Materi Diktat Homiletika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIKTAT HOMILETIKA Mawardi Tumanggor S.Th



MELAYANI UNTUK SEMUA & LAKUKAN ITU, SEPERTI UNTUK TUHAN 2018 STT. Yestoya Malang Jawa Timur. Indonesia 0



HOMELETIK “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” (2Tim. 4:2) DASAR PEMAHAMAN Homiletika berasal dari kata “homilia” yang berarti “perbincangan dari hati ke hati (heart to heart), seperti tertulis dalam Alkitab tentang percakapan segala sesuatu yang dilakukan murid-murid Tuhan Yesus (Luk.24:14). Di dalam tradisi gereja, percakapan atau perbincangan demikian berkembang untuk memberi tujuan kepada penyelamatan (Yak.1:21), hikmat (2 Tim.3:15), pendidikan Kristen (2 Tim 3:16), pembangunan hidup Kristen (Kis.20:32), dan penghiburan umat (2 Kor.1:4). Dengan begitu khotbah memiliki hubungan dan keterkaitan dengan pelayanan seorang gembala (pendeta, penatua, dll) sebagai upaya penyiraman rohani (1 Kor.3:6-8). Di dalam khotbah terdapat unsur rekreatif (menghibur orang, bukan hanya diri sendiri), dan unsur edukatif (mendidik dengan mengarahkan serta memberi jalan keluar) berdasarkan pada Firman TUHAN. Jadi khotbah harus bersandar dan bertumpu pada andalan utamanya, Firman TUHAN. Karena itu pengkhotbah harus memahami Firman TUHAN dengan baik dan cermat, dan memiliki keteguhan iman yang tangguh, tidak mudah goyah. Kedekatan pengkhotbah dengan TUHAN sangat menentukan dan harus diyakini, serta perlu serring membaca Alkitab agar menjadi pelaku-pelaku Firman TUHAN (Yak.1:22) untuk menghidari disebut “pembohong” atau “penipu”. Penyampaian khotbah serring disebut pemberitaan Firman TUHAN adalah sentral atau pusat dari tata ibadah, inti dari liturgi Kristen, karena tidak perlu kuatir akan membuat orang tersinggung atau sakit hati, atau seolah-olah menghakimi. Asal tetap memegang yang benar, adil, dan berpedoman pada Firman Tuhan maka wajar jika hrus membuat warga jemaat terkena. Artinya khotbah tersebut sudah mendarat, menyirami rohani warga jemaat, sehingga diharapkan timbul kesadaran untuk kembali kepada TUHAN, dan merindukan TUHAN. TUJUAN KHOTBAH A. Khotbah Sebagai Sarana Untuk Mengajar Iman Kristen/Doktrin Pertama-tama, khotbah dimaksudkan bukan sebagai sarana menghibur jemaat (entertainment), tetapi khotbah itu sebagai sarana untuk mengajar iman Kristen/doktrin. Mengapa khotbah sebagai sarana untuk mengajar doktrin? Karena khotbah yang mengajar doktrin iman Kristen adalah khotbah yang berisi sesuatu yang terpenting yang harus dipegang di dalam iman dan kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, doktrin iman Kristen adalah doktrin/ajaran yang paling penting yang membentuk iman, karakter, dan kehidupan seharihari kita sebagai umat-Nya di dunia ini. Ketika khotbah tidak lagi mengajar doktrin, maka dapat dipastikan banyak orang “Kristen” meskipun menyebut diri “Kristen”, tetapi sebenarnya atheis praktis, materialis, hedonis, dan pragmatis. Mereka berani mengaku di depan umum sebagai seorang “Kristen” bahkan “melayani Tuhan”, tetapi mereka lah justru yang melarang nama Tuhan dan theologi dipakai di dalam ilmu sebagai pengejawantahan 1



integrasi iman dan ilmu. Pertanyaan lebih lanjut, apakah berarti khotbah yang sudah mengajar doktrin secara bertanggungjawab pasti mengakibatkan semua jemaatnya beriman beres? Belum tentu juga, karena perubahan iman, karakter, dan kehidupan jemaat bergantung mutlak pada kuasa Roh Kudus yang menguduskan seseorang. Meskipun tidak semua jemaat tersebut beriman beres, gereja tetap perlu mengajar doktrin, karena Alkitab mengajar hal tersebut (baca lagi: 2Tim. 4:1-2). Bagi para pengkhotbah sendiri, sebelum mereka berkhotbah di atas mimbar dengan mengajar doktrin, hendaklah mereka menguji apa yang hendak mereka ajarkan, supaya apa yang mereka ajarkan tidak menyesatkan jemaat. Hal ini pun diajarkan Alkitab. Paulus memperingatkan anak rohaninya, Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” (1Tim. 4:16) B. Khotbah Sebagai Sarana Untuk Menguatkan Iman Orang Kristen Khotbah bukan hanya sebagai sarana mengajar doktrin, khotbah juga sebagai sarana untuk menguatkan iman orang Kristen. Artinya, khotbah itu harus menyampaikan berita/pesan Firman Tuhan yang menguatkan iman orang Kristen ketika mereka menghadapi masalah, kesulitan, sakit penyakit, dll. Dengan kata lain, khotbah bukan hanya memenuhi pikiran saja dengan doktrin, tetapi juga berimplikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Alkitab, Paulus adalah seorang pengkhotbah yang berkhotbah dengan mengajar doktrin iman Kristen yang penting sambil menguatkan iman jemaat Kristen yang dia layani. Kepada jemaat di Roma, Paulus bukan hanya mengajar doktrin (Rm. 1-11), tetapi juga menguatkan iman jemaat Roma, salah satunya nasihat/khotbah agar jemaat Roma saling menguatkan (Rm. 15). Hal yang sama juga terjadi pada Timotius sebagai anak rohani Paulus. Di dalam 2Tim. 1:12, Paulus menyampaikan khotbah/nasihatnya kepada Timotius tentang apa yang harus Timotius lakukan ketika berada di dalam penderitaan, “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.” (2Tim. 1:12) Bagaimana dengan Anda yang melayani sebagai seorang pengkhotbah? Apakah Anda berkhotbah dengan mengandalkan semua bahan akademis yang Anda pelajari di sekolah theologi saja? Ataukah Anda hari ini berkomitmen menyeimbangkan antara mengajar doktrin dan menguatkan iman orang Kristen di tengah berbagai pergumulan hidup mereka? C. Khotbah Sebagai Sarana Untuk Mendidik Karakter dan Kehidupan Kristen Selain untuk mengajar doktrin dan menguatkan iman orang Kristen, khotbah juga sebagai sarana untuk mendidik dan membangun karakter dan kehidupan Kristen. Selain iman dibangun dan dikuatkan, orang Kristen juga perlu memiliki karakter dan kehidupan Kristen yang terintegrasi yang memuliakan Tuhan. Untuk itulah, khotbah mimbar seharusnya sebagai sarana mendidik jemaat Tuhan dengan karakter, moral/etika, perkataan, pikiran, dan perbuatan yang memuliakan Tuhan. Artinya, sang pengkhotbah harus memberitakan teguran bagi mereka/jemaat yang hidup tidak beres, misalnya selingkuh, mencuri, dll. Teguranteguran seperti itu dimaksudkan agar jemaat tersebut dan jemaat lain memiliki karakter, etika, 2



perkataan, dan perbuatan yang berpusat kepada Kristus dan memuliakan Tuhan. Sebelum menegur jemaat, sang pengkhotbah sendiri harus memiliki ia memiliki karakter, motivasi, moral/etika, perkataan, pikiran, dan perbuatan yang beres terlebih dahulu, sehingga apa yang disampaikannya memiliki kuasa mengubah jemaat.



BENTUK-BENTUK BERKHOTBAH 3



A. Khotbah Topikal Kotbah topik adalah suatu kotbah yang kerangka utamanya diambil dari topik / temanya yang lepas dari teks. Khotbah topik mulai dari suatu topik atau tema dan kerangka utama khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan. Khotbah ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari berbagai sumber teks, kotbah ini memiliki satu tema dan kerangka-kerangka kotbah hanya untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung tema tersebut. Apabila kerangka kotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema kotbah maka khotbah topik akan melebar menjadi khotbah beberapa topik yang sering sekali membuat sipengkotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran yang dibagikan kepada jemaat.Hal ini berakibat sipendengar tidak dapat menangkap apa yang menjadi inti dari isi kotbah tersebut. Contoh : Tema tentang Alasan - alasan doa yang tidak dijawab. Kerangka :  Salah meminta ( yak 4 :3 )  Dosa dalam hati ( Maz 66 : 18)  Meragukan firman Tuhan ( Yak 1: 6-7  Doa yang bertele -tele ( Mat 6:7)  Ketidaktaatan tehadap firman Tuhan (Ams 28 :9)  Tidak menghormati istri ( I Pet 3:7) Contoh diatas kerangkannya dibuat hanya untuk menguraikan suatu tema yaitu alasan alasan bagi doa yang tidak dijawab.Kita boleh saja berpikir tentang fakta penting lainnya mengenai doa seperti arti doa,pentingnya doa,kuasa doa Dari,cara berdoa dan hasil doa tetapi kita harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu tema yang dikotbahkan . Jangan kita bercerita terlalu panjang pada suatu kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan yang tidak ada hubungannya dengan tema kotbah . Karena hal tersebut akan membuat kotbah kehilangan sasaran. 1.



Prinsip - prinsip dasar untuk persiapan kerangka kotbah topik : a. Kerangka-kerangka utama harus menurut susunan logika dan kronologis . Kita harus berusaha mengembangkan kerangka dalam bentuk yang bertahap-tahap secara logika atau kronologis. Contohnya : Judul : Pengharapan orang percaya Tema : Sifat-sifat pengharapan orang percaya Kerangka:  Pengharapan yang hidup ( I Pet 1:3)  Pengharapan yang menyelamatkan ( I Tes 5 :8)  Pengharapan yang pasti (Ibr 6 : 19)  Pengharapan yang baik ( II Tes 2 :16)  Pengharapan yang tidak kelihatan ( Rom 8 :4)  Pengharapan yang penuh bahagia ( Tit 2:13)  Pengharapan yang kekal ( Tit 3 :7) b. Kerangka - kerangka utamanya boleh merupakan analisa menurut urutan logika . 4



Judul : Iblis musuh utama kita Tema : fakta-fakta utama dalam alkitab mengenai iblis. Kerangka :  Asal mula iblis ( Yehz 28:12-17  Kejatuhan iblis ( Yes 14: 12-15)  Kuasa iblis (Efs 6 : 11-12,Luk 11: 14-18 )  Kegiatan iblis ( II Kor 4 :4, Luk 8:12, I Tes 2 :18)  Nasib iblis ( Mat 25:21) Contoh ini kita harus menganalisa dan diatur menurut susunan logika mengenai faktafakta utama dalam alkitab mengenai iblis c. Kerangka -kerangka utamanya dapat di isi dengan bukti-bukti, perbandingan, penyeledikan, arti kata dan lain-lain 2.



Hal - hal yang harus diperhatikan dalam kotbah topikal : a. Rangkaian kerangka itu harus singkat, padat dan jelas. Walaupun rangkaian kerangka tersebut digarap dengan baik, dengan variasi yang menarik ,jemaat biasanya akan berkurang perhatiannya jika satu tema utama disajikan dalam waktu yang terlalu lama (kotbah yang dapat diserap secara efektif oleh pendengar berdurasi sekitar 45 menit ) b. Rangkaian kerangka harus menunjukan adanya urutan kemajuan yang bertahap.Apabila kotbah itu disusun secara serampangan maka biasanya rangkaian kerangka kotbah menjadi tidak efektif dan jemaat tidak dapat menangkap hubungan kerangka satu dengan yang lain. Apabila kerangka itu diatur dengan baik maka kita dapat membawa kotbah kepada klimaks yang menjadi sasaran kotbah. c. Selalu ada bahaya dalam penyelidikan topik. Jika kita mengambil satu ayat dan memberi tafsiran yang tidak sesuai dengan konteksnya .Oleh sebab itu sipengkotbah harus waspada agar setiap ayat yang dikutipnya untuk menopang suatu kerangka kotbah,harus dipakai dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penulis alkitab .Untuk mengatasi salah tafsir maka sipengkotbah harus tahu latar belakang kejadian sebelum mengambil ayat - ayat untuk mendukung kerangka kotbah.



B. Khotbah Tektual Kotbah tekstual adalah suatu kotbah yang bagian /kerangka utamanya diperoleh dari satu teks yang terdiri atas suatu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema kotbah itu. Kotbah tekstual mempunyai garis-garis utama pengembangannya diambil dari teks itu sendiri, sehingga kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut. Teks yang diambil bisa satu ayat atau be- berapa ayat atau satu perikop. 1. Persiapan awal untuk kotbah tekstual : a. Menelaah dengan seksama kata-kata dalam teks tersebut b. Temukan atau tentukan tema utamanya dalam teks tersebut. c. Analisa pemberitaannya dan selidiki kata-katanya d. Temukan kerangka utamanya dari teks tersebut



5



e. Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab, konteks kultural,konteks sejarah, konteks Geografis. 2. Prinsip - prinsip dasar persiapan kerangka tekstual a. Kerangka tekstual harus berpusat pada satu pikiran utama dalam teks dan bagianbagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya memperluas tema tersebut. b. Di dalam satu teks bisa ditemukan lebih dari satu tema, namun demikian, hanya satu pokok yang harus dikembangkan dalam satu kerangka. c. Bagian utamanya harus disusun dalam urutan logika atau kronologis, d. Konteks dari teks harus diselidiki dengan seksama dan dihubungkan dengan teks agar tidak salah penafsiran. e. Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian Alkitab yang berlainan dapat disatukan dan digarap menjadi satu teks. Asalkan ayat-ayat tersebut saling menunjang dan mempunyai keterkaitan yang kuat. 3. Contoh - contoh kotbah tekstual a. Teks diambil dari Yesaya 55:7 (Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya: baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihinya dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.) Judul : Berkat Pengampunan Tema : Pengampunan Ilahi. Pendahuluan : Ceritakan sebuah kisah atau pernyataan yang membuat pendengar merasa ingin tahu Proposisi : Allah akan mengasihi dan mengampuni orang yang bertobat Kerangka: 1) Sasaran Pengampunan Allah :  Orang fasik  Orang jahat 2) Syarat-syarat pengampunan Allah  Harus meninggalkan kejahatannya  Harus kembali kepada Allah 3) Janji pengampunan  Dia akan mengasihi kembali  Pengampunan yang berlimpah  Pengampunan yang sempurna Penutup : Ajaklah setiap pendengar untuk bertobat dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak baik saat ini juga, jangan menundanya selama anugerah pengampunan masih diberikan. b. Teks diambil dari Yoh 3 : 16. Judul : Kasih Allah yang sempurna Tema : Kasih Allah bagi semua orang



6



Pendahuluan : Kasih yang seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini . Saya sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang diperlukan oleh dunia. Dialah yang berani berkorban karena Dia mengasihi kita. Proposisi : Karunia Allah, yaitu AnakNya adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia. Kerangka : a. Kasih Allah yang besar untuk seluruh dunia  Dia menciptakan manusia dan dunia ini  Dia mengasihi semua orang dengan kasih yang sama  Dia menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal b. Hal itu menyebabkan Dia memberikan AnakNya yang tunggal  Betapa berharganya seorang anak bagi bapanya  Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah  Allah memberikan Dia bahkan sampai kematianNya c. Barangsiapa menerima Kristus tidak akan binasa  Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang  Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun  Keselamatan adalah anugrah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus. Penutup : Tantang mereka untuk mengambil keputusan saat ini juga agar mereka menerima Yesus sebagai juruselamatnya dan betapa bodohnya apabila menolak dan mengabaikan pemberian ini. 4. Keuntungan memilih kotbah tektual a. Pemilihan suatu teks cenderung menarik pendengar untuk lebih memperhatikan karena mereka ingin mengetahui rahasia dibalik teks tersebut b. Teks tersebut akan menolong pengkotbah secara sistematik sesuai urutan teks tersebut. c. Lebih mengutamakan Firman Tuhan pada suatu bagian spesifik dari Alkitab d. Kotbah yang langsung dari Alkitab akan memperkaya pendengar tentang Firman Tuhan karena begitu pendengar ingat isi kotbah maka otomatis mereka ingat ayatayatnya. C. Khotbah Ekspositori Kotbah ekspositori adalah suatu kotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang diartikan dalam hubungan dengan satu tema. Bagian terbesar materi diambil langsung dari nas Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama. Kotbah tekstual hanya mengambil dari satu atau dua ayat, sedangkan kotbah ekspositori, teksnya mungkin pendek atau panjang, mungkin mencakup pasal dan bagian demi bagian menunjukkan jalan pikiran dan pengkotbah harus mengupas dan menjelaskan satu bagian dari Alkitab dengan jelas . Kotbah ekspositori adalah jenis kotbah yang paling baik dan jelas sehingga membuat jemaat lebih paham akan ajaran Alkitab. Ada dua jenis kotbah yang bukan ekspositori tetapi sering dianggap sebagai ekspositori yaitu: 7



a. Uraian Alkitab.Suatu uraian yang terus menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang atau pendek, yang diterangkan ayat demi ayat. Biasanya uraian tersebut terdiri dari serangkaian keterangan -keterangan teks yang tak berhubungan atau tidak diungkapkan dalam kesatuan struktur. b. Ceramah Exegetik.Uraian panjang lebar tentang arti sebuah teks, dengan atau tanpa susunan logis atau penerapan praktis. Sangat penting pengkotbah mampu menelaah secara dalam tentang Firman Tuhan, namun dalam kotbah ekspositori bukanlah menerangkan proses studinya sehingga kotbahnya sarat dengan bahan penafsiran padahal penafsiran bukanlah tujuan utama sebuah kotbah ekspositori. Penafsiran hanyalah alat untuk menemukan kebenaran yang ada pada teks. Jadi pengkotbah seharusnya hanya memasukan seluk beluk yang berhubungan dengan topik. Materi lain dalam teks walaupun begitu menarik harus disisihkan dengan tegas. Sipengkotbah harus konsisten dengan teks/topik yang sedang dijelaskan secara ekspositori sehingga dapat dengan mudah memotivasi mereka dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1. Prinsip-prinsip dasar persiapan kerangka ekspositori a. Setiap bagian Alkitab yang akan diselidiki harus dipelajari dengan seksama supaya artinya dimengerti dan pokoknya diketahui. b. Kata-kata atau ungkapan yang penuh arti dalam teks bisa menjadi petunjuk untuk kerangka kotbah c. Periksalah latar belakang sejarah dan kebudayaan dari teks tersebut d. Perhatikan konteksnya agar tidak salah dalam penafsira e. Seluk beluk teks harus digarap dengan semestinya f. Kebenaran yang terdapat dalam teks harus dihubungkan dengan masa sekarang 2. Kesalahan umum dalam kotbah ekspositori a. Terlalu asyik dengan penelitian sehingga terdapat segunung seluk beluk, akibatnya tidak dapat melihat berita utama yang muncul dalam teks. Akhirnya kotbahnya penuh dengan seluk beluk sehingga sulit bagi pendengar untuk mengikutinya. b. Menyepelekan penafsiran sehungga tidak dapat menjelaskan secara jelas, hanya mengutamakan penerapan-penerapannya. c. Kurang menguasai diri, menceritakan segala sesuatu yang dianggapnya menarik atau menceritakan sesuatu yang masih hangat di dalam hatinya sehingga menyimpang dari teks/tema yang harus diuraikan dan mengembara beberapa saat sebelum kembali kepada teks. Akibatnya jemaat tidak dapat menangkap sasaran dari kotbahnya, bahkan membuat jemaat merasa pusing dengan apa yang dikotbahkan, bagi sipengkotbah akan kehabisan waktu untuk mencapai sasaran kotbahnya. Hal ini sering dijadikan alasan bahwa Roh kudus sedang membawanya atau mengingatkannya untuk menceritakan hal-hal ini walapun tidak tertuju pada tema/teks, tetapi hal ini sering terjadi diakibatkan sipengkotbah tidak menguasai cara berkotbah atau sipengkotabah kurang persiapan yang matang atau sipengkotbah tidak konsisten pada tema. d. Salah menafsirkan teks tersebut. Hal ini sangat fatal bagi jemaat karena akan membawa pepecahan atau penyesatan. 8



Contoh-contohnya : Teks diambil dari Luk 8:41 - 48 (Tentang perempuan yang menderita sakit 12 thn lamanya) Judul dan tema : Pergilah dengan sejahtera Pendahuluan : Menjelaskan pentingnya damai sejahtera bagi hidup manusia Proposisi : Disembuhkan karena iman Kerangka : 1. Perempuan ini tidak memiliki damai sejahtera  Dia terus-menerus menderita sakit selama 12 tahun  Dia sudah menghabiskan uangnya untuk berobat, sekarang ia sudah tidak mempunyai apa-apa lagi.  Dia sangat kecewa dan tidak mempunyai semangat tinggi  Dia putus asa karena tidak seorangpun dapat menolongnya 2. Bagaimana dia datang kepada Yesus  Dia mendengar tentang apa yang dilakukan Yesus pada orang lain  Dia bertekad, bahwa dia akan memohon kepadaNya  Dia menetapkan imannya “asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh”  Dia mengatasi rintangan  Dia datang kepada Yesus dan menjamah JubahNya dengan iman  Kehidupan Yesus mengalir dalam hidupnya dan ia sembuh 3. Keselamatannya  Kristus menghendaki pengakuan imannya  Yesus menyebutnya “anakKu”, dia diterima dalam keluarga Allah  Wanita ini menerima kesembuhan dan pergi dengan damai sejahtera Penutup : Perempuan itu pergi sebagai orang yang sudah diperbaharui, anda dapat diperbaharui jika anda datang kepada Kristus dalam iman. D. Kotbah Tipikal / gambaran. Mengambil suatu perumpamaan tertentu atau membahas sesuatu didalam perjanjian lama yang merupakan gambaran dalam perjanjian baru. Contoh: Kemah suci/Tabernakel. Hal -hal yang harus diperhatikan dalam kotbah tipikal adalah ; 1. Mulailah dengan tipe - tipe sederhana dimana maksud dan pengertiannya sangat jelas. 2. Jangan sekali-kali mencoba untuk menafsirkan setiap perincian yang kecil dari tipe itu. 3. Usahakan untuk tetap senantiasa berada didalam garis besar kebenaran yang luas. 4. Hindari untuk tidak menjadi dogmatik sehubungan dengan apa yang diajarkan . 5. Jangan sekali-kali mendasarkan suatu doktrin dari pengajaran tipe ini. 6. Tetaplah terbuka terhadap koreksi dari orang lain yang lebih dewasa rohaninya. E. Khotbah Biografi. Mengambil seseorang tokoh dalam alkitab lalu membahas dan menarik pelajaran dan teladan darinya Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam berkotbah tipe ini adalah : 9



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Pelajari kelahiran dari pribadi orang tersebut. Pertimbangkan lingkungan dimana dia dibesarkan. Pusatkan pada pembentukan Allah dalam kehidupannya. Bagaimana reaksinya terhadap pembentukan tersebut. Apa yang dia pelajari dari pembentukan tersebut. Jika dia berhasil, Apa yang membuat orang itu berhasil . Jika dia gagal, Apa yang membuar orang itu gagal. Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupannya.



F. Khotbah Analitis. Mengambil satu tema tertentu dan kita harus menyelidiki dan menganalisis topik tersebut. Contohnya :Teman hidup , Manajemen menurut alkitab. G. Khotbah Analogi. Berkotbah dengan cara mengajarkan kebenaran dari kasus paralel . Contohnya tema tetang kesatuan dapat dijelaskan dengan hubungan Kristus dan jemaat Tema menjadi saksi Kristus diterangkan dengan menjadi garam dunia .



TEHNIK PENYUSUNAN KOTBAH Di dalam berkotbah ada beberapa unsur yang harus diketahui dalam tehnik penyusunannya yaitu : A. Judul Judul biasanya dipersiapkan terakhir setelah kotbah itu tersusun. Judul biasanya mengungkapkan hal khusus yang akan disajikan dalam kotbah dan dibuat menarik sebagai reklame untuk berkotbah. Pemberian judul bisa saja sama persis dengan tema. Di dalam pembuatan judul ada beberapa yang harus diperhatikan : 1. Judul harus berhubungan dengan teks 10



2. Judul harus menarik para pendengar atau pembaca.Judul harus memakai kata-kata yang bisa membangkitkan perhatian atau rasa ingin tahu. Agar menarik maka judul harus sesuai dengan situasi dan kebutuhan hidup. Contoh judul yang menarik : a. “Dicoba untuk dipercaya”, b. “Doa yang mengubah dunia”, Contoh judul yang kurang menarik : c. “Elia ditepi sungai Kerit”, d. “Doa syafaat atau Doa dan Puasa 3. Judul harus sesuai dengan martabat mimbar. Walaupun kita ingin membuat judul yang menarik, namun kita harus tetap memberi penghargaan dan penghormatan terhadap Firman Allah. Contoh judul yang tidak tepat untuk kotbah : a. “Kaum Hippie dan rok mini”, b. “Cinta segitiga”. 4. Pada umumnya judul harus singkat. 5. Judul boleh diungkapkan dalam bentuk penegasan,pertanyaan ,seruan atau sebuah ungkapan yang diikiuti sebuah pertanyaan B. Pendahuluan Pendahuluan adalah proses dimana pengkotbah berusaha mempersiapkan pikiran dan mendapatkan perhatian para pendengar terhadap berita yang hendak dikotbahkan. Pendahuluan itu penting untuk memperoleh perhatian, minat dan rasa ingin tahu dari jemaat dari awal kotbah. 1. Maksud dan tujuan dari pendahulun a. Untuk mendapatkan simpatik dari pendengar Kepribadian kitalah yang menentukan apakah perkataan kita akan diterima atau tidak. b. Untuk membangkitkan minat terhadap temanya Harus dikemas sedemikian rupa dalam bentuk berita yang menimbulkan rasa tertarik sehingga pendengar menaruh perhatian yang sungguh-sungguh. 2. Hal-hal yang diperhatikan dalam pendahuluan a. Dalam pengungkapan pendahuluan harus singkat. Kita harus berbicara singkat dan jangan berlarut -larut , harus meniadakan hal-hal yang tidak penting seperti permintaan maaf yang tidak perlu, menceritakan persiapan kotbah yang dadakan karena harus menggantikan orang lain, ucapan selamat yang panjang, memperkenalkan diri terlalu panjang dll. b. Pendahuluan harus menarik. Apabila kalimat-kalimat pembukanya terdiri atas halhal sepele yang membosankan,konyol atau tidak relevan, kemungkinan dari awal sudah tidak ada yang menaruh minat terhadap kotbahnya Jadi disini kita harus membangkitkan rasa ingin tahu atau membangkitkan perhatiannya. Misalnya dengan menyebutkan judul kotbah dan alasan mengapa kita memilih judul ini atau tema ini, atau menceritakan hubungan tema ini dengan situasi-situasi hidup yang menyentuh kehidupan, pemikiran,problem, kebutuhan c. Pendahuluan harus menuntun kepada tujuan/sasaran utama kotbah.Pendahuluan harus diarahkan langsung pada tujuan kotbah, maka pernyataan -pernyataan 11



pendahuluan harus terdiri dari serangkaian ide secara bertahap memuncak kepada tujuan utam yang akan diuraikan. Contoh : Judul : Senjata rahasia Allah Teks : Kej 18:17-33, 19:27-29 Pendahuluan : 1) Penemuan rahasia atom dan kuasa yang diperoleh manusia untuk mengerjakan kebinasaan dengannya 2) Rahasia yang dikaruniakan Allah kepada anak-anakNya adalah suatu kuasa yang lebih besar dari bom nuklir manapun. Senjata-senjat nuklir bersifat merusak, tetapi senjata rahasia yang ditempatkan Allah dalam tangan orang beriman bersifat membangun dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang berguna bagi kepentingan manusia Proposisi : Doa syafaat umatNya mampu menyelamatkan orang lain. Kerangka : 1) Kebenaran tentang senjata rahasia Allah yaitu Doa syafaat 2) Allah mencari orang yang mau berdoa bagi orang lain 3) Allah mendengarkan doa syafaat kita 4) Allah menjawab doa syafaat kita Penutup : Mengulang secara singkat apa yang menjadi kotbah kita, atau memotivasi atau menantang sipendengar untuk ambil bagian dalam berdoa syafaat. C. Proposisi Proposisi adalah suatu pernyataan sederhana mengenai pokok yang dikemukakan pengkotbah untuk didiskusikan, diperluas, dibuktikan,atau dijelaskan dalam kotbahnya. Proposisi ini sangat penting di dalam kotbah karena 1. Proposisi adalah pondasi seluruh struktur kotbah Sebagaimana sebuah rumah harus dibangun dengan pondasi yang benar, oleh sebab itu setiap kata dalam proposisi harus dirumuskan dengan hati-hati agar dapat menyatakan pikiran utama dengan tepat. 2. Proposisi menunjukan dengan jelas arahan kotbah Proposisi yang baik berguna untuk mengarahkan pengkotbah dan pendengar untuk mengerti apa yang dikotbahkan. Proses pembuatan proposisi adalah tugas pengkotbah yang paling sulit. Ada beberapa kata tanya yang biasa digunakan untuk memperoleh pikiran utama yaitu, siapa,apa,mengapa,bagaimana,bilamana,dan dimana terhadap teks tersebut. Dibawah ini adalah cara untuk menolong dalam pembuatan proposisi 1. Penelitian exegetika (penjelasan kritis) lengkap tentang teks diperlukan pelengkap seperti buku tafsiran, konkordasi,peta alkitab dll 2. Temukan satu kebenaran utama dalam teks. Pada tahap ini pengkotbah perlu berdoa dan bersandar kepada Roh Kudus untuk mendapatkan kebenaran yang dikehendaki Tuhan untuk jemaatNya. 3. Perumusan pikiran utama/ tema



12



Setelah melakukan penelitian teks maka harus dirumuskan dalam satu pikiran pokok dan beberapa pelengkap yang mendukung dan menjelaskan kepada pikiran pokok. Buatlah proposisi dalam sebuah kalimat yang ringkas, tegas dan jelas yang mengungkapkan satu pikiran utama dan menyatakan sesuatu kebenaran yang penting. Biasanya proposisi selalu dihubungkan dengan kerangka kotbah oleh satu pertanyaan yang diikuti oleh satu kalimat peralihan. Contoh : Judul : Hidup yang berkemenangan (teks Flp 1:12-21) Pendahuluan : Sebuah kejuaraan dunia sepak bola sedang marak saat ini. Masingmasing negara mengirimkan wakilnya untuk bertanding dan tujuan dari tiap team sepak bola dalah meraih kemenangan dalam pertandingan tsb. Kehidupan di dunia ini adalah suatu pertandingan yang harus dimenangkan oleh setiap kita Proposisi : Orang Kristen dapat hidup berkemenangan di dalam Kristus Kalimat tanya : Mengapa kemenangan ini menjadi sangat penting ? Kalimat peralihan : Kita akan belajar mengapa Rasul Paulus dapat berkemenangan dalam menghadapi berbagai kesulitan Kerangka : a. Dalam menghadapi kemalangan seperti Paulus b. Dalam menghadapi perlawanan seperti Paulus c. Dalam menghadapi kematian seperti Paulus Penutup : Hanya Yesus yang mampu memberikan kekuatan untuk hidup dalam kemenangan untuk itu tantang agar jemaat selalu bersandar pada kristus dalam segala kehidupannya.



D. Kerangka kotbah Kerangka kotbah harus disusun secara logika dan kronologis (teratur). Hal -hal yang harus diperhatikan dalam membuat kerangka kotbah 1. Harus disusun bergerak maju secara bertahap dan tiap bagian harus berbeda satu sama lain, tidak boleh saling tumpang tindih. 2. Bagian-bagiannya harus membantu kejelasan dan kesatuan pikiran utama sehingga pengkotbah dengan mudah menguraikan secara baik dan terarur. 3. Buatlah bagian-bagiannya mudah diingat pengkotbah sehingga pengkotbah dapat berkotbah sambil melihat jemaat dan tidak selalu melihat catatan. 4. Kerangka utama harus mengacu pada proposisi atau sasaran tema dengan setiap bagian kerangka mendukung dalam pengembangan dan uraiannya 13



Di dalam kerangka utama dapat ditambahkan bagian pelengkap untuk mengembangkan kerangka utama dengan menambahkan sesuatu yang harus menopang dan memperkuat kerangka utama seperti menyodorkan bukti-bukti, kesaksian, atau ilustrasi. Namun dibagian pelengkap ini harus dipilih yang hubungannya sejajar dengan kerangka utama dan harus dibatasi jumlahnya. Kotbah yang monoton dari teks biasanya juga kurang menarik, maka kita harus memberikan pelengkap seperti ilustrasi,kesaksian,bukti-bukti, dll. Kadang-kadang kita menggunakan ilustrasi ini bertujuan 1. Memberi kejelasan pada kotbah 2. Membuat kotbah lebih menarik 3. Membuat kebenaran itu hidup Dalam bagian pelengkap, tetap kita harus memperhatikan hal-hal berikut 1. Ilustrasi/kesaksian yang diambil harus memberi kejelasan pada kotbah 2. Gunakan Ilustrasi/kesaksian yang tepat dan jelas 3. Gunakan ilustrasi/kesaksian yang dapat dipercaya 4. Gunakan ilustrasi/kesaksian yang singkat 5. Jangan memakai ilustrasi/kesaksian sebagai dasar kebenaran kotbah . 6. Jangan memaksakan ilustarsi/kesaksian yang tidak relevan untuk mendukung kebenaran. V. PENUTUP Di dalam penutupan kotbah, Ulangi kembali hal-hal penting untuk diingat pendengar atau ringkaskan kotbah anda yang menjadi sasarannya. Lakukan tantangan untuk jemaat mengambil keputusan di dalam perubahan hidup., jangan biarkan pendengar mengambil keputusan sendiri tanpa anda memberikan tawaran untuk memberi keputusan saat ini. Tawarkan hari ini jangan biarkan jemaat menunda- nunda keputusan yang baik.



PENUNJANG KEBERHASILAN KOTBAH A. Kepribadian pengkotbah 1. Dari hasil pengamatan, pembicara di depan umum keberhasilannya dipengaruhi oleh a. 50% Pokok pembicaraan b. 20% Pendekatan psikologis c. 20% Mengkomunikasikan dengan baik d. 10% Kepribadian dari pembicara. Walaupun hanya 10% dapat membuat keberhasilan dalam kotbah tidak maksimal. 2. Untuk itu ada beberapa tuntunan sederhana untuk pengkotbah: a. Jadilah sebagaimana diri anda sendiri. Berhubungan dengan kepercayaan diri yang wajar dan rasa penerimaan diri sendiri yang baik 14



b. Jangan ingin meniru seperti orang lain tetapi kita dapat belajar dari orang lain. Beritakanlah apa yang Allah ajarkan kepadamu, bukan apa yang orang lain ajarkan tentang Allah c. Jujurlah terhadap diri sendiri, jangan membohongi diri sendiri d. Jadilah bejana yang bersih e. Lakukan dengan sepenuh hati B. Perlengkapan bagi pengkotbah Pengkotbah harus mempunyai perlengkapan di dalam berkotbah diantaranya 1. Visi (Konsep dari sasaran yang hendak dicapai) Setiap apa yang dikotbahkan harus memiliki sasaran dan tujuan, untuk itu visi cukup penting. 2. Perbendaharaan kata.Komunikasikan kotbah anda di dalam kata-kata yang baik dan dapat dimengerti oleh semua kalangan. Jangan banyak memakai istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh orang-orang yang tidak mengecap pendidikan akademis. Jika anda harus memakainya maka anda harus menjelaskannya. 3. Suara. Suara pengkotbah harus jelas didengar oleh pendengar. Dalam berkotbah anda harus belajar memberi penekanan keras atau pelan suara dimana itu menjadi hal yang penting. Jangan biarkan suara anda terlalu cepat tanpa ada jeda ataupun suara yang lembut dan datar sehingga terdengar sayup-sayup tetapi aturlah sedemikian rupa agar emosi dari pendengar dipengaruhi oleh kotbah anda. 4. Pengurapan Allah. Hal ini penting agar kotbah anda menjadi hidup, berbekas di dalam hati pendengar dan memiliki daya dorong untuk pendengar melakukannya. Oleh sebab itu dalam mempersiapkan kotbah anda harus berdoa minta pewahyuan dari Allah (lihat pelajaran membangun dalam roh) 5. Pengalaman Pribadi. Pengalaman pribadi dengan Tuhan itu akan membuat kotbah anda menjadi sangat hidup dan nyata Semakin banyak anda memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan semakin baik. 6. Memiliki kekayaan di dalam pengetahuan, bahan-bahan dan pengamatan terhadap lingkungan Inipun sangat membantu anda untuk berkobah lebih menarik, bervariasi, dan dinamis.



C. Tip dan trik agar kotbah anda tak berhasil Dibawah ini kita akan menyodorkan beberapa hal yang dapat membuat kotbah anda gagal. 1. Jadikan popularitas anda sendiri sebagai motivasi utama, kotbahkan yang sesuai dengan maksud tersebut yaitu agar jemaat senang pada anda, jangan pertobatkan jiwajiwa 2. Hindari kotbah yang dapat menyinggung hati mereka yang berpikiran duniawi, kotbahkan yang enak-enak saja agar jemaat betah di gereja. 3. Jangan buat penekanan-penekanan yang jelas tentang dosa, supaya tidak menggangu hati nurani pendengar. 4. Hindarkan semua semangat yang menyala-nyala dan kesungguhan dalam penyampaian kotbah anda. Jangan berikan kesan bahwa anda benar-benar percaya pada apa yang anda katakan. 5. Sapalah dan gugahlah emosi pendengar dan janganlan hati nurani mereka 15



6. Berhati-hatilah ! Jangan sampai anda menyaksikan pengalaman pribadi anda mengenai kuasa Tuhan. Biarkan pendengar tidak memiliki keyakinan bahwa anda memiliki sesuatu yang dibutuhkan. 7. Celalah dosa secara umum saja seperti jangan membunuh, jangan mencuri, tetapi jangan sebut dosa secara spesifik. 8. Hindarikan semua ilustrasi, pengulangan kalimat-kalimat empati yang dapat memaksa jemaat tergugah dan kuatir akan keadaan jiwa mereka. 9. Jangan buat kesan bahwa Allah ingin jemaat berubah untuk mengambil keputusan untuk bertobat. Biarkan jemaat memiliki kesan untuk dapat menunda pertobatan. 10. Berlama-lamalah berkotbah tentang ketidakmampuan kita untuk taat, berikan kesan agar Allah sendiri turun untuk mengubah karakter jemaat. 11. Kotbahkan tentang hal-hal umum yang tidak membawa perubahan hidup seperti kekudusan Allah, hukuman bagi yang hidup dalam dosa , yang dapat membuat kegentaran orang berdosa.. 12. Kotbahkan tentang injil adalah anugrah Allah, tetapi abaikan kotbah tentang penghukuman bagi orang yang tetap hidup didalam dosa. D. Kehidupan seorang pengkotbah Seorang pengkotbah harus memiliki pola didalam kehidupannya yaitu 1. Memiliki kehidupan pribadi dengan Tuhan 2. Suka mempelajari Firman Tuhan dari Alkitab, buku-buku rohani. 3. Memiliki buku catatan untuk mancatat setiap kebenaran 4. Selalu hidup dalam kebenaran dan selalu memperhadapkan dirinya pada kebenararan Firman Tuhan



E. Gambaran untuk berkotbah Gambaran untuk seseorang berkotbah adalah “ prinsip sebuah pohon”. Apabila kita melihat sebuah pohon maka kita akan mendapat bagian-bagian dari sebuah pohon yaitu 1. Akar Sebagai penopang yang membuat pohon itu kokoh. Kotbahpun harus memberikan dasar kebenaran yang kuat sebagai peletakan dasar kepada jemaat. Jangan berbicara suatu pernyataan tanpa memberitahukan alasan yang tepat. Contoh berbicara tidak boleh nonton televisi karena itu duniawi. Tanpa kita bijaksana untuk menjelaskannya dengan tepat. Hal itu akan membuat jemaat merasa bingung dan salah presepsi. 2. Batang besar dan cabang -cabang Dalam berkotbah kita harus mengambil cabang-cabang yang dekat dengan batang pokok. Jangan ambil cabang-cabang yang terlalu jauh dari batang pokok agar cepat mencapai puncak dari pohon tersebut. 16



3. Puncak dari Pohon Tempat tertinggi dari sebuah pohon. Kotbah kita harus mencapai sasaran yang menjadi klimaks di dalam berkotbah.



BAGAIMANA BERKHOTBAH YANG EFFEKTIF Memberitakan Firman Tuhan adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran Ilahi melalui kepribadian manusia, sehingga seorang pemberita Firman pada intinya adalah seorang komunikator. Pengkhotbah menerima kebenaran Allah dan menerima karunia pengetahuan dari Allah, pengkhotbah mengkomunikasikannya secara efektif kepada pendengarnya dan Allah menyiapkan pendengar menikmati firman Nya. Sehingga khotbah yang effektif dari seorang pemberita firman harus memahami beberapa hal yang penting yakni: 1. Melibatkan Allah. Percayalah bahwa firman yang kita taburkan berasal dari Allah sehingga seorang pemberita Firman harus melibatkan Allah. Pemberita Firman harus berdiam diri di hadirat Tuhan, dan mendengarkan suara Tuhan artinya bukan mendengarkan suara hatinya. Setiap berita Firman yang berharga, berasal dari hati dan pikiran Tuhan, yaitu sumber segala kebenaran. Seorang pemberita Firman harus dengan tekun menyelidiki dan menerima pikiran pikiran dan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang dikaruniakan Allah bagi orang 17



yang dengan tekun mencari Dia. Kebenaran Ilahi akan turun di dalam roh pemberita Firman. Tetapi kita juga tidak seharusnya hanya tekun semata-mata hanya untuk "mendapatkan bahan khotbah", tetapi kita sudah selayaknya memberikan diri terus menerus diperiksa dan ditilik oleh Tuhan, dengan terburu-buru untuk mendapatkan bahan khotbah esok hari adalah sebuah sikap yang salah, sehingga mustahil kebenaran Allah dapat kita terima dan pahami, seyogianyalah kita menyediakan waktu tertentu secara tekun rutin tiap hari dan biarkanlah kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu, sebelum kita membagikan pada orang lain. 2. Pelajari Alkitab Sebelum membuka dan mempelajari Alkitab berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam FirmanNya. Bukalah Alkitab dan bacalah seolah dihadapan hadiratNya. Mulailah membaca dari ayat yang sebelumnya secara lengkap karena hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh dan konsisten, jangan membaca hanya dengan mengambil ayat disana-sini serta mengabaikan maksud keseluruhan Alkitab. Dengan cara ini kita tidak terjebak dalam pengertian Alkitab yang keliru. 3. Sediakan Sebuah Catatan Sangatlah penting untuk membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang datang pada saat kita belajar dan bersaat teduh, karena kita sangat mungkin dapat dengan mudah cepat lupa kebenaran- kebenaran yang sangat indah, jika tidak secepatnya mencatat dan menuangkan pikiran-pikiran ide selagi masih segar dalam ingatan kita. Berlatihlah menulis setiap kali datang pemikiran-pemikiran penting disaat kita sedang membaca firman. Bila ada satu tema muncul dalam ingatan kita, kembangkan terus tema itu sejauh kemampuan kita dan catatlah segala sesuatu yang dapat kita tuangkan ke dalam tema itu. Maka dengan cara demikian suatu bahan khotbah dapat dengan cepat dikembangkan dengan baik, apalagi jika dibantu dengan alat yang ada saat ini seperti komputer yang dilengkapi dengan software Alkitab, software Ensiklopedia, software kamus sehingga waktu membuka buka buku seperti konkordansi tidak diperlukan karena sudah dapat dipermudah dengan komputer. Bacalah catatan-catatan itu seluruhnya sekali waktu dan jika ada isi catatan yang berkembang di dalam hati kita segeralah catat. Secara pribadi kita akan merasakan dan mengalami bahwa beberapa dari tema-tema itu akan memenuhi pikiran kita selama berminggu-minggu, secara terus-menerus dan berkembang bila kita merenungkannya dan melakukannya dalam kehidupan pribadi kita yang nyata. Jangan mempercayakan kebenaran itu pada ingatan kita saja, ingatan yang paling kuat sekalipun harus di dukung oleh catatan, apalagi kita sudah tidak muda lagi untuk mengingat ingat itu semua. 4. Persiapkan hatimu untuk memberitakan Firman Berusahalah untuk menghindari sikap hanya mencari: “apa yang Tuhan katakan untuk saya khotbahkan pada hari Rabu malam” maksudnya jangan hanya ingin mencari peluru rohani supaya dapat ditembakkan ke orang lain. Kenalilah kebutuhan pokok hati kita terlebih dahulu dan biarkan Tuhan berurusan dengan hati kita melalui Firman dan RohNya dan 18



mencuci dan membersihkan kita terlebih dahulu. Menurut literatur, salah satu cara memberitakan firman yang paling baik dan effektif adalah membagikan apa yang sudah kita hayati sendiri, bagaimana Tuhan memberi makan jiwa kita yang lapar dan haus, jadi jangan kita kena jebakan sangat bersungguh-sungguh mencari makanan bagi jemaat padahal kesehatan rohani kita sendiri terabaikan. KESALAHAN PENGKHOTBAH YANG SERING TERJADI Kesalahan umum yang cenderung dilakukan pemberita Firman dalam mempersiapkan khotbahnya adalah: 1. Anggapan bahwa: "Tidak Perlu Persiapan yang Serius" Ide yang salah jika menganggap bahwa persiapan itu tidak perlu dilakukan dengan sungguh sungguh dan serius hal itu bisa terjadi ketika pemberita Firman mempunyai pikiran bahwa berkhotbah tidak memerlukan banyak persiapan yang penting iman yang teguh, lalu bediri begitu saja didepan jemaat dan berpandangan bahwa iman sesungguhnya tidak begitu memerlukan persiapan pikiran, dan dia percaya bahwa Tuhan akan memimpin dan mengilhamkan kata-kata untuk dikhotbahkan. Ayat kitab suci favorit bagi orang-orang semacam ini adalah Mazmur 81:1 "... bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh". Konteks Mazmur secara keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya dengan pemberitaan Firman sama sekali. Kecenderungan untuk mengabaikan persiapan serius dapat dikatakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan bersikap kurang matang. Pemberita Firman tipe ini biasanya suka berbicara omong kosong tidak berbobot. Memang tidak disangkal ada pengalaman berkhotbah yang cukup panjang dari beberapa rekan sepelayanan kita sebagai pemberita Firman namun harus tetap disediakan waktu yang cukup dan kesungguhan yang tinggi untuk sebuah persiapan dalam mencari ide menggali inspirasi dan menerima kehendak Tuhan, 2. Anggapan bahwa: "Saya bisa dan biasa berkhotbah “ Kesalahan yang kedua ini juga hampir seekstrim yang pertama adalah kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada kemampuan diri sendiri. Di sini ketergantungan pada Roh Kudus dia abaikan atau kadang tidak ada sama sekali. Hal ini mungkin terjadi karena ada rasa percaya diri yang berlebih baik karena dari latar belakang pendidikan yang dimiliki baik karena pengalaman panjang sering berkhotbah beberapa kali dalam satu minggu, sehingga menaruh kemampuan pada diri sendiri. Pengalaman semacam itu memang bisa menghasilkan cara berbicara yang lancar dengan menambahkan kata sambung atau kata yang berulang tidak pada tempatnya dan sehingga seolah-olah meyakinkan tetapi khotbahnya kering dan tandus tidak membangun jemaat sama sekali, dan bisa dijadikan bahanolok-olokan oleh jemaat sendiri. Jadi bagaimanapun juga, hanya urapan Roh Kudus dalam berita yang disampaikan yang dapat melayani orang-orang dengan kehidupan dari Tuhan, jadi pemberitaan Firman yang efektif membutuhkan aspek ke Ilahian dan kemanusiaan dan Tuhan pasti memberkati dan mengurapi bahan-bahan pemikiran yang telah didoakan secara tekun dan yang telah dipertimbangkan masak-masak. Biarlah persiapan kita diisi oleh persiapan yang sudah 19



dipikirkan matang-matang dan disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan kita akan melakukan yang terbaik dan semampu mungkin, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan kita ada pada Tuhan, bukan pada diri kita sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan memberkati dan mengurapi Firman yang kita sampaikan.



METODE PERSIAPAN KHOTBAH 1. Tipe Khotbah yang Tertulis Khotbah yang tertulis adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama. Metode ini memerlukan catatan yang lengkap. Seluruh isi khotbah ditulis secara lengkap sebelum dikhotbahkan. Pengkhotbah tahu persis apa yang harus dia katakan dan bagaimana cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis lengkap seluruhnya. Cara seperti ini memberi perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu bagaimana susunan kalimatnya, kata-kata yang tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang direncanakan ada pada khotbah dan sudah dipertimbangkan secara mendetail. 12 Metode ini memiliki kebaikan dan kelemahannya. Kebaikannya adalah bahwa seluruh bahan khotbah sudah dikerjakan dengan sedemikian mendetail dan dengan sangat teliti. Karena itu setiap area kebenaran yang disampaikan akan relevan dan mempunyai alasan cukup. Tidak ada informasi yang tertinggal sedikitpun. Dapat dipastikan bahwa gaya persiapan penyusunan khotbah seperti ini setiap pokok bahasannya mendapatkan penanganan yang lengkap dan menyeluruh. Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata 20



tidak menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang dipersiapkan dan disampaikan mentah mentah seperti ini bisa menjadi khotbah yang membosankan dan pendengarnya mengantuk. 2. Tipe Catatan Kerangka Ini adalah metode yang paling sering digunakan. Catatan dibuat sesingkat mungkin, menyediakan garis-garis besar yang cukup dari khotbah itu untuk membangkitkan memori dari pengkhotbah. Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita khotbah. Artinya, catatan-catatan tersebut adalah tulang-tulang yang dapat memberi bentuk dan susunan dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi pengkhotbah itu berbicara, ia menaruh "daging" pada “tulang-tulang” catatan itu dan "tubuh" pada khotbahnya. Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang dibacanya dari catatan kerangka tersebut. Metode ini memberi kesempatan kepada pengkhotbah untuk bergerak lebih leluasa. Si pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan catatannya. Dia akan lebih terbuka untuk menerima ide ilham yang sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah. Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan mampu memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang telah dipikirkan masak-masak atas subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian penyampaian Firman tidak membosankan untuk didengarkan. 3. Khotbah yang Tidak Direncanakan Gaya pemberitaan Firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat penyampaiannya tidak disertai catatan apapun. Pokok bahasan sudah dipikirkan masak-masak serta hati-hati sebelum disampaikan, hati dan pikiran si pembawa Firman dipenuhi oleh aspek-aspek vital dari pesan firman yang akan disampaikannya. Gaya semacam ini sering diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak ilham. Khotbah penginjilan dapat disampaikan dengan lebih efektif lewat cara ini. Firman yang dibawakan mengalir dari hati dan sering diikuti emosi yang cukup kuat. Penyampaian firman semacam ini biasanya menarik dan berpengaruh bila disampaikan oleh pengkhotbah yang ahli dan berpengalaman. Khotbah semacam ini sekaligus menggetar kan emosi dan membuka pikiran pendengar. Ada dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama, khotbah semacam ini sering kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran pendengarnya tidak terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat disampaikan dengan luapan emosi yang berlebihan, hingga tidak masuk akal juga tidak memberi keyakinan. 4. Kesimpulan Metode Khotbah. Kita dapat memakai metode yang manapun ataupun dapat mengkombinasikannya. Banyak yang menyarankan pemakaian catatan tipe kerangka dikombinasi dengan hal- hal yang baik yang ada pada dua metode yang lainnya. Jadi catatan yang dibuat tidaklah sedemikian lengkap dan berat agar si pemberita firman tidak terikat lekat pada catatan itu. 21



Ada kesempatan bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi masuknya ilham yang segar walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia sedang berkhotbah.Namun di samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur dihadapannya dan ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara acak acakan mengenai konsep konsep yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lainnya. Membiasakan diri membuat catatan tipe kerangka akan sangat menolong khususnya ketika kita berdiri untuk berkhotbah. Cara ini akan membantu melatih pikiran kita untuk memiliki pola pemikiran yang teratur, serta membantu melancarkan pesan yang kita bawakan, menjadikannya lebih mudah untuk didengar. Bagi saya pribadi yang kategori jarang dan baru mulai berkhotbah merasa nyaman dengan menulis seluruh materi khotbah secara lengkap jadi tipe khotbah yang tertulis. Tetapi ketika materi khotbah sudah saya renungkan serta selidiki dan saya merasa sudah matang, saya hapus teksnya isinya sehingga tinggal kerangkanya hal ini mudah dilakukan karena saya tulis dengan komputer dan saya print kerangkanya dan saya selipkan didalam Alkitab saya. Saya akan khotbahnyberusaha berkhotbah tanpa teks hanya bila perlu sekali saya dapat melihat kerangka khotbah atau catatan khusus atau ayat Alkitab yang perlu dibacakan.



CARA BERKHOTBAH Berkhotbah yang efektif bergantung pada dua hal yaitu apa yang akan kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya. Apa yang akan kita katakan sudah kita bicarakan dibagian I didepan walaupun begitu semua yang disebutkan tadi tidak layak disampaikan jika tidak menyentuh dan berhubungan dengan kehidupan. Demikian pula jika kita tidak punya kemahiran dalam menyampaikannya serta menjelaskannya kepada jemaat maka khotbah tidak akan bertahan hidup dalam hati jemaat. Dalam bagian cara berkhotbah ini referensi banyak diambil dari literatur cara berbicara didepan umum atau berpidato. Seorang ahli merinci bahwa komunikasi tidak hanya verbal saja tetapi juga non verbal, dan penyampaian effektif hanya 7% berpengaruh melalui pesan pembicara lewat kata kata, 38% timbul dari suaranya dan 55% dari ekspresi termasuk ekspresi wajahnya. Oleh karena itu disamping unsur materi khotbah unsur penting lainnya adalah suara, gerak tubuh, bahasa, penampilan serta kepribadian. Ketika kita menyapa jemaat ada tiga jaringan komunikasi berbeda yang bersamaan kita lakukan yaitu kata yang kita sampaikan, intonasi suara kita, dan gerak tubuh ekspresi wajah kita. Ada beberapa hal yang ingin kita soroti yaitu tentang suara yang muncul sebagai unsur paling jelas dan menentukan serta gerak tubuh kita. Hal lain adalah 22



kepribadiaan pemberita Firman karena aspek kepribadian pemberita Firman sangat penting agar jemaat tidak menolak sebelum mereka mendengar tapi mau mendengarkan kita. SUARA. Suara seorang pembicara menekankan apa yang ingin disampaikannya dengan beberapa cara yaitu : variasi titi nada , penekanan, tempo dan jeda dll. Berikut ini beberapa prinsip penggunaan suara yang harus disadari oleh pembicara yang berbicara di depan umum: 1. Titinada Titinada adalah perpindahan suara dengan tingkat nada yang berbeda dan nada bervariasi, kadang disebut melodi. Jika seseorang bertanya maka titinada berubah cepat dari titinada rendah ke titinada tinggi, contoh : “Apakah saudara percaya ada neraka?” titnada meninggi berarti sedang mengajukan pertanyaan Titinada yang monoton berdengung membosankan seperti bunyi piano pada nada yang sama ditekan terus menerus oleh anak kecil. Kegagalan mengontrol titinada secara efektif merupakan kegagalan berbicara dimuka umum. Banyak humor yang harus menggunakan variasi titinada jika tidak akan menjadi tidak lucu. 2. Penekanan Variasi kekerasan suara bisa berguna baik untuk: penekanan ataupun menarik perhatian. Mengubah suara menjadi semacam bisikan dapat menempatkan suatu ide seperti huruf miring dalam tulisan yang sama efektifnya dengan suara teriakan yang keras. Kebanyakan pembicara memakai satu tingkat kekerasan suara. Jika dimanfaatkan variasi kekuatan suara dapat mempertinggi penyampaiannya. 3. Tempo Berbicara Beberapa orang cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama. Hal ini juga dapat membosankan. Saat kita berbicara usahakan kecepatannya tidak sama. Hendaknya khotbah kita disampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga mudah ditangkap maksudnya. Bagaimana pun juga dari waktu ke waktu kita harus mempercepat atau memperlambat pengucapan untukmemberi variasi dan memberi penekanan pada khotbah kita. Cobalah baca II Sam. 18 :33 b dengan keecepatan rata sama : "Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!" Lalu ucapkan kata itu dengan sangat perlahan. Lalu ucapkan dengan : Lima kata pertama secara cepat dengan perasaan dan kalimat berikutnya dengan tempo lambat. Ternyata variasi kecepatan berbicara mengkomunikasikan makna dan emosi yang berbeda. Ketika kita tiba pada pernyataan kunci ataupun poin utama maka kita sampaikan dengan lambat sehingga ada waktu pendengar untuk menangkap maksud pernyataan, dan kalimat itu menjadi menonjol karena tempo pengucapannya khusus. 4. Jeda



23



Jeda lebih kepada berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi pendengar suatu kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan, dan merespons. Dalam tulisan dapat berfungsi sebagai tanda baca. Kata atau frasa pertama yang diucapkan setelah jeda akan tampil menonjol dari apa yang mendahuluinya. Bahkan untuk penekanan yang lebih kuat kita dapat berhenti sejenak setelah kata itu diucapkan. Jeda yang diucapkan sebelum klimaks cerita akan menambah ketegangan. Jeda yang dramatis ini ditampilkan pembicara untuk emosi yang mendalam dan jeda ini dapat lebih efektif daripada kata kata. Tetapi hati hati jeda yang tidak digerakan oleh pikiran atau perasaan dapat membingungkan pendengar sama dengan tulisan yang dipasang tanda baca yang sembarangan. Banyak pembicara yang takut dengan diam karena dia tidak punya kontrol diri yang cukup untuk diam sebentar. Ada ketakutan dikira pendengar dia lupa mengatakan apa yang mau dikatakan, sehingga dia berbicara dengan aliran kata yang tiada henti. Lebih parah lagi karena ketakutan jeda dia mengambil kata kata yang tidak ada maknanya seperti e, m, anu, ah, uh, Amin, Puji Tuhan atau mengulang kata sambung yang tidak tepat penggunannya. Semuanya dipakai untuk menghindari jeda yang dditakutinya dan dapat menjauhkan perhatian pendengar kepada ide yang disampaikan. Meskipun kita jeda teruskan memandang pendengar dengan sungguh sungguh, tetapi jangan terlalu panjang karena kebisuan panjang dapat mempengaruhi perhatian pendengar terhadap jeda itu sendiri. 5. Artikulasi Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas. Seorang pembicara yang baik akan memberikan penekanan dalam berbicara dan akan memberi arti yang jelas dan akan mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat baik. Setiap pembawa firman harus sampai pada tahap mahir dalam hal ini sehingga jemaat dapat dengan mudah mendengarnya. Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu sampai memaksakan diri hingga terasa tegang; seharusnya itu merupakan suatu kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari, berlatihlah berbicara dengan jelas. 6. Volume Suara Volume suara merupakan faktor penting lainnya. Memberi variasi pada volume suara dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang kita ingin tekankan. Sebagian khotbah kita hendaknya disampaikan dengan volume suara seperti orang yang sedang bercakap-cakap. Hal ini untuk memastikan bahwa suara kita cukup keras untuk didengar oleh semuanya, walaupun tidak terlalu keras sehingga memekakkan telinga jemaat kita. Beberapa pelayan firman merasa penting untuk berkhotbah sangat keras maksudnya agar jemaat mendengar jelas tetapi kalau tingkatannya sudah tidak nyaman ditelinga sebaiknya hal ini dihindari. Bila semua khotbah kita disampaikan dengan suara yang keras, akan menyulitkan pemberian penekanan pada bagian yang paling penting. Jadi perlu kadang-kadang kita menurunkan suara kita, untuk dapat memberi penekanan khusus. Maka jemaat pendengar kita akan memberi perhatian khusus saat kita menurunkan suara kita. Mereka akan berusaha untuk memperhatikan setiap kata yang akan kita ucapkan. GERAK TUBUH.



24



1. Gerak tubuh sebagai Bahasa Non Verbal harus sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Bahasa non verbal memiliki peranan penting dalam komunikasi khususnya untuk menyatakan sikap dan emosi. Ketika kita mau meminta sesuatu permintaan yang tegas dengan mengatakan “Hal ini penting!” namun jika suara kita keluar datar saja dan tanpa akspresi dan tubuh kita berdiri lemah maka jemaat tidak akan percaya maupun tergugah dengan kata itu bahwa benar itu penting. 2. Penyampaian yang Efektif harus juga dengan Hasrat. Umumnya seseorang biasa berbicara didepan umum hanyamengucapkan kata kata tanpa hasrat hanya berpikir bagaimana menuangkan ide ide dari kepalanya dan keluar dari mulutnya, tetapi seseorang profesional mengucapkan kata kata dengan hasrat yang kuat sehingga apa yang mau disampaikan harus menjadi milik pendengarnya. Jadi pembicara harus mempunyai harapan apa yang pendengar harus mengerti dan hayati, hal ini menambah rangsangan kepada pembicara, sehingga komunikasi menyerupai percakapan yang hidup. 3. Bebaskanlah gerakan tubuh untuk melakukan apa yang dituntut oleh pikiran dan emosi. Jangan rintangi ekspresi ekspresi yang bersifat fisik mengiringi pikiran yang penuh semangat, paling kurang kita membiarkan tubuh kita bergerak seperti dalam percakapan sehari hari, lebih baik lagi kalau tubuh kita bergerak lebih bebas lebih kuat dan lebih mendalam dari pada ekspresi sehari hari. 4. Belajar Berdiri dengan Baik Di setiap kesempatan sepantasnya berdiri menghadap ke hadirin, berdirilah tegak, tepat di atas dua kaki - hal ini membuat cara kita berdiri dengan baik. Berdirilah dengan tegak menghadap jemaat, jangan bersandar pada apapun juga. Bila ada mimbar, gunakan mimbar tersebut untuk meletakkan Alkitab dan catatan, jangan menggunakan untuk bersandar. Dengan berdiri tegak akan membantu bernafas. Juga hal ini akan menimbulkan perasaan tenang dan percaya diri di saat menghadapi jemaat. 5. Belajar Bergerak Secara Wajar Tubuh kita juga dapat menyampaikan suatu pesan sama seperti yang disampaikan melalui suara kita. Adalah penting bagaimana sikap kita saat berbicara. Kunci untuk gerakan yang tepat ialah dengan wajar bergerak dan membiarkan secara alami. Hindarilah gerakan tubuh yang tidak penting. Jika kita hendak menggambarkan sesuatu secara lisan, dapat juga disampaikan ide tersebut dengan tangan kita. Biarlah cara semacam itu berlangsung secara wajar dan spontan. Kita dapat menekankan sebuah poin yang sangat penting dengan tangan, dan biarlah semua gerakan tangan itu sesuai dengan apa yang perlu di tekankan. 6. Pertahankan Kontak Mata dengan Jemaat Kita 25



Mata juga dapat menyampaikan suatu pesan! Mata kita jangan melihat diatas kepala pendengar. Lihat langsung ke arah orang yang kita tuju. Biarkan pandangan kita menjelajahi seluruh jemaat, maka setiap orang/jemaat akan juga merasakan bahwa kita sedang berbicara kepada mereka. Dengan demikian akan ada hubungan dan kontak yang baik dengan jemaat. 7. Ingat Bahwa Ekspresi Wajah Juga Penting! Ekspresi di wajah kita juga dapat menyampaikan suatu pesan. Hindarilah ekspresi wajah yang `keras' bila tidak sedang menyampaikan poin tertentu. Tetapi biarkan ekspresi wajah kita wajar serta sesuai dengan tema dan topik yang sedang disampaikan. Bergembiralah dan penuh percaya diri, bila pokok topik yang disampaikan bukan masalah yang sedih atau serius. 8. Perbendaharaan Kata Perbendaharaan kata seorang pembawa firman merupakan rangkaian beberapa kata yang dia ketahui dan yang biasa ia gunakan. Tak pelak lagi, kata-kata adalah peralatan seorang pembawa Firman yang digunakannya untuk bekerja memenuhi panggilannya. Makin banyak kata-kata yang kita ketahui dan mengerti, kita dapat makin fasih berkata-kata untuk mengemukakan perasaan kita. Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat bagi seorang seniman. Seorang pembawa firman dapat membuat gambaran yang hidup dengan kata-kata. Saat dia menggambarkan suatu keadaan, jemaatnya mampu melihat apa yang dia gambarkan. Kata-kata sangatlah penting bagi seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. Seorang pembawa Firman tanpa kata-kata bagaikan seorang pedagang tanpa barang dagangan. Sebagai seorang pengkhotbah, kita harus menarik dalam kata-kata. Usahakan banyak membaca, sebab dengan membaca bacaan yang baik dapat memperkaya perbedaharaan kata kita. Setiap kali kita menjumpai sebuah kata yang kita tidak mengerti, selidikilah dan carilah tahu apa artinya. Dan tambahkan kata baru itu pada perbendaharaan kata kita. Mulai gunakan kata tersebut dalam konteks dan penggunaan yang benar. Kembangkan perbendaharaan kata kita, akan makin fasih bila kita melakukannya. Orang akan lebih tertarik mendengarkan kita, bila kita dapat membicarakan topik yang kita bawakan dengan baik. KEPRIBADIAN. Pedoman umum dari sikap kepribadian ini akan kita ringkaskan 1. Jadilah Diri Kita Sendiri Bersikaplah tenang, apa adanya dan tidak dibuat-buat. Salah satu bantuan terpenting dalam berkhotbah adalah bersikap tenang. Ketegangan menyebabkan kegugupan. Saat tegang, pikiran tidak berfungsi dengan baik. Perkataan tidak mengalir lancar. Kegugupan akan mempengaruhi jemaat, dan mereka juga akan merasa tegang. Cara yang terbaik untuk dapat tenang adalah kaitkan kotbah kita dengan Tuhan. Perbuatlah yang terbaik semampu kita dan serahkan hasilnya kepada Tuhan. Jangan sekali-kali menampilkan kepribadian yang lain yang bukan kita. Satu- satunya cara menenangkan diri di atas mimbar adalah menjadi diri sendiri. Bila kita mencoba meniru untuk menjadi pengkhotbah lain, maka kesan tersebut akan 26



ditangkap dan dirasakan oleh pendengar sebagai hal yang kurang wajar/asli dari kepribadian kita. 2. Usahakan Tidak Meniru-niru Orang Lain Tuhan memilih kita sebab Dia ingin memakai kita. Kita memiliki beberapa keistimewaan tersendiri yang hanya kita memilikinya, dan Tuhan memiliki rencana atasnya. Mencoba untuk meniru-niru pengkhotbah terkenal adalah suatu kesalahan. Tidak peduli betapa efektifnya khotbah orang tersebut, bila kita mencoba meniru dia hal itu tidak akan menjadikannya efektif karena belum tentu pas, sama halnya seperti Daud yang mencoba untuk memakai jubah perang Saul, sebab tidak pas untuknya, maka jubahnya tersebut hanya lebih merupakan halangan daripada sebuah pertolongan (lih.: 1 Sam 17:38,39). Bila kita berusaha meniru atau mencontoh seseorang, pendengar akan cepat mengetahuinya. Mereka akan menyadari bahwa khotbah itu tidak murni dan bersungguh- sungguh, dan hanya dapat berkomunikasi secara dangkal saja. Kita tidak akan pernah benar-benar merasa tenang dan tentram, bila kita tidak menjadi diri kita sendiri. Pelayanan kita akan kaku dan seperti dibuatbuat karena itu jadilah diri kita sendiri dan jadilah yang terbaik semampu kita. 3. Jujurlah Pada Diri Sendiri Ketulusan hati dan kejujuran sangatlah penting bagi seorang pengkhotbah. Kita adalah saluran bagi Allah - seorang juru bicara dimana melalui kita Allah berbicara pada umat manusia. Karena itu Ia menghendaki sebuah bejana yang jujur, bebas dari kemunafikan dan tipu muslihat. 4. Jadilah Bejana yang Bersih Ada kemungkinan bahwa pendengar kita memiliki kerohanian yang lebih tinggi dari kita. Jika kehidupan kita berpolusi maka kita akan menjadi polusi bagi pendengar kita. Jika ada kepahitan di dalam diri kita, maka kepahitan itu akan tertular pada pendengar kita. Jika kita membiarkan diri kita dikuasai sikap yang negatif, jemaat kita juga akan bersikap negatif kepada kita. Kita akan memiliki tanggung jawab yang mutlak untuk menjadi seseorang yang Tuhan ingin ciptakan. 5. Bersikaplah Tulus Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidakjujuran. Hal ini akan berarti bahwa penampilan kita sama dengan pribadi kita yang sesungguhnya. Janganlah penampilan kita berbeda dengan pribadi kita. Bersikaplah apa adanya, jujur dan tulus. Banyak pengkhotbah menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka terhadap publik. Mereka menggunakan hal-hal rohani sebagai kedoknya. Hindarilah kemunafikan Tuhan jelas tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti itu bahkan orang-orang akan dengan cepat sekali menyadari kepalsuan itu. 6. Milikilah Rencana dan Sasaran yang Jelas



27



Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila pribadi itu memiliki suatu sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup kita benar-benar didedikasikan untuk menjadi pemberita Firman Tuhan, maka kepribadian kita akan berkembang sampai mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik, yang cocok untuk mengkomunikasikan kebenaran. Dedikasi semacam ini akan mempercepat perkembangan kepribadian kita kedalam bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara Allah. 7. Bersikaplah Sepenuh Hati Tidak ada hal baik yang dapat dicapai oleh orang yang setengah-setengah dalam mengerjakan segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang berharga dapat tercapai tanpa membayar mahal. Serahkan diri kita sepenuh hati kepada tugas membawakan Firman yang luar biasa itu. Biarlah tujuan itu menjadi puncak pikiran kita. Pelajarilah segala sesuatunya sebisa kita dalam mengupas suatu pokok khotbah. Biarlah pokok subyek itu menyerap perhatian dan motivasi kita. Buatlah hal tersebut hal terpenting dalam hidup kita, tetapkanlah untuk segala sesuatu yang layak menerima panggilan tertinggi yang sudah Tuhan percayakan pada kita. PENAMPILAN. 1. Luwes Bersikaplah santai dan jadilah diri kita sendiri. Allah ingin menggunakan kepribadian kita sebagai saluran untuk mengkomunikasikan firmanNya. Karena itulah alasan mengapa Ia memilih dan memanggil kita. Bagaimanapun keadaan kita jangan merasa rendah diri, terimalah diri kitaapa adanya sebab Allah sudah menerima kita. Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi kita sebaik yang kita lakukan!



2. Keaslian Biarlah pesan dan sikap yang kita bawakan merupakan hasil keunikan pribadi kita sendiri. Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lainnya. Dia menikmati perbedaan dan variasi kepribadian di antara kita umat manusia. Gunakan kepribadian unik yang sudah Tuhan berikan pada kita dan biarkanlah Ia mengekspresikan pikiranNya melalui hidup kita dengan jalan yang khusus dan unik seperti yang Dia inginkan. 3. Kesederhanaan Ada sesuatu yang sangat menarik dan menyenangkan mengenai kesederhanaan. Jangan berusaha untuk bersikap rumit dan mendalam. Kita tidak perlu mencari perhatian mereka demi pujian manusia. Kita ada di sana untuk melayani mereka bukan untuk dipuji dan diperhatikan mereka. 4. Sikap yang Menarik



28



Kita yakin bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang pernah dijumpai di dunia ini adalah Yesus Kristus! Yang dimaksud bukan penampilan jasmaniah, daya tarik Kristus tidak berasal dari penampilan jasmaniNya, tetapi sifat dan kepribadianNya yang sangat menawan. ( Yes 53:2) Masyarakat jelata pada zaman Yesus menyambut Dia dengan antusias. Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang melekat pada sebuah magnet. PadaNya ada kemurahan-pengampunan yang indah yang merupakan daya tarik bagiNya dan sangat menawan hati orang banyak. Itulah salah satu sebab banyak orang mengikuti Dia kemanapun Yesus pergi. Roh Kudus dapat memberikan daya tarik yang sama di dalam diri kita. 5. Spontanitas Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada rintangan, lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas berarti segala sesuatu terjadi secara mudah tanpa tekanan atau dipaksakan. Jangan mempertahankan gaya religius yang memberatkan dan tidak wajar. Biarkan gaya komunikatif kita mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan diri kita diikat dan dibatasi. 6. Adaptasi Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi dengan keadaan yang berbeda-beda. Gaya khotbah kita di setiap pertemuan akan berbeda dari yang lainnya. Kita harus dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang ingin Roh Kudus kerjakan. Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai dalam setiap perkumpulan orang-orang percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci terpenting bagi pemenuhan tujuan tersebut. Usahakan untuk tidak terlalu kaku atau ortodoks dalam pendekatan mental kita pada suatu kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran kita fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk selalu menantikan Allah di dalam roh kita. Bukalah roh kita untuk suaraNya sekecil apapun. Roh Kudus mampu menciptakan banyak macam suasana hati di dalam pertemuan-pertemuan. Kadang-kadang mereka bergembira dan bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan hikmat. Kemampuan untuk dapat mengenali keinginan Roh Kudus, dan menggunakan situas yang unik yang diciptakan oleh Roh Kudus, dapat memampukan kita mencapai hasil yang diinginkan olehAllah. Kunci keberhasilan dalam pelayanan Kristen adalah "melihat cara Tuhan bekerja, dan bekerjalah bersama Dia". dan yang pada akhirnya membuat segala sesuatunya bermanfaat. Bila kita tidak memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah terhadap kita, kita akan dikalahkan oleh keputus asaan dan gagal mencapai tujuan ilahi yang telah Tuhan tentukan bagi kita. 8. Berpakaian yang Pantas Penampilan kita sebaiknya tidak mengurangi kemampuan kita berbicara pada jemaat. Idealnya kita berpakaian dengan pantas dan sederhana. Juga gaya dan sikap kita jangan seakan-akan menyerang seseorang. Jangan menyebabkan jemaat menjadi tidak senang dengan cara kita berpakaian. Karena tujuan kita adalah memenangkan dan mempengaruhi pendengar, bukan malah membuat mereka tidak senang. Jangan berpakaian yang tidak pantas, sehingga menarik 29



perhatian jemaat. Jika mungkin, usahakan berpakaian yang rapi, pantas dan sederhana. Dan perlu diingat hendaknya cara berpakaian kita tidak berlawanan dengan kebiasaan yang ada di jemaat. Kita dapat berpakaian sedikit lebih rapi dari pada jemaat, misalnya jika jemaat pakai kemeja kita bisa diatasnya dengan menambahkan dasi dan seterusnya. LATIHAN AKHIR Pemberita Firman pemula harus melatih ulang khotbahnya sebelum menyampaikan khotbahnya. Latihan dapat mengukur strruktur pesan sebab pemikiran yang kelihatan jelas ditulisan mungkin terasa ganjil saat materi itu diucapkan disamping itu juga dapat memantapkan gaya saat ditampilkan. Ketika dia berlatih bisa menemukan satu frasa yang dapat memperjelas satu ide dan tidak perlu ragu ragu mengubah beberapa kata atau frasa saat berkhotbah. Pengkhotbah harus mendapatkan suatu perkembangan pemikiran yang jelas dan mengekspresikan dalam bahasa yang mampu mengkomunisasikan apa yang ingin dia katakan. Jadi latihan bukan untuk membuat kita permanen tetapi latihan membuat kita menjadi efektif. Disamping itu latihan akhir juga memperbaiki penyampaian. Seorang aktor yang profesional juga tidak mungkin muncul dihadapan audiensnya tanpa berlatih terlebih dahulu untuk meyakinkan semua dapat dilakukannya dengan lancar. Pengkhotbah pemula akan merasakan manfaat dari latihan ulang yang dilakukan dengan suara penuh yang dilakukan dengan berdiri didepan kaca dan merekam suara.. Bagi para pengkhotbah berpengalaman bisa saja melakukannya tanpa bersuara,sedangkan yang lain cukup hanya duduk dan memikirkan jalannya khotbah dengan membayangkan saatmereka berkhotbah didepan jemaat. Tetapi bagi lebih baik kita mulai dari dasar sehingga dikemudian hari kita dapat melakukannya lebih mudah.



UMPAN BALIK Para pengkhotbah efektif mencari umpan balik dengan cara mendengarkan rekaman suara dan sebaiknya rekaman video khotbahnya dan dilakukan setelah beberapa hari dikhotbahkan. Ada juga pengkhotbah mengundang sekelompok pendengar pilihan meluangkan waktu bertemu dengan seorang yang ditunjuk dan meminta reaksi mereka terhadap khotbah yang didengarnya. Dengan mengajukan pertanyaan : Menurut saudara apa yang disampaikan pengkhotbah tadi ? Apakah saudara mengerti apa inti yang disampaikan tadi ? Apakah ilustrasinya berguna ? Apakah yang bisa saudara lakukan dimasa datang sesuai dengan teks yang disampaikan tadi ? Seandainya ada satu atau dua hal yang ingin disampaikan kepada pengkhotbah untuk perbaikan nantinya apakah itu ? Izinkanlah mereka berbicara secara bebas 30



dan rekam suara mereka sehingga pengkhotbah dapat umpan balik untuk perbaikan dikemudian hari. Pada akhirnya, hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan apa yang kita cari dalam mencapai sesuatu melalui khotbah kita. Biarkan keyakinan kita diletakkan di dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya perkembangan yang bermanfaat di saat menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri yang disempurnakan.



31