21 0 233 KB
Laporan Makalah Keperawatan Keluarga “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Keluarga dengan Lansia”
Nama Kelompok : VIII 1. Yuyun Bella Ria Batubara
(17031047)
2. Angel Novelyeni Cahyaningtyas
(17031062)
3. Rizka Gustin Ananda
(17031060)
4. Helina Malinda
(17031067)
5. Gauri Saskia
(17031071)
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru 2020
1
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kita semua, sehingga kita dapat menyelesaikan laporan makalah tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Keluarga dengan Lansia ini dalam memenuhi tugas di mata kuliah Keperawatan Keluarga. Laporan makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami, menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan makalah tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Keluarga dengan Lansia ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Pekanbaru, 9 Juni 2020
Kelompok 8,
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................................1 DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 2 BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 4 1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 5 1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................................................... 5 BAB 2 TINJAUAN TEORI ...........................................................................................................6 2.1 Definisi Lansia ......................................................................................................................... 6 2.2 Sikap Masyarakat Terhadap Lansia ......................................................................................... 6 2.3 Stressor Pada Lansia ................................................................................................................ 6 2.4 Tugas Perkembangan Keluarga ................................................................................................7 2.5 Perhatian Pelayanan Kesehatan ................................................................................................9 2.6 Asuhan Keperawatan Keluarga ...............................................................................................10 BAB 3 TINJAUAN KASUS ........................................................................................................ 13 3.1 Kasus .......................................................................................................................................13 3.2 Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ....................................................................................13 BAB 4 PEMBAHASAN ...............................................................................................................27 4.1 Kesenjangan antara teori dengan kasus .................................................................................. 27 BAB 5 PENUTUP .........................................................................................................................28 5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 29
3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang anggota keluarga. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 52 Tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Sejalan dengan hal tersebut, BKKBN (dalam Pandji, 2012) menjelaskan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materi layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat serta lingkungan. Masa lanjut usia (lansia) atau menua merupakan tahap paling akhir dari siklus kehidupan seseorang. WHO (2009) menyatakan masa lanjut usia menjadi empat golongan, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75–90 tahun dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Menurut Setyonegoro (dalam Efendi, 2009) lanjut usia (getriatric age) dibagi menjadi 3 batasan umur, yaitu young old (usia 70-75 tahun), old (usia 75-80 tahun), dan very old (usia > 80 tahun). Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lansia merupakan seseorang yang berusia diatas 60 tahun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, proporsi populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia tahun 2009 telah mencapai 737 juta jiwa dan sekitar dua pertiga dari jumlah lansia tersebut tinggal di negaranegara berkembang seperti Indonesia. Diproyeksikan pada tahun 2020 populasi lansia meningkat 7,2%, hampir sepadan dengan proporsi lansia di negara-negara maju saat ini (Tamher, 2009).
4
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan (Heniwati, 2008) 1.2 Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan lansia. 2. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang definisi lansia. 2. Masiswa dapat mengetahui tentang sikap masyarakat terhadap lansia 3. Masiswa dapat memahami tentang stressor pada lansia 4. Mahasiswa dapat mengetahui tugas perkembangan keluarga 5. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perhatian pelayanan kesehatan 6. Masiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga 1.3 Manfaat Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan lansia.
5
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Lansia Lansia yaitu usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses perkembangan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melalukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap dimana terjadi penuaan dan penurunan, yang menurunnya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya (Harmoko,2012) Tahap keluarga lansia dan pensiunan adalah tahap kedelapan atau tahap terakhir siklus kehidupan keluarga yang dimulai dengan pensiunnya salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan dan berakhir dengan meninggalnya pasangan yang lain (Duvall & Miller, (1985) dalam Friedman, 2010). 2.2 Sikap Masyarakat Terhadap Lansia Penuaan telah dipandang sebagai penurunan yang mengganggu, dan perburukan penyakit yang hanya memengaruhi lansia dalam presentasi kecil seringkali dipandang sebagai sebuah norma bukan pengecualian. Penilaian normal sering dianggap sebagai suatu periode sakit, keadaan tua yang lemah, dan bergantung. Pada komunitas luas dan keluarga individu, beradaptasi dengan lansia memiliki konotasi negative, salah satunya dengan terbebani dengan masalah yang dihadapi. Selain itu, masyarakat tidak membiarkan sebagian besar lansia untuk tetap produktif . 2.3 Stresor pada Lansia Pada saat penuaan berlangsung dan pensiun terjadi, terdapat beberapa stressor atau kehilangan yang dialami oleh beberapa lansia yang akan mengganggu transisi peran lansia. Stressor tersebut bisa berupa: 6
1. Ekonomi Pada masa lansia, lansia akan menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan pokok; selanjutnya mugkin menyesuaikan terhadap ketergantungan ekonomi (bergantung pada keluarga atau pemerintah untuk mendapatkan subsidi). 2. Perumahan Sering berpindah tempat tinggal yang lebih kecil, fasilitas hidup dibantu, dan kemudian dipaksa untuk pindah ke panti werda. 3. Sosial Kehilangan/kematian saudara kandung, teman, dan pasangan. 4. Pekerjaan Berhenti bekerja dengan mengundurkan diri atau pensiun dan kehilangan peran kerja serta rasa produktivitas. 5. Kesehatan Penurunan fungsi fisik, mental, dan kognitif; merawat pasangan yang kurang sehat. 2.4 Tugas Perkembangan Keluarga 1. Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan adalah tugas keluarga lansia yang paling penting. Penataan kehidupan seseorang merupakan suatu predictor berharga dalam memprediksi kesejahteraan lansia. 2. Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang Ketika pria pensiun terdapat penurunan drastis dalam penghasilan, dan biasanya seiring dengan perjalanan waktu, pendapatan ini menjadi semakin kurang mencukupi karena
7
peningkatan
biaya
hidup
yang
terjadi
secara
terus-menerus
dan
berkurangnya
tabungan/simpanan. Karena sering munculnya masalah kesehatan jangka panjang, pengeluaran untuk kesehatan merupakan perhatian finansial yang utama. Lansia menghabiskan lebih banyak uang untuk pelayanan kesehatan baik dalam bentuk uang tunai dan dalam suatu persentase dari pengeluaran total daripada mereka yang bukan lansia. 3. Mempertahankan hubungan pernikahan Pernikahan yang dianggap memuaskan dalam beberapa taun terakhir biasanya memiliki riwayat positif yang panjang dan begitu pula sebaliknya. Mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan setelah salah satu atau kedua pasangan pensiun juga dipengaruhi oleh dukungan yang diterima oleh satu pasangan dari pasangan lainnya dan perubahan yang terjadi dalam kesehatan salah seorang atau kedua pasangan. 4. Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan Tugas perkembangan keempat, secara umum merupakan tugas perkembangan yang paling membuat trauma. Wanita lansia lebih menderita akibat kehilangan pasangannya jika dibandingkan pria. Dalam perbandingan dengan kelompok usia muda, lansia menyadari bahwa kematian adalah bagian dari proses kehidupan yang normal. Sebagian besar lansia lebih sedikit yang takut akan kematian dibandingkan individu yang lebih dicintainya daripada diri mereka sendiri (Butler & Lewis, (1982); Neinmeyer, (1988) dalam Friedman, 2010). Akan tetapi, kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa pasangan yang telah ditinggal pasangannya menemukan kemudahan dalam menyesuaikan diri terhadap kehilangan. Kehilangan pasangan menimbulkan efek yang merugikan, wanita meninggal lebih awal daripada pasangan barunya, dan kehidupan lebih cenderung memiliki masalah kesehatan yang serius (isolasi sosial, bunuh diri, atau gangguan jiwa). Selain itu, kehilangan pasangan 8
menuntut reorganisasi total fungsi keluarga. Hal ini terutama sulit untuk mencapai kepuasan, karena kehilangan telah menghilangkan sumber emosional dan ekonomi yang dibutuhkan untuk beradaptasi terhadap perubahan. Janda lansia sering kali tidak memiliki ketertarikan atau kemampuan untuk melaksanakan peran sebagai penjaga dan pengasuh rumah tangga dan dapat memerlukan bantuan dalam mempersiapkan makanan, merapikan rumah dan perawatan lainnya. 5. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi Tugas perkembangan kelima adalah beradaptasi dengan pertahanan ikatan keluarga antargenerasi. Walaupun terdapat kecederungan bagi lansia untuk melepaskan diri dari hubungan sosial, keluarga tetap mengingatkan fokus interaksi sosial pada lansia dan sumber dukungan sosial primer mereka. Pada saat lansia menarik diri dari aktivitas di dunia luar, hubungan dengan pasangan, anak, cucu, dan saudara kandung menjadi lebih penting. 6. Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan anggota keluarga (peninjauan dan integrasi kehidupan) 2.5 Perhatian Pelayanan Kesehatan 1. Disabilitas fungsional meningkat 2. Gangguan mobilitas 3. Penyakit kronik 4. Kekuatan dan fungsi fisik menghilang 5. Layanan perawatan dalam jangka panjang 6. Memberikan asuhan 7. Isolasi sosial 8. Berduka/depresi 9. Gangguan kognitif
9
2.6 Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan melalui praktik keperawatam dengan sasaran keluarga. Asuhan keperawatan keluarga ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. 2.6.1 Proses Keperawatan Keluarga A. Pengkajian 1. Identitas Data a. Jenis kelamin b. Pekerjaan c. Status sosial ekonomi keluarga Penghasilan yang rendah dan sulit memungkinkan adannya konflik dalam keluarga termasuk kebutuhan akan biaya perawatan dan pengobatan anggota keluarga. d. Aktifitas rekreasi dan waktu luang Mengidentifikasi aktifitas-aktifitas dan waktu senggang keluarga, Penggunaan waktu senggang yang ada menggali perasaan dari anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi. 2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga a. Riwayat keluarga inti : -
Keluhan yang biasa di rasakan oleh anggota keluarga
b. Keluarga ini berada pada tahap perkembangan dengan usia lanjut. 3. Data Lingkungan a. Kondisi Rumah: Apakah ada faktor lingkungan rumah yang kurang aman dan membahayakan.
10
b. Fasilitas dan pelayanan kesehatan : Tingkat ekonomi yang rendah dapat mengakibatkan sulitnya dalam pengobatan. Ketidakefektifannya dan keluarga dalam mengunjungi pelayanan kesehatan yang ada. c. Fasilitas transportasi : Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat diperlukan agar penderita mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana transportasi menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke pelayanan kesehatan sehingga kondisi akan semakin memburuk. 4. Struktur Keluarga. a. Struktur komunikasi : Berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga merupakan tugas keluarga, dan dapat menurunkan beban masalah. b. Struktur kekuasaan : Kekuasaan dalam keluarga dipegang oleh pemegang keputusan yang mempunyai hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga. c. Struktur peran : Peran antar kelurga menggambarkan perilaku interpersonal yang berhubungan dengan masalah kesehatan dalam posisi dan situasi tertentu. d. Nilai kepercayaan : Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai kekuasaan dan kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga 5. Fungsi Keluarga a. Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit, Ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan serta dalam mengambil tindakan yang tepat atau tidak memahami mengenai sifat berat dan meluasnya masalah penyakit. b. Ketidak mampuan keluarga dalam memecahkan masalah karena kurangnya pengetahuan dan sumber daya keluarga seperti : latar belakang pendidikan dan keuangan keluarga.
11
c. Ketidak mampuan keluarga memilih tindakan diantara beberapa alternative perawatan dan pengobatan. d. Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota kelurga yang sakit. e. Koping keluarga : koping keluarga dipengaruhi oleh situasi emosional keluarga, sikap dan pandangan hidup, hubungan kerja sama antara anggota keluarga serta adanya support system dalam keluarga. B. Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga diagnosis keperwatan aktual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial atau wellness. 1. Diagnosis aktual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah terjadi pada saat pengkajian di keluarga. 2. Resiko tinggi, merupakan masalah yang belum terjadi pada pengkajian. Namun dapat menjadi masalah aktual bila tidak dilakukan pencegahan dengan cepat.
12
Bab 3 Tinjauan Kasus 1.1 Kasus Perawat keluarga melakukan pengkajian pada keluarga Tn. T yang berusia 80 tahun yang beralamat di Bumi jokulon JTI/1075 RT 35/08, pekerjaan Tn. M kepala keluarga adalah Pensiunan PJKA dan pedagang. Tn. T tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Saat pengkajian didapatkan data bahwa istri Tn. M mempunyai kolesterol yang tinggi yang baru diketahui oleh Tn. M.dan Tn. M juga mengatakan bahwa istrinya tidak menceritakan kepadanya. Ny. K belum tahu tentang apa yang harus dihindari atau boleh dimakan supaya kolesterolnya tidak meningkat dan Berat badannya menurun, begitu juga dengan Tn.M dan anak-anaknya. Keluarga juga tidak mengetahui tentang pantangan dari kolesterol. Tn. M mengatakan Ny. K saat ini sering mengeluh lutut terasa pegal apabila mau berdiri dan mengatakan saat ini istri Tn. M sudah menopause, namun masih bisa berperan sebagai suami istri dan Untuk menghadapi stressor di keluarga Tn.M mengatakan jika ada masalah dalam keluarga selalu didiskusikan dengan anak nya, tetapi jika hanya sakit ringan tidak pernah cerita. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik BB Ny. K lebih dari rentang normal dan tn. M mengatakan baru mengetahui berat badan istrinya lebih dari rentang normal.
1.2 Asuhan Keperawatan A. Pengkajian Keluarga Data umum 1. Nama Kepala Keluarga
: Tn. M
2. Umur
: 80 Tahun
3. Alamat
: Bumijokulon JTI/1075 RT 35/08
4. Pekerjaan Kepala Keluarga
: Pensiunan PJKA dan berjualan
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA
No
Nama
Jenis kelamin
Hubungan dengan KK
Umur
Pendidikan
Agama
1.
Tn.M
Laki-laki
Suami
80 Th
SLTA
Islam
2.
Ny. K
Perempuan
Istri
68Th
SD
Islam
3.
Tn. A
Laki-laki
Anak
35 Th
SLTA
Islam
4.
Ny. Y
Perempuan
Anak
29 Th
SLTA
Islam
13
6. Genogram :
Tn.M
Tn.A
Ny.K
Ny. Y
Keterangan: : laki-laki meninggal dunia : laki-laki : perempuan : tinggal serumah 7. Tipe Keluarga
: Lanjut usia ( Middle Age )
8. Suku Bangsa Tn. A dan Ny. F sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa menerima kebiaasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan. 9. Agama Agama Tn. A adalah Islam, begitu pula dengan Ny.F. Tn. A dan Ny. F selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah kecuali jika Tn. A dan Ny. F sedang kerja, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja. 10. Status Sosial Ekonomi Keluarga 14
Pasien aktif ikut kegiatan dimasyarakat : gotong-royong arisan Rt, menengok orang melayat. Keluarga Tn. M sebagai pensiunanPJKA hasil ditambah berjualan sembako. 11. Aktifitas Rekreasi Keluarga Tn. M dan keluarga mengatakan tiap 3 bulan sekali diajak ana-kanaknyauntuk berwisata ke pantai maupun ke taman wisatalainnya.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 12. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tn. M dan keluarga saat ini keluarga Tn. M tinggal bersama istri dan dua anaknya yang belum menikah. 13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi KeluargaTn. M mengatakan Ny. K saat ini sering mengeluh lututterutama jika akan berdiri dari duduk 14. Riwayat keluarga inti Tn.M mengatakan saat ini tinggal dengan istrinya daan kedua anaknya daan Tn.M juga tidak mengetahuiistrinya mempunyai cholestrol tinggi. 15. Riwayat keluarga sebelumnya Tn.M dan Ny. K mengatakan semua orang tuanya sudah meninggaldan tidak mempunyai riwayat penyakit kronis. C. Lingkungan 16. Karakteristik rumah a. Denah Rumah
Ruang tamu 15
Kamar 1
Kamar 2
Dapur beserta ruang maka
17. Keadaan lingkungan di luar rumah Tidak terkaji 18. Karakteristik tetangga dan komunitas Tn.M mengatakan lingkungan sekitar tempat tinggalnya penduduknya berekonomi menengah ke bawah dan rumahpadatpenduduk berimpitan tetapi masih berlaku sering tolongmenolong dan bergotong-royong. 19. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Tn.M mengatakan saat ini menempati rumah dinasPJKA. 20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Tn.M mengatakan saat libur anak cucunya sering datang berkunjung, saling tegur sapa mengobrol diwaktu senggangataupun luang. 21. Sistem pendukung keluarga Keluarganya mempunyai jaminan kesehatan yaitu askes D. Struktur Keluarga 22. Pola komunikasi keluarga Pola komunikasi keluarga Tn.M mengatakan keluarga Tn. M sehari-hari menggunakan bahasa jawa dan berlaku sopan santun dalam keluarga. 16
23. Struktur kekuatan keluarga Tn.M mengatakan komunikasi yang digunakan bersifat terbuka selalu diikuti dengan anggota keluarga yang lain. 24. Struktur peran (formal dan informal) Tn.M mengatakan Tn. M sebagai kepala rumah tangga dan Ny. K sebagai ibu rumah tangga berperan mengurus keluarga baik rumah maupun makanannya. 25. Nilai dan norma keluarga Keluarga Tn.M mengatakan keluarga Tn.M beragama islam , sering ikut pengajian dan beribadah di masjid. E. Nilai atau Norma Keluarga 26. Fungsi Afektif Tn.M mengatakan selalu mendukung anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungan sekitar maupun di masjid sehingga anaknya memilah semua
27. Fungsi social a. Kerukunan hidup dalam berkeluarga Tn. M mengatakan selalu membicarakan dengan anak-anaknya jika ada masalah b. Interaksi dan hubungan dengan keluarga Tn. M mengatakan selalu berkomunikasi dengan anak-anaknya. c. Anggota keluarga dominan mengikuti keputusan adalah anak-anaknya walaupun sampai keputusan bersama d. Jika ada waktu senggang Tn. M mengatakan sering diajak anaknya untuk bewisata e. Berpartisipasi dalam kegiatan social 17
Tn.
M
mengatakan
ikut
kegiatan
gotong
–royong
di
kampung,arisan,pengajian. 28. Fungsi Kesehatan a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga Keluarga Tn. M mempunyai anggota keluarga yang kelebihan berat badan dan riwayat cholestrol tinggi yaitu Ny. K istri dari Tn.M ,tetapi Tn. M mengatakan bahwa istrinya tidak pernah menceritakan kepadanya .Ny. K belum tahu tentang apa yang harus dihindari atau boleh dimakan supaya kolestrolnya tidak meningkat dan berat badannya menurun. b. Kemampuan mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat : Tn. M mengatakan Ny. K hanya kontrol jika merasa sakit pegal-pegal dan pusing serta kesemutan saja. c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit Ny. K mengatakan Tn. M sakit hipertensi sudah kurang lebih 4 tahun, kontrol rutin. Jika tekanan darah sudah stabil terbukti tekanan darah terakhir 120/80 mmHg.Makanan untuk keluarga sama dengan yang lain karena ketidaktahuan Ny. K tentang makan khusus untuk penderita hipertensi. d. Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif dengan selalu menyelesaikan masalah kadang dibicarakan dengan keluarga tetapi Ny.K jika sakit jarang cerita dengan keluarga. e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat Tn. M mengatakan jika merasa sakit kontrol periksa kepuskesmas dengan menggunakan askes. Namun belum mau kontrol rutin untuk Ny.K yang obesitas dan kolestrol tinggi. 29. Fungsi Produktifitas Tn. M mengatakan saat ini istri Tn. M sudah menopause,namun masih bisa berperan sebagai suami istri.
18
30. Fungsi ekonomi Tn. M mengatakan pensiunan PJKA tapi masih mau jualan sembako dan anakanaknya juga bekerja untuk kebutuhan keluarganya. F. Fungsi Keluarga 31. Stressor jangka pendek dan jangka panjang Tidak terkaji 32. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Tn.M mengatakan jika Tn. M merasa sakit dan badan tidak nyaman segera periksa ke puskesmas terdekat, begitu juga Ny.. K. Ny. K sakit cholestrol lama tidak terkontrol terakhir oktober 2017 Cholestrolnya : 250 mg/dl 33. Strategi koping yang digunakan Untuk menghadapi stressorTn.M mengatakan jika ada masalah dalam keluarga selalu didiskusikan dengan anak nya, tetapi jika hanya sakit ringan tidak pernah cerita. 34. Srategi adaptasi disfungsional Tn.M mengatakan kadang istrinya malas untuk memasak dan hanya membeli lauk serta sayur diluar karena sudah malas untuk memasak dan membuat kenaikan kolesterol. G. Harapan Keluarga Harapan yang diinginkan keluargaTn. M dan Ny. K mengatakan ingin sehat selalu dan diberi umur panjang.Harapan yang diinginkan petugas kesehatanTn. M dan Ny. K mengatakan puas terhadap pelayanan yangditerima petugas kesehatan. PEMERIKSAAN FISIK
19
N
Pemeriksa
o
an fisik
1
Keadaan
tn. M
Ny. K
An. A
An. Y
79 kg
65 kg
49kg
151 cm
160 cm
159 cm
130/80mmhg
120/80mmhg
120/70
84 x menit
84 x menit
84 x/i
36,7 c
36,7 c
36,7 c
22 x menit
22 x menit
22x/i
Umum
2
BB
55 kg
TB
165 cm
TD
120/80mmhg
Nadi
80 x menit
Suhu
36,5 c
RR
20 x/menit
Kepala:
Sudah
Rambut
beruban , dan beruban dan berwarna
mulai Sudah mulai Rambut tebal Rambut
bersih.
bersih
hitam
tebal dan berwarna
bersih
hitam dan bersih
Mata
Konjungtiva
Konjungtiva
Konjungtiva
Konjungt
tidak anemis.
tidak anemis.
iva tidak anemis.
tidak anemis. sinusitis (-),
Hidung
sinusitis
polip
(-),polip
(-), penciuman
dan
bersih. baik
sinusitis (-),
(-), polip
(-),
penciuman
sinusitis (-), polip (-), penciuma
20
Penciuman
baik
n baik
baik mulut bersih, mulut bersih, mukosa lembab, lidah Mulut
mukosa lembab, lidah bersih.
mulut mulut bersih, bersih, mukosa
mukosa
lembab, lidah lembab,
bersih.
bersih.
lidah
Pendengaran Pendengaran
baik, bersih
baik, bersih
bersih. Pendengaran baik, bersih
Pendenga ran baik, bersih
Telinga 3
Leher
Tidak ada
Tidak
ada Tidak
pembesaran
pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid
ada Tidak
pembesaran
ada
kelenjar
pembesar
tyroid
an kelenjar tyroid
4
Dada
Tidak
ada Tidak
penggunaan otot nafas
ada Tidak
penggunaan
bantu otot nafas
ada Tidak
penggunaan
bantu otot nafas
ada
bantu pengguna an
otot
bantu nafas
21
5
Abdomen
Tidak
ada Tidak
ada Tidak
ada Tidak
pembesaran
pembesaran
pembesaran
ada
abnormal,
abnormal,
abnormal,
pembesar
bising
usus, bising
usus, bising
usus, an
dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada abnormal nyeri tekan.
nyeri tekan.
nyeri tekan.
,
bising
usus, dan tidak ada nyeri tekan. 6
Ekstermitas
Reflek patella Reflek patella Reflek patella Reflek (+)
(+)
(+)
patella (+)
7
Eliminasi
Bab sekali
1
hari Bab 1 hari Bab 2 hari Bab sekali
sekali
Bak 5-8 kali Bak 5-8 kali Bak 5-6 kali sehari
sehari
sehari
1
hari sekali Bak 5-8 kali sehari
\
ANALISA DATA
No
Data
Diagnosa keperawatan 22
1.
DS: Keluarga Tn.M mengatakan:
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit kolesterol tinggi dan obesitas
- Tn. M mengatakan tidak tahu jika beratbadan Ny.K melebihi berat badan normal. -tn. M mengatakan baru mengetahui istrinya mempunyai kolesterol tinggi - Tn. M mengatakan baru mengetahui berat badan istrinya lebih dari rentang normal - ny. K mengatakan belum mengetahui tentang apa yang harus dihindari atau boleh dimakan untuk mengurangi kolesterol dan menurunkan berat badan Tn. M dan anak-anaknya juga tidak mengetahui apa pantangan dari kolesterol tinggi DO: BB Ny. K : 79kg TB Ny. K : 151 cm Imt : 32,8
23
PERENCANAAN (INTERVENSI)
24
No
Dx
Tujuan
Intervensi
Keperawatan 1.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit kolesterol tinggi dan obesitas
Tupan :
-Berikan informasi
Manajemen
kesehatan
keluarga kolesterol tinggi
Mengemanagement obesitas dan kolesterol tinggi
dan obesitas Ny.K di - Demontrasikan diit untuk keluarga Tn.M
penderitaobesitas dan kolesterol tinggi
efektif
- Ajarkan senam
Tupen : 1.Setelah
dilakukan
Kunjungan,Keluarga Tn.M
pengetahuan
tentang masalah keluarga Tn.M
dengan
-
Evaluasi
tentang
keluarga
rencana
Tn.M
pengolahan
menumakan sesuai diit dan memisahkan makanan
anggota - Evaluasi keluarga mengenai
keluarga yang menderita kesediannya melakukan senam obesitas bertambah 2.Setelah dilakukan Kunjungan,
-
Anjurkan
keluarga
untuk
selalu control rutin
keluarga - Berikan reinforcement
Tn.M mampu mengambil keputusan
dengan
pada keluarga Tn.M
anggota keluarga yang menderita
kolesterol
tinggi dan obesitas 3.Setelah dilakukan Kunjungan,
keluarga
Tn.M mampu merawat anggota keluarga Tn.M dengan anggota keluarga yang menderita kolesterol tinggi dan obesitas 4. Setelah dilakukan 25
Kunjungan keluarga Tn. M mampu memanfaatkan
IMPLEMENTASI Hari/tanggal Senin 18/05/2020
Pukul 10:00
Implementasi 1. Mengajarkan cara agar berat badan tetap ideal dalam batas normal dan pola makan yang baik S: - Keluarga Tn.M mengatakan mau melakukannya secara rutin. O: - keluarga Tn.M bisamenyebutkan kembali tentang diit Obesitas dan kolesterol 2. Mengevaluasikeluarga mengenai kesediaan melakukan senam lansia untukmengurangi beratbadan S: - Ny. K mengatakan melakukan setiap pagi dan mengajak - Tn. M senam 3. Memberikan reinforcemen keluarga Tn.M
BAB 4 26
PEMBAHASAN 4.1 Kesenjangan Antara Teori dengan Kasus 1. Berdasarkan teori stresor yang dialami lansia yang dapat menggangu peran lansia adalah masalah ekonomi, perumahan, masalah sosial karena kehilangan orang terdekat, masalah pekerjaan dan kesehatan. Namun, pada kasus tidak ditemukan semua stresor tersebut, yang ditemukan hanya masalah kesehatan pada saat dilakukan pengkajian 2. Berdasarkan teori ada 6 tugas perkembangan keluarga pada tahap lansia. namun pada kasus ada beberapa tugas perkembangan keluarga yang tidak ditemukan, diantaranya yaitu tugas kedua, keluarga tidak menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang karena keluarga menggunakan uang pensiunan sebagai modal untuk berjualan, kemudian tugas keempat karena keluarga belum menghadapi kehilangan pasangan, kemudian tugas yang kelima, keluarga masih saling berhubungan sosial dengan baik karena lansia belum memiliki cucu. 3. Berdasarkan teori ada beberapa perhatian pelayanan kesehatan pada keluarga tahap lansia diantaranya disabilitas fungsional meningkat, gangguan mobilitas, penyakit kronik, kekuatan dan fungsi fisik menghilang, layanan perawatan dalam jangka panjang, memberikan asuhan, isolasi sosial, berduka/depresi, dan gangguan kognitif. Namun pada kasus tidak semua hal tersebut menjadi perhatian karena tidak ditemukannya beberapa perhatian pelayanan kesehatan seperti isolasi sosial dan berduka/depresi.
BAB 5 27
PENUTUP 4.1 Kesimpulan Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA 28
Friedman, Marlilyn M. dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori & Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC Heniwati. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Naftali, Ananda Ruth. Ranimpi, Yulius Yusak. Anwar, M. Aziz. 2017. Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian. Salatiga: Buletin Psikologi. Ramdani. 2015. Kontribusi Kecerdasan Spiritual dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepuasan Hidup Lansia Serta Implikasinya Dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Batam: Jurnal Kopasta.
29