9 0 267 KB
WAQAF DAN IBTIDA’ Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi Quran
Dosen Pengampu: Nurul Hidayati
Oleh: Azkiyatul Bariroh
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTISAIYAH FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH KRANJI PACIRAN LAMONGAN JANUARI 2021
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan salah satu tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan kami untuk menempuh mata kuliah “Studi Quran”. Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari sumbangsih para orang orang terdekat kami, karena itu dengan tulus kami sampaikan banyak terima kasih kepada: 1. Dosen pengampu mata kuliah Studi quran di kampus IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan, yang telah membimbing jalannya pembelajaran. 2. Para pegawai perpustakaan Kampus IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan, yang telah membantu kami mencari beberapa Refrensi. 3. Teman teman sekelas semester I, prodi PGMI jurusan Tarbiyah IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan, yang telah memberi kami semangat dan motifasi untuk menyelesaikan makalah ini. Segala upaya telah dilakukam untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. hal itu dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan penulis semata. Saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari peserta diskusi yang budiman, akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis, namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Tunggul 06 Januari 2021 Penulis
ii
DAFTAR ISI Contents KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 A.Latar belakang...............................................................................................1 B.Rumusan masalah.........................................................................................1 C.Tujuan...........................................................................................................1 BAB II......................................................................................................................2 PEMBAHASAN......................................................................................................2 A.Pengertian tanda waqof dan ibtida’............................................................2 1. Pengertian Waqaf.......................................................................................2 2. Pengertian Ibtida’.......................................................................................2 B.Klasifikasi waqof dan ibtida’......................................................................3 C.Fungsi dari waqof dan ibtida’.....................................................................9 1. Fungsi waqof..............................................................................................9 2.Fungsi Ibtida’.............................................................................................10 D.Sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtida’.........................................10 E.Hikmah mengetahui waqaf dan ibtida’.....................................................11 BAB III..................................................................................................................13 PENUTUP..............................................................................................................13 A.Kesimpulan...............................................................................................13 B.Saran.........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al quran adalah kalam Allah yang harus kita hafami dan amalkan dalam kehidupan sehari hari,untuk mengetahui makna dari al quran tersebut kita
tidak bisa hanya hanya dengan memahami
konteks
luarnya
saja,melainkan kita harus tau secara mendalam tentang al quran tersebut,salah satu ilmu yang harus kita fahami jika kita ingin mendalami al quran dari segi makna ialah kita harus memhami waqaf dan ibtida’,sebab inilah yang menjadi fokus kontek dalam pembahsan isi kandungan dari al quran tersebut. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian tanda waqof dan ibtida’..? 2. Ada berapakah pembagian waqof dan ibtida’..? 3. Apa fungsi dari tanda waqof dan ibtida’..? 4. Apa sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtida’...? 5. Apa hikmah mengetahui tanda waqof dan ibtid’...?
C. Tujuan Di harapkan setelah mempelajari ini kita dapat mengetahui: 1. Kita dapet mengetahui pengertian dari tanda waqof dan ibtida’ 2. Kita dapat mengetahui fungsi dari tanda waqof dan ibtida’ 3. Dapat mengetahui macam-macam waqof dan ibtida’ secara rinci 4. Kita dapat mengetahui sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtia’ 5. Kita dapat mengetahui hikmah dari mengetahui tanda waqof dan ibtida’
BAB II
1
PEMBAHASAN D. Pengertian tanda waqof dan ibtida’ 1. Pengertian Waqaf Secara etimologis waqaf berarti menahan,diam berdiri dan tenang1.Menurut Wahyudi, waqof adalah al-habsu yang berarti menahan2. ”Secara terminologis waqaf berarti menghentikan suara sesaat untuk mengambil nafas baru dengan niat melanjutkan bacaan”.3 Menurut Ahmad Muthahar Abdurrhman al-Murqi yang di kutip oleh Abdul Muji Ismail,definisi waqaf adalah memutus suara di akhir kalimat(ketika membaca Al quran) selama masa bernafas tetapi jika lebih pendek dari masa bernafas tersebut ,maka di sebut saktah.4 Berdasarkan beberapa definisi tentang waqof baik di tinjau dari segi bahasa dan istilah,maka dapat di tarik kesimpulan bahwa waqof adalah menghentikan bacaan dengan cara memutuskan suara dan melepaskan nafas di ujung kalimat-kalimat tertentu dalam suatau tempo bacaan biasa. 2. Pengertian Ibtida’ Secara estimologis ibtida’ mempunyai akar akar kata dari bada’a yang berarti memulai sesuatu5.Dalam redaksi lain di sebutkan bahwa ibtida’ ialah memulai sesuatu,Menurut ismail ibtida’ ialah memulai pembacaan kembali sesudah menghentikan seketika untuk mengambil nafas.6 Secara terminologi ibtida’ berarti memulai bacaan setekah berhenti atau waqaf,Menurut Ulama’ Qurra’ ibtida’ ialah memulai membaca al
Ibnu Manzur,Lisan al-Arab,(beirut:Daar al-Ma’arif,Th),Juz VI,4898 Moh,Wahyudi, ilmu tajwid Plus(Surabaya:Halim Jaya,2008),192 3 Ibnu al-Jaziri, al-Nasyr al-qiroati al-‘Asyr,(Bairut:Dar al-Kutub al-Ilmiyyah),Juz I,240 4 Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),154 5 Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),153 6 Tekan Ismail,Tajwid al quran al-karim(Jakarta:Zikra,1997),127 1 2
2
quran baik memulai dari awal maupun meneruskan bacaan yaang semula di hentikan.7 Maka dari beberapa definisi di atas tadi baik dari bahasa maupun istilaah tentang ibtida’ dapat kita simpulkan, bahwa ibtida’ adalah permulaaan bacaan setelah berhenti/waqaf.Dengan demikian ibtida’ merupakan kajian ilmu tajwid yang sangat penting.Oleh sebab itu oleh orang yang belajar qiroah harus memperhatikan hal hal yang berkaitan dengan ilmu tajwid terutama tentang ibtida’. E. Klasifikasi waqof dan ibtida’ 1. Klasifikasi waqof Ada beberapa pembagian dalam masalah waqaf.Pembagian tersebut Iialah sebagai berikut: a. Waqaf Idhthirori Waqaf dapat diklasifikasikan ke dalam empat macam yang salah satu di antaranya adalah waqaf Idhthirori.waqaf idhthirori ialah waqaf yang dilakukan oleh Qori’,dan lain sebagainya. Waqaf ini boleh diberlakukan pada kata manapun. Namun demikian, qari’ sebaiknya menyambung kembali dengan kata sebelumnya apabila waqaf tadi belum sempurna artinya.Misalnya pada lafadh على >ختم هللا على< قلوبهم Jika sudah sempurna, maka sebaiknya bacaan dimulai kembali dari kata berikutnya.8 Misalnya والذين يؤمنون بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك< >وبا لآل خرة هم......
7 8
Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),153
Ahmad Nuri, Panduan Tahsin Tilawah al-Quran dan Ilmu Tajwid,(Jakarta:Pustaka alKausar,2010),Cet Ke-1,167
3
b. Waqaf Intizhori “Waqaf intidhori adalah waqaf pada suatu kalimat yang didalamnya terdapat banyak hukum qiroat”9.Dalam kalimat lain
disebutkan
bahwa
waqof
intidhori
adalah
menunggu.artinya pembaca berhenti pada sebuah kata yang perlu untuk menghubungkan dengan kalimat lain dalam bacaannya ketika ia menghimpun beberapa qiraat karena adanya perbedaan riwayat.Waqaf ini diberlakukan ketika pembaca mengumpulkan atau membaca beberapa riwayat dari sepulu qiro’at yang mutawatir yaitu dengan cara berhenti pada suatu kata untuk melanjutkan kembali mengulangi macammacam qira’at yang ada pada ayat tersebut.Misalnya pada lafadh الحجارة. فا تقواآلنارالتى وقودها الناس والحجارة أعدت للكفرين Menurut Ulama, qira’at mewaqafkan pada bacaan pada lafadh al hijarah, itu ada dua pendapat.Ada yang mengatakan boleh waqaf atau terus saja dan ada pula yang mengatakan terus lebih baik.Hal ini disebabkan adanya tanda( )جsehingga diharuskan berhenti.Pendapat pertama mengatakan bahwa waqaf dibolehkan.Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa tidak perlu berhenti bahkan terus itu lebih baik.Hal ini disebabkan adanya tanda shola()صلى,maka untuk menghargai kedua pendapat tersebut di atas sengaja di waqafkan terlebih dahulu pada lafadh الحج{{{{ارةkemudian diulangi kembali pembacaan dari kata التىmisalnya.10 9
Ahmad Muhammad Abdul Gorraf,Pelajaran Ilmu Tajwid,(Kuala Lumpur:Syarikat Nurulhas,1996),95 10
Tekan Ismail,Tajwid al quran al-karim(Jakarta:Zikra,1997),Cet ke-10,130 4
c. Waqaf Ikhtibary Waqaf ikhtibary adalah ketiak seorang qori’ berhenti sesuai perintah karena segala diuji dan dites supaya ia yakin pada kualitas bacaan dan pengetahuannya tentang tata cara waqaf pada tempat yang dimana ia mengharuskan ia melakukannya.11 Waqaf ini diberlakukan ketiak seorang penguji mengajukan pertanyaan atau seorang guru dalam mengajarkan muridnya tentang suatu kata apakah boleh waqaf atau tidak d. Waqaf Ikhtiyari Secara garis besar waqaf ikhtiyari ini ada dua macam yaiti waqaf ikhtiyari jaiz dan goiri jaiz.Waqaf ikhtiyari jaiz adalah ketika seorang qori’ berhenti pada suatu kata yang sudah mendatangkan pemahaman makna yang dikehendaki dan
tidak
merusak
arti
membingungkan
pemikiran
pendengar.12Sedangkan waqaf qoiru jaiz merupakan waqaf yang tidak diperbolehkan atau bisa disebut juga dengan waqaf qabih. “Waqaf
ikhtiyari
merupakan
waqaf
yang
disengaja,dipilih atau dituju,bukan karena sebab-sebab yang telah lewat pada sebelumnya”.13Waqaf ini dipilih secara sengaja oleh seorang qori’ untuk menghentikan bacaan alQuran pada suatu kalimat.Pilihannya untuk waqaf pada 11
Muhammad ihsam muflih al-Qhudhat,Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk segala Tingkatan, (Jakarta:Turoa,2015),Cet ke-1,137 12 Muhammad Ihsam Muflih al-Qhudhat,Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk segala Tingkatan, (Jakarta:Turoa,2015),Cet ke-1,137 13 Muhammad Ihsam Muflih al-Qhudhat,Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk segala Tingkatan, (Jakarta:Turoa,2015),176-177
5
kalimat tersebut bukan karena alasan darurat,menunggu atau memberi keterangan.Keputusan untuk waqaf semata mata merupakan pilihan hatinya sendiri.Misalnya waqaf pada kata العالمين Dalam ayat الحمد هللا رب العالمين Waqaf ikhtiyari dapat diklasifikasikan kedalam empat bagian yaitu waqaf tam,kafi,hasan dan qabih.Berikut ini akan saya jelaskan masing-masing. 1) Waqaf Tam Waqaf tam adalah berhenti pada perkataan yang sempurna susunan kalimatnya dan tidak berkaitan dengan kalimat sesudahnya baik lafadh maupun maknanya.Pada umunya,waqaf tam terdapat pada akhir ayat seperti berhenti pada: ملك يومالدينإياك Terkadang sebelum habisnya ayat seperti waqaf pada: فتلقى ءادم من ربه كالمىت فتاب عليه< >إنه هو آلتواب آلرحيم Terkadang pula dipertengahan ayat seperti waqaf pada: ذالك بأنهم كا نوا يكفرون بئايت آهلل ويقتل{ون آلن{بين بغ{ير آلحق< > ذال{ك بما عصوآوكا نو يعتدون Kadang-kadang juga sesudah habis ayat tambah sedikit seperti waqaf pada: ت{نزل آلملإلك{{ة وآل{{روح فيه{{ا ب{إذن ربهم من ك{ل أمروقف س{الم< > هي حتى مطلع آلفجر 2) Waqaf kafi Waqaf kafi ialah waqaf ialah berhenti pada perkataan yang sempurna kalimanya,tetapi masih berkaitan makna dengan kaimat sesudahnya namun
6
tidak berkaitan dengan lafadhnya seperti pada kata اليؤمنون إنالذين كفرو آسوآء عليهم ءأنذرتهم أم لم تنذرهم اليؤمنونختم هللا على قلوبهم وعلى سمعهم..... 14 3) Waqaf hasan Waqaf hasan ialah berhenti pada perkataan yang sempurna susunan kalimatnya,tetapi masih berkaitan makna
dan
lafadhnya
dengan
kalimat
sesudahnya.Dalam mushaf waqaf ini ditandai dengan rumus()ص{{لى.Waqaf ini sering terjadi antar sifat dan yang disifati.Contohnya الحمدهللربالعالمين Lebih baiknya الحمدهللا رب العالمين15 4) Waqaf qabih Waqaf qabih adalah berhenti pada perkataan yang tidak sempurna susunan kalimatnya, karena berkaitan dengan lafadz dan makna perkataan atau kalimat sesudahnya.Contoh waqaf qabih pada lafadz بسمdari lafadz بس{{م هللا.Kedua lafadz ini tidak bisa dipisahkan karena lafadz pertama kedudukannya sebagai mudhof sementara lafadz berikutnya berkedudukan sebagai mudhof ilai.Mudhof dan mudhof ilaihi ialah dua kata sempurna kalimat majemuk yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.16 2. Klasifikasi ibtida’ Ibtida’ merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipelajari.Untuk memudahkan pembelajaran ini,ibtida’ dapat di kelompokkan ke dalam beberapa pembagian yaitu: a. Ibtida’ Tamm Ibtida’ tamm dapat diklasifikasikan kedalam empat bagian yang salah satu diantaranya adalah ibtida’ tamm.Ibtida’ tam adalah memulai bacaan yang tidak ada hubungannya dengan kalimat sebelumnya baik dari segi lafadz maupun makna,contohnya: >إن الذين كفروا5 ختم هللا على6 أالإنهم هم السفهاء ولكن ال يعلمون 3.
Waqaf yang bertujuan untuk berhenti sejenak sehingga tidak sempat bernafas meskipun hanya sejenak.Waqaf yang terakhir inilah yang kemudian di sebut saktah(berhenti sejenak tampa bernafas.)20 Contohnya كال بلس >ران على قلوبهم.....
2. Fungsi Ibtida’ Ibtida’ ialah memulai membaca al qura’an baik memulai dari awal maupun meneruskan bacaan yang semula di hentikan.Melihat konsep seperti ini dapat di ketahui bahwa ibtidak mempunyai 2 fungsi: 1. Memulai bacaan Alqur’an untuk pertamakali,Misalnya setelah sholat seorang membaca surah al-Baqarah itulah yang di namakan ibtida’. 2. Memulai membaca alquran setelah berhenti yang sebelumnya sudah
membaca
alqur’an.Misalnya
seseorang
membaca
alfatihah ayat pertama lalu berhenti,kemudian di teruskan dengan ayat yang ke dua,maka pada saat memulai membaca ayat ketiga itulah yang di sebut dengan ibtida’.21
20
Muhammad al-Shodik Ibnu Qomhari,Alburhan fi Tajwid al-Quran(Bandung:Triganda karya,1995),92 21
Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),153 10
G. Sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtida’ Dalam penjelasan secara singkat tentang asal usul waqaf dan ibtida’ yang terdapat dalam alquran di sebutkan bahwa metode dalam menetapkan waqaf ibtida’ diantaranya adalah melakukan dikusi tentang masalah-masalah waqaf mengambil keputusan dengan mempertimbangkan makna-makna yang tepat dan mengacu pada pendapat para mufassir dan ulama’ ahli waqaf dan ibtida’.berdasarkan keterangan di atas maka ada bebera faktor terjadinya perbedaan waqaf dan ibtida’ diantaranya yaitu: 1. Perbedaan dari segi makna tafsir al qurannya menurut ulama’
ahli waqaf,ulama’ tafsir dan ahli tajwid yang mana dia memakai metode klasifikasi sesuai dengan bidangnya. 2. Perbedaan mushaf maka waqaf juga berbeda contoh kecil
tentang mushaf Indonesia dan mushaf madinah itu tidak sama karena Ulama Indonesia berijtihad sendiri untuk menentukan waqaf dan ibtida’nya dan ulama’ madinah juga seperti itu.22 H. Hikmah mengetahui waqaf dan ibtida’ Jika kita ingin mengetahui alquran beserta makna nya secara benar maka penting bagi kita untuk mempelajari ilmu ini,dalam hadits di sebutkan: لقد عشنا برهة من دهرنا:عن زيد بن أبى أنيسة عن القاسم بن عوف قال سمعت عبدهللا بن عمر يقول وأحدنا يؤتى االءيمان قبل القرآن وتنزيل السورة على محمد صلى هللا عليه وسلم فيتعلم حاللها وحرامها وآمرها وزاجرها وما ينبغي أن يقف عنده منها كما تعلمون أنتم اليوم القرآن
22
Mohmmad Wahyudi,ilmu tajwid plus,(Surabaya:Halim jaya,2008),205 11
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bin Abu Anaisah dari Qosim bin ‘Auf bahwa sahabat Abdullah bin Umar mengatakan sungguh kami telah hidup dalam waktu yang lama dari usia kami.Dan salah satu salah satu di antara kami di berikan iman sebelum mendapatkan ayat Alquran.Dan turun sedikit demi sedikit ayat alquran kepada Nabi SAW,kemudian mereka mempelajarinya ilmu mengenai halal,haram,perintah dan larangan dari surat alquran tersebut,serta sebab seyogyanya mereka membaca waqof dalam surah al quran sebagaimana kalian sekarang belajar alquran. (Hr.Baihaqi) Ditambah lagi dengan ungkapan para ulama’ di masa setelah zaman para sahabat diantarnya ialah: 1. Muhammad bin Qasim Ibnu Anbar Mengatakan sebagian dari memahami alquran adalah memahami ilmu mengenai waqaf ibtida’,karena sungguh tidak datang kefahaman sedikitpun mengenai makna kandungan Alquran kepada
seseorang
kecuali
ia
telah
mengetahui
al
fawasil(pemisah/waqaf ibtida’).Maka wajib bagi pembaca alquran untuk waqaf dan ibtida’23 2. Ibnu Jazari Mengatakan ketika membaca tidak mampu menyelesaikan rangkain satu kisah atau ayat secara lengkap dengan satu kali nafas.Di sisi lain,ia juga tidak boleh mengambil nafas ketika membaca washl.Maka ia boleh waqaf di tengah rangkain ayat untuk mengambil nafas dan ia harus menentukan runtutan tempat ibtida’.Hal ini dengan syarat tidak merusak makna dan kefahaman dari ayat yang ia baca.Sebagaimana yang di riwayatkan Ibnu Umar bahwa para sahabat belajar waqf ibtida’ sebagai rangkain dalam Muhammad bin qosim,Idhah al-Waqaf wal Ibtida’fi kitabillah(Damaskus:Majma’ al lughoh al-Arabiyya,1971)108 23
12
belajar al quran.Dan para ulama’ sepakat tidak memperbolehkan memberikan ijazah sanad al quran kepada pelajar alquran sebelum mereka mengerti ilmu waqf dan ibtida’.Abu bakar bin Mujahid mengatakan tidaklah menerapkan waqaf dalam alquran secara sempurna
kecuali
seseorang
memahami
ilmu
nahwu,ilmu
qiroat,ilmu tafsir,ilmu bahasa,serta fiqih.24 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hikmah dari memahami waqaf dan ibtida’ ialah kita terhindar dari kesalahan fatan ketika membaca alquran,kita mengetahui tempat yang baik untuk waqaf dan ibtida’,kita dapat menafsirkan alquran sesuai dengan apa yang diinginkan,artinya sesuai dengan teks alquran tersebut.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan beberapa definisi tentang waqof baik di tinjau dari segi bahasa dan istilah,maka dapat di tarik kesimpulan bahwa waqof Jalaludin Abdurrohman As-Suyuti,Al Itqon fi Ulumil quran,(Lebanon:Dar Fikr,1996)222 24
13
adalah menghentikan bacaan dengan cara memutuskan suara dan melepaskan nafas di ujung kalimat-kalimat tertentu dalam suatau tempo bacaan biasa Maka dari beberapa definisi di atas tadi baik dari bahsa maupun istilaah tentang ibtida’ dapat kita simpulkan, bahwa ibtida’ adalah permulaaan bacaan setelah berheenti/waqaf,dengan demikian ibtida’ merupakan kajian ilmu tajwid yang sangat penting.Oleh sebab itu oleh orang yang belajar qiroah harus memperhatikan hal hal yang berkaitan dengan ilmu tajwid terutaman tentang ibtida’ Berdasarkan Uraian di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa kosa kata waqaf dan ibtida’ merupakan metode bacaan yang di lafadzkan oleh si pembaca ketika membaca alquran dengan tujuan agar memahami apa itu waqaf ibtida’ dalam sebuah bacaan alquran Adapun sebab-sebab terjadinya perbedaan waqaf ibtida’ ada dua: 1. Perbedaan dari segi makna tafsir al qurannya menurut
ulama’ ahli waqaf,ulama’ tafsir dan ahli tajwid yang mana dia memakai metode klasifikasi sesuai dengan bidangnya. 2.
Perbedaan mushaf maka waqaf juga berbeda contoh kecil tentang mushaf Indonesia dan mushaf madinah itu tidak sama karena Ulama Indonesia berijtihad sendiri untuk menentukan waqaf dan ibtida’nya dan ulama’ madinah juga seperti itu.
Kita dapat membaca alquran dengan benar tampa merubah makna yang terkandung dalam alquran tersebut,dan juga menjaga darikesalah apabila kita id tengah tengah membaca nafas kita tidak kuat maka kita waqaf dan ibtida’ sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh para Ulama. B. Saran Dengan telah selesainya makalah ini maka saya menyadari masih banyak kesalah dan keurang sana sini,maka dari itu kritik dan saran dari
14
berbagai kalangan yang membangun sangat kami butuhkan,guna untuk kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA Ibnu Manzur,Lisan al-Arab,(beirut:Daar al-Ma’arif)Juz VI Moh,Wahyudi, ilmu tajwid Plus(Surabaya:Halim Jaya,2008)
15
Ibnu al-Jaziri, al-Nasyr al-qiroati al-‘Asyr,(Bairut:Dar al-Kutub alIlmiyyah)Juz I, Tekan Ismail,Tajwid al quran al-karim(Jakarta:Zikra,1997) Mudzakir AS, Mahabis fi ulumil quran(Jakarta:pt Mitra jaya Indonesia,2001) Muhammad al-Shodik Ibnu Qomhari,Alburhan fi Tajwid alQuran(Bandung:Triganda karya,1995) Mohmmad Wahyudi,ilmu tajwid plus,(Surabaya:Halim jaya,2008) Qosim Muhammad bin,Idhah al-Waqaf wal Ibtida’fi kitabillah(Damaskus:Majma’ al lughoh al-Arabiyya,1971) Jalaludin Abdurrohman As-Suyuti,Al Itqon fi Ulumil quran,(Lebanon:Dar Fikr,1996) Abdul Gorraf Ahmad Muhammad,Pelajaran Ilmu Tajwid,(Kuala Lumpur:Syarikat Nurulhas,1996), Ismail Abdul Mujid,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995) Shomad Robith Sairudin A.,Tuntunan Ilmu Tajwid Praktis,(Surabaya:Anggota IKAPI,1997) Nuri Ahmad, Panduan Tahsin Tilawah al-Quran dan Ilmu Tajwid,(Jakarta:Pustaka al-Kausar,2010),
16