MODUL 1 Kegawatdaruratan Maternal-Neonatal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 1



Konsep Dasar Kegawatdaruratan Maternal-Neonatal Sub Pokok bahasan 1 : Memahami konsep kegawatdaruratan maternal neonatal.



Capaian pembelajaran Setelah membaca dan memahami modul ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami, dan menjelaskan, tentang konsep kegawatdaruratan maternal neonatal .



Materi



a. Pengertian Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa. Kegawatdaruratan maternal adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Kasus gawat darurat maternal adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. 1



b. Tanda dan gejala kegawatdaruratan 1.



Sianosis Sentral



Sianosis adalah warna kebiru-biruan pada kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut Hb tereduksi (Hb yang tidak berkaitan dengan O2).



Sumber: https://id.images.search.yahoo.com Gambar 1. Ilustrasi sianosis. 2.



Apnea



Menurut American Academy of Sleep Medicine, penentuan periode apnea dikategorikan berdasarkan hasil indeks rata-rata jumlah henti nafas dalam 1 jam atau Apnea Hypopnea Indeks (AHI).



Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search; Gambar 2. Posisi Tidur penyebab apnea Klasifikasi apnea dengan kriteria sebagai berikut (dr. Andreas. A, 14 April 2007, Jakarta:www.sleepclinicjakarta.tblog.com/post/1, diakses tgl 10 2



Agustus 2017): (1) Ringan, apabila 5-15 kali/jam, (2) Sedang, apabila 1530 kali/jam, dan (3) Berat, apabila >30 kali/jam. Dampak snoring dan apnea bagi tubuh yaitu:



Gambar 3. Efek Snoring dan Apnue 3.



Kejang 1)



Kejang umum dengan gejala: a. Gerakan wajah dan ekstremitas yg teratur dan berulang b. Ekstensi atau fleksi tonik lengan atau tungkai, baik sinkron maupun tidak sinkron c. Perubahan status kesadaran (bayi mungkin tidak sadar atau tetap bangun tetapi responsif/apatis) d. Apneu (napas spontan berhenti lebih 20 detik).



3



Gambar 4. Kondisi Kejang pada Bayi



2)



Kejang subtitle dengan gejala: a.



Gerakan mata berkedip berputar dan juling yang berulang,



b.



Gerakan mulut dan lidah berulang.



c.



Gerakan tungkai tidak terkendali, gerakan seperti mengayuh sepeda.



d.



Spasme dengan gejala: (1) Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai beberapa menit, (2) Dipicu oleh sentuhan, suara maupun cahaya, (3) Bayi tetap sadar, sering menangis kesakitan, (4)



Trismus



(rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu seperti mulut ikan), dan (5) Opistotonus. 4.



Perdarahan Setiap perdarahan pada neonatus harus segera dirujuk, perdarahan dapat disebabkan kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi pembekuan darah atau menurun.



5.



Berat badan < 1500 gram.



6.



Kulit pada tubuh sangat kuning (hyperbilirubine)



4



Gambar 5. Bayi dengan Hyperbilirubin



Latihan Mandiri Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih option yang paling tepat 1. Ibu N hamil GII PI Ao umur kehamilan 32 minggu datang ke Puskesmas mengatakan badan lemas dan berkunang-kunang dari hasil pemeriksaan nampak ekstrimitas tangan biru. Apa yang sedang dialami ibu N saat ini? A. Apnea B. Anemia C. Sianosis D. Haemodilusi E. Alergi dingin 2. By. Ny.J jenis kelamin laki-laki umur 7 hari dibawa ke rumah bidan Ani dalam keadaan badan panas, mulut mecucu, ekstrimitas kaki tangan dingin, bayi tidak menangis. Bagaimana urutan pemeriksaan guna identifikasi kegawatdaruratan neonatal? A. Vital sign, Inspeksi, auscultasi, palpasi B. Palpasi, auscultasi, perkusi, vital sign C. Auscultasi, palpasi, vitalsign, inspeksi D. Vital sign, inspeksi, palpasi E. Inspeksi, palpasi, vitalsign 3. Bidan J menolong persalinan Ny. K anak pertama di BPM. Juwita selama 2 jam setelah plasenta lahir nampak darah keluar mengucur, ibu mengeluh lemas, pandangan berkunang. Vitalsign tensi 70/50 mmHg. Ibu K mengalami pre syok yang disebabkan oleh apa? A. Persalinan Kala II lama B. Atonia uteri C. Perdarahan D. Hypoglikemia E. Hypotension



5



Refleksi Diri Bagian yang paling berkesan selama memahami modul ini?. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. Kendala apa saja yang ditemukan?. …………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………. Apa yang dapat anda kembangkan setelah menyelesaiakan modul ini. …………………………………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………………….



Daftar Pustaka



Fadlun & Feryanto, Ahmad. (2011). Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salema Medika. Cunningham, F.Gary.(2006). Obstretri Williams.Edisi 21.Jakarta : EGC. Wiknjosastro, Hanifa. (2000). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Helen Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Halaman 250-60. Saifuddin, Abdul Bari. (2008). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo



6



MODUL 1



Ruang Lingkup Kegawatdaruratan Sub Pokok bahasan : Ruang lingkup kegawatdaruratan pada maternal dan neonatal



Capaian pembelajaran Setelah membaca dan memahami modul ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami, dan menjelaskan, tentang ruang lingkup kegawatdaruratan maternal neonatal .



Materi



1. Ruang lingkup Kegawatdaruratan Maternal 1) Ruang Lingkup pada masa Kehamilan Kegawatdaruratan dapat terjadi selama proses kehamilan, antara lain : - Abortus : ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kadungan dengan batasan umur kehamilan < 20 mgg atau bb