Makalah Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN MAKALAH



Disusun oleh : 1. Yusuf Juanda



1816220070



2. Sifa Fauyiah



1816220012



3. Kiki Andriani Oktavia



1816220106



4. Herta Natalia



1816220115



5. Yuli Yanti



1816260117



6. Angeline Ari Kusumawati



1816220027



7. Meli Julianti Br Lumban Gaol



1816220046



8. Isna Ramadhani Priyana



1816220113



9. Indrya Puspita



1816220007



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya Dosen Pembimbing : Muh Rays S.E., M.Ak, CMA



PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE PUTRA PERDANA INDONESIA 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang kami miliki, tentunya masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Tangerang, 17 Oktober 2019



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2 C. Tujuan ............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3 A. Konsep Dasar Biaya Berdasarkan Pesanan ........................................... 3 B. Akuntansi untuk Bahan Baku ..................................................................... 6 C. Akuntansi untuk Tenaga Kerja................................................................... 7 D. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead) .............. 9 E. Akuntansi Produk Selesai ......................................................................... 11 F. Contoh Kasus ............................................................................................. 12 G. Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan Perusahaan Jasa ............ 14 BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 16 A. Kesimpulan ................................................................................................. 16 B. Saran............................................................................................................ 16 BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...........................................Error! Bookmark not defined.



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau Job Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan adalah output yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen. Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat didentifikasikan secara terpisah. Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per- unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara simultan mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar temple, maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan



berdasarkan tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-



pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku ke overhead.



1



Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji, membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak langsung



ke



overhead.



Akuntansi



overhead mengakumulasikan biaya overhead, memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan baku, pengakuan biaya tenaga kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan baku, distribusi beban gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead, penyelesaian pesanan dan penjualan produk.



B. Rumusan Masalah  Bagaimana konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan) ?  Apa saja yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan?



C. Tujuan  Mengetahui konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan).  Mengetahui hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Konsep Dasar Biaya Berdasarkan Pesanan Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang digunakan sebagai perincian mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan (job cost sheet). Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar diketahui hasil biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu biaya pesanan (job cost sheet) dibuat sesuai dengan berapa banyaknya pesanan yang diminta. Sistem yang digunakan dengan menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat dengan memberi nomor urut pada pesanan disesuaikan waktu atau jenis dari pesanan yang diminta. Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu : 1.



Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.



2.



Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.



3.



Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah)



dan biaya overhead pabrik (BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya. Perhitungannya sebagai berikut.



3



Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun per satuan. Maka dari itu, sistem perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai pabrik maupun perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job order costing adalah adalah perusahaan pembuatan pesawat udara, perusahaan mebel, perusahaan modister, industri gelanggang kapal, pembuatan mesin atau alat berat khusus, jam tangan mewah, percetakan, dan lainnya. Umumnya, produknya dicirikan sebagai produk yang khusus (custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga pokok di samping dipergunakan untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga berfungsi sebagi rekening pembantu (subsidiary account) dari rekening control. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal sebagai berikut. 1.



Pembelian bahan baku



2.



Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik



3.



Pengakuan biaya overhead pabrik



4.



Penggunaan bahan baku



5.



Distribusi beban gaji tenaga kerja



6.



Pembebanan estimasi biaya overhead



7.



Penyelesaian pesanan



8.



Penjualan produk Dokumen



dasar



perhitungan



biaya



pesanan,



sumber



untuk



memasukkan biaya dalam kalkulasi biaya pesanan. Catatan ini kadangkadang disebut sebagai lembar biaya pekerjaan, arsip biaya pekerjaan atau kartu biaya pekerjaan. Karena biaya diakumulasi setiap pekerjaan, batch atau lot, maka dalam dokumen ini memperlihatkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk suatu pesanan.



4



File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat berfungsi sebagai buku besar tambahan untuk persediaan produk dalam proses. Contoh 1 Pada tanggal, 5 april 2007 P.T. Aceh Besar Garment menerima pesanan Busana muslim dari Toko Cut Busana, sebanyak 100 lusin dengan spesikfikasi stelan bordir + payet. Berdasarkan kontrak kerja tanggal dibutuhkan Toko Cut Busana adalah tanggal: 27 April 2007, dengan harga jual berdasar kontrak Rp 624.000 per-lusin. Bedasarkan pesanan tersebut perusahaan melakukan perhitungan biaya dengan menggunakan kartu pesanan berikut :



5



B. Akuntansi untuk Bahan Baku Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan berbeda di tiap pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan dibagian yang bertanggung jawab atas penjadwalan akan memberi informasi kepada bagian pembelian, dengan menggunakan formulir permintaan pembelian,



tentang



bahan- bahan yang ingin dibeli. Bagian pembelian



kemudian megeluarkan pesanan pembelian kepada pemasok. Setelah itu, pegawai di bagian departemen penerimaan membuat laporan penerimaan barang dilihat dari kondisi dan kuantitas. Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan perkiraan pengendali. Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis bahan yang diselenggarakan dalam buku tambahan adalah buku bahan (materials ledge). Kegunannya adalah sebagai alat bantu memlihara kuantitas persediaan barang. Bahan-bahan yang ingin di produksi, maka akan dipindahkan



dari



gudang ke pabrik dengan menyesuaikan dengan formulir permintaan bahan, yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh bagian produksi atau bagian penjadwalan. Formulir ini berfungsi sebagai dasar pembukuan (pemasukan) data kuantitas dan jumlah dolar ke perkiraan buku bahan. Formulir yang telah diisi akan dijadikan sebagai dasar pemindah harga pokok bahan dari perkiraan pengendalian dalam buku besar ke perkiraan pengendalian unuk barang dalam proses dan overhead pabrik. Ada dua tahapan dalam pencatatan bahan baku, yaitu saat pembelian dan saat penggunaan



Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan



pengunaan bahan baku ini di antara perusaha bisa berbeda-beda. Kadangkala sebelum tanggal produksi untuk produk tertentu dimulai departemen yang bertanggung jawab terhadap skedul produksi memberi informasi kepada departemen pembelian dengan menggunakan formulir permintaan pembelian mengenai bahan yang dibutuhkan, kemudian departemen pembelian mengeluarkan order pembelian yang ditujukan ke pemasok, dengan mendebit bahan baku dan mengkredit utang usaha/kas.



6



Jurnal: Pembelian Bahan Baku Bahan Baku



Rp. xx



Utang usaha/Kas



Rp. Xx



Pengeluaran bahan untuk digunakan dalam proses produksi, melalui bukti permintaan bahan dari departemen produksi yang membutuhkan atau departemen yang menjalankan jadwal produksi. Dalam penentuan biaya pesanan terjadi pemisahan penggunaan bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung didebit produk dalam proses, dikredit bahan baku sedangkan bahan baku tidak langsung di debit kepengendali overhead pabrik, dikredit bahan baku. Jurnal: Penggunaan Bahan Baku Produk Dalam Proses



Rp. xx



Bahan Baku



Rp. xx



Pengendali Overhead Pabrik



Rp. xx



Bahan Baku



Rp. xx



C. Akuntansi untuk Tenaga Kerja Dalam akutansi untuk tenaga kerja berbeda dengan bahan. Oleh karena itu, dalam akutansi untuk tenaga kerja tidak ada perkiraan persediaan dengan sistem perpetual untuk pekerja. Namun dengan adanya akutansi untuk tenaga kerja ini dapat menentukan jumlah upah yang harus diberikan kepada setiap karyawan pada setiap periode pengupahan dan dapat mengalokasikan upah pekerja kepada overhead pabrik dan masing-masing produksi pesanan. Di dalam perusahaan terdapat sebuah kartu absensi yang berguna untuk mencatat waktu kedatangan dan waktu pulang dari setiap karyawan atau pekerja pada absen individual yang bisa berbentuk ketas atau elektronik. Kartu tersebut disebut sebagai kartu jam kerja (time tickets). Dengan adanya kartu ini jumlah waktu yang dipakai oleh seorang karyawan dan biaya pekerja untuk tiap pesanan, atau overhead pabrik dapat dicatat dan diperoleh dengan



7



mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung penghasilan dari karyawan dengan upah per jam. Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja atau karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah pekerja atau karyawan yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung. Jadi upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, setiap karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari. Setiap kartu jam kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu (tenaga kerja langsung) atau untuk tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung). Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam proses produksi dibebankan ke akun beban pemasaran atau beban administratif. Kartu jam kerja biasanya dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah jam kerja menurut kartu absen. Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets), kemudian dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk dijadikan sebagai pengecekan pengeluaran



internal (internal check) dari ketepatan



upah. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja, meliputi



perhitungan gaji, pendistribusian ke masing-masing bagian. Proses perhitungan sampai dengan pendistribuasian dan pembayaran berdasarkan data kehadiran, jumlah dan pembayaran kepada masing-masing tenaga kerja berdasarkan bagian masing-masing.



8



Proses pencatatan terjadinya gaji dengan mendebit beban gaji, dan mengkredit Utang Beban Gaji. Sedangkan untuk pendistribusian gaji kebagian yang berhubungan biaya pabrikasi, dengan mendebit produk dalam proses, pengendali ovehead pabrit dan mengkredit beban gaji. Arus biaya pekerja ke dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini. Jurnal: Biaya Tenaga Kerja yang Terjadi Beban Gaji



Rp. xx



Beban Gaji yang masih harus dibayar



Rp. xx



Distribusi Biaya Tenaga Kerja Produk Dalam Proses



Rp.xx



Beban Gaji



Rp. xx



Pengedali Overhead pabrik



Rp.xx



Beban Gaji



Rp. xx



D. Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead) Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi kecuali bahan langsung dan pekerja langsung. Contoh dari biaya overhead selain dari bahan tak langsung dan pekerja tak langsung adalah penyusutan listrik, bahan bakar, asuransi, dan pajak kekayaan. Merupakan hal biasa untuk memiliki perkiraan pengendali overhead pabrik dalam buku besar. Perinci dari berbagai jenis biaya diakumulasikan dalam buku besar. Pendebetan pada perkiraan overhead dapat berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh, biaya bahan tak langsung diperoleh dari ikhtisar formulir permintaan bahan, biaya pekerja tak langsung diperoleh dari ikhtisar kartu jam kerja, biaya listrik dan air yang diperoleh dari faktur, dan biaya penyusutan serta asuransi (yang telah habis manfaatnya) dapat dicatat sebagai penyesuaian pada akhir periode akuntansi. Meskipun overhead pabrik tidak dapat diidentifikasikan secara khusus dengan pekerjaan tertentu, tetapi overhead pabrik merupakan bagian yang sama



biaya pabrikasi sebagaimana halnya bahan langsung dan pekerja



9



langsung. Sejalan dengan meningkatnya penggunaan mesin dan otomasi, maka overhead pabrik mewakili bagian–bagian yang lebih besar dari total biaya. Sebagian jenis biaya overhead pabrik terjadi untuk keseluruhan pabrik dan tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan produk jadi. Masalah menjadi rumit, karena beberapa jenis biaya overhead pabrik relatif besarnya tetap, sementara yang lainnya cenderung bergerak sesuai dengan perubahan produktifitas. Menunggu sampai akhir periode akuntansi untuk mengalokasikan overhead pabrik ke berbagai pekerjaan merupakan hal yang sangat dapat diterima dari sudut pandang keakuratan (accurancy), namun hal ini sangat tidak memuaskan jika ditinjau dari ketepatan waktu (timesliness). Agar sistem biaya



dapat



mempunyai



kegunaan



yang



sebesar-besarnya,



maka



kehendaknya data biaya dapat tersedia pada saat setiap pekerjaan selesai, meskipun ada pengorbanan dalam ketelitian. Hanya melalui pelaporan yang tepat waktu manajemen dapat membuat penyesuaian yang dipandang perlu dalam penetapan harga dan metode produksi, untuk mencapai kombinasi terbaik yang mungkin dari pendapatan dan dari biaya pekerjaan di masa mendatang. Oleh karena itu, dengan maksud agar data biaya dari pekerjaan dapat selalu tersedia, terdapat kebiasaan untuk membebankan overhead pabrik pada produksi dengan penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined factory overhead rate). Tarif overhead pabrik yang ditentukan dengan menghubungkan estimasi jumlah overhead pabrik untuk tahun yang akan datang dengan beberapa dasar kegiatan yang umum, yaitu dasar yang dapat membebankan secara adil pada barang yang diproduksi. Pada saat biaya (overhead pabrik) terjadi,



biaya



tersebut



didebet



ke



perkiraan overhead pabrik. Biaya



overhead pabrik yang dibebankan ke produksi secara periodik dikresit keperkiraan overhead pabrik dan didebet ke perkiraan barang dalam proses. Maka perhitungan dan pembebanan ke pesanan tertentu memerlukan dasar tersendiri seperti jam kerja langsung, jam kerja mesin, biaya tenaga kerja, biaya bahan baku langsung dan unit produksi.



10



Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dapat diidentifikasi langsung ke setiap pesanan dan dapat diukur secara lebih akurat. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik lebih sulit, karena membutuhkan perhitungan yang lebih rumit, mengingat jenis biaya ini sangat beragam yaitu semua biaya yang berhubungan dengan proses pabrikasi, selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pencatatan untuk biaya overhead pabrik dapat dilakukan dua langkah yaitu Pertama: saat terjadi overhead pabrik sesungguhnya (actual) dengan mendebit pengendali overhead pabrik, dan mengkredit ke akun setiap jenis biaya, Kedua: pada saat pembebanan overhead pabrik ke pesanan, dengan mendebit produk dalam proses dan mengkredit overhead pabrik dibebankan.



Jurnal: Blaya Overhead PabrIk Sesungguhnya (Aktual) Pengedali Overhead Pabrik



Rp. xx



Akumulasi Penyusutan Mesin



Rp. xx



Pengedali Overhead Pabrik



Rp. xx



Asuransi Biaya Dimuka



Rp. Xx



Biaya Overhead Pabrik dibebankan Produk Dalam Proses



Rp. xx



Overhead Pabrik Dibebankan



Rp. xx



Overhead Pabrik Dibebankan



Rp. xx



Pengendali Overhead Pabrik



Rp. xx



E. Akuntansi Produk Selesai Pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan, kadangkala produk yang sudah selesai langsung dapat dikirim kepemesan tanpa dibukukan sebagai persediaan produk jadi.



11



Jurnal Penyerahan langsung ke pemesan: Piutang Usaha



Rp. xx



Penjualan Harga Pokok Penjualan



Rp. xx Rp. xx



Produk Dalam Proses



Rp. xx



Mengisi persediaan produk jadi: Produk Selesai



Rp. xx



Produk Selesai



Rp. Xx



F. Contoh Kasus PT Kenapa Kaya Manufakturing menggunakan sistem akuntansi job order cost. Informasi berikut diambil dari catatan perusahaan setelah semua posting telah diselesaikan pada akhir bulan Agustus:



Diminta: 1.



Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik ke Barang Dalam Proses.



2.



Hitunglah biaya produksi setiap job.



3.



Buatlah ayat jurnal untuk mentransfer biaya barang yang telah selesai ke Barang Jadi.



4.



Hitunglah biaya per unit setiap job.



5.



Hitunglah harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan kenaikan (mark up) 30% dari biaya per unit.



12



Jawab: 1. Ayat jurnal pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikasi ke Barang Dalam Proses (semua job)



2. Biaya produksi setiap job



3. Ayat jurnal untuk mencatat biaya barang yang selesai ke barang jadi (semua Job)



13



4. Biaya per unit setiap job



5. Harga jual per unit untuk setiap job dengan mengasumsikan kenaikan (mark up) 30% dari biaya per unit.



G. Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan Perusahaan Jasa Pada perusahaan jasa, informasi biaya yang dibutuhkan berbeda satu sama lainnya, sehinga, perhitungan biaya yang dilakukan sangat bervariasi antara satu pesanan dengan pesanan lainnya. Dalam perusahaan jasa biaya tenaga kerja langsung dan biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung umumnya lebih besar dibandingkan biaya lainnya, maka untuk menentukan



tarif



biaya



overhead



umumnya



dilakukan



berdasarkan



persentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung. Perhitungan biaya berdasarkan



pesanan



pada



perusahaan



jasa



umumnya



dengan



mengkombinasikan biaya tenaga kerja langsung dengan biaya overhead yang ditentukan dimuka, sehingga jumlah yang dibebankan ke setiap pesanan per jam tenaga kerja langsung sudah termasuk biaya tenaga kerja dan biaya



14



overhead. Sedangkan biaya yang dapat ditelusuri langsung ke pesanan, pembebanan tidak begitu rumit, karena biaya ini dapat dibebani langsung kepesanan secara individual contoh pada perusahaan jasa akuntan seperti biaya perjalanan, biaya interlokal, biaya foto copy biaya jasa yang disubkontrakkan.



15



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban kan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiaptiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.



B. Saran Berhubungan dengan makalah yang telah kami buat ini semoga bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun penulis menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan makalah selanjutnya.



16



DAFTAR PUSATAKA



(2018). Retrieved from Dictio: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-denganbiaya-berdasarkan-pesanan-atau-job-order-costing/14059 Akuntansi. (2019, 3 3). Contoh Soal 2 Job Order Costing Beserta Jawabannya. Diambil kembali dari Akuntansi: https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/2018/03/contoh-soal-2-joborder-costing.html Ayu, M. (2016, 11). Sekilas Mengenai Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan. Diambil kembali dari Mayaaaiueo: http://mayaaaiueo.blogspot.com Kristi, D. K. (2017, 4 18). Kalkulasi Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing). Diambil kembali dari Dian DSTKR: https://diankirtleykristi.wordpress.com/2017/04/18/kalkulasi-biayaberdasarkan-pesanan-job-order-costing/ Nindyarahmah. (2017, 11). Apa yang dimaksud dengan biaya berdasarkan pesanan atau job order costing. Diambil kembali dari Dicito: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-biaya-berdasarkanpesanan-atau-job-order-costing/14059 Rangga. (2019, 6 8). Perhitungan Biaya. Diambil kembali dari Guru Akuntansi: https://guruakuntansi.co.id/perhitungan-biaya/



17