Makalah Prematuritas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MATERNITAS KEHAMILAN PREMATURITAS



Tugas Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah Maternitas dengan dosen pembimbing Ibu Sri Lestari DA,S.Kp.,Ns.,M.Kes



Disusun Oleh :



Ika Fauziah Pujiastuti



(P27220017 142)



Imtinan Karina



(P27220017 143)



Widha Listyaningar



(P27220017 163)



Yuni Aprilia Safitri



(P27220017 164)



POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV BERLANJUT NERS 2019



KATA PENGANTAR



Puji



syukur



saya



panjatkan



kehadirat



Allah



SWT.



Karenaatasnikmat



rahmatdankarunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan. Tugas Makalah yang berjudul “Kehamilan Prematuritas”. Dimana tugas makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Maternitas. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: 1.



Ketua Jurusan Keperawataan BapakWidodo,MN



2.



Ketua Program Studi Profesi D-IV dan Ners Keperawataan Ibu Siti Lestari, MN



3.



Dosen pembimbing Mata Kuliah Maternitas ibuSri Lestari DA,S.Kp.,Ns.,M.Kes



4.



Dan juga teman-teman



Yang telah membantu dan meberikan dukungan dalam penyusun Tugas Makalah ini, Kami menyadari dalam pembuatan Karanagan Ilmiah ini belum mendekati kata sempurna. Oleh karenaitu kamimengharapkan saran dankritik yang bersifatmembangun, sehingga menjadi bahan perbaikan dan kesempurnaan dalam penyusuan selanjutnya.Akhir kata semoga Tugas Makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya serta bagi para pembaca pada umumnya.



Surakarta, Maret 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



JudulMakalah ........................................................................................................



i



Kata Pengantar ......................................................................................................



i



Daftar Isi ...............................................................................................................



iii



BAB I Pendahuluan A. LatarBelakang ...........................................................................................



1



B. RumusanMasalah ......................................................................................



1



C. Tujuan .......................................................................................................



2



D. Manfaat ....................................................................................................



2



BAB II Tinjauan Teori Tinjauan teori A. Pengertian .................................................................................................



3



B. Etiologi ......................................................................................................



3



C. Patofisiologis.............................................................................................



4



D. Faktor Resiko ............................................................................................



4



E. Manifesiasi Klinis .....................................................................................



4



F. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................



5



G. Penatalaksanaan .......................................................................................



5



H. Komplikasi ................................................................................................



7



Konsep Asuhan keperawatan A. Pengkajian .................................................................................................



8



B. Diagnosa ...................................................................................................



10



C. Intervensi...................................................................................................



10



D. Impelentasi ...............................................................................................



13



E. Evaluasi ....................................................................................................



13



BAB III Penutup A. Kesimpulan ...............................................................................................



14



B. Saran .........................................................................................................



14



DaftarPustaka



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Hal yang paling dinantikan oleh seorang ibu adalah hari dimana bayi yang dikandungnya selama 9 bulan lahir kedunia. Pada dasarnya, seorang bayi akan lahir pada minggu ke 37 kehamilan, namun ada beberapa kasus diman abayi lahir tidak pada waktu normalnya, salah satunya adalah bayi yang lahir premature (Boskabadi dan Maryam Zakarihemidi,2019). Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan sistem pencernaannya, sekitar 75% kematian perinatal disebabkan oleh prematuritas (Krisnadi dkk, 2009) Kebanyakan bayi adalah matur, sehat dan terbentuk sempurna pada saat lahir, tetapi dalam presentase kecil tidaklah demikian. Bagi mereka yang mengalami hal demikian, deteksi dan penanganan awal terhadap masalah adalah penting. Berbicara sesuai umum, bayi paterm dan mereka dengan BBLR memiliki tingkat mortalitas yang tinggi dibandingkan dengan bayi lahir fullterm dengan berat badan yang sesuai. Bayi yang memiliki masalah yang berhubungan dengan pertumbuhan biasanya mengalami gangguan pernafasan, neurology dan terminal. Namun belakangan ini teknologi kedokteran sangat maju. Jaman dulu bayi prematur yang lahir usia 6 bulan ke bawah (25 minggu atau kurang) hampir tidak ada harapan hidup sama sekali. Boleh dibilang hampir semuanya mati. Karena kemajuan kedokteran sekarang, bayi lahir prematur sekitar 6 bulan bisa dipertahankan hidupnya.Sampai



saat



ini



mortalitas



dan



mordibitas



neonatus



pada



bayi



preterm/premature masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru, otak dan gastrointestinal. Di Negara barat sampai 80% dari kematian neonatus adalah akibat prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami permasalahan dalam jangka panjang (Rafal,dkk.,2015). Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah kesehatan pada ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko dari terjadinya kelahiran prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan dapat mengalami berbagai masalah kesehatan dikarenakan ibu belum siap secara mental dan fisik untuk melakukan



persalinan, sedangkan pada bayi belum terjadi kematangan organ janin ketika dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum dapat bekerja secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit menyesuikan diri dengan kehidupan luar rahim, sehingga mengalami banyak gangguan kesehatan.



B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumusakan masalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian kehamilan prematuritas? 2. Bagaimana etiologi kehamilan prematuritas ? 3. Bagaimana klasifikasi kehamilan prematuritas? 4. Bagaimana faktor resiko kehamilan prematuritas ? 5. Bagaimana patofisiologi dan patway kehamilan prematuritas? 6. Bagaimana manifestasi klinis kehamilan prematuritas? 7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik kehamilan prematuritas ? 8. Bagaimana penatalaksanaan kehamilan prematuritas? 9. Bagaimana tinjauan keperawatan kehamilan prematuritas?



C. Tujuan Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah diatas diperoleh tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian kehamilan prematuritas 2. Untuk mengetahui etiologi kehamilan prematuritas 3. Untuk mengetahui klasifikasi kehamilan prematuritas 4. Untuk menetahui faktor resiko kehamilan prematuritas 5. Untuk mengetahui patofisiologi dan patway kehamilan prematuritas 6. Untuk mengetahui manifestasi klinis kehamilan prematuritas 7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik kehamilan prematuritas 8. Untuk menetahui penatalaksanaan kehamilan prematuritas 9. Untuk mengetahui tinjauan keperawatan kehamilan prematuritas



D. Manfaat 1. Bagi Penulis Untuk melengkapi tugas Keperawatan Maternitas dan menambah pengetahuan tentang kehamilan prematuritas



2. Bagi Masyarakat Untuk memberikan pengetahuan mengenai pengertian, etiologi, klasifikasi, manefestasi



klinis,



faktor



resiko,



patofisologi,



pemeriksaan



penatalaksanaan, dan tinjauan keperawatan kehamilan prematuritas



diagostik,



BAB II TINJAUAN TEORI



1. Tinjauan A. Pengertian Kehamilan prematuritas adalah kehamilan yang biasanya berumur 20 sampai 37 minggu atau kehamilan yang berlangsung kurang dari 294 hari atau 42 minggu. Pada kehamilan prematuritas ini juga kemungkinan berat badan janin kurang dari berat badan bayi baru lahir normal (dibawah 2500 gram). Pada pusat pelayanan yang maju dengan fasilitas yang optimal, bayi yang lahir dengan berat badan 2000-2500 gram mempunyai harapan hidup lebih dari 97%, sedangja bayi yang lahir dengan berat badan 1500-2000 gram lebihan dari 90%, dan 1000-15000 gram sebesar 65%-80% (Hutahaean,2011). Kehamilan prematuritas merupakan suatu keadaan yang belum matang, yang ditemukan pada bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu. Kelahiran prematur merupakan penyebab dua pertiga kematian bayi (Prawiroharjo,2010).



B. Etiologi Etiologi atau penyebab dari kehamilan preterm sering tidak diketahui, namun ada beberapa keadaan yang menimbulkan persalinan preterm yaitu : hipertensi, perkembangan janin terlambat, solusio plasenta, plasenta previa, kelainan rhesus, diabetes, dan beberapa penyebab timbulnya kontraksi seperti kelainan bawaan ketuban pecah dini, serviks inkompeten, dan ganda kehamilan (Hutahaean,2011). Menurut andersen penyebab sekitar 50 % kelahiran prematur tidak diketahui. Namun, sepertiga persalinan prematur terjadi setelah ketuban pecah dini (PROM). Komplikasi kehamilan lain yang berhubungan dengan persalinan prematur, melalui kehamilan multijanin, hidromnion, serviks tidak kompeten, plasenta lepas secara premature, dan infeksi tertentu (seperti polifrenitis dan korioamnionitis) (dalam Nugroho,2012). Menurut Institute of Medicine faktor resiko persalinan dan kelahiran premature telah diidentifikasi dan beberapa kategori faktor resiko ini umumnya disepakati oleh petugas kesehatan profesional. Kategori ini terdiri dari risiko demografik, risiko medis, risiko kehamilan saat ini dan risiko perilaku dan



lingkungan. Sedangkan menurut bennett iritabilitas uterus dan kejadian yang merangsang kontraksi uterus, seperti aktivitas seksual, defisiensiprogesteron, ketidakadekuatan volume plasma, dan infeksi tertentu, misalnya Chamydia, bisa terlihat dalam awitan ersalinan premature. Pengaruh faktor – faktor ini belum dipahami secara jelas (dalam Hassan&Maryam,2018) Penyebab persalinan preterm bukan tunggal tetapi multikompleks antara lain infeksi. Infeksi pada kehamilan akan menyebabkna suatu respon imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan T dengan hasil zat-zat yang menginisiasi kontraksi uterus. Makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus persalinan prematur berkaitan dengan infeksi membran korioamnion



C. Faktor Risiko 1. Risiko Demografik a. Ras (Afrika, Amerika) b. Usia (40 tahun) c. Status sosio ekonomi rendah d. Belum menikah e. Tingkat pendidikan rendah 2. Risiko Medis a. Persalinan dan kelahiran prematur sebelumnya abortus trimester kedua (lebih dari dua kali abortus spontan atau efektif) b. Anomali uterus c. Penyakit-penyakit medis (misalnya diabetes, hipertensi) d. Risiko kehamilan saat ini : kehamilan multijanin, hidramnion, kenaikan berat badan kecil , masalah – masalah palsenya (misalnya : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen , infeksi (misalnya : pielonefritis, inkompetensia serviks.), anomali janin 3. Risiko perilaku dan lingkungan Nutrisi buruk, merokok lebih dari 10 rokok sehari, penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (misalnya kokain, jarang atau tidak mendapatkan perawatan prenatal



4. Faktor resiko potensial Stres,iritabilitas uterus, peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus, perubahan serviks sebelum awitan persalinan , defisiensi progesteron, ekspansi volume plasma yang tidak adekuat (Jensen,dkk. 2009).



D. Patofisiologi Kehamilan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor dan minor. 1. Faktor minor adalah : penyakit yang disertai demam, perdarahan pervagina pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada riwayat 1 lebih dari 2 kali. 2. Faktor resiko mayor adalah : kehamilan multipel, hidramniom, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar /mendatar kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat persalin preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus (Hutahaean,2011).



E. Manifestasi Klinis 1. Kontraksi uterus yang teratur sedikitnya 3-5 menit sekali selama 45 detik dalam waktu minimal 2 jam 2. Pada fase aktif, intensitas dan frekuensi kontraksi meningkat saat pasien melakukan aktifitas 3. Tanya dan cari gejala yang termasuk faktor resiko mayor dan minor 4. Usia kehamilan antara 20-37 minggu 5. Taksiran berat janin sesuai dengan usia kehamilan antara 20-37 minggu 6. Presentasi janin abnormal lebih sering ditemukan pada persalinan preterm (Bobak,dkk.,2010).



F. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium 1) Pemeriksaan kultur urine 2) Pemeriksaan gas dan PH darah Janin



3) Pemeriksaan darah tepi ibu : jumlah lekosit 4) C-reactive protein, CRP ada pada serum penderita yang menderita infeksi akut dan deteksi berdasarkan kemampuannya untuk mempresipitasi fraksi polisakarida somatik nonspesifik kuman Pneumococcus yang disebut Fraksi C b. Amniosintesis 1) Hitung lekosit 2) Pewarnaan Gram bakteri (+) pasti amnionitis 3) Kultur 4) Kadar IL-1, IL-6 5) Kadar Glukosa cairan amnion c. Pemeriksaan ultrasonografi 1) Oligohidramnion



:



Goulk



dkk,



mendapati



hubungan



oligohidramnion dengan korioamnionitis klinis sntepartum,



antara



Vintzileos



dkk, mendapati hubungan antara oligohidramnion dengan koloni bakteri pada amnion 2) Penipisan serviks : lamps dkk, mendapati bila ketebalan serviks < 3 cm (USG), dapat dipastikan akan terjadi persaliann preterm 3) Sonografi serviks transperineal lebih disukai karena dapat menghindari manipulasi intravagina terutama pada kasus-kasus



KDP dan plasenta



previa 4) Kardiotografi : kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi (Nugroho,2012).



G. Penatalaksanaan 1. Sebelum dirujuk, berikan air minum 1000 ml dalam waktu 30 menit dan niali apakah kontraksi berhenti atau tidak 2. Bila kontaksi masih berlanjut, berikan obat tokolitik seperti fenoterol 5 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan pertama atau ritodrin 10 mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan kedua, atau ibuprofen 400mg peroral dosis tunggal sebagai pilihan ketiga 3. Bila pasien menolak dirujuk, pasien harus istirahat baring dan banyak minum, tidak diperolehkan bersenggama. Pasien diberi tokoloitik seperti fenoterol 5



ml peroral tiap 6 jam atau 10 mg peroral tiap 4 jam atau ibuprofen 400 mg peroral tiap 8 jam sampai 2 hari bebas kontraksi 4. Persalinan tidak boleh ditunda bila ada kontraindikasi mutlak (gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak) dan kontraindikasi relatif (gestosis, diabetes mellitus, pertumbuhan janin terlambat, dan pertumbuhan serviks 4 cm) Penatalaksanaan saat ibu hamil sudah dirumah sakit 1. Observasi pasien selama 30-60 menit. Penatalaksanaan tergantung kontraksi uterus serta dilatasi dan pembukaan serviks a. Hidrasi dan sedasi, yaitu dengan NACL 0,9 % : dekstrosa 5 % atau ringer laktat : dekstrosa 5 % sebanyak 1 :1 dan sedasi dengan morfin sulfat 8-12 mg intramuskular selama 1 jam sambil mengobservasi ibu dan janin b. Pasien kemudian dikelompokkan menjadi 3 kelompok : 1) Kelompok 1 : pembukaan serviks terus berlangsung maka diberikan tokolisis 2) Kelompok 2 : tidak ada perubahan pembukaan dan kontraksi uterus masih terjadi maka diberikan tokolisis 3) Kelompok 3 : tidak ada perubahan pembukaan dan kontraksi uterus berkurang maka pasien hanya diobservasi 2. Berikan tokolisis bila janin dalam keadaan baik, pada usia kehamilan 20 – 37 minggu, dengan pembukaan serviks kurang dari 4 cm, dan selaput ketuban masih ada. Jenis tokolisis adalah : betamimetik adrenergik, magnesium sulfat 4 g (200mg SO 10% dalam 800 ml dextrosa 5 % dengan tetesan 100ml/jam), etil alkohol, dan gluko kortikoid (contoh doksametason 12 mg/hari selama 3 hari) (Prawiroharjo,2010).



H. Komplikasi 1. Perdarahan palsenta, dengan pembentukan prostaglandin dan mungkin induksi stres 2. Janin mati, kolainan konsepsi atau kelainan kongenital 3. Infeksi lain, bakteriuri 4. Plasenta yang kurang baik 5. Distensi uterus (hidramnion dan gemelli, oligohidramnion) 6. Kelainan serviks yang inkompeten atau yang pendek



7. Anomali uterus atau fibroid (Yayasan Bina Pustaka, 2010). Pada ibu, setelah persalinan preterm, ifeksi endometrium lebih sering terjadi meningkatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka episiotomi. Bayi – bayi preterm memiliki risiko infeksi neonatal lebih tinggi resiko distres pernafasan , sepsis neonatal, necrotizing enterocolitis dan perdarahan intraventrikuler (Nugroho,2012).



2. Konsep Dasar keperawatan A. Pengkajian Penatalaksanaan kelahiran prematur dilakukan mendeteksi persalinan prematur secara dini, menekan aktivitas uterus, dan meningkatkan perawatan intrapartum pada janin yang direncanakan dilahirkan lebih awal. Semua wanita hamil diskrining sesuai faktor resiko yang berhubungan dengan persalinan prematur pada kunjungan prenatal awal. Banyak sistem pengkajian resiko telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi wanita yang kemungkinan berisiko tinggi mengalami persalinan premature. Para wanita perlu dikaji kembali setiap kali melakukan kunjungan prenatal berikutnya. Mereka yang dianggap berisiko tinggi akan ditindaklanjuti dengan lebih ketat misalnya, setiap minggu Pengkajian menurut dongoes meliputi : 1. Biodata a. Umur kurang dari 16 tahun atau diatas 35 tahun. b. Pekerjaan dan penghasilan sering kali dapat menggambarkan status sosial ekonomi terutama dalam kecukupan gizi saat hamil yang kurang. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pada kelahiran premature dirasakan bayi lahir berat badan kurang dari 2500 gram sesuai umur kehamilan. Sedangkan pada dismatur berat bayi lahir kurang dari 2500 gram tetapi tidak sesuai umur kehamilan. Pada ANC adanya riwayat perdarahan antepartum, pre-eklampsia dan eklampsia, jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat, adanya gangguan pembuluh darah, gangguan insersi tali pusat, kelainan bentuk plasenta, kahamilan ganda, hamil dengan hidramnion. 3. Riwayat Penyakit Sebelumnya Adanya penyakit menahun pada ibu, hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, penyakit paru dan penyakit gula, infeksi dalam rahim.



4. Riwayat Obstetric Riwayat menstruasi : ingat hari pertama menstruasi terakhir, denyut jantung terdengar pada minggu ke 18 sampai 22. 5. Pola Aktivitas Sehari-hari Kaji apakah ibu merokok atau minum alkohol, sebab rokok dan alkohol merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya kelahiran dengan berat badan rendah. 6. Pemeriksaan Fisik a.



Sirkulasi 1) Nadi apical mungkin cepat atau tidak teratur dalam batas normal 120 sampai 160 x / menit. 2) Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan daktus arteriasus paten (PDA). 3) Tekanan darah terlalu rendah atau tinggi. 4) Frekuensi denyut jantung rendah sering terjadi apnoe.



7. Pernapasan a. Apgar skor mungkin rendah b. Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur, pernapasan diafrgamatik, intermiten atau periodik 40-60 x / menit. c. Mengorok, pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal, atau berbagai derajat siarosis. d. Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distress pernapasan, (RDS) penyakit membran Hialin penyebab surfaktan dalam paru-paru tidak cukup. 8. Neurologis a. Tangis lemah, suhu berfluktuasi dengan mudah, kulit kemerahan, tembus pandang, tonus atat lunak. b. Bisa terjadi ROP (Retinopathy Of Prematurity) untuk mneghindari dapat diberikan oksigen tidak lebih dari 40 % / 2 lt / menit. 9. Pencernaan Destensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak laktosa, kerja dari sfingter kardio



esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi. 10. Imunologi Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig gamma globulin, bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik (Nugroho,2012) . B. Diagnosa Keperawatan Beberapa diagnosa keperawatan yang umum pada wanita yang mengalami persalinan premature antara lain : 1. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan persalinan disfungsional 2. Koping tidak efektif berhubungan dengan persalinan yang lama, nyeri, dan keletihan 3. Ansietas berhubungan dengan tidak adanya kemajuan, perasaan gagal, dan kebutuhan akan induksi persalinan 4. Nyeri yang berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus 5. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan hipoksia (Bobak,dkk.,2010).



C. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan menurut Bobak,dkk.,2010 antara lain : No 1.



Hasil akhir yang diharapkan Pola persalinan akan adekuat untuk menghasilkan dilatasi dan kelahiran akan dicapai tanpa komplikasi maternal



Intervensi



Rasional



Evaluasi



1. Kaji frekuensi kontraksi uterus 2. Dorong pasien melakukan ambulasi atau mengubah posisi 3. Anjurkan pasien berkemih setiap 1 atau 2 jam 4. Pantau kemajuan dilatasi serviks dan pendaaran 5. Berikan oksitosin sesuai progam 6. Pantau masukan dan haluaran



Dengan secara dini menegnal pola disfungsi persalinan, komplikasi dapat dicegah, kegiatan akan menstimulasi aktivitas uterus dan pola persalinan yang normal



Tanda tanda vital pasien dalam rentang normal, tanda tanda infeksi tidak terjadi



2.



Teknik koping yang efektif akan diidentifikasi



3.



Rasa cemas akan berkurang atau diatasi Pasien akan mengungkapkan perasaan rapuh dan berpartisipasi dalam kemajuan pengambilan keputusan



4.



Nyeri pasien akan ditangani atau diatasi dengan efektif



7. Kaji adanya dehidrasi 1. Anjurkan relaksasi dan perubahan posisi 2. Beri informasi faktual tentang apa yang terjadi 3. Anjurkan masase dan penggunaan selimut hangat 4. Beri informasi tentang kenyataan nyeri 1. Beri dorongan, tetap informasikan kemajuan 2. Beri informasi tentang prosedur 3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya 4. Beri pilihan perawatan bila memungkinkan 5. Dengarkan komentar pasien yang mungkin menunjukkan kehilangan harga diri 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi 2. Tinjau kembali teknik pernapasan 3. Anjurkan perubahan posisi 4. Lakukan tindakan untuk mengupayakan keamanan 5. Upayakan lingkungan yang tenang 6. Beri obat nyeri



Relaksasi dan penurunan tingkat kecemasan memfasilitasi koping yang posistif terhadap situasi tersebut, memberi informasi dan dukungan dapat meningkatkan koping Tindakan menenangkan dan memberi informasi dapat mengurangi rasa cemas dan meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa meningkatkan perasaan pasien dalam mengontrol emosi



Pasien kembali berusaha menggunakan teknik relaksasi dan menyatakan bahwa mesase pada punggung cukup membantu



Teknik pernapasan dan relaksasi, tindakan untuk mengupayakan kenyamanan, lingkungan yang tenang, dan pemberian obat nyeri bisa mengurangi nyeri atau meningkatkan respons koping terhadap nyeri



Pasien mengatakan bahwa nyerinya berkurang setelah mengimplement asikan tindkaan untuk mengupayakan rasa nyaman dan memeberi analgesik epidural



Pasien mengemukakan bahwa ia memahami alasan tindakan persalinan dan rasa cemasnya berkurang



sesuai progam 5. Status janin yang 1. Kaji reaksi meragukan tidak denyut jantung akan terjadi atau janin terhadap akan diatasi dan kontraksi untuk bayi akan lahir mendeteksi dengan selamat deselerasi atau bradikardia 2. Jika status janin meragukan, atur posisi pasien miring ke samping, hentikan pemberian oksitosin, mulai beri oksigen dan beritahu dokter D. Implementasi Keperawatan



Pengkajian akan menentukan kesejahteraan janin, hipoksia dicegah atau diatasi



Status janin meragukan, bayi lahir dengan kondisi memuaskan



Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal.



E. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keefektifan asuhan keperawatan pada wanita dengan persalinan premature didasarkan pada hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi ini meliputi wanita memverbalisasi pemahamananyya tentang terapi , memenuhi terapi yang diprogamkan , tidak mengalami komplikasi yang berhubungan dengan terapi obat, dan melahirkan bayi yang sehta pada masa kehamilan aterm atau mendekati aterem. Perawat menyusun perawatan berdasarkan tempat pelakaksanaan perawatan wanita tersebut, di rumah atau di rumah sakit, hasil akhir yang umum diharapkan meliputi : 1. Klien akan menunjukkkan kapatuhan terhadap baasan aktivitas yang diprogamkan, jadwal pengobatan , atau keduanya 2. Klien tidak akan mengalami komplikasi akibat penatalaksanaan obat yang diprogamkan 3. Klien akan menenruskan persalinan sampai cukup bulan atau mendekati aterm 4. Klien akan melahirkan bayi yang sehat dan matur



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kehamilan yang berlangsung kurang dari 294 hari atau 42 minggu. Pada kehamilan prematuritas ini juga kemungkinan berat badan janin kurang dari berat badan bayi baru lahir normal (