Metode Pengembangan Kognitif AUD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE-METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kognitif dan Kreativitas AUD Dosen pengampu : Ibu Nadya Yulianty S, S.Psi., M.Pd



Disusun Oleh : Ani Suarni



(0106.2001.042)



Enih Suryani



(0106.2001.010)



Nadia Pratanti Sunardi



(0106.2001.030)



FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DR KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA 2020/2021



METODE-METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD



Ani Suarni, Enih Suryani, Nadia Pratanti Sunardi FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DR KHEZ MUTTAQIEN PURWAKARTA



Abstrak Metode-metode Pengembangan



Kognitif Anak Usia Dini. Perkembangan



merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian Perkembangan Kognitif adalah suatu proses berfikir yaitu kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi (pembuahan ) namun terwujud atau tidaknya tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Peran guru dalam pengembangan kognitif anak usia dini sangatlah penting untuk membantu tumbuh kembang anak melalui berbagai kegiatan yang dirancang oleh guru dalam pembelajaran. Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk memilih metode yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar.



Kata Kunci: Hakikat Metode Pembelajaran AUD, Kreativitas dan Media Pengembangan Kognitif AUD



A. PENDAHULUAN Anak Usia Dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. 1 Setiap anak di dunia memiliki berbagai kecerdasan dalam tingkat dan indikator yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa semua anak pada hakikatnya adalah cerdas. Kajian tentang anak selalu menarik sehingga memunculkan berbagai pandangan hakikat seorang anak yang sebenarnya. Bahkan, dalam Al-Qur’an Allah telah menyerukan tentang anak, seperti dalam Surat Al-Kahf ayat 46 yang berbunyi sebagi berikut: “harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”2 (Q.S Al-Kahfi :46) Dari ayat Al-Qur’an di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak merupakan anugerah dan juga tiitipan dari Allah SWT. Namun tergantung kepada orang tua dan juga lingkungannya bagaimana cara mereka dalam mendidiknya. Usia 0-6 tahun merupakan masa dimana informasi yang diterima anak akan dianggap dan disimpan dalam otak. Masa ini juga sering disebut dengan golden age. Masa ini datang sekali dan tidak dapat diulang lagi dan sangat menentukan untuk mengembangkan kualitas manusia selanjutnya. Benyamin S. Blom, mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan terjadi ketika anak berusia 4 tahun, peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Mengingat masa usia dini merupakan masa yang sangat potensial untuk dikembangkan berbagai potensinya, maka pada masa ini saat yang tepat bagi anak untuk memperoleh stimulasi pendidikan. Stimulasi pendidikan ini diharapkan akan dapat



mengembangkan



seluruh



aspek



perkembangan



anak



seperti



aspek



perkembangan moral-agama, fisikmotorik, sosial-emosional, bahasa, termasuk aspek, perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif adalah masa proses berpikir, termasuk mengingat, berpikir kritis yang mendasar, mulai dari anak-anak, pemuda hingga dewasa. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam perkembangan kognitif, salah satunya dengan cara 1 2



Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h. 20. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: Mekar Surabaya), h. 408



bermain. Hal ini dapat membantu anak dalam perkembangan intelegensi dan ingatan, kemudian pemikiran masa lalu, sekarang dan masa depan. Guru merupakan motor dalam melaksanakan pembelajaran di Taman Kanakkanak. Kepiawaian guru memilih dan menggunakan strategi pembelajaran akan sangat menentukan keberhasilan belajar anak. Guru harus mampu memilih dan menggunakan strategi yang memungkinkan anak belajar dan berkembang, menyenangkan bagi anak, dapat melibatkan seluruh inderanya, sehingga belajar anak menjadi bermakna. Guru hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang alat permainan yang digunakan untuk pembelajaran, karena alat permainan ini selain untuk memenuhi naluri bermain anak juga sebagai sumber belajar yang sangat diperlukan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Oleh karena itu, guru harus memilih strategi dan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik dan mengesankan bagi anak yang akan kami bahas pada makalah ini.



B. METODE Penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian studi literatur. Mencari dan menganalisa referensi teori yang relevan dengan pembahasan Metode-metode Pengembangan Kognitif AUD yang di dapat dari berbagai sumber baik artikel jurnal, buku-buku yang membahas topik ini, internet dan perpustakaan.



C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hakikat Metode Pembelajaran AUD a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. 3 Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan. Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan



3



Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008),147



serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pemblajaran pada diri pembelajar4 Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik. 5 Metode ialah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.6 Kemudian metode adalah cara menyampaikan/ mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik. 7 Dari pendapat ahli di atas, mengenai defenisi dari metode. Maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengelola pembelajaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Sehingga peranan metode pembelajaran sangat strategis menuju hasil belajar yang optimal. Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk



memantapkan anak



dalam



menguasai pengetahuan,



ketrampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor anak, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran. b. Ciri-ciri Metode Pembelajaran yang Baik Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk memilih metode yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih



4



Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora, 2008), 42. Abu Ahmadi – Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 52. 6 Agung, A. A. Gede, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha, 1. 7 Sujiono Nurani Yuliani. 2005.Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: UniversiTerbuka, 7.3. 5



suatu metode sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:8 a) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan materi. b) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan murid pada kemampuan praktis. c) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi. d) Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat. e) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran. Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran



harus



memperhatikan beberapa hal berikut : a) Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid. b) Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid. c) Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mewujudkan hasil karya. d) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi. e) Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi. f) Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan. g) Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.



8



Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami (Bandung: Rafika Aditama, 2007), 56.



Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa mengembangkan potensi peserta didik. c. Prinsip-prinsip Penentuan Metode Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan (efektifitas) metode pemebelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Acuan memilih metode pembelajaran untuk anak usia 0 sampai 6 tahun menurut Penasehat Hipunan Tenaga kependidikan Usia Dini, Anggani Sudono, adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar



mengajar.



Menurutnya ada beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak. Anak usia 0 sampai 3 tahun dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Adapun metodenya yang harus diperhatikan adalah hubungan komunikasi antara guru dengan anak dan bagaimana cara guru berkomunikasi. Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a) Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang sangat dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah, b) Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada anak memiliki tempo yang berbedabeda, karena itu setiap guru agar memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan emosi kecepatan menangkap pelajaran,



serta



pembawaan dan faktor lingkungan, c) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada belajar verbalistik,



d) Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar, e) Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat teoritis atau praktis bagi kehidupan sehari-hari, f) Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan dengan kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar jangan sampai memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk belajar cepat berakhir Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran di atas, diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien dan dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan yang hendak dicapai, karena dengan



memperhatikan



prinsip-prinsip



tersebut



seorang



guru



bisa



mempertimbangkan mana metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. d. Jenis-jenis Metode Pembelajaran AUD Berkaitan dengan penerapan pengembangan kognitif pada anak usia dini, maka pendidik dapat menerapkan program kegiatan bermain sambil belajar bagi anak usia dini dengan menggunakan metode yang tepat yang ada di jenjang PAUD. Metode itu sendiri mempunyai arti bagian dari strategi kegiatan. Setiap guru TK menggunakan metode sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, dalam memilih metode, guru TK perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik tujuan dan karakteristik anak yang dibinanya. Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode mengajar cocok digunakan pada program kegiatan anak TK. Berikut ini akan disajikan macam-macam-macam metode bermain sambil belajar dalam mengembangkan kognitif anak usia dini, sebagai berikut:



1) Metode Bermain Piaget mengemukakan bahwa kegiatan bermain merupakan latihan untuk mengkonsolidasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru dikuasai sehingga dapat berfungsi secara efektif. Melalui kegiatan bermain, semua proses mental yang baru dikuasai dapat diinternalisasi oleh anak. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa kegiatan bermain ini dimulai pada periode sensorimotor, khusunya pada usia 4 bulan dimana gerakan anak sudah terkoordinir menuju aktivitas bertujuan yang diulang-ulang oleh anak dan disebut sebagai functional pleasure (parctce play). 2) Metode Bercerita Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan menngundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK. Bila isi cerita dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. 3) Metode Karya Wisata Karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pengajaran di Taman Kanak-kanak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda benda lainnya. Pengamatan secara langsung bagi anak memperoleh kesan yang sesuaidengan pengamatannya. Pengamatan ini juga diperoleh melalui penca indera yakni mata, telinga, lidah, hidung, dan tangan. 9 4) Metode Eksperimen Metode eksperimen ialah metode yang ditandai dengan kegiatan melakukan percobaan dengan mengerjakan sesuatu dan mengamatinya serta kemudian melaporkan hasilnya



9



Gunarti, Winda, dkk (2008). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. h. 4:22



5) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak. Dengan metode tanya jawab guru dapat memberikan pertanyaanpertanyaan untuk mendapatkan respon lisan dari anak. Penggunaan metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang cukup wajar dan tepat. 6) Metode Pemberian Tugas Metode pemberian tugas ialah metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas.10 7) Metode Demontrasi Cara penyajian materi pelajaran kepada anak dengan mengadakan percobaan dan mengalami langsung serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, yang bertujuan agar anak mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. 8) Metode Mengucap Syair Metode mengucapkan syair yaitu suatu cara menyampaikan sesuatu melalui syair yang menarik yang dibuat guru untuk sesuatu, agar dapat dipahami anak. Dengan demikian, syair merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu isi materi mengenai tema yang sedang dibahas. sehingga hal ini akan memudahkan guru dalam menginternalisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar tercapai dengan baik dalam suasana kegiatan yang menyenangkan yaitu mengucap syair. 9) Metode Sosio Drama Metode sosiodrama ialah suatu dramatisasi untuk memecahkan suatu masalah yang dramatisasikan yang tidak menggunakan bahan tertulis, latihan terlebih dahulu dan tanpa menyuruh anak untuk melafalkan sesuatu, selanjutnya dapat meningkatkan hubungan sosial melalui berkomunikasi, berekspresi dengan bermain peran dan 10



Sujiono Nurani Yuliani. 2005.Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: UniversiTerbuka. H 7:4



biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari anak, sehingga hal ini sangat membantu dalam mengasah kecerdasan kognitif anak usia dini.



2. Kreativitas dan Media Pengembangan Kognitif AUD a. Kreativitas dan Kecerdasan AUD Mayesty (1990) menyatakan bahwa kreativitas adalah cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai/berguna bagi orang tersebut dan orang lain. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gallagher (dalam Munandar, 1999) mengungkapkan berhubungan



dengan



kemampuan



bahwa



untuk menciptakan,



kreativitas mengadakan,



menemukan suatu bentuk baru dan atau untuk menghasilkan sesuatu melalui keterampilan imajinatif, hal ini berarti kreativitas berhubungan dengan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan orang



lain.Kreativitas



menurut



Santrock



(2002)



yaitu



kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalahmasalah yang dihadapi. Kreativitas ialah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menghasilkan suatu ide/ produk yang baru/original yang memiliki nilai kegunaan, dimana hasil dari ide/ produk tersebut diperoleh melalui proses kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman,



tetapi



mencakup pembentukan pola baru dan gabungan



informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya. 11 Pada intinya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Selaras dengan yang dikemukakan



oleh



Moreno



dalam Slameto



yang



penting



dalam



kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau duniapada umumnya.



11



Haryati, Aktivitas Cerdas Pengisi Kegiatan PAUD, Tugu Publisher, Jakarta, Cet I. 2012. h. 30



Kreativitas sangat penting bagi pimpinan sekolah, guru dan murid. Melalui globalisasi akan mengarahkan kita ke dalam suatu dunia yang terbuka, dunia yang menyatu serta terjadinya perubahan dunia yang maha dahsyat dalam seluruh arena kehidupan manusia. Demikian pula dalam kehidupan kebudayaan terjadi perubahan citra dengan adanya budaya global yang mendesak dan menggoyang sendi-sendi budaya lokal. Inilah ciri-ciri kehidupan global dalam era globalisasi dewasa ini. Ditopang olch kemajuan teknologi utamanya teknologi komunikasi, umat manusia telah benar-benar menjadi satu. Tidak ada lagi ruang atau sudut-sudut di bumi ini yang terisolasi berkat kehadiran komunikasi sehingga manusia hidup di dalam dunia tanpa sekat atau batas. Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak. Orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas namun tidak selalu orang yang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan lebih dari sekadar kecerdasan. Kreativitas merupakan salah satu ciri perilaku yang menunjukkan perilaku inteligent (cerdas), namun kreativitas dan intelegensi tidak selalu menunjukkan korelasi yang memuaskan. Sebab skor IQ yang rendah memang selalu diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula, namun skor IQ yang tinggi ternyata tidak selalu dibarengi oleh tingkat kreativitas yang tinggi pula. Dibawah ini adalah contoh perilaku anak cerdas yang ditunjukkan dengan skor IQ tinggi memiliki karakteristik kreatif : b) Lincah dalam berfikir yang sering kali ditandai dengan rasa ingin tahu yang besar, serta aktif dan giat dalam bertanya dan cepat tanggap dalam menjawab suatu persoalan. c) Tepat dan cermat dalam bertindak dengan memperhitungkan berbagai konsekuensi yang mungkin muncul dari pilihan tindakannya tersebut. Sebagai konsekuensi dari perilaku ini orang kreatif biasanyua menunjukkan sikap yang penuh dedikasi dan senang senantiasa aktif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. d) Mempunyai semangat bersaing yang tinggi baik terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain, dengan kata lain setiap menemukan rangsangan positif maupun negatif dari lingkungan dapat dimanfaatkan untuk motivasi diri.



e) Selalu berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Cepat menemukan perbedaan dan mudah menangkap yang tidak biasa yang akan dijadikannya sebagai bahan dasar untuk menemukan kreativitas lebih lanjut f) Dapat menggunakan kesadaran yang tinggi untuk mengumpulkan informasi dengan cepat



sehingga mereka dapat



belajar dari



pengalamannya dan memanfaatkannya dalam mengembangkan diri. g) Memiliki kepekaan yang tinggi, responsive, memiliki empati yang tinggi. h) Memiliki keinginan belajar yng tinggi dan tidak mudah putus asa dalam proses yang dilaluinya. i) Tidak kaku dan memiliki spontanitas yang tinggi terhadap segala stimulan yang muncul baik dan lingkungan interen ataupun lingkungan eksteren. j) Memiliki kemampuan bertahan untuk menghadapi frustasi sehingga tidak mudah putus asa dalam menghadapi permasalahan yang mana mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mandiri. k) Mampu mengendalikan diri, mengatur suasana hati dan menjaga beban stres agar tidak melumpuhkan kemampuan berfikir (stabilitas emosi yang baik) Kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Seseorang yang kreatif akan selau mencari dan menemukan jawaban, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah. Permasalahan yang muncul selalu difikirkan kembali, disusun kembali, dan selalu berusaha menemukan hubungan yang baru, mereka selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu yang baru dan tidak diketahui sebelumnya. Pada umumnya, orang tua sering menjadi guru untuk anaknya. Orang tua selalu menjelaskan rasa ingin tahu anak, mengenalkan bermacammacam binatang, bunga, dan hal-hal penting lainnya. Sementara itu, anak tekun mendengarkan dan menyimak setiap kata yang diucapkan oleh orang tuanya. Menjelaskan sesuatu yang dibutuhkan memang sangat positif karena bisa memperkaya dan memperluas wawasan anak. Hanya perlu diketahui oleh orang tua adalah dalam diri anak usia dini terdapat gambaran (imajinasi).



Oleh karena itu, jika sebelumnya orang tua menjadi subjek dan anak menjadi objek maka kini perannya dibalik, orang tua yang harus menjadi pendengar ocehan anak. Dengan memberinya kesempatan menjadi guru atau komentator, anak bisa belajar banyak hal. Hal ini karena bentuk komunikasi yang semula bersifat satu arah berubah menjadi dua arah, sehingga komunikasi menjadi lebih dinamis, hangat, dan menyenangkan. Anak juga belajar dari pengalamannya sehari-hari. Setiap hari dia menyerap informasi dan kemudian tersimpan baik dalam memorinya. Sebab itu, orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukkan pengetahuannya. Jika anak pasif, maka untuk memulainya orang tua bisa memancing anak agar mau menjelaskan sesuatu, misalnya jika anak sedang asik membaca buku pancinglah informasi yang ditangkapnya atau saat anak mendapat beberapa keterampilan baru dari sekolah. Dengan demikian anak merasa dihargai dan menganggap orang tua bersungguh-sungguh meminta penjelasan. Jadi, dengan adanya komunikasi dua arah akan memberikan beberapa manfaat yang akan diperoleh anak jika ia diberi kesempatan untuk menjelaskan sesuatu. Berikut ini adalah beberapa manfaatnya: a) Mengembangkan kemampuan berbicara. Anak belajar memahami sesuatu,



kemudian menyusun kata-kata untuk



menjelaskannya



sehingga kemampuan bicaranya semakin berkembang. Pada awalnya, kemungkinan anak hanya memberikan jawaban pendek, tetapi lambat laun seiring dengan berkembangnya pemahaman tentang benda itu, penjelasannya akan semakin panjang. b) Mengasah kemampuan menjelaskan. Dengan memberikan kesempatan kepada anak unutk menerangkan, maka kita telah mengajari anak untuk membuat sebuah penjelasan yang baik. Anak akan belajar menjelaskan sesuatu yang sistematis. c) Menumbuhkan



keberanian.



Kemampuan



menjelaskan



atau



mengajarkan sesuatu juga membutuhkan keberanian. In ilah yang harus dipupuk sejak usia dini. Anak harus diajarkan keberanian agar dia mampu dan bisa mengajarkan sesutu kepada orang lain. Dia juga harus diajarkan bahwa ada beberapa informasi yang tidak diketahui orang lain tapi diketahui olehnya.



d) Meningkatkan kepercayaan diri. Dengan memberinya kesempatan untuk menjelaskan, menjadi guru, anak akan merasa dihargai dan dinilai lebih pandai. e) Membangkitkan motivasi belajar. Anak lebih termotovasi untuk belajar dan memahami sesuatu. Saat mengetahui sebuah benda dia tidak boleh tau nama benda itu, tetapi juga segala informasi lain tentang benda tersebut. f) Muncul interaksi dan keterbukaan. Kebiasaan berdialog akan menumbuhkan komunikasi positif di dalam keluarga. Anak terbiasa terbuka tentang segala hal yang dialaminya. Hal ini sangat baik untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak.



b. Media 1) Pengertian Media Menurut Sadiman Arief S dkk, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sadiman menyatakan kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.



12



Terkait dengan



pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan.13 Menurut Mukthar Latif, jika dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini media pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat dijadikan bahan (software) dan alat (hardware) untuk bermain yang membuat AUD mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan menentukan sikap. 14 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat atau perantara untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan (pendidik) kepada penerima pesan (peserta didik) sehingga anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan menentukan sikap serta dapat



12



Ni Wayan Misiyanti, Desak Putu Parmiti, I Nyoman WiryA. 2014, Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Konkret Melalui Kegiatan Kolase Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus. Jurnal Pg-Paud UniversitasPendidikan Ganesha. Vol. 2 No 1, h. 3 13 Nurbiana Dhieni, dkk, 2011, Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, h 10.3. 14 Mukhtar Latif, dkk,Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi,(Jakarta: Kencana, 2013), h. 152



merangsang minat dan memotivasi siswa dalam pembelajaran. 2) Jenis-Jenis Media Ada tiga jenis media yang biasa dipakai dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya: a) Media visual/media grafis adalah media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (nonprojected visual). Beberapa contoh media grafis yang digunakan sebagai media pembelajran diantaranya gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta/globe, papan flannel, dan papan bulletin. b) Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (lisan) maupun nonverbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio yaitu radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. 15 c) Media Audiovisual, media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut dengan media pandangdengar. Contoh dari media audio-visual ini diantaranya program televisi/video pendidikan/intruksional, program slide suara, dan sebagainya. 16 Adapun jenis-jenis media yang dapat digunakan pada kegiatan bermain sambil belajar dalam pendidikan anak usia dini guna mengembangkan kognitif anak, yaitu meliputi: a) Balok/kotak bangunan Balok atau kotak bangunan fungsinya yaitu memperkenalkan kepada anak berbagai bentuk kotak bangunan yang bisa mereka lihat sehari-hari. b) Kotak-kotak huruf Kotak-kotak huruf fungsinya yaitu untuk menarik minat baca dan menyusun huruf dalam kata yang bermakna. c) Papan pengenal warna 15 16



Ibid. h. 152-155. Badru Zaman, Dkk, Media dan Sumber Belajar TK, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012), h. 4.21



d) Papan planel Papan planel berfungsi memperkenalkan konsep bilangan, dan bercerita dengan papan planel. e) Papan Geometris Papan geometris berfungsi mengenalkan bentukbentuk geometris. f) Kotak pos berfungsi membandingkan bentuk-bentuk geometris. g) Boneka



berfungsi untuk alat peraga dalam bermain sandiwara



yang berkaitan dengan perkembangan kognitif. h) Loto berfungsi untuk mengembangkan imajinasi anak. i) Domino benda yang sama atau kepingan gambar Domino benda yang sama atau kepingan gambar berfungsi bagi guru untuk memperlihatkan gambar sambil bertanya “Siapa yang tahu ini gambar (pepaya dan satu)” anak menjawab “pepaya dan satu”. j) Gelas ukur



berfungsi untuk percobaan mencampur warna



mengenalkan konsep bilangan. k) Ukuran panjang/pendek berfungsi untuk mengukur tinggi/lebar/ panjang. l) Kotak kubus berfungsi untuk membentuk suatu benda dari kubus secara mendatar. m) Alat mengenal peraba berfungsi untuk mengenalkan permukaan kasar dan halus. n) Bak air berfungsi untuk melakukan berbagai percobaan tenggelam, terapung, melayang, menyerap dan lain-lain. o) Buku-buku (story reading) berfungsi untuk merangsang minat baca. p) Alat-alat yang ada di luar kelas Seperti ayunan, jungkat-jungkit, peluncur, papan titian. 3) Prinsip-prinsip Media Pembelajaran Dalam pembuatan media pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan: a) Media pembelajran yang dibuat hendaknya multiguna. Maksudnya adalah



bahwa



media



tersebut



dapat



digunakan



untguk



pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. b) Bahan mudah didapat dilingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa.



c) Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. d) Dapat



menimbulkan kreatifitas,



dapat



dimainkan



sehingga



menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan berekplorasi. e) Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. f) Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. g) Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.17 4) Fungsi dan Manfaat Media Menurut Degeng, secara garis besar fungsi media adalah: (1) menghindari terjadinya verbalisme, (2) membangkitkan minat/ motivasi, (3) menarik perhatian peserta didik, (4) mengatasi keterbatasan; ruang, waktu, dan ukuran, (5) mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar, dan (6) mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.18 Menurut Badru Zaman, Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. Hal ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran anak dapat menangkap tujuan dari bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. Media pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 19 Selain terdapat banyak fungsi, banyak manfaat yang diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran yaitu: a) Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, konkret dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis). b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra. c) Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar. d) Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar. e) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. f) Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 17



Mukthar Latif, dkk,Op.Cit.h 158 Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur R,Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 128. 19 Badru Zaman, Dkk,Op.Cit,h 4.12 18



g) Memberikan perangsang, pengalaman, dan persepsi yang sama bagi siswa.20 Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu: a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal. d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. 21



D. KESIMPULAN Prinsip utama pada pembelajaran anak usia dini yaitu menggunakan berbagai media atau permainan edukatif dan sumber belajar serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat, pembelajaran yang dilakukan bisa merangsang aspek kognitif anak serta sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Metode pembelajaran seperti metode yang mampu melibatkan anak untuk ikut melakukan langsung pembelajaran yang hendak disampaikan oleh guru. Metode yang digunakan hendaknya menarik dan menyenangkan sehingga tidak membuat anak bosan untuk belajar. Metode itu sendiri adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah digunakan. Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengelola pembelajaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Sehingga peranan metode pembelajaran sangat strategis menuju hasil belajar yang optimal. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena 20 21



Ibid. h. 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 24.



keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didiknya. Acuan memilih metode pembelajaran untuk anak usia 0 sampai 6 tahun adalah melibatkan anak dalam kegiatan belajar mengajar. Menurutnya ada beberapa metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak. Anak usia 0 sampai 3 tahun dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Adapun metodenya yang harus diperhatikan adalah hubungan komunikasi antara guru dengan anak dan bagaimana cara guru berkomunikasi Kreativitas sangat penting bagi pimpinan sekolah, guru dan murid. Melalui globalisasi akan mengarahkan kita ke dalam suatu dunia yang terbuka, dunia yang menyatu serta terjadinya perubahan dunia yang maha dahsyat dalam seluruh arena kehidupan manusia.



DAFTAR PUSTAKA -



Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora, 2008),



-



Abu Ahmadi – Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005),



-



Agung, A. A. Gede, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha,



-



Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur R,Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016)



-



Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011



-



Badru Zaman, Dkk, Media dan Sumber Belajar TK, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012)



-



Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: Mekar Surabaya)



-



Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya



-



Mukthar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi,(Jakarta: Kencana, 2013



-



Nurbiana Dhieni, dkk, 2011, Metode Pengembangan Bahasa, Jakarta: Universitas Terbuka



-



Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami (Bandung: Rafika Aditama, 2007)



-



Sujiono



Nurani



Yuliani.



2005.Metode



Pengembangan



Kognitif.



Jakarta:



UniversiTerbuka -



Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008