Makalah Pomade [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KOSMETOLOGI SEDIAAN POMADE



Oleh: Muthiarani Nabila 15160011 7 Farmasi 1



UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS PADANG 2018



Sediaan Pomade



I.



Anatomi Rambut Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di luar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut yaitu rambut velus yaitu rambut halus yang sedikit mengandung pigmen dan rambut terminal yaitu rambut kasar yang mengandung banyak pigmen.



Gambar anatomi rambut Rambut terdiri dari batang dan akar rambut. Batang rambut adalah Bagian rambut yang ada di luar kulit. Jika batang rambut kita potong melintang, maka terlihat tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu:







Kutikula yang terdiri dari sel-sel saling keratin yang datar (pipih) dan saling bertumpuk. Lapisan ini keras dan berfungsi melindungi dari kekeringan dan masuknya senyawa-senyawa asing dari luar ke dalam rambut.







Korteks rambut adalah lapisan yang lebih dalam, terdiri dari serabut polipeptida yang memanjang, tersusun rapat. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari pigmen rambut dan rongga- rongga udara. Struktur korteks menentukan tipe rambut: lurus, berombak, atau keriting.







Medulla rambut dapat disamakan dengan sumsum rambut. Ia terdiri dari tiga atau empat lapis sel kubus, berisi keratohyalin, butir-butir lemak, dan rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medulla.







Akar rambut atau folikel rambut terletak di dalam lapisan dermis kulit. Folikel rambut dikelilingi oleh pembuluh- pembuluh darah yang memberikan makanan.



Akar rambut terdiri dari dua bagian, yaitu : 



Umbi rambut adalah bagian rambut yang akan terbawa jika rambut kita cabut.







Papil rambut adalah baigan yang akan tertinggal di dalam kulit meskipun rambut dicabut sampai ke akar-akarnya, sehingga akan terjadi pertumbuhan rambut baru kecuali jika papil rambut itu dirusak, misalnya dengan bahan kimia atau arus listrik



II.



Pengertian dan Sejarah Pomade Pomade adalah salah satu produk penata rambut lebih cenderung kepada Pria yang paling dikenali, karena produk penata rambut ini sudah dikenali dari zaman dahulu seperti tahun 1900an. Pomade adalah sejenis minyak rambut yang dibuat dari zat berminyak atau sejenis bahan dari wax atau lilin yang digunakan untuk penataan gaya rambut. Penggunaan pomade itu sendiri adalah digunakan untuk membuat rambut agar terlihat lebih licin dan mengkilap, dan tidak kering. Minyak rambut pomade terbukti bertahan dalam menata rambut lebih lama dari kebanyakan produk perawatan rambut lainnya. Pomade yang asli adalah berasal dari abad ke-18 dan ke-19 yang terbuat dari lemak beruang atau babi. Akan tetapi pembuatan minyak rambut pomade pada zaman modern saat ini telah



menggunakan lanolin, beeswax dan petroleum jelly sebagai bahan dasarnya. Sifat kaku dari pomade itu sendiri biasanya digunakan untuk membuat gaya rambut seperti pompadour atau quaff. Sedangkan sifat pelembab tahan lama membuatnya popular dengan individu dengan rambut berstruktur Africa-asia. Pomade merupakan bahasa Inggris yang diambil dari bahasa Perancis, Pommade, yang memiliki arti ‘salep’. Pada awalnya pomade sama sekali tidak mengandung wewangian, namun seiring dengan perkembangan jaman banyak yang menambahakan wewangian pada pomade untuk menambah kesan stylish. Tahun 1800-an atau sekitar abad ke 19 adalah masa-masa awal pemakaian pomade. Dulunya bahan utama untuk membuat pomade adalah lemak beruang. Namun sekitar awal abad ke 20, bahan-bahan seperti petroleum jelly, beeswax dan lemak babi mulai menggantikan lemak beruang dalam pembuatan pomade. Barulah di awal tahun 2000-an dalam pembuatan pomade ditambankan beberapa bahan lainnya seperti fragrance atau essential oil dan lemak babi tidak lagi digunakan. Sebelum kembali menjadi tren seperti sekarang ini, gaya rambut pria yang klimis dengan menggunakan pomade sudah lebih dulu populer pada pertengahan abad ke 20. Gaya rambut pomade biasa disebut dengan gaya rambut pompadour, dengan teknik sisir rambut yang ditarik rapih kebelakang dan bagian samping dipotong tipis serta diberi pomade untuk menampilkan kesan klimis. Meskipun bukan orang pertama yang menggunakan gaya rambut pompadour, namun nama Elvis Presley lah yang paling sering disebut sebagai pelopor pompadour. Selain Elvis Presley, nama aktor kawakan John Trovolta juga disebut sebagai salah satu influence gaya rambut pomade. Lewat film berjudul ‘Grease’ pada tahun 1978, gaya rambut pompadour yang rapi klimis terganti dengan gaya klimis rebel. Gaya rambut pomade ala John Travolta ini paling banyak dipakai oleh komunitas mobil Hot Rod, dan gaya tersebut dengan ‘greasers’. Tampil klimis dan rapih adalah style andalan pada masa itu, tidak heran jika pomade sangat digemari, penggunaan pomade tidak hanya untuk rambut saja, tapi juga untuk kumis, jenggot dan jambang.



Keberlangsungan hidup pabrik pomade sempat terancam ketika gelombang Flower Generation dan komunitas hippies semakin banyak. Bagi para generasi bunga dan anak-anak hippies, gaya rambut pomade jelas bertentangan dengan gaya hidup mereka yang anti terhadap kemapanan dan kaum elit. Untungnya, pabrik-pabrik pomade terselamatkan oleh komunitas mobil Hot Rod sehingga tren pomade pun tetap ada. Di Indonesia, gaya rambut pomade sudah diadaptasi sejak jaman Bung Karno dan Bung Hatta . Hingga pada sekitar tahun 80an, tren fashion Rockabilly yang didominasi oleh gaya rambut mohawk mulai menampilkan gaya rambut klimis tapi tetap terlihat macho. III.



Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Pomade Kelebihan sediaan pomade adalah: 1. Membuat rambut terlihat klimis. 2. Mempertahankan posisi rambut. 3. Mempermudah membuat gaya posisi rambut. Kerugian sediaan pomade adalah: 1. Matinya warna hitam pada rambut (Bila digunakan berlebihan). 2. Menimbulkan kerontokan pada rambut (Alergi terhadap bahan tertentu). 3. Membuat kepala menjadi pusing (Fragrance pomade yang berbahan dasar kimia). 4. Munculnya ketombe (Bahan kimia pomade yang menempel di kulit kepala).



IV.



Macam-macam pomade Macam-macam pomade sebagai berikut: 1. Pomade berbahan dasar minyak Pomade berbahan dasar minyak ini cocok untuk yang aktif dan banyak beraktivitas di luar ruangan karena lebih tahan lama dan tahan terhadap cuaca, bahkan keringat. Pomade ini dapat membuat rambut bergaya quaff atau pomp. Kekurangan dari sediaan ini adalah karna berbahan dasar minyak jadi akan terasa lengket dan sulit dibersihkan dari rambut. 2. Pomade berbahan dasar air



Anda yang memiliki potongan rambut sleeky yang panjang dan bergelombang cobalah menggunakan water based pomades. Rambut anda akan terasa lebih lembut dan jatuh dengan natural. Penggunaan bahan dasar air dan campuran kimia membuat rambut anda akan bersih dalam sekali keramas saja. . 3. Pomade berbahan dasar campuran Pomade ini dibuat dari campuran air dan minyak sehingga efek shiny yang ditimbulkan tidak terlalu mencolok. Pomade jenis ini tetap mudah dibersihkan dari rambut.



V.



Formulasi dan cara pembuatan  Persiapan Bahan 



Lilin/wax







Minyak Esensial (minyak mawar, minyak kenanga, minyak lavender, minyak jeruk, minyak lemon, minyak cendana)







Minyak Aroma







Petrolatum







Pewarna Lilin (opsional)



 Langkah Pembuatan Secara Umum 1. Masukkan Lilin ke dalam wadah, panaskan hingga mencair/meleleh 2. Jika memang menginginkan pewarna lilin (masukkan dulu pewarna sebelum bahan yang lain) supaya menghasilkan pencampuran warna yang optimal pada lilin. (jika tidak perlu pewarna, lewati langkah ini) 3. Masukan petrolatum 4. Kemudian masukkan minyak esensial dan minyak aroma yang diinginkan untuk mendapatkan hasil akhir pomade yang memiliki tingkat kekerasan dan aroma yang telah direncanakan. 5. Aduk beberapa menit sampai merata dengan hand mixer sampai merata semua campuran komposisi.



6. Setelah dirasa tercampur semuanya dan merata, bisa dipindahkan ke pot krim/kaleng atau media apapun yang sekiranya dirasa pas sebagai tempat pendinginan hasil pembuatan pomade tersebut. 7. Tunggu beberapa waktu sampai pomade membeku dengan sendirinya Umumnya tingkat kekerasan sebuah hasil akhir pomade akan berbanding terbalik dengan tingkat kilau yang dihasilkan, semakin keras pomade, kilau akan kalah dan begitu juga sebaliknya. Jenis lilin yang digunakan dalam pembuatan pomade juga akan mempengaruhi hasil akhir dari sebuah pomade itu sendiri, dari tekstur, kelembutan, tingkat colekan/scoop, tingkat kekerasan dan tingkat kilau. Jadi semacam teori probabilitas disini sangat berlaku untuk mendapatkan sebuah hasil akhir sebuah pomade yang bisa dikatakan pas (pas colekan nya, aromanya, pas hasil aplikasinya di rambut dll). VI.



Evaluasi sediaan 1. Evaluasi Fisik Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan untuk menjamin identitas,kekuatan ,kualitas dan kemurnian produk. Definisi sediaan kosmetik yang stabil yaitu suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Kestabilan fisika dari sediaan ditandai dengan adanya perubahan warna, timbul bau,pengendapan suspensi atau cacking,perubahan konsistensi dan perubahan fisik lainnya. Nilai kestabilan suatu sediaan faramasetika atau kosmetik dalam waktu yang singkat dapat diperoleh dengan melakukan uji stabilitas dipercepat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dalam waktu sesingkat mungkin dengan cara menyimpan sediaan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya perubahan yang biasa terjadi pada kondisi normal. Jika hasil pengujian suatu sediaan pada uji dipercepat diperoleh hasil yang stabil, hal itu menunjukkan bahwa sediaan tersebut stabil pada penyimpanan suhu kamar selama setahun.Pengujian yang dilakukan pada uji dipercepat yaitu cycling test.Uji ini



merupakan simulasi adanya perubahan suhu setiap tahun bahkan setiap harinya selama penyimpanan produk. A. Organoleptis dan Homogenitas Pemeriksaan organoleptis bertujuan untuk mengamati adanya perubahan bentuk, kejernihan, timbulnya bau atau tidak dan perubahan warna. Pada pengamatan organoleptis ,sediaan diamati terjadinya perubahan bentuk, timbulnya bau atau tidak, terjadinya sineresis atau tidak dan perubahan warna. Sedangkan untuk pemeriksaan homogenitas, sediaan dilletakkan diantara dua kaca objek lalu diperhatikan adanya partikel-partikel kasar atau ketidakhomogenan di bawah cahaya. B. Viskositas Secara umum kenaikan viskositas dapat meningkatkan kestabilan sediaan.Pengukuran viskositas sediaan dilakukan dengan menggunakan viskometer Brookfield pada suhu kamar.Sediaan dimasukkan ke dalamn gelas piala sampai mencapai volume 500 ml, kemudian spindel diturunkan hingga batas spindel tercelup ke dalam formulasi.Selanjutnya alat dinyalakan dengan menekan tombol on. Kecepatan spindel diatur berturut-turut 0,5; 1; 2; 2,5; 5; 10; 20 rpm kemudian dibalik 20; 10; 5; 2,5; 2; 1; 0,5 rpm. Dari masing-masing pengukuran dengan perbedaan rpm, skala dibaca ketika jarum merah yang bergerak telah stabil.Nilai viskositas dihitung.Data yang diperoleh diplotkan terhadap tekanan geser (dyne/cm2) dan kecepatan geser (rpm). C. Pemeriksaan pH Nilai pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki suatu zat. Evaluasi pH bertujuan untuk menentukan stabilitas sediaan yang terbentuk karena perubahan pH menandakan terjadinya reaksi kimia yang dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. pH sediaan sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH daerah rambut. Rentang pH rambut yaitu 3,6-5. Apabila pH terlalu asam/basa dapat menimbulkan rambut rusak/kering D. Konsistensi Karakteristik fisik sangat penting untuk suatu sediaan semi padat.Pengukuran konsistensi dapat dilakukan dengan menggunakan penetrometer. Sediaan yang akan diperiksa dimasukkan ke dalam wadah khusus dan diletakkan pada meja



penetrometer. Peralatan diatur hingga ujung kerucut menyentuh bayang permukaan yang dapat diperjelas dengan menghidupkan lampu. Batang pendorong dilepas dengan mendorong tombol start. Angka penetrasi dibaca lima detik setelah kerucut menembus sediaan. Dari pengukuran konsistensi dengan penetrometer akan diperoleh yield value. Sediaan yang baik memiliki nilai yield value diantara 100-1000 dyne/cm2. Semakin rendah nilai yield value,semakin mudah sediaan menyebar. Sebaliknya semakin tinggi nilai yield value, semakin sulit sediaan tersebar ketika diaplikasikan pada kulit. 2. Evaluasi Keamanan Uji iritasi primer/ Uji Tempel Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilaksanakan dengan mengoleskan sediaan pada kulit normal panel/subjek manusia dengan maksud untuk mengetahui apakah sediaan itu dapat menimbulkan iritasi atau kepekaan kulit atau tidak.Iritasi kulit adalah reaksi kulit yang terjadi karena pelekatan toksikan golongan iritan, sedangkan kepekaan kulit adalah reaksi yang terjadi karena pelekatan toksikan golongan allergen. Umumnya iritasi akan segera menimbulkan iritasi kulit sesaat setelah pelekatan atau penyentuhan pada kulit. Iritasi ini disebut iritan primer, tapi bila reaksi ini timbul beberapa jam setelah penyentuhan/pelekatan pada kulit.Iritasi ini disebut iritasi sekunder. Allergen biasanya adalah zat yang dapat menyebabkan kulit setelah pelekatan kedua atau sejenisnya pada kulit tanda-tanda kulit tanda-tanda yang ditimbulkan kedua reaksi lebih kurang sama yakni dalam keadaan tak parah umumnya akan nampak sebagai entema, edema atau papula kulit. Reaksi kulit yang demikian biasanya bersifat local pada daerah kulit yang rusak saja tapi jika keadaannya lebih parah kemungkinan besar dapat menyebabkan efek toksik yang dapat menyebabkan efek toksik yang dapat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa penderita Uji keamanan yang dilakukan pada kosmetika meliputi 2 aspek yaitu : 1. Uji keamanan sebagai bahan. 2. Uji keamanan untuk produk kosmetika sebelum diedarkan. Uji keamanan produk kosmetika dilakukan pada panel manusia untuk menetapkan apakah produk kosmetika itu dapat memberikan efek toksik atau tidak.Untuk



pengobatan kasus keracunan kulit akibat penggunaan kosmetika perlu dilakukan pelacakan terhadap produk kosmetika yang digunakan, maka perlu dan dilakukan uji penyidikan yang menetapkan komponen kosmetika dan penyebab keracunan.Uji penyidikan lebih dikenal dengan uji diagnostic.



VII.



Contoh Sediaan Pomade



DAFTAR PUSTAKA



Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology Second Edition. London: Jhon Willy and Son, Inc. Butler, H. (2000). Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps Tenth Edition. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. .



Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.



Ernest W. Flick. Cosmetics and Toiletry Formulations 2nd edition, volume 8.New York: William Andrew Publishing



Tranggono, R.I. dan Fatma Latifah. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama.



Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia