Makalah Menganalisis Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SENI BUDAYA PAMERAN SEKOLAH



Guru Pengajar : Disusun Oleh Kelompok : ( Anggota : 



Imelda Samarang







Nazwa Nurfajrina Yunus







Nurul F Mustapa







Febriani Paudi







Nurmin Husain







Yabes O. Tololi’u



)



DAFTAR ISI



Daftar Isi…..........………………………………...………………….………….. Kata Pengantar….…………………………………………………….…………. BAB I: PENDAHULUAN...…………………………………………..…………. BAB II:PEMBAHASAN..………………........……………………..…………. 2.1 Teks Cerpen....................................................................... 2.2 Analisis Cerpen .…........……......……………………...........……... 2.3 Hubungan Cerpen dengan Masa Kini….......…………........... 2.4 Penggunaan Sufiks Asing pada Cerpen...……………………….. BAB lll:PENUTUP...................................................................... 3.1 Kesimpulan........................................................................ Daftar Pustaka….…....…………………...………………….....................



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya, kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia kami, Ibu Mukti Nuryani. Tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk melatih kita untuk menganalisis cerpen dari unsur intrinsik dan ekstrinsik dan mendapat nilai tugas. Tema dari makalah ini adalah mengenai kewirausahaan. Kami berterima kasih pada teman teman kami yang sudah mendukung kami. Lalu orang tua kami yang sudah mendukung kami supaya jangan menyerah. Dan kami sangat berterima kasih untuk Ibu Mukhti yang sudah sabar mengajar kami. Semoga kami mendapat nilai yang cukup memuaskan dan mendapat hasil yang membanggakan dari kerja keras kami. Akhir kata, kami meminta maaf jika ada kekurangan dan kesalahan pada makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan.



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra berbentuk prosa dengan kisahan yang pendek dengan kesan tunggal dan terpusat pada satu tokoh dalam suatu situasi. Cerpen terbangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik cerpen meliputi, tema, amanat, latar (setting). Sudut pandang (point of view), tokoh dan penokohan, diksi / pilihan kata / gaya bahasa, dsb. Sedangkan unsur ekstrinsik cerpen meliputi nilai sosial, politik, biografi pengarang dsb. Banyak hal yang terkandung dalam cerpen, di dalam cerpen terdapat watak tokoh cerpen, amanat, serta sejumlah permasalahan yang dihadapi tokoh cerpen merupakan potret kehidupan nyata disajikan oleh pengarang melalui cerita. Itu berarti, dengan mengapresiasi cerpen, kita akan mendapat banyak pengalaman hidup, termasuk nilai positif watak di dalamnya. Mengapresiasikan cerpern ada banyak sekali macamnya, salah satunya yaitu dengan cara menganalisis unsur pembangunnya, baik itu unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Berdasarkan uraian diatas, kami akan menyusun makalah dari sebuah cerpen yang berjudul “ Penjahit Laki-laki pun Bisa Sukses “.



1.2



Rumusan Masalah



Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan dalam rumusn masalah berikut : 1. Bagaimana analisis dari cerpen “ Penjahit Laki-laki pun Bisa Sukses “? 2. Apa hubungan cerpen tersebut dengan masa kini? 3. Apakah terdapat penggunaan sufiks asing dalam cerpen tersebut. Jika ada sebutkan sufiks apa saja yang terdapat dalam cerpen tersebut?



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Teks Cerpen Penjahit Laki-laki pun Bisa Sukses           “Ketekunan dan kerja keras adalah kunci suksesan saya.” Itulah yang dikatakan Pak Giman pada karyawannya ketika ditanya tentang kesuksesan dirinya sekarang ini. Laki-laki berusia 40 tahun itu menceritakan awal merintis usahanya. “Setelah lulus SMP, saya lalu melanjutkan ke SMK jurusan Tata Busana.”      “Itu kan sekolah khusus wanita pak?” Tanya Ratih, salah seorang karyawanannya. “Khusus wanita sih tidak, tapi memang kebanyakan muridnya memang perempuan. Namun apa salahnya? Karena saya pikir dengan keterampilan itu saya bisa membuka usaha sendiri.” Jawab Pak Giman. Akan tetapi, pada kenyataannya tak seindah yang dibayangkan Pak Giman. setelah Pak Giman lulus, beliau tidak memilikiu modal untuk membuka untuk membuka usaha kios jahit sendiri. Maka, setelah ia lulus, Pak Giman pergi merantau ke Jakarta. Tanpa pengalaman dan tanpa kawan, dia seorang diri melamar pekerjaan kesana-sini. Walaupun dua minggu Pak Giman masih menganggur karena belum mendapat pekerjaan, tapi ia akhirnya diterima di sebuah perusahaan konveksi. “Di perusahaan itu saya mendapat banyak pengalaman berharga. Pengalaman yang lebih berguna dari pelajaran sekolah.” Tutur Pak Giman. Lalu, kenapa bapak keluar dari perusahaan itu?” Tanya Ratih. Dari awal Pak Giman memang bercita-cita membuka kios jahit sendiri, dan niatnya itu sudah tidak terbendung lagi ketika lima tahun ia bekerja, gajinya tidak kunjung mengalami kenaikan.



“Pada waktu itu gaji saya seratus ribu perbulan, memang lumayan untuk tahun 95-an. tapi, dengan gaji segitu rasanya kurang untuk hidup di Jakarta. Dari situ saya berniat untuk pulang kampong.” Dengan cukup modal yang diperoleh dari Jakarta, Pak Giman membuka kios Jahitnya sendiri. Awalnya, usaha Pak Giman tidak berjalan mulus. Minggu pertama, kios Pak Giman masih sepi. Namun, berkat kesabaran dan usaha kerasnya, pelanggan Pak Giman pun semakin banyak. Karena itulah Pak Giman merekrut karyawan. Sampai saat ini, Pak Giman sudah mempunyai karyawan sebanyak sepuluh orang, termauk Ratih. Rumahnya pun sudah tidak cukup untuk usahanya itu. Maka dari itu, Ia membeli lahan kosong di samping rumahnya untuk dibangun ruangan lagi. “Jadi, semua ini hasil dari usaha jahit ini ya pak?” “Betul! Semua ini berkat hasil jerih payah saya dari usaha jahit ini.” “Lalu, kenapa kios jahit ini diberi nama ‘Pangestu Tailor’?” “Pangestu Tailor itu maksudnya saya berharap usaha ini diridhoi oleh Allah dan direstui oleh orang tua.”, kata Pak Giman mengakhiri ceritanya.



2.2 Analisis Cerpen



 Unsur Intrinsik  Tema: Kewirausahaan  Tokoh: # Pak Giman sebagai pemeran utama atau protagonis # Ratih sebagai pemeran pembantu atau tritagonis  Alur: Alur yang dipakai disini adalah alur mundur  Latar: Latar cerpen disini terbagi menjadi tiga, yaitu latar waktu, tempat, dan suasana.  Latar Waktu: Tahun 1995-an (paragraf 9)  Latar Tempat: SMK Jurusan Tata Busana (paragraf 2)  Latar Suasana: Semangat dan Gigih.  Sudut Pandang: Orang ketiga  Gaya bahasa: Gaya bahasa yang digunakan pada cerpen ini ,yaitu  Majas retoris  Majas apofasis  Amanat: Amanat yang didapat dari cerpen tersebut adalah jika kita memiliki usaha, kemauan yang besar, dan rajin beribadah demi menggapai cita cita, walaupun banyak mengalami halangan, pasti cita cita kita akan tercapai dan usaha kita tidak akan sia sia.



 Unsur Ekstrinsik 1. Latar Belakang Penulis: 2. Latar Belakang Masyarakat: 3. Nilai-nilai yang terkandung:  Nilai Moral. : Mau berjuang meraih cita-cita walaupun banyak tantangan  Nilai Budaya : -



 Nilai Agama :Pak Giman memberi nama kios jahitnya “Pangestu Tailor” Dengan harapan agar usahanaya di ridhoi Allah  Nilai Sosial : -



2.3 Hubungan Cerpen Dengan Kehidupan Masa Kini Hubungan yang dimiliki cerpen ini dengan kehidupan pada masa sekarang: Hubungan yang dimiliki cerpen ini dengan kehidupan pada masa sekarang adalah, pada masa sekarang kita banyak menemukan orang yang cenderung meremehkan jurusan yang dikenal kurang bergengsi atau memiliki penilaian sepihak dari masyarakat, yang mana pada cerpen dikisahkan Pak Giman yang memilih masuk jurusan Tata Busana. Padahal asalkan jurusan tersebut bisa membawa kita ke masa depan yang diharapkan, jurusan apapun itu boleh jadi yang paling baik untuk kita. Juga, pada masa sekarang kita banyak menemukan orang yang tak mau keluar dari zona amannya untuk membuka usaha sendiri. Sehingga cerpen ini bisa menjadi motivasi untuk berkembang layaknya Pak Giman, dari yang mulanya hanya bekerja pada orang lain kemudian menjadi pemilik kios.



2.4 Penggunaan Sufis Asing pada cerpen Sufiks Asing yang terdapat pada teks: 1. Karyawan (wan)



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Jadi, kesimpulan dari cerpen ini adalah teruslah berusaha dalam menggapai cita-cita, meskipun banyak hambatan dan rintangan yang akan dihadapi nantinya. Karena ungkapan dalam bahasa Indonesia mengatakan “usaha tidak akan mengkhianati hasil”.



DAFTAR PUSTAKA http://rakaraperz.blogspot.com/2014/11/cerpen-kewirausahawaninspiratif.html