Mini Riset Kriminologi Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Mini Riset



PERAN GURU DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMK SWASTA KRISTEN BNKP GUNUNGSITOLI



DISUSUN OLEH : NAMA



: ERLINDA ZEBUA (182119012) ALVIN ZALUKHU (182119002) JUDIAMAN ZAI (182119026) RENTA P. MARUNDURI (182119038)



KELAS/SEMESTER : A/III (TIGA) MATA KULIAH



: KRIMINOLOGI



DOSEN PENGAMPU : HENDRIKUS OTNIEL NASOZARO HAREFA, S.H., M.H.



INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUNAN SOSIAL (FPIPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN T.A 2019/2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun atau menyelesaikan tugas MINI RISET. Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada matakuliah: Kriminologi. Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak Hendrikus O.N Harefa, S.H., M.H., selaku Dosen pengampu mata kuliah Kriminologi karena telah memberikan bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini hingga selesai.



Gunungsitoli, 15 November 2019 Penyusun,



Kelompok 2



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................ RINGKASAN .......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................... A. Latar Belakang................................................................... B. Tujuan ................................................................................ C. Manfaat .............................................................................. BAB II KERANGKA PEMIKIRAN .................................................. A. Peran Guru ........................................................................ B. Kenakalan Remaja ............................................................ C. Peran Guru dalam Mengatasi Kenakalan Remaja ............. BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................ A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. B. Penentuan Informan ........................................................... C. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ....................................... D. Sumber Data ..................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ F. Instrumen Penelitian .......................................................... G. Teknik Analisis Data ......................................................... H. Teknik Keabsahan Data ..................................................... BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................... A. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja ................................... B. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja ...................... C. Upaya Guru dalam Mengatasi Kenakalan Remaja ............. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. Lampiran 1 ............................................................................................. Lampiran 2 ............................................................................................. Lampiran 3 ............................................................................................. Lampiran 4 ............................................................................................. Lampiran 5 ............................................................................................. Lampiran 6 .............................................................................................



ii



i ii 1 2 2 3 3 5 5 7 9 12 12 12 12 12 13 13 13 14 15 15 17 18 21 21 21 22 23 24 26 29 31 34



RINGKASAN



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswa, 2) faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, 3) upaya guru dalam mengatasi kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan mengambil informan sebanyak 3 orang yaitu guru PKn, guru Agama dan Siswa. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian diolah menggunakan teknik analisis data dengan tiga komponen utama yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Kristen BNKP berdasarkan data yang dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, yaitu membolos, merokok, malas belajar, membantah, memaki, dan tidak mengerjakan tugas, 2) faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut ada 2 macam karena faktor internal, yaitu kontrol diri yang lemah dan faktor eksternal yaitu, faktor keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan faktor teman sebaya, 3) upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SMKS Kristen BNKP dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan cara 1) mencari tahu masalah peserta didik; 2) menjalin keakraban dan pendekatan khusus; 3) memberikan sanksi kepada peserta didik; dan 4) menjalin kerjasama dengan orangtua peserta didik



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pemberian bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Ahmad D. Marimba dalam Supardi dkk 2010:3). Salah satu yang menjadi komponen penting di dalam sistem pendidikan yaitu dari gurunya itu sendiri. Menurut Undang-Undang Sisdiknas tentang Guru pasal 39 ayat 2 dalam E. Mulyasa 2015: 197 “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru disini sangat memiliki peran yang penting di dalam pendidikan. Sebagaimana yang dikemukaan oleh (E Mulyasa 2015:29) bahwa peran seorang guru adalah: Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugas memberi bantuan dan dorongan (support), tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan peserta didik agar patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Namun akhir-akhir ini, moral peserta didik mengalami penurunan. Dapat dilihat dari tingkat kualitas penyimpangan atau kenakalan yang dilakukan oleh peserta didik. Kenakalan peserta didik merupakan suatu perilaku yang menyimpang atau yang melanggar aturan-aruran hukum yang dilakukan individu maupun kelompok dalam lingkungan sekolah dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Apalagi diusia masa remaja, remaja adalah masa yang labil karena masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Perkembangan menuju kedewasaan memerlukan perhatian yang secara sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada guru-guru di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli, peneliti melihat 2



3 perilaku kenakalan remaja dikalangan para peserta didk diantaranya melawan kepada guru, merokok dilingkungan sekolah, malas belajar, membolos ketika proses KBM berlangsung dan berbohong. Berdasarkan masalah yang di atas, maka Peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli dengan judul “Peran Guru dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli”.



B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penyusunan tugas mini riset ini adalah : 1. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswa di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli ? 2. Apa saja yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli ? 3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli ?



C. Tujuan Tujuan dari penyusunan tugas mini riset ini adalah : 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswa di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli 3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli



D. Manfaat Analisis tentang peran guru dalam mengatasi kenakalan remaja disekolah diharapkan memberikan manfaat seperti berikut ini : 1. Teoritis (umum) Memperkaya penulisan karya-karya ilmiah tentang peran guru dalam mengatasi kenakalan remaja disekolah 2. Praktis (Khusus)



4 a. Memperkayasa khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang peran guru dalam mengatasi kenakalan remaja b. Bagi SMK Swasta Kristen BNKP Gunungsitoli dapat dijadikan sebagai bahan masukan, dan evaluasi tentang salah satu tugas guru dalam mengatasi kenakalan remaja disekolah c. Sebagai bahan masukan, sumber informasi dan sumbangan pemikiran kepada guru dalam mengatasi kenakalan remaja disekolah d. Sebagai bahan pembelajaran bagi siswa untuk tidak melakukan kenakalan remaja



BAB II KERANGKA PEMIKIRAN



A. Peran Guru 1. Konsep Peran a. Pengertian Peran Soekanto (2007 : 212), menyatakan bahwa peranan (role) merupakan "aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan". Narwoko dan Suyanto (2006 : 159) menyatakan bahwa suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu: 1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. 2) Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat. 3) Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran adalah aspek dinamis kedudukan (status) dalam melaksanakan hak dan kewajibannya, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.



b. Fungsi Peran Narwoko dan Suyanto (2006 : 160) menyatakan bahwa peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut: 1) Memberi arah pada proses sosialisasi. 2) Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, normanorma dan pengetahuan. 3) Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat. Apabila melihat pendapat di atas peran merupakan hal yang penting dalam pergaulan di masyarakat sebagai alat dalam proses



5



6 sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dan norma-norma masyarakat yang akan melestarikan kelangsungan kehidupan bermasyarakat.



2. Guru a. Pengertian Guru Thoifuri (2008 : 1) mendefinisikan guru sebagai "pendidik atau orang yang mempunyai banyak ilmu, mau mengamalkan dengan sungguh-sungguh, toleran dan menjadikan peserta didiknya lebih baik dalam segala hal". Adapun Umiarso dan Gojali (2010 : 203) mendefinisikan “guru adalah tenaga profesional yang pekerjaan utamanya mengajar dan mendidik sebagai bentuk pengabdian kepada komunitas belajar (learning community) atau dalam lingkup lebih luas kepada masyarakat, bangsa, dan negara”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah pendidik profesional yang mempunyai banyak ilmu, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, agar peserta didiknya lebih baik dalam segala hal, sebagai bentuk pengabdian kepada komunitas belajar (learning community) atau dalam lingkup lebih luas kepada masyarakat, bangsa, dan negara.



b. Peran Guru Sardiman (2005:125), berkaitan dengan peran guru menyatakan bahwa pada setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai ”pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga



sebagai ”pendidik”



yang



sekaligus



melakukan



transfer



of



values



dan



sebagai



”pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Peran guru dalam mengatasi kenakalan remaja yang penting adalah sebagai evaluator, korektor dan pembimbing. Guru sebagai



7 evaluator, harus dapat mengevaluasi aspek kepribadian siswa, yakni aspek nilai (values). Penilaian terhadap aspek kepribadian siswa ini menjadi dasar bagi guru untuk mensosialisasikan nila nilai lain yang belum dimiliki oleh siswa. Adapun pada peran korektor, guru harus dapat membentuk watak dan jiwa siswa dengan mempertahankan nilai-nilai yang baik dan menghilangkan nilai-nilai yang buruk. Adapun sebagai pembimbing guru berperan untuk membimbing siswa menjadi manusia dewasa susila yang cakap.



B. Kenakalan Remaja 1. Pengertian Remaja Desmita (2010 : 190), mendefinisikan remaja sebagai "suatu tahap perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial". Adapun menurut Calon (dalam Monks, Knoers, dan Haditono, 2003 : 182), 'masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak'.



2. Pengertian Kenakalan Remaja Sudarsono (2008:11) menyatakan bahwa kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah "perbuatan/kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama". Soetjiningsih (2007 : 241-242) menyatakan bahwa kenakalan remaja adalah "tindakan kriminal (sesuai dengan batasan hukum setempat) yang dilakukan oleh remaja berumur kurang dari 17 tahun atau 18 tahun".



3. Jenis dan Wujud Kenakalan Remaja Sarwono (2006:209), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis, yaitu: a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.



8 perusakan,



b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: pencurian, pencopetan, pemerasan, dll. c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks sebelum menikah. d. Kenakalan yang melawan status, misalnya: mengingkari status anak sekolah dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka, dan sebagainya. Sudarsono (2008:4) menyatakan bahwa perbuatan-perbuatan yang termasuk kenakalan remaja meliputi pelanggaran dan kejahatan sebagai berikut: a. Keamanan umum bagi orang atau barang dan kesehatan. b. Ketertiban umum. c. Terhadap penguasa umum. d. Terhadap orang yang memerlukan pertolongan. e. Kesusilaan dan penyalahgunaan narkotika Apabila melihat pendapat-pendapat di atas, maka wujud kenakalan remaja dapat berupa pelanggaran terhadap norma-norma sosial, tetapi juga pelanggaran terhadap norma-norma hukum. Kenakalan remaja dapat



dilakukan secara individu, maupun secara kolektif bersama teman-teman sebayanya.



4. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Eliasa (2012:3-4) menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab kenakalan remaja adalah identitas remaja. Karakteristik



remaja



yang



sedang



berproses



untuk



mencari



identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Remaja dengan permasalahannya, seperti: a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. b. Ketidakstabilan emosi. c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup. d. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.



9 f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. g. Senang bereksperimentasi. h. Senang bereksplorasi. i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. j. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok. Kartono (2008 : 9) menyatakan bahwa motif yang mendorong remaja melakukan tindak kenakalan antara lain ialah: a. Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan. b. Meningkatnya agresivitas dan dorongan seksual. c. Salah- asuh dan salah-didik orang tua, sehingga anak menjadi manja dan lemah mentalnya. d. Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebaya, dan kesukaan untuk meniru-niru. e. Kecenderungan pembawaan yang patologis atau abnormal. f. Konfik batin sendiri, dan kemudian menggunakan mekanisme pelarian diri serta pembelaan diri yang irrasional. Apabila melihat pendapat ahli di atas, maka faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja meliputi faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi dalam hal ini adalah identitas remaja, yang sesuai perkembangannya dalam berproses



mencari



identitas



diri,



seringkali mengalami permasalahan. Permasalahan yang dialami remaja tersebut apabila tidak tertangani secara baik, meningkatkan risiko remaja terjerumus dalam perilaku kenakalan remaja. Adapun faktor lingkungan dapat berasal dari keluarga, sekolah maupun teman sebaya. Lingkungan sosial remaja yang kurang positif mendukung dapat meningkatkan risiko remaja melakukan kenakalan.



C. Peran Guru dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Perilaku seseorang termasuk remaja didasari oleh norma-norma sosial yang dihayati dan dianutnya. Apabila remaja mampu menghayati normanorma sosial secara baik, maka perilakunya juga akan baik sesuai dengan norma yang dianutnya. Sebaliknya, apabila remaja tidak menghargai dan menghayati norma-norma sosial, maka perilakunya kurang terkontrol dan mudah terjebak dalam perilaku kenakalan remaja.



10 Guru sebagai pelaku langsung pendidikan memiliki peran dalam menanggulangi kenakalan remaja yang terjadi di sekolah. Pada dasarnya, peran guru antara lain sebagai: 1) Pendidik; 2) Pengajar dan pembimbing; 3) Komunikator; 4) Motivator; 5) Mediator; 6) Informator; 7) Evaluator, 8) Fasilitator; dan 9) Sebagai Director. Sudarsono (2008;165) berkenaan dengan peran guru sebagai pendidik terhadap perilaku kenakalan remaja, menyatakan sebagai berikut: Peranan seorang pendidik di tcngah-tengah anak delinkuen sebagai motivator dan dinamisator bagi pcrkembangan mental. Perikehidupan lingkungan anak delinkuen memiliki peranan penting di dalam upaya resosialisasi, sebab secara individual anak delinkuen dihadapkan kepada ide-ide dan nilai-nilai baru yang terencana secara edukatif. Dinamika kelompok yang harus dipatuhi di "lingkungan pendidikan" haruslah merupakan suatu modifikasi kehidupan sosial dengan pretensi pembinaan anak delinkuen scbagai persiapan untuk menjadi anggota keluarga yang baik, lebih-lebih untuk menjadi siswa atau anggota masyarakat dalam arti yang lebih luas. Keteladanan yang serba baik perlu diciptakan sedemikian rupa dengan maksud agar anak-anak delinkuen memiliki kepribadian yang mantap untuk hidup bermasyarakat, misalnya suka gotong-royong, selalu cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Kondisi-kondisi modifikasi tersebut seluruhnya akan menunjang pembaikan kembali mental anak yang berada dalam usia remaja. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kenakalan remaja antara lain: a) Memberikan contoh tingkah laku yang tidak menyimpang norma-norma, baik norma hukum maupun norma sosial kepada peserta didik. b) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik (siswa). c) Guru memberikan informasi tentang bahayanya melakukan tindakan kriminal. d) Guru selalu mengawasi perkembangan tingkah laku siswa. e) Guru memberikan bimbingan kepribadian di sekolah. f) Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk selalu melakukan hal yang positif, dll.



11 Selain upaya yang dilakukan guru, juga harus ada upaya yang dilakukan oleh orang tua ataupun oleh remaja itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: a) Orang tua harus mengawasi secara intensif terhadap perkembangan sikap dan perilaku anaknya. b) Orang tua harus lebih perhatian dan mampu menjadi orang tua yang baik bagi anaknya. c) Orang tua harus mengarahkan anaknya untuk selalu bersikap dan bertindak positif. d) Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarganya sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman. e) Sebagai remaja, mereka harus mampu menghindar dari pengaruhpengaruh negatif untuk bertindak menyimpang dari norma hukum maupun norma sosial. f) Remaja harus mampu memilih teman dan lingkungan yang baik. g) Remaja harus mengisi waktu mereka dengan hal-hal yang positif bukan dengan hal-hal yang negatif.



BAB III METODE PELAKSANAAN



A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian dari penyusunan tugas mini riset ini adalah SMK Swasta Kristen BNKP



2. Waktu penelitian Waktu penelitian dari penyusunan tugas mini riset ini adalah dilaksanakan pada hari senin, 08 November 2019



B. Penentuan Informan Teknik pemilihan informan adalah teknik sampling purposif (purposive sampling). Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset. Informan dari penelitian ini adalah guru SMKS Kristen BNKP dan salah satu siswa SMKS Kristen BNKP.



C. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan karakteristik-karakteristik (a) berpijak pada konsep naturalistik, (b) kenyataan berdimensi jamak, kesatuan utuh, terbuka, berubah, (c) hubungan peneliti dengan obyek berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam, peneliti sebagai instrumen, bersifat subyektif,judgment, (d) Seting penelitian alamiah, terkait tempat dan waktu, (e)Analisis subyektif, intuitif, rasional, (f) hasil penelitian berupa deskripsi, interpretasi, tentatif, situasional.



D. Sumber Data Sumber data yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 12



13 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Data ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara kepada informan berdasarkan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti.



2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini didapat melalui peninggalan tertulis yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku literatur, dokumen, dan tulisan yang dianggap peneliti berkenan dengan permasalahan yang sedang diteliti.



E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang



digunakan adalah interview



(wawancara), observasi, dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena suatu fenomena itu akan dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti melakukan interaksi dengan subyek penelitian dimana fenomena tersebut berlangsung. F. Instrumen Penelitian Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang



G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih



14 mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas. Komponen dalam analisis data: 1. Reduksi Data Merupakan



proses



pemilihan,



pemusatan



perhatian



pada



penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Dimana setelah peneliti memperoleh data, harus lebih dulu dikaji kelayakannya dengan memilih data mana yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini. 2. Penyajian Data Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dan menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data 3. Verifikasi (Menarik Kesimpulan) Kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya



H. Teknik Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat keabsahan data (kredebilitas) dapat diadakan pengecekan dengan teknik pengamatan tekun, dan triangulasi. Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari.



BAB IV PEMBAHASAN A. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja Yang Dilakukan Siswa Di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli Kenakalan remaja sebagaimana yang telah diungkapkan oleh bapak Jeriman Waruwu, S.PAK (guru agama di SMKS Kristen BNKP gunungsitoli) menyatakan bahwa: Kenakalan remaja adalah suatu hal yang menyimpang yang melanggar norma-norma yang berlaku baik dalam pendidikan dan juga sosial atau masyarakat. (wawancara 08 November 2019) Hal senada juga sesuai dengan yang diungkapakan oleh Defriani Waruwu (Siswa Kelas XI di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Kenakalan remaja merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa siswi khususnya remaja yang menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku. (wawancara 08 November 2019) Berdasarkan hasil wawancara diatas, sangat jelas bagi kita bahwa kenakalan remaja merupakan perilaku atau tindakan yang dilakukan remaja yang tidak sesuai dengan tata aturan dan norma-norma yang ada didalam masyarakat maupun didalam ranah pendidikan. Selanjutnya, bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan siswasiswi SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti adalah bentuk-bentuk kenakalan remaja yang ringan artinya bentuk kenakalan yang memang biasa terjadi disekolah-sekolah yang dilakukan oleh para peserta didik, sebagaimana yang dikemukan oleh Ibu Yuliana Listiodewi, S.Pd (guru PKn di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Dari pengamatan saya bentuk-bentuk kenakalan remaja misalnya ribut dikelas, tidak mau mengerjakan tugas atau malas. (wawancara 08 November 2019) Hal senada juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh bapak Jeriman Waruwu, S.PAK (guru agama di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini:



15



16 Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Swasta Kristen BNKP banyak sekali, terutama membantah, melawan bahkan keluar kata-kata yang tidak benar. Misalnya, melawan guru, merasa hebat artinya tidak memberi peluang kepada orang lain. Kemudian emosional tinggi, tidak bisa dikontrol. (wawancara 08 November 2019) Kemudian



pernyataan



tersebut



semakin



didukung



dari



hasil



wawancara peneliti terhadap salah seorang siswi di SMKS Krisen BNKP terkait dengan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Kristen BNKP, menyatakan bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Kristen BNKP sudah diminimalisir, hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Defriani Waruwu (Siswi Kelas XI di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Bentuk bentuk kenakalan remaja di SMKS Swasta Kristen BNKP cukup terkontrol, ada banyak kenakalan-kenakalan yang sudah diminimalisir karena adanya bimbingan atau pencerahan yang dilakukan oleh guru-guru SMKS Kristen BNKP dalam mengatasi kenakalan remaja. Namun, ada saja beberapa siswa-siswi yang masih melakukan kenakalan remaja, seperti ada yang ketahuan merokok namun tidak banyak, mereka melakukan hal tersebut secara sembunyisembunyi dan kasus seperti itu tidak banyak. Kemudian ada yang suka bolos kekantin ketika mereka sudah bosan belajar, selain itu jika terkait dengan kenakalan remaja seperti pacaran disekolah hal tersebut sudah berkurang di SMKS Kristen BNKP. (wawancara 08 November 2019) Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada informan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Kristen BNKP tergolong dalam bentuk kenakalan remaja yang ringan, dalam artian bahwa kenakalan remaja yang dilakukan oleh para siswa di SMK Kristen BNKP merupakan kenakalan remaja yang memang sudah biasa terjadi di sekolah-sekolah dan tidak masuk kedalam bentuk kenakalan remaja yang berat atau dalam ranah kejahatan/kriminalitas karena sudah dikontrol atau diminimalisir oleh guru-guru dengan memberikan bimbingan dan pencerahan kepada peserta didik.



17 B. Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli Dari hasil wawancara dan observasi tentang peran guru dalam mengatasi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungstitoli, disana ditemukan juga faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli. Sebagaimana diungkapkan oleh ibu Yuliana Listiodewi, S.Pd (guru PKn di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Tentu saja kenakalan remaja ini menyimpang karena pengaruh intern maupun ekstern dalam diri si anak tersebut. Pengaruh internnya bisa pengaruh dari dirinya sendiri karena faktor psikologis, misalnya pengaruh dari keluarga, mungkin karena pengaruh perekonomian orangtua yang tidak mampu sehingga berpengaruh pada diri siswa untuk menyimpang. Selanjutnya, faktor eksternnya adalah pengaruh dari teman-teman si anak, tentunya pengaruh yang dimaksud disini adalah pengaruh yang negatif misalnya merokok, narkoba, dll. (wawancara 08 November 2019) Senada dengan yang diungkapkan oleh ibu Yuliana, bapak Jeriman Waruwu, S.PAK (guru agama di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) juga menyatakan, bahwa: Faktor-faktor penyebab anak nakal bisa melalui keluarga, karena pendidikan pertama dan utama sebenarnya dari keluarga dan bukan sekolah. Kemudian yang kedua dari masyarakat, kenapa dari masyarakat ? karna orangtua membiarkan anak-anak atau memberi peluang diberi kesempatan, bahkan misalnya kalau pulang malam atau keluyuran maka orangtua sebenarnya harus tau dan harus mengenal anak dan kembali pada orangtua harus bersahabat dengan anak dan terus berkomunikasi. (wawancara 08 November 2019) Seperti halnya pernyataan yang diungkapkan oleh ibu Yuliana dan bapak Jeriman, Defriani Waruwu (siswi kelas XI di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) juga mengemukakan bahwa: Faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan perbuatan menyimpang atau kenakalan remaja secara umum dimulai dari keluarga, bagaimana anak tersebut dalam keluarga, bagaimana kondisi keluarga dan pribadi anak tersebut. Dan secara khusus, karena faktor



18 lingkungan dimana si anak tersebut berada, bagaimana pergaulannya diluar lingkungan keluarganya, ketika lingkungan dimana ia berada buruk atau memberikan pengaruh yang buruk maka akan membawa sianak tersebut akan mengikuti hal tersebut dan kemudian melakukan kenakalan remaja atau perilaku menyimpang seperti narkoba, merokok dan seks bebas. (wawancara 08 November 2019) Dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak tersebut yang mempengaruhi perilaku sehingga menyebabkan kenakalan remaja, seperti faktor psikologis, selanjutnya faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri si anak yang mempengaruhi perilaku sehingga menyebabkan kenakalan remaja. Misalnya adalah faktor keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan faktor pengaruh teman sebaya. C. Upaya guru dalam mengatasi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, upaya guru dalam mengatasi kenakalan remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli adalah : 1. Mencari tahu masalah peserta didik dengan memanggil peserta didik tersebut dan menanyakan apa yang menjadi penyebab peserta didik melakukan hal tersebut kemudian guru memberikan dorongan yang dapat menguatkan mental peserta didik agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. 2. Menjalin keakraban dan pendekatan khusus artinya guru harus bisa mengarahkan dan membimbing peserta didik, serta memberikan pencerahan terkait dengan masalah yang dialami oleh peserta didik tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh bapak Jeriman Waruwu, S.PAK (guru agama SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi kenakalan remaja adalah dengan memanggil siswa tersebut, melakukan



19 bimbingan dan pendampingan bahkan pencerahan sekaligus mendoakan sianak secara terus menerus. wawancara 08 November 2019) 3. Memberikan Sanksi Kepada Peserta Didik artinya dalam membimbing dan membina peserta didik, guru juga harus memberikan sanksi berupa hukuman kepada peserta didik yang melakukan kesalahan, agar peserta didik tersebut jera dan tidak kembali melakukan penyimpangan. Sebagaimana dikemukakan oleh ibu Yuliana Listiodewi, S.Pd (guru PKn SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Upaya-upaya yang dilakukan guru tersebut sudah dapat dikatakan efektif karena dengan adanya sanksi-sanksi yang diberikan kepada anak disekolah maka anak akan takut untuk melakukan pelanggaran atau melakukan hal yang menyimpang. wawancara 08 November 2019) 4. Menjalin Kerjasama Dengan Orangtua Peserta Didik artinya guru dan orangtua harus bekerjasama sama dalam mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam mengatasi kenakalan remaja. Karena, ketika anak sudah dibimbing, dibina dan diarahkan dan masih saja tidak berpengaruh atau tidak membuat si anak tersebut berubah maka hal tersebut harus diberitahukan kepada orangtua peserta didik tersebut, artinya bahwa untuk memperbaiki sianak, harus ada hubungan sinergis artinya kerjasama antar guru dan orangtua. Sebagaimana yang dikemukakan oleh bapak Jeriman Waruwu, S.PAK (guru agama SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli) berikut ini: Jika tidak dengan memberitahukan kepada orangtua sianak artinya melakukan kerjasama dengan orangtua terkait dengan masalah yang dihadapi si anak tersebut. Artinya bahwa untuk memperbaiki sianak, harus ada hubungan sinergis, sinergis artinya kerjasama. Maka dalam kenakalan remaja perlu yang namanya workaholice artinya bekerja tanpa henti, artinya guru bekerjasama sama dengan orangtua membimbing, mengarahkan sianak. wawancara 08 November 2019) Dari hasil wawancara dari beberapa informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kenakalan



20 remaja di SMKS Kristen BNKP Gunungsitoli adalah dengan mencari tahu masalah peserta didik, menjalin keakraban dan pendekatan khusus kepada peserta didik, memberikan sanksi, dan menjalin kerjasama dengan orangtua peserta didik.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja yang tidak sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku baik di sekolah maupun dilingkungkan masyarakat. Adapun bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Kristen BNKP berdasarkan data yang dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, yaitu membolos, merokok, malas belajar, membantah, memaki, dan tidak mengerjakan tugas. Faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut ada 2 macam karena faktor internal, yaitu kontrol diri yang lemah dan faktor eksternal yaitu, faktor keluarga, faktor lingkungan masyarakat dan faktor teman sebaya. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SMKS Kristen BNKP dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan cara 1) mencari tahu masalah peserta didik; 2) menjalin keakraban dan pendekatan khusus; 3) memberikan sanksi kepada peserta didik; dan 4) menjalin kerjasama dengan orangtua peserta didik.



B. Saran Adapun saran dalam penelitian ini adalah kepada guru-guru SMKS Kristen BNKP diminta mampu meningkatkan kualitas dalam menjalankan peranannya dalam memecahkan masalah peserta didik, menjalin keakraban dengan peserta didik, menjalin kerjasama yang baik dengan orangtua, meningkatkan pembinaan dan bimbingan kepada peserta didik dan lebih bersemangat dalam menjadikan peserta didik menjadi generasi milenial yang berkarakter, cerdas dan beriman.



21



DAFTAR PUSTAKA



A. Internet ,-Peran Guru Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Diakses 09 November 2019 dari https://maiiaeonniedu.wordpress.com



,-Defenisi Pengertian Perilaku Menurut Para Ahli. Diakses 09 November 2019 dari http://www.definisi-pengertian.com



,-Perilaku Menyimpang. Diakses 09 November 2019 dari https://www.yuksinau.id



22



23 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Peran Guru Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Sekolah IDENTITAS Informan Pewawancara Tanggal



:.............................................. :.............................................. :..............................................



➢ Soal Wawancara Untuk Guru 1. Menurut Bapak/Ibu, apa yang disebut kenakalan remaja ? 2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan anak-anak SMKS Kristen BNKP dari pengamatan Bapak/Ibu selama ini ? 3. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi faktor-faktor penyebab seorang anak melakukan kenakalan remaja ? 4. Apakah hal tersebut berpengaruh pada perilaku dan tingkat prestasi anak di sekolah ? 5. Sebagai seorang guru, apa upaya yang dilakukan oleh Bapak/Ibu dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa ? 6. Apa pesan Bapak/Ibu kepada peserta didik terkait dengan masalah kenakalan remaja saat ini ? ➢ Soal Wawancara Untuk Siswa 1. Menurut pemahaman anda, apa yang disebut kenakalan remaja sebagai perilaku menyimpang ? 2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan anak-anak SMKS Kristen BNKP dari pengamatan anda selama ini ? 3. Menurut anda apa yang menjadi faktor-faktor penyebab seseorang melakukan kenakalan remaja ? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam mencegah dan mengatasi masalah kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa ?



24 Lampiran 2 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PPKn SMKS SWASTA KRISTEN BNKP GUNUNGSITOLI



IDENTITAS Informan



: Yuliana Listiodewi, S.Pd



Pewawancara



: 1. Alvin Zalukhu 2. Erlinda Zebua 3. Judiaman Zai 4. Renta Putra Marunduri



Tanggal



: 08 November 2019



1. Menurut Ibu, apa yang disebut kenakalan remaja ? Jawab : Kenakalan remaja merupakan perilaku yang tidak wajar yang dilakukan oleh seorang siswa, karena remaja merupakan seorang yang sudah menempuh jalur pendidikan dan yang akan menjadi generasi penerus bangsa.



2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan anak-anak SMKS Kristen BNKP dari pengamatan Ibu selama ini ? Jawab : Dari pengamatan saya bentuk-bentuk kenakalan remaja misalnya ribut dikelas, tidak mau mengerjakan tugas atau malas.



3. Menurut Ibu apa yang menjadi faktor-faktor penyebab seorang anak melakukan kenakalan remaja ? Jawab : Tentu saja kenakalan remaja ini menyimpang karena pengaruh intern maupun ekstern dalam diri si anak tersebut. Pengaruh internnya bisa pengaruh dari dirinya sendiri karena faktor psikologis, misalnya pengaruh dari keluarga, mungkin karena pengaruh perekonomian orangtua yang tidak mampu sehingga berpengaruh pada diri siswa untuk menyimpang. contohnya, seorang anak yang ingin memiliki HP, namun karena orangtua tidak mampu maka dari hal tersebut untuk mewujudkan keinginannya maka si anak tersebut melakukan hal-hal yang menyimpang. Selanjutnya, faktor eksternnya



25 adalah pengaruh dari teman-teman si anak, tentunya pengaruh yang dimaksud disini adalah pengaruh yang negatif misalnya merokok, narkoba, dll. 4. Apakah hal tersebut berpengaruh pada perilaku dan tingkat prestasi anak di sekolah ? Jawab : Faktor-faktor kenakalan remaja sangat berpengaruh pada tingkat prestasi anak disekolah, misalnya malas belajar, hal tersebut sangat berpengaruh pada



tingkat prestasi anak, kemudian penggunaan gadget



bermain game online. 5. Sebagai seorang guru, apa upaya yang dilakukan oleh Ibu dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa ? Jawab : Disekolah tidak diterapkan untuk membawa HP, sehingga anak-anak boleh membawa laptop. Hal tersebut dilakukan untuk membatasi kenakalan remaja disekolah, maka tidak diperkenankan untuk membawa HP disekolah bahkan tidak diizinkan. Karna akan ada sanksinya ketika anak ketahuan membawa HP dan menggunakan saat PBM maka akan dikenakan sanksi dengan cara memanggil orangtua. Upaya-upaya yang dilakukan guru tersebut sudah dapat dikatakan efektif karena dengan adanya sanksi-sanksi yang diberikan kepada anak disekolah maka anak akan takut untuk melakukan pelanggaran atau melakukan hal yang menyimpang. 6. Apa pesan Bapak/Ibu kepada peserta didik terkait dengan masalah kenakalan remaja saat ini ? Jawab : Anak-anak SMK S Kristen BNKP diharapkan bertambah iman dengan berdoa, mengikuti ibadah pagi, mengikuti kebaktian sekolah akhir bulan dan berusaha supaya melakulan hal-hal yang baik.



26 Lampiran 3 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU AGAMA SMKS SWASTA KRISTEN BNKP GUNUNGSITOLI



IDENTITAS Informan



: Jeriman Waruwu, S.PAK



Pewawancara



: 1. Alvin Zalukhu 2. Erlinda Zebua 3. Judiaman Zai 4. Renta Putra Marunduri



Tanggal



: 08 November 2019



1. Menurut Bapak, apa yang disebut kenakalan remaja sebagai perilaku menyimpang ? Jawab : Kenakalan remaja sebagai perilaku menyimpang adalah suatu hal yang menyimpang yang melanggar norma-norma yang berlaku baik dalam pendidikan dan juga sosial atau masyarakat. Jelas bahwa kenakalan remaja saat ini sangat pesat, baik dilingkungan sekitar sekolah bahkan lingkungan masyarakat dan keluarga. Sebenarnya remaja itu perlu yang namanya pendampingan dari orangtua, maka orangtua sebenarnya melakukan pendampingan dengan adanya pendampingan atau memberikan arahan, bimbingan,memfasilitasi anak maka tentu anak kedepannya akan menjadi orang yang lebih baik. Maka, kenapa kenakalan remaja saat ini semakin berkembang atau semakin merajalela karna orangtua itu kurang gesit, kurang semangat bahkan tidak ada pengetahuan dan terutama bahkan dikampung maupun dikota karna kesibukan. Maka sebenarnya disini bahwa hubungan orangtua dengan anak bagaikan sahabat, tidak pernah dilepas pisahkan. Orangtua dengan anak sebenarnya harus bersahabat karna dari sanalah anakanak tersebut dibimbing terutama adalah dengan adanya pendekatan regilius, diisi dengan kegiatan misalnya orangtua mengajak ajak berdoa pada pagi hari sebelum berangkat melakukan aktivitas masing-masing. Artinya, kenakalan



27 remaja adalah hal yang menyimpang yang melanggar norma-norma, baik dilingkungan pendidikan maupun dalam masyarakat. 2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan anak-anak SMKS Kristen BNKP dari pengamatan Bapak selama ini ? Jawab : Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di SMKS Swasta Kristen BNKP banyak sekali, terutama membantah, melawan bahkan keluar kata-kata yang tidak benar. Misalnya, melawan guru, merasa hebat artinya tidak memberi peluang kepada orang lain. Kemudian emosional tinggi, tidak bisa dikontrol. 3. Menurut Bapak apa yang menjadi faktor-faktor penyebab seorang anak melakukan kenakalan remaja ? Jawab : Faktor-faktor penyebab anak nakal bisa melalui keluarga, karena pendidikan pertama dan utama sebenarnya dari keluarga dan bukan sekolah. Maka tidak perlu sebenarnya disalahkan sekolah ketika anak tersebut nakal atau perilakunya tidak benar karna itu berasal dari keluarga. Kenapa dikatakan dari keluarga karna orangtua itu tidak punya pendidikan misalnya. Kemudian yang kedua dari masyarakat, kenapa dari masyarakat ? karna orangtua membiarkan anak-anak atau memberi peluang diberi kesempatan, bahkan misalnya kalau pulang malam atau keluyuran maka orangtua sebenarnya harus tau dan harus mengenal anak dan kembali pada orangtua harus bersahabat dengan anak dan terus berkomunikasi. 4. Apakah hal tersebut berpengaruh pada perilaku dan tingkat prestasi anak di sekolah ? Jawab : Dari faktor-faktor penyebab kenakalan anak tersebut sangat berpengaruh pada tingkat prestasi dan perilaku siswa. Namun ada juga, anak tersebut ribut tapi tingkat pengetahuannya tinggi dan ada juga sebaliknya anak tersebut nakal dan juga tingkat prestasi anak tersebut turun. Artinya, tidak semua anak yang nakal tingkat prestasinya itu tidak bagus, karna ada juga anak yang nakal namun pintar dan ada juga anak yang nakal tapi prestasinya kurang atau biasa-biasa saja. Tapi meskipun anak tersebut nakal



28 tapi pintar, namun harus terus dibimbing mulai dari keluarga, sekolah, dan juga masyarakat bahkan gereja. 5. Sebagai seorang guru, apa upaya yang dilakukan oleh Bapak dalam mengatasi masalah kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa ? Jawab : Upaya yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi kenakalan remaja adalah dengan memanggil siswa tersebut, melakukan bimbingan dan pendampingan bahkan pencerahan sekaligus mendoakan sianak secara terus menerus. Jika tidak dengan memberitahukan kepada orangtua sianak artinya melakukan kerjasama dengan orangtua terkait dengan masalah yang dihadapi si anak tersebut. Artinya bahwa untuk memperbaiki sianak, harus ada hubungan sinergis, sinergis artinya kerjasama. Maka dalam kenakalan remaja perlu yang namanya workaholice artinya bekerja tanpa henti, artinya guru bekerjasama sama dengan orangtua membimbing, mengarahkan sianak. 6. Apa pesan Bapak kepada peserta didik terkait dengan masalah kenakalan remaja saat ini ? Jawab : Masa depan adalah menentukan ketika pendirian anak-anak bagus maka masa depan akan cerah dan ketika tidak adanya fokus, ketekunan dan bahkan tidak dilandasi dengan iman maka akan hancur, karna ketika membangun fondasi yang kuat dari awal maka masa depan akan cerah. Karna masa muda adalah masa yang membangun masa depan, di era milineal ini anak-anak harus memiliki sifat yang tangguh dan berkarakter, berpotensi bahkan mandiri. Harapan dari dunia pendidikan anak-anak memiliki karakter, memiliki prestasi, bahkan beriman.



29 Lampiran 4 HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA SMKS SWASTA KRISTEN BNKP GUNUNGSITOLI



IDENTITAS Informan



: Defriani Waruwu



Pewawancara



: 1. Alvin Zalukhu 2. Erlinda Zebua 3. Judiaman Zai 4. Renta Putra Marunduri



Tanggal



: 08 November 2019



1. Menurut pemahaman anda, apa yang disebut kenakalan remaja ? Jawab : Kenakalan remaja merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa siswi khususnya remaja yang menyimpang atau tidak sesuai dengan aturan atau tata tertib yang berlaku.



2. Apa saja bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dilakukan anak-anak SMKS Kristen BNKP dari pengamatan anda selama ini ? Jawab : Bentuk bentuk kenakalan remaja di SMKS Swasta Kristen BNKP cukup terkontrol, ada banyak kenakalan-kenakalan yang sudah diminimalisir karena adanya bimbingan atau pencerahan yang dilakukan oleh guru-guru SMKS Kristen BNKP dalam mengatasi kenakalan remaja. Namun, ada saja beberapa siswa-siswi yang masih melakukan kenakalan remaja, seperti ada yang ketahuan merokok namun tidak banyak, mereka melakukan hal tersebut secara sembunyi-sembunyi dan kasus seperti itu tidak banyak. Kemudian ada yang suka bolos kekantin ketika mereka sudah bosan belajar, selain itu jika terkait dengan kenakalan remaja seperti pacaran disekolah hal tersebut sudah berkurang di SMKS Kristen BNKP. 3. Menurut anda apa yang menjadi faktor-faktor penyebab seseorang melakukan kenakalan remaja ?



30 Jawab : Faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan perbuatan menyimpang atau kenakalan remaja secara umum dimulai dari keluarga, bagaimana anak tersebut dalam keluarga, bagaimana kondisi keluarga dan pribadi anak tersebut. Dan secara khusus, karena faktor lingkungan dimana si anak



tersebut



berada,



bagaimana



pergaulannya



diluar



lingkungan



keluarganya, ketika lingkungan dimana ia berada buruk atau memberikan pengaruh yang buruk maka akan membawa sianak tersebut akan mengikuti hal tersebut dan kemudian melakukan kenakalan remaja atau perilaku menyimpang seperti narkoba, merokok dan seks bebas. 4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam mencegah dan mengatasi masalah kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa ? Jawab : Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kenakalan yang dilakukan oleh siswa yaitu secara umum dengan memberikan peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap siswa. Dan secara khusus dapat dilihat dari keakraban guru dan siswa dalam membimbing anak tersebut, bisa dalam ruang BK dan hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam meminimalisir perilaku kenakalan remaja yang dilakukan oleh siswa, selain itu juga guru menegaskan peraturan yang berlaku disekolah artinya, ketika ada yang melanggar maka langsung diberikan sanksi.



31 Lampiran 5 DOKUMENTASI PENELITIAN



(Wawancara dengan Guru Agama Bapak Jeriman Waruwu, S.PAK)



(Wawancara dengan Guru Agama Bapak Jeriman Waruwu, S.PAK)



32



(Wawancara dengan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Ibu Yuliana Listiodewi, S.Pd)



(Wawancara dengan Guru Pendidikan Kewarganegaraan Ibu Yuliana Listiodewi, S.Pd)



33



(Wawancara dengan Siswi SMKS Kristen BNKP Kelas XI Defriani Waruwu)



(Wawancara dengan Siswi SMKS Kristen BNKP Kelas XI Defriani Waruwu)



34 Lampiran 6 BIODATA KELOMPOK 2



1. Nama NIM



: Erlinda Zebua : 182119012



Tempat/ Tanggal Lahir : Hilinaa/ 22 April 2000 Alamat



2. Nama NIM



: Jln. Meteorlogi, Desa Hilinaa



: Alvin Zalukhu : 182119002



Tempat/ Tanggal Lahir : Dahadano/ 29 Agustus 1999 Alamat



3. Nama NIM



: Desa Siforoasi



: Judiaman Zai : 182119026



Tempat/ Tanggal Lahir : Sisaratandrawa/ 27 Juni 1998 Alamat



4. Nama NIM



: Desa So’ewali



: Renta Putra Marunduri : 182119038



Tempat/ Tanggal Lahir : Hinako/ 02 Maret 2000 Alamat



: Desa Hinako