Makalah Konsep Keluarga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA KONSEP KELUARGA



DOSEN PEMBIMBING :



Ns. ERVAN., S.Kep., M.Kep., S.Kep J.



GITA FEBRIANTI



P0 5120218009



INDAH KURNIA NINGSIH



P0 5120218010



INDAH SAPITRI



P0 5120218011



JEVI OPINI



P0 5120218012



KHAIROL CHANDRA



P05120218013



LELI AGNI PUSPITA



P05120218014



LIKA NOVELLA LITA OKTAPIA SARI



P05120218015 P05120218016



KELOMPOK 10 :



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN BENGKULU TAHUN 2020



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga Konsep Keluarga dengan tepat waktu. Penulis menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik materi maupun bahasa. Namun demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga sangat mengharapkan saran dan kritik khususnya dari Dosen pembimbing mata kuliah serta pembaca demi kemajuan makalah ini kedepannya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.



08 Agustus 2020



2



DAFTAR ISI



3



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Keperawatan keluarga secara historis mempunyai hubungan dengan keperawatan komunitas, hasil inilah yang sering membingungkan, apakah itu keperawatan kesehatan masyarakat, keperawatan komunitas atau keperawatan keluarga, singkatnya keperawatan keluarga tidak bisa dipisahkan dari keperawatan komunitas beserta keperawatan gerontik. Keperawatan Keluarga merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit. Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan kekuatan keluarga. Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga, bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris, kami menyadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga, mempunyai hubungan yang sangat erat.   Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut Yura dan Walsh (2007), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah suatu aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri (self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta



4



upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. 1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa diharapkan mampu memahami kosep keluarga dari segi keperawatan keluarga 2. Tujuan Khusus a) Mahasiswa mampu memahami pengertian keluarga b) Mahasiswa mampu memahami tipe atau jenis keluarga c) Mahasiswa mampu memahami bentuk – bentuk keluarga d) Mahasiswa mampu memahami tahap perkembangan keluarga e) Mahasiswa mampu memahami struktur keluarga f) Mahasiswa mampu memahami ciri - ciri struktur keluarga g) Mahasiswa mampu memahami fungsi keluarga h) Mahasiswa mampu memahami peranan keluarga i) Mahasiswa mampu memahami keluarga sebagai sistem 1.3 Manfaat Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep keluarga yang nantinya akan di aplikasikan dalam asuhan keperawatan keluarga 1.4 Sistematika Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan data, yaitu studi kepustakaan untuk mendapatkan sumber-sumber teoritis yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga. Sistematika penulisan digunakan untuk menyusun urutan makalah secara lebih rinci dan jelas, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari penulisan makalah ini, maka penulis menguraikan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan : meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Teoritis : meliputi Konsep keluarga, Proses Keperawatan Keluarga. BAB III Penutup : meliputi Kesimpulan dan Saran.



5



BAB II TINJAUAN TEORITIS



2.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan, 2006). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 2011). Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 2010). Menurut WHO (2016), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut Bergess (2007), keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan komunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam perannya masing-masing untuk menciptakan kesinambungan. 2.2 Tipe atau Jenis Keluarga



6



Friedman (2006) membagi tipe keluarga seperti berikut ini : 1. Nuclear family ( keluarga inti ). Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya. 2. Extended family ( keluarga besar ). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain. 3. Single parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak – anak yang masih bergantung kepadanya. 4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama. 5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing – masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan dahulu. 6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah. 7. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya. 8. Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya. 9.



Unmarried paret and child Ibu dan anak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi



10. Cohibing Cauple Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan Marilyn M. Friedman (2011) membagi tipe keluarga menjadi keluarga inti (conjugal). Keluarga yang menikah. Sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak ( anak kandung, anak adopsi ). Keluarga orientasi ( keluarga asal / keluarga besar ).Unit keluarga tempat seseorang dilahirkan, keluarga inti dan orang lain yang ada hubungan darah, misalnya sanak keluarga, kakek , nenek, tante, paman, dan sepupu. 7



2.3 Bentuk Keluarga Sussman et al. menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk. 1. Keluarga inti. Keluarga inti terdiri dari suami (pencari nafkah ), seorang istri ( ibu rumah tangga ), dan anak – anak. Akhir – akhir ini ada kecenderungan keluarga inti tradisional bergeser menjadi bentuk keluarga inti non – tradisional. Kecenderungan ini disebabkan oleh beberapa hal anatara lain suami – istri keduanya bekerja/berkarier dan keluarga tanpa anak. 2. Keluarga besar tradisional adalah bentuk keluarga yang pasangan suami istri sama – sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut. Tipe ini banyak terdapat pada kelas pekerja dan kaum migran. Karena terdapat banyak anggota keluarga dengan banyak aturan, anak menjadi



bingung



akan



mencontoh



model



yang



mana



(kakek/ayah/paman). Akibatnya, bila kondisi itu berlangsung lama, terjadi angka perceraian tinggi, kehamilan di kalangan remaja, kelahiran di luar nikah, dan lain – lain. 3. Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu remaja yang tidak menikah akhir – akhir ini cebderung meningkat karena berbagai alasan antara lain kemiskinan dan pergaulan bebas (melahirkan di luar pernikahan). 4. Individu dewasa yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat di masyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti di panti wreda, tetapi ada juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhakan layanan kesehatan dan psikososial karena tidak mempunyai system pendukung. 5. Keluarga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl ( 2008 ) orang tua menghadapi 3 masalah yang palig menonjol, yaitu pendislipinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikatan hati.Selain itu, Macklin (1988) mengidentifikasi masalah lain seperti peran orang tua tiri dan anak tiri kurang jelas, harapan keluarga yang tidak realistis, kurangnya waktu orang tua tiri dan anak tiri untuk mempelajari peran satu sama lain, konflik tentang masalah financial dan pangasuhan anak. 8



6. Keluarga binuclear. Keluarga binuclear merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai sehingga anak menjadi anggota dari suatu system keluarga yang terdiri dari dua rumah tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam perbedaan di antara keduanya, serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap rumah tangga. 7. Bentuk variasi keluarga non – tradisional. Bentuk variasi keluarga non – tradisional meliputi bentuk keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya. Meskipun demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai dengan keluarga inti tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik ini menurut Makelin (1988) adalah perkawinan terbuka, keluarga komunal, pasangan kumpul kebo, perkawinan kelompok, keluarga lesbian dan gay. 2.4 Tahap – Tahap Perkembangan Keluarga Menurut friedman (2008), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap : 1. Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB. 2. Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran



dan



tanggungjawab,



adaptasi



pola



hubungan



seksual,



pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua. 3. Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain. 4. Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan 9



aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga. 5. Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam bertanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup. 6. Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan yanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu. 7. Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial. 8. Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat. 2.5 Struktur Keluarga Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah : a) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.



10



c) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami. e) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 2.6 Ciri – Ciri Struktur Keluarga Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga : a) Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota keluarga. b) Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. c) Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. Ciri – ciri keluarga di Indonesia : 1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong 2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran 3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah 4) Berbentuk monogram 5) Bertanggung jawab 6) Mempunyai semangat gotong royong 2.7 Fungsi Keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut : a. Fungsi Biologis 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 11



4) Memelihara dan merawat anggota keluarga. b. Fungsi Psikologis 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. 4) Memberikan Identitas anggota keluarga. c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosialisasi pada anak. 2) Membentuk



norma-norma



perilaku



sesuai



dengan



tingkat



perkembangan anak. 3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb. e. Fungsi Pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya. 2) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut : a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa. b. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.



12



c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb. h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus. Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok kelurga terhadap keluarga lainnya, yaitu : a. Asih



adalah



memberikan



kasih



saying,



perhatian,



rasa



aman,



kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anakanak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.



13



c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. 2.8 Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: a) Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. b) Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. c) Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. 2.9 Keluarga Sebagai Sistem



14



Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012): a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari keluarga (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya. b. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga. c. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai warga negara, dan lain-lain d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang berasal dari keluaran. Karakteristik keluarga sebagai sistem Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik keluarga sebagai suatu sistem (Harmoko, hal 17; 2012) a. Pola komunikasi keluarga Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem terbuka dan sitem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi dilakukan secara langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur dan tanpa hambatan. Sedangkan pola komunikasi seitem tertutup adalah tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling menyalahkan, kacau dan membingungkan. b. Aturan keluarga a) Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan pendapat. b)Sistem



tertutup:



ditentukan



tanpa



musyawarah



tidak



sesuai



perkembangan zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan pendapat terbatas. 15



c. Perilaku anggota keluarga a) Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga memiliki kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi. Harga diri:percaya diri, mengikat, dan mampu mengembangkan dirinya. b) Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang percaya diri, raguragu, dan kurang dapat dukungan untuk mengembangkan



16



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.. Keberhasilan keperawatan di R.S dapat menjadi sia – sia jika dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Keluarga sebagai titik sentral pelayanan kesehatan. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat dan mewujudkan masyarakat yang sehat. Askep yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga. Agar Pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga maka diharapkan para perawat harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya, perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan. 3.2 Saran 1. Diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat. 2. Mahasiswa dan perawat dapat memahami karakteristik budaya termasuk didalamnya adalah bahasa daerah agar proses keperawatan dapat berlangsung dengan baik.



17



DAFTAR PUSTAKA







Zaidin, Ali.2012. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC







Potter, Patricia A. 2015. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik Edisi 5. Jakarta : EGC.







Freedman, M.2011. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC







Effendi, Ferry.2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika







http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/d42b93092f433c6874269925 ee6a4c0f27589e3a.pdf



18