Makalah Gait Analisis Dan Antropometri 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN FISIOTERAPI “GAIT ANALYSIS dan PENGUKURAN ANTROPOMETRI”



Oleh : ALEXANDER LAKI (18163059)



UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE FAKULTAS KEPERAWATAN PROGAM STUDI D3 FISIOTERAPI T.A 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang mana atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya telah menyelesaikan tugas “Gait Analysis dan Antropometri”. Yang mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dalam penyusunan tugas, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi.



Namun saya



menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan , orang – orang dekat sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh saya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas ini.



TOMOHON, SEPTEMBER 2019



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB II PEMBAHASAN A. Gait Analysis



1. Pengertian 2. Tipe Fase 3. Nilai Sehat Menurut Ahli B. Antropometri 1. Pengertian 2. Pengukuran Antropometri 3. Keunggulan dan Kelemahan Antropometri BAB III PENUTUP 1. kesimpulan DAFTAR PUSTAKA



BAB1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Gait analisis dalam pembahasan mengenai berjalan, maka istilah gait dan locomotion merupakan istilah yang sering dimunculkan.Gait adalah cara berjalan sedang lokomotion berarti perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya, maka berjalan (walking) mencakup gait dan lokomotion. Gerakan berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi tinggi yang dikontrol oleh susunan saraf pusat dan melibatkan sistem yang sangat kompleks. Pengukuran antropometri merupakan indikasi pertumbuhan yang berkaitan dengan perkembangan seseorang apakah normal atau tidak terkait dengan status gizi seseorang. Selain itu, antropometri dapat digunakan untuk menilai atau membandingkan struktur tubuh tertentu, misalnya antara bagian tubuh kiri dengan yang kanan apakah sama ( simetris ) atau tidak ( asimetris ).informasi tersebut, jika didapatkan tidak seperti yang seharusnya maka di curigai terdapat masalah baik masalah asupan gizi maupun kelainan struktur ( bias disebabkan oleh bawaan lahir, didapat karena trauma atau penyakit tertentu).



B. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Rumusan Masalah Apa itu gait analysis ? Apa sajakah fase gait analysis ini ? Hal apa sajakah yang dinilai oleh para ahli ? Apa itu pengukuran antropometri ? Apa sajakah jenis-jenis dalam pengukuran antropometri ? Apa sajakah keunggulan dan kelemahan antropometri >



C. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Tujuan Memahami yang dimaksud dengan gait analysis. Mengetahui apa sajakah fase-fase dalam gait analysis. Mengetahui dan dapat menerapkan hal apa saja yang di nilai oleh para ahli. Memahami apa yang dimaksud dengan pengukuran antropometri. Mengetahui jenis-jenis yang ada dalam pengukuran antropometri. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari antropometri



BAB 2 PEMBAHASAN A. Gait Analysis 1. Pengertian Dalam pembahasan mengenai berjalan, maka istilah gait dan locomotion merupakan istilah yang sering dimunculkan. Gait adalah cara berjalan sedang lokomotion berarti perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya, maka berjalan (walking) mencakup gait dan lokomotion. Analisis berjalan digunakan untuk identifikasi klinis dan laboratorium dan penyimpangan gaya berjalan normal. Gerakan berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi



tinggi yang dikontrol oleh susunan saraf pusat dan melibatkan sistem yang sangat kompleks. Adanya righting reaction yaitu untuk memelihara dan memulihkan normal posisi kepala yang berhubungan trunk dengan menormalkan aligment trunk dan limbs sedangkan equilibrium reaction memelihara keseimbangan pada waktu aktifitas terutama pada saat melawan gravitasi dan akan membutuhkan banyak control inhibisi pada level tinggi untuk timbal balik dari bagian perubahan pola gerakan. Jalan merupakan salah satu cara dari ambulansi, pada manusia ini dilakukan dengan cara bipedal (dua kaki). Dengan cara ini jalan merupakan gerakan yang yang sangat stabil meskipun demikian pada kondisi normal jalan hanya membutuhkan sedikit kerja otot-otot tungkai . Pada gerakan ke depan sebenarnya yang memegang peranan penting adalah momentum dari tungkai itu sendiri atau akselerasi, kerja otot justru pada saat deselerasi. 2. Tipe Fase Dalam berjalan dikenal ada 2 fase, yaitu fase menapak (stance phase) dan fase mengayun (swing phase). Ada pula yang menambahkan satu fase lagi, yaitu fase dua kaki di lantai (double support) yang berlangsung singkat. Fase double support ini akan semakin singkat jika kecepatan jalan bertambah, bahkan pada berlari fase double support ini sama sekali hilang, dan justru terjadi fase dimana kedua kaki tidak menginjak lantai. Fase menapak (60%) dimulai dari heel strike atau heel on, foot flat, mid stance, heel off dan diakhiri dengan toe off atau ball off. Sedangkan fase mengayun (40%) dimulai dari toe off, swing dan diakhir dengan heel strike. Perry mengklasifikasikan fase jalan ini secara fungsional, yang terbagi atas fase menapak (initial contact, loading response, midstance, terminal stance dan preswing) dan fase mengayun ( initial swing, midswing dan terminal swing). Beberapa istilah dalam jalan:  



Cadence : jumlah langkah per menit (irama jalan) One gait cycle : dihitung dari heel strike sampai heel strike lagi pada kaki yang



  



sama. Step length : jarak (panjang) antara tumit kanan dan kiri saat melangkah Stride width : jarak (lebar) antara tengah kaki kanan dan kiri saat melangkah Stride length : jarak (panjang) antara tumit kanan ke tumit kanan berikutnya setelah melangkah



Komponen-komponen penting dalam berjalan :



 o o o



Fase menapak : Ekstensi sendi panggul (hip) Geseran ke arah horizontal lateral pada pelvis dan badan Fleksi lutut sekitar 15o pada awal heel strike, dilanjutkan dengan ekstensi dan fleksi lagi sebelum toe off



 o o o o o



Fase mengayun Fleksi lutut dengan awalan hip ekstensi Pelvic tilt kearah lateral bawah pada saat toe off Fleksi hip Rotasi pelvis ke depan saat tungkai terayun Ekstensi lutut dan dorsifleksi ankle dengan cepat sesaat sebelum heel strike



Gait Analysis dipelajari karena berhubungan dengan tungkai dan keadaan tubuh. Pada profesi Orthotik Prosthetik sangat penting untuk menganalisa pasien pada waktu berjalan. Giat analysis adalah analisa berjalan yang didasarkan pada keadaan normal. Dalam giat analysis ini dibahas tentang fase-fase berjalan. Dalam hal ini adalah fase berjalan dalam keadaan normal.Dalam aktifitas berjalan terdapat 2 fase. Setiap fase memiliki beberapa poin, meliputi : 1. Stance Phase Stance phase adalah fase menumpu, atau fase dimana kaki bersentuhan dengan fase ini terdapat beberapa hal yang terjadi. Hal-hal yang terjadi pada stance phase adalah : a. Heel strike Heel strike merupakan keadaan saat heel atau tumit menyentuh lantai. Otot-otot yang bekerja saat heel strike adalah o Dorsal fleksor dan evetor ankle o Ekstensor knee o Ekstensor, endorotator, dan adduktor hip b. Mid stance Mid stance yaitu telapak menyentuh lantai, kaki yang lain diangkat. Otot-otot yang bekerja saat mid stance adalah : o Triceps surae c. Push-off Push-off yaitu tumit terangkat dan jari-jari menyentuh lantai. Otot-otot yang bekerja saat push-off adalah :



o Triceps surae 2. Swing Phase Swing phase adalah fase melayang dimana tungkai tidak kontak lagi dengan lantai, di ayunkan kedepan untuk menempuh fase berikutnya. Terdapat beberap hal yang terjadi, hal-hal yang terjadi pada swing phase adalah : a. Aselerasi Aselerasi yaitu fase dimana sendi lutut bergerak kea rah fleksi diawali dari jari-jari terangkat. Otot-otot yang bekerja saat aselerasi adalah : o Collateral abductor hip o Illiopsoas o Rectus femoris b. Mid swing Mid swing yaitu fase dimana kaki dari tungkai yang mengayun berada tepat disamping tungkai yang menyanggah Otot-otot yang bekerja saat mid swing adalah : o Collateral abductor hip o Illiopsoas o Rectus femoris c. Deselerasi Deselerasi yaitu fase dimana sendi lutut bergerak searah extensi yang diakhiri hingga sesaat sebelum tumit menyentuh lantai Otot-otot yang bekerja saat deselerasi adalah : o Hamstring o Quadriceps femoris o Tibialis anterior Selain dapat 2 fase dalam aktifitas berjalan ada beberapa elemen pendukung pada pola berjalan yang normal. Posisi yang dijanjikan : kepala tegak, bahu kanan kiri selevel, trunk vertical ( bungkuk ). Pada Gait Analisis ada juga yang harus dipelajari mengenai otot-otot. Ini sangat penting jadi pada saat menganalisa pada pasien kita bisa mengetahui berapa besar kekuatan ototnya. Maka dari itu harus mengetahui letak otot tersebut. Sekarang bagian-bagian otot-otot yang bekerja pada gait analisis yaitu : 



Heel Strike ( Tumit Menyentuh Lantai ) o Dorsal fleksor dan evetor ankle o Ekstensor knee o Ekstensor











 







o Endorotator o Adductor hip Mid Stance o Ekstensor knee o Ekstensor o Abduktor o Endorotator hip o Plantar Fleksor ankle Push Off o Plantar Fleksor ankle o Ekstensor hip o Ekstensor ankle Asceleration o Dorsal Fleksor ankle Mid Swing o Fleksor hip o Endorotator hip o Fleksor knee o Dorsal fleksor o Evetor ankle Desceleration o Ekstensor knee o Dorsal fleksor ankle



Pada Gait Analisis terdapat juga Gross Movement yaitu motorik kasar gerakan motor ini ayunan lengan bersamaan langkah, Amplitudo yaitu kecepatan jalan normal jadi kita bisa menganalisa pada saat melakukan gerakan langkah, misal pada saat menganalisa kaki kanan melangkah tangan kiri melakukan gerakan ayunan sebagai penyeimbang pada saat berjalan dengan timing ex :20- 20 dan badan mengalami ayunan vertical ( rotasi ) yang tetap dengan tempo tetap. Selain pada Gross Movement terdapat juga Fine Movement yaitu gerakan yang tidak bisa terlihat langsung. Pada gerakan ini banyak juga bagian-bagian anatomi, misalnya : Pelvis, Tungkai, Knee, Ankle. a.



Pelvis Pada pelvis terdapat gerakan rotasi tranversal dari medial, akhir push off ke mid stance terus lateral atau dari luar sebaliknya dari medial mid stance ke push off.



Rotasi anterior maksimal sebelum heel strike, minimal sebelum mid stance selisih pada rotasi anterior 3-5 derajat. Pada lateral tilting ini harus diperhatikan untuk menumpu berat badan dan down ward maksimal saat mid swing sisi NWB ( Non Weight Bearing ) tidak menumpu berat badan.Leteral displacement, ari bahasa yang dimengerti adalah pindah lokasi maksimal pada saat stance sisi WB ( Weight Bearing ). Tungkai Pada tungkai endo rotasi pada hip dan knee, saat swing dan heel strike hingga



b.



mendekati mid stance. Pada gerakan ekso rotasi pada hip dan knee, saat stance ke c.



push off. Knee Pada Knee ada juga gerakan yaitu gerakan ekstensi saat heel strike sedikit fleksi, akhir heel strike hingga mid stance. Pada gerakan ekstensi selama mid stance dan fleksi selama push off dan swing. Ankle Pada ankle juga ada beberapa gerakan yaitu gerakan rotasi forward pada



d.



tumit saat heel strike pada metatarsophalangeal saat push. Gerakan maksimal dorsi fleksi pada akhir stance phase. Gerakan maksimal plantar fleksi pada akhir push off. 3. Nilai sehat menurut para ahli Para ahli menilai kesehatan pasien dengan menggunakan berbagai metode yang mengukur parameter yang paling jelas mewakili gaya berjalan manusia. Ini dijelaskan di bawah ini: 1. Velocity 2. Short step length 3. Long step or stride length 4. Cadence or rhythm 5. Step width 6. Step angle 7. Short step time 8. Swing time for each foot 9. Support time 10. Distances travelled 11. Gait autonomy 12. Duration of the stops 13. Existence of tremors when walking 14. Record of falls 15. Uneven terrain covered



16. Routes taken 17. Gait phases 18. Direction of leg segments 19. Ground Reaction Forces 20. Angles of the different joints 21. Electrical activity produced by muscles 22. Momentum and forces 23. Body posture 24. Maintaining gait over long time periods



B. Pengukuran Antropometri 1. Pengertian Dalam bahasa Yunani, Antropometri diartikan menjadi 2 kata yaitu άνθρωπος (Anthro) yang berati manusia dan μέτρον (Metri) yang berarti mengukur. dalam antropologi fisik merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Pengukuran antropometri merupakan indikasi pertumbuhan yang berkaitan dengan perkembangan seseorang apakah normal atau tidak terkait dengan status gizi seseorang. Selain itu, antropometri dapat digunakan untuk menilai atau membandingkan struktur tubuh tertentu, misalnya antara bagian tubuh kiri dengan yang kanan apakah sama ( simetris ) atau tidak ( asimetris ). Hubungan pengukuran antropometri dengan fisioterapi penting dilakukan untuk menilai pertumbuhan tubuh dan untuk mengantisipasi kelaianan fisik yang berkaitan dengan gerak dan fungsi gerak tubuh. Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan sel tubuh dalam bentuk pertambahan sel dan pembelahan sel, secara akumulasi terjadinya perubahan ukuran tubuh. Hanya saja pertumbuhan dalam pengertian pertambahan sel memiliki batas waktu tertentu. Para pakar antropometri sepakat bahwa pada umumnya pertumbuhan dalam manusia dalam arti pertambahan sel akan berhenti pada usia 18-20 tahun, walaupun masih ditemukan sebelum usia 18 tahun pertumbuhan sudah berhenti, dan sebaliknya setelah usia 20 tahun masih ada kemungkinan pertumbuhan masih berjalan. Makhluk hidup, termasuk manusia makan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kebutuhan tubuh akan makanan dapat dideskripakn dari tri fungsi makanan itu sendiri yaitu : 



Sumber tenaga







Pertumbuhan







Pemeliharaan



Sebagai sumber tenaga adalah karbohidrat, lemak dan protein, dalam urutan yang berbeda sebagai sumber energi. Pembakaran 1 gram karbohidrat menghasikan 4,1 kalori, protein 41 kalori dan lemak 9 kalori per gramnya. Namun lemak bukanlah sumber energi utama oleh karena untuk metabolisme lemak dibutuhkan kalori yang lebih tinggi untuk Specifik Dinamyc Action (SDA)nya. Sebagai sumber zat pembangun adalah Protein, Lemak dan Karbohidrat. Sedangkan sebagai sumber zat pengatur adalah vitamin dan mineral.



2. Pengukuran Antropometri Pengukuran Antropometri dibagi menjadi 2, yaitu : 1) Antropometri statis (structural) Antropometri statis adalah pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. 2) Antropometri dinamis Antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan- gerakan yang mungkin terjadi pada saat manusia tersebut melaksanakan kegiatannya. Hal-hal yang mempengaruhi dimensi antropometri manusia dalah sebagi berikut :



a. Umur Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar usia 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecendrungan berkurang setelah usia 60 tahun. b. Jenis kelamin Pria pada umumnnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul. c. Rumpun dan suku bangsa d. Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh



Kondisi ekonomi dan gizi juga berpengaruh terhadap ukuran antropometri meskipun juga bergantung pada kegiatan yang dilakukan. e. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh f. Kondisi waktu pengukuran.



3) Keunggulan dan Kelemahan Antropometri a. Keunggulan Antropometri : 



Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin( timbangan), pita lingkar lengan atas (meteran), mikrotoa, dan pengukur panjang bayi yang dapat dibuat



 



sendiri. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga professional, juga dapat



  



dilakukan oleh tenaga lain setelah dilatih. Biaya relatif murah. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas. Secara alamiah diakui kebenarannya



b. Kelemahan Antropometri : 



Tidak sensitive, artinnya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zat







besi (Fe). Factor diluar gizi ( penyakit, ginetik dan penurunan gangguan energi ) dapat







menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengkuran antropometri. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri.



BAB 3 PENUTUP Kesimpulan Gait analisis dalam pembahasan mengenai berjalan, maka istilah gait dan locomotion merupakan istilah yang sering dimunculkan.Gait adalah cara berjalan sedang lokomotion berarti perpindahan dari satu tempat ketempat lainnya, maka berjalan (walking) mencakup gait dan lokomotion. Gerakan berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi tinggi yang dikontrol oleh susunan saraf pusat dan melibatkan sistem yang sangat kompleks. Pengukuran antropometri merupakan indikasi pertumbuhan yang berkaitan dengan perkembangan seseorang apakah normal atau tidak terkait dengan status gizi seseorang. Selain itu, antropometri dapat digunakan untuk menilai atau membandingkan struktur tubuh tertentu,



misalnya antara bagian tubuh kiri dengan yang kanan apakah sama ( simetris ) atau tidak ( asimetris ).informasi tersebut, jika didapatkan tidak seperti yang seharusnya maka di curigai terdapat masalah baik masalah asupan gizi maupun kelainan struktur ( bias disebabkan oleh bawaan lahir, didapat karena trauma atau penyakit tertentu).



DAFTAR PUSTAKA 1. WIGNJOSOEBROTO, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya, Guna Widya. 2. Wikipedia.com 3. Alvaro Muro-de-la-Herran, Begoña García-Zapirain * and Amaia Méndez-Zorrilla (2014). Gait Analysis Methods: An Overview of Wearable and Non-Wearable Systems, Highlighting Clinical Applications 14, 3362-3394; doi:10.3390/s140203362 4. Aras, Djohan. 2017. Proses dan Pengukuran Fisioterapi. Makassar : CV. Physo Sakti Wicaksono, Arief. 2017. Pengukuran Atropometri Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi. Di ambil dari : http://www.academia.edu/35967774/PENGUKURAN_ANTROPOMETRI_MAHASISWA _FAKULTAS_KESEHATAN_MASYARAKAT_UNIVERSITAS_JAMBI_TAHUN_2017 ( 03 Oktober 2018) 5. Antropometri Indonesia. 2017. Pengantar Antropometri. Di ambil dari : http://antropometriindonesia.org/index.php/detail/sub/2/7/0/pengantar_antropometri ( 03 Oktober 2018)