Makalah Micro Teaching Kel 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MICRO TEACHING “KETERAMPILAN MENGAJAR”



Dosen Pengampu: Dra. Nurmayani, M.Ag. Disusun Oleh: Kelompok 4 Ade Putri Haryanti



(1193111038)



Ainita Tamarona Lumban Gaol



(1193111046)



Ilda Rahmi Siagian



(1193111059)



Putri Julianti Naibaho



(1193111042)



Rohayati Sihotang



(1193111058)



Thera Maora Manik



(1193111040)



Yemima Anastasya Br. Ginting



(1193111103)



Michael Yobel Halomoan Siburian



(1193111061)



PGSD E Reguler 2019 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Micro Teaching. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Nurmayani, M.Ag. Selaku dosen pengampu kami dalam mata kuliah ini. Makalah ini



adalah sebuah tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa atau



mahasiswi untuk mengulas dan mengevaluasi isi materi yang telah diberikan. Sehingga kama dapat mengetahui isi dari materi tersebut lebih dalam. Kami berharap semoga makalah ini sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan juga dapat bermanfaat bagi pembaca nantinya.Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam makalah ini.Oleh karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun agar kami dapat menyelesaikan tugas berikutnya dengan lebih baik lagi.



Medan, Februari 2021



Kelompok 4



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2 1.4 Manfaat .................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3 2.1 Keterampilan Bertanya ............................................................................................. 3 2.2 Keterampilan Memberi Penguatan ............................................................................ 7 2.3 Keterampilan Mengadakan Variasi ........................................................................... 10 2.4 Keterampilan Menjelaskan ....................................................................................... 13 BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 17 3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 17 3.2 Saran ........................................................................................................................ 17 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 18



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan mengajar merupakan salah satu hal urgen yang harus dimiliki oleh guru maupun calon guru. Keterampilan mengajar menjadi sangat penting karena dapat membantu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah merupakan bentuk perilaku (kemampuan) atau keterampilan yang bersifat khusus dan mendasar yang harus dimiliki guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugastugas pembelajaran secara profesional. Dengan dikuasainya keterampilan mengajar maka guru akan mudah melaksanakan perannya sebagai pengelola pembelajaran dan memudahkan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Sebagai pengajar, guru dituntut untuk menumbuhkan kreatifitas dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai standar kompetensi yang diharapkan. Guru sebagai salah satu pengendali dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dalam pembelajaran saat ini guru hanya berperan sebagai fasilitator, artinya guru hanya menyediakan sumber belajar dan membimbing proses belajar agar tidak keluar dari kompetensi dan tujuan pembelajaran. Kemampuan serta keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran turut menentukan hasil belajar siswa. Persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, hal ini terkait dengan adanya pandangan siswa terhadap seorang guru dalam mengajar. Untuk menghindari persepsi yang kurang baik terhadap guru dalam mengajar, pihak guru hendaknya melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan dalam membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran, yang diharapkan dapat membantu guru dalam menjalankan perannya untuk menciptakan keaktifan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal .



1



1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini ialah: 1. 2. 3. 4.



Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya? Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan ? Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi? Apa yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan?



1.3 Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah: 1. 2. 3. 4.



Memahami penjelasan dari keterampilan bertanya. Memahami penjelasan dari keterampilan memberi penguatan. Memahami penjelasan dari keterampilan mengadakan variasi. Memahami penjelasan dari keterampilan menjelaskan.



1.4 Manfaat Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan makalah ini ialah: 1. 2.



Dapat menerapkan pembelajaran yang sistematis berdasarkan isi materi tersebut. Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 KETERAMPILAN BERTANYA Dalam kegiatan pembelajaran di kelas kegiatanbertanya sangat penting dalammencapai kualitas pembelajaran.Pada umumnya bertanyabertujuan untuk memperoleh datamaupun informasi, namunkegiatan bertanya yang dilakukanoleh guru, tidak hanya bertujuanuntuk memperoleh informasi,tetapi juga untuk meningkatkanterjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa dengan siswa. Dengan demikian, pertanyaan yang diajukan guru tidak semata-mata bertujuan mendapatkan informasi tentang pengetahuan siswanya, tetapi yang jauh lebih penting adalah untuk mendorong para siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain. (Supriyadi, 2013: 158) Keterampilan bertanya adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam melakukan tanya jawab supaya berjalan lancar dan kodusif. Keterampilan bertanya harus dilakukan dengan berbagai variasi supaya saat melakukan tanya jawab siswa tidak merasa bosan. Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan dasar mengajar tingkat dasar dan keterampilan dasar mengajar tingkat lanjut. Keterampilan dasar mengajar tingkat dasar mempunyai komponen dasar yang diterapkan dalam mengajukan pertanyaan. Sedangkan keterampilan dasar mengajar tingkat lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan dasar mengajar tingkat dasar dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, meningkatkan partisipasi siswa, dan mendorong siswa agar mengambil inisiatif sendiri. (Saud, 2009: 62) A. Tujuan Pertanyaan Pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa memiliki tujuan, tujuannya adalah: 1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadapsuatu masalah yang sedang dibicarakan. 2. Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang dibahas. 3. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang menghambat siswa dalam belajar. 4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. 6. Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi. 7. Menguji dan mengukur hasil belajar. (Saud, 2009: 62) 3



B. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya 1. Kehangatan dan antusias. Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasannya. 2. Kebiasaan yang perlu dihindari, 1) Jangan mengulag-ulang petanyaan apabila siswa tidak mampu menjawabnya. 2) Jangan mengulag-ulang jawaban siswa. 3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. 4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah. 5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan, oleh karena itu pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dulu kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawab. 6) Guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. (Suwarna, 2005: 76) C. Komponen Keterampilan Bertanya Keterampilan dasar mengajar bertanya memiliki komponen sebagai berikut: a. Komponen keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat dasar 1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya. 2. Pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, terkadang guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang releven dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. 3. Pemindahan giliran. Ada saatnya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum memadai. Untuk itu guru dapat menggunakan teknik pemindahan pemindahan giliran. Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian memilih salah seorang siswa untuk menjawab dengan cara menyebut namanya atau dengan menunjuk siswa itu. 4. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan acak. Ia hendaknya berusaha agar siswa mendapat giliran secara merata. 5. Pemberikan waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.



4



6. Pemberian tuntunan. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat menjawab guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu, agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. b. Komponen keterampilan dasar mengajar bertanya tingkat lanjut 1. Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu, dalam mengajukan pertanyaan hendaknya guru berusaha mengubah tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling rendah, yaitu evaluasi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. 2. Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang lebih rendah ke lebih tinggi dan kompleks, hendaknya guru dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan siswa. Misalnya guru mengajukan pertanyaan ingatan, setelah itu pertanyaan pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 3. Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. 4. Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, hendaknya guru mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Jika siswa mengajukan pertanyaan guru tidak segera menjawab tetapi melontarkan kembali kepada siswa lainnya. (Suwarna, 2005: 73) D. Jenis-Jenis Pertanyaan Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan. Dalam hal ini, penggolongan terdiri atas jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, dan jenis-jenis pertanyaan menurut luas sempitnya pertanyaan. a. Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Maksudnya 1. Pertanyaan Permintaan (Compliance Question). Pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Amir, maukah kamu menutupkan jendela yang di sebelah sana? 2. Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question). Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu diucapkan karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa. Contoh: Mengapa beriman kepada malaikat akan berdampak positif bagi kehidupan kita sehari-hari? Karena, dengan mengingat adanya malaikat kita akan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini ternyata ada yang mengawasi setiap perbuatan kita.



5



3. Pertanyaan Mengarahkan/Menuntun (Prompting Question). Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya. Apabila siswa tidak menjawab pertanyaan atau salah, hendaknya guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan/menuntun proses berpikir siswa dan akhirnya dapat menemukan jawaban dari pertanyaan yang pertama diberikan. 4. Pertanyaan Menggali (Probing Question). Pertanyaan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya. Dengan pertanyaan menggali, siswa didorong untuk meningkatkan kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan sebelumnya. b. Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom 1. Pertanyaan Pengetahuan (Precall Question atau Legde Question). Pertanyaan yang mengharapkan jawaban sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang telah dipelajari siswa. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan adalah apa, dimana, kapan, siapa, atau sebutkan. Contoh: Apa nama ibukota negara Indonesia? 2. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question). Pertanyaan ini menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganisasi informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang sering digunakan untuk menyusun pemahaman adalah jelaskan/uraikan dengan kata-katamu sendiri, bandingkan. Contoh: Jelaskan dengan kata-katamu sendiri tentang pertumbuhan dan perkembangan! 3. Pertanyaan Penerapan (Aplication Question). Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan pengetahuan, informasi, aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya pada suatu kasus atau kejadian sesungguhnya. Contoh: Tunjukkan bukti bahwa islam sangat memperhatikan kebersihan! 4. Pertanyaan Analisis (Analysis Question). Pertanyaan yang menuntut siswa untuk menemukan jawaban dengan cara mengidentifikasikan motif masalah, mencari buktibukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan, dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang ada. Contoh: Setelah kita membicarakan rantai makanan pada hewan, kesimpulan apa yang dapat kita tarik dari rantai makanan tersebut? 5. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question). Ciri dari pertanyaan ini jawabannya yang benar dan tidak tunggal, melainkan lebih dari satu dan menghendaki siswa untuk mengembangkan potensi serta daya kreasinya. Pertanyaan sintesis menuntut siswa untuk membuat ramalan/prediksi, memecahkan masalah berdasarkan imajinasi, dan mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi jika seorang manusia tidak memiliki agama?



6



6. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question). Pertanyaan semacam ini menghendaki siswa untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu. Contoh: Bagaimana penilaianmu tentang politik di Indonesia? c. Jenis-Jenis Pertanyaan menurut Luas Sempitnya Sasaran Pertanyaan Sempit (Narrow Question) Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup (covergent) yang biasanya kunci jawabannya telah tersedia. 



Pertanyaan sempit informasi langsung. Pertanyaan ini menuntut siswa untuk mengingat atau menghafal informasi yang ada. Contoh: Sebutkan dampak positif bersifat jujur!







Pertanyaan sempit memusat. Pertanyaan ini menuntut siswa agar mengembangkan ide atau jawabannya dengan menuntunnya melalui petunjuk tertentu. Pertanyaan ini bermanfaat bila guru menghendaki siswa membedakan, mengasosiasikan, dan menjelaskan. Contoh: Dengan cara bagaimana agar konsep gotong royong dapat dengan mudah dimengerti oleh siswa?



Pertanyaan Luas (Broad Question) Ciri pertanyaan ini adalah jawabannya yang memungkinkan lebih dari satu, sebab pertanyaan ini belum mempunyai jawaban yang spesifik sehingga masih bersifat terbuka. 



Pertanyaan luas terbuka (open end question). Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada murid untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing. Contoh: Bagaimana cara menanggulangi banjir?







Pertanyaan luas menilai (valuing question). Pertanyaan ini meminta siswa untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif bila guru menghendaki siswa untuk merumuskan pendapat, menentukan sikap, tukar menukar pendapat/perasaan terhadap suatu isu. Contoh: Bagaimana pendapatmu tentang jalannya pertandingan futsal tadi? (Supriyadi, 2013: 159)



2.2 KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN Penguatan (reinforcement) pada dasarnya adalah suatu respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan baik yang dapat memacu terulangnya perbuatan tersebut. Menurut pengertian yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya, keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik atas perbuatan atau respon siswa. Ada dua jenis penguatan yang diberikan oleh guru, yaitu penguatan verbal dan non verbal. a. Penguatan Verbal



7



Memberikan penguatan verbal merupakan keterampilan memberikan penguatanyang dapat dimaknai sebagai kemampuan guru dalam memberikan respon terhadap perilaku siswa dalam kegiatan belajar mengajar, agar siswa terdorong untuk meningkatkan perilaku positif tersebut. Padadasarnya istilah penghargaan, hadiah, pujian yang sering disama artikan dengan penguatan memiliki kedudukan sebagai bagian dalam keterampilan dalam member penguatan. Komponen penguatan verbal selanjutnya menurut Marnodan Idris (2010: 135) menyatakan bahwa ada beberapa komponen dalam memberikan penguatan yang perlu dipahami dan dikuasai oleh guru. Hal ini akan membuat guru menjadi bijaksana dan sistematis dalam pelaksanaannya. Penguatan verbal dapat diberikan dengan komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan sebagai penguatan tingkah laku dan kinerja siswa. Komentar tersebut merupakan balikan (feedback) yang dapat dilakukan oleh guru atas kinerja ataupun perilaku siswa. Menurut D. N. Pah (1984: 6) penguatan verbal dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk. Adapaun bentuk komponen penguatan verbal yaitu : 



Kata- kata Penguatan yang diberikan kepada siswa berupa kata saja, hal ini dilakukan secara singkat,



mudah dipahami sehingga siswa mudah dalam menangkap respon dari guru. Contoh : 1) Bagus Diutarakan ketika siswa mengerjakan tugas atau perintah dengan baik, rapi, dan sistematis. 2) Tepat/ betul/ benar Diutarakan ketika siswa menjawab suatu soal/ pertanyaan dengan sesuai atau benar. 3) Pintar Disampaikan guru apabila siswa memiliki kemampuan intelektual yang baik disbanding teman yang lain, bisa juga disampaikan pada saat siswa benar dalam menjawab pertanyaan atau soal. 



Kalimat Umpan balik yang diberikan guru berupa rangkaian kata atau kalimat untuk memperjelas



susunan kata-kata yang ada, sehingga siswa dapat mengerti kemampuan dan alasan mengapa guru memberikan penguatan tersebut. Contoh : 8



1) Pekerjaan Andi bagus sekali! 2) Cara Agus memberikan penjelasan baik sekali! 3) Saya senang dengan pekerjaanmu! Menurut Hurlock (1978: 90) apapun bentuk penguatan yang digunakan, pada dasarnya penguatan harus sesuai dengan perkembangan anak. Hal ini akan menimbulkan keefektivan dari penguatan itu sendiri. Maka dari itu untuk penguatan verbal seharusnya dilakukan sesuai tahap perkembangan siswa. Baik penguatan verbal berupa kata-kata atau kalimat sebaiknya disampaikan dengan tepat dan benar sesuai perkembangan bahasa dan usia anak. b. Penguatan Nonverbal Penguatan nonverbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat dan memberikan tanda-tanda tertentu. Adapun jenis-jenis respon (penguatan) yang digolongkan kedalam penguatan nonverbal antara lain sebagai berikut : 1) Mimik dan gerakan badan Mimik dan gerakan yang dilakukan guru seperti :mengekspresikan wajah ceria, senyuman, anggukan kepala, menggunakan ibu jari, tepukan tangan dan gerakan badan lainnya. 2) Gerakan mendekati Gerakan mendekati dilakukan guru dengan cara menghampiri siswa dan bahkan duduk bersama-sama dengan siswa. Pada saat guru mendekati siswa merasa diperhatikan sehingga siswa akan merasa senangdan aman. 3) Sentuhan Penguatan dalam bentuk sentuhan dilakukan dengan adanya kontak fisik antara guru dengan siswa (gesturing). Misalnya berjabatan tangan, menepuk, dan lain sebagainya. 4) Kegiatan yang menyenangkan Untuk meningkatkan perhatian dan motivasi belajar, guru dapat melakukan penguatan dengan cara member kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuannya sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. 5) Pemberian symbol atau benda Simbol adalah tanda-tanda yang diberikan atau dilakukan guru terkait dengan perilaku belajar siswa. 9



6) Penguatan tak penuh Penguatan tak penuh artinya respon atau sebagian perilaku belajar siswa yang belum tuntas.



2.3 KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI A. Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi Menurut agung & wibawa, 2014 salah satu hal yang mempengaruhi efektifitas kegiatan belajar di kelas adalah rasa bosan yang timbul pada diri siswa, guru dituntut untuk kreatif di dalam kelas untuk mengatasi atau mencegah datangnya rasa bosan pada siswa. Kreativitas guru tersebut dapat di tuangkan dalam keterampilan guru untuk melakukan variasi dalam mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai untuk pengunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti dalam mengunakan ketrampilan bertanya member pengutan, menjelaskan dan sebagainya (saud,2010:70) Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Keterampilan mengadakan variasi adalah suatu proses perubahan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta berubahnya mood siswa dalam proses pembelajaran untuk menerima bahan pengajaran yang di berikan guru dan memusatkan perhatian siswa sehingga siswa agar dapat selalu aktif dan terfokus dalam proses pembelajaran. Keterampilan mengadakan variasi ini juga dapat digunakan untuk penggunaan keterampilan mengajar yang lain, seperti dalam menggunakan keterampilan bertanya, member penguatan, menjelaskan dan sebagainya. B. Tujuan Mengadakan Variasi Dalam mengadakan variasi dalam sebuah pembelajaran guru perlu mengerti dan memahami terlebih dahulu apa sebenarnya tujuan dari mengadakan variasi tersebut. Setelah guru mengetahui hal tersebut maka guru akan lebih mudah menerapkan pembelajaran di dalam kelas. Adapun tujuan pokok dari pengadaan variasi dalam kelas antara lain : 1. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran 2. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. 3. Meningkatkan kadar CBSA dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa dengan berbagai tingkat kognitif. C. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Keterampilan Variasi



10



Dalam mengadakanvariasi di dalam proses belajar mengajar seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Keterampilan mengajar variasi serta hubungannya dengan keterampilan-keterampilan guru professional lainnya, seperti penguasaan berbagai metode mengajar dan keterampilan mengajukan pertanyaan. 2. Penggunaan berbagai ketrampilan mengajar dengan variasi perlu direncanakan sebelumnya dan sebaliknya dicantumkan dalam satuan pelajaran yang harus disusun sebagai persiapan mengajar. 3. Penggunaan variasi sangat dianjurkan, tetapi harus luwes dan wajar serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pemakaian variasi yang berlebihan justru akan menimbulkan kebingungan dan mengganggu proses belajar mengajar. oleh karena itu guru perlu memperhatikan reaksi siswa, baik reaksi tingkah laku ataupun reaksi perhatian siswa. D. Komponen – Komponen Keterampilan Mengajar Mengadakan Variasi. Variasi dalam mengajar dapat dilakukan dengan penggunaan suara maupun dengan isyaratisyarat nonverbal, seperti pandangan mata, ekspresi roman muka, gerak-gerik tangan atau kepala dan gerak badan. Selain itu masih ada isyarat ekstra verbal yaitu intonasi dan warna serta bunyian. Komponen utama dalam mengadakan variasi adalah : 1. Variasi dalam gaya mengajar a. Penggunaan variasi suara. Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. b. Pemusatan perhatian siswa. Guru dapat memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dengan gaya bahasa menurut kebutuhan anak. c. Kesenyapan guru. Adanya kesenyapan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu, merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. d. Mengadakan kontak pandang dan gerak. Apabila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata murid-murid untuk menujukkan adanya hubungan yang akrab dengan mereka. e. Gerakan badan dan mimik. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang di maksudkan. 11



f. Pergantian posisi guru di dalam kelas. Pergantian guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali dalam menyampaikan pelajaran di dalam kelas, gerakan hendaknya bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. 2. Variasi dalam penggunaan media pembelajaran Media pembelajaran, apabila di tinjau dari indera yang di gunakan, dapat di golongkan ke dalam tiga bagian,yakni dapat di dengar, dilihat, dan diraba. Pergantian penggunaan jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan inderanya, sehingga dapat mempertinggi perhatisnya. Hal itu karena setiap mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada anak yang termasuk tipe visual, auditif, atau motorik. a. Variasi yang dapat dilihat. Media yang termasuk kedalam jenis ini ialah:grafik, bagan, poster, gambar, film, dan slide. b. Variasi media yang dapat didengar. Suara guru termasuk di dalam media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi, puisi, sosiodrama, telepon, dapat di pakai sebagai penggunaan indera dengan di variasikan dengan indera lainnya. c. Variasi media yang dapat diraba, di manipulasi dan di gerakan, Yang termasuk di dalam hal ini, misalnya peragaan yang di lakukan oleh guru atau siswa, model, patung, topeng, dan boneka yang dapat di gunakan anak untuk di raba, dipergerakan dan dimanipulasi. d. Variasi media yang dapat didengar. Media yang termasu kini, misalnya film, televisi, slideprojektor yang di iringi penjelasan guru. Tentu saja penggunanya sesuai dengan tujuan yang hendak di capai. 3. Variasi pola interaksi dan kegiatansiswa\ Pola interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar nemiliki corak yang sangat beraneka ragam. Mulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang di lakukan oleh siswa. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi pola interaksi guru-siswa dan siswa-siswa agar kegiatan pembelajaran tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan. Suasana kelas pun menjadi hidup. E. Prinsip-Prinsip Penggunaan Keterampilan Mengadakan Variasi 1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Penggunaan variasi yang wajar dan beragam dianjurkan dalam



12



prinsip ini. Sedangkan pemakaian yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu proses belajar mengajar. 2. Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu proses pembelajaran. 3. Variasi harus direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.



2.4 KETERAMPILAN MENJELASAKAN Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan suatu yang belum diketahui. Penguasaan pengetahuan keterampilan merupakan aktivitas yang tidak dapat dihindari oleh guru karena sebagian besar kegiatan pembelajaran menuntut guru untukmemberikan penjelasan. Penguasaan pengetahuan keterampilan menjelaskan yang dimiliki mahasiswa atau calon guru dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahamannya secara utuh terhadap pokok materi pelajaran yang disampaikan, serta meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Marno (2014, hlm.95) “memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami bahan pelajaran”. Pengetahuan komponen penyajian materi yang dimiliki calon guru berkaitan dengan penggunaan bahasa yang baik. Bahasa yang baik harus jelas, sederhana, serta menghindari katakata sisipan seperti “ah”, ”eh”, ”mmm”. Fungsi utama menjelaskan pada hakikatnya adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, keterampilan mahasiswa dalam menggunakan bahasa yang baik diperlukan agar peserta didik mudah menerima dan menyerap materi pelajaran yang disampaikan. Pemberian umpan balik diperlukan agar guru dapat mengetahui sampai sejauh mana peserta didik dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan. Berdasarkan umpan balik tersebut, guru dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi pada kegiatan menjelaskan, misalnya mengurangi kecepatan bicara, mengulangi materi yang tidak dimengerti peserta didik, menambahkan contoh dan merumuskannya secara lain. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan penjelasan. Pentingnya keterampilan menjelaskan dikuasai oleh



13



guru, karena tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu. A. Tujuan Memberikan Penjelasan 1. Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan secara objektif dan bernalar. 2. Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan. 3. Untuk mendapat respon dan timbale balik siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka 4. Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah tersebut. B. Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan dikuasai oleh Guru 1. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa. 2. Kadang kala penjelasan yang diberikan oleh guru tidak jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri. Mungkin disebabkan karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Hal ini tercermin dalam ucapan guru: “penerangan Ibu sudah jelas, bukan?”. Oleh karena itu kemampuan guru dalam mengenal atau menganalisa tingkat pemahaman siswa sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam proses memberikan penjelasan. 3. Tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Oleh karena itu guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut. 4. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam memahami pelajaran. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan. C. Macam-macam Teknik Menjelaskan 1. Bertanya Guru biasanya memulai pelajaran dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan ini sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa. (Dalam kegiatan-kegiatan pembukaan di TK terlihat dalam pembahasan tema atau sub tema yang akan dibicarakan hari tersebut). Kadang kala pertanyaan juga dipandang sebagai pertanyaan dengan maksud agar perhatian siswa terpusat pada bahan pelajaran yang akan disampaikan. Dan biasanya siswa jika dihadapkan dengan suatu pertanyaan mereka akan takut jika tidak bisa menjawabnya. 14



Oleh karena itu mereka akan selalu mengulangi bahan yang telah disampaikan untuk mempersiapkan diri jika suatu saat guru menanyakannya dalam kelas (sewaktu berlangsungnya jam pelajaran). 2. Penjelasan Tidak sepenuhnya pertanyaan dari guru dapat terjawab oleh siswa. Dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung berarti siswa dapat memiliki sebagian bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru di kelas. Sehingga guru harus menjelaskan dengan memberikan keterangan secukupnya terhadap sebagian lain pelajaran yang direncanakan. Contoh: “dipegunungan banyak sekali pepohonan, penduduknya sedikit dan udaranya segar. Sedangkan di Jakarta pepohonan sedikit, penduduknya banyak dan udaranya kotor karena mobil-mobil dan mesin pabrik mengeluarkan udara kotornya. Sehingga udara terasa semakin panas dan kita menghirup udara kotor yang bisa menyesakan pernapasan”. 3. Memberikan Contoh Pemahaman siswa terhadap konsep baru dapat ditingkatkan melalui pemberian contoh yang jelas dan nyata yang sedapat mungkin diambil dari kehidupan sehari-hari yang sekiranya mudah dicerna atau dipahami oleh siswa tersebut. Pemberian contoh yang dikaitkan dengan proses pengambilan kesimpulan dan dari pengambilan kesimpulan dikembangkan dengan contoh yang lebih dalam akan memberikan penjelasan yang efektif dan efisien. Sehingga memudahkan siswa dalam merangkaikan pikirannya untuk mencapai pemahaman yang mendalam. D. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan 1. Merencanakan Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan atau materi meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Misalnya kita menganalisa tema dan sub tema yang akan dibicarakan kepada anak TK serta kemampuan-kemampuan yang ada pada program kegiatan belajar yang meliputi pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani serta bagaimana hubungannya dengan tema dan sub tema yang akan dibicarakan. Mengenai yang berhubungan dengan yang menerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak. 2. Penyajian Suatu Penjelasan Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :



15



a. Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”, ”mm”, ”kirakira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak. b. Pengguanaan contoh dan ilustrasi: dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. c. Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “ perhatikan dengan baik, anak-anak. Yang ini agak sukar”. d. Penggunan balikan: “guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidak jelasan ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya.



16



BAB III PENUTUP



3.1. Kesimpulan Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru dalam pengajarannya selalu melibatkan atau menggunakan tanya jawab. Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban atau balikan dari orang lain. (Supriyadi, 2013: 158) Keterampilan bertanya adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam melakukan tanya jawab supaya berjalan lancar dan kodusif. Keterampilan bertanya harus dilakukan dengan berbagai variasi supaya saat melakukan tanya jawab siswa tidak merasa bosan. Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan dasar mengajar tingkat dasar dan keterampilan dasar mengajar tingkat lanjut. Penguatan (reinforcement) pada dasarnya adalah suatu respon yang diberikan terhadap perilaku atau perbuatan baik yang dapat memacu terulangnya perbuatan tersebut. Menurut pengertian yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya, keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik atas perbuatan atau respon siswa. Keterampilan mengadakan variasi adalah suatu proses perubahan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan serta berubahnya mood siswa dalam proses pembelajaran untuk menerima bahan pengajaran yang di berikan guru dan memusatkan perhatian siswa sehingga siswa agar dapat selalu aktif dan terfokus dalam proses pembelajaran. Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisir dengan sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan yang lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan. Misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan suatu yang belum diketahui. 3.2. Saran Seorang guru harus mampu membangkitkan partisipasi peserta didik dalam belajar, sehingga proses kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar guru dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru profesional dalam mengembangkan potensi peserta didik agar dapat tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu dalam pengelolaan kelasnya, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.Turney (1973) mengukapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. 17



DAFTAR PUSTAKA



Agung b.k dan Saptanto Hari Wibawa. 2014. Pelatihan Pengajaran Micro Teaching. Surakarta. Oase pustaka https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/07/14/prinsip-prinsip-keterampilan-bertanyadalam-pembelajaran/ https://eprints.uny.ac.id/9797/2/BAB%202%20-08108241051.pdf Jaya, Hasma Nur. Keterampilan Dasar Guru Untuk Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan (2017). Didaktis:Jurnal Pendidikan dan IlmuPengetahuan. 17 (1). 26140578 Marno & Idris. 2008. Strategi &Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Mariam Nasution. 2014. Dasar-Dasar Keterampilan Mengajar Matematika. Studi Multi Disipliner. 29(1): 95-96. Raflis K. (1985). Katerampilan Menjelaskan. Panduan Penajaan Mikro NO. 4. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Saud, Udin Syaefudin.2009. Pengembangan profesi guru. Bandung: cv. Alfabeta S.L.La. Sulo. et. al. (1985). Pengajaran Mikro. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suwarna. 2005. Pengajaran Mikro. Jogjakarta: Tiara Wacana.



18