Makalah Organizing KLP 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ORGANIZING D I S U S U N Oleh Kelompok 2 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



SURURIN MAUDHUNAH BIKA UTAMI MERI NATALIA SIMARE-MARE RYZA TIARA SWASTI TELAUMBANUA WAHYULI ROHAYATI ANDI SAHPUTRA



160204013 160204008 160204033 160204006 160204026 160204010 160204054



DOSEN PEMBIMBING: Ns. MASRI SARAGIH, M.Kep PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2020



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah organisasi dan manajemen perubahan dengan judul “Pengorganisasian” ini. Adapun



makalah



organisasi



dan



manajemen



perubahan



tentang



pengorganisasian ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



Medan, 17 Maret 2020 Penulis



Kelompok 2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang..........................................................................................1 B. Rumusan Masalah.....................................................................................2 C. Tujuan........................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3 A. Definisi Organisasi dan Pengorganisasian................................................3 1. Definisi Organisasi............................................................................3 2. Definisi Pengorganisasian................................................................4 B. Unsur-unsur Pengorganisasian..................................................................4 C. Struktur Organisasi....................................................................................6 1. Elemen Struktur Organisasi..............................................................7 2. Desain Struktur Organisasi yang Umum...........................................7 3. Desain Struktur Organisasi Modern.................................................9 4. Model Desain Struktur Organisasi..................................................10 5. Faktor Penentu Struktur Organisasi...............................................11 D. Pola Organisasi........................................................................................13 1. Organisasi Formal..........................................................................13 2. Organisasi Informal........................................................................14 E. Langkah-langkah Pengorganisasian........................................................15 F. Fungsi Pengorganisasian.........................................................................15 G. Tujuan Pengorganisasian.........................................................................17 H. Manfaat Pengorganisasian.......................................................................21 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................22 A. Kesimpulan..............................................................................................22 B. Saran........................................................................................................22 DAFTAR RUJUKAN



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbatas mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat bahwa manusia merupakan mahluk sosial. Sejalan dengan tingkat kematangan (keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis dimuali dari tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern. Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapai tujuan bersama. Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar anggota dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu organisasi dapat tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan



penting



seperti



halnya



fungsi



perecanaan.



Melalui



fungsi



pengorganisasian, seluruh sumber daya yang di miliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau spesialisasi, sesuai dengan teori klasik [ CITATION Zum12 \l 1033 ]yaitu “ the right man in the right place“ artinya seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus dipekerjakan atau ditempatkan pada keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan di bagian administrasi pula, begitu



2



juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu harus benar-benar dilakukan dengan cermat. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dari latarbelakang di atas adalah sebagai berikut : 1. Apa definisi dari organisasi dan pengorganisasian? 2. Apa saja unsur-unsur pengorganisasian? 3. Apakah yang dimaksud dengan struktur organisasi? 4. Bagaimana pola-pola organisasi? 5. Apa langkah-langkah pengorganisasian? 6. Apa saja fungsi-fungsi pengorganisasian? 7. Apa tujuan dari pengorganisasian? 8. Apa manfaat pengorganisasian? C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan tentang : 1. Definisi dari organisasi dan pengorganisasian. 2. Unsur-unsur pengorganisasian. 3. Struktur organisasi. 4. Pola-pola organisasi. 5. Langkah-langkah pengorganisasian. 6. Fungsi pengorganisasian. 7. Tujuan pengorganisasian. 8. Manfaat pengorganisasian.



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Definisi Organisasi dan Pengorganisasian Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis. Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen. 1. Definisi Organisasi Menurut para ahli yang dikutip dari Wikipedia.org terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut: 1. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubunganhubungan



yang



melalui



dimanamana



orang-orang



di



bawah



pengarahan atasan mengejar tujuan. 2. James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama (Ratna Wilis, 1996:56). 3. Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt, 1984:89). 4. Stephen P. Robbins (1994:4) menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan



4



bersama atau sekelompok tujuan. Dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan. 2. Definisi Pengorganisasian Menurut para ahli yang dikutip dari nadiyyazummi.blogspot.com terdapat beberapa pengertian pengorganisasian sebagai berikut: 1. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah enititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan. 2. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. 3. T. Hani handoko(1999): sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang



tersentralisasi



dan



berisi



tugas-tugas



yang



sangat



terspesialisasikan. 4. Kamus lengkap bahasa Indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur. Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien. B. Unsur-unsur Pengorganisasian Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada



5



kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendirisendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci dapat di jabarkan sebagai berikut: 1. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya



masing-masing



dan



para



pekerja



(non



management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi. 2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi. 3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. 4. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung, bangunan, kantor). 5. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur



6



lingkunga adalah: a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan. b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi. c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi : 



Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.







Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.







Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.







Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.



6. Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna. C. Struktur Organisasi Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada organisasi dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menunjukkan



bagaimana



fungsi-fungsi



atau



kegiatan,



dikelompokkan, dan dikoordinasikan (integrasi) secara formal.



pekerjaan



dibagi,



7



1. Elemen Struktur Organisasi Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur, antara lain: a. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. b. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan. c. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa. d. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. e. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi. f. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. 2. Desain Struktur Organisasi yang Umum a. Struktur Sederhana Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya



8



yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak. b. Birokrasi Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional



dapat



mengalahkan



tujuan



keseluruhan



organisasi.



Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan. c. Struktur matriks Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan



pesawat



terbang,



laboratorium



penelitian



dan



pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi yaitu fungsional dan produk. Kekuatan struktur ini misalnya pada penyatuan para spesialis, dengan meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber



daya



khusus



untuk



keseluruhan



produk.



Kelemahan



terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis



9



fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki



keuntungan



dan



kerugian



yang



berlawanan.



Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahankelemahan mereka. Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda. 3. Desain Struktur Organisasi Modern a. Struktur tim Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan



kegiatan-kegiatan



kerja.



Karakteristik



utama



struktur tim adalah struktur ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis. b. Organisasi virtual Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis secara detail. c. Organisasi Nirbatas Organisasi



nirbatas



adalah



sebuah



organisasi



yang



berusaha



menghapuskan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan.



10



4. Model Desain Struktur Organisasi a. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi



yang



terbatas,



sentralisasi,



menekankan



pentingnya



mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi dengan prinsip: 



Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan kelompok.







Prinsip



Kesatuan



Arah



yaitu



semua



pekerjaan



harus



dikelompokkan berdasarkan keahlian. 



Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat



pendelegasian



wewenang



yang



cukup



untuk



melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. 



Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi.



Model mekanistik mencapai tingkat produksi dan efisiensi yang tinggi dengan karakteristik : 



Sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi tenaga kerja.







Sangat tersentralisasi karena menekankan pada wewenang dan tanggung jawab (accountability).







Sangat formal karena menekankan pada fungsi sebagai dasar departemen.



b. Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi. Model organik desain organisasi merupakan kontars dari model



11



mekanistik. Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia sehingga dapat di adaptasi di berbagai tempat dengan regulasi yang sama. 5. Faktor Penentu Struktur Organisasi Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi: a. Strategi Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masingmasing dimensi. Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya



12



setelah viabilitas terbukti. b. Ukuran organisasi Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas. c. Teknologi Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa. d. Lingkungan Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis seperti tidak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis seperti peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi



bisnis



mereka,



pesaing



baru,



kesulitan



dalam



mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah



13



terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi. D. Pola Organisasi 1. Organisasi Formal Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perusahaan, sekolah dan negara Bagian-bagian organisasi formal : a. Organisasi Lini Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah. b. Organisasi Staf Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalahmasalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain



14



(biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiranpemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama karena keputusankeputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusankeputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan. c. Organisasi Lini dan Staf Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Dalam kehidupan sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif



cenderung



departemen.



permanen,



lebih-lebih



struktur



organisasi



Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan



kedalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbedabeda (dirjen, direktorat, bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru. 3. Organisasi Informal Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-orang yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Banyak contoh dari



15



organisasi ini di sekitar kita seperti RT, kelompok pengajian, arisan dan sebagaiya. E. Langkah-langkah Pengorganisasian Menurut Stoner (1996) yang dikutip dari nadiyyazummi.blogspot.com langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah: a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. c. Mengkombinasi pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien. d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis. e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas. Menurut T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut: a. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan. c. Pengadaan



dan



pengembangan



suatu



mekanisme



untuk



mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. F. Fungsi Pengorganisasian Fungsi Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang



16



kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. 1. Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu: a. Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan. b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab. c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya manusia/tenaga kerja. d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat. 2. Fungsi Tujuan Organisasi a. Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan. b. Sumber Legitimasi Dengan



meningkatkan



kemampuan



kegiatan-kegiatan



yang



dilakukan,berguna untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkansumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya. c. Standar pelaksanaan Jika tujuan dinyatakan



secara jelas dan dipahami, akan



memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan. d. Sumber Motivasi Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugas, misalnya dengan memberikan intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong para anggota lainnya.



17



e. Dasar Rasional Pengorganisasian Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi yang saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan. G. Tujuan Pengorganisasian Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi)



dalam



menangani



tugas-tugas



yang



dibebankan.



Apabila



pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan itu. Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini penting karena: 1. Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah. 2. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan menimbulkan pemborosan belaka. 3. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan struktur organisasi. 4. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan pegawai. 5. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota organisasi. 6. Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka menyadari bahwa semua anggota organisasi bekerja ketujuan yang sama, yaitu tujuan organisasi. 7. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode, dan prosedur yang akan dipergunakan. 8. Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak. Dalam



menetapkan



tujuan



organisasi



hendaknya



hal-hal



berikut



18



diperhatikan: 1. Tujuan haarus selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan perkembangan organisasi. 2. Tujuan organisasi harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota, dan dicamkan benar-benar, sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka. Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah digerakkan. Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujun utama, tujuan sekunder, tujun jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, tujuan organisasi dan tujuan pribadi. 1. Tujuan utama atau yang disebut juga tujuan pokok atau tunggal yang menyebabkan



timbulnya



organisasi



dan



yang



menjadi



dasar



dibentuknya organisasi. Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya tujuan mendapat keuntungan, tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para angora, dan tujuan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat dalam



pemberian



pelayanan



kepentingan



umum,



misalnya:



telekomunikasi (dalam bidang komunikasi), Bank Tabungan Negara (persero) (dalam bidang penyediaan kredit perumahan rakyat), Perusahaan Air minum (dalam penyediaan air bersih). 2. Jangka Panjang: merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Kadang-kadang tujuan akhir merupakan tujuan abstrak karena kurang jelas. Misalnya tujuan masyarakat adil dan makmur. Sangat sulit untuk menggambarkan bagaimana bentuk dan wujud dari pada masyarakat adil dan makmur tersebut. Tujuan jangka panjang dapat pula diukur dengan jangka waktu yang dipergunakan untuk mencapai tujuan akhir, misalnya waktu 25 tahun sampai dengan 30 tahun.



19



3. Tujuan Organisasi dan Tujuan Pribadi: Tujuan organisasi adalah tujuan yang telah ditentukan dalam konsep tujuan organisasi oleh organisasi yang bersangkutan. Tujuan pribadi merupakan tujuan setiap individu yang ada dalam organisasi. Pada dasarnya setiap individu yang ada dalam organisasi sudah mempunyai konsep tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi harus ada kesesuaian sehingga akan memperoleh manfaat timbal balik. Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu: 1. Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi. 2. Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu. 3. Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaanpekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat 4. Memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna. 5. Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene menyangkut penambahan



20



tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah.



Penambahan



unit



kerja



sebaiknya



dipertimbangkan



berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan. 6. Meningkatkan



kerukunan



hubungan



antar



manusia,



dengan



pengorganisasian, maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman



rasa



solidaritas



dan



berusaha



menampung



serta



menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat individual. Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu: 1. Membatasi idealisme tujuan yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu muluk, sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan pengetahuan dengan besarnya harapan yang hendak dicapai dan tidak menetapkan tujuan organisasi yang tidak mungkin atau sulit dicapai dengan segala sumber daya yang ada. 2. Pertimbangan waktu artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat terjamin. 3. Pertimbangan sumber daya yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan. 4. Keseimbangan



tujuan-tujuan



artinya



perlu



memperhatikan



keseimbangan kepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi saja, melainkan juga memperhatikan kepentingan pemerintah dan publik. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuan- tujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya



21



sehingga organisasi tidak digunakan untuk mewujudkan kepentingan pribadi atau kelompik-kelompak dalam organisasi melainkan mewujudkan tujuan organisasi. H. Manfaat Pengorganisasian Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan. Pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut : 1. Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan organisasi. 2. Mengakibatkan adanya spesialisasi dalam melaksanakan tugas. 3. Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan.



22



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen. Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien. Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendirisendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor internal di pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif. B. Saran Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian



23



maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin



sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang



organisasi baik secara individu maupun kelompok. Agar suatu organisasi berhasil para anggota harus saling bekerjasama dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu proses organisasi.



DAFTAR RUJUKAN



Handoko, T. Hani. 2003, Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Wirawan Septiahadi. 2009, Manajemen : Pengorganisasian, (Online), (https://id.scribd.com/doc/21783340/Manajemen-Pengorganisasian), diakses 1 April 2015. Ni’mah, Khoirotun, dkk. 2011, Pengorganisasian, (https://id.scribd.com/doc/75845987/makalah-manajemenPENGORGANISASIAN), diakses 1 April 2015.



(Online),



Zummi Nadiyya. 2012. Makalah (Pengantar Manajemen) “Organizing”,(Online), (http://nadiyyazummi.blogspot.com/2012/10/makalah-pengantarmanajemen.html), diakses 22 Maret 2015. Rosalina. 2013. Makalah Manajemen (Pengorganisasian), (Online), (http://risalaharosalina.blogspot.com/2013/09/makalah-manajemenpengorganisasian.html), diakses 22 Maret 2015. Wikipedia, 2014, Organisasi, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi), diakses 22 Maret 2015. Wikipedia, 2014, Struktur organisasi, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/ Struktur_organisasi), diakses 22 Maret 2015.