Materi 7 Data Dan Skala Pengukuran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Resume Mata Kuliah No. Materi Kajian Nama Mahasiswa Jurusan/Semester Hari/Tanggal



: Metodologi Penelitian Kuantitatif : 07. Data dan Skala Pengukuran : Vicha Dita Prasetyo (11170541000017) : Kessos/ 6C : Kamis, 16 April 2020



A. Pengertian Data Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan suatu fakta (Ridwan.2009:5) Data dikumpulkan melalui cara-cara tertentu kemudian diolah sehingga menghasilkan suatu informasi yang jelas dan mudah dipahami. Suharsimi menyatakan (2006:118) data diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka. Dari hal tsb, bisa disimpulkan bahwa data adalah kumpulan fakta yang diperoleh dari hasil riset, pengamatan atau penelitian suatu objek. B. Jenis dan Tipe Data Berdasarkan jenisnya data dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data dari penjelasan kata verbal tidak dapat dianalisis dalam bentuk bilangan atau angka. Dalam penelitian, data kualitatif berupa gambaran mengenai objek penelitian. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu statistika adalah. atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek penelitian. Berdasarkan sifatnya data dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: 1. Data Kontinum Data kontinyu adalah data yang sifatnya sinambung atau kontinyu, nilainya bisa berupa pecahan. Contoh data kontinyu adalah data tentang hasil panen padi, panjang jalan, berat sapi dan sebagainya. 2. Data Dikotomi Data dikotomi disebut juga dengan data kategori atau data nominal. Data ini merupakan hasil perhitungan, sehingga tidak dijumpai bilangan pecahan. Data dikotomi ialah data yang paling sederhana disusun menurut jenis dan kategorinya. Contoh : Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (2) dan renang (3). Jelas kelihatan bahwa angka yang diberikan tidak menunjukkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi dari tenis. Angka tersebut tidak memberikan arti apa-apa jika ditambahkan.  3. Data Diskrit Data diskrit adalah data yang sifatnya terputus-putus, nilainya bukan merupakan pecahan (angka utuh). Contoh data diskrit adalah data tentang jumlah penduduk, kendaraan dan sebagainya.



C. Pengertian Pengukuran Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu (Zaenal Arifin, 2012). Pengukuran bersifat kuantitatif. -



Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. Di dalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedang penilaian adalah evaluation



Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.



D. Skala Pengukuran Skala Pengukuran Data = Skala Data Pada dasarnya dimaksudkan untuk mengklasifikasikan Variabel yang akan diukur agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan teknik analisis data dan tahapan penelitian selanjutnya. Sedangkan macam-macam skala pengukuran data dapat berupa : 1. Skala Nominal Menurut Suryabrata (2003), menyebut bahwa skala nominal adalah skala yang ditetapkan berdasarkan atas proses penggolongan yang bersifat diskrit dan saling pilah (mutually exclusive). Banyak variabel dalam penelitian sosial menggunakan skala nominal seperti agama, jenis kelamin, tempat lahir, asal sekolah, dsb. Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode 1 = Islam, 2 = Kristen, 3 = Hindu, 4 = Budha, dst. - Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan karakteristik lainnya. - Karena tidak memiliki nilai intrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita berikan tersebut tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. 2. Skala Ordinal Skala Ordinal ialah pengukuran di mana skala yang dipergunakan disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannya disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu, namun antara urutan (ranking) yang satu dengan yang lainnya tidak mempunyai jarak yang sama. Misalnya : Mengukur sikap responden terhadap suatu kebijakan pendidikan, responden dapat diurutkan dari mulai Sangat Setuju (1), Setuju (2), Tidak Berpendapat (3), Kurang Setuju (4), dan Tidak Setuju (5),



-



maka angka-angka tersebut hanya sekedar menunjukkan urutan responden, bukan nilai untuk variabel tersebut. ketika kita ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari kecil ke besar.



3. Skala Interval Menurut Suryabrata (2003), mendefinisikan bahwa skala interval merupakan skala yang dihasilkan dari proses pengukuran, di mana dalam pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.  Misal pada pengukuran suhu. Kalau ada tiga daerah dengan suhu daerah A = 10ºC, daerah B = 15ºC dan daerah C = 20ºC.  - Angka nol hanya menggambarkan suatu titik dalam skala - kita bisa mengatakan bahwa suhu daerah C dua kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan) 4. Skala Ratio Merupakan skala pengukuran yang mempunyai nilai NOL MUTLAK dan mempunyai jarak yang sama. Skala rasio menunjukkan jenis pengukuran yang sangat jelas dan akurat (precise). Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg, - Maka dapat dikatakan bahwa benda B lebih berat dua kali dibandingkan benda A. - pengukuran sudah mempunyai nilai perbandingan/rasio



Referensi: Purwanto. (2007). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pengembangan dan Pemanfaatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta : PT Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.