Makalah K3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang PT. Air Mancur merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pembuatan jamujamu tradisional. PT Air Mancur berdiri pada tanggal 24 Februari 1974 di Palur. Fungsi pabrik tersebut untuk produksi, laboratorium dan unit marketing. Salah satu perusahaan yang perlu mendapat perhatian terhadap kecelakaan kerja adalah PT. Jamu Air Mancur.Perusahaan ini merupakan perusahaan global bergerak di bidang manufacturing,khususnya dalam industri jamu. Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan(http:://www.google.co.id/keselamatan kerja,2008).



Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja (Sedarmayanti, 1996). Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia,faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari



gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi sekecilkecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya.



1.2 Rumusan Masalah Dalam makalah ini akan dibahas beberapa permasalahan yaitu: 1) Apa pengertian kecelakaan kerja ? 2) Apa penyebab kecelakaan akibat kerja pada PT. Jamu Air Mancur ? 3) Bagaimana penilaian dan pengendalian tentang kecelakaan kerja pada PT. Jamu Air Mancur ?



1.3 Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Memahami pengertian kecelakaan kerja 2) Memahami penyebab kecelakaan akibat kerja pada PT. Jamu Air Mancur 3) Memehami penilaian dan pengendalian tentang kecelakaan kerja pada PT. Jamu Air Mancur



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut ILO/WHO (1998) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan peningkatan derajat kesehatan setinggi tingginya yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial untuk kesejahteraan seluruh pekerja di semua tempat kerja.Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan,sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian langsung dan juga dapat menimbulkan kerugian tidak langsung yaitu kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi, kerusakan pada lingkungan kerja.Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat , dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.



Tujuan dari Keselamatan Kerja adalah (Suma’mur,1981) : a.



Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.



b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja c.



Sumber produksi diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.



2.2 Kecelakaan Kerja a.



Pengertian Kecelakaan Kerja Maksud dari kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi ditempat dan saat bekerja.Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan,Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Dan tempat kerja merupakan tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya. Menurut Bird and Germain, 1990 Kecelakaan kerja adalah kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kesakitan (cedera atau korban jiwa) pada orang,kerusakan pada properti dan kerugian dalam proses yang terjadi saat pekerjaan dilakukan.Kecelakaan kerja biasanya terjadi karena adanya kontak dengan bahan atau sumber energi (bahan kimia,suhu tinggi,kebisingan,mesin,listrik,dan lain-lain) di atas nilai ambang batas kemampuan tubuh manusia



untuk



dapat



menerimanya,yang



kemungkinan



dapat



menyebabkan



terpotong,terbakar,luka lecet,patah tulang, dan terjadi gangguan fungsi fisiologis alat tubuh.



2.3 Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja Kecelakaan akibat kerja terjadi tanpa disangka-sangka dalam waktu sekejap mata.Bennett (1991) mengemukakan bahwa di dalam setiap kejadian kecelakaan kerja,empat factor bergerak dalam satu kesatuan berantai,yakni : 



Faktor lingkungan







Faktor Bahaya







Faktor Peralatan dan Perlengkapan







Faktor Manusia Cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan di berbagai Negara tidak sama.Namun ada kesamaan umum,yaitu kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab,antara lain :







Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)







Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)



A. Faktor Manusia 



Umur/usia Usia muda relatif lebih mudah terkena kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia lanjut yang mungkin dikarenakan sikap ceroboh dan tergesa gesa.Pengkajian usia dan kecelakaan akibat kerja menunjukkan angka kecelakaan yang pada umumnya lebih rendah dengan bertambahnya usia,tetapi tingkat keparahan cedera dan penyembuhannya lebih serius.Angka kejadian kecelakaan lebih tinggi pada pekerja muda yaitu kurang dari 24 tahun (< 24 tahun) dibandingkan pada pekerja lanjut usia.







Jenis Kelamin Tingkat kecelakaan akibat kerja pada perempuan akan lebih tinggi dari pada laki laki.Perbedaan kekuatan fisik antara perempuan dengan kekuatan fisik laki laki adalah 65%.Secara umum,kapasitas kerja perempuan rata rata sekitar 30 % lebih rendah dari pada laki laki.Tugas yang berkaitan dengan gerak berpindah,laki laki mempunyai waktu reaksi lebih cepat dari pada perempuan,baik pergerakan kaki,tangan dan lengan.







Koordinasi Otot Koordinasi



otot



berpengaruh terhadap keselamatan pekerja.Diperkirakan



kekakuan dan reaksi yang lambat berperan dalam terjadinya kecelakaan kerja. 



Kecenderungan Celaka Konsep



populer



dalam



penyebab



kecelakaan



adalah



“accident



prone



theory”.Teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa ada pekerja yang lebih besar mengalami kecelakaan dibandingkan pekerja lainnya.,Hal ini disebabkan karena ciri cirri yang ada dalam pribadi yang bersangkutan. 



Pengalaman Kerja Semakin banyak pengalaman kerja dari seseorang,maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kerja.Pengalaman untuk kewaspadaan



terhadap



kecelakaan kerja bertambah baik sesuai dengan usia,masa kerja atau lamanya bekerja di tempat yang bersangkutan. 



Tingkat Pendidikan Pendidikan formal dan pendidikan non-formal akan mempengaruhi peningkatan pengetahuan pekerja dalam menerima informasi dan perubahan,baik secara langsung maupun tidak langsung.Tuntunan pekerjaan atau job requirements pada seorang pekerja adalah :



1. Pengetahuan (pengetahuan dasar dan spesifik tentang pekerjaan) 2. Fungsional (keterampilan dasar dan spesifik dalam mengerjakan suatu pekerjaan) 3. Afektif (kemampuan dasar dan spesifikasi dalam suatu pekerjaan) 



Kelelahan



Kelelahan dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada suatu industri.Kelelahan merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya.Kelelahan ini ditandai dengan adanya penurunan fungsi fungsi kesadaran otak dan perubahan pada organ diluar kesadaran.Kelelahan disebabkan oleh berbagai hal,antara lain kurang istirahat,terlalu lama bekerja,pekerjaan rutin tanpa variasi,lingkungan kerja yang buruk,serta adanya konflik.



B. Faktor Lingkungan 



Lokasi / tempat kerja Tempat kerja adalah tempat dilakukannya pekerjaan bagi suatu usaha,dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja,dan kemungkinan adanya bahaya kerja di tempat itu.Desain dari lokasi kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan kecelakaan kerja.Tempat kerja yang baik apabila dilingkungan kerja aman dan sehat.







Peralatan / Perlengkapan Proses produksi adalah bagian dari perencanaan produksi.Langkah penting dalam perencanaan adalah memilih peralatan dan perlengkapan yang efektif sesuai dengan apa yang diproduksinya.Pada dasarnya peralatan / perlengkapan mempunyai bagian bagian kritis yang dapat menimbulkan keadaan bahaya,yaitu :



1. Bagian bagian fungsional 2. Bagian bagian operasional Bagian



bagian



mesin



yang



berbahaya



harus



ditiadakan



dengan



jalan



mengubah



konstruksi,member alat perlindungan.Peralatan dan perlengkapan yang dominan menyebabkan kecelakaan kerja,antara lain :



1. Peralatan / perlengkapan yang menimbulkan kebisingan 2. Peralatan / perlengkapan dengan penerangan yang tidak efektif 3. Peralatan / perlengkapan dengan temperatur tinggi atau terlalu rendah 4. Peralatan / perlengkapan yang mengandung bahan kimia berbahaya 5. Peralatan / perlengkapan dengan efek radiasi yang tinggi 6. Peralatan / perlengkapan yang tidak dilengkapi dengan pelindung,dll.







Shift Kerja Menurut National Occupational Health and Safety Committee,shift kerja adalah bekerja diluar jam kerja normal,dari senin sampai jumat termasuk hari libur dan bekerja dimulai dari jam 07.00 sampai dengan jam 19.00 atau lebih.Shift kerja malam biasanya lebih banyak menimbulkan kecelakaan kerja dibandingkan dengan shift kerja







Sumber Kecelakaan Sumber kecelakaan merupakan asal dari timbulnya kecelakaan,bisa berawal dari jenis peralatan / perlengkapannya,berawal dari factor human error,dimana sumber dari kecelakaan merambat ke tempat tempat lain,sehingga menimbulkan kecelakaan kerja.



2.4 Teori Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja 1. Konsep Rantai Kejadian (Chain of Event Concept) Teori ini dikenalkan oleh H.W. Heinrich,bahwa faktor penyebab terjadinya kecelakaan 88% adalah unsafe acts (prilaku tidak aman),10% unsafe condition (kondisi tidak aman),dan 2% unavoidable (kondisi yang tidak dapat dicegah).Heinrich berpendapat bahwa kecelakaan terjadi



sebagai rangkaian yang saling berhubungan.Mekanisme terjadinya kecelakaan diuraikan dengan “Domino Sequence”yaitu : 1. Tindakan tidak aman atau kondisi fisik maupun mekanis yang tidak aman (unsafe acts and or mechanical or physical hazard),merupakan tindakan berbahaya disertai bahaya mekanik atau fisik lain. 2.



Kegagalan orang yang bersangkutan (fault of person),merupakan perpaduan dari factor keturunan dan lingkungan yang menyebabkan pada tindakan yang salah dalam melakukan pekerjaan.



3. Lingkungan sosial dan sifat bawaan seseorang (ancestry and social environment). 4. Cedera atau kerugian lain (injury) merupakan kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau luka berat,kecacatan dan bahkan kematian. 5. Kecelakaan (accident) adalah peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja yang pada umumnya disertai dengan kerugian. Setiap kejadian saling tergantung satu sama lain dan ini membentuk mata rantai yang dapat diibaratkan seperti kartu domino yang disusun tegak,bila kartu pertama jatuh maka kartu berikutnya akan ikut jatuh.



2. Teori Domino Baru Faktor penyebab kecelakaan mencerminkan adanya hubungan langsung antara manajemen dan serta efek dari kecelakaan.Sistem manajemen dari suatu perusahaan menjadi akar permasalahan terjadinya kecelakaan kerja.Hal tersebut dikarenakan manusia,peralatan dan



lingkungan merupakan rangkaian system.Kecelakaan yang terjadi pada manusia,peralatan,dan lingkungan mengindikasikan adanya ketimpangan dari proses suatu sistem. Teori domino baru Bird and Germain,1990 lebih dikenal dengan ILCI tentang Loss Caution Model, dalam teori tersebut dikembangkan dengan 5 kartu domino,setiap domino secara berurutan diartikan sebagai berikut : a. Lack of control management Lemahnya control atau kurangnya pengawasan dari manajemen yang sering disebut dengan istilah root causes,underlying causes atau real causes.Yang termasuk kedalam kategori lack of control management adalah : 1. Program yang belum memadai,disebabkan karena belum tercukupnya masalah masalah dibawah ini di dalam program perusahaan,yaitu : 



Kepemimpinan







Pelatihan manajemen







Inspeksi







Analisis jabatan dan prosedur







Investigasi Kecelakaan







Observasi jabatan







Sistem Tanggap Darurat







Peraturan Kepegawaian







Analisis Kecelakaan







Pelatihan Pegawai







Alat Pelindung Diri







Kesehatan Kerja







Komunikasi Personil







Pertemuan (rapat)



2. Program yang belum standar 3. Program bertentangan dengan standar



b. Basic causes-origins Merupakan klasifikasi sebab-sebab dasar yaitu personal factor dan job factor. 1. Faktor Manusia (Personal Factor) 



Kemampuan fisik / fisiologis yang terbatas







Kemampuan mental / psikologis







Stres fisik atau fisiologis







Stres mental atau psikologis







Kurangnya pengetahuan (lack of knowledge)







Kurangnya keterampilan (lack of skill)







Motivasi yang tidak tepat (improper motivation)



2. Faktor Pekerjaan (job factor) 



Tidak memadainya kepemimpinan dan supervise







Tidak memadainya rekayasa (inadequate Engineering)







Tidak memadainya proses pembelian (inadequate Purchasing)







Tidak memadainya proses pemeliharaan dan perawatan (inadequate Maintenance)







Tidak memadainya peralatan dan perkakas (inadequate tools and equipment)







Tidak memadainya standar kerja







Keausan (Wear and tear)







Penyalahgunaan / salah pakai



c.



Immediate Causes-Symptom Domino ketiga ini muncul dalam bentuk praktik dan kondisi tidak standar.Kecelakaan semacam ini merupakan penyimpangan terhadap standar yang ada.



1. Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) Tindakan tidak aman adalah tindakan orang yang menyimpang dari prosedur atau cara yang wajar dan benar menurut persetujuan bersama,sehingga tindakan tersebut mengandung bahaya.Misalnya : berdiri dibawah barang yang diangkat crane,mengebut dijalan ramai,dan lain lain.Keadaan dan tindakan berbahaya jika dibiarkan tanpa perbaikan akan menimbulkan kecelakaan. 2. Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) Kondisi tidak aman adalah apa saja,apakah fisik,mekanis,kimiawi, atau biologis yang berbahaya.Misalnya : sinar las yang tidak terlindungi,roda gigi yang tidak tertutup pelindung,ban penggerak terbuka,sumber radioaktif,bahan mudah terbakar yang berada dekat sumber api,dan lain lain.



d. Accident Contact Merupakan kecelakaan karena adanya kontak dengan energi atau substansi.Kecelakaan timbul bila kondisi dan praktek seperti diatas dibiarkan,oleh karena itu peluang kontak dengan sumber energy diatas “threshold limit” dari bahan atau struktur yang ada harus segera dicegah.



e.



Loss Kerugian yaitu baik kerugian pada manusia,properti maupun proses.



3. Human Factors Models Teori Human Factors dikemukakan oleh Gordon yang menerangkan tentang Multiple causation model dengan basic epidemiologi yang diadopsi dari Heinrich model dari konsep loss control yang dikembangkan oleh Bird dan Loftus.Pada pendekatan epidemiologi ini factor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan adalah host yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan,agent yaitu pekerjaan dan environment yaitu lingkungan kerja dimana pekerja melakukan pekerjaannya. Gordon mengemukakan bahwa kecelakaan kerja adalah akibat dari banyak sebab yang berkaitan dengan korban,penyebab dan lingkungan yang terjadi secara random,yang intinya bahwa kecelakaan adalah hasil interaksi yang kompleks dan acak antara korban,agent dan lingkungan serta tidak dapat diterangkan hanya dengan memperhatikan satu dari ketiga faktor tersebut. 4. Teori Reason Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja,



5.



Teori Frank E. Bird Petersen



Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan .Bird mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) : a.



Manajemen kurang control



b.



Sumber penyebab utama



c.



Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)



d. Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar ) e.



Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda )



2.5 Kecelakaan di Dalam dan di Luar Tempat Kerja 1. Faktor Fisik Kecelakaan di dalam tempat kerja







Kebisingan Tingkat kebisingan sekecil apapun dapat menimbulkan gangguan dalam pekerjaan. Karena dapat mengganggu konsentrasi dan menghalangi komunikasi serta tidak dapat mendengar perintah ataupun peringatan tentang tanda bahaya dan sebagainya. Bunyi yang ditimbulkan dari aktivitas produksi seperti mesin produksi, jika tidak sesuai dengan ambang batas yang ditentukan maka dapat mengganggu kenyamanan kerja sehingga potensi terjadinya kecelakaan semakin besar.







Suhu Ventilasi dan pengaturan suhu ruangan dimaksudkan untuk mengurangi dampak LK3 dalam ruangan yang dapat menimbulkan keletihan berlebih dan ketidaknyamanan bekerja (Emil



Salim,2002). Tempat kerja yang nyaman merupakan salah satu faktor penunjang gairah kerja. Lingkungan kerja yang panas dan lembab akan menurunkan produktivitas kerja juga akan membawa dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (Gempur Santoso, 2004). 



Penerangan Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi bendabenda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi (AM. Sugeng Budiono,2003).







Lantai Tempat Kerja Tempat kerja yang memiliki alas atau lantai yang tergolong licin sangat mengancam atau membahayakan pekerja yang berada ditempat tersebut. Keadaan lantai yang licin dapat menyebabkan pekerja terpeleset jika mereka tidak sadar atau tidak mengetahui kalau sedang menginjak lantai yang diatasnya terdapat ceceran atau tetesan minyak, air, maupun oli.







Kondisi Mesin Alat pelindung dan alat keselamatan pada mesin (Machine Guarding and Safety Devices) adalah semua alat yang dipasang untuk melindungi pekerja dari bahaya langsung maupun tidak langsung yang ada di suatu instalasi. Alat alat ini bertujuan untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan oleh mesin, proses ataupun bahan yang ada di



instalas). Mesin-mesin dan alat-alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003). Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh letak mesin / posisi mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.



2. Faktor Fisik Kecelakaan di Luar Tempat Kerja 



Kondisi Fisik Jalan Lingkungan kerja dapat dipandang secara makro dan secara mikro. Secara mikro adalah tempat-tempat kerja itu sendiri sebagai lingkungan kerja dari para pekerja, dan secara makro adalah daerah sekitar sebagai lingkungan dari tempat kerja itu sendiri. Daerah lingkungan kerja secara makro dapat sampai beberapa kilometer tergantung dari gangguan yang ditimbulkan (Bambang Endroyono,1989). Salah satu dari beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan diantaranya adalah kondisi jalan saat kecelakaan terjadi. Jalan yang rusak, berlubang, maupun licin akan dapat menyebabkan kecelakaan jika kita tidak berhati-hati.



2.6 Dampak Kecelakaan Kerja Berikut ini merupakan penggolongan dampak dari kecelakaan kerja (Simanjuntak, 1994) : a.



Meninggal dunia Dalam hal ini termasuk kecelakaan yang paling fatal yang menyebabkan penderita meninggal dunia walaupun telah mendapatkan pertolongan dan perawatan sebelumnya.



b.



Cacat permanen total Merupakan cacat yang mengakibatkan penderita secara permanen tidak mampu lagi sepenuhnya melakukan pekerjaan produktif karena kehilangan atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh seperti: kedua mata, satu mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki. Dua bagian tubuh yang tidak terletak pada satu ruas tubuh.



c.



Cacat permanen sebagian Cacat yang mengakibatkan salah satu bagian tubuh hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi.



d. Tidak mampu bekerja sementara Kondisi sementara ini dimaksudkan baik ketika dalam masa pengobatan maupun karena harus beristirahat menunggu kesembuhan, sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang bersangkutan tidak melakukan kerja produktif



BAB III PEMBAHASAN



Dari jurnal yang menjadi pembahasan tentang “Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja (Studi Kasus Di PT. Jamu Air Mancur)” maka dapat dilakukan pengenalan, penilaian, serta pengendalian.



3.1 Pengenalan Salah satu perusahaan yang perlu mendapat perhatian terhadap kecelakaan kerja adalah PT. Jamu Air Mancur.Perusahaan ini merupakan perusahaan global bergerak di bidang manufacturing,khususnya dalam industri jamu. Di perusahaan ini terdapat tiga unit produksi yaitu unit jamu, kosmetik dan ekstrak. Masing-masing bagian mempunyai potensi terhadap bahaya untuk terjadinya kecelakaan kerja, selama tahun 2007 sebanyak 11 orang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Sampel berjumlah 10 orang. Berikut ini disajikan tabel tentang karakteristik responden Tabel 1.Tabel karakteristik Responden



Karakteristik Responden



Jumlah



Persentase



≤ 30



1



10



31-40



2



20



Usia (tahun)



41-50



2



20



> 50



5



50



Jumlah



10



100



Laki laki



7



70



Perempuan



3



30



Jumlah



10



100



SMK



1



10



SMA



2



20



SMP



6



60



SD



1



10



Jumlah



10



100



≤ 10



1



10



11 s/d 20



2



20



21 s/d 30



3



30



> 30



4



40



Jumlah



10



100



Dalam Tempat Kerja



5



50



Luar Tempat Kerja



5



50



Jenis Kelamin



Tingkat Pendidikan



Masa Kerja (tahun)



Jenis Kecelakaan



Jumlah



10



100



1. Usia Usia responden berada pada kisaran 28 sampai 52 tahun. Responden yang mempunyai karakteristik usia paling banyak responden yang berusia lebih dari 50 tahun, yaitu berjumlah 5 orang. Tidak diragukan lagi bahwa masalah usia dan pengalaman pekerja merupakan factor kunci penyebab kecelakaan, tetapi harus diingat pula bahwa tingginnya usia tidak otomatis dapat disamakan dengan banyaknya pengalaman (ILO, 1989).



2. Jenis Kelamin



3. Tingkat Pendidikan Pendidikan formal tertinggi responden adalah SMP yaitu sebesar 60%. Karena jenis pekerjaan yang dikerjakan umumnya tidak memerlukan keahlian khusus. Tetapi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Pendidikan dan latihan yaitu usaha menanamkan prinsip keselamatan kerja pada pekerja dan calon pekerja. Pendidikan biasanya diperuntukkan bagi siswa yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja (preservice training ).



4. Masa Kerja



Responden yang mempunyai Persentase terbesar dalam masa kerja yaitu responden yang telah bekerja diatas 30 tahun yaitu sebesar 30% dari 10 responden, dimana tenaga kerja ini tergolong lama sehingga kemungkinan jenuh atau bosan akan pekerjaan yang dilakukan semakin besar, karena mereka mengerjakan pekerjaan yang sama atau monoton setiap harinya. Sikap psikologis dan dan fisik dari seseorang terhadap pekerjaan monoton akan sangat berpengaruh dimana pekerja yang bersikap negatif dan acuh pada pekerjaannya dapat mengalami bosan, apatis dan mengantuk. Akibat dari kepenatan atau keletihan dari pekerjaan yang terlalu keras, orang yang melakukan pekerjaan monoton akan berkurang tingkat kewaspadaannya setelah melakukan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu tertentu.



5. Jenis Kecelakaan Jenis Kecelakaan dapat diklasifikasikan menjadi kecelakaan di dalam tempat kerja dan di luar tempat kerja.Menurut responden beberapa faktor yang dapat



menjadi



penyebab



kecelakaan



di



dalam



tempat



kerja



meliputi



kebisingan,suhu,penerangan,lantai tempat kerja,dan kondisi mesin,hal tersebut akan berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi pekerja apabila hal tersebut mengganggu kenyamanan pekerja saat bekerja atau melebihi NAB.Dan factor yang menjadi penyebab kecelakaan selanjutnya yaitu kecelakaan di luar tempat kerja yaitu kondisi fisik jalan. Jalan yang rusak,berlubang, maupun licin akan dapat menyebabkan kecelakaan jika kita tidak berhati-hati.



3.2 Penilaian Dari pengenalan diatas maka dapat dilakukan penilaian untuk menilai serta mengetahui apa saja faktor risiko atau sebab dari terjadinya kecelakaan kerja di PT.Jamu Air



Mancur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja di PT. Jamu Air Mancur tahun 2007 adalah:







Usia Usia muda relatif lebih mudah terkena kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia lanjut yang mungkin dikarenakan sikap ceroboh dan tergesa gesa.Pengkajian usia dan kecelakaan akibat kerja menunjukkan angka kecelakaan yang pada umumnya lebih rendah dengan bertambahnya usia,tetapi tingkat keparahan cedera dan penyembuhannya lebih serius.Angka kejadian kecelakaan lebih tinggi pada pekerja muda yaitu kurang dari 24 tahun (< 24 tahun) dibandingkan pada pekerja lanjut usia.







Masa kerja Pekerja yang mempunyai Persentase terbesar dalam masa kerjanya kemungkinan jenuh atau bosan akan pekerjaan yang dilakukan semakin besar, karena mereka mengerjakan pekerjaan yang sama atau monoton setiap harinya. Sikap psikologis dan dan fisik dari seseorang terhadap pekerjaan monoton akan sangat berpengaruh dimana pekerja yang bersikap negatif dan acuh pada pekerjaannya dapat mengalami bosan,apatis dan mengantuk. Akibat dari kepenatan atau keletihan dari pekerjaan yang terlalu keras, orang yang melakukan pekerjaan monoton akan berkurang tingkat kewaspadaannya setelah melakukan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu tertentu.







Pelatihan K3



Pelatihan atau training K3 pada pekerja memainkan peranan penting dalam peningkatan kondisi kerja atau lingkungan kerja. Secara subtansial,upaya meningkatkan K3 ditempat kerja sering mengalami hambatan karena kurangnya kesadaran dari elemen yang terlibat. Untuk mengatasi hal itu, maka pelatihan K3 bagi pekerja penting sekali dapat memfasilitasi para karyawan dalam mendiagnosis masalah yang mungkin dihadapi dalam pekerjaan dan mungkin dihadapi dalam pekerjaan dan sekaligus membantu mereka mencari solusi tebaik untuk mengatasinya (Danggur Konradus,2006).







APD Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration, pesonal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya. Keselamatan pekerja harus diprioritaskan,oleh karena itu perlu dipelajari langkah kerja dan alat-alat pelindung untuk menjaga keselamatan pekerja (Bambang endroyono, 1989). Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi (AM. Sugeng Budiono, 2003).







Sikap kerja Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomic (Sikap kerja),karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan



efisiensi kerja (Sedarmayanti, 1996). Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia,faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi sekecilkecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya. (Soedirman,1989).







pelindung mesin Alat pelindung dan alat keselamatan pada mesin (Machine Guarding and Safety Devices) adalah semua alat yang dipasang untuk melindungi pekerja dari bahaya langsung maupun tidak langsung yang ada di suatu instalasi. Alat alat ini bertujuan untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan oleh mesin, proses ataupun bahan yang ada di instalas). Mesin-mesin dan alat-alat diatur sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003). Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh letak mesin / posisi mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin terjadi.







Kondisi jalan yang dilalui Salah satu dari beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kecelakaan diantaranya adalah kondisi jalan saat kecelakaan terjadi. Jalan yang rusak, berlubang, maupun licin akan dapat menyebabkan kecelakaan jika kita tidak berhati-hati.



Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen. Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah.



3.3 Pengendalian Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam dunia kerja,selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses / aktifitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan / potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing,seperti financial. Untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat terganggunya proses produksi sehingga menyebabkan kerugian perusahaan,maka bagi perusahaan hendaknya dapat memperbaiki SMK3, pelaksanaan pelatihan K3 sebaiknya diadakan rutin atau teratur dengan mengikut sertakan seluruh elemen perusahaan,penyebaran informasi K3 hendaknya lebih ditingkatkan, mengontrol dan memperbaiki sarana prasarana yang telah menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan tempat yang berpotensi besar untuk terjadinya kecelakaan kerja



dan bagi tenaga kerja hendaknya lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja dan saat berada dalam perjalanan, mematuhi peraturan,merubah perilaku tegesa-gesa saat bekerja dan saat dalam perjalanan.



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan Dari pembahasan tentang jurnal “Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja di PT. Jamu Air Mancur”dapat diambil kesimpulan, antara lain sebagai berikut : 1)



Maksud dari kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi ditempat dan saat bekerja. Menurut Bird and Germain, 1990 Kecelakaan kerja adalah kejadian tidak diharapkan yang mengakibatkan kesakitan (cedera atau korban jiwa) pada orang,kerusakan pada properti dan kerugian dalam proses yang terjadi saat pekerjaan dilakukan.



2) Penyebab kecelakaan yang terjadi di PT. Jamu Air Mancur antara lain disebabkan oleh : a.



Faktor Manusia







Usia / Umur







Jenis Kelamin







Kecenderungan Celaka







Pengalaman Kerja / masa kerja







Tingkat Pendidikan







Kelelahan



b. Faktor Lingkungan 



Lokasi / tempat kerja







Peralatan / Perlengkapan







Shift Kerja







Sumber Kecelakaan



3)



studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen. Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat terganggunya proses produksi sehingga menyebabkan kerugian perusahaan,maka bagi perusahaan hendaknya dapat memperbaiki SMK3, pelaksanaan pelatihan K3 sebaiknya diadakan rutin atau teratur dengan mengikut sertakan seluruh elemen perusahaan,penyebaran informasi K3 hendaknya lebih ditingkatkan, mengontrol dan memperbaiki sarana prasarana yang telah menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan tempat yang berpotensi besar untuk terjadinya kecelakaan kerja dan bagi tenaga kerja hendaknya lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja dan saat



berada dalam perjalanan, mematuhi peraturan,merubah perilaku tegesa-gesa saat bekerja dan saat dalam perjalanan.



4.2 Saran Dari pembahasan diatas tentang analisis penyebab kecelakaan kerja di PT.Jamu Air Mancur,faktor manusia dan faktor lingkungan merupakan faktor yang dominan menyebabkan kecelakaan kerja.Oleh karena itu untuk menanggulangi terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat terganggunya proses produksi sehingga menyebabkan kerugian perusahaan,maka bagi perusahaan hendaknya dapat memperbaiki SMK3, pelaksanaan pelatihan K3 sebaiknya diadakan rutin atau teratur dengan mengikut sertakan seluruh elemen perusahaan,penyebaran informasi K3 hendaknya lebih ditingkatkan, mengontrol dan memperbaiki sarana prasarana yang telah menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan tempat yang berpotensi besar untuk terjadinya kecelakaan kerja.