MAKALAH Literasi AUD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH LITERASI ANAK USIA DINI



Disusun Oleh: 1. Dona Maiza



1811250071



2. Mutiara Azzahra



1811250062



Dosen Pembimbing: ////////////////



PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU TAHUN 2020/2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum, wr, wb. Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Ibu //////////////////////// yang telah memberikan pembelajaran dan ilmu pengetahuan kepada kami. Serta penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua rekanrekan yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata semoga apa yang telah disampaikan dalam makalah ini dapat menjadi referensi serta bermanfaat bagi khalayak pembaca. Wassalamu’alaikum, wr, wb



Bengkulu, 16 Maret 2021



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR....................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................................1 B. Rumusan Masalah.................................................................................2 C. Tujuan Penulisan..................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Literasi................................................................................3 B. Macam-Macam Literasi .......................................................................4 C. Pentingnya Literasi untuk PAUD.........................................................8 D. Komponen Literasi...............................................................................10 E. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Literasi Di Sekolah.......................11 F. Prinsip Pembelajaran Literasi Pada Anak Usia Dini............................12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Literasi merupakan salah satu tugas perkembangan anak yang harus distimulasi sejak dini. Literasi secara sederhana dimaknai sebagai kemampuan baca-tulis. Namun ada kesalahan dalam memahami posisi literasi dan hubungannya dengan kemampauan anak usai dini. Kebanyakan orangtua menuntut agar anaknya dapat membaca dan menulis sedini mungkin. Fokusnya bukan pada pengenalan literasi, namun pada target kemampuan anak menguasai literasi sejak dini. Tuntutan orang tua tersebut membuka celah “memaksa” anak untuk belajar membaca dan menulis. Sehingga sekolah berusaha memompa



kemampuan



anak untuk menunjukkan



kemampuan sekolah dalam mengembangkan dan melejitkan kemampuan baca-tulis anak. Upaya yang cukup kuat ini cenderung mengabaikan kemampuan dan karakteristuk anak usai dini yang lebih menekankan pengembangan minat di banding kemampuan. Sehingga tidaklah berlebihan jika pemerintah mengantisipasi hal tersebut dengan mengeluarkan kebijakan larang pembelajaran baca tulis di TK. Kemendikbud mengeluarkan aturan bahwa Sekolah Dasar tidak boleh mensyaratkan kemampuan calistung sebagai syarat masuk SD. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud sangatlah beralasan, karena banyak Sekolah Dasar yang tidak menerima siswa yang bisa membaca, menulis dan berhitung. Persyaratan yang dibuat oleh beberapa SD, mendoktrin pemahaman orang tua jika anaknya yang masih TK sudah wajib belajar membaca bahkan harus bisa calistung. Pemahaman inilah yang memunculkan tuntutan dari orang tua agar sekolah (PAUD) mampu mengajari anak-anak baca-tulis dengan target lulus TK sudah bisa membaca. Maka tidak sedikit lembaga PAUD yang menjadikan target calistung sebagai “nilai jual” sekolahnya. Larangan pembelajaran baca-tulis pada lembaga PAUD ditaati hanya sebatas sebagai upaya menghindari sanksi dari pemerintah, bukan pada



tujuan substantive untuk menghindari proses pembelajaran tekstual yang jauh dari prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini. Menurut William Greenough dari Univercity of Illionis, kelebihan sinaps yang disusul oleh hilangnya kelebihan itulah yang menimbulkan pola dalam otak. Pada usia 18 tahun, potensi yang bakat dan kecendrungan latennya dibentuk berdasarkan pengalaman sejak bayi sudah terpola dan siap untuk berkembang. Setelah itu otak tidak akan pernah mampu untuk menguasai kemahiran baru atau bangkit kembali dari kekeliruan semudah yang terjadi pada masa kanak-kanak. Jadi, pengenalan literasi pada AUD, bukan tidak boleh, justru sangat dianjurkan, yang tidak boleh adalah ketika menggunakan metode, media dan pola yang tidak tepat karena mengejar target bisa baca-tulis. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan Pengertian Literasi? 2. Sebutkan Macam-Macam Literasi ? 3. Bagaimana Pentingnya Literasi untuk PAUD? 4. Sebutkan Komponen Literasi? 5. Sebutkan Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Literasi Di Sekolah? 6. Sebutkan Prinsip Pembelajaran Literasi Pada Anak Usia Dini? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Literasi. 2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Literasi . 3. Untuk Mengetahui Pentingnya Literasi untuk PAUD. 4. Untuk Mengetahui Komponen Literasi. 5. Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Literasi Di Sekolah. 6. Untuk Mengetahui Prinsip Pembelajaran Literasi Pada Anak Usia Dini



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Literasi Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa latin literatus yang berarti, ‟learned person‟‟ atau “orang yang belajar”.1 Kata literasi sendiri sering diartikan kemampuan membaca dan menulis. Jacoby dan Lesaux mendefinisikan literasi sebagai kemampuan individu dalam memahami dan mengetahui konsep-konsep bahasa yang mencakup kemampuan menuliskan bentuk huruf, mengetahui huruf beserta bunyi huruf dan mengeja kata. 2 Melalui kemampuan ini maka seseorang dapat melakukan aktivitas literasi yaitu membaca dan menulis sebagai cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Program literasi mencakup upaya untuk meningkatkan kognitif, sosial, emosional dan yang paling utama adalah bahasa.3 Program literasi mencakup banyak sasaran anak-anak, siswa pendidik dan sebagainya. Dengan adanya program literasi seseorang dapat memahami ilmu pengetahuan dan mengaktualisasikan informasi melalui kegiatan membaca dan menulis. Dengan demikian, program literasi merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan minat membaca dan menulis. Literasi diartikan sebagai proses membaca, menulis, berbicara, mendengarkan, melihat dan berpendapat.4 National Institutes of Children and Human Development, mengartikan literasi dini sebagai kemampuan membaca dan menulis sebelum anak benar-benar mampu membaca dan menulis.5 Dan PIRLS, 2001, mengartikan literasi sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa tulis yang diperlukan oleh masyarakat atau yang 1



Sarwiji Suwandi, Pendidikan Literasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019), h.4. Ibid, h.11. 3 Ibid, h.49. 4 Ainin Amariana, “Peran Orangtua dalam Perkembangan Literasi Anak Usia Dini, Riset Psikologi, (Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012), h.8. 5 Galuh Amithya Pradipta. (2011). Peran Orang Tua dalam Proses Mengembangkan Literasi Dini pada Anak Usia Paud di Surabaya.” Riset Ilmu Sosial, (Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga, 2011), h.2. 2



bernilai bagi individu. UNESCO, mendifinisikan literasi sebagai the ability to identify, understand, interpret, create, communicate, compute and use printed and written materials associated with varying contexts.‟ Hal ini dapat diartikan bahwa literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami,



menginterpretasikan,



membuat,



mengkomunikasikan,



memperhitungkan, dan menggunakan simbol dan tulisan dengan konteks yang bervariasi. B. Macam-Macam Literasi Ruang lingkup literasi seperti konsep kemampuan berbahasa terbagi atas empat aspek atau biasa disebut “Caturtunggal Bahasa” atau kemapuan berbahasa.dalam ilmu bahasa,keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena ketika orang bisa menguasai keterampilan berbahasa seorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud. Farid ahmadi dkk, sejak lama membagi keterampilan berbahasa meliputi empat aspek. Empat aspek tersebut, yaitu:6 1. Literasi Membaca Membaca merupakan keterampilan yang berguna sepanjang hidup. Menurut Laily dalam Abdul Kholiq kemampuan membaca merupakan kemampuan memahami dan mengenali kata yang ada pada bacaan.7 Membaca diartikan sebagai upaya memahami dan menggunakan dalam berbagai jenis teks untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan membaca yaitu mengembangkan pengetahuan seseorang. Maka, membaca diartikan sebagai kegiatan memahami makna serta menggunakan informasi dalam suatu bacaan. Dengan memiliki kemampuan membaca anak akan mudah menyelesaikan tugas serta dapat memahami pelajaran dengan mudah.



6



Farid Ahmadi dkk, Media Literasi Sekolah, (Jawa Tengah: C V Pilar Nusantara, 2019),



h.24. 7



Abdul Kholiq, Tingkat Membaca Pemahaman Siswa SMAN 1 Bluluk, (Lamongan: Universitas Islam Lamongan, 2018), h.65.



Abidin berpendapat bahwa membaca merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa untuk memiliki kemampuan membaca.8 Membaca dilakukan tidak semata-mata untuk membaca saja tetapi mengembangkan keterampilan, kemampuan siswa dalam memahami, mengkritisi sebuah wacana yang tertulis. Membaca merupakan sebagian proses



dari



pendidikan



dan



dengan



pendidikan



siswa



akan



mengembangkan potensi yang dimilikinya serta menjadikan siswa berpikir secara rasional terhadap apa yang telah dibaca, di dengar dan dilihat. 2. Literasi Menulis Menurut



Marwoto



menulis



merupakan



kegiatan



untuk



mengungkapkan ide, gagasan, pengetahuan serta pengalamannya melalaui bahasa tulis.9 Dalam dunia pendididkan menulis diajarkan sejak usia dini. Meskipun menulis bukan aspek yang utama untuk anak usia dini, akan tetapi dengan kemampuan menulis akan membantunya saat belajar dan pendidikan selanjutnya. Menurut Lado dalam Ahmad Susanto menulis merupakan kemampuan menirukan dan melukiskan simbolsimbol secara alamiah.10 Kegiatan menulis tidak diperoleh secara alamiah akan tetapi harus rajin dan rutin berlatih. Pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan pendekatan melalui cerita. Sehubungan dengan pengertian menulis di atas, literasi menulis haruslah diartikan sebagai suatu proses yang bertujuan mengembangkan kemampuan menulis siswa. Guru harus membekali siswa dengan menggunakan strategi menulis yang sesuai dengan tahapannya. Dengan adanya kolaborasi antara guru dan siswa maka program literasi menulis di sekolah akan mencapai hasil memuaskan, dan tanpa adanya kolaborasi 8



Aan Khasanah dan Isah Cahyani, Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Strategi Question Answer Relationships (QAR), (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2016), h.36. 9 H. Mahmud, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dengan Teknik RCG (Reka Cerita Gambar), (Lombok: JISIP, 2017), h.35. 10 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.91.



antara guru dan siswa maka kemampuan berbahasa anak tidak akan berkembang. Tujuan program literasi menulis, yaitu:11 a. Kegiatan memahami teks. b. Program literasi menulis diorientasikan kepada siswa agar mampu berpikir kritis, problem solving dan kreatif. c. Membekali siswa dalam strategi menulis, sehingga siswa terhindar dari kesulitan saat menulis. 3. Literasi Menyimak Sejak awal kehidupan menyimak telah digunakan. Indera pendengaran yang pertama digunakan untuk menyimak sebelum membaca, menulis dan berbicara. Menurut Tarigan, kemampuan menyimak merupakan kemampuan mendengarkan dan menanggapi isi cerita. Secara teoritis menyimak berbeda dengan mendengarkan. Mendengarkan merupakan bahasa reseptif pasif dari indra pendengaran. Serta mendengar sengaja atau tanpa tujuan. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan secara aktif untuk memperoleh pesan dan informasi dari sesorang secara lisan. Menyimak merupakan kegiatan aktif untuk memahami subjek dengan komunikasi (memori) dan interpretasi (berfikir). Menyimak merupakan aspek yang penting untuk mencapai tujuan pembelajaran terutama bahasa. Menyimak melibatkan suara dan bicara dan memberikan makna terhadap komunikasi yang disampaikan. Adapun faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak menurut pendapat Bromley yaitu:12 a. Faktor penyimak, hal ini berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap informasi yang telah disampaikan.



11



Yunus Abidin, Tita Mulyati, Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h.212. 12 Vivi Anggraini, Stimukasi Keterampilan Menyimak Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2019), h.124.



b. Faktor situasi, faktir situasi berkaitan dengan lingkungan anak, untuk menyerap informasi terhindar dari gangguan suara dan bunyi-bunyian. c. Faktor pembicara, pembicara dalam hal menyimak ini yang dimaksud adalah guru harus bisa menyampaikan informasi dengan berbagai cara (redundancy) sehingga anak dapat menyimak secara aktif. Secara umum tujuan menyimak adalah memahami informasi atau pesan lisan yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak. Menurut Tarigan tujuan menyimak adalah:13 a. Belajar b. Mengevaluasi c. Menyampaikan ide-ide d. Memecahkan masalah e. Mengapresiasi. 4. Literasi Berbicara Bahasa (language) dan bicara (speech) merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Hurlock berpendapat bahasa merupakan bentuk komunikasi yang ditimbulkan dari pikiran dan menyampaikan makna kepada orang lain.14 Anak memperoleh bahasa dari perbendaharaan kata yang diucapkannya maupun diucapkan orang lain. Menurut Brown & Yule, kemampuan berbicara merupakan kemampuan mengucapkan kemampuan bunyi bahasa. Apabila anak tidak memiliki perbendaharaan kata atau kosa kata maka anak akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan atau berbicara. Anak belajar bicara untuk pemenuhan kebutuhan. Anak akan lancar berbicara ketika ia sudah siap berbicara dan memiliki perbendaharaan kata. Ada dua aspek yang dapat mempengaruhi berbicara anak usia dini yaitu aspek kognitif dan aspek bahasa. 13



Ibid Enny Zubaidah, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Teknik Pengembangannya di Sekolah, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2004), h.72. 14



Perkembangan berbicara merupakan perkembangan yang setiap harinya akan semakin baik, yang dibagi atas beberapa periode yaitu:15 a. Periode pralingual (preverbal) b. Periode lingual dini (awal verbal) c. Periode deferensiasi d. Periode pematangan. Dari setiap tahapan periode perkembangan berbicara tersebut terdapat beberapa aspek di dalamnya yaitu:16 a. Fonologis (anak usia dini belajar mengatur bunyi/suara menjadi makna/ bahasa). b. Semantik (tahapan kemampuan memahami bahasa) c. Sintaksis (tahapan kemampuan menempatkan kata menjadi suatu kalimat). d. Morfologis (tahapan kemampuan membedakan bentuk kata dan kalimat). e. Metalinguistik (tahapan kemampuan berbahasa serta berbicara dengan benar). f. Pragmatik (tahapan kemampuan penggunaan bahasa secara tepat). C. Pentingnya Literasi untuk PAUD Literasi merupakan dasar yang sangat penting bagi anak usia dini. Dengan adanya literasi anak akan terbiasa dengan baca-tulis. Anak usia dini akan mengalami pembiasaan yang positif. Secara pelahan anak akan mencintai bahan literasinya. Dengan rasa senang anak akan memahami bahan literasi yang dibaca/tulisnya. Lebih lanjut dalam penelitian Hilbert & Eis, mengemukakan penggunnaan/penerapan intervensi awal perkembangan literasi awal terhadap kemampuan literasi anak terutama berkaitan dengan kemampuan penamaan gambar, bersajak/aliterasi dan kosa kata mempunyai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan anakselanjutnya. Intervensi awal 15



Dwi Nami Karlina, dkk., Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga, (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 2018), h.3. 16 Ibid



yang dilakukan oleh guru maupun orang tua sebenarnya, membantu anak dalam mengembangkan kemampuan literasi dan bahkan sebagai media untuk mendiagnosa kesulitan anak terkait kemampuan literasinya. Oleh karena itu, dengan gencar dilakukannya gerakan literasi oleh para praktisi pendidikan akan sangat membantu mencetak individu yang tidak hanya cerdas dalam bidang akademik, namun juga memiliki pola pikir kritis dan logis. Kemampuan itu dimaksudkan agar anak mempunyai fondasi yang kokoh untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar Khusus untuk anak PAUD, pendidikan literasi penting dilakukan karena memiliki banyak manfaat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan literasi perlu diterapkan sejak dini. 1. Melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan menghitung Pendidikan literasi untuk anak PAUD dapat dilakukan kebiasaan membacakan buku cerita atau dongeng pada anak



dengan secara



rutin. Meski terkesan seperti kegiatan sederhana, membacakan buku pada anak adalah tahap



awal mengenalkan



mereka pada



dunia



literasi. Sebuah survei yang dilakukan oleh salah satu divisi Kementerian Pendidikan Amerika Serikat menunjukkan bahwa balita yang terbiasa dibacakan buku oleh orang tua mereka bisa lebih cepat mengenal abjad. Survei lainnya memperlihatkan keberhasilan balita dalam tahapan literasi awal, seperti menulis namanya sendiri, membaca atau berinteraksi dengan buku. Dalam kegiatan membaca itu anak hendaknya juga diajak berhitung. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis Kemampuan literasi yang tinggi akan berbanding lurus dengan kemampuan anak untuk menerima, mengolah, dan menyikapi setiap informasi yang diterimanya. Oleh karena itu, pendidikan literasi yang diterapkan pada anak PAUD berperan sebagai fondasi untuk anak agar bisa memiliki kemampuan berpikir kritis dan logis. Hal tersebut perlu dipersiapkan agar anak ketika dihadapkan dengan



berbagai situasi dapat menyelesaikannya dengan baik. Hal



tersebut



juga sebagai sebagai investasi yang akan berguna saat anak mulai memasuki dunia masyarakat yang sebenarnya di masa mendatang. 3. Mempersiapkan anak untuk memasuki dunia sekolah Mengenalkan poin-poin utama dalam pendidikan literasi pada anak prasekolah/PAUD akan sangat membantu anak mempersiapkan diri saat memasuki dunia sekolah. Perkembangan sosial-emosional, kognitif, bahasa, dan literasi merupakan aspek-aspek penting yang harus dimiliki anak. Aspek-aspek tersebut saling berhubungan satu sama lain. Tahapan



literasi awal yang meliputi bahasa lisan dan



tulisan serta pengetahuan mengenai angka dan huruf menjadi kunci keberhasilan anak PAUD dalam baca-tulis. Kemampuan tersebut



akan



menjadi andalan mereka ketika memasuki sekolah dasar. Perkembangan literasi yang baik sangat berkolerasi dengan prestasi anak pada masa yang akan datang. D. Komponen Literasi Menurut Clay dan Ferguson literasi terdiri atas beberapa komponen diantaranya adalah:17 1. Literasi dini Dalam konteks Indonesia, literasi dini sebagai upaya dasar pemerolehan kemampuan pada tahap selanjutnya. Literasi dini adalah kemampuan menyimak, mendengarkan dan berkomunikasi memalui gambar dan interaksi lingkungannya. 2. Literasi dasar Literasi dasar adalah kemampuan untuk berbicara, mendengarkan, menulis



dan



berhitung



yang



berkaitan



dengan



kemampuan



menggambarkan dan mengkomunikasikan berdasarkan pengambilan kesimpulan pribadi.



17



Ibid, h.72.



3. Literasi perpustakaan Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami fiksi dan non-fiksi serta kemampuan memahami dalam menyelesaikan sebuah karya tulis atau penelitian. 4. Literasi media Literasi media adalah kemampuan dalam memahami dan mengetahui bentuk serta penggunaan media tersebut baik berupa media cetak, elektronik dan lain-lain. 5. Literasi teknologi Literasi teknologi adalah kemampuan dalam memahami berbagai teknologi



software



dan



hardware



serta



memahami



tujuan



pengguanaanya. 6. Literasi visual Literasi visual adalah kemampuan dalam mehami informasi yang berbentuk visual dan dapat dikomunikasikan dalam bentuk membaca. E. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Literasi Di Sekolah Pembelajaran literasi di sekolah dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.



Secara



sederhana



pembelajaran



literasi



ditujukan



untuk



mengembangkan potensi anak. Yakni kompetensi kata, kalimat dan teks. Pembelajaran literasi di sekolah ditujukan untuk mencapai kompetensikompetensi, diantaranya:18 1. Lancar serta paham membaca dan menulis. 2. Tertarik pada buku dan menikamati kegiatan membaca 3. Mengembangkan kosakata. 4. Lancar dan terbiasa menulis. Memasuki tahun 2000-an, pembelajaran literasi pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan anak-anak dasar-dasar membaca, menulis dan berbahasa. Sepanjang pembelajaran literasi siswa di tuntut untuk selalu mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Tujuan pembelajaran literasi 18



Yunus Abidin, Tita Mulyati, Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h.23.



diatas bukan digunakan dalam bidang bahasa saja, melainkan untuk mengembangkan berbagai ilmu lainnya. Pembelajaran



literasi



ditujukan



membentuk



siswa



untuk



mengembangkan karakteristik, diantaranya:19 1. Menunjukkan kemandirian dalam belajar 2. Memiliki ilmu pengetahuan 3. Responsive terhadap tugas dan audiens 4. Memiliki pemahaman dan daya kritik yang baik. Banyak cara untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman anak salah satu diantaranya melalui bacaan. Maka di sekolah TK perlu disediakan buku cerita bergambar, dan lainnya yang menarik untuk dibaca anak. Dengan adanya perpustakaan di sekolah maka akan memberikan manfaat sebagai berikut:20 1. Mendorong anak mempunyai minat belajar membaca 2. Anak yang sudah memilii kemampuan dasar membaca maka anak akan dapat membaca dengan sempurna 3. Memungkinkan guru dapat meningkatkan kemampuan dalam belajarmengajar, karena perpustakaan di sekolah sebagai sarana pendidikan. F. Prinsip Pembelajaran Literasi Pada Anak Usia Dini Kern



menyatakan



terdapat



tujuh



prinsip



pendidikan



literasi



diantarannya yaitu:21 1. Literasi melibatkan interpretasi Pembicara dan pembaca atau pendengar berpartisipasi dalam tindak interpretasi, yakni penulis menginterpretasikan dunia (peristiwa, pengalaman, gagasan, perasaan, dan lain-lain), dan pembaca atu pendengar kemudian mengiterpretasikan interpretasi penulis/pembicara dalam bentuk konsepsinya sendiri tentang dunia.



19



Ibid, h.25. Danar Santi, Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik, (Jakarta: Indeks, 2009), h.59. 21 Enny Zubaidah, Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini...”, h.80. 20



2. Literasi melibatkan kolaborasi Terdapat kerjasama antara dua pihak yakni penulis/pembicara dan pembaca/pendengar. Kerjasama yang dimaksud itu dalam upaya mencapai suatu pemahaman bersama. Penulis/pembicara memutuskan apa yang harus ditulis/dikatakan atau yang tidak perlu ditulis/dikatakan berdasarkan pemahaman mereka terhadap pembaca/pendengarnya. Sementara pembaca/pendengar mencurahkan motivasi, pengetahuan, dan pengalaman mereka agar dapat membuat teks penulis bermakna. 3. Literasi melibatkan konvensi Orang-orang membaca dan menulis atau menyimak dan berbicara itu ditentukan oleh konvensi/kesepakatan kultural (tidak universal) yang berkembang melalui penggunaan dan dimodifikasi untuk tujuan-tujuan individual. Konvensi disini mencakup aturan-aturan bahasa baik lisan maupun tertulis. 4. Literasi melibatkan pengetahuan kultural Karena membaca dan menulis atau menyimak dan berbicara berfungsi dalam sistem-sistem sikap, keyakinan, kebiasaan, cita-cita, dan nilai tertentu. Sehingga orang-orang yang berada di luar suatu sistem budaya itu rentan/beresiko salah/keliru dipahami oleh orang-orang yang berada dalam sistem budaya tersebut. 5. Literasi melibatkan pemecahan masalah Karena kata-kata selalu melekat pada konteks linguistik dan situasi yang melingkupinya, maka tindak menyimak, berbicara, membaca,



dan



menulis



itu



melibatkan



upaya



membayangkan



hubunganhubungan di antara kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, unitunit makna, teks-teks, dan dunia-dunia. Upaya membayangkan, memikirkan, mempertimbangkan ini merupakan suatu bentuk pemecahan masalah. 6. Literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri Pembaca/pendengar dan penulis/pembicara memikirkan bahasa dan hubungan-hubungannya dengan dunia dan diri mereka sendiri.



Setelah mereka berada dalam situasi komunikasi mereka memikirkan apa yang telah mereka katakan, bagaimana mengatakannya, dan mengapa mengatakan hal tersebut. 7. Literasi melibatkan penggunaan bahasa Literasi tidaklah sebatas pada sistem-sistem bahasa (lisan/tertulis) melaikan mensyaratkan pengetahuan tentang bagaimana bahasa itu digunakan baik dalam konteks lisan maupun tertulis untuk menciptakan sebuah wacana atau dialog.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa latin literatus yang berarti, ‟learned person‟‟ atau “orang yang belajar”. Kata literasi sendiri sering diartikan kemampuan membaca dan menulis. Program literasi mencakup banyak sasaran anak-anak, siswa pendidik dan sebagainya. Dengan adanya program literasi seseorang dapat memahami ilmu pengetahuan dan mengaktualisasikan informasi melalui kegiatan membaca dan menulis. Dengan demikian, program literasi merupakan kegiatan yang dapat menumbuhkan minat membaca dan menulis. Farid ahmadi dkk, sejak lama membagi keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu literasi membaca, literasi menulis, literasi menyimak, dan literasi berbicara. Literasi merupakan dasar yang sangat penting bagi anak usia dini. Dengan adanya literasi anak akan terbiasa dengan baca-tulis. Anak usia dini akan mengalami pembiasaan yang positif. Secara pelahan anak akan mencintai bahan literasinya. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan literasi perlu diterapkan sejak dini yaitu melatih kemampuan dasar anak untuk membaca, menulis, dan menghitung,



mengembangkan



kemampuan



berpikir



kritis,



dan



mempersiapkan anak untuk memasuki dunia sekolah. Menurut Clay dan Ferguson literasi terdiri atas beberapa komponen diantaranya adalah literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Pembelajaran



literasi



ditujukan



membentuk



siswa



untuk



mengembangkan karakteristik, diantaranya menunjukkan kemandirian dalam belajar, memiliki ilmu pengetahuan, responsive terhadap tugas dan audiens, dan memiliki pemahaman dan daya kritik yang baik.



Kern



menyatakan



terdapat



tujuh



prinsip



pendidikan



literasi



diantarannya yaitu literasi melibatkan interpretasi, literasi melibatkan kolaborasi, literasi melibatkan konvensi, literasi melibatkan pengetahuan kultural, literasi melibatkan pemecahan masalah, literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri, dan literasi melibatkan penggunaan bahasa.



DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus, Mulyati, Tita, dan Yunansah, Hana. (2018). Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, Farid dkk. (2019). Media Literasi Sekolah. Jawa Tengah: C V Pilar Nusantara. Amariana, Ainin. (2012). Peran Orangtua dalam Perkembangan Literasi Anak Usia Dini,



Riset Psikologi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas



Muhammadiyah Surakarta. Anggraini,



Vivi.



(2019).



Stimukasi



Keterampilan



Menyimak



Terhadap



Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Padang. Galuh



Amithya



Pradipta.



(2011).



Peran



Orang



Tua



dalam



Proses



Mengembangkan Literasi Dini pada Anak Usia Paud di Surabaya.” Riset Ilmu Sosial.Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga. Karlina, Dwi Nami dkk. (2018). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Digital Storytelling di TK Apple Kids Salatiga. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Khasanah, Aan dan Cahyani, Isah. (2016). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Strategi Question Answer Relationships (QAR). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Kholiq, Abdul. (2018). Tingkat Membaca Pemahaman Siswa SMAN 1 Bluluk. Lamongan: Universitas Islam Lamongan. Mahmud, H. (2017). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dengan Teknik RCG (Reka Cerita Gambar). Lombok: JISIP. Santi, Danar. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks. Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suwandi, Sarwiji. (2019). Pendidikan Literasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



Zubaidah, Enny. (2004). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dan Teknik Pengembangannya di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.