Makalah Pai Bab 3 Nisrina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MEMAKNAI KEMBALI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM PERSPEKTIF CINTA DOSEN PENGAMPU : Drs. H. M. Husni Abdullah, M.Pd.I.



Disusun oleh : Nisrina Nur Ramadhani



(17030184007)



Kamila Amalia



(17030184011)



Bagus Helmeyanto



(17030184017)



PFC 2017 | S1 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2018



KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, hidayah, dan pertolongannya sehingga kami dari Kelompok II Program Studi Pendidikan Fisika C



dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang



berjudul “Memaknai Kembali Iman, Islam, dan Ihsan dalam Perspektif Cinta”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Mohammad Husni Abdullah selaku Pengampu kami .Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah memberi dukungan ,serta ucapan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan arahan dalam pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran atau kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.



Surabaya, 19 Februari 2018



Penulis



Pendidikan Agama Islam | 1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii BAB III : MEMAKNAI KEMBALI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM PERSPEKTIF CINTA..............................................................................................................1 PEMBAHASAN........................................................................................................................2 A.



Iman dan Aktualisasinya dalam Kehidupan................................................................................2



B.



Islam dan Aktualisasinya dalam Kehidupan...............................................................................3



C.



Ihsan dan Aktualisasinya dalam Kehidupan...............................................................................7



D.



Kesimpulan.................................................................................................................................9



DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11



Pendidikan Agama Islam | 2



BAB III : MEMAKNAI KEMBALI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM PERSPEKTIF CINTA Seringkali kita merasakan kejenuhan terhadap segala macam bentuk aktifitas dan rutinitas hidup. Merasa kehampaan hidup, kehilangan makna hidup dan bahkan buta tujuan hidup. Kegalauan, kebimbangan, akibat berbagai macam tawaran model cara dan gaya hidup gencar dipropagandakan seperti iklan, film dan sinetron sinetron, maupun pergaulan sehari pada lingkungan masyarakat dan lingkungan lembaga pendidikan. Tekanan hidup atau stress, membuat orang kehilangan pegangan hidup, membabi buta menghalalkan segala cara, melakukan apa saja, yang penting dapat terhindar dan terlepas dari berbagai masalah hidup.beragam tawaran solusi hidup tidak dapat menjadi solusi kenyamanan hidup, tetapi justru menambah kerumitan hidup. Karena solusi yang ditawarkan hanya menyentuh lapisan permukan hidup dan bukan inti dari hakekat hidup. Kita mungkin sudah sering mendengar istilah iman, islam dan ihsan. Sangat lumrah, mengingat karena hampir pada setiap pengajian, khutbah, dan pembahasan masalah – masalah keIslaman selalu dan tidak pernah lepas dari tiga komponen ini. Terkadang muncul “keengganan” untuk mengaaitkan akar solusi segala permasalahan dengan tiga rangkaian itu. Entah karena dianggap terlalu teroris, dan apologis atau memang karena ketidaktahuan akan makna dan fungsinya secara komprehensif sehingga yang nampak adalah phobia, tutup mata dan telinga, dari semua yang berbau islam dalam spektrum dan ranah dialog sosial dan sains. Maka kiranya sangat penting disini untuk kembali di kaji dan dimaknai hakekat makna dan fungsi imam, islam, dan ihsan dalam kehidupan. Sehingga makna dan manfaatnya senantiasa dapat dirasakan dan relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.



Pendidikan Agama Islam | 1



PEMBAHASAN A. Iman dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya. Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.” Dalam kancah percintaan, komponen utama cinta adalah meliputi subjek cinta sebagai yang mencinta, predikat cinta sebagai cinta itu sendiri dan obyek cinta sebagai yang dicinta. Tuhan dan manusia kadang menempati posisi yang dicinta sekaligus yang mencinta. Landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis iman, sama dengan cinta. Orang yang beriman dapat diilustrasikan secara sederhana dengan seseorang yang jatuh cinta. Untuk dapat sampai ke tahapan mencinta dan beriman,tentu ia telah memiliki cukup pengetahuan, pemahaman dan keyakinan terhadap obyek yang dicinta dan diimaninya. Mengenal sosok yang dicinta dan diimani, bahkan mengerti arah dan tujuan kenapa mencinta dan mengimani. "tak kenal maka tak cinta", tak kenal maka tak cinta.itu adalah ontologi cinta dan iman. Secara epistemologis, cinta sebagaimana iman, juga mempunyai landasan keilmuan nya. Nama nya ilmu mencinta dan strategi jatuh cinta, Al-Aqidah.bagaimana Pendidikan Agama Islam | 2



mencinta, dari mana datangnya cinta; dari panca indera, menuju persepsi, turun ke hati, kemudian menjadi ekspresi dan aksi. Sangat relevan dengan terminologi iman yaitu keyakinan di hati, pernyataan pada lisan dan pembuktian pada perbuatan. Aksiologi cinta adalah konsekuensi cinta, bagaimana menyikapi cinta, tanggung jawab cinta dan bagaimana berkorban atas nama cinta. B. Islam dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Islam berasal dari kata Arab "aslama-yuslimu-islaman" yang secara kebahasaan berarti "menyelamatkan", misal teks "assalamu’alaikum" yang berarti "semoga keselamatan menyertai kalian semuanya". Islam atau Islaman adalah masdar (kata benda) sebagai bahasa penunjuk dari fi'il (kata kerja), yaitu "aslama" bermakna telah selamat (kala lampau) dan "yuslimu" bermakna "menyelamatkan".



Islam (Arab: al-islām,



‫ اللسإسسسلما‬Tentang



suara ini dengarkan (bantuan·info):



"berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: ‫ا‬, Allāh). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan", atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Islam adalah simbol ketaatan mutlak sebagai konsekuensi dari iman dan cinta. Karena cinta adalah ketaatan. (Al-Ghazali. 2000:43) sebagaimana firman-Nya : Katakanlah (Wahai Muhammad) : Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (taatilah aku) niscaya Allah akan mencintai kalian. (Ali Imran:31). Islam itu ekspresi dan apresiasi dari iman. Bentuk ekspresi itu adalah : Pernyataan komitmen syahadat , ritual shalat, sosial zakat, puasa dan haji. 1. Syahadat cinta



Pendidikan Agama Islam | 3



Dalam Islam syahadat harus diucapkan dan disaksikan tidak cukup hanya keyakinan dihati. Sebagaimana seseorang mencintai pasangannya tentu harus dinyatakan dan diungkapkan bahkan dipersaksikan di saat akad nikah. Kalau kamus percintaan menyatakan bahwa simbol kepastian cinta itu adalah komitmen : ‘’Bahwa sungguh aku benar-benar mencintaimu dengan sepenuh jiwa dan ragaku’’ maka dalam iman terucap : ‘’sungguh aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah ‘’ yang makna intinya adalah ‘’sungguh aku benar-benar mencintai Allah dan Rasulullah dengan segenap jiwa ragaku.” Syahadat adalah komitmen kesetiaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta itu menuntut kesetiaan , kejujuran, ketaaatan , kepercayaan dan pengorbanan. Komitmen konsistensi antara apa yang ada dihati pikiran dan perbuatan terhadap yang maha dicintai yaitu Allah dan rasul-Nya. Cinta sebagaimana iman adalah kesadaran. Dan kesadaran itu dibangun atas dasar pengertahuan orang yang sadar adalah orang yang bisa membedakan. Tidaklah orang itu mencintai kecuali ia juga mampu untuk membenci. Dan tidaklah seorang itu mengimani, kecuali ia juga memiliki potensi untuk mengkafiri. Banguna n iman tauhid berdiri diatas pondasi kesadaran ilmu pengetahuan.



Untuk mencapai



keyakinan tiada Tuhan selain Allah , haruslah dengan dasar ilmu.



2. Shalat Cinta Shalat adalah ekspresi dan relasi. Doa dan silaturahmi dengan Allah swt. Ia adalah pertemuan , perjumpaan , mi’raj antara yang mencintai dan yang dicintai. Orang yang sedang jatuh cinta tentu akan sangat mendambakan intensitas pertemuan



dengan



kekasihnya.



Bercengkrama



saling



mengadukan,



dan



mendengarkan , mengharapkan solusi dari permasalahan. Perintah yang mewajibkan shalat, zakat dan kewajiban lainnya baik didalam Al-Qur’an maupun al Hadist sebenarnya bukan untuk menunjukkan bangunan filosofinya. Karena yang menjadi dasar dan inti utama bangunan kewajiban adalah kewajiban itu sendiri yang sebenarnya adalah kesadaran. Tiada paksaan dalam beragama. Kewajiban-kewajiban dalam ajaran yang diterapkan adalah semata untuk menjaga keberlangsungan nilai-nilai kesadaran yang menjadi dasar bangunannya. Sebagai tiang penyangga dan dinding pelindung pondasi dari bangunan utuh keagamaan.



Pendidikan Agama Islam | 4



Menjadikan kebiasaan shalat menjadi kesadaran shalat dan kecintaan shalat adalah dengan meningkatkan kualitas pengetahuan dan pemahaman kita tentang makna dan hakekat shalat. Memahami makna dan hakekatnya secara komprehensif. Tidak hanya dari aspek fiqh saja, akan tetapi semua aspeknya, yaitu sosial, sains dan spiritual.



3.



Zakat cinta Cinta itu berbagi dan cinta itu memberi. Menjadi salah satu rukun cinta sebagaimana rukun islam. Seorang ayah yang mencintai keluarganya , anak dan istrinya tentu akan dengan suka rela dan senang hati menafkahinya. Baik lahir maupun batin. Tanpa dimintapun ia akan menawarkan. Menjadi salah satu bukti terpenting cinta dan iman , adalah pemeberian. Bukti pengorbanan dalam bentuk pemberian materil maupun imateril, benda maupun jasa. Pesan Rasulullah : “Senantiasalah untuk saling berbagi , maka kalian akan saling mencintai” (Hadits Riwayat Imam Thabrani). semua bukti cinta kita kepada Allah swt. Diarahkan kepada kemashlahatan alam dan kemanusiaan. Yang hanya tersampaikan pada-Nya hanyalah motivasi, niat , cinta , keihklasan dan ketaqwaan. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Hajj ayat 37 : ‫ساخبربهاَ لبككمم لرتكبكبشكرواَ ا‬ ‫لبمن يببناَبل ا‬ ‫شرر‬ ‫اب بعبلىَ بماَ بهبداَككمم بوبب ش‬ ‫اب لككحوكمبهاَ بولَ ردبماَكؤبهاَ بولبركمن يببناَلكهك اَلتامقبوىَ رممنككمم بكبذلربك ب‬ ‫سرنيِبن‬ ‫اَملكممح ر‬ “ Daging-daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orangorang yang berbuat baik. “ ( Al Hajj : 37 ) 4. Puasa Cinta Puasa adalah empati. Baik empati secara sosial maupun spiritual. Cinta melahirkan empati pada pelakunya ,untuk dapat saling menjiwai. Cinta yang Pendidikan Agama Islam | 5



paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat islam adalah cinta kepada Allah SWT sang pencipta segala isi bumi dan semesta dan yang maha memiliki cinta. Umat muslim yang mencintai Allah akan merasa bahwa sebagai hamba Nya kita tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan cinta dari Allah SWT. Maka dari itu, mencintai allah SWT adalah mutlak bagi setiap umat muslim. Orang yang mencintai tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk jika seorang mukmin mencintai Allah SWT. Ia akan selalu berusaha untuk mengikuti segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Puasa adalah karakteristik moral dan spiritual yang unik dalam Islam. Secara harfiah puasa dalam islam didefinisikan untuk menjauhkan diri "sepenuhnya" dari makanan, minuman, hubungan intim dan merokok, mulai dari dari fajar sampai matahari terbenam, selama seluruh bulan Ramadhan, bulan kesembilan dalam tahun Islam. Macam-macam puasa Puasa dalam Islam bermacam-macam, dan perlu dikaji secara mendalam. Ada dua jenis perintah berkaitan dengan puasa. Satu berkaitan dengan puasa wajib dan yang lain puasa yang bersifat sunnah (pilihan). 1. Puasa Wajib Puasa wajib yaitu puasa yang dilakukan pada bulan kesembilan dalam kalender islam, yaitu bulan ramadhan, dilakukan selama satu bulan penuh dan diakhiri deangan salat Idul Fitri. 2. Puasa Sunnah Ada kalanya dianjurkan untuk melakukan puasa sunah, sepeti Tradisi Nabi Muhammad saw. Di antara waktu: a. Setiap hari Senin dan Kamis dari seminggu. b. Hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan lunar. c. Enam hari di bulan Syawal (bulan setelah Ramadhan). d. Hari Arafat (tanggal 9 Dzulhijjah di (Hijriah) Islam kalender). e. Hari Ashuraa (10 Muharram dalam (Hijriah) Islam kalender), dengan satu hari lagi puasa sebelum atau setelahnya. 3. Puasa kafarat Pendidikan Agama Islam | 6



Yakni bayaran yang diberikan karena tidak mampu memberikan apa yang seharusnya dari hukum yang dilanggar dikarenakan lalai menjalankan kewajiban. Penyebab puasa ini berdasarkan antara lain: a. Apabila seseorang tidak mampu memberi makan sepuluh fakir miskin sebanyak atau membebaskan seorang budak, maka ia harus berpuasa selama tiga hari. b. Jika seseorang membunuh seorang mukmin dan ia tidak mampu membayar uang darah (tebusan) atau mungkin memerdekakan seorang budak, maka ia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut. c. Ketika Islam diperkenalkan agama ini tak tertandingi, benih ditanam tercipta sebuah pohon yang terus tumbuh dengan kebajikan tak terbatas dan produk yang tak ternilai. Berikut adalah penjelasan tentang makna spiritual dari Puasa Islam: Cinta yang tulus: karena ketika ia mengamati Puasa dia melakukannya karena kasih yang mendalam bagi Allah. Dan orang yang mengasihi Allah benar-benar adalah orang yang benar-benar tahu apa itu cinta. 5. Haji Cinta Cinta itu rindu. Dana rindu adalah keingina untuk bertemu . haji adalah aksi menyikapi kerinduan akan sebuah perjumpaan dengan Tuhan. Haji adalah kunjungan ( azziyaaarotu) sama dengan umroh , mengunjungi kekasih hati yang Maha Meliputi, meninggalkan segala macam bentuk kekasih semu yang hanya menipu. Haji adalah wujud pengorbana cinta yang paling komprehensif. Haji juga meliputi pengorbanan waktu demi untuk dapat bertemu sebagaimana dengan sholat 5 waktu. Ihram adalah wujud puasanya. Dengannya diharamkan beberapa hal. Haji melengkapinya dengan pengorbana nyawa yang dipertaruhkan dalam mengarungi perjalanan. Sama dengan berjihad berperang di jalan Allah. Itu berupa orang yang meninggal dalam kondisi berihram,dikuburkan bersama kain ihramnya.



C. Ihsan dan Aktualisasinya dalam Kehidupan Ihsan (Arab: ‫" ;احسسسان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan



melihat-Nya,



maka



orang



tersebut



membayangkan



bahwa



sesungguhnya Allah melihat perbuatannya. Pendidikan Agama Islam | 7



Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya. Ihsan adalah kebaikan. Yang dimaksud adalah segala macam bentuk kebaikan dan perbuatan baik. Ihsan dalam terminologi hadis adalah ibadah dengan persaksian. Atau dalam istilah tasawuf adalah ibadah ma’rifat ( syahud dan muroqobah). Menyaksikan Allah SWT dan disaksikan Allah SWT. “Sembahlah Allah SWT seolah kamu melihat-Nya, dan bila tidak mampu, yakinlah bahwa IA melihatmu” (HR.Muslim) Dalam perspektif cinta, ihsan itu adalah kondisi penjiwaan cinta tingkat tinggi. Dimana seseorang selalu merasa dekat dengan yang dicintainya, walaupun jauh secara fisik. Ihsan adalah puncak kemurnian cinta, ketulusan, dan kesadaran. Ibnu Ataillah menyatakan barang siapa yang mnghadap Allah tanpa ihsan (kesadaran cinta murni) maka ia akan diombang ambingkan dengn berbagai macam ujian (Ataillah, 2010: 153). Singkat kata, ihsan adalah akhlak mulia terhadap Allah SWT dan kepada sesama. Akhlak mulia kepada Allah SWT dalam membangun persepsi terhadap zat-Nya, kebijakan-Nya, dan dalam berinteraksi dengan-Nya, secara ritual mauun secara spiritual. Akhlak mulia kepada sesama haruslah didasari oleh akhlak mulia kepada Allah SWT. Tanpanya, maka akan menjadi cacat, pincang dan sesat. Itulah atheisme yang sebenarnya. Atheisme secara fakta sosial memang ada, akan tetapi secara sains tidaklah diakui keberadaannya. Menurut hasil riset genetika, neurosains, dan psikologi, yang dilakukan oleh Dean Hammer, menyimpulkan salah satunya bahwa “kepercayaan kepada tuhan adalah hal yang diturunkan secara genetik” (Pasiak, 2012: 299-300). Artinya bahwa setiap manusia terlahir memiliki program ketuhanan yang telah diinstall dalam dirinya sebelum pengaruh pengaruh eksternal mengubahnya, persis sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf : 172.



‫ك بممن لببنيِ آلدلم بممن ل‬ ‫ظلهوُبربهمم لذبَرييلتلهمم لوُألمشلهلدلهمم لعللىى ألمنفلبسبهمم ألللمس ل‬ ‫ت ببلربَبلكمم ْ لقاَللوُا لبللىى‬ ‫لوُإبمذ أللخلذ لربب ل‬ ‫لشبهمدلناَ ألمن لتلقوُللوُا ليموُلم املبقلياَلمبة إبيناَ لكيناَ لعمن ىلهلذا لغاَبفبليلن‬ Pendidikan Agama Islam | 8



Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orangorang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", Maka dari itu Allah SWT dan Rasulullah SAW. Didalam Al-Qur’an maupun hadist hadistnya tidak ditemukan sama sekali pernyataan tentang atheisme dan senantiasa mengkaitkan perubahan dengan keimanan. Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Masing masing menjadi pelengkap bagi yang lainnya. Hubungan yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan antara tiga komponen tersebut.



Pendidikan Agama Islam | 9



D. Kesimpulan Iman dan cinta ibaratkan dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tetap sama nilainya. Ia adalah kesadaran, dari sebuah pengetahuan melahirkan keyakinan, cinta dan pengorbanan. Islam adalah ekspresi pengorbanan cinta dan iman dalam wujud komitmen kesetiaan dan ketaatan, keterikatan hubungan, peduli berbagi, empati, kerinduan akan sebuah pertemuan dan persatuaan. Ihsan adalah output dan capaian dari iman dan islam, baik secara spiritual mupun sosial. Ia adalah model ibadah cinta, persaksian dan kemaslahatan. Antara iman,islam dan ihsan di samping saling berhubungan,juga terdapat perbedaan yang merupakan ciri di antara ketiganya. a) Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. b) Islam adalah sikap aktif untuk berbuat/beramal. c) ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam,yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.



Pendidikan Agama Islam | 10



DAFTAR PUSTAKA Al Qur”an dan Terjemahannya. Departeman Agama RI (dalam Al-Qur’an Digital) Al-Ghazali, Abu Hamid. 2000. Menyingkap Hati Menghampiri Ilahi. Bandung. Pustaka Hidayah. Ataillah Ahmad. 2010. Al-Hikam. Surabaya : Mutiara Ilmu. Pasiak, Taufiq. 2012. Tuhan Dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan. Tim Dosen PAI Unesa. 2018. Buku Pendidikan Agama Islam Kontekstual di Perguruan Tinggi. Surabaya: UNESA University Press.



Pendidikan Agama Islam | 11