MKL Kel 2, Konsep MNJMN &askep [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konsep Manajemen dan Asuhan Keperawatan



DOSEN PENGAMPU Ismar Agustin, S.Kp, M.Kes



DISUSUN OLEH Kelompok 2 Anggota



: 1. Miranti Alam 2. Ria Indriani 3. Salsabilla Sheilalia 4. Yayang Ade Melinda



DIII KEPERAWATAN PALEMBANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Manajemen Keperawatan dan Asuhan Keperawatan”. Penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan. Pada makalah ini akan dibahas manajemen keperawatan dan asuhan keperawatan beserta isinya. Dalam pembuatan makalah ini tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ismar Agustin, S.Kp, M.Kes. selaku dosen pembimbing Manajemen Keperawatan karena telah membantu kami dalam memberikan materi tentang pembahasan ini. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan kepada kami sehingga makalah ini bisa kami selesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari Ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya sehingga menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam penyusunan makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian makalah. Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat menjadi acuan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.



Palembang,



Februari 2020



Penyusun i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar..................................................................................................................i Daftar Isi............................................................................................................................ii Bab I Pendahuluan............................................................................................................1 1.1. Latar belakang.....................................................................................................1 1.2. Tujuan Penulisan.................................................................................................1



Bab II Pembahasan............................................................................................................3 2.1. Pengertian Manajemen........................................................................................3 2.2. Pengertian Keperawatan......................................................................................4 2.3. Pengertian Manajemen Keperawatan..................................................................5 2.4. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan..........................................................6 2.5. Manajemen Keperawatan Operasional................................................................8 2.5.1. Fungsi Manajemen Keperawatan..............................................................8 2.5.2. Tujuan Manajemen Keperawatan..............................................................8 2.5.3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan ................................................9 2.5.4. Level-level Manajemen ............................................................................10 2.6. Manajemen Asuhan Keperawatan.......................................................................11 2.6.1. Pengertian Asuhan Keperawatan .............................................................11 2.6.2. Manajemen Asuhan Keperawatan ............................................................11 2.6.3. Proses Keperawatan .................................................................................12 2.7. Kerangka Konsep Manajemen Keperawatan .....................................................20 2.8. Komponen Sistem ..............................................................................................21 2.9. Manajemen Keperawatan di Masa Datang .........................................................22 2.9.1 Strategi Pelaksanaan Manajemen Keperawatan di Masa Datang.....................22 2.9.2 Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................23



ii



Bab III Penutup.................................................................................................................28 3.1. Kesimpulan..........................................................................................................28 3.2. Saran....................................................................................................................28



Daftar Pustaka...................................................................................................................29



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melallui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi. Tujuan ditetapkan berdasarkan misi, filosofi dan tujuan organisasi. Proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi, pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, fisik dan teknologi. Semua perawat yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu memahami misi, filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerjanya. Manajemen keperawatan mempunyhai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan, mengatur dan menggerakan karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien, diperlukan suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut. Kemajuan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, telah memperluas peran dan fungsi keperawatan. Selain itu, telah terjadi pula perubahan mendasar pada manajemen keperawatan dan penggunaan sumber daya yang represif menuju kependayagunaan sumber daya yang bersifat proaktif. Pelaksanaa manajemen sumberdaya proaktiflebih ditekankan pada tejaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan.



1.2. Tujuan 1. Tujuan Umum Makalah ini di buat Untuk mengetahui,memahami,dan menerapkan konsep manajemen keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang keperawatan.



1



2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi manajemen keperawatan b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen keperawatan dalam proses keperawatan c. Mahaiswa mampu mengetahui dan memahami manajemen keperawatan operasional d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami ruang lingkup manajemen keperawatan e. Mahasiswa mampu memahami manajemen asuhan keperawatan f. Mahasiswa mampu menganalisis perkembangan manajemen keperawatan di masa datang. g. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kerangka konsep manajemen keperawatan. h. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komponen sistem manajemen i. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1



Pengertian Manajemen Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal secara



baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian manajemen secara umum dari beberapa ahli. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Menurut



Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua



kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah proses yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan. Manajemen merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi. Secara garis besar konsep manajemen terbagi menjadi beberapa pengertian diantaranya sebagai berikut : a.



Konsep kualitas



Dalam konsep ini organisasi mementingkan kualiatas yang mampu memasuki pasar , dan dengan demikian harus mementingkan kepuasan pelangggan. b.



Konsep Manajement



Dalam konsep manajemen bukan hanya manajer melainkan semua personil bertugas malaksanakan manajemen menggunakan fakta dan manajemen dengan siklus PDCA (plan do check act). 3



c.



Konsep proses



Dalam konsep proses siapapun yang akan melakukan tindak lanjut rangkaian tindakan, harus dianggap pelanggan yang harus dipuaskan. Pengendalian proses juga lebih diutamakan agar kesalahan kualitas dapat dihindari. d.



Konsep Standardisasi



Dalam konsep ini semua melaksanankan pekerjaan berpangkal pada standar, seperti standar prosedur, kualitas dan kompetensi. e.



Konsep homan respect



Dalam konsep ini manusia sepenuhnya perlu dihormati untuk menumbuhkan motivasi. f.



Konsep quality assurance



Dalam konsep ini keikutsertaan pegawai tercermin dari kegiatan dalam gugus kendali mutu ( quality circle) g.



Konsep Manajemen Jepang



Secara garis besar konsep ini dapat digunakan untuk memilih karakteristik calon karyawan, melatih karyawan baru, mengenalkan organisasi, merotasi karyawan diberbagai unit, mengambil keputusan secara kolektif ( kelompok kerja ), dan memotifasi karyawan untuk 8umencapai hasil maksimal. (Suarli dkk, hal :6)



2.2. Pengertian Keperawatan Definisi keperawatan berdasar hasil Lokakarya Keperawatan Nasional Tahun 1983 adalah suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosiospiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia. Dalam keperawatan, terdapat proses keperawatan yang harus dijalani. Proses keperawatan menurut Carol V.A (1991) merupakan suatu metode yang sistematis untuk



4



mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut. Jadi dalam lingkup keperawatan, seorang perawat adalah individu yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan profesional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual.



2.3



Pengertian Manajemen Keperawatan Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui



upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989) Manajemen keperawatan adalah suatu prosesn dalam menyelesaikan pekerjaan melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara rofesional. (dunia-askep.blogspot.com/konsep-manajemen-keperawatan.html) Manajemen pada proses keperawatan mencakup menejemen pada berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu : 1.



Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat



setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa datang. 2.



Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan professional dengan menganalisis



data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun potensial. 3.



Perencanaan , perencanaan keperawatan merupakan dibuat setelah perawat mampu



memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal. 4.



Implementasi merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan semua kegiatan



yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus direncanakan 5



untuk menunjang Tujuan pengobatan medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut. 5.



Evaluasi adalah



pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan yang dipilih



sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan sebelumnya cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan keluarga. Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang ditetapkan oleh para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan (terutama menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai, dengan kode etik dan standar praktik keperawatan. (Suarli, hal: 116)



2.4.



Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan



berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan sudah menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh dari sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai sangat dipengaruhi oleh pelayanan keperawatan yang ada didalamnya. Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogianya memahami hal ini dan mampu memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana meliputi : menggunaan proses keperawatan dalam setiap aktivitas asuhan keperawatannya, melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat, serta mampu mengendalikan lingkungan praktek keperawatan. Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.



6



Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: Manajemen operasional/ menajemen layanan dan manajemen asuhan keperawatan.



1.Manajemen Layanan/Operasional Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat manajerial tersebut yaitu :



Puncak



Menengah



Bawah



Gambar 1.1 Tingkat Manajerial



Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orangorang yang memimpin dalam tiap level manajerial tersebut.



Faktor-faktor tersebut



adalah : kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen 2.Manajemen asuhan keperawatan Manajemen Asuhan Keperawatan adalah suatu proses keperawatan yg menggunakan konsep-konsep



manajemen



di



dalamnya



seperti



:



perencanaan,



pengorganisasan,



implementasi, pengendalian dan evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien. Proses Keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yg menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses



7



keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu : pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. 2.5.



Manajemen Keperawatan Operasional 2.5.1. Fungsi Manajemen Keperawatan 1.      Planning Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana. 2.      Organizing Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai. 3. Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakan Adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia. 4.      Staffing Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf. 5.      Controlling Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan. 2.5.2. Tujuan Manajemen Keperawatan 1.



Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan



2.



Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial



8



3.



Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh komponen yang ada



4.



Meningkatkan



metode kerja keperawatan sehingga staf



perawatan bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia, mengurangi duplikasi tenaga dan upaya 2.5.3. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan Supaya manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan organisasi, maka pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen sangatlah dibutuhkan. Ada tujuh prinsip manajemen yang harus Anda ketahui, yaitu: perencanaan, penggunaan waktu yang efektif, pengambilan keputusan, pengelola/pemimpin, tujuan sosial, pengorganisasian dan perubahan. Berikut dibawah ini akan dijelaskan maksud dari prinsipprinsip manajemen tersebut. 1.



Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama dalam manajemen (the first function of management). Semua fungsi manajemen tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan dan peramalan (forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke masa depan dan memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg & Swansburg, 1999). Dalam perencanaan, salah satu hal penting yang menjadi pusat perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.



2.



Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time). Penggunaan waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda organisasi dan tercapaianya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung, dan kegiatan perawat dikendalikan.



3.



Pengambilan keputusan (Decision making). Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan di antara beberapa alternatif yang tersedia yang dilakukan oleh seorang pembuat keputusan. Keputusan dibuat 9



untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan/ implementasi dari pilihan keputusan yang diambil. 4.



Pengelola/Pemimpin



(Manager/leader).



Manajer



yang



bertugas



mengatur manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar para anggota menjalankan tugas dan wewenang dengan baik. Adanya manajer yang mampu memberikan semangat, mengontrol dan mengajak mencapai tujuan merupakan sumber daya yang sangat menentukan 5.



Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki tujuan yang jelas dan ditetapkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.



6.



Pengorganisasian



(Organizing).



Pengorganisasian



adalah



pengelompokan sejumlah aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan pada masing-masing kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada koordinasi dengan unit lain baik secara horizontal maupun secara vertikal (Swansburg & Swansburg, 1999). 7.



Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas, 1988). Perubahan, di dalam manajemen keperawatan perubahan dijadikan prinsip karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien yang akan Anda layani



Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan adalah: 1.



Terselenggaranya pelayanan/



2.



Asuhan keperawatan yang berkualitas.



3.



Pengembangan staf



4.



Budaya riset bidang keperawatan



2.5.4. Level-Level Manajemen 1. Top manajer terdiri dari wakil direktur keperawatan yang bertanggung jawab mengelola manajer 



10



2. Middle manajer yaitu kepala bidang keperawatan, kepala bagian atau unit dan pengawas atau supervisor. Middle manager mengelola manager pada front line  (garis depan) yaitu kepala ruangan.  3.



Front



line disebut lower manajer



yang



bertanggung



jawab



mengelola staf perawat (provider) yang memberikan pelayanan dan asuhan langsung pada pasien (customer). Jadi, yang dimaksud dengan manajemen keperawatan adalah proses mengelola sumber daya keperawatan dari top, middle, dan lower  manajer untuk melaksanakan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien/keluarga/kelompok/masyarakat oleh staf keperawatan.



2.6.



Manajemen Asuhan Keperawatan 2.6.1



Pengertian Asuhan Keperawatan Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan



juga mempertahankan kehidupan profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki ketrampilan intelektual, teknikal, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilan ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Dengan kata lain, praktek keperawatan profesional adalah praktek yang didasari dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal dengan menerapkan suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.



Metode asuhan keperawatan untuk



melaksanakan praktek profesional adalah dengan menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi. 2.6.2



Manajemen Asuhan Keperawatan Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam



memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). 11



Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.



2.6.3



Proses Keperawatan Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang



sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik sentral dalam proses penyelesaian masalah. Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan professional, baik untuk individu, kelompok, keluarga dan komunitas. Dalam topik ini kami ajak Anda untuk mengelola pasien berdasarkan tahapan berfikir kritis dan sistimatis dengan menggunakan proses keperawatan. Proses Keperawatan dijadikan sebagai dasar hukum praktik keperawatan ( ANA, 1973), serta untuk Pengembangan Standar Praktik Keperawatan Untuk memudahkan pemahaman Anda bisa lihat gambar di bawah, tergambar bahwa tahapan proses keperawatan senantiasa berkesinambungan, dari pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, evaluasi dan akan dilakukan kembali pengkajian setelah kita evaluasi keberhasilan Asuhan Keperawatan



Pengkajian



Evaluasi



Pelaksanaan



Diagnosis



Perencanaan



Gambar 2.1 Rangkaian tahap-tahap dalam proses Keperawatan



12



Tujuan proses keperawatan secara umum adalah membuat suatu kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat disampaikan oleh



seperti yang



Yura dan Walsh (1983) bahwa Proses keperawatan adalah suatu



tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keperawatan meliputi: mempertahankan kesehatan optimal, kembali ke keadaan normal, dan memfasilitasi kualitas hidup. Jadi apabila kita menggunakan proses keperawatan harus dipastikan bahwa pasien kelolaan akan menjadi lebih berkualitas, dalam kehidupannya melalui upaya kesehatan yang kita lakukan. Teori yang mendasari Proses Keperawatan : 1.



Teori sistem, didasarkan pada input, proses dan keluaran/output



2.



Teori kebutuhan manusia, berdasarkan tahapan pemenuhan kebutuhan dasar, biasanya digunakan teori Maslow



3.



Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah



Untuk memahami teori-teori tersebut lihat pada bab Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Di bawah ini Anda bisa lihat perbandingan proses pengambilan keputusan dan Proses Keperawatan.



Table 2.1 Perbandingan antara proses pengambilan keputusan dan Proses keperawatan



Proses Pengambilan Keputusan



Proses keperawatan



Pengumpulan data :



Pengkajian : Pengumpulan data



Identifikasi masalah



Interpretasi



Perencanaan



terdiri



Penentuan tujuan,



untuk



menentukan



diagnose



dari Keperawatan Perencanaan terdiri dari Penentuan



Identifikasi tujuan dan Rencana tindakan



solusi



Implementasi



Implementasi



Evaluasi dan modifikasi



Evaluasi dan Revisi Proses



1.



Pengkajian



13



Pada tahapan pengkajian Anda dapat gunakan formulir pengkajian yang ada pada institusi kerja Anda masing-masing. Ingat bahwa pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan, proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan. Data bisa kita kelompokkan menjadi data dasar dan data fokus Data dasar adalah kumpulan data tentang status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri, hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lain Contoh: Biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola pemenuhan kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang Data Fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien Contoh Fokus Pengkajian Keperawatan 1.



Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia



2.



Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosa keperawatan



Data yang kita peroleh bisa kita bedakan menjadi 2 type : Data obyektif : adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang terukur bisa didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun menggunakan alat. Contoh hasil pemeriksaan Tensi : 120/80 mmHg, hasil Laboratorium Hb : 8 gr%. Konjungtiva : anemis Data subyektif : adalah data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien dan bersifat subyektif contoh : pasien mengeluh pusing, mata berkunang kunang



Demi ketepatan diagnosa keperawatan pada tahap berikutnya maka karakteristik data harus : lengkap, akurat, nyata dan relevan



Dari mana data kita dapatkan? 14



Sebagai Sumber data adalah Klien, Orang terdekat, Catatan klien , Riwayat penyakit, konsultasi Hasil pemeriksaan diagnostik, Catatan medis dan anggota tim kesehatan lain, perawat lain



Metode pengumpulan data Untuk melakukan pengumpulan data perawatan, perawat dapat melakukan beberapa metode, yaitu: wawancara melalui komunikasi efektif , observasi , dan pemeriksaan fisik. Pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis dengan tujuan untuk menentukan diagnosa keperawatan yang tepat untuk menyusun rencana tindakan keperawatan yang tepat, baik bagi individu, keluarga dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data. Coba Anda gunakan formulir pengkajian di tempat kerja masing-masing untuk mencoba mengkaji kebutuhan pasien. Chek apakah Format pengkajian di ruang atau tempat Anda sudah meliputi aspek-aspek identitas pasien, alasan masuk, factor predisposisi, fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek medik ? Format pengkajian dibuat agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau, atau yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap.



2.



Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang gangguan status kesehatan baik



aktual maupun potensial. Secara implisit dalam diagnosa ini terdapat pernyataan tentang respon klien yang secara legal dan berdasarkan ilmu perawat. Diagnosa keperawatan dapat berupa aktual, resiko, wellness atau sindroma



Aktual : 15



Diagnosa actual merupakan pernyataan klinis dimana perawat telah memfalidasikannya karena adanya ciri-ciri atau tanda-tanda utama yang mendukung diagnose tersebut Contoh : Fokus data : Tensi : 100/60 mmHg, Mata cowong, turgor berkurang, terdapat penurunan Berat Badan , Total Body Water turun 8 % BB, ada riwayat muntah dan buang air besar cair Diagnosa keperawatannya adalah Gangguan keseimbangan cairan :Defisit sehubungan dengan output berlebih .



Kenapa Aktual? Karena data yang di dapat sangat mendukung



Risiko : Diagnosa keperawatan risiko menjelaskan pernyataan klinis dimana individu atau kelompok rentan mengalami masalah dan pada orang lain dalam situasi yang sama atau mirip. Contoh Data fokus :Pasien dengan riwayat mulai kemarin tidak makan atau tidak ada nafsu makan, kondisi sekarang lemah, mual, porsi makan yang disediakan habis ¼ porsi, Hb 11 gr%, Diagnosa Keperawatannya adalah Resiko Kebutuhan Nutrisi kurang



Mengapa disebut Resiko? Karena dari data yang ada belum mendukung terjadinya gangguan nutrisi, namun bila dibiarkan maka dapat berlanjut gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi



Wellness : Diagnose keperawatan “wellness” adalah pernyataan klinis tentang individu atau masyarakat yang berada pada transisi dari tingkat kesejahteraan tertentu ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi



16



Syndrome : diagnosa sindroma menjelaskan sekelompok diagnosa aktual atau risiko yang diprediksi kan terjadi karena adanya situasi atau kejadian tertentu Organisasi keperawatan yang peduli dalam pengembangan kategori diagnosa keperawatan adalah NANDA (North American Nursing Diagnosis Assosiation) yang didirikan tahun 1972 oleh para perawat Amerika Utara.



3.



Rencana (Intervensi) Keperawatan Tahap perencanaan melibatkan serangkaian tahap dimana perawat dan pasien



menyusun prioritas, menulis tujuan dan hasil yang diharapkan, dan menulis rencana tindakan guna menyelesaikan masalah klien. Jenis rencana keperawatan meliputi : intervensi mandiri, intervensi kerja sama (interdependensi) dan intervensi tergantung Intervensi mandiri melibatkan aspek-aspek praktek keperawatan profesional yang secara hukum dilakukan perawat dan tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari profesi lain Contoh:



Perawatan luka,



memasang dan memberikan makanan melalui sonde,



melakukan personal hygiene, menyeimbangkan suhu (termoregulasi), memberikan kompres hangat, dingin, memberikan pendidikan kesehatan keluarga di rumah sakit agar mereka mampu merawat pasien di rumah. Tindakan keperawatan untuk individu keluarga telah terintegrasi dengan tindakan terhadap pasien. Pendidikan kesehatan untuk kelompok keluarga diperlukan untuk memberdayakan keluarga-keluarga pasien dalam mengatasi masalah secara bersama-sama. Isi program disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan keluarga untuk kesembuhan pasien. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan kelompok besar dan kecil.



Intervensi interdependensi dilakukan oleh perawat dengan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain. Contoh: Ketika pasien membutuhkan latihan



rentang gerak maka perawat dapat



melatihnya, namun untuk rentang gerak kondisi tertentu maka perawat bekerja sama dengan fisioterapist Intervensi tergantung berdasarkan pada instruksi atau pesan tertulis dari profesi lain



17



Contoh : Pemberian obat berdasarkan order dokter



4.



Implementasi Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana. Selama tahap ini



perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan atau mendelegasikan tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana keperawatan. Sebelum melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan sebagai berikut



Mengkaji ulang pasien ↓ Mengikhtisar dan merevisi rencana keperawatan ↓ Mengorganisir alat dan tenaga ↓ Menyiapkan lingkungan, pasien dan keluarga ↓ Mengantisipasi dan mencegah komplikasi



Gambar 2.2 Persiapan dalam melakukan tindakan keperawatan Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan langsung kepada klien, keluarga, dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat. Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan maka perlu dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Sistem ini dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan prima yang berfokus pada pelayanan pelanggan. Dengan sistem ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui standar pelayanan dan asuhan keperawatan. Di ruang perawatan, klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhannya terhadap tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari: perawatan total, parsial, dan mandiri.



18



Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut:



Self care: kurang dari 2 jam Minimal care: 2 jam Moderate care: 3,5 jam



Extensive care: 5 -6 jam Intensive c are: 7 jam



Berdasarlan rincian tersebut maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan perawatan untuk pasien dibagi dalam tiga kategori:



Keperawatan total: 6 jam Keperawatan parsial: 4 jam Keperawatan mandiri: 2 jam



Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk kelompok dan ADL pasien. Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien. Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruang perawatan memiliki panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya. Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan efisien. 19



5.



Evaluasi Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperarwatan dan



kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar. Standar ini sering disebut sebagai “outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil keperawatan telah tercapai. Selanjutnya



semua



tindakan



keperawatan



yang



telah



dilakukan



oleh



perawat



didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali selesai



berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan



penugasan atau kegiatan yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.



2.7.



KERANGKA KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan adalah manajemen partisipati yang



berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas manusia, perawat/keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Manusia, dalam manajemen partisipatif adalah individu, keluarga/masyarakat yang diberikan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan tugas keperawatan yang terorganisasi, terarah,



terkoordinasi



dan



terintegrasi



dalam



rentang



kendali



yang



ditetapkan.



Perawat/keperawatan adalah tenaga keperawatan baik tingkat manajerial puncak, menengah, maupun bawah, dan para pelaksana keperawatan yang berada dalam rentang komunikasi untuk bekerja sama memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan Aspek kesehatan merupakan kisaran hasil keperawatan yang berorientasi pada beberapa dimensi pelayanan terhadap individu, keluarga, dan msyarakat melalui upaya mencegah, mempertahankan, meingkatkan dan memulihkan. Aspek lingkungan merupakan area kewenangan dan tanggung jawab keperawatan baik selama pasien berada dalam institusi pelayanan maupun persiapan menjelang pulang. (Agus Kuntoro, hal:29) 20



2.8 KOMPONEN SISTEM Manajemen keperawatn terdiri atas beberapa komponen yang tiap – tia omponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu : 1.



Input



Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personil, peralatan dan fasilitas. 2.



Proses



Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Proses merupakan kegiatan yang cukup pentinf dalam suatu sistem sehingga mempengaruhi hasil yang diharapkan suatu tatana organisasi. 3.



Output



Output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil/keluaran. 4.



Kontrol



Kontrol dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proposional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.



5.



Mekanisme umpan balik



Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat. (Agus Kuntoro, hal:24)



21



2.9



MANAJEMEN KEPERAWATAN DI MASA DATANG Pola sistem pelayanan kesehatan yang terjadi sebelum tahun 1990 sangat dipengaruhi



oleh perkembangan ekonomi dan perluasan teknologi yang bersifat kompetitif karena pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien bersifat kuratif dan orientasinya berdasarkan perkembangan penyakit. Memasuki abad ke-21, sistem pelayanan kesehatan berorientasi pada aspek kesehatan karena pelayanan yang diberikan lebih bersifat multidimensi dengan mempertimbangkan keberadaan masyarakat melalui penggunaan teknik pelayanan kesehatan yang tinggi. Hal ini mempersiapkan sikap konsumerisme dan pengguna pelayanan kesehatan. Peran keperawatan yang sempit, berorientasi pada penyakit dan ketergantungan yang tinggi pada tim kedokteran serta pelaksanaan tugas-tugas yang berasal dan pendelegasian akan berganti menjadi peran yang diterapkan secara fleksibel dan independen berdasarkan pada sehat sakit. Fungsi keperawatan dilaksanakan secara langsung tetapi masih didominasi oleh profesi kedokteran dan berdasarkan pada kebijakan legislasi yang memungkinkan perawat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat preventif, promosi dan rehabilisasi yang berdasarkan standar keperawatan melalui interaksi tim. Dengan demikian, akan terjadi juga perubahan peran dan perawat kepala ruang yang terjadi berorientasi pada fungsi pengendalian, pengarahan, supervisi, dan pengambilan keputusan menjadi fungsi fasilitas, koordinasi, integrasi dan penunjang. (Agus Kuntoro, hal:32)



2.9.1



STRATEGI PELAKSANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI MASA



DATANG Mempertimbangkan perkembangan dan perubahan situasi yang berkaitan dengan kegiatan keperawatan dimasa mendatang, manajer keperawatan di ruangan akan berpotensi menghadapi permasalahan. Untuk mengurangi kendala dan permasalahan manajerial yang timbul sebagai akibat perubahan peran, fungsi, dan tanggung jawab manajer keperawatan diperlukan pendekatan yang tepat. Salah satu metode yang diharapkan mampu



22



mengakomodasi permasalahan tersebut adalah dengan mengaplikasikan manajemen partisipatif. (Agus Kuntoro, hal:34)



2.9.2



KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



A.



Pengertian         Asuhan keperawatan (DPP PPNI, 1999):



Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan



menggunakan



metodologi proses



keperawatan,



berpedoman



pada standar



keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap: –



pengkajian







diagnosa keperawatan







perencanaan (intervensi)







pelaksanaan (implementasi)







evaluasi (formatif/proses dan sumatif)



Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah (Nursalam, 2001:6).



B.



Tujuan Asuhan Keperawatan Untuk mengidentifikasi masalah klien,  apakah keadaan klien sehat atau sakit.



C.



Standar Asuhan Keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan di



seluruh



rumah



sakit



melalui



SK



Direktur



Jenderal



Pelayanan



Medik



No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan terdiri dari :



23



Standar I        : Pengkajian keperawatan.             Standar II       : Diagnosa keperawatan.             Standar III      : Perencanaan keperawatan.             Standar IV     : Intervensi keperawatan.             Standar V      : Evaluasi keperawatan.             Standar VI     : Catatan asuhan keperawatan.



1.      Standar I. Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi : a.      Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang  baku, sistematis, diisi sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid). b.      Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data  psikologis, data sosial, data spiritual. c.      Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.



2.      Standar II. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kriteria :  diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah, penyebab/gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien



24



sudah nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.



3.      Standar III. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan . Komponen  perencanaan keperawatan meliputi : a.      Prioritas masalah dengan kriteria : masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas pertama., masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga. b.      Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa dicapai, realistik, ada batas waktu. c.      Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan, melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga, menentukan alternative tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.



4.      Standar IV. Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten tukan  dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya dengan kriteria : a) Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan. b) Menyangkut keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien. c) Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga. d) Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. e) Menggunakan sumber daya yang ada. f) Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic. 25



g) g    Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan keselamatan pasien. h) Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien. i) Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien. j) Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan. k) Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan. l) Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan.  Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar meliputi: 



Memenuhi kebutuhan oksigen.







Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit.







Memenuhi kebutuhan eliminasi.







Memenuhi kebutuhan keamanan.







Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.







Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.







Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.







Memenuhi kebutuhan spiritual.







Memenuhi kebutuhan emosional.







Memenuhi kebutuhan komunikasi







Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.







Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan.







Memenuhi kebutuhan penyuluhan.







Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.



  5.      Standar V. Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana, untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.



26



  6.      Standar VI. Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria : dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan, setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya, menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.



27



BAB III PENUTUP



3.1. Kesimpulan Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989) Manajemen pada proses keperawatan mencakup menejemen pada berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu : 1.



Pengkajian.



2.



Diagnosis



3.



Perencanaan



4.



Implementasi



5.



Evaluasi Manajemen keperawatan sangat berpengaruh dalam proses keperawatan, karena



proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses keperawatan



sehingga



keberadaan



manajemen



keperawatan



dimaksudkan



untuk



mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Dengan manajemen yang baik otomatis playanan keperawatan dapat diberikan dengan baik juga. 3.2



SARAN Kita sebagai perawat hendaklah menerapkan atau mengaplikasikan manajemen



keperawatan dengan efektif dalam setiap melakukan proses keperawatan, sehingga dalam memberikan pelayanan bisa dilakukan secara optimal. Manajemen keperawatan dikatakan baik apabila dalam satu tim bisa berpatisipasi secara aktif.



28



DAFTAR PUSTAKA



Bakri, Maria H. 2017. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. DC,



Nurse.



2012.



Manajemen



Keperawatan.



http://nursedc.blogspot.com/2012/03/manajemen-keperawatan.html. (di akses pada 13 Februari 2020) Hastuti,



Apriyani



Puji.



2012.



Konsep



Dasar



Manajemen



Keperawatan.



https://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/konsep-dasar-manajemenkeperawatan/. (diakses pada 13 Februari 2020) Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta



29