MAKALAH Kelompok 6 - Validasi Instrumen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

VALIDASI INSTRUMEN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah



: Metodologi Penelitian Kuantitatif



Dosen Pengampu



: Dr.H.Syaukani,M.Ed.Adm



Di susun Oleh : kelompok 6 Semester VII / BKPI-4 1. Fatmita Sari 2. Nella Mah Ayuro Siregar 3. Retno Wulan Dari 4. Wenny Syahnanda 5. Syazwanul Ikhwan Sagala BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2020



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya bersyukur kepada-Nya yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Kelompok yang berjudul’’Validasi Instrumen” . Juga harapan kami dengan adanya makalah ini bisa membantu dalam pembelajaran Metodologi Penelitian Kuantitatif. Dalam makalah ini kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. H. Syaukani, M., Ed. Adm sebagai dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik. Semoga Allah SWT Senantiasa meridhoi segala usaha kami. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada pembaca.Terimakasih



Medan, 19 Desember 2020



Kelompok 6



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................ii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................2 C. Tujuan Penulisan..............................................................................2 BAB II. PEMBAHASAN A. Pengertian Instrumen Pengumpulan Data........................................3 B. Kegunaan Instrumen Penelitian.......................................................6 C. Fungsi Instrumen Penelitian.............................................................7 D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen................................................8 E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen...............................10 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................18 B. Saran..................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data ang di tempu. Hal ini mudah dipahami karena instrumenerfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehigga jika instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliable maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnyadi lapangan. Sedangkan jika kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti mempunyai validitas dan reliabilitas yang rendah, maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang keliru. Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri, instrumen yang telah tersedia pada umumnya adalah instrumen yang sudah dianggap baku untuk mengumpulkan data variabel-variabel tertentu. Dengan



demikian,



jika



instrumen



baku



telah



tersedia



untuk



mengumpulkan data variabel penelitian maka kita dapat langsung menggunakan instrumen tersebut, dengan catatan bahwa teori yang diajdikan landasan penyusunan instrumen tersebut, dengan catatan bahwa teori yang dijadikan landasan penyusunan instrumen tersebut sesuai dengan teori yang diacu dalam penelitian kita. Selain itu konstruk variabel yang hendak kita ukur dalam penelitian. Akan tetapi jika instrumen yang baku belum tersedia untuk mengumpulkan data variabel penelitian, maka instrumen untuk mengumpulkan



4



data variabel tersebut harus dibuat sendiri oleh peneliti. Dalam rangka memahami pengembangan instrumenpenelitian, maka berikut ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang terkait, diantaranya pengertian instrumen, langkah-langkah pengembangan instrumen, fungsi instrumen, validitas dan reliabilitas.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan instrumen pengumpulan data? 2. Apa fungsi dari instrumen penelitian? 3. Bagaimana cara mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penelitian?



C. Tujuan Penulisan 1. Menguraikan pengertian instrumen pengumpulan data 2. Menjelaskan fungsi dari instrumen penelitian 3. Menjelaskan cara mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penelitian



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Intrumen Pengumpulan Data Penelitian Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian, tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama jika peneliti menggunakan metode yang rawan terhadap masuknya unsur subjektif peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tepat. Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Walaupun telah menggunakan instrumen yang valid dan reliabel tetapi jika dalam proses penelitian tidak diperhatikan bisa jadi data yang terkumpul hanya onggokkan sampah. Peneliti yang memiliki jawaban responden sesuai keinginannya akan semakin tidak reliabel. Oleh karena itu, pengumpul data walaupun tampaknya hanya sekedar pengumpul data tetapi harus tetap memenuhi persyaratan tertentu yaitu yang mempunyai keahlian yang cukup untuk melakukannya. Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dari masalah yang dihadapi. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya



6



mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai. Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan penelitian dan tidak akan bisa digunakan pada penelitian lain. Kekhasan setiap obyek penelitian membuat seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang akan digunakannya. Susunan instrumen untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan penelitian yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap penelitian mempunyai tujuan dan mekanisme kerja yang berbedabeda Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain: 1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indicator variabel, harus jelas spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan 2. Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian 3. Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keabsahan, kesahihan maupun objektivitasnya 4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian 5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan1 Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyususn instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah: 1



Margono,S, Metedologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), hal. 156



7



1. Analisis



variabel



penelitian,



yakni



mengkaji



variabel



menjadi



subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indicator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indicator variabel, peneliti dapat menggunkan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan 2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel / subvariabel / indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh satu jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen 3.



Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan dari indicator variabel. Artinya setiap indikator akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya



4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. 5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, manggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya Langkah umum di atas sekedar petunjuk untuk memudahkan peneliti sehingga instrumen penelitian tidak dibuat asal jadi.2 B. Kegunaan instrumen penelitian Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data dalam suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan.. Secara sederhana fungsi dari instrumen penelitian 2



Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru, 1989) , hal.99



8



1. sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden 2. sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara dan 3. sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staff peneliti. C. Fungsi Instrumen Penelitian Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel (peubah), konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data dalam suatu penelitian. Semakin suatu peubah, konsep dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan. Secara sederhana fungsi dari instrumen penelitian diantaranya: 1. Alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel yang diteliti. 2. Instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi , pemahaman, dan self regulated learning atau kemandirian belajar dalam suatu pembelajaran. 3. Instrumen penelitian ini perlu dikembangkan, pengembangan instrumen yang baik yang dipakai untuk penelitian harus memenuhi standar yang baku karena hal tersebut dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. 4. Melalui uji coba instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi, pemahaman dan self regulated learning siswa, maka tersedia instrumen yang sudah valid dan realiable yang dapat memudahkan peneliti dalam melanjutkan pengambilan data untuk kelanjutan penulisan disertasi.3 Berdasarkan uji coba instrumen diatas, secara umum tujuan melakukan uji coba instrumen ini dibagi menjadi 5 bagian:4 a.



Mengidentifikasi soal-soal yang lemah.



b.



Mengidentifikasi taraf kesukaran soal sehingga dapat sesuai dengan tujuan instrumen yang dibuat.



c.



Mengidentifikasi kemampuan daya beda soal



d.



Menentukan lamanya waktu mengerjakan soal-soal tersebut.



3



Tandiling Edy, Jurnal Penelitian Pendidikan (Pontianak : Universitas Tanjungpura,2012), hal. 30. Idrus Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial Edisi Kedua (Jakarta : Erlanggga, 2009), hal. 117. 4



9



e.



Untuk menghindari adanya bias dalam setiap pernyataan yang dibuat serta serta menghindari adanya tumpang tindih antar soal.



5. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden. 6. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara. 7. Sebagai alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staf peneliti. D. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, oleh sebab itu dibutuhkan alat ukur atau instrumen penelitian yang baik (telah teruji validitas dan reabilitasnya) agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya. Terjadi pada obyek yang diteliti5. Kalau dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberi data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan hasil penelitian dikatakan reliabel, menurut Sugiyono (2010) yakni bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. Sedangkan suatu instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur6. Neraca yang valid dapat digunakan untuk menguur massa dan menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur panjang. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama7 Untuk mendapatkan hasil peneltian yang valid dan reliabel, maka instrumen penelitian yang digunakan pun mutlak harus valid dan reliabel. Namun 5



Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alabeta, 2010), h. 121. Ibid. 7 Ibid. 6



10



hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen-instrumen dalam ilmu alam biasanya telah diakui validitas dan reliabilitasnya (kecuali yang rusak atau palsu). Instrumen-instrumen tersebut dapat dipercaya sebab telah teruji validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk memperoleh data. Sedangkan ilnstrumen-instrumen dalam ilmu sosial biasanya juga sudah ada yang baku karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku bahkan belum ada. Instrumen yang tidak teruji validitas dan reliabilitasnya, jika digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya. Oleh sebab itu, sebelum digunakan untuk mengukur, instrumen harus dikalibrasi (diuji validitas dan reliabilitasnya). Pada dasarnya, terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar dan instrumen nontes untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa test jawabannya adalah “salah atau benar”, sedangkan instrumen sikap jawabannya bersifat “positif atau negatif”. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrumen itu 8. Sedangkan bila kriteria instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada, maka itu merupakan instrumen yang memiliki validitas eksternal. Jadi, validitas internal instrumen dikembangan menurut teori yang relevan sedangkan validitas eksternal instrumen dikembangkan dengan fakta empiris. Menurut Sugiyono (2010), suatu penelitian dikatakan memiliki validitas internal jika data yang dihasilkan merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan, dan memiliki validitas eksternal bila hasil penelitian dapat diterapkan pada sampel lain (digeneralisasikan).



8



Ibid., h. 123.



11



Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukut gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Instrumen yang harus mempunyai validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektifitas pelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yang mempunyai validitas isi (content validity), maka instrumen harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen yang disusun berdasarkan program yang telah direncanakan. Selanjutnya instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat tercapainya tujuan (efektivitas) maka instrumen harus disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.



E. Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Instrumen 1.



Pengujian validitas instrumen a. Pengujian validitas konstruksi (construct validity) Untuk menguji validitas konstruksi digunakan pendapat para ahli (judgment experts) setelah sebelumnya instrumen tersebut dikonstruksi aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti. Langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba instrumen kepada sampel dari mana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam satu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Berikut ini adalah contoh menguji validitas konstruksi dengan analisis faktor.



12



Misalnya akan dilakukan pengujian validitas konstruksi melalui analisis faktor terhadap instrumen untuk mengukur prestasi kerja pegawai. Jadi dalam hal ini variabel penelitiannya adalah prestasi kerja. Berdasarkan teori dan konsultasi ahli, indikator pretasi kerja pegawai meliputi dua faktor yaitu: kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja. Selanjutnya indikator (faktor) kecepatan kerja dikembangkan menjadi tiga pertanyaan, dan kualitas hasil kerja dikembangkan menjadi 4 butir pertanyaan. Instrumen yang terdiri dari 7 butir pertanyaan tersebut, selanjutnya diberikan kepada 5 orang pegawai sebagai responden untuk menjawabnya. Jawaban responden ditunjukkan pada tabel 2. Arti angka: 4 berarti sangat tinggi, 3 tinggi, 2 rendah, 1 sangat rendah prestasinya. Analisis faktor dilakukan dengancara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.



Tabel 1 Data Prestasi Kerja Pegawai No. Res. 1. 2. 3. 4. 5.



Jml Skor Faktor 1 1 untuk butir no: (X1) 1 2 3 3 4 3 10 4 3 2 9 1 2 1 4 3 3 3 9 2 2 4 8



Jml Skor Faktor 2 untuk 2 butir no: (X2) 1 2 3 4 3 3 2 4 12 4 3 4 4 15 3 2 1 2 8 4 4 3 3 14 3 1 2 1 7



Jml Total (Y) 22 24 12 23 15



Berdasarkan tabel 2 tersebut telh dihitung bahwa korelasi antara jumlah faktor 1 (X1) dengan skor total (Y) = 0,85 dan korelasi antara jumlah faktor 2 (X2) dengan skor total (Y) = 0,94. Karena koefisien korelasi kedua faktor tersebut di atas 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa



13



kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja merupakan konstruksi (construct) yang valid untuk variabel prestasi kerja pegawai. Selanjutnya apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total (Y). Jadi untuk keperluan ini ada tujuh koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus dperbaiki atau dibuang. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa korelasi ketujuh butir instrumen dengan skor total ditunjukkan pada tabel 3.



Tabel 2 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Konstruk No. r1y r2y r3y r4y r5y r6y r7y



r hitung 0,95 0,79 0,22 0,73 0,79 0,84 0,83



r kritis 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30



Keputusan valid valid tidak valid valid valid valid valid



Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa butir no 2 (faktor 1) tidak valid karena koreasi butir tersebut dengan skor total hanya 0,22. Butir tersebut tidak selaras dengan butir yang lain. Pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27% dari



14



sampel uji coba. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan ttest. Berikut ini diberikan contoh analisis daya pembeda untuk menguji validitas instrumen.



Tabel 3 Kelompok Skor Tinggi dan Rendah pada Instrumen untuk mengukur kinerja aparatur Negara Skor-skor kelompok tinggi 126 128 135 135 135 140 142 X1 = 135,1 S1 = 6,1 S12 = 38,1



Skor-skor kelompok rendah 81 96 104 107 108 108 109 X2 = 101,85 S2 = 10,2 S22 = 104,4



Contoh: Suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja aparatur Negara. Instrumen tersebut telah dikonsultasikan kepada paara ahli aparatur dn dinyatakan siap untuk diujicoba. Uji coba diberlakukan terhadap sampel 25 responden yang tahu maslaah aparatur. Berdasarkan 25 responden tersebut dapat dikelompokkan 27% responden yang memberikan skor tinggi dan 27% skor rendah. Untuk menguji daya pembeda digunakan rumus t-test sebagai berikut: X 1−X 2 t= 1 1 Sgab + n1 n2







Di mana:



15



Sgab =







( n1−1 ) s 12 +(n 2−1)s 22 ( n 1+ n 2 )−2



Berdasarkan data yang ada pada tabel 4 dan rumus tersebut, maka: Sgab =







( 7−1 ) 3,81+ (7−1 ) 104,4 ( 7+7 ) −2



Sgab = 8,4 135,1−101,85 t=



8,4







1 1 + 7 7



jadi t hitung = 7,37 Untuk mengetahui apakah perbedaan tu signifikan atau tidak, maka harga t hitung tersebut peru dibandingkan dengan t tabel. Bila t hitung lebih besar daripada t tabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrumen dinyatakan valid. Pengujian validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa kelompok responden yang digunakan sebagai uji coba berdistribusi normal. Dengan demikian, kelompok skor tinggi dan rendah harus berbeda secara signifikan, sesuai dengan kurva normal. b. Pengujian validitas isi Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis, pengujian validitas isi dan konstruksi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item atau uji pembeda. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total dan uji pembeda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara 27% skor kelompok atas dan 27% skor kelompok bawah.



16



c. Pengujian validitas eksternal Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain dengan meningkatkan validitas eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel. 6.



Pengujian Reliabilitas Instrumen Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan secara



eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal, reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu9. a. Test-retest Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada koresponden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, responden sama, dan waktu yang berbeda. Reliabiitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. b. Ekuivalen Instrumen yang ekuivalen adalah pernyataan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian dengan cra ini cukup dilakukan sekali, tetai instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang juga sama, dan instrumen berbeda. c. Gabungan



9



Ibid., h. 130.



17



Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada penguian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. d. Internal consistency Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Berkut rumus-rumus untuk uji relianilitas instrumen. Rumus Spearman Brown: ri =



2 rb 1+ rb



di mana: ri = reliabilitas insternal seluruh instrumen rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Rumus KR. 20 (Kuder Richardson) Ri =



s2t −Σpiqi k (k −1) s 2t



{



}



Di mana: K = jumlah item dalam instrumen Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 Q1 = 1 – pi s21 = varians total Rumus KR 21 Ri =



k ¿ (k −1)



Di mana:



18



K = jumlah item dalam instrumen M = mean skor total s21 = varians total



Analisis Varian Hoyt (Anova Hoyt) Ri= 1 –



MKe MKs



Di mana: MKs = mean kuadrat antara obyek MKe = mean kuadrat kesalahan Ri = reliabilitas instrumen



19



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa Fungsi dari instrumen penelitian ini adalah alat ukur yang dapat digunakan dalam suatu penelitian yang berguan untuk pencatat informasi dari responden, alat mengorganisasi proses wawancara, dan alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari staf peneliti. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian haruslah diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Pengujian validitas instrumen meliputi pengujian validitas konstruksi, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal. Sedangkan pengujian reabilitas instrumen dapat berupa test-retest, ekuivalen, dan gabungan. B. Saran Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin, namun kami tidak menampik adanya kekurangan baik dari segi materi maupun penulisa. Oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar lebih baik lagi kedepannya dalam penyusunan makalah.



20



DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohamad, 1990. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung:Angkasa Idrus, Muhammad.2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua). Jakarta : Erlangga. Margono,S, 2007. Metedologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nawawi, Hadari, 1983. Metedologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press Sudjana, Nana , Ibrahim, 1989. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tandiling Edy.2012. Jurnal Penelitian Pendidikan. Pontianak : Universitas Tanjungpura.



21