Makalah Pak Sutomo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena saya dapat membuat makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberikan suatu dampak positif bagi kita semua. Di sini saya akan membahas mengenai “tingkat kosentrasi mahasiswa politeknik tedc bandung dalam menerima pelajaran di kelas”. Mengenai betapa pentingnya, tujuan dan hasil-hasil yang akan kita dapatkan dari pembuatan Makalah ini. Semoga setiap kata dan tulisan yang ada dalam makalah ini dapat memberi kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan kita bersama ke arah yang lebih baik.



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1.1



Latar Belakang..................................................................................................................



1.2



Identifikasi masalah..........................................................................................................



1.3



Pembatasan dan perumusan masalah................................................................................ 1.3.1 Pembatasan ……………………………………............................................. 1.3.2Rumusan Masalah…............................................................................... 1.3.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 1.3.4 keguanaan............................................................................................ 1.3.5 Hipotesis...............................................................................................



BAB IILLANDASAN TEORI........................................................................................................ 2.1



Definisi Kosentrasi Belajar...............................................................................................



2.2



Faktor- faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar....................................................



2.3



Aspek-aspek konsentrasi belajar.……………..........................................................……



2.4



Ciri-ciri konsentrasi belajar............................................................………………………..



BAB III PENUTUP......................................................................................................................... 3.1



Kesimpulan.......................................................................................................................



3.2



Saran..................................................................................................................................



2



3



BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar belakang proses belajar merupakan proses perubahan seseorang yang dilakukan dengan sadar dan dapat dinilai melalui hasil dari perubahan yang telah dilakukan dengan sadar dan dapat dinilai dengan melalui hasil dari perubahan yang telah dilakukan. Dalam proses belajar dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang tepat, sehingga proses belajar dapat dikatakan berhasil dengan baik dan mencapai tujuan belajar yang optimal. Selain strategi belajar, proses belajar perlu di dukung pula oleh sarana prasarana yang layak seperti , ruang kelas, kursi, meja, papantulis, proyetor,atau media pembelajaran lain, dan sebagainya. Banyak faktor yang memepengaruhi proses belajar seorang peserta didik , baik itu dari segi internal maupun eksternal diri peserta didik tersebut. Faktor internal mempengaruhi peserta didik misalnya motivasi dan konsentrasi peserta didik untuk belajar, sedangkan eksternal misalnya faktor lingkungan sekolah tempat peserta didik belajar. Seperti Kenyamanan suatu ruang kelas, penyampain kuliah dosen, jadwal perkuliahan, serta sarana dan prasarana yang tersedia. pada hal ini tingkat konsentrasi belajar lebih diperlukan dari perkuliahan biasa sehari-hari. Ketika mahasiswa merasa tidak nyaman ketika berada didalam ruang kelas. Maka motivasi motivasi mereka untuk belajar dan bekarya pun menjadi berkurang. Ketika motivasi untuk belajar berkurang , maka konsentrasi belajarpun menjadi hilang , sehingga kegiatan belajar pun menjadi terhambat. Permasalahan yang sering terjadi pada suatu ruang kelas TEDC dilihat faktor internal dari dalam diri peserta didik adalah mereka sering kurang mampu berkonsentrasi atas apa yang dipelajarinya. Entah memikirkan pekerjaan rumah, orang lain, sesuatu yang akan dikerjakan,. Akibat dari ketidakkonsentrasian siswa, maka hasil belajar pun tentu sangat rendah atau tidak optimal. Berdasarkan penelaahan para ahli pendidikan, penyebab rendahnya kualitas dan prestasi belajar 1



seseorang, sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampuan orang tersebut untuk dapat melakukan konsentrasi belajar. Padahal, bermutu atau tidaknya suatu kegiatan belajar atau optimalnya hasil belajar seseorang sangat bergantung pada intensitas kemampuan konsentrasi belajar dirinya. Jika seseorang selalu mengalami kesulitan konsentrasi belajar ketika belajar, bagaimana mau berharap menjadi siswa yang berprestasi. 1.2 Identifikasi masalah: Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang menjadi inti dari pembahasan dalam penelitian ini: 1. Terganggu nya konsentrasi belajar mahasiswa saat proses belajar mangajar berlangsung, dilihat dari faktor eksternal yaitu: tidak nyaman nya dengan suasana kelas, cara penyampaian dosen yang membosan kan , jadwal kuliah yang tidak efektif, fasilitas kelas yang kurang memadai atau tidal lengkap, dan sering terjadi kerusakan. 2. Terganggu nya konsentrasi belajar mahasiswa saat proses belajar mengajar didalam kelas dilihat dari faktor internal yaitu: tidak memperhatikan guru/ dosen ketika menjelaskan, fikiran mereka yang tidak tertuju pada pelajaran, mahasiswa yang keluar masuk kelas ketika proses pelajaran berlangsung, 1.3 Pembatasan dan perumusan masalah 1.3.1 Pembatasan  Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian , antara lain:  Banyak dari mahasiswa yang tidak berkonsentrasi belajar dikarenakan dari faktor dari dalam (internal) diri mahasiswa itu sendiri , banyak yang kita temui seperti: 1. Pudar nya pikiran mahasiswa ketika menerima pelajaran 2. Fikiran tidak tertuju pada pelajaran atau memikirkan hal-hal lain diluar kelas. 3. Banyak nya mahasiswa keluar masuk kelas atau izin keluar kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Fisik dalam keadaan kurang sehat 5. Mengantuk pada saat menerima pelajaran 2



6. Sibuk sendiri atau tidak memeperhatikan ketika dosen menjelaskan. 7. Tidak menyukai mata kuliah yang sedang berlangsung . 1.3.2 rumusan masalah a. Faktor – faktor apa yang menyebabkan sehinggga mahasiswa kurang fokus dalam menerima pelajaran? b. Bagaimana cara meningkatkan kosentrasi dalam proses belajar dikelas.? c. Bagaimana cara mengatasi agar mahasiswa dapat berkonsentrasi 1.3.3



dalam proses belajar berlangsung dikelas? Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui tingkat konsentrasi mahasiswa TEDC BANDUNG ketika mgikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. b. Untuk dapat mengukur seberapa besarkah tingkat konsentrasi



1.3.4



mahasiswa dalam belajar kelas. Kegunaan a. Sebagai masukan agar mahasiswa dapat meningkatkan



1.3.5



konsentrasi pada saat menerima pembelajaran dikelas. hipotesis a. tingkat konsentrasi mahasiswa sebagian besar belum terfokus sepenuh nya dalam menerima pelajaran dikelas.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan teori 2.1.1 Defenisi Konsentrasi Belajar Konsentrasi adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya) (Hornby dan Siswoyo, 1993). Menurut Slameto (2003) konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dimana dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. 3



Hendrata (2007) berpendapat konsentrasi adalah sumber kekuatan pikiran dan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa dimana pikiran tidak dapat bekerja untuk lupa dan ingat dalam waktu bersamaan. Apabila konsentrasi seseorang mulai lemah maka akan cenderung mudah melupakan suatu hal dan sebaliknya apabila konsentrasi masih cukup kuat maka akan dapat mengingat dalam waktu yang lama. Berdasarkan beberapa pengertian konsentrasi belajar diatas



dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan fungsi jiwa dan pemikiran seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan belajar (penerimaan informasi tentang pelajaran) dimana konsentrasi belajar ini sangat penting dalam proses pembelajaran karena merupakan usaha dasar untuk dapat



2.1.2



mencapai prestasi belajar yang lebih baik. faktor –faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar Menurut Tonienase (2007) konsentrasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti di bawah ini: a. Lingkungan Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, siswa akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika siswa dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, siswa mampu menggunakan kemampuan siswa pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar. b. Suara. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada



yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai, dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang Universitas Sumatera Utara tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam keadaan apapun. c. Pencahayaan. Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang



pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau senang belajar ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga 4



digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di dalam ruangan maupun bangunan. d. Temperatur. Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan



faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat dingin maupun hangat. e. Desain Belajar. Desain belajar merupakan salah satu faktor yang



memiliki pengaruh juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, misalnya terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara mendesain media dan sarana belajar merupakan salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi. f.



Modalitas Belajar Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran dikelas belajar mahasiswa sehingga hasil belajar nya pun akan meningkat pula semakin banyak informasi yang diterima dan diserap oleh mahasiswa , maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. banyak cara yang ditawarkan oleh para ahli dalam meningkatkan konsentrasi belajar mahasiswa , misalnya dengan cara meningkatkan gelombang alfa agar setiap mahasiswa dapat berkonsentrasi dengan baik (depokter.dkk dalam susanto,2006), kemudian dapat dengan mengatur posisi tubuh pada saat belajar, dan mempelajari materi(informasi) sesuai dengan karateristik siswa itu sendiri.



g. Pergaulan .Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima



pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet, dll hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan prilaku siswa. 5



h.



Psikologi .Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kedadaan psikologis siswa, karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi mahasiswa yang akan semakin menurun.



Selain itu Nugroho (2007) juga mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan gangguan konsentrasi dalam belajar yaitu : a. Tidak memiliki motivasi diri : Motivasi kuat yang timbul dalam diri seorang siswa dapat mendorongnya belajar sangat diperlukan. Ada siswa yang membutuhkan rangsangan seperti hadiah yang baik dari orangtua ketika mereka berprestasi. Namun orangtua juga harus hati-hati dalam memberikan rangsangan berupa hadiah agar anak tetap mau belajar meskipun tidak diberikan hadiah. b. Suasana lingkungan belajar yang tidak kondusif : suasana yang ramai dan bising tentu saja dapat mengganggu siswa yang ingin belajar dalam situasi yang tenang. Namun, ada juga tipe siswa yang dapat belajar dengan mendengarkan musik. c. Kondisi kesehatan siswa : bila siswa terlihat tidak serius pada materi pelajaran yang sedang dialaminya, sebaiknya tidak tergesa-gesa untuk menghakimi bahwa ia malas belajar karena bisa jadi kondisi kesehatannya yang sedang bermasalah. d.



Siswa merasa jenuh : beban pelajaran yang ditanggung oleh siswa sangat banyak, apalagi mereka harus mengikuti kegiatan belajar dilembaga pendidikan formal (kursus). Oleh karena itu sebaiknya siswa diberikan waktu istirahat sejenak untuk membuat diri mereka menjadi relaks.



2.1.3



aspek aspek konsentrasi belajar Nugroho (2007) mengungkapkan aspek – aspek konsentrasi belajar sebagai berikut : 6



a. Pemusatan pikiran : Suatu keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian seseorang dalam memahami isi pelajaran yang dihadapi. b. Motivasi : Keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. c. Rasa kuatir : Perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak optimal dalam melakukan pekerjaannya. d. Perasaan tertekan : Perasaan seseorang yang bkan dari individu melainkan dorongan / tuntutan dari orang lain maupun lingkungan. e. Gangguan pemikiran : Hambatan seseorang yang berasal dari dalam individu maupun orang sekitar. Misalnya : masalah ekonomi, keluarga, masalah pribadi individu. f. Gangguan kepanikan : Hambatan untuk berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was menunggu hasil yang akan dilakuakan maupun yang sudah dilakukan oleh orang tersebut. g. Kesiapan belajar : Keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima pelajaran, sehingga individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.



2.1.4



ciri-ciri konsentrsi belajar Engkoswara (2012) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut: a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui : Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, Komprehensif dalam penafsiran informasi, Mengaplikasikan pengetahuan yang



7



diperoleh, Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh. b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari : - Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu. - Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan. - Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang. c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari adanya : -



Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru,



-



Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.



-



Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.



2.1.5 kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi (ingat information processing theory Gagne). Masalah-masalah internal yang dialami mahasiswa yang berpengaruh pada proses belajar terurai sebagai berikut: a. Sikap terhadap Belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Akibat penerimaan, penolakan, atau pengabaian dapat berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak akibat sikap belajar.



b. Motivasi Belajar 8



Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar sangat berpengaruh pada aktifitas belajar, bila motivasi tersebut melemah mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Motivasi belajar perlu diperkuat secara terus menerus supaya kuat, untuk mengoptimalkan perlu didukung pula suasana belajar yang menyenangkan. c. Konsentrasi Belajar Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Disini diperlukan peran guru dalam menerapkan strategi-strategi belajar mengajar dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat. Maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan. d. Mengolah Bahan Belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. kemampuan siswa mengolah bahan belajar akan menjadi baik jika siswa berpeluang aktif dalam belajar. Disisi guru, pada tempatnya menggunakan proses, inkuiri, ataupun laboratori. e. Menyimpan Perolehan Belajar Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan perolehan pesan.kemampuan menyimpan pesan ini ada yang pendek dan ada yang lama, atau bahkan seumur hidup, proses ini merupakan saat memperkuat hasil belajar. Pebelajar menggunakan berbagai teknik belajar agar tersimpan dalam ingatan, penghayatan dan keterampilan jangka panjang. Sikap, konsentrasi, dan pengolahan bahan belajar sangat mempengaruhi pada fase ini. Ada gangguan pada salah satu fase ini baik sendiri-sendiri maupun gabungan akan menghasilkan hasil belajar yang kurang baik. f. Menggali Hasil Belajar yang tersimpan Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Penggalian hasil belajar yang tersimpan ada hubungannya dengan baik atau buruknya penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan pesan. Siswa akan mengalami gangguan dalam menggali pesan dan kesan lama. jika tidak memperhatikan pada saat penerimaan, maka akan berpengaruh tidak baik pada proses penyimpanan dan akan sulit pada proses pengolahan. g.



Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Kerja 9



Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Kerja merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan kemampuanya dalam proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. Bila proses-proses tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang atau juga dapat gagal berprestasi jadi perlu upaya dalam mengoptimalkan proses-proses tersebut yang sudah dijelaskan diatas. h. Rasa Percaya diri Siswa Rasa percaya diri muncul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Pengakuan umum dari keberhasilan dapat membuat rasa percaya diri semakin kuat. Hal yang sebaliknya dapat terjadi bila kegagalan yang berulang sering dialami dapat mengakibatkan rasa tidak percaya diri. Pada tempatnya guru mendorong keberanian terus menerus, memberikan bermacam-macam penguat, dan memberikan pengakuan dan kepercayaan bila siswa telah berhasil, disamping itu diperlukan sikap positif dan usaha keras pada siswa. i. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar Menurut Wechler (Monk & Knoer, Siti Rahayu Haditiono) Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Yang menjadi masalah adalah siswa yang memiliki intelegensi dibawah normal. Ini akan mempengaruhi perolehan hasil belajar. Oleh karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk belajar di bidang-bidang keterampilan sebagai antisipasinya. Penyediaan kesempatan belajar diluar sekolah, merupakan langkah bijak untuk mempertinggi taraf kehidupan warga Indonesia. j. Kebiasaan Belajar Ke-tidak mengertian siswa pada arti dan pentingnya belajar bagi diri sendiri memunculkan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti belajar tidak teratur, menyianyiakan kesempatan belajar dll. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin pembinaan diri. Suatu pepatah dan berbagai petunjuk tokoh teladan misalnya, dapat menyadarkan siswa tentang pentingnya belajar. Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan membangkitkan harga diri siswa. k. Cita-Cita Siswa 10



Cita-cita merupakan motivasi intrinsik, dan perlu didikan. Didikan cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar. Disekolah menengah didikan mengenai cita-cita sudah semakin terarah karena akan sangat bedampak buruk bila pencapaian cita-cita tidak benar. Didikan pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke hal yang semakin sulit. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi, maka diharapkan siswa berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri. 2.2 landasan tori Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada teori… 2.3 kerangka teori Berdasarkan landasan teori dan permasalahan penelitian,maka kerangka konsep nya adalah : Input Tingkah laku mahasiswa ketika proses belajar dikelas



Keterangan :



proses Mengukur tingkat konsentra si belajar mahasisw a



output Hasil belajar mahasiswa dilihat dari nilai UTS semester



= variabel yang diteliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif (analitik) metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi peada saat sekarang . dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian (sudjana,N. dan Ibrahim,2010:64) Metode penelitian yang digunakan ialah: a. Observasi b. Tinjauan pustaka c. Wawancara



11



xzUntuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, digunakan metode observasi, wawancara dan dokumen. Adapun observasi dilakukan diruang kelas D3 Rekam Medis. Wawancara dilakukan dengan beberapa mahasiswa D3 Rekam Medis tersebut. Untuk menambah informasi, penulis mencari literatur yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.



3.2 Variabel penelitian 1. Variabel penelitian Variabel adalah ciri atau karateristik dari individu, sampel, peristiwa yang nilainya bisa berubah –ubah(sudjana,N. dan Ibrahim,2010 : 11). Variabel penelitian dalam penelitian yang diambil dari permasalahan dalam judul penelitian yaitu: - Variabel 1 : Gangguan masalah belajar(faktor intern) - Variabel 2 : konsentrasi belajar - Variabel 3 : hasil belajar Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dan tahap kedua. Tahap penelitian ini maksudnya adalah tahap pengumpulan data variabel, sehingga dapat diperoleh data-data pada variabel berikutnya , namun tahapan ini bukan mengacu pada satuan waktu. Pada tahap pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel gangguan masalah belajar dari faktor dalam diri mahasiswa terhadap veriabel konsentrasi belajar mahasiswa . dan pada tahap kedua, dilakukan untuk mengetahui keterlibatan (implikasi) antara variabel gangguan masalah belajar faktor dalam diri mahasiswa dan variabel konsentrasi belajar mengenai pengaruhnya terhadap variabel hasil belajar siswa . untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel 3.2 dibawah ini. No



1



Variabel Penelitian



Gangguan masalah



Tahap pertama kategori kode independen X



Tahap kedua kategori kode independen x



dependen -



independen dependen



belajar ( faktor 2 3



intern) Konsentrasi belajar Hasil belajar



Y1 -



Y1 Y2



Dikarenakan penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, maka hubungan ketiga variabel penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 3.2 dibawah ini.



12



TAHAP PERTAMA



X



TAHAP KEDUA



Y1



X



Y1



Gbr .Hubungan variabel dalam dua tahap penelitian



Y2 Keterangan : X : variabel gangguan masalah belajar (faktor intern) Y1: variabel konsentrasi belajar Y2: variabel hasil belajar



3.3 Data dan sumber data Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu: 1. Hasil pengukuran prilaku mahasiswa dikelas ketika proses balajar berlangsung Data pengukuran rata-rata tingkah prilaku mahasiswa dikelas, dilihat berdasarkan pengamatan oleh peneliti saat pelajaran berlangsung dikelas D3 Rekam Medis. 2. Konsentrasi belajar Data mengenai tingkat konsentrasi belajar mahasiswa digunakan untuk mengetahui tingkat fokus dan perhatian mahasiswa dalam proses balajar berlangsung di kelas, agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap tingkah laku mahasiswa pada ruang kelas. Data tingkat konsentrasi siswa ini termasuk jenis data berskala interval. Data untuk variabel konsentrasi belajar di peroleh dari pengumpulan data tahap III, yakni melalui wawancara(interviu) 3. Hasil belajar Data mengenai hasil belajar mahasiswa diperoleh dari dosen atau guru mata pelajaran yang bersangkutan. Nilai perolehan hasil belajar ini termasuk jenis data tahap IV, nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa diambil berdasarkan mata pelajaran dilihat dari hasil nilai UTS mahasiswa D3 Rekam Medis semester Empat. 3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian(Arikunto, 2010 :173) Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ruang kelas D3 rekam medis politeknik TEDC bandung . Beberapa karateristik yang menjadi fokus penelitian ini, antara lain: - tingkah laku mahasiswa didalam kelas Rekam Medis D3 ketika proses belajar 3.4.2



berlangsung. Tingkat konsentrasi mahasiswa dalam menerima dan mengikuti proses belajar dikelas. sampel 13



Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas D3 rekam medis politeknik TEDC bandung . Teknik yang di ambil dalam –penarikan sampel adalah teknik purposive sampling , dengan kata lain penarikan sampel bertujuan. Teknik ini digunakan apabila peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dalam menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya(Nana dan Ibrahim, 2008:96) Berdasarkan 40 siswa dikelas D3 Rekam Medis, peneliti mengambil sampel sebanyak 15% Siswa dalam kelas ini nantinya akan dilihat bagaimana presepsi mereka mengenai konsentrasi belajar dan perolehan hasil belajarnya. Pada kelas penelitian ini dikumpulkan data yang selanjutnya digunakan pada pengumpulan tahap II- tahap IV penelitian. 3.5 Teknik pengumpulan dan prosedur pengumpulan data 3.5.1 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data adalah metode atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data( Nana dan Ibrahim ,2008:69) Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Menurut Notoatmodjo (2005), wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data , dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut . Pada penelitian ini, wawancara akan dilakukan secara terstruktur, dimana peneliti melakukan wawancara kepada mahasiswa D3 Rekam Medis dengan menggunakan wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 2. Observasi atau pengamatan Menurut Notoatmodjo(2010), observasi (pengamatan) yaitu suatu prosedur yang berencana, yang meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yaitu “mengamati tentang gangguan masalah belajar dari faktor intern(dalam diri) yang dihubungkan dalam prilaku mahasiswa ketika mengikuti proses belajar dikelas”. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui perolehan hasil belajar mahasiswa selama tiga rentang waktu pengukuran. Nilai hasil belajarnya hanya pada ranah kognitif saja pada hasil UTS, pada mata pelajaran tertentu sesuai dengan 14



jenis mata pelajaran dan jam belajar nya . perolehan hasil belajar siswa kemudian dihitung rata-rata nya , dan dilihat apakah lulus dari KKM sebesar 75 atau tidak. 3.5.2



Prosedur pengumpulan data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi dalam empat tahap penelitian, yaitu: 1. Tahap I pengukuran dan penilaian tingkat konsentrasi mahasiswa dikelas Dalam tahap ini , peneliti mengukur tingkat konsentrasi pada suasana kelas, ketika proses belajar berlangsung. Peneliti mengamati pada saat proses belajar mengajar berlangsung peneliti menemukan: a. Masih adanya mahasiswa yang belum siap menerima pelajaran b. Masih adanya dari beberapa mahasiswa yang megobrol c. Adanya mahasiswa yang keluar masuk saat belajar berlangsung 2. Tahap II pengumpulan data mahasiswa Peneliti mengambil dari beberapa mahasiswa yang untuk dijadikan sampel penelitian ini, akan dicari segala informasi yang berkaitan dengan variabel – variabel dalam penelitian. informasi yang diperlukan dari mahasiswa adalah: a. Daftar perolehan nilai hasil UTS mahasiswa D3 Rekam Medis selama semester Empat. dalam mata pelajaran rekam medis tertentu saja yakni: koding, Metedologi, Patofisiologi . 3. Tahap III : kegiatan interview (wawancara) Kegiatan interview ini dilakukan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap gangguan masalah belajar dilihat dari faktor intern (dalam diri) yang dikaitkan dalam prilaku mahasiswa ketika mengikuti pelajaran dikelas D3 rekam medis. Sehingga diperoleh data mengenai persepsi konsentrasi belajar. Kegiatan wawancara dilakukan satu kali kepada sampel, yakni mahasiswa dari kelas penelitian. 4. Tahap IV Pengolahan data dan analisis data Setelah semua data terkumpul, maka tahap selanjutnya yaitu pengolahan dan analisis data. Pengolahan data adalah langkah untuk mengolah data mentah menjadi data yang siap digunakan untuk analisis data. Instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dapat dilanjutkan kedalam tahap pengujian selanjutnya sesuai dengan pengolahan parametric atau non- parametrik . Sesuai dengan paradigma penelitian, maka pada tahap analisis data ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu: 15



Tahap I. untuk mengetahui pengaruh gangguan masalah belajar dilihat dari faktor dalam diri (intern) ,(variabel 1) terhadap konsentrasi belajar mahasiswa (variabel 2).



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 deskripsi data Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut : “Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.



16



Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar. Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya : 1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. 2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. 3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah. 4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. 5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.



1.



Faktor-Faktor yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar: Faktor-Faktor Internal Belajar • Sikap Terhadap Belajar Selama melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan be lajar. Sikap yang salah akan membawa siswa mersa tidak peduli dengan belajar lagi. Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. • Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. • Konsentrasi Belajar 17



Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu belajar serta selingan istirahat. Menurut seorang ilmuan ahli psikologis kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami penurunan. Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa menit. Dengan memberikan selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan. • Mengolah Bahan Belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar. • Kemampuan Berprestasi Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak suatu proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan hasil belajar yang telah lama ia lakukan. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau menstransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh pada proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman. • Rasa Percaya Diri Siswa Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Semakin sering siswa mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik maka rasa percaya dirinya akan meningkat. Dan apabila sebaliknya yang terjadi maka siswa akan merasa lemah percaya dirinya. • Intelegensi Dan Keberhasilan Belajar Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi actual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari. Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh karena itu pada tempatnya mereka didorong untuk melakukan belajar dibidang kterampilan. • Kebiasaan Belajar Kebiasaan-kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi kemampunanya dalam berlatih dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Kebiasaan buruk tersebut dapat berupa belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, 18



datang terlambat bergaya pemimpin, bergaya jantan seperti merokok. Kebiasaankebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah-sekolah pelosok, kota besar, kota kecil. Untuk sebagian kebiasaan tersebut dikarenakan oleh ketidakmengertian siswa dengan arti belajar bagi diri sendiri. • Cita-Cita Siswa Cita-cita sebagai motivasi intrinsic perlu didikan. Didikan memiliki citacita harus ditanamkan sejak mulai kecil. Cita-cita merupakan harapan besar bagi siswa sehingga siswa selalu termotivasi untuk belajar dengan serius demi menggapai cita-cita tersebut. Dengan mengaitkan pemilikan cita-cita dengan kemampuan berprestasi maka siswa diharapkan berani bereksplorasi sesuai dengan kemampuannya sendiri. 2. Faktor-Faktor Eksternal Belajar Faktor-faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut: • Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar Guru adalah pengajar yang mendidik . Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia. • Prasarana Dan Sarana Pembelajaran Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan baik. • Lingkungan Sosial Siswa Di Sekolah Tiap siswa dalam lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan dan tanggung jawab sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan seperti hubungan sosial tertentu. Dalam kehidupan tersebut terjadi hubungan akrab kerjasama, kerja berkoprasi, berkompetisi, bersaing, konflik atau perkelahian. • Kurikulum Sekolah Kurikulum yang diberlakukan di sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyrakat. Dengan kemajuan dan perkembangan masyrakat timbul tuntutan kebutuhan baru dan akibatnya kurikulum sekolah perlu direkonstruksi. Adanya rekonstruksi itu menimbulkan kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin akan berubah, isi pendidikan berubah, kegiatan belajar mengajar berubah serta evaluasi berubah. 3. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar Kesulitan belajar ini merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis pernyataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar-mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi 19



gejala-gejala kesulitan belajar. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid yang mengalami kesulitan belajar. Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada murid dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : 1) Faktor-faktor Internal ( faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri ), antara lain: • Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan ( alergi, asma, dan sebagainya ). • Ketidakseimbangan mental ( adanya gangguan dalam fungsi mental ), pertimenampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang. • Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi. • Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. 2)       



Faktor Eksternal ( faktor-faktor yang timbul dari luar diri individu ), yaitu : a). Sekolah, antara lain : Sifat kurikulum yang kurang fleksibel Terlalu berat beban belajar (murid) dan atau mengajar (guru) Metode mengajar yang kurang memadai Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar b). Keluarga (rumah), antara lain : Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis. Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya Keadaan ekonomi. Menurut Lindgren, (1967 : 55) bahwa lingkungan sekolah, terutama guru. Guru yang akrab dengan murid, menghargai usaha-usaha murid dalam belajar dan suka memberi petunjuk kalau murid menghadapi kesulitan, akan dapat menimbulkan perasaan sukses dalam diri muridnya dan hal ini akan menyuburkan keyakinan diri dalam diri murid. Melalui contoh sikap sehari-hari, guru yang memiliki penilaian diri yang positif akan ditiru oleh muridnya, sehingga murid-muridnya juga akan memiliki penilaian diri yang positif. Jadi jelaslah bahwa guru yang kurang akrab dengan murid, kurang menghargai usaha-usaha murid maka murid akan merasa kurang diperhatikan dan akan mengakibatkan murid itu malas belajar atau kurangnya minat belajar sehingga anak itu akan mengalami kesulitan belajar. Keberhasilan seorang murid dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari sekolah seperti guru yang harus benar-benar memperhatikan peserta didiknya. 20



1) 2) 3) 4) 5)



Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar adalah : Identifikasi masalah siswa Diagnosa Prognosa Pemberian Bantuan Follow up (tindak lanjut) Upaya-Upaya Penanggulangan Masalah Belajar : 1. Perhatikan Mood 2. Siapkan Ruang Belajar 3. Komunikasi 4. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar. 5. Mengalokasikan letaknya kesulitan atau permasalahannya 6. Melokalisasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mengalami berbagai kesulitan. 7. Memperkirakan alternatif pertolongan.



3.2 Hasil Observasi Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa dan untuk mengetahui solusi apa yang diberikan oleh pihak BK (Bimbingan Konseling) dalam mengatasi masalah belajar siswa. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui penyebab kesulitan belajar siswa, diantaranya sebagai berikut : 1. Keadaan kelas yang kurang kondusif. Penataan ruangan yang tidak menunjang dalam kegiatan pembelajaran. 2. Cara mengajar guru yang tidak memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa dan sikap guru yang dictator. 3. Pandangan siswa terhadap suatu mata pelajaran yang menganggap mata pelajaran itu sulit sehingga siswa merasa segan dan terbebani untuk mempelajarinya. 4. Adanya faktor dari lingkungan luar seperti masalah keluarga dan masalah ekonomi.



4.2 pengujian hipo 21



PENUTUP a. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kami tarik adalah, bahwa di politeknik TEDC mahasiswa nya belum sepenuhnya dapat berkonsentrasi ketika belajar dikelas. Konsentrasi belajar di politeknik TEDC BANDUNG dapat diukur oleh hasil belajar , dan konsentrasi belajar sangat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar yang dapat diterima.



b. Saran Untuk dapat meningkatkan konsentrasi belajar, dimulai lah dari dalam diri kita sendiri. Hasil penelitian atau pengamatan menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi belajar di TEDC BANDUNG sudah menuju baik dan belum sepenuhnya optimal, kondisi demikian minimal dipertahankan dan ditingkatkan lagi dengan memperbaiki hal-hal yang masih lemah .



22