Makalah Penyuluhan Asam Urat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASAM URAT DI RW 05 KELURAHAN KENANGA KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG TAHUN 2018



Disusun Oleh : FITRI SUDARMADI, S.Kep 17.14901.022



PRODI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG TAHUN 2017



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan farmakologis yaitu pemberian obat kelompok salisilat dan kelompok obat anti inflamasi nonsteroid, tetapi salah satu efek yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah perdarahan saluran cerna. Sedangkan penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak memiliki efek yang berbahaya.



Dalam



keperawatan



terapi nonfarmakologi



disebut keperawatan



komplementer. Terapi komplementer merupakan terapi alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal. Jenis terapi herbal yang dapat di gunakan dalam mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu daun sirsak (Annona Muricata L.) (Wirahmadi, 2013). Di dunia prevalensi penyakit persendian khususnya penyakit gout mengalami kenaikan 2 kali lipat antara tahun 1990-2010. Hasil riset kesehatan dasar (Rikesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit persendian di Indonesia masih cukup tinggi.Di Jawa Tengah prevalensi penyakit gout belum diketahui secara pasti. Namun dari suatu survey epidemiologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerjasama WHO terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun, didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24,3% (Nengsi dkk,2014).



Penyakit asam urat (arthritis gout) masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam urat ini seperti gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket di RW 05 di Kelurahan Kenanga pada tanggal 28 Februari 2018 dari 120 sample yang diteliti, didapatkan data yang menderita penyakit asam urat pada masyarakat di Kelurahan Kenanga Kecamatan Cipondoh sebesar 12 responden (10,0%). Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit asam urat, guna meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan masyarakat. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat diharapkan warga mengetahui cara menangani asam urat dan mencegah asam urat serta menambah informasi. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga dapat : a. b. c. d. e.



Menyebutkan kembali pengertian asam urat Menyebutkan kembali penyebab dari asam urat Menyebutkan tanda dan gejala asam urat Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat Menyebutkan kembali langkah-langkah membuat



pengobatan



tradisional



menggunakan rebusan daun sirsak dan kompres hangat kayu manis 3. Media a. Leaflet dan power point b. LCD dan Proyektor c. Alat cek asam urat (stik, Lancet, safety box, handscoon, pulpen, kertas pengecekan asam urat) d. Air mineral, bubuk kayu manis, handuk kecil / waslap, baskom kecil.



BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Asam Urat



Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang oleh penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi (Zahara, 2013). Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan oleh kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam darah di atas normal. Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal, perempuan : 2.4–6.0 miligram perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL (Nopik, 2013). Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-tiba di daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan membengkak. (Damayanti, 2012). B. Penyebab Asam Urat Suryo Wibowo (2016) menyatakan bahwa penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder. 1. Faktor keturunan dan obesitas/kegemukan 2. Konsumsi makanan tinggi protein, purin, konsumsi kafein dan alcohol 3. Gangguan pengeluaran asam urat di ginjal dan stress Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.



C. Tanda dan Gejala Asam Urat Tanda dan gejalaasam urat menurut (Zahara, 2013) :  Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari.  Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan)  Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan pergelangan tangan.  Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak.  Kulit kemerahan hingga keunguan Serangan asam urat menurut (Zahara, 2013) terjadi secara mendadak, timbulnya serangan bisa dipicu oleh:  Luka ringan dan pembedahan  Pemakaian sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein  Kelelahan, stres emosional dan penyakit. Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi, seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan. Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin, serta teraba hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa menimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra; tetapi penyakit ini juga sering menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan sikut.Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif dingin lainnya. Sebaliknya, gout jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul ataupun bahu. Gejala lainnya dari artritis gout akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat. Gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia dibawah 30 tahun. Biasanya pada pria gout timbul pada usia pertengahan, sedangkan pada wanita muncul pada saat pasca menopause. Serangan pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya. Tetapi jika penyakit ini semakin memburuk, maka serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi dan mengenai beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan yang permanen. Bisa terjadi gout menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.



Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi.Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut.Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur. D. Patofisiologi Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh menyebabkan terjadi penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk Kristal urat yang ujungnya tajam seperti jarum. Kondisi ini memacu terjadinya respon inflamasi dan diteruskan dengan serangan gout. Penumpukan asam urat dapat menimbulkan kerusakan hebat pada sendi dan



jaringan



lunak



dan



dapat menyebabkan nefrolithiasis urat (batu ginjal) dengan



disertai penyakit ginjal kronisjika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera (Kertia, 2009). Menurut Michael A. Charter gout memiliki 4 tahapan klinis, yaitu : 1. Stadium I Kadar asam urat darah meningkat tapi tidak menunjukkan gejala atau keluhan (hiperurisemia asimtomatik). 2. Stadium II Terjadi pembengkakan dan nyeri pada sendi kaki, sendi jari tangan, pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout). 3. Stadium III Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati (intercritical stadium). 4. Stadium IV Timbunan asam urat terus meluas selama beberapa tahun jika tidak dilakukan pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta pembengkakan sendi nodular yang besar (cronic gout). E. Cara Pencegahan Asam Urat 1. Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau mengurangi makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya: Makanan yang memiliki zat purin tinggi yaitu, daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi, sayuran hijau (bayam), kembang kol. 2. Hindarin minuman beralkohol 3. Mengkonsumsi makanan yang rendah purin, macam-macam sayuran (jamur, kubis, asparagus, ceri, buncis, selada, lobak,jagung, kentang, wortel), buah-buahan (apel, pisang,jeruk,dan melon), kacang tanah, keju, pasta dan telur. 4. Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang. 5. Rajin berolahraga



F. Cara Penanganan Asam Urat Cara penanganan asam urat menurut (Zahara, 2013):  Minum air putih yang banyak (minimal 8-10 gelas/hari)  Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam  Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi.  Hindari kecemasan dan cegah terjadinya trauma pada kulit  Olahraga rutin dan kompres hangat kayu manis untuk mengurangi nyeri sendi  Meminum rebusan daun sirsak G. Pengobatan Asam Urat Pengobatan untuk asam urat / gout dapat dikelompokkan menjadi 3 cara, yaitu : 1. Pengobatan Medis Yaitu pengobatan menggunakan obat - obat kimia, cara ini dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengobatan jangka pendek adalah dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghilangkan



bengkak.



Sedangkan



pengobatan



jangka



panjang



dilakukan



dengan pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine oxidase. 2. Pengobatan Non Medis Yaitu menjalankan pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah dan mengobati penyakit asam urat. Cara ini dapat dilakukan melalui : diet makanan, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi purin dan disetai dengan pola hidup sehat dengan cara melakukan olah raga secara teratur (Wjayakusuma, 2007) 3. Pengobatan Herbal Yaitu pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat yang mempunyai khasiat anti inflamasi seperti : daun sirsak atau tanaman obat yang mempunyai khasiat penghilang rasa sakit (analgesik) seperti : kayu manis H. Langkah-langkah kompres hangat kayu manis Tujuan: A. Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat Persiapan alat: 20 gram bubuk kayu manis Kayu manis kering Alat penggiling Air hangat Baskom kecil Handuk kecil/ waslap Cara pembuatan: (kompres hangat)



Untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat dengan menggiling kulit kayu manis kering. Cara meletakannya yaitu serbuk kayu manis dicampur dengan air hangat secukupnya kemudian di lakukan kompres hangat selama kurang lebih 20 menit. (untuk di oles) pembuatan pasta kayu manis yaitu 20 gram bubuk kayu manis dilarutkan dalam 1 sendok makan air hangat 450 C kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang nyeri di tunggu 10-20 menit I. Langkah-langkah rebusan daun sirsak Tujuan: 1. Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat 2. Menurunkan kadar asam urat Persiapan alat: 1. 10 lembar daun sirsak 2. 2 gelas air mineral Cara pembuatan: 1. Intervensi dilakukan dengan cara meminum rebusan daun sirsak sebanyak 10 lembar direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai tersisa 1 gelas (dengan api sedang), diminum 2x sehari pada pagi dan sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8 minggu



BAB III ANALISA JURNAL A. Deskriptif Teori Permasalahan yang timbul pada lansia adalah gangguan kesehatan baik disebabkan karena fisiologis lansia maupun patofisiologis akibat penyakit tertentu. Pada studi pendahuluan di panti wredha dengan melakukan pemeriksaan asam urat didapatkan 12 orang dari 35 lansia yang diperiksa menunjukkan adanya peningkatan asam urat. Lansia yang mengalami peningkatan purin dalam darah (asam urat) akan merasakan nyeri pada daerah yang mengalami penimbunan purin, biasanya di persendian. Gout adalah kumpulan penyakit yang bersifat heterogen disebabkan oleh pengendapan kristal purin dalam jaringan, akibat kadar asam urat dalam cairan ekstraseluler yang lewat jenuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah faktor genetik, diet tinggi purin, alkohol, obesitas, usia. Insiden gout sebesar 1-2% terutama pada pria. B. Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Untari dkk (2017) menyatakan bahwa jenis kelamin pada lansia yang mengalami peningkatan asam urat secara umum adalah laki-laki, namun pada wanita lebih punya risiko lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan data dari hasil angket pada RW 05 Kelurahan Kenanga dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 102 (85%) dari 120 KK.



Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Adelima C R Simamora (2016) menyatakan bahwa dari beberapa data hasil penelitian seperti di Sinjai (Sulawesi Selatan) di dapatkan angka kejadian asam urat 10% pada pria dan 4% pada wanita. Di Minahasa (Sulawesi Utara) diperoleh angka kejadian asam urat 34,30% pada pria dan 23,31% pada wanita usia dewasa awal, sedangkan penelitian yang dilakukan di Bandungan (Jawa Tengah) kerja sama dengan WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan angka kejadian asam urat pada pria 24,3% dan wanita 11,7%. C. Usia Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Untari dkk (2017) menyatakan bahwa umur pada penghuni lansia ikut mempengaruhi kejadina penyakit asam urat. Semakin bertambah umur, jika seseorang mengkonsumsi protein lebih banyak akan berakibat terjasinya penimbunan purin dalam darah. Lansia yang akan bertambah umur semestinya mampu dan dianjurkan untuk mengkonsumsi jumlah protein cukup sehingga kandungan purin dalam darah tidak mengkhawatirkan. Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering adalah karena adanya penurunan fungsi ginjal), peningkatan pemakaian obat diuretik, dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum (2009) Penyakit peningkatan kadar asam ini tidak hanya menyerang lanjut usia tetapi seseorang dengan usia produktif juga bisa terserang penyakit ini (Mutoharoh,2013). Hal ini juga di dukung oleh data dari hasil angket pada RW 05 Kelurahan Kenanga dengan mayoritas usia 30-54 tahun sebanyak 78% dari 120 KK. D. Penyebab Asam Urat Terdapat banyak faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit gout diantaranya adalah usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi dari pada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout. Perkembangan penyakit artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout pada pria meningkat dengan



bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun. Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout jarang pada wanita muda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ade Mulyasari (2015) menyatakan bahwa Obesitas dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah akibat adanya penurunan ekskresi kadar asam urat melalui ginjal. Asupan makanan juga dapat mempengaruhi kadar asam urat darah. E. Tanda Gejala Gejala akibat penimbunan asam urat tidak dapat diketahui dengan cepat. Masyarakat baru sadar terkena penyakit asam urat setelah muncul rasa nyeri pada persendian, kulit di sekitar sendi tampak bengkak kemerahan, kadang disertai demam tinggi. Lansia yang menderita penyakit asam urat kualitas hidupnya akan menurun karena keterbatasan bergerak akibat gejala yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut (Smart, 2010) dalam penelitian Fitri Ayuning Dewi (2014). Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala asam urat menurut (Zahara, 2013): Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari, Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan), Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan pergelangan tangan, Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak, Kulit kemerahan hingga keunguan. F. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Lansia terhadap Pencegahan Peningkatan asam urat Berdasarkan penelitian yang dilakukan Adelima C R Simamora (2016) menyatakan bahwa dari analisa bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan pengetahuan lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016. Dan ada hubungan perilaku lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes



Desa Parulohan



Kecamatan



Lintongnihuta



Kabupaten



Humbang



Hasundutan Tahun 2016. Menurut asumsi Adelima C R Simamora (2016) bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu memiliki nilai tersendiri baik untuk dirinya maupun orang lain. Dimana perilaku dapat mempengaruhi aspek kehidupan seseorang. Dalam



penelitian ini faktor yang mempengaruhi pencegahan peningkatan asam urat adalah perilaku, oleh sebab itu dengan perilaku yang baik, maka perilaku responden terhadap pencegahan peningkatan asam urat juga baik. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan perilaku terhadap pencegahan peningkatan asam urat. G. Metode Penyuluhan Perubahan



perilaku



dan



persepsi



individu



dapat dilakukan dengan



penyuluhan kesehatan dengan menggukan pendekatan model Health Belief Model (HBM). Model HBM dipengaruhi oleh faktor modifikasi seperti usia, jenis kelamin, budaya, ras, psikologis, sosial ekonomi, teman, kelompok pendidikan dan pengetahuan yang ada pada individu. Persepsi individu dalam memandang penyakit dipengaruhi oleh tindakan yang dilakukan seperti adanya penyuluhan kesehatan melalui media massa, koran, majalah ceramah, nasehat dari orang terdekat, adanya kartu pengingat, faktor penyakit yang dialami oleh anggota keluarga juga dapat memengaruhi persepsi individu dalam memandang penyakitnya sebagai ancaman (Allender & Spradley, 2010) dalam penelitian Sri Haryani (2016). Media



yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan dapat



menggunakan media power point, flip chart, media audiovisual, koran, majalah, televisi, radio,dan media lainnya. Media majalah dan koran bersifat informatif, menarik, dan berlaku singkat sehingga perlu mempertimbangkan faktor pembiayaan



dan dampaknya



terhadap



masyarakat. Menurut Susanti (2011) ada pengaruh signifikan setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan



dengan



menggunakan



media leaflet dalam



meningkatkan pengetahuan terkait asam urat 81,46%. Hal ini disebabkan media leaflet berisi bahasa - bahasa yang informatif dan menarik serta dilengkapi dengan gambar. Hal ini sesuai dengan penyuluhan yang telah dilakukan pada tanggal 14 Maret 2018 di RW 05 Kelurahan Kenanga dengan menggunakan metode power point dan leaflet sebagai metode dalam menyampaikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat RW 05 Kelurahan Kenanga. H. Pengobatan Tradisional 1. Rebusan daun sirsak



Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ilkafah (2017) dengan judul “Efektivitas Daun Sirsak dalam Menurunkan Nilai Asam Urat dan Keluhan Nyeri pada Penderita Gout di Kelurahan Tamalanrea Makassar”, menyatakan bahwa pada penelitian yang dilakukan pada 32 responden selama 8 minggu menunjukkan hasil dengan nilai signifikan terapi minum rebusan daun sirsak terbukti efektif dalam menurunkan nilai asam urat darah dan menurunkan keluhan nyeri sendi pada penderita gout arthritis. Sifat anti oksidan yang dimiliki oleh daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Enzim ini berperan penting dalam perubahan basa purin menjadi asam urat. Sedangkan penurunan nyeri pada asam urat ini karena daun sirsak memiliki ekstrak etanol dan magostine yang berperan sebagai anti inflamasi dan mampu meredam nyeri pada penderita gout (Wijaya, 2012). 2. Kompres hangat kayu manis Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Margowati (2017) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout” menyatakan bahwa pada penelitian yang dilakukan oleh 56 responden menunjukkan hasil yang signifikan artinya bahwa intervensi menggunakan kompres kayu manis lebih memberi efek terhadap penurunan nyeri gout. Kayu manis untuk kompres hangat dihasilkan dari penelitian sebelumnya kompres hangat kayu manis telah lebih efektif mengurangi nyeri dibanding kompres dingin dalam penurunan skala nyeri arthitis gout. Kompres dengan menggunakan air hangat mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan meningkatkan relaksasi otot sehingga mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, dan juga memberikan rasa yang nyaman (Amilia, 2013). Penambahan kayu manis dalam air hangat lebih mendorong terjadinya penurunan nyeri sebab kayu manis mengandung anti inflamasi dan anti rematik yang berperan dalam proses penyembuhan peradangan sendi. Hal ini disebabkan bahwa bubuk kayu manis mengandung sinamaldehid yang dapat mengambat kerja peradangan dan dapat mengatasi nyeri arthritis.



DAFTAR PUSTAKA Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010).Community health nursing: Promoting and protecting the public’s health (6th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Fitri Ayuning Dewi. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari 2014., hal 69-74 Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Ilmiah Farmasi : Vol 06 No. 2 Mei 2017, 22-29 Margowati S, Sigit P. (2017). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout. Urecol Proceeding: 598-607 Paulina Bobaya, (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Gout Artritis Di Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Smart, Aqila. (2010). Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta: A+ Plus Books. Sudoyo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna Publishing Susanti, F. (2011). Efektifitas multimedia interaktif sebagai media pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan lanjut usia tentang pencegahan penyakit asam urat di Kelurahan Tugu Depok (Tesis, magister tidak dipublikasikan). Program



Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok – Jawa Barat, Indonesia Sri Haryani, dkk. (2016). Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Cetak Berpengaruh Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Kota Depok. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161- 168 Widi, Kertia & Wachild, (2012).Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri Pada Penderita Gout Rtritis Fase Akut. Wijaya, M. (2012). Ekstraksi Annonaceous Acetogenin dari Daun Sirsak, Annona Muricata, sebagai Senyawa Bioaktif Anti Kanker. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis. Yogyakaarta: Nuha Medika.