Mekanisme Koping Ebn [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.



Latar Belakang Pada zaman sekarang masalah yang dihadapi manusia semakin sulit untuk



diselesaikan, hal itu menyebabkan seseorang mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalah itu. Akhir – akhir ini penyelesaian masalah dengan cara bunuh diri sedang “trend” dikalangan remaja maupun orang dewasa. Hal itu sangat disayangkan, karena penyelesaian masalah dengan cara seperti itu tidak benar. Maka dari itu, sangat penting untuk mempelajari mekanisme koping agar penyelesaian masalah yang tidak baik itu tidak dipilih. Menurut kamus psikologi koping adalah (tingkah laku atau tindakan penanggulangan) sembarang perbuatan, dalam mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan tujuan menyelsaikan sesuatu (Chaplin, 2009). Strategi coping juga diartikan sebagai upaya baik mental maupun prilaku, untuk menguasai, mentoleransi, Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berfikir (kognitif), perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk meyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi (tanda dan gejala) dan pertanyaan klien dalam wawancara (Keliat, 1999). Oleh karena itu, didalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang mekanisme koping. Penulis berharap agar makalah ini dapat dimengerti oleh pembaca dan dapat berguna bagi penulis. Penulis juga berharap setelah membaca makalah ini pembaca dapat meningkatkan mekanisme koping, sehingga tindakan penyelesaian masalah seperti bunuh diri itu tidak menjadi suatu pilihan. 2.



Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan mekanisme koping ? 2) Apa saja faktor yang mempengaruhi strategi koping ? 3) Apa saja macam – macam mekanisme koping ?



4) Apa saja jenis dari mekanisme koping ? 5) Apa yang di maksud dengan EBN (Evidence Based Nursing) ? 6) Apa tujuan EBN (Evidence Based Nursing) ? 7) Bagaimana mekanisme koping berdasarkan EBN ? 3.



Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah : 1) Untuk memberitahu pembaca pengertian dari mekanisme koping 2) Untuk memberitahu pembaca faktor apa saja yang mempengaruhi strategi koping 3) Untuk memberitahu mengenai macam – macam mekanisme koping 4) Untuk memberitahu pembaca tentang jenis dari mekanisme koping 5) Untuk memberitahu pembaca pengertian EBN (Evidence Based Nursing) 6) Untuk memberitahu pembaca tujuan EBN (Evidence Based Nursing) 7) Untuk memberitahu pembaca mekanisme koping berdasarkan EBN



4.



Manfaat Manfaat yang diharapkan penulis dalam makalah ini adalah : 1) Agar pembaca dapat menggunakan mekanisme koping yang baik saat menghadapi suatu masalah 2) Untuk menekan tindakan yang tidak benar saat terjadi suatu masalah 3) Untuk menerapkan Mekanisme koping berdasarkan EBN yang telah ada



BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Mekanisme Koping 1.



Pengertian Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen tingkah laku



kepada pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah yang nyata maupun tidak nyata, dan koping merupakan semua usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi, dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan (Lazarus, 1984 dalam Safaria, Triantoro, 2009). Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat,1999). Jadi menurut kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah 2.



Faktor yang mempengaruhi strategi koping Faktor yang mempengaruhi strategi koping individu meliputi usia, jenis



kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, kesehatan fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi (Suwitra, 2007) a. Usia Usia dewasa lebih mampu mengontrol stress dibanding dengan usia anakanak dan usia lanjut (Siswanto, 2007). Indonesian nursing (2008) memaparkan usia berpengaruh terhadap cara pandang seseorang dalam kehidupan, masa depan dan pengambilan keputusan. b. Jenis Kelamin Wanita biasanya mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap stressor dibanding dengan pria, secara biologis kelenturan tubuh wanita akan mentoleransi terhadap stres menjadi baik dibanding pria (Siswanto, 2007).



c. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang mudah terkena stres atau tidak. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka toleransi dan pengontrolan terhadap stressor lebih baik (Siswanto, 2007). d. Status Perkawinan Yosep (2007) menjelaskan salah satu penyebab stress psikososial yaitu status perkawinan dimana berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres yang dialami seseorang, misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian pasangan, dan lain sebagainya. Stressor ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi dan kecemasan. e. Kesehatan Fisik Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar. f. Keyakinan atau pandangan positif Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused coping. g. Keterampilan memecahkan masalah Keterampilan



ini



meliputi



kemampuan



untuk



mencari



informasi,



menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. h. Keterampilan sosial Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat. i. Dukungan sosial



Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya. j. Materi Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang barang atau layanan yang biasanya dapat dibeli. 3.



Macam – macam mekanisme koping Ada 3 macam mekanisme koping, diantaranya : a. Mekanisme jangka pendek Mekanisme jangka pendek dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas diantaranya : a) Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas, misal : main music dan menonton tv b) Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misal : ikut dalam aktifitas sosial, keagamaan c) Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri, misal : pencapaian akademik / belajar giat d) Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu, misal : penyalahgunaan obat b. Mekanisme jangka panjang Ada 2 identitas didalam mekanisme jangka panjang, diantaranya : a) Penutupan identitas yaitu adaptasi identitas pada orang yang menurut klien penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya b) Identitas negative yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang tidak wajar akan diterima masyarakat c. Mekanisme pertahanan ego Mekanisme pertahanan ego sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental. Macam-macam mekanisme pertahanan ego antara lain : a) Kompensasi



Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan cara tegas menonjolkan keistimewaan / kelebihan yang dimilikinya. Contoh : seseorang yang tidak pandai dibidang seni, lalu orang itu menonjolkan dirinya dibidang Bahasa b) Penyangkalan (denial) Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Contoh :seseorang yang baru kehilangan ayahnya berusaha mengingkari pembicaraan mengenai ayah c) Pemindahan (displacement) Pengalihan emosi yang semula ditujukan kepada seseorang / benda lain yang biasanya netral atau lebih sedikit mengancam dirinya. Contoh : seseorang yang sedang bertengkar dengan pacarnya, lalu ia memukul – mukul boneka pemberian pacarnya d) Disosiasi Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya. Contoh : seseorang yang mengamuk dan ternyata tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi (karena lupa alasannya) e) Identifikasi Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil / menirukan pikiran – pikiran, perilaku,



dan



selera



orang



tersebut.



Contoh



:



seseorang



mengidolakan Michael Jackson dan menirukannya f) Intelektualisasi Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya. Contoh : seseorang tidak suka pergi ke dufan, dan ia beralasan bahwa salah satu keluarganya ada yang meninggal g) Introjeksi Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai – nilai dan kualitas seseorang atau suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani. Contoh :



kekecewaan atas orang yang dicintainya dengan menyalahkan diri sendiri



h) Isolasi Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau jangka panjang. Contoh : seseorang punya masalah tetapi tidak mau memikirkan masalah itu i) Proyeksi Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perassaan emosional, dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi. Contoh : seseorang menyangkal bahwa ia menyukai temannya, berbalik menuduh bahwa temannya itu berusaha merayunya. j) Rasionalisasi Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima. Contoh : seorang murid yang mendapat nilai buruk ketika ditanya orang tuanya justrumenyalahkan cara mengajar gurunya. k) Reaksi formasi Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yangsebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan. Contoh : eseorang yang menyukai teman suaminya akan memperlakukan teman suaminya dengan kasar. l) Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini. Contoh : seseorang yang sudah dewasa, karena ada masalah, justru menjadi seperti anak kecil kembali. m) Pemisahan



Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk;kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri. Contoh : seseorang memandang



kelompok



A



buruk,



dan



kelompok



B



baik,



selamanyamenganggap seperti itu, padahal tidak selamanya yang buruk tetap buruk dan sebaliknya. n) Sublimasi Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu doronganyang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal. Contoh : penyaluran impuls agresif ke olah raga atau kegiatan yang bermanfaat o) Supremaasi Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi



sebetulnya



pengesampingan



merupakananalog yang



disengaja



represi



tentang



yang



suatu



disadari;



bahan



dari



kesadaranseseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya. p) Undoning Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku ataukomunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitive q) Represi Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan ataubertentangan, dari kesadaran seseorang;



merupakan



pertahanan



ego



cenderungdiperkuat oleh mekanisme lain.



yang



primer



yang



4.



Jenis mekanisme koping Koping yang efektif menghasilkan adaptasi yang menetap yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang lama, sedangkan koping yang tidak efektif berakhir dengan maladaptif yaitu prilaku yang menyimpang dari keinginan normatif dan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan. Menurut Suryani & Widyasih (2008) secara garis besar mekanisme koping terdiri dari mekanisme koping adaptif dan maladaptif: a. Mekanisme koping adaptif Adaptasi individu yang baik muncul reaksi untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor (bicara dengan orang lain untuk mencari jalan keluar suatu masalah, membuat berbagai tindakan dalam menangani situasi dan belajar dari pengalaman masa lalu). Kegunaan koping adaptif membuat individu akan mencapai keadaan yang seimbang antara tingkat fungsi dalam memelihara dan memperkuat kesehatan fisik dan psikologi. Kompromi merupakan tindakan adaptif yang dilakukan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat diselesaikan.



b. Mekanisme maladaptive Penggunaan koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon negatif dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon verbal. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi dimana individu menyerang obyek, apabila dengan ini individu mendapat kepuasan, maka individu akan menggunakan agresi. Perilaku agresi (menyerang) terhadap sasaran atau obyek dapat merupakan benda, barang atau orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Adapun perilaku menarik diri dimana perilaku yang menunjukan pengasingan diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu secara sadar pergi meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya: individu melarikan diri dari sumber stress. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu. Perilaku yang dapat dilakukan adalah menggunakan alkohol atau obat-obatan, melamun dan fantasi, banyak tidur, menangis, beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah. B. Konsep EBN (Evidence Based Nursing) 1. Definisi EBN Evidence Based Nursing didefinisikan sebagai sintesis dan penggunaan temuan ilmiah (hasil penelitian) dari suatu penelitian randomized control trial (Estabrook, 2004 dalam Wood dan Haber, 2006). Menurut Sackeett, et al (2009) EBN adalah sebagai suatu sintesis dan penggunaan temuan ilmiah dari berbagai jenis penelitian termasuk randomized control trial, penelitian deskriptif, informasi dari laporan kasus dan pendapat pakar. Pendapat lain dari Dharma (2011) mendefinisikan EBN sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang digunakan sebagai dasar dalam praktik keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima layanan keperawatan. 2. Tujuan Evidence Based Nursing (EBN)



Dharna (2011) berpendapat penggunaan hasil penelitian pada tatanan praktik keperawatan bertujuan untuk : a. Memberikan landasan yang objektif dan rasional dalam praktik keperawatan fenomena yang didapat dari pengalaman klinik masih harus dibuktikan terlebih dahulu kebenarannya secara ilmiah dan fakta ilmiah. Inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam praktik keperawatan (evidence based nursing practice). Perawat yang memiliki pengalaman kemudian melakukan tindakan keperawatan atas dasar fakta ilmiah akan menghasilakan asuhan keperawatan yang berkualitas. b. Memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh penerapan prinsip-prinsip ilmiah (scientific method) yang relevan dan terkini (up to date). Dengan menerapkan evidence based nursing practice atau praktik keperawatan dilandasi bukti ilmiah, memberikan bukti bahwa praktik keperawatan dilandasi oleh dasar ilmu pengetahuan yang didapat melalui penelitian. c. Melatih kemampuan perawat untuk berfikir kritis dan rasional terhadap suatu fenomena atau masalah penerapan EBN secara tidak langsung akan melatih kemampuan berfikir kritis dan rasional seorang perawat dalam menghadapi suatu masalah fenomena. Ketika menghadapi suatu masalah atau menemukan suatu fenomena perawat mengeksplorasi berbagai sumber ilmiah untuk mengetahui gambaran permasalahan atau fenomena dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. d. Sebagai salah satu ciri dan praktik keperawatan profesioanal Evidence Based Nursing Practice merupakan suatu cara untuk membuktikan bahwa perawat adalah profesional. e. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, tujuan akhir dari penerapan EBN adalah meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan EBN yang merupakan suatu cara untuk mencapai indikator-indikator kualitas pelayanan keperawatan. f. Sebagai dasar untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya, efektifitas penerapan hasil penelitian dalam praktik keperawatan melalui



evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi dijadikan untuk menyusun pertanyaan penelitian berikutnya untuk topik yang relevan. C. Mekanisme Koping Dalam EBN 1. Penerepan EBN dengan judul “Efek Logoterapi Dan Psikoedukasi Kelarga Terhadap Ketidakberdayaan Klien Penyakit Kronis Di Rumah Sakit Umum” yang dilakukan oleh Susanti Niman, Budi Anna Keliat, dan Mustikasari (2014) yaitu dengan memberikan intervensi berupa Logoterapi dan Psikoedukasi terhadap pasien penyakit kronis. Penelitian ini menggunakan metode intervensi semu (quasi experiment), rancangan pre-post test dengan intervensi logoterapi individu dan psikoedukasi keluarga. Dalam pelaksanaan penelitian terdapat 30 klien dan keluarga (caregiver) terdiri dari 17 klien dan



keluarga (caregiver)



kelompok



dengan lama rawat 3-6 hari dan 7 klien dan keluarga (caregiver) kelompok dengan lama rawat 1-2 hari. Tindakan keperawatan spesialis logoterapi untuk klien dan psikoedukasi keluarga dilakukan selama 30-45 menit setiap kali pertemuan selama 2-4 kali pertemuan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu Dapat disimpulkan bahwa tanda gejala klien yang dirawat lebih dari 2 hari sebelum dan setelah mendapatkan tindakan keperawatan spesialis logoterapi menurun sekitar 49.02 % - 68.23% dan penurunan tanda gejala klien lebih tinggi sekitar 17.52% - 20.63% pada yang mendapatkan tindakan keperawatan lebih dari 2 hari. 2. Penerapan EBN dengan judul “Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap Ansietas Klien Dengan Hiv / Aids Di Wilayah Kota Semarang” yang dilakukan oleh Eni Hidayati dan Riwayati (2015) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengatasi ansietas pada klien HIV/AIDS sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa terapi stought stopping. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang bermakna klien sebelum dan sesudah intervensi (p value 0.000; alpa 0.05) dengan selisih rerata 6.85. Hasil tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan klien yang cukup tinggi dari skor penilaian sebelum dilakukan intervensi. 3. Penerapan EBN dengan judul “Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Harga Diri Lansia



Dengan Penyakit Kronik



Di Kelurahan Bubulak



Tahun 2012” yang dilakukan oleh Tantri Widyarti Utami (2014), Ni Putu Ariani Terapi reminiscence ini diberikan pada lansia dengan penyakit kronik yang mengalami harga diri rendah . Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental pre-post test with control group” dengan intervensi terapi reminiscence. Hasil dari penelitian ini yaitu Lansia yang telah mendapat terapi reminiscence mengalami peningkatan harga diri sedangkan lansia yang tidak mendapat terapi reminiscence tidak mengalami peningkatan harga diri. D.



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Mekanisme koping merupakan suatu cara yang dilakukan oelh individu dalam menghadapi masalah. Mekanisme koping memiliki 2 jenis yaitu mekanisme adaptif dan maladaptif. Mekanisme adaptif merupakan cara yang baik dari individu dalam menghadapi masalah, sedangkan mekanisme maladaptif merupakan cara yang tidak baik dari individu dalam menghadapi suatu masalah. Setiap orang dalam menyelesaikan masalah menggunakan mekanisme koping yang berbeda satu dengan yang lainnya. Evidence Based Nursing didefinisikan sebagai suatu integrasi (lebih dari 1 penelitian) dari bukti hasil penelitian terbaik yang telah melalui tahapan telaah dan sintesis yang digunakan sebagai dasar dalam praktik keperawatan dan memberikan manfaat bagi penerima layanan keperawatan. Beberapa mekanisme koping berdasarkan EBN yang telah terbukti efektifitasnya melalui tahapan penelitian dapat kita praktekkan saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tujuan peningkatan mekanisme koping pada pasien. 2. Saran Penulis berharap agar setiap pembaca dapat memilih dan menggunakan mekanisme koping yang baik dalam menyelesaikan masalahnya. Selain itu, pembaca juga dapat meningkatkan mekanisme koping yang baik serta bisa memberikan dampak yang baik bagi orang sekitarnya. Dan penulis berharap kepada perawat untuk dapat menerapkan EBN Mekanisme koping untuk meningkatkan mutu pelayanan.



DAFTAR PUSTAKA Niman Susanti, dkk. 2014. Efek Logoterapi Dan Psikoedukasi Kelarga Terhadap Ketidakberdayaan Klien Penyakit Kronis Di Rumah Sakit Umum. Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2, November 2014; 118-12 Hidayati Eni dan Riwayati. 2015. Efektifitas Terapi Thought Stopping Terhadap Ansietas Klien Dengan Hiv / Aids Di Wilayah Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 3, No. 1, Mei 2015; 51-5 Utami Tantri Widyarti dan Ariani Ni Putu. 2014. Pengaruh Terapi Reminiscence Terhadap Harga Diri Lansia Dengan Penyakit Kronik Di Kelurahan Bubulak Tahun 2012. Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 2, No. 2, November 2014; 166-17 https://www.scribd.com/doc/107501565/MEKANISME-KOPING http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31792/4/Chapter20II.pdf https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6987/5439