung cabang segar dari berbagai spesies Eucalyptus. Spesies yang digunakan adalah E.globulus, E. fruticetorum, E.polybractea, E. Smithtii.familiMyrtaceae. Literatur lain menyebutkan minyak atsiri yang mengandung sineol50-60%. Diperoleh dengan destilasi uap dari daun segar, ujung cabang segar dari berbagai spesies Eucalyptus



12



atau spesies yang diinginkan (E. globules, E. fruticetorum, E. polybractea, E. smithii). 7. Oleum Menthae piperitae (minyak permen) Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari bagian di atas tanah tanaman berbunga Mentha piperita yang segar dan telah dimurnikan. 8. Oleum Cinnamomumi (minyak kayu manis) Cara pembuatan: penyulingan uap kulit batang dan kulit cabang Cinnamomum zeylanicum Blume. 9. Oleum Citronellae (minyak sereh) Cara pembuatan: penyulingan uap daun Cymbopogon nardus. 10. Oleum Rosae (minyak mawar) Cara pembuatan: penyulingan uap bunga segarRosa galica alba. 2.7.



Kadar Minyak Atsiri dalam Tanaman Kadar minyak atsiri dalam tanaman dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan tahap perkembangannya. Kadar minyak atsiri dalam tanaman berlainan pada setiap kondisi perkembangan tanaman. Misalnya, ada perbedaan pada keadaan



tanaman



mentah (mint),



sebelum



pembentukan kuncup daun, selama pembentukan kuncup, sewaktu berbunga, maupun setelah berbunga. Suatu penelitian menemukan bahwa minyak atsiri lebih banyak terbentuk pada tanaman yang hidup di tempat yang terkena cahaya (bukan di tempat teduh). Kandungan minyak atsiri juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Misalnya, suhu udara, kelembaban, komposisi mineral, dan kandungan air pada tempat tumbuh.Pengaruh tersebut berlainan untuk setiap tanaman. Kadar



minyak



atsiri



dalam



suatu



simplisia



ditetapkan



menggunakan alat destilasi yang memang diperuntukkan sebagai alat



13



penetapan kadar minyak atsiri, tersdiri dari labu bulat, kolom pendingin dan bulet. Simplisia (yang diperkirakan mengandung 0,3 ml minyak atsiri) ditempatkan dalam labu bulat yang diisi dengan larutan penyuling hingga sekitar setengah bagian labu. Bagian buret diisi penuh dengan air, dan penyulingan dilakukan pada suhu hingga 250˚C. Setelah penyulingan selesai, alat dibiarkan dingin (sekitar 15 menit) dan volume minyak atsiri dapat dibaca



pada buret. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengisi



bagian buret dengan 0,2 ml xilena P. volume minyak atsiri dihitung dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena. Kadar minyak atsiri yang diperoleh dinyatakan dalam % v/b.



14



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Dari materi di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Minyak atsiri adalah salah satu kandungan tanaman yang sering di sebut “ Minyak Terbang” . Minyak atsiri dinamakan demikian karena minyak tersebut mudah menguap. Selain itu minyak atsiri juga disebut essential oil (dari kata essence) karena minyak tersebut memberikan bau pada tanaman. Minyak atsiri diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. 2. Sifat-Sifat Minyak Atsiri : 



Mudah menguap.







Rasa yang tajam.







Wangi yang khas.







Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organic.







Minyak atsiri yang segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.



15



DAFTAR PUSTAKA Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC Koensoemardiyah. 2010. A To Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetika, dan Aromaterapi. Yogyakarta : Andi Publisher Yuliani, Sri dan Satuhu, Suyanti. 2012. Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Jakarta : Penebar Swadaya Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : ITB Hanani, Endang. 2015. Analsis Fitokimia. Jakarta : EGC Raharjo, Tri Joko. 2013. Kimia Hasilalam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar



16



LAPORAN HASIL DISKUSI Moderator : (Kelompok 5 : Muhammad Yusri Sahir) Pertanyaan Sesi Pertama : 1. Kelompok 1 Pertanyaan dari Yohana Asmuruf :



Apa manfaat dan kegunaan dari



Oleum Rosae (minyak mawar) ? Jawaban : Manfaat dan kegunaan dari Oleum Rosae ( Minyak Mawar ) adalah sebagai Detoksifikasi tubuh. Minyak Essensial bunga mawar digunakan untuk pijat tubuh, bermanfaat meningkatkan sirkulasi darah dan memberikan efek terapeutik sehingga akan mempermudah proses detoksifikasi tubuh. 2. Kelompok 3 Pertanyaan dari Fransiska Telaubun : Jelaskan maksud dari penyembuhan penyakit secara empiris dan ilmiah dengan menggunakan minyak atsiri ? Jawaban:



Maksud dari penyembuhan penyakit secara empiris dan ilmiah dengan menggunakan minyak atsiri adalah Kata empiris berarti suatu cara atau metode yang dilakukan yang dapat diamati oleh indra manusia, sehingga cara atau metode yang digunakan tersebut dapat diketahui dan diamati juga oleh orang lain. Contohnya : Minyak cengkeh yang digunakan untuk pijat dan aroma terapi, sedangkan ilmiah berarti segala sesuatu yang bersifat keilmuan, didasarkan pada ilmu pengetahuan, atau memenuhi syarat atau kaidah ilmu pengetahuan. Contohnya : Diketahui bahwa salah satu kegunaan dari alcohol dalam ilmu kesehatan adalah dapat



17



digunakan sebagai antiseptic. Kandungan dalam minyak kayu putih salah satunya adalah Sineol yang merupakan turunan dari alcohol. Jadi, minyak kayu putih dapat juga digunakan sebagai antiseptic. 3. Kelompok 6 Pertanyaan dari Firdha Meturan : Apakah bisa dalam identifikasi minyak atsiri menggunakan larutan lain selain NaCl? Jawaban : Dalam identifikasi minyak atsiri dapat menggunakan larutan lain selain NaCl yaitu larutan garam lainnya. Contoh : Ca(NO3).



Karena



dalam



identifikasi



minyak



atsiri



menggunakan sebuah larutan hanya untuk melihat apakah volume dari campuran minyak atsiri dan larutan tersebut bertambah atau tidak. Jika tidak maka minyak tersebut adalah minyak atsiri atau yang biasanya disebut minyak menguap.



Pertanyaan Sesi Kedua : 1. Kelompok 2 Pertanyaan dari Rosydah Suryatum : Kandungan-kandungan senyawa apa sajakah yang terdapat dalam minyak atsiri? Jawaban : Hidrokarbon, Aldehid, Fenol, Alkohol, Fenoleter, Oksida, Keton, dan Ester. 2. Kelompok 7 Pertanyaan dari Yopi Karoba: Telah di jelaskan bahwa sifat minyak atsiri yaitu larut dalam pelarut organik. Apa contoh dari pelarut organik? Jawaban : Pelarut organic merupakan pelarut yang umumnya mengandung atom karbon dalam molekulnya. Pelarutorganic juga dapat diartikan sekelompok senyawa kimia yang mudah menguap. Contohnya :Alkohol, eter, ester, etilasetat, dan keton.



18



3. Kelompok 7 Pertanyaan dari Frengki : Bagaimanakah contoh cara penggunaan minyak atsiri dalam keagamaan ? Jawaban : Contohnya adalah tradisi umat islam saat berdzikir atau pada acara tahlilan. Mereka membakar kemenyan sehingga minyak essesial yang terdapat dalam kemenyan akan mengharumkan ruangan atau pakaian. Jadi, penggunaan minyak atsiri dalam keagamaan contohnya tradisi



umat



muslim



saat



berdzikir



mengharumkan ruangan atau pakaian.



19



atau



tahlilan



hanya



untuk