Makalah Kepmat Pemberian Salep Mata [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS Pemberian Salep Mata Pada BBL



OLEH KELOMPOK : 1. FARIDA BOIMAU



PO530320119116



2. FERENSINA SELAN



PO530320119117



TINGKAT 2 REGULER A



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kami kelompok kami untuk mata kuliah Keperawatan Maternitas. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak.



Kupang, Mei 2021 Tim Penulis



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii BAB 1.........................................................................................................................................4 PENDAHULUAN.....................................................................................................................4 1.1



Latar Belakang..........................................................................................................4



1.2



Rumusan Masalah.....................................................................................................5



1.3



Tujuan........................................................................................................................6



BAB II.......................................................................................................................................7 PEMBAHASAN.......................................................................................................................7 2.1



Pengertian..................................................................................................................7



2.2



Tujuan Pemberian Salep Mata................................................................................7



2.3



Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata.....................................8



2.4



Keuntungan dan kerugian........................................................................................8



2.5



Syarat-syarat salep mata..........................................................................................8



2.6



Basis salep mata.......................................................................................................10



2.7 Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata 10 2.8



Pencegahan Infeksi pada mata bayi baru lahir....................................................11



2.9



Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata.....................................11



BAB 3.......................................................................................................................................14 PENUTUP...............................................................................................................................14 3.1



Kesimpulan..............................................................................................................14



3.2



Saran.........................................................................................................................14



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16



iii



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir bisa saja tiba-tiba mengalami perdarahan. Perdarahan dapat terjadi spontan atau akibat trauma, terutama trauma lahir. Pada kebanyakan kasus perdarahan terjadi di kulit seperti bintik bintik kemerahan atau kehitaman di bawah kulit, pada mata, seperti mata merah, hidung/mimisan, tali pusat berdarah dan saluran cerna (muntah atau berak darah), bahkan jika terjadi perdarahan otak (intrakranial), dan jika terjadi akibat dari proses persalinan bisa berakibat kematian atau kecacatan. Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI 307 per 100.000 KH dan AKB 34 per 1.000 KH. Hal itu sambutan Menkes yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Ratna Rosita Hendardji, MPH dalam acara Kampanye Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Penggunaan Buku KIA, bekerja sama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), di Jakarta (3/2/2010). Menurut Menkes, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam program Kesehatan Ibu dan Anak. Untuk tahun ini, sebanyak 300 Puskesmas di wilayah Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan Papua memperoleh dana operasional sebesar Rp 10 juta per bulan. Mulai tahun 2011, seluruh Puskesmas yang berjumlah 8.500 akan mendapatkan BOK. Mata adalah organ manusia yang berfungsi sebagai alat indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas – berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaran serabut – serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke 4



pusat pengliahatan pada otak untuk ditafsirkan.Selain itu mata juga sangat sensitive terhadap rangsangan terutama rangsangan – ransangan nyeri.mata juga rentan terhadap infeksi bakteri atau virus atau juga sering mengalami trauma karena benda – benda asing yang berupa butiran – butiran kecil seperti debu dan asap. Sediaan setengah padat merupakan sediaan yang berbentuk massa yang lunak, ditujukan untuk pemakaian topikal, dimana sediaan ini mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan itu tercuci atau dihilangkan. Hal ini disebabkan karena sifat rheology plastis yang dimiliknya sehingga memungkinkan sediaan ini bentuknya akan tetap melekat sebagai lapisan tipis. Macam-macam dari sediaan setengah padat ini dapat dibedakan berdasarkan konsistensinya yaitu : salep (unguenta), pasta, krim (cream), cerata, jelly (Gelones). Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput lendir, dimana bahan obat harus larut atau terdispersihomogen dalam dasar salep yang cocok. Sediaan salep mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu kamar tetapi mudah dioleskan.Macam-macam dari sediaan salep ini dapat dibedakan berdasarkan sifat farmakologi dan penetrasinya, yaitu : salep epidermis, salep endodermis, dan salep diadermis. Sedangkan berdasarkan salep yang di gunakan, dibedakan menjadi salep hidrofobik dan salep hidrofilik.Salep dengan berbagai jenis sering digunakan dalam menangani penyakit inflamasi kelopak mata, konjutiva, dan kornea.Paling sering diresepkan adalah antibiotic, bahkan anti inflamasi, dan berbagai kombinasi keduanya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari salep mata ? 2. Apa Tujuan Pemberian Salep Mata.? 3. Apa saja Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata.? 4. Keuntungan dan kerugian pemberian salep mata? 5. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata? 6. Bagaimana Pencegahan Infeksi mata pada BBL? 7. Apa Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata.? 5



1.3 Tujuan 1. Mampu menjelaskan pengertian dari salep mata 2. Mampu menjelaskan tujuan Pemberian Salep Mata. 3. Mampu menjelaskan Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata. 4. Mampu menjelaskan Keuntungan dan kerugian pemberian salep mata 5. Mampu menjelaskan Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata 6.



Mampu menjelaskan Pencegahan Infeksi mata pada BBL.



7. Mampu menjelaskan Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata.



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas (Anonim, 1995). Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Anief, 2000). Berbeda dengan salep dermatologi, salep mata harus steril. Salep mata harusmemenuhi uji sterilitas sebagaimana tertera pada kompendia resmi. Jadi, salep mata dapatdiartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah dioleskan ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada bagian mata atau sekitarnya,dimana bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang sesuai. Perawatan mata bayi merupakan bagian penting dari perawatan bayi secara keseluruhan. Perawatan mata yang benar bisa menghindari bayi terkena infeksi mata, karena bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, pastikan penolong melakukan tindakan perawatan mata dengan benar. Merawat bayi, apalagi bayi yang baru lahir merupakan hal yang belum tentu mudah dilakukan oleh setiap ibu. Padahal jika tidak dirawat dengan benar dan kebersihannya tidak dijaga, tubuhnya bakal rentan terhadap banyak penyakit. Salah satu bagian tubuh dari bayi baru lahir yang penting dan perlu dirawat dan dijaga kebersihannya adalah mata. Pada mata terdapat sumber air mata yang terletak di atas mata. Dari hasil penelitian sebelumnya membuktikkan bahwa setiap 3 detik, sumber air mata akan mengeluarkan air mata, yang kemudian mengalir ke saluran di ujung tengah mata dekat hidung. Pada bayi baru lahir, karena di kandungan belum pernah menangis, maka sumber air mata belum bisa berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup. Bisa juga, kadang terbuka tapi lalu menutup lagi, sehingga air mata yang seharusnya sudah mengalir jadi tergenang.



7



2.2 Tujuan Pemberian Salep Mata Tujuan utama pemberian salep mata yaitu untuk memperlama kontak obat dengan permukaan mata dan untuk mencegah kebutaan. Tujuan perawatan mata adalah menjaga kebersihan mata dan mencegah terjadinya infeksi pada mata karena kurang dibersihkan di daerah sekitar mata. 2.3 Indikasi dan Kontra indikasi pemberian obat pada mata 1. Indikasi Biasanya obat salep mata digunakan dengan indikasi sebagai berikut : Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang. a. Antiseptik dan antiinfeksi. b. Radang atau alergi mata. 2. Kontraindikasi Obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter. 2.4 Keuntungan dan kerugian Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah penambah waktu hubungan anatara obat dengan obat dengan mata, dua sampai empatkali lebih besar apabila dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu kekurangan bagi pengggunaan salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa kontak. (Ansel, 1989). Sediaan mata umumnya dapat memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Salep matadapat mengganggu penglihatan, kecuali jika digunakan saat akan tidur (Remington Pharmaceutical Science,1990). 2.5 Syarat-syarat salep mata 1. Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi. 8



2.



Sterilisasi terminal dari salep akhir dalam tube disempurnakan dengan menggunakan dosis yang sesuai dengan radiasi gamma.



3. Salep mata harus mengandung bahan yang sesuai atau campuran bahan untuk mencegah pertumbuhan atau menghancurkan mikroorganisme yang berbahaya ketika wadah terbuka selama penggunaan. Bahan antimikroba yang biasa digunakan adalah klorbutanol, paraben atau merkuri organik. 4. Salep akhir harus bebas dari partikel besar. 5.



Basis yang digunakan tidak mengiritasi mata, membiarkan difusi obat melalui pencucian sekresi mata dan mempertahankan aktivitas obat pada jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang sesuai. Vaselin merupakan dasar salep mata yang banyak digunakan. Beberapa bahan dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar salep seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata.



6. Merupakan syarat yang paling penting, tidak layak membuat sediaan larutan mata yang mengandung banyak mikroorganisme yang paling berbahaya adalah Pseudomonas aeruginosa. Infeksi mata dari organisme ini dapat menyebabkan kebutaan, bahaya yang paling utama adalah memasukkan produk nonsteril kemata saat kornea digososk. Bahan partikulat yang dapat mengiritasi mata menghasilkan ketidaknyamanan pada pasien. Jika suatu anggapan batasan mekanisme pertahanan mata menjelaskan dengan sendirinya bahwa sediaan mata harus steril. Air mata tidak seperti darah tidak mengandung antibodi atau mekanisme untuk memproduksinya. Mekanisme utama untuk pertahanan melawan infeksi mata adalah aksi sederhana pencucian dengan air mata dan suatu enzim yang ditemukan dalam air mata (lizosim) yang mempunyai kemampuan menghidrolisa selubung polisakarida dari beberapa mikroorganisme, satu dari mikroorganisme yang tidak dipengaruhi oleh lizosim yakni yang paling mampu menyebabkan kerusakan mata yaitu Pseudomonas aeruginosa (Bacilllus pyocyamis). Infeksi serius yang disebabkan mikroorganisme ini ditunjukka dengan suatu pengujian literatur klinis yang penuh dengan istilah-istilah seperti enukleasi mata dan transplantasi kornea. Penting untuk dicatat bahwa ini bukan mikroorganisme yang jarang, namun juga ditemukan disaluran intestinal, dikulit normal manusia dan dapat menjadi kontaminan yang ada diudara. 9



2.6 Basis salep mata Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989). Oculenta, sebagai bahan dasar salep mata sering mengandung vaselin, dasar absorpsi atau dasar salep larut air. Semua bahan yang dipakai untuk salep mata harus halus, tidak enak dalam mata. Salep mata terutama untuk mata yang luka. Harus steril dan diperlukan syarat-syarat yang lebih teliti maka harus dibuat saksama. Syarat oculenta adalah: 1. Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar. 2. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata. 3. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan. 4. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril (Anief, 2000). 2.7 Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyediakan Sediaan Salep Mata 1. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formulasi tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji sterilitas dengan pembuatan secara aseptik. Salep mata harus memenuhi persyaratan uji sterilitas. Sterilitas akhir salep mata dalam tube



biasanya



dilakukan



dengan



radiasi



sinar



γ.



(Remingthon



pharmauceutical,1990). Kemungkinan kontaminasi mikroba dapat dikurangi dengan melakukan pembuatan uji dibawah LAF. 2. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik (lihat bahan tambahan seperti yang terdapat pada uji salep mata. 10



Zat anti mikroba yang dapat digunakan : a. Klorbutanol b. Paraben c. Senyawa Hg organik OTT dengan halide Wadah salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep mata harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama. 2.8 Pencegahan Infeksi pada mata bayi baru lahir Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep/obat tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum (Tetrasiklin 1%, Eritromisin 0.5% atau Nitrasn, Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan. Setelah selesai merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep mata, misalnya bayi baru lahir diberi salep mata setelah lewat 1 jam setelah lahir, merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir.



2.9 Standart Operasional Prosedur Pemberian Salep Mata a. Persiapan Alat dan Bahan : 1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep. 2.



Pipet.



3.



Pinset anatomi dalam tempatnya.



4. Korentang dalam tempatnya. 5. Plester. 11



6. Kain kasa. 7. Kertas tisu. 8. Balutan. 9. Sarung tangan. 10. Air hangat/kapas pelembab. 11. Handschoen 12. Lembar Observasi 13. Alat Tulis 14. Bengkok 15. Buku Catatn Pemberian Obat 16. Penlight b. Persiapan Pasien : 1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan Menjelaskan Prosedur tindakan 2. Meminta Persetujuan Pasien 3. Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat 4. Persiapan Lingkungan : 5. Menutup korden/ jendela 6. Memasang sampiran / sketsel 7. Mempersiapkan penerangan 8. Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan untuk keluar ruangan c. Penatalaksanaan : 1.



Membaca buku daftar pemberian obat salep mata, yang menyatakan nama obat dan nama pemberian



2. Mencuci tangan 3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 4. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping kanan. 5. Gunakan sarung tangan. 6.



Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke arah hidung, apabila sangat kotor basuh dengan air hangat.



7.



Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di atas tulang orbita.



12



8. Pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian



pencet tube



sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. (kira - kira ¼ inci kecuali ada petunjuk lainnya) pada sakus konjungtiva. 9. Tutup mata dengan kasa bila perlu. 10. Beritahu klien bahwa penglihatannya akan kabur sebentar. 11. Berikan pada waktu tidur,jika memungkinkan 12. Cuci tangan. 13. Catat obat, jumlah, waktu, dan tempat pemberian. 14. Dokumentasikan d. Evaluasi 1. Pemberian salep mata 2. Sterilisasi terjaga 3. Klien merasa nyaman



13



BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Tujuan utama pemberian salep mata yaitu untuk memperlama kontak obat dengan permukaan mata.Indikasi biasanya obat salep mata digunakan untuk meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang, antiseptik dan anti infeksi, radang atau alergi mata. Kontraindikasi obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter. Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah penambah waktu hubungan anatara obat dengan obat dengan mata, dua sampai empatkali lebih besar apabila dipakai salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu kekurangan bagi pengggunaan salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa kontak. Syarat-syarat salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi. Basis salep mata dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan sediaan salep mata. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secar tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan. 3.2 Saran Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang 14



positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami berikutnya agar dapat tersusun lebih baik lagi. Pendidikan kebijakan kesehatan indonesia yang baik sebaiknya tercatat rapi, fakta akurat dan detail dalam kebijakan kesehatan indonesia.



15



DAFTAR PUSTAKA 1. G.Bare, Brenda.C Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC. 2. Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC. 3. Sinkim, Penny. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, & Bayi. Jakarta : ARCAN 4. Sudarti dan Fauziah, Aroh. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha Medika 5. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/PraktikumAsuhan-Kewbidanan-Neonatus-Komprehensif.pdf 6. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/AsuhanKebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf 7. https://www.kemkes.go.id/article/view/793/untuk-menurunkan-angka-kematian-ibudan-kematian-bayi-perlu-kerja-keras.html



16