Makalah Kewajiban Menuntut Ilmu [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rizki
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU, MENGEMBANGKAN DAN MENGAMALKANNYA



Disusun Oleh: 5A2 Kelompok 3 Anis Nur Illahi



1684202046



Nia Nur Fitriana



1684202131



Rahayu Cahyani



1684202138



Dosen Pengampu : Hijrah Abadi, M. A



PENDIDIKAN MATEMATIKA



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kewajiban Menuntut Ilmu, Mengembangkan dan Mengamalkannya”. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah AIKA V. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan perintah menuntut ilmu, keutamaan orang yang berilmu, dan kedudukan ulama dalam islam. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.



Tangerang, 01 Oktober 2018



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan masalah ............................................................................ 2 C. Tujuan .............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3 A. Perintah menuntut ilmu .................................................................. 3 B. Kemuliaan dan Keutamaan Orang Berilmu ................................. 6 C. Adab menuntut ilmu ........................................................................ 11 D. Kedudukan ulama ............................................................................ 13 BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15 A. Kesimpulan ....................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar belakang Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Islam adalah agama yang mengangkat derajat dan martabat manusia. Islam adalah agama yang sangat perduli terhadap ilmu pengetahuan, bahkan pada awal ayat pertama kali yang turun adalah ayat tentang pendidikan, agama Islam tidak bisa di lepaskan dengan ilmu pengetahuan, karena islam sendiri berasal dari kata aslama, yang memiliki arti tunduk dan patuh terhadap kehendak Allah, seperti firman Allah pada surat Ali-Imron, ayat 83 : “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (QS. Ali Imron :83) Ayat tersebut menerangkan bahwa Seluruh langit dan bumi dalam keadaan islam, artinya tunduk dan patuh kepada Allah, bagaimana bisa manusia dibumi dapat melaksanan perintah Allah dengan baik dan benar jika manusia tidak memiliki ilmu, Bahkan dalam suatu istilah mengatakan tidurnya orang yang alim itu lebih berharga dari pada ibadahnya orang yang bodoh, itu menandakan Urgensi ilmu sangat penting dalam agama islam. Islam adalah agama ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan pasangan yang tidak terpisahkan dari kemodernan yang semula dimaksudkan sebagai satu model bagaimana manusia mampu mengelola alam dan mengaturnya demi untuk kemakmuran dengan tema: “Manusia harus menjalankan seluruh aktifitas hidupnya hanya untuk beribadah dan tidak lebih daripada itu”. Dalam era globalisasi di areal informasi seperti sekarang ini persoalan pokok yang dihadapi adalah bagaimana cara menyiapkan SDM yang modern yang bermuatan religius yang mampu bersaing dan tidak tersesat dalam menghadapi kehidupan yang diwarnai oleh budaya IPTEK. Ilmu dalam agama islam bukan hanya sebagai pengetahuan tapi Ilmu dalam islam juga



1



membahas pengamalan. Islam sangat menekankan kewajiban menuntut ilmu, Alqur’an dan hadis pun banyak sekali dalil yang menerangkan tentang kewajiban menuntut ilmu.



B. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain: 1. Apa hukum menuntut ilmu dalam islam? 2. Apa keutamaan orang berilmu? 3. Bagaimana adab dalam menuntut ilmu? 4. Apa kedudukan ulama dalam islam?



C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain: 1. Mengetahui hukum menuntut ilmu dalam islam. 2. Mengetahui apa saja keutamaan orang berilmu. 3. Mengetahui bagaimana adab dalam menuntut ilmu. 4. Mengetahui kedudukan ulama dalam islam.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Perintah Menuntut Ilmu Ilmu secara bahasa berarti kebalikan dari kebodohan, yaitu mengetahui sesuatu sebagai mana mestinya dengan pengetahuan yang sempurna. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu syariat yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW, yang berupa penjelasan dan petunjuk-petunjuk-Nya. Rasulullah SAW bersabda “Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya dia akan menjadikan paham (mengerti) dalam urusan agama.” [HR. Bukhori dan Muslim]. Rasulullah SAW juga bersabda “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan uang dinar ataupun dirham, akan tetapi sesungguhnya mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang dapat mengambilnya, maka ia telah mengambil



untung yang sangat besar.” [HR. Abu Daud]. Yang



diwariskan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya adalah ilmu syariat, bukan harta atau yang lainnya. Namun tidak dipungkiri kalau ilmu-ilmu duniawi juga banyak mendatangkan faedah. Ilmu duniawi memberikan banyak faedah jika memiliki dua kriteria, yaitu : 1. Jika ilmu tersebut untuk ketaatan kepada Allah 2. Membantu dalam menolong agama Allah serta dapat dinikmati oleh hamba-hamba Allah SWT. Jika demikian ilmu itu menjadi suatu kebaikan dan mempelajarinya pun wajib dalam kondisi tertentu sesuai dengan perintah Allah, seperti dalam firman-Nya “Oleh karena itu, siap siagalah kepada mereka dengan segala kekuatan yang ada padamu, seperti pasukan berkuda guna menimbulkan rasa takut kepada musuh Allah, musuhmu, dan musuh lain



3



lagi yang belum kamu ketahui, tetapi Allah sudah mengetahui. Apa saja yang kamu belanjakan untuk kepentingan fi sabilillah, maka kepadamu akan diberi ganti sepenuhnya dan sedikitpun kamu tidak akan dianiaya.” [ Al- Anfaal: 60] Kewajiban menuntut ilmu merupakan salah satu hal utama di dalam agama islam, islam memandang menuntut ilmu sebagai bagian dari ibadah yang diharuskan bagi segenap kaum muslimin dimanapun mereka berada. Banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dalam menuntut ilmu. Contoh terkecil dalam menuntut ilmu, seseorang secara tidak langsung harus keluar dari tempat tinggalnya guna mencari ilmu, maka selama perjalanan pasti akan mendapati pelajaran dan pengalaman yang tidak akan didapatkan apabila hanya berdiam diri di rumah. Belajar untuk mencari ilmu hukumnya bisa wajib dan mustahan (sunnah). Yang bersifat wajib adalah mempelajari segala hal yang dibebankan kepada setiap insan. Setiap insan dituntut untuk beramal (beribadah) untuk menghamba kepada Allah SWT, sedangkan ibadah yang dilakukan diatas kebodohan, maka tidaklah diterima. Dalil Al-Qur'an : ‫َّللاُ لَ ُك ْم َۖوإِذَاقِي َل‬ َ ‫س ُحوا يَ ْف‬ َ ‫س ُحوا فِي ا ْل َمجَا ِل ِس فَا ْف‬ َّ َ‫يَا أَيُّهَا ا َّل ِذينَ آ َمنُوا إِذَا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬ َّ ِ‫سح‬ ٍ ‫ا ْنش ُُزوافَا ْنش ُُزوا يَ ْرفَ ِعاهلل ال ِذ ْينَ ا َمنُوا ِمنـْ ُك ْم َوالّ ِذ ْينَ اُوت ُو ا ْل ِع ْل َم د ََر َجـ‬ ‫ت َوهللاُ ِب َما تَ ْعـ َملُ ْـونَ َخـ ِبيْـر‬ Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan



memberi



kelapangan



untukmu.



Dan



apabila



dikatakan



berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat". Q.S Al-Mujadalah ayat 11



4



‫َو َما كَـانَ ِمنَ ا ْل ُمؤْ ِمنُ ْونَ ِليَ ْن ِف ُر كَافّةً فَلَ ْوالَنَفَ َر ِم ْن ُك ِّل فَ ِرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم َطائِفَةً ِليَتَفَ ّق ُهوأ فِى ال ّدي ِْن َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا‬ َ‫قَ ْو ُم ُه ْم اِذأ َر َجعُ ْو اِلَي ِْه ْم لَعَلّ ُه ْم يَحْ ذَ ُر ْون‬ Artinya ;



"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi kemedan perang,



mengapa sebagian



diantara



mereka tidak pergi



untuk



memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya " QS. At-Taubah ayat :122



Dari ayat 1 tersebut diatas, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah merupakan perintah lansung dari Allah. karena orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat, sedangkan ayat yang ke2 menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang tidak tau masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan. Dalil Hadits : Banyak hadits yang menjelaskan perintah kewajiban menuntut ilmu diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.



‫س ِل ٍم‬ ْ ‫ب ا ْل ِع ْلم فَ ْر ْيضَةً عَلى ُك ّل ُم‬ ُ ‫ع ْْن اَنَ ٍس اِ ْبنُ َمالِكٍ قَ َل َقا َل َر‬ ُ ‫س ْول هللا صلى هللا عليه وسلـم َط َل‬ َ ‫ووض ًع ال ِع ْل ِم ِع ْن َد‬ ‫غي ُْرأ ْه ِل ِه َك ُم ِق ِلّ ِد ا ْل َخنَا ِزي ِْر ْلج َْو َه َرو َللؤْ لُ َؤ َوالذَّ َه َب‬ ِ Artinya : "Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" HR.Ibnu Majah.



5



Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa dan tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh settiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadatan kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahankesalahan dan ibadah yang salah tidak akan dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang yang mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak paham maka akan sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai dengan taraf berfikir si penerima ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan perhiasan kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikkan. B. Kemuliaan dan Keutamaan Orang Berilmu Ketahuilah bahwa Allah SWT menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang berilmudan beriman kepada-Nya, hal ini senada dengan surat Al Mujaadilah ayat 11. Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Betapa banyak manusia yang tergiur atau terlena dengan harta, meraihnya tanpa puas. Ketika seseorang merasa kekurangan, maka ia akan mencarinya dan setelah tercukupi ia akan menuntutnya sampai tiba ajalnya. Begitulah karakter dari sebuah kehidupan dunia yang menawarkan kegemerlapan dan kemewahan yang tak berujung kepuasan. Ada sebuah doa yang indah “Ya Allah aku berlindung dari (mengikuti) ajakan nafsu yang sejatinya tidak akan pernah memuaskan.” Harta benda yang selalu ditumpuk oleh seseorang, pasti akan meninggalkannya cepat atau lambat dan membiarkan pemiliknya masuk ke dalam liang lahat. Sedangkan para pencari ilmu, ia akan selalu di jalan



6



Allah SWT dan menemaninya kedalam kubur serta membawanya kepada tempat yang dirindukan yaitu surga. Manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya, dan Allah telah memberikan akal yang sehat pada manusia untuk membedakannya dengan makhluk hidup lainnya dan dengan akal tersebut manusia diwajibkan untuk mencari ilmu pengetahuan dan memiliki ilmu pengetahuan dalam segala hal agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan. Ilmu pengetahuan ibarat sebuah cahaya yang akan menuntun manusia hingga mencapai tujuan penciptaan manusia menurut Islam. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu bekal abadi bagi manusia untuk mencapai sukses dunia akhirat menurut Islam.Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian yang dimiliki seseorang, baik mengenai soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan lainnya. Memillilki ilmu pengetahuan sesungguhnya sangatlah penting bagi manusia, karena tanpa ilmu pengetahuan hidup seseorang akan seperti tanpa arah dan berada dalam kegelapan atau kejahiliyahan. Hukum menuntut ilmu dalam Islam adalah wajib. Seperti yang dikatakan dalam sebuah hadits: “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim (baik muslimin ataupun muslimah).” (HR. Ibnu Majah) Bagi seorang muslim ilmu pengetahuan sangatlah penting, karena di dalam Islam, orang yang berilmu akan diangkat derajatnya dan dihormati. Ada beberapa keutamaan berilmu dalam Islam yang perlu di ketahui oleh seorang muslim. Diantara keutamaan manusia berilmu sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah, yaitu: 1. Orang berilmu akan dimudahkan jalan menuju surga Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda : “Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.”(HR. Muslim)



7



Maksud dari hadits tersebut adalah, orang-orang muslim yang berilmu akan dimudahkan oleh Allah dalam menuju surga dikarenakan dengan Ilmu orang muslim dapat beribadah dengan benar dan sesuai dasar hukum Islam. Dari hadits tersebut dapat kita lihat, bahwa ilmu sangatlah penting bagi umat muslim dan memiliki manfaat dalam kehidupan dunia akhirat. 2. Orang berilmu akan memiliki pahala yang mengalir Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda : “Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal.Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak yang sholeh atau sholehah.”(HR. Muslim) Maksud dari hadits tersebut adalah, ilmu yang mengandung kebaikan yang diajarkan oleh seseorang kepada orang lain, kelak ilmu itu akan memberikan pahala yang mengalir kepada orang yang mengajarkan ketika ia sudah meninggal dunia. 3. Orang yang paling takut kepada Allah SWT adalah orang yang berilmu Dalam (QS. Fathir : 28), Allah berfirman : “Dan demikian pula diantara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya.Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun.” Yang dimaksud ulama dalam ayat tersebut adalah mereka yang mengetahui dan mengakui kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya. Dengan ilmu seseorang akan lebih memahami hakikat diciptakannya kehidupan ini dan dari pengetahuan tersebut seseorang akan melihat kuasa dan kebesaran Allah sebagai zat yang maha pencipta,, dan orang berilmu akan merasa takut karena dia memiliki pengetahuan akan kuasa dan kebesaran Allah SWT. 4. Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang berilmu



8



Di dalam (QS. Al-Mujadilah[11] : 58), Allah SWT. berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah telah menjanjikan akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu. Dan derajat orang yang berilmu akan terangkat, baik di hadapan Allah SWT. ataupun dimata manusia. 5. Orang yang berilmu adalah orang yang diberi kebaikan dan karunia oleh Allah Dalam (HR. Bukhari dan Muslim) dari Mu’awiyah, Rasulullah SAW. bersabda : “Barang siapa yang Allah kehendaki mendapatkan semua kebaikan, niscaya Allah akan memahamkan dia tentang ilmu agama.” Dan dalam (QS. Al-Baqarah[2] : 269), Allah SWT. berfirman : “Allah berikan Al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang dia kehendaki. Dan barang siapa yang di anugerahi Al-Hikmah itu, sungguh ia telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran(berdzikir) dari firman-firman Allah.” 6. Orang berilmu mewarisi kekayaan Nabi Dalam Shahihul Jam Al Albani dikatakan :“Ilmu adalah warisan para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dirham ataupun emas, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.”



9



Maksudnya adalah, ilmu merupakan warisan Nabi dan barang siapa yang mencari ilmu dan menjadi orang yang berilmu maka kita telah mewarisi apa yang para Nabi berikan. 7. Orang yang berilmu disejajarkan dengan para Malaikat Dalam (QS. Ali Imran : 18), Allah berfirman : “Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakan keadilan.Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).” Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa kedudukan orang yang berilmu setara dengan para Malaikat yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang layak disembah selain Allah SWT. 8. Orang yang berilmu berbeda dengan orang yang tidak berilmu Dalam (QS. Az-Zumar : 9), Allah berfirman : “Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut



kepada



azab



akhirat



dan



mengharapkan



rahmat



Tuhannya?Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. 9. Menjadi juru bicara untuk membantah para pendosa Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mukmin)?” berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu:[2] “Sesengguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”,(QS: An Nahl ayat 27) “dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)”.



Seperti



demikianlah mereka selalu



dipalingkan



(dari



kebenaran). Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang kafir): “Seseungguhnya kamu telah



10



berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari terbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya).” (QS: Ar Ruum ayat 55-56). 10. Dibukakan pikiran dan mata hati “Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang pedih. Dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS: Saba’ ayat 5-6)



Dari beberapa dalil diatas dapat disimpulkan bahwa Islam dan ilmu pengetahuan memiliki keterkaitan dan Islam menyuruh umatnya untuk menuntut ilmu untuk semakin taat kepada Allah SWT.



C. Adab dalam Menuntut Ilmu Agar proses belajar berjalan dengan baik sehingga kita mampu mendapatkan ilmu yang bermamfaat dan mampu mengantarkan kita menjadi orang yang sukses didunia dan selamat diakhirat kelak, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain : a. Meluruskan Niat Ketulusan niat bagi orang yang menuntut ilmu akan mengantarkan seseorang berhasil dan sukses dalam menjalani kehidupannya nanti, karena segala sesuatu yang bernilai ibadah itu tergantung dari niat dan tujuannya. Adapun niat dan tujuan yang seharusnya dimiliki para penuntut ilmu dalam proses menuntut ilmu adalah :  Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah saw.  Memerangi kebodohan agar tidak dibodohi oleh orang lain  Mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dan terarah



11



 Membekali kehidupan akhirat agar bisa selamat dan khusnul khatimah b. Hormat dan Santun terhadap Guru Memiliki rasa hormat dan bersikap santun terhadap guru adalah prilaku yang harus dimiliki dalam menuntut ilmu. Guru adalah orang yang memberikan kita ilmu, yang dengan ilmu itu kita akan menjadi orang mulia baik didunia maupun diakhirat. Dan salah satu cara untuk memuliakan guru adalah bersikap hormat dan santun kepadanya sebagai cerimanan sikap kerendahan hati. Sebagai mana sabda Rasulullah : "Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya". HR.AtTabrani.



c. Mengawali dan Mengakhiri dengan Do'a Untuk mengawali sesuatu yang baik termasuk dalam hal ini menuntut ilmu maka kita harus berdoa'a minimal dengan membaca basmalah dan mengahiri dengan hamdalah. Rasulullah saw bersabda : "Setiap perkataan atau perkara yang mempunyai nilai kebaikan, tetapi tidak dibuka dengan menyebut nama Allah, maka perkara itu akan menjadi sia-sia " (HR.Ahmad)



Dan doa yang sangat bangus untuk mengawali proses belajar adalah: َ‫ْنواِ ْلهَا َما ْل َم ََلئِ َك ِة ُمقَ ّر ِب ْين‬ َ ‫ار ُز ْقنِىفَ ْه ًمالنَّ ِب ِيّ ْينَ َوحَ ِف َظا ْل ُم ْر‬ َ ‫س ِلي‬ ْ ‫اَللّ َه ّم‬ Artinya : " Ya Allah berikanlah aku rezki berupa pemahaman seperti pemahamannya para nabi, hafalan seperti hafalannya para Rasul dan ilham seperti para ilhamnya para Malaikat Mukarrabin "



12



Adapun doa yang kita baca setelah selesai kita belajar adalah : ُ‫ار ُز ْق َنااجْ ِتنَابَه‬ َ ‫ق َح ّقا ً َو ْر ُز ْقنَا ال ِت ّبَا‬ َّ ‫اَللّ َه ّم ا َ ِرنَ ا ْل َح‬ ِ ‫ع ُه َوا َ ِرنَأ ا ْل َب‬ ْ ‫اط َل با َ ِطَلً َو‬ Artinya : " Ya Allah perlihatkanlah kebenaran kepada kami, dan berikanlah kami kekuatan untuk bisa mengikutinya, perlihatkanlah kepada kami kebathilan dan berikanlah kepada kami untuk menjauhinya"



D. Kedudukan Ulama dalam Islam Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, ulama adalah orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama islam. Kata ulama berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari kata ‘aalim. ‘Aalim adalah isim fa’il dari kata dasar ‘ilmu. Jadi ‘aalim adalah orang yang berilmu dan ulama adalah orang-orang yang punya ilmu. Ulama adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Makna sebenarnya dalam Bahasa Arab adalah ilmuwan atau penelitian, kemudian arti ulama tersebut berubah ketika diserap kedalam Bahasa Indonesia, yang maknanya adalah sebagai orang yang ahli dalam agama islam. Dengan demikian, pengertian ulama secara harfiyah adalah “Orangorang yang memiliki ilmu”. Pengertian ulama secara harfiyah ini sejalan dengan beberapa pendapat ulama sendiri :  Menurut Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin yaitu “Ulama adalah orang yang ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut kepada Allah”.  Menurut Badruddin Al-Kinani yaitu “Mereka (para ulama) adalah orang-orang yang menjelaskan segala apa yang dihalalkan dan diharamkan, dan mengajak kepada kebaikan serta menafikan segala bentuk kemudharatan”.



13



 Menurut M. Quraish Shihab yaitu “Ulama ialah orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang ayat-ayat Allah, baik yang bersifat kauniyah maupun quraniyah, dan mengantarnya kepada pengetahuan tentang kebenaran Allah, takwa, dan khasysyah (takut) kepada-Nya.” Keutamaan dan Kedudukan Para Ulama Al-Qur’an memberikan gambaran tentang ketinggian derajat para ulama: “Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberikan ilmu (ulama) beberapa derajat.”(QS Al-Mujadalah: 11) Selain ketinggian derajat para ulama, Al-Qur’an juga menyebutkan dari sisi jiwa dan karakteristik, bahwa para ulama adalah orang-orang yang takut kepada Allah. Sebagaimana disebutkan di dalam salah satu ayat: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir:28) Sedangkan di dalam hadist nabi, disebutkan bahwa para ulama adalah orang-orang yang dijadikan peninggalan dan warisan oleh para nabi: “Dan para ulama adalah warisan (peninggalan) para nabi. Para nabi tidak meninggalkan warisan berupa dinar (emas), dirham (perak). Tetapi mereka meninggalkan warisan berupa ilmu. “(HR Ibnu Hibban) Di dalam kitab Ihya’ Ulumud-din karya Al- Imam Al-Ghazali, disebutkan bahwa manusia yang paling dekat martabatnya dengan martabat para nabi adalah ahlul-ilmi (ulama) dan ahlul jihad (mujahidin). Karena ulama adalah orang yang menunjukkan manusia kepada ajaran yang dibawa para rasul, sedangkan mujahid adalah orang yang berjuang dengan pedangnya untuk membela apa yang diajarkan oleh para Rasul.



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dengan mununtut ilmu kita dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang haram dan mana yang halal, sehingga menjadi bekal kita di akherat. Dunia bagaikan ladang. Yang hasilnya akan kita petik di akherat kelak. disunahkan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang bermanfaat. Itulah diantara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap berlangsung sepanjang zaman. Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari mereka perkara yang fardhu dan sunnah, serta adab sopan santun agar mereka menjadi orang-orang shalih. Kita tidak boleh zhalim terhadap diri sendiri dengan menyianyiakan waktu, usia dan kehidupan kita. Jangan sampai kita salah langkah dalam menghabiskan usia. Jangan sampai kita lebih suka bersenang-senag dan bermalas-malasan, melalaikan sesuatu yang lebih mulia dan berharga. Setiap kali usaha bertambah, tanggung jawab setiap kita juga bertambah. Hubungan dan relasi bertambah, waktu berkurang dan kekuatan melemah. Waktu yang kita miliki di usia tua menjadi semakin sempit, tubuh melemah dan kesehatan berkurang. Ketika kita mulai tidak berdaya kesibukan yang dimiliki semakin bertambah. Dalam penerapan menuntut ilmu dan menghargai waktu itu saling berkaitan seharusnya waktu luang digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti setiap waktu luang digunakan untuk mengkaji pengetahuan, digunakan untuk berdzikir, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat demi kepentingan bersama. Dalam penerapan ilmu bila seseorang mempunyai ilmu maka harus mengamalkan ilmunya kepada orang yang masih kurang pengathuannya maka bila ilmu semakin sering di manfaatkan akan bertambah pula pengetahuan yang diperoleh.



15



DAFTAR PUSTAKA



https://www.bagi-in.com/kewajiban-menuntut-ilmu/ https://sevensweet.wordpress.com/2010/04/29/kewajiban-menuntut-ilmu-dankeutamaannya/amp/ https://www.dakwatuna.com/2014/12/15/61558/kemuliaan-dan-keutamaanmanusia-berilmu/amp/ https://m.republika.co,id/amp/p6c13r396 http://ustazmokhtar.blogspot.com/2009/07/kedudukan -ulama-dalam-islam.html https://www.bacaanmadani.com/2017/02/pengertian-ulama-serta-keutamaandan.html http://www.ilmusaudara.com/2015/10/dalil-al-quran-dan-hadit-tentang.html https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-berilmu-dalam-islam



16