Modul Bhs. Daerah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PETA MATERI PELAJARAN I



TEMA



RELIGIUS



siKErua/ todopul/i /Kapatongan (Aluq) ngan



DESKRIPSI



PETUAH



PENGERTIAN



1



AKSARA DAERAH



WACANA



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PELAJARAN I TEMA : RELIGIUS ( todopuli/siKEra u / Kapatongan (Aluq))



Gambar/Foto 1. Kegiatan Keagamaan (todopuli/siKErua/ Kapatongan (Aluq)



A. MENYIMAK - Memahami deskripsi dan pengertian nilai karakter dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), baik melalui lisan maupun tulisan; - Menyajikan penerapan nilai karakter baik secara lisan maupun tulisan.



2



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



1. DESKRIPSI Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. PENGERTIAN a. Kata religius berasal dari re. li. gi/re’ligi/n sistem kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan. b. Religius dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar) disebut todo (toddo): patokan, pedoman hidup, todopul(i toddopuli) : Kebulatan tekad. 2. siKEra u (singkerruang), dan (Toraja) disebut Kapatongan (Aluq) yang berarti : Keyakinan, prinsip, ketetapan hati. TUGAS. Kerjakan secara kelompok dan individu apa yang telah dilaksanakan di sekolah sebagai penerapan tema Religius (todopul/i siKEra u / Kapatongan(Aluq), dan bacakan di depan kelompok lain. Lembar Kerja 1 (LK-1) Kelompok : …………………………….............. Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : No



1



3



Indikator



Jenis Kegiatan



Waktu



Manfaat



Merayakan hari-hari besar Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ket



2



3 4



5



keagamaan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan ibadah Membiasakan siswa berdoa Membiasakan siswa mengucapkan salam Mendorong siswa untuk menjadi pemaaf



Penerapan Individu ( dikerjakan di luar jam tatap muka) Lembaran Kerja 2 (LK-2) Nama



: ……………………………………………..



Laporan Individu. No



Indikator



1



Merayakan hari-hari besar keagamaan Melaksanakan ibadah Membiasakan



2 3 4



Jenis Waktu Peran Kegiatan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ket



4



5



diri berdoa Terbiasa mengucapkan salam Menjadi siswa pemaaf



3. PETUAH



-



Menganalisis arti dan makna petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), baik melalui lisan maupun tulisan; Menginterpretasi relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), dengan kenyataan sekarang baik secara lisan maupun tulisan.



Sebelum jauh berbicara tentang petuah, terlebih dahulu dijelaskan hubungan petuah dengan pappaseng. Kata pappaseng (Bugis), pappasang (Makassar), pepasang (Toraja). Yang berarti “pesan” yang harus dipegang teguh sebagai amanah, bahkan ia merupakan “wasiat” yang perlu dipatuhi dan dindahkan. Apabila Ia ingkar, maka Ia akan mendapatkan peringatan dari Yang Maha Kuasa, (dalam bahasa kuno disebut “Déwata” beberapa kesulitan hidup, bahkan sering berwujud malapetaka yang sulit dielakkan. Jadi, tegasnya “pappaseng/ pasang/ pepasang itu adalah wasiat orang tua kepada anak cucunya, (orang banyak) yang harus selalu diingat sebagai amanah yang perlu dipatuhi dan dilaksanakan atas dasar percaya pada diri sendiri disertai rasa tangggung jawab. Petuah adalah fatwa, nasihat yang baik dari orang alim atau orang tua. Dalam petuah terdapat dua kata yang sangat berarti yaitu fatwa artinya keputusan perkara agama islam yang diberikan oleh mufti atau alim ulama/Majelis 5



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ulama, dan nasihat artinya adalah ajaran atau pelajaran baik, anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik dari orang tua yang harus dipakai. Jadi pada hakikatnya dilihat dari segi fungsi dan keterkaitannya maka “ pappaseng/ pasang/pepasang dan petuah” itu sama, karena dalam pappaseng/ pasang/pepasang itu terkandung bermacam-macam petuah yang dapat dijadikan pegangan dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan, baik yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrawi. Mengingat penerapan nilai karakter nasional berbasis kearifan lokal, banyak terdapat dalam buku referensi Silasa I (Kumpulan Petuah-Petuah BugisMakassar), untuk itu “pappaseng/ pasang/pepasang dan petuah” diuraiakan secara terpisah. Untuk lebih jelasnya perhatikan petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) di bawah ini, dan pada pelajaran selanjutnya di buku ini (Kelas X), serta pada buku kelas XI dan XII. Petuah Bugis. troai tElE linoea tElai epsonku ri msglea. Dibaca : Taroi telleng linoé, tellaing pésonaku rimasagalaé Makassar. mn tl linoa, etn nmir tpku meG ri krea. Dibaca : Manna tallang linoa, tena namminra tappakku mange ri Karaeng. Toraja. 6



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Moi tallang (sabuq) lino tangtibalik kapatongananku lako Puang Terjemahan : Biar dunia tenggelam, tak akan berubah keyakinanku kepada Tuhan. (Indonesia). Penjelasan : Keyakinan yang sudah dihayati kebenarannya tidak boleh bergeser meskipun apa yang terjadi, sebab kesulitan dalam hidup ini hanyalah tantangan untuk menguji keimanan seseorang. TUGAS : I. Diskusikan arti dan makna serta relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan tema Religius (todopul/i siKEra u / Kapatongan (Aluq) dengan kenyataan kehidupan sekarang (diskusi kelas) II. Buat Baliho/Standing Banner petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan tema Religius (todopul/i siKEra u / Kapatongan (Aluq). Kelompok, pajang dan presentasikan di depan kelas. B. MEMBACA -



7



Menganalisis teks kisah/biografi tokoh, baik melalui lisan maupun tulisan; Menyajikan kegiatan yang dapat diteladani dalam teks kisah/biografi tokoh, baik secara lisan maupun tulisan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Tugas Kelompok Studi Pustaka 1. Bacalah kisah tokoh di bawah ini dengan cermat 2. Berdiskusilah bersama teman sekelompok, hendaknya kamu berbicara secara sopan, dan saling menghargai 3. Tuliskan kegiatan yang dapat diteladani dalam isi teks kisah/biografi tokoh Daeng Pamatte’ pencipta aksara lontara yang telah dibaca, dan bacakan di depan kelas. (Lihat LK-3) DAENG PAMATTE’ PENCIPTA AKSARA LONTARA Daeng Pamatte’ lahir di Kampung Lakiung (Gowa). Beliau adalah salah seorang tokoh sejarah Kerajaan Gowa, kerajaan suku Makassar, yang tidak dapat dilupakan karena karya besar yang ditinggalkannya. Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, menyebut nama Daeng Pamatte’, orang lantas mengingat karyanya yaitu huruf Lontara. Dia dikenal sebagai pencipta huruf Lontara Makassar dan pengarang buku Lontara Bilang Gowa Tallo. Pada masa Kerajaan Gowa diperintah Raja Gowa ke IX Karaeng Tumapakrisi Kallonna, tersebutlah Daeng Pamatte’ sebagai seorang pejabat yang dikenal karena kepandaiannya. Tidak heran apabila ia dipercaya oleh Baginda untuk memegang dua jabatan penting sekaligus dalam pemerintahan yaitu sebagai “sabannara” (syahbandar) merangkap “Tumailalang” (Menteri Urusan Istana Dalam dan Luar Negeri) yang bertanggung jawab mengurus kemakmuran dan pemerintahan Gowa. Lahirnya Aksara Lontara lahirnya karya bersejarah yang dibuat “Daeng Pamatte” bermula karena ia diperintah oleh Karaeng Tumapakrisi Kallonna untuk mencipta huruf Makassar. Hal ini mungkin didasari kebutuhan dan kesadaran 8



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



dari Baginda waktu itu, agar pemerintah kerajaan dapat berkomunikasi secara tulis-menulis, dan agar peristiwaperistiwa kerajaan dapat dicatat secara tertulis. Maka Daeng Pamatte’ pun melaksanakan dan berhasil memenuhinya. Dimana ia berhasil mengarang Aksara Lontara yang terdiri dari 18 huruf . Lontara ciptaan Daeng Pamatte ini dikenal dengan istilah Lontara Toa (het oude Makassarche letters chrif) atau Lontara Jangang-Jangang (burung) karena bentuknya seperti burung. Juga ada pendapat yang mengatakan dasar pembentukan aksara Lontara dipengaruhi oleh huruf Sangsekerta. Kemudian Lontara ciptaan Daeng Pamatte’ ini, mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sampai pada abad ke XIX. Perubahan huruf tersebut baik dari segi bentuknya maupun jumlahnya yakni 18 menjadi 19 dengan ditambahkannya satu huruf yakni “ha” sebagai pengaruh masuknya Islam. (Monografi Kebudayaan Makassar di Sulawesi Selatan 1984 : 11). Dari Lontara Jangang-Jangan ke Belah Ketupat Jenis aksara Lontara yang pertama sebagaimana disebutkan diatas adalah Lontara Jangang-Jangang atau Lontara Toa. Aksara itu tercipta dengan memperhatikan bentuk burung dari berbagai gaya, seperti burung yang sedang terbang dengan huruf “Ka” burung hendak turun ke tanah dengan huruf “Nga”, bentuk burung dari ekor, badan dan leher dengan lambang huruf “Nga”. Lontara Jangang-Jangan ini digunakan untuk menulis naskah perjanjian Bungaya. Kemudian akibat dari pengaruh Agama Islam sebagai agama Kerajaan Gowa, maka bentuk huruf pun berubah mengikuti simbol angka dan huruf Arab, seperti huruf Arab nomor 2 diberi makna huruf “ka” angka Arab nomor 2 dan titik dibawak diberi makna “Ga” angka tujuh dengan titik diatas diberi makna “Nga”, juga bilangan arab lainnya yang jumlahnya 18 huruf. Aksara Lontara ini disebut juga Lontara Bilang-Bilang (Bilang-Bilang = Hitungan). Lontara Bilang9



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Bilang ini diperkirakan muncul pada abad 16 yakni pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV Sultan Alauddin (1593-1639). Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi lagi perubahan (penyederhanaan) dengan mengambil bentuk huruf dari belah ketupat. Siapa yang melaksanakan penyederhanaan Aksara Makassar itu menurut HD Mangemba, tidaklah diketahui tetapi berdasarkan jumlah aksara yang semula 18 huruf dan kini menjadi 19 huruf, dapat dinyatakan bahwa penyederhanaan itu dilakukan setelah masuknya Islam. Huruf tambahan akibat pengaruh Islam dari bahasa arab tersebut, huruf “Ha”. Dalam versi lain, Mattulada berpendapat bahwa justru Daeng Pamatte’ jugalah yang menyederhanakan dan melengkapi lontara Makassar itu, menjadi sebagaimana adanya sekarang. Dari ke-19 huruf Lontara Makassar itulah, kemudian dalam perkembangannya untuk keperluan bahasa Bugis ditambahkan empat huruf, yaitu ngka, mpa, nra dan nca sehingga menjadi menjadi 23 huruf sebagaimana yang dikenal sekarang ini dengan nama Aksara Lontara Bugis- Makassar.



Lembar Kerja 3 (LK-3) Kelompok



: ……………………………..............



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor



: ……………………….



4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... 10



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Laporan hasil kerja kelompok :



Nama Tokoh



Kegitan yang dapat diteladani sesuai teks



Transliterasi dan Translasi dalam bahasa dan aksara daerah(Bugis/Makassar/ Toraja)



1. 2. 3. 4. 5. dst.



C. MENULIS - Memahami cara menulis biografi sesuai aturan penulisan aksara dan abjad bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan - Menuliskan riwayat hidup dalam bahasa daerah (Bugis/ Makassar/Toraja) dengan baik dan benar. Tugas Individu 1. Perhatikan uraian tentang aksara dan abjad bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) di bawah ini dengan cermat! 2. Menuliskan riwayat hidup dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan baik dan benar! 3. Bacakan riwayat hidup di depan teman-teman sekelas! 4. Amatilah teman yang membacakan riwayat hidup! 11



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



5. Lakukan penilaian. (Lihat LK 4) AKSARA DAN ABJAD a. Aksara dan abjad Bugis-Makassar Akasara Bugis-Makassar disebut sebagai aksara lontara karena konon pada awal mulanya yang digunakan sebagai media untuk menulis adalah daun lontara atau ta’ (Latin : Borassus flabelliformis) dan sebagai alat penulis adalah kallang yang diambil dari pohon ijuk atau enau. Akasara lontara tidak berupa fonem melainkan berupa simbol (suku-kata) yang terdiri dari 23 macam aksara sebagai inaq sureq (induk huruf) yang urutan abjadnya tersusun sebagai berikut : k



ka



G



ga



G



Nga K



P t c y s



pa ta ca ya sa



b d j r a



ba da ja ra a



m n N l h



Ma Na Nya La Ha



P R C w



Ngka Mpa Nra Nca Wa



Selain ina sure tersebut di atas juga ada 5 macam tanda pembeda (diakritik) yang disebut sebagai ana’ sure’ (anak huruf). Ana’ sure’ ini terdiri dari 2 macam bentuk yaitu bentuk tetti’ (.) dan bentuk kecce’ ( e….., …….. o dan ……E ). Anak sure berupa tetti’ diletakkan pada posisi di atas atau di bawah ana sure’, sedangkan ana’ sure’ yang berupa kecce’ diletakkan pada posisi di depan (kecce’ ri yolo) atau di belakang (kecce, ri munri) aatau di atas (kecce ri yase’) pada tiap-tiap ina’ sure’. Patut diketahui, bahwa: 12



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



1. Dalam aksara Lontara ini tidak terdapat huruf besar (kapital) sehingga untuk awal kalimat seperti yang lazimnya menggunakan huruf kapital seperti dalam penulisan bahasa Indonesia dsb, kadang ukuran aksaranya saja yang dibuat agak lebih besar daripada aksara lainnya. Demikian pula tidak terdapat tanda-tanda baca berupa : titik, koma, titik koma, titik dua, dan lain sebagainya. Yang ada hanyalah titik tiga (.) yang berfungsi sebagai pemisah antara kalimat dengan kalimat. 2. Aksara lontara Bugis dengan akasara lontara Makassar pada dasarnya dapat dikatakan sama, namun dalam aksara lontara Makassar selain tidak adanya aksara ngka, mpa, nca dan nra, juga tidak ada ana’ sure’ sebagai tambahan vokal e (pepet) yang disebut kecce’ ri yase (tanda baca di atas). Jadi aksara lontara Makassar hanya terdiri dari 19 macam induk huruf dan 4 anak huruf atau tanda pembeda (diakritik). b. Akasara dan abjad bahasa Toraja Akasara dan abjad bahasa Toraja adalah mengacu pada aksara dan abjad latin. Lembar Kerja 4 (LK-4) Tuliskan Riwayat Hidup sesuai format di bawah ini : DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Keterangan Perorangan 1. Nama : …………………………... 2. Tanggal Lahir : …………………………... 3. Tempat : …………………………... 4. Agama : …………………………... 5. Pekerjaan : ………………………….. 13



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



6. NIS : …………………………... 7. Kelas : …………………………... 8. Alamat : Jalan : ………………………….. Desa/Kelurahan : ………………………….. Kecamatan : ………………………….. Kabupaten/Kota : …………………………… Provinsi : …………………………… 9. Keterangan Badan : a. Tinggi (Cm) : ………………………....... b. Berat (Kg) : ………………………….. c. Rambut : ………………………….. d. Bentuk Muka : ………………………….. e. Warna Kulit : …………………………... f. Ciri-ciri khas : ………………………….. 10. Kegemaran : a. . ……………………….............................. b. .................................................................... c. ..................................................................... II. Pendidikan : a. Formal No Ting Nama Juru Tem Ta Nama kat Sekolah san Pat mat Kep Thn Sek 1 TK 2 SD 3 SMP/ M.Ts 4 SMA/ SMK b. Kursus/Diklat No



Nama Kursus



Tempat



Tahun Pelak Sana



1 14



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



2 3 Dst



III. Organisasi: No



Nama Organisasi



Tempat



Periode (Tahun…Tahun …)



Jabatan



1 2 3 dst IV. Prestasi : No



Juara dan Tingkat nama



Tahun Yang memberikan



1 2 3 dst V. Keluarga : No 1 2 3



15



Hubu Nama ngan Ayah Ibu Saudara 1. 2. 3. dst.



Umur



Pekerjaan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



VI. Cita-cita ..........……………………………………………… ……, …………., 20…… Yang membuat, ………………………........ NIS.



16



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PETA MATERI PELAJARAN II



TEMA



JUJUR



lEPu/ lbus/Malolo (Malambuq)



DESKRIPSI



PETUAH



PENGERTIAN



17



SASTRA DAERAH



WACANA



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PELAJARAN II TEMA : JUJUR ( lEPu/lbsu/ Malolo (Malambuq)



Gambar/Foto 2. Pesan dan aplikasi Jujur (lEPu/lbusu/ Malolo (Malambuq)



A. MENYIMAK - Menganalisis arti dan makna petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), baik melalui lisan maupun tulisan 18



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



- Menginterpretasi relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), dengan kenyataan sekarang baik secara lisan maupun tulisan 1. DESKRIPSI Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai seorang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 2. PENGERTIAN a. Ju. jur a 1 lurus hati; tidak berbohong; 2 tidak curang; 3 tulus; ikhlas; Ke.ju.ju.ran n sifat (keadaan) jujur; ketulusan (hati) kelurusan (hati). b. Jujur dalam bahasa daerah (Bugis) disebut lEPu (lempu) /mlEPu (malempu), (Makassar) disebut lbusu (lambusuk): jujur; dan (Toraja) disebut malolo (malambuq) yang berarti sifat jujur. TUGAS. Kerjakan secara kelompok dan individu apa yang telah dilaksanakan di sekolah sebagai penerapan tema Jujur (lEPu/ lbusu/ Malolo (Malambuq), dan bacakan di depan kelompok lain. Lembar Kerja (LK-5) Kelompok



: ……………………………..............



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor



: ……………………….



4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... 19



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Laporan hasil kerja kelompok N o 1



2



3



4



5



Indikator



Ya/Tidak



Manfaat



Saran/ Harapan



Menyediakan tempat temuan barang hilang Tranparansi penilaian sekolah Menyediakan kantin kejujuran Meyediakan kotak saran/ pengaduan Larangan menyontek pada saat ulangan/ujian



Penerapan Individu ( dikerjakan diluar jam tatap muka) Lembaran Kerja 6 (LK-6) Nama : …………………………………………….. Laporan Individu. N Indikator o 1 Menemukan barang hilang 2 Menerima nilai dari guru 20



Jenis Wak tu



Hal yang dilakukan



Ket



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



3 Memanfaatka n kantin 4 kejujuran Memanfaatka n kotak saran/ 5 pengaduan Mengindahka n larangan menyontek pada saat ulangan/ujian 3. PETUAH - Menganalisis arti dan makna petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), baik melalui lisan maupun tulisan - Menginterpretasi relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja), dengan kenyataan sekarang baik secara lisan maupun tulisan. Bugis. aEp prmt mtpn tauew : a. lEPe u a b. ad toGE sibw NmE kininw c. siri sibw gEtE d. nw nw sibw ati mpci Dibaca : Eppa paramata mattapana tauwe : a. lempu’e b. Ada tongeng sibawa nyameng kininnawa c. Siri sibawa getteng d. Nawanawa sibawa ati mapaccing 21



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Makassar. ap prmt asiGr r i up taua. a.



Klbus



b.



kn toej/kn anb siag erl



c.



siri siag eketguh



d.



akl siag bji pmai



Dibaca : Ampak paramata angsingarri rupa taua: a. Kalambusang b. Kana tojeng/kana annaba siagang rella c. Sirik siagang keteguhan d. Akkalak siagang bajik pakmaik Toraja a. Kamaloloan (kamalamburang) b. Kadatongang siba kamasorokan c. Longkok siba kamarinnganan d. Paqtanngarang sia penaa melo Terjemahan : Empat permata bercahaya pada manusia : a. Kejujuran b. Kata benar bersama keikhlasan c. Rasa malu (siri’) bersama keteguhan d. Akal bersama baik hati (Indonesia). Penjelasan : Orang yang mempuyai kepribadian yang kuat, jujur, berakal dan mempunyai harga diri akan tetap bercahaya dimata masyarakat. 22



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



TUGAS : I.



Diskusikan arti dan makna serta relevansi petuah dengan tema Jujur (lEP/lbusu/ Malolo (Malambuq ) dengan kenyataan kehidupan sekarang. Diskusi kelas II. Buat baliho/standing banner petuah dengan tema Jujur (lEPu / lbus/u malolo (malambuq ). Kelompok, pajang dan presentasikan di depan kelas. B. MEMBACA - Menganalisis teks kisah/biografi tokoh, baik melalui lisan maupun tulisan - Menyajikan kegiatan yang dapat diteladani dalam teks kisah/biografi tokoh, baik secara lisan maupun tulisan Tugas Kelompok Studi Pustaka 1. Bacalah biografi tokoh di bawah ini dengan cermat! 2. Berdiskusilah bersama teman sekelompok, hendaknya kamu berbicara secara sopan, dan saling menghargai! 3. Tuliskan kegiatan yang dapat diteladani dalam isi teks kisah/biografi tokoh La Pagala (Nene Mallomo) yang telah dibaca, bacakan di depan kelompok lain! (Lihat LK-7) LA PAGALA (NENE MALLOMO) Tersebutlah dalam lontara bahwa menjelang masuknya islam sampai dengan sesudah masuknya islam di Sidenreng Rappang ada seorang cendikiawan bernama La Pagala dengan gelar “Nene Mallomo” (di lontara lain bergelar Nene Allomo, ada juga yang menghormatinya dengan sapaan Puang Lomo). Beliau hidup antara masa pemerintahan La Pateddungi Addaoang Sidenreng ke IX (ke-sembilan) tahun 1562 M. (Sebelum masuk islam) sampai dengan La Makkaraka Matinro-E Ri Palopo 23



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Addaowang Sidenreng ke-XI (ke-sebelas) / Addatuang Sidenreng I (Pertama) tahun 1631 M. (Sesudah Islam masuk di Sidenreng Rappang). Nene Mallomo wafat tahun 1654 M, setelah 26 tahun menjadi penasehat Addatuang Sidenreng I La Makkaraka Matinro E ri Palopo. Jadi Nene Mallomo mendampingi tiga Dinasti Addatuang Sidenreng sebagai penasehat kerajaan mulai dari La Pateddungi pada tahun 1562 M sampai dengan La Makkaraka Matinro E ri Palopo tahun 1654. Digelar Nene Mallomo, karena La Pagala di dalam mengahadapi sesuatu masalah, bagaimanapun sulit dan beratnya masalah selalu dengan mudah (malomo) dipecahkannya dan dibenarkan serta diterima oleh semua pihak. Nene Mallomo dikenal sebagai cendikiawan. Beliau adalah salah satu di antara lima orang ahli di bidang pemerintahan dan pertanian yang termahsyhur di Sulawesi pada masanya. Selain itu beliau juga ahli di bidang ekonomi dan ahli hukum. Prof. Andi Zainal Abidin Farid dalam kuliah umumnya pada salah satu Perguruan Tinggi telah menyajikan dan memaparkan bahwa tidak ada hakim pengadilan yang paling adil di dunia ini selain dari pada Nene Mallomo. Hal tersebut dibuktikan ketika hasil padi dipersawahan di kerajaan Sidenreng tidak jadi selama tiga tahun, hasil pertanian selalu gagal sehingga penderitaan rakyat semakin terasa di seluruh pelosok kerajaan Sidenreng Rappang. Atas kejadian itu, Nene Mallomo mengadakan penyelidikan secara mendalam untuk mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan bencana kegagalan penen tiga tahun berturut-turut. Akhirnya Nene Mallomo mengetahui bahwa bencana gagal panen tersebut adalah diakibatkan oleh perbuatan anaknya sendiri ketika para petani turun sawah, salah satu mata sisir luku anaknya tersebut, diambilnya sekerat kayu milik orang yang berseblahan sawah dengan dia tanpa diminta lebih dulu dari pemiliknya. Setelah diketahui sebab musababnya, Nene Mallomo terus mengadakan rapat dengan pemangku-pemangku adat untuk mengadili perbuatan anaknya. Atas bukti-bukti yang kuat dan 24



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



benar maka Nene Mallomo menjatuhkan vonis hukuman mati kepada anak kandungnya sendiri tanpa ampun dan garasi dari raja. Karena rakyat kaget mendengar keputusan hukum mati tersebut mereka bermufakat mengadakan demo kepada Nene Mallomo untuk menyampaikan aspirasi rakyat yang berbunyi: “lemmu mana nyawamu pasiangkeq’i aju sipolo_e na nyawana anak rialemu”. Maksudnya : “Sampai hati engkau menebus kayu sekerat itu dengan nyawa anak kandungmu sendiri”. Nene Mallomo menjawab tuntutan para pendemo bahwa : “makkogatu paleq’ taro bicara_e, temmake anak temmake amboq’ ade pura onro_e” Maksudnya : “ Begitukah kiranya perjanjian kita, keputusan yang telah diambil, harus dijalankan dengan konsekuen karena hukum tidak mengenal anak tidak mengenal bapak”. Pada masa Nene Mallomo penegakan hukum betul-betul berjalan dan dilaksanakan dengan konsekuen sehingga karena ridho Allah SWT. Maka kerajaan Sidenreng dan kerajaan Rappang mencapai tingkat kemakmuran yang tertinggi dan tergolong sebagai salah satu kerajaan yang makmur dan sejahtera di Sulawesi. Tanam-tanaman tumbuh subur dan hasilnya menggembirakan, ternak berkembang biak tidak kenal yang dinamakan antraks atau flu burung, rakyat hidup sejahtera aman dan tentram, hal mana menyebabkan Sidenreng Rappang terkenal kemana-mana dan hal itu yang menyebabkan pula dua kerajaan di sebelah Timur Sidenreng yakni kerajaan Arung Batu di Pitu Riase dan kerajaan Arung Otting di Pitu Riawa di Kecamatan Dua Pitu_E (sekarang) dengan sukarela menggabungkan wilayah kerajaannya dengan kerajaan Sidenreng. Kedua kerajaan itu diberikan hak dan kedudukan khusus yang disebut lili passiajingeng yaitu hak mengatur dan mempertanggung jawabkan dirinya sendiri (hak otonom) yang dalam Lontara disebut : “Napoadeq’ adeq’na, tenri cellengi bicaranna”. Maksudnya: Adatnya sendiri yang dipakai dalam wilayahnya, dan ketetapan keputusannya tidak di ganggu gugat”. 25



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Dengan hak otonominya tersebut, maka nanti ada hal-hal atau masalah yang tidak bisa diputuskan dalam wilayahnya baru ia membicarakan dengan Raja/ Addatuang Sidenreng. Kemakmuran kerajaan Sidenreng dan Rappang pada waktu itu terkenal kemana-mana dan amat menarik perhatian para cendekiawan dan raja-raja dari daerah lain. Tersebutlah La Tanampare Puang Rimaggalatung Arung Matowa Wajo ke-4, yang terkenal arif bijaksana dan ahli dalam hal-hal pemerintahan kurang percaya kalau Nene Mallomo seorang cendekiawan yang cerdik pandai. Oleh karena itu Puang Rimaggalatung pernah berdialog dengan Nene Mallomo yang sifatnya menentang mengenai cara yang ditempuhnya dalam mengatur pemerintahan Sidenreng sehingga dapat mengantarkan kerajaan Sidenreng ke puncak kejayaannya pada waktu itu. Di suatu ketika La Tanampare Puang Rimaggalatung menugaskan surona (kurir) menemui Nene Mallomo untuk menyampaikan bahwa kalau memang benar Sidenreng adalah suatu kerjaan yang makmur, cobalah buktikan dimana lappo asena sidenreng. Atas pertanyaan itu, Nene Mallomo serta merta menyuruh rakyat menutupi Bulu Lowa dengan “Ase Mabbese” sehingga kelihatan seperti Lappo Ase setinggi gunung, kemudian Nene Mallomo mengundang Puang Rimaggalatung datang ke Sidenreng melihat Lappo Ase na sidenreng. Pada waktu itu Puang Rimaggalatung naik perahu ke Sidenreng menelusuri Danau Tempe dan Danau Sidenreng, tapi baru sampai di Turungeng Teteaji baliau sudah melihat Lappo Ase yang sangat tinggi dan langsung menemui Nene Mallomo. Dalam pertemuan itu terjadi soal jawab sebagai berikut : “Makkadai puang rimaggalatung ri Nene Mallomo : agaro muala appetuang bicara ri Sidenreng, na mawasa pabbanuamu namasennang peneddingi to mapparentamu, na jaji wisesa_e ri kampongmu, nabbija olokolokmu, gangkanna namo ase wette ja mi mu pano bine jajito” 26



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



: “Apakah gerangan yang engakau jadikan dasar hukum di Kerajaan Sidenreng, sehingga rakyatmu menjadi makmur Raja senang, padi menjadi, ternak berkembang biak dan meskipun padi yang masih muda engkau turunkan ke pesemaian, niscaya jadi juga” Makkadai Nene Mallomo : “Iyya uala_e appetuang bicara, iyyana ritu alempurengnge nennia deceng kapang_nge” Maksudnya : “Yang saya jadikan dasar hukum, ialah kejujuran dan prasangka yang baik” Kebenaran ucapan Nene Mallomo itu, selalu dibuktikan dalam menetapkan sesuatu keputusan hukum. Puang Rimaggalatung belum puas dengan Lappo Asena Sidenreng, beliau kirim lagi kurir untuk minta Nene Mallomo membuatkan tujuh macam masakan dari seekor burung Peppaja (Sejenis burung terkecil yang bersarang dibatang padi) yang dibawa oleh kurir. Nene Mallomo berpikir bahwa Puang Rimaggalatung memberikan tugas kepadanya sesuatu yang tidak masuk akal. Oleh karena itu Nene Mallomo balik mengirim kepada Puang Rimaggalatung sebatang jarum penjahit dan minta supaya di buatkan tujuh macam alat masak yaitu antara lain wajan, panci, periuk, sendok sop dan lain-lain untuk dipakai memasak tujuh masakan burung beppaja. Puang Rimaggalatung tidak mampu memenuhi permintaan Nene Mallomo, maka dikirimlah lagi kurir untuk minta Nene Mallomo agar membuatkan Puang Rimaggalatung seutas tali sepanjang satu meter yang terbuat dari debu yang disebut tali debu. Untuk tidak mengecewakan Puang Rimaggalatung, maka Nene Mallomo membuat tali sepanjang satu meter yang terbuat dari kain bekas dipintal menjadi tali, kemudian disiram minyak tanah di atas talang kuningan dan dibakar. Setelah apinya padam maka jadilah tali kain tadi menjadi debu baru dikirim ke Puang Rimaggalatung. Keberhasilan Nene Mallomo itu membuat tali debu diakui dan dibenarkan oleh Puang Rimaggalatung. Maksudnya



27



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Begitulah Nene Mallomo yang tak terkalahkan dalam membuktikan kecerdikan dan kecerdasannya yang sekarang dikenal cerdik pandai, cerdik emosional dan cerdik spiritual. Lembar Kerja 7 (LK-7) Kelompok : ………………………………........... Nama Kelompok :……………………………………… Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor



: ……………………….



4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………… Laporan hasil kerja kelompok :



Nama Tokoh



Kegitan yang dapat diteladani sesuai teks



Transliterasi dan translasi dalam bahasa dan akasara daerah (Bugis/Makassar/ Toraja)



1. 2. 3. 4. 5. dst.



28



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



C. BERBICARA - Memahami teknik membaca indah sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan atau tulisan - Membaca indah sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Tugas Indivudu 1. Perhatikan contoh tentang teknik membaca indah sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja) 2. Baca indah teks sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja) 3. Amati teman yang membaca indah teks sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja) 4. Berikan penialaian (Lihat LK-8) a. Sastra Bugis ealo augi mpo ri an surE k



: ktiea ri pmuln bEGk nwlEn lEb tEmgK g



: grko mElE nwEdi tinl u u mepson etano melg



G



: Gauni naikoton tuKai esGErk E u aj mumnE K



: Kao mpmul diem aEPk ati goari aj muagK



29



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



p



: poeln pelel wiRu tERE kutuju mt pdn susl i



b



: bb lEGEk



nbEel



nipi tEnsElew kueta mlEb m



: mGujuw metkai minG nlww elPE ptimm P



: P GuK lipu rpiGE kuwiRu toep jw tEnriprP



t



: troni kuptria ael npkuaer peww mElt E d



: dK prj prRu diem tERiadw mElE tERisn



n



: nea pjnEni PuG mltE ltEtoni ri tEsl i ipun



30



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



R : rePsai riaolon towoni tomet lmdup epR c



: cpuni pel mElEn pEtuni esGrEn neta ricc j



: jruClmua pel mEln E lsrw nliPo pGuj



N



: NwaomuwrE sia jojo mrisliwE tEpudu riNN C



: Cjiasi lsrw an rilaunsi pliln i lC



y



: aiy tEpj ausp rpn rialea plg mria r



l



: rRuni telR lai dimEn riwtmu etani ripiR : laoni potEdu lGi posPu tEmlulu lwGE mebl w



31



: wwai mlipu lipu



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



tontiKEelGi sr ainn i w s



: srwnmua pel ncni pmElEri mpRs rs a



: al neaGErpgi mElEn sglea riati ruPia



b. Sastra Makassar Puisi “Aru” Puisi Aru merupakan genre kesusastraan lisan yang terbina dalam masyarakat yang masih kuat berpegang teguh pada kearifan kehidupan. Teks Puisi Aru meliputi berbagai tema yang berhubungan dengan adat istiadat, agama dan situasi sosial budaya. Puisi Aru merupakan cermin alam dan pikiran manusia Makassar, didasarkan karena adanya hubungan yang erat dengan pihak yang lain sebagai hasil dokumentasi kebudayaan yang menggunakan bahasa sebagai media dalam pengungkapannya. Puisi Aru secara utuh tersirat nilai yang dalam. Pendidikan karakter bangsa tercermin melalui bentuk makna yang terdapat dalam teks Puisi Aru “ Keberanian”. Puisi Aru yang bermakna keberanian yang dimiliki oleh seorang prajurit atau laskar yang menhadapi musuh di medan perang atau pertempuran. Hal ini tercermin pada nilai karakter (sikap) yang tersirat pada simbol “macan” (macan/harimau). 32



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



“jangang” (ayam), “bukkuruk” (burung perkutuk). Adapun teks yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut : awrniGE jrin mcG asln buajy tnilloaiy bokon tnipoloGG delkn jG btup ri gow bobo ri sugumn i s np nikn buelbueln mGs asn tobolo lki lkin boro loea cini cini mmi sl krea buel buelmGs jG tni pkura u bukr u u tni kdoa aiy aiynmo sl krea erwG tp eteta ri ad kupolo tlu poekku atG pr kupolo apki eselku abek rom c. Sastra Toraja Gelong Lagu daerah Toraja dalam bahasa Toraja disebur Gelong yang artinya adalah pernyataan kegembiraan pada upacara rambu tuka’ ( upacara 33



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



syukuran) pernyataan keegembiraan ini dilakukan dengan kata-kata/kalimat-kalimat yang dinamai Kadong Gelong. Kadong Gelong ini pada umumnya ditarikan dengan gerakan teratur dan dilagukan dengan indah menarik. Ada beberapa beberapa macam Kadong Gelong anatara lain : 1. Kadong Gelong Maro 2. Kadong Gelong Bungi 3. Kadong Gelong Pa’lele 4. Kadong Gelong Tongkonan Layuk (Kuassa Banua) 5. Dan lain-lain. Kadong Gelong Maro dan Kadong Gelong Bungi pada umumnya sama, hanya lagu dan geraknya sangat berbeda. Kalau Kadong gelong Bungi dilagukan terpotong-potong (bait demi bait) yang ditarikan dalam bentk lingkaran. Sedangkan Kadong Gelong Mora dilagukan bersambung-sambung dengan lagu menggelora seeperti oang kerasukan yang ditarikan dalam bentuk berbanjar. Maka tidak heranlah kita kalua pada waktu orang Maro sering ada orang kerasukan setan (karondonan) mereka itu menikan-nikambadannya dengan pisau, tetapi dengan cepat sembuh kembali. Ada juga yang menyentak-nyentak lalu jatuh pinsang beberapa lamanya. Contoh Kadong Gelong Moro : Tiromi a’ganna londong pasiruanna muane sangtendengna telo-telo He tiromi-tiromolakotunka tapata’pai mata He masiri’ bembe tangtarru’ bandangan laluse leko’ dan sterusnya 34



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Karena kegiatan pembelajaran ini adalah membaca indah, maka, Kadong Gelong Bungi di bawah ini diharapkan dapat dibaca indah Kadong Gelong Bungi 1. Tamaningo-ningo kita Taparanduk kamelekan 2. Kemelekan landi tondok Rombosan landi panglion 3. Tang tanente kitendeng Tang buntu kilolloan 4. Banuannari kitendeng Tondoknari kilolloan 5. Dikua anna mala’bi Anna tondok kelelean 6. Napelele tomambele Naissan to toying tondok 7. Dibanga’ rika te ada’ Tangdi pentutuan rika 8. Inang ada’na nene’ta Sangka’ namo todolota 9. Ada’na tondok toraya Sangka’na leponngan bulan 10. Lendu’ lako taankaran Tasi Baenan-baenanni 11. Dipana’ta lan di tondok Inde sa’de tongkonan 12. Tondok lemo sanganna Tongkonan puang karo 13. Kelamban datui gelong Ketumengka karaengngi 14. Umbala susinna tondok Temaito’ tarampakna 35



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



15. Tondok mada’pa temai Panglion torro mala’bi 16. Disaela mabalele Ditiro mandisi-disi 17. Tanda matallo tasikna Katampuran minangana 18. Male kilesena tondok Mane kilonda-londana 19. Tondok boro toda inde Banua panggao toda 20. Tondok panganloang maa’ Pange’teran doti langi’ 21. Napabendanmi tongkonan Naosokki lando longa 22. Dini ussio’ aluk To sangka’ pembela’baran. Lembaran Kerja 8 (LK-8) Nama : ………………………………………………… Laporan Individu N o



Nama Siswa



La fal



Into nasi



La nc ar



Ges tur



Juju r



Jml/Ratarata/Katego ri



1 2 3 4 5 D st



36



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Catatan : 1. Nilai : 1-10 2. Nilai : Skor Perolehan x 100 % Skor Maksimal (50) 3. Kategori : Baik Sekali : Jumlah Nilai : 86-100 % Baik : Jumlah Nilai : 70-85 % Cukup : Jumlah Nilai : 55-69 % Kurang : Jumlah Nilai : dibawah 55 %



37



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PETA MATERI PELAJARAN III



TEMA



TOLERANSI



DESKRIPSI



PETUAH



PENGERTIAN



38



sipkrj/sipktau/ Paqtimbangan



SASTRA DAERAH



WACANA



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PELAJARAN III TEMA : TOLERANSI (sipkrj/sipktau/ Paqtimbangan)



Gambar/Foto 3. Hidup Toleransi (sipkrj/sipktau Paqtimbangan.)



A. MENYIMAK - Memahami deskripsi dan pengertian nilai karakter dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan 39



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



-



Menyajikan penerpan nilai karakter baik secara lisan maupun tulisan



1. DESKRIPSI Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 2. PENGERTIAN a. to. ler.an/tole`ran/a bersikap menenggangkan atau menghargai penddirian (pendapat) orang lain yang berbeda dengan pendirian sendiri. to.le.ran.si/tole`ransi/ n 1 sikap atau sifat toleran ber.to.le.ran.si v bersikap toleran: b. Toleransi dalam bahasa daerah (Bugis) disebut sipkrj, (sipakaraja), (Makassar) disebut sipktau, dan (Toraja) disebut Paqtimbangan yang artinya saling menghormati. TUGAS. Kerjakan secara kelompok dan individu apa yang telah dilaksanakan di Sekolah sebagai penerapan tema Toleransi ( sipkrj/sipkta/ Paqtimbangan), dan bacakan di depan kelas Lembar Kerja 9 (LK-9) Kelompok



: ……………………………..............



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor



: ……………………….



4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... 40



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Laporan hasil kerja kelompok No Indikator Kegiatan yang dilakukan 1 Menghargai dan member kan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan 2 kemampuan khas Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status 3 ekonomi Memberikan pelayanan terhadap teman berkebutuhan 4 khusus Bekerja dalam kelompok yang berbeda 41



Waktu Man pelaksa Faat naan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Penerapan Individu (dikerjakan diluar jam tatap muka) Lembaran Kerja 10 (LK-10) Nama : ……………………………….. Laporan Individu. No Indikator



1



2



3



4



42



Kegiatan yang dilakukan



Waktu Man pelaksa Faat naan



Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas Memberikan pelayanan terhadap teman berkebutuhan khusus Memberikan pelayanan terhadap teman berkebutuhan khusus Bekerja dalam kelompok yang berbeda



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



3. PETUAH - Menganalisis arti dan makna petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan. - Menginterpretasi relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan kenyataan sekarang baik secara lisan maupun tulisan. Bugis. aEpai aselwGE riwtkelew naoPo alEbire E G ainritu : 1. alEPr u E 2. asuls E nGE 3. asiwoloPoloGE 4. asbrkE Dibaca : Eppai asalewangeng riwatakkalewe alebirengnge iyanaritu: 1. Alempureng 2. Asule’sanangeng 3. Assiwolom-polongeng 4. Assabarakeng)



naompo



Makassar. niaap ksnG ri kela akuel apnia mtu-mtu aiamitu. 1. klbus 2. aedel 3. asmturu 4. ksbr



43



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Dibaca : Niak appak kasannangang ri kalea akkulle appaniak matu- matu iamintu : 1. Kalambusang 2. Adelek 3. Assamaturuk/rokkong 4. Kasabbarrang



Toraja. 1. 2. 3. 4.



Kamalamburan Kakinaan Kasiturusan /kasirampunan Kasangbarasang Terjemahan : Ada empat ketenteraman pada menimbulkan keutamaan yaitu : 1. Kejujuran 2. Kebijaksanaan 3. Kerukunan 4. Kesabaran (Indonesia).



diri



kita



yang



Penjelasan : Keempat hal di atas menimbulkan keutamaan yang meningkatkan martabat, sebab: Kejujuran memberikan kepercayaan kepada diri sendiri, memastikan tujuan hidup, menimbulkan keberanian dan mengakhiri keragu-raguan; kebijaksanaan menghasilkan pertimbangan sehat dan melayakkan langkah; kerukunan meningkatkan kerjasama dan membuahkan kedamaian; 44



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



ketabahan memberikan kesabaran dan membendung tindakan yang berlebih-lebihan.



TUGAS : I. Diskusikan arti dan makna serta relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan tema Toleransi (sipkrj/sipktau/ Paqtimbangan) dengan kenyataan kehidupan sekarang. Diskusi kelas II. Buat Baliho/Standing Banner petuah dalam bahasa Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dan terjemahannya dengan tema Toleransi (sipkrj/sipktau/ Paqtimbangan). Kelompok, paajang dan presentasikan di depan kelas B. MEMBACA - Menganalisis teks kisah/biografi tokoh, baik melalui lisan maupun tulisan. - Menyajikan kegiatan yang dapat diteladani dalam teks kisah/biografi tokoh, baik secara lisan maupun tulisan. Tugas Kelompok Studi Pustaka 1. Bacalah biografi tokoh di bawah ini dengan cermat! 2. Berdiskusilah bersama teman sekelompok, hendaknya kamu berbicara secara sopan, dan saling menghargai! 3. Tuliskan kegiatan yang dapat diteladani dalam isi teks kisah/biografi tokoh Kisah Perjalanan Datuk Ribandang di Selayar dan Gowa yang telah dibaca, dan bacakan di depan kelompok lain! (Lihat LK-11)



45



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



KISAH PERJALANAN DATUK RIBANDANG DI SELAYAR DAN GOWA Proses Islamisasi di Sulawesi, khususnya di Sulawesi Selatan dan Tenggara tidak bisa dipisahkan dengan peranan Trio Minangkabau yang datang ke daerah ini sekitar abad keXVI – XVII. Meski, ada beberapa versi yang melukiskan proses perjalanan dakwah para penyiar teladan itu, tetapi, konon ketiganya berpisah tujuan,tatkala, mufakat ketiganya tak bisa diambil lantaran berbada dalam hal ”materi apa yang seharusnya diprioritaskan” untuk diajarkan kepada objek dakwah mereka. Datok Patimang (wafat di Patimang Luwu) dan Datok Ri Tiro memilih ajaran syariat sebagai prioritas dakwah. Sementara Datok Ri Bandang yang wilayah dakwahnya meliputi daerah Makassar dan sekitarnya memilih tasawuf (mistik). Akibatnya, sampai sekarang peta Islamisasi masih dapat kita kenali berdasarkan “tradisi ajaran” yang dianut penduduk Sulawesi Selatan. Daerah-daerah Bugis, di mana Datok Patimang dan Datok Tiro melancarkan dakwahnya mewariskan tradisi syariah yang dominan, sementara di daerah Makassar, tempat Datok Ri Bandang, penuh warna mistik dengan varian terikat yang sangat subur. Sejauh mana para Datok itu mengembangkan dakwahnya, berikut ini kita muat sebuah kisah menarik Datok Ri Bandang. Dalam perjalanan dakwah yang panjang mulai dari Buton, Selayar, Tallo dan Gowa. Meski, mungkin ada data yang kurang faktual dan sepanjang pemakaian metode hauristik, sudah tidak dijamin lagi kebenarannya, tetapi, siapa tahu, suntingan ini ada juga manfaatnya. Minimal sebuah informasi dari sisi lain tentang proses Islamisasi yang dibawakan seorang tokoh yang sudah demikian akrab dengan tradisi Islam di daerah Makassar. Inilah kitab yang meriwayatkan kehadiran Datok Ri Bandang, di tengah-tengah masyarakat Gantarang. Sebuah kota di abad ke-XVI yang menjadi pusat niaga di Selayar. 46



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Penduduknya hidup makmur dengan kebutuhan hidup memadai. Iklim monarchi tetapi konstitusional hidup subur dalam pola tradisi Gantarang yang kukuh dan berdaulat. Waktu itu, Gantarang diperintah seorang Raja, dengan kharisma yang tinggi. Pada suatu hari, di pinggiran laut dalam wilayah kerajaan Gantarang. Kelihatan seorang nelayan bernama Fusu sedang menjala ikan. Bercampur kaget ia didatangi seorang asing dan sama sekali tak dikenal. Orang asing itu adalah salah seorang dari penyiar Islam asal Minagkabau. Ia adalah Datok Ri Bandang. Pertemuan Datok Ri Bandang dengan Fusu dilepas pantai Selayar, merupakan kontak pertama Datok kepada penghuni Selayar. Apa kata sang Datok kepada Fusu? Sucikanlah ikanmu (sarattui) lalu naikkan ke perahu. Setelah semuanya dilakukan Fusu dengan tertib, Datok mengungkapkan keinginannya untuk memasukkan Fusu ke dalam Islam. “Aku kepingin sekali memasukkan kau ke dalam Islam, di dalam Raja Gantarang” kata Datok. Tetapi, ternyata sebelum sampai ke istana Raja di Gantarang, nelayan Fusu dalam waktu singkat telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Tatkala mereka tiba ataupun dalam perjalanan menuju istana Raja, lelaki Fusu, lebih dulu diislamkan lagi dengan jalan memotong secuil kulit alat kelamin (disunnat) dengan pisau lipat. Konon, inilah pengkhitanan pertama di Selayar yang dimulai abad ke-XVI. Perjalanan panjang lewat perahu anatara Datok dan Fusu tidak mengalami rintangan. Mereka menuju ke Babaere. Di Babaere keduanya menuju istana Raja di Gantarang. Dalam perjalanan itu, mereka membawa tempat tidur, makanan sebagai perbekalan dan juga seekor ayam. Di sebuah tempat di Gantarang, di pinggiran kampung, keduanya mendirikan rumah. Dari sana, Datok didampingi Fusu menuju istana Raja. Datok Ri Bandang, menurut riwayat, naik lewat tangga ke rumah Raja Gantarang setelah seisi rumah itu dibersihkan (disarattui). Tidak lama setelah Raja dan Datok Ri Bandang 47



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



duduk berhadap-hadapan di atas rumah, di ruangan tamu yang khusus, Raja Gantarang mengajukan pertanyaan kepada tamunya. Pertanyaan menyangkut identitas tamu, nama asal kedatangan dan tujuan utama mengunjungi Selayar hingga sampai ke pusat kota Gantarang. “Saya datang kemari, kata Datok kemudian menjawab pertanyaan Raja, atas perintah Raja dari Mekah bersama khalifahnya, tiada lain untuk memasukkan Anda dalam keluarga besar agama Islam. Saya datang dari Minangkabau.” Permintaan Datok, agar Raja masuk ke dalam Islam, tidak sepenuhnya diterima, Raja ini melontarkan kecemasannya, karena, siapa tahu Raja Gowa akan memarahinya dengan pilihan itu. Tapi, penjelasan Datok ternyata meluluhkan penolakan sang Raja Gantarang. Kabarnya, Raja ini mengucapkan dua kalimat syahadat saat itu juga dan sebuah pisau lipat Datok mengakhiri pengislaman itu. Akhirnya Raja Gantarang masuk Islam dan berhasil dikhitan. Selesai pengislaman Raja, Datok berangkat ke Gowa. Sebelumnya ia mampir di Tallo- sebuah kerajaan yang bediri di pinggiran pantai Tanah Mangkasarak yang megah. Setiap Datok akan dipersilahkan naik ke rumah panggung, ia selalu menolak sebelum rumah itu dibersihkan. Ini adalah sebuah formalitas, betapa kehadiran Datok membawa misi pembersihan spiritual yang bersifat universal. Permintaan disarattui setiap tempat yang akan dikunjunginya, punya arti simbolik, dan ini merupakan landasan betapa Isalamisasi di daerah ini diawali proses pembersihan fisik secara terusmenerus. Permintaan Datok kepada Raja Tallo, tidak langsung diterima, kekhawatirannya sama dengan Raja Gowa. Akan tetapi, penjelasan Datok memudahkan Raja Tallo menerima agama Islam. Namun tidak lama setelah pengislaman itu berlangsung seorang Panglima kebanggaan Tallo I Lambo, datang dengan wajah menantang. Dengan kata-kata yang agak 48



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



kasar, I Lambo menghina Datok: ”Macam engkaukah yang ingin memusnahkan adat kami, lalu engkau menjalankan keinginanmu, memperatas namakan perintah Allah Ta’ala?” Dengan tenang, bahkan sangat tenang, Datok yang arif ini melayani kekasaran I Lambo. Sejenak ia kelihatan tak beraksi. Wajahnya ditekukkan ke bawah, matanya dipicingkan, ia berkonsentrasi. Barangkali, sementara munajat minta petujnuk kepada Tuhan. Ketika kedua matanya terbuka, Datok bangkit pelan-pelan dari tempat duduknya, ia mengambilwudhu. Aneh, bahwa hanya dengan peristiwa tanpa bicara itu, kekasaran I Lambo jadi pudar. Hatinya luluh melihat wajah Datok yang demikian bersih, penuh pesona dan sangat menakjubkan. Akhirinya, I Lambo berkata: “Jelaslah Allah Ta’ala, Muhammad, berkat kebesaran Allah Ta’ala.” Bagai kena hipnotis, I Lambo segalanya luruh dalam pengakuan di hadapan Datok. Dengan tidak bereaksi sama sekali, menurut saja I Lambo, ketika pisau lipat Datok digerakkan di kepala kelamin I Lambo,dipotong dan darah muncrat keluar. I Lambo pun resmi menjadi Islam. Adalah I Lambo pula yang bersedia menjadi duta khusus Datok menemui Raja Gowa. Permintaan serupa juga diajukan kepada Raja. Tetapi, seperti To Barania Raja Tallo, I Mangganna, menampik dengan kertas, sambil mengeluarkan badik pusakanya I Janasana. Dengan sekali gebrak, badik I Mangganna, ditikamkan ke lantai papan yang tebal, dan hanya sekali gebrak, papan tebal itu tembus dan badik Janasana tetap utuh. Inilah keajaiban dan keistimewaan Panglima I Mangganna. Demonstrasi badik I Mangganna, tentu, dimaksudkan untuk menakut-nakuti Datok Ri Bandang dan I Lambo. Apa kata I Mangganna: “Paling kebalnya Datok Ri Bandang sama saja dengan lantai ini”. Sebelum Datok menjawab, I Lambo sendiri yang memberikan tanggapan: “Belum lagi Datok yang akan membunuhmu (hai I Mangganna), sedang saya saja engkau tak mampu menahanku”. Dalam suasana yang tegang 49



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



itu, Raja Gowa bagai diberi isyarat, langsung menadahkan tangan. Ia menyuruh I Lambo agar Datok menerima mereka dalam Islam, sekaligus mengkhitan Raja Gowa dan I Mangganna. Tetapi, menurut kitab ini, Raja Gowa tidak jadi dikhitan oleh Datok, karena secara misteri,alat kelamin Raja Gowa sudah terpotong tanpa noda darah. Konon, tatkala ditanya siapa yang mengkhitan Raja Gowa, ia Cuma menggeleng heran. “Tak kuketahui siapa sebenarnya yang mengkhitan saya”, Menurut penjelasan Datok, adalah Nabi Muhammad yang mengkhitan Raja Gowa. Lembar Kerja 11 (LK-11) Kelompok : ………………………………........... Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………… Laporan hasil kerja kelompok :



Nama Tokoh



Kegitan yang dapat diteladani sesuai teks



Teransliterasi dan translasi dalam bahasa dan aksara daerah (Bugis/Makassar/ Toraja)



1. 2. 3. 4. 5. dst. 50



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



C. MENULIS - Memahami arti dan makna sastra daerah (Bugis/Makassar/ Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan - Menerjemahkan sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja) ke dalam bahasa Indonesia Tugas Kelompok 1. Bacalah dengan cermat uraian tentang sastra daerah (Bugis/ Makassar/Toraja) di bawah ini! 2. Terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sastra daerah (Bugis/Makassar/Toraja), dan bacakan di depan kelompok lain! (Lihat LK-12-28) a. Sastra Bugis Elong Ugi adalah suatu karya sastra orang Bugis yang sudah memasyarakat di tengah-tengah masayarakat Bugis sejak dari zaman yang lalu. Elong Ugi mempunyai sifat-sifat atau syarat-syarat tertentu yang perlu diketahui dan diperhatikan. Untuk memahami makna Elong Ugi, diperlukan pengetahuan khusus, karena Elong Ugi mempunyai sifat-sifat tertentu sebagaimana halnya pengenalan sifat-sifat pada puisi. Kemampuan kita memahami makna élong, sangat erat hubungannya dengan kemampuan kita melihat, mendengar dan merasakan secara imajinatif benda-benda bunyi-bunyi dan perasaan yang dilukiskan dalam élong. Cara pakkélong (pengarang atau pembawa élong) melukiskan pikiran dan perasaannya antara lain : a. Pernyataan langsung Pakkelong menyatakan pikiran dan perasaannya secara langsung dengan mempergunakan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti oleh pendengarnya. 51



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



b. Pengiasan Pakkelong melukiskan pikiran dan persaannya tidak dengan terus terang, melainkan dengan berkias. c. Assosiasi bunyi ucapan Pakkelong menyampaikan ucapannya dengan melalui cara dan pengertian yang samar-samar, atau dengan kata berkias



a.



b. c.



d. e.



Bentuk elong ada beberapa macam: Elong berlarik tiga yang hurufnya (huruf lontara) berjumlah 21 buah Larik pertama 8 buah Larik kedua 7 buah Larik ketiga 6 buah Elong berlarik dua, berlarik tiga, berlarik empat, berlarik lima dan sterusnya (tidak terikat jumlah hurufnya). Elong berlarik tiga dengan jumlah huruf 21 buah yang huruf pangkal kalimatnya adalah huruf abjad lontara secara berurut. Elong berlarik tiga dengan jumlah huruf 21 buah, yang kata awalnya dimulai dengan nama hari. Elong sibali (berbalasan) Elong ini artinya berbalasan, biasanya dibawakan oleh dua orang pakkelong; pada umumnya elong semacam ini berlarik tiga jumlah hurufnya 21 buah. Isi elong dan ruang lingkup pemakaiannya



Isi elong berhubungan erat dengan suasana hati, pikiran dan perasaan orang yang melahirkannya. Pakkelong selalu berusaha memilih elong supaya elong yang diucapkan memenuhi sasarannya. Pengetahuan mengenai isi elong dan ruang lingkup pemakaiannya sangat penting untuk 52



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



menempatkan elong sebagai alat curahan rasa dan pikiran yang efektif. Isi elong dapat dibedakan : a. Pammulang elong Biasanya pakkelong memulai ucapannya dengan kata-kata mohon maaf kepada pendengarnya apabila ada elongnya dianggap kurang sopan dan kurang memuaskan. Contoh : teb mtu mekloku mlEso tima u w tdPEGm E un dst… b. Elong assimellereng (hubungan) Elong assimellereng berisikan ucapan-ucapan hubungan antara sesamanya, baik merupakan sebagai ; elong hubungan mappoji (memuji), elong hubungan maccacca (tak suka), elong hubungan parere (sidiran), maupun sebagai hubungan malebba (tak senang) Contoh : - Mappoji : sidp u k ncbiru aiymi npuad spko laieG dst… - Maccacca : agtoko mure i sGE tEebec-ebectoko tEGculutoko dst… - Parere : mau meR tElo mua mcmi ri pEenn tjEGi gonn dst… - Malebba : pitu lEb meklEb aiyn npulb E lEbn lEbea dst… 53



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



c. Elong assiwolongpolongeng (keluarga/suami istri) Elong ini merupakan elong hubungan keluarga ataupun suami isteri yang berisikan pangaja (nasehat), pappaita (petunjuk), maupun sebagai pappatinro/padodo anak (hiburan keluarga). Élong pappatinro anak biasanya dilagukan untuk meninabobokkan anak-anak. Contoh : - Pangaja : mau pria ntnE mklu ri cEPea golai buan dst… - Pappaita : dua tau tERi tKE msip rg esl tosrw eaed dst… - Pappatinro/Pa’dodo : toRo-toRoGi lbco ntEri tEm sEn nerwE abon dst… d. Elong toto (nasib/takdir) Elong toto merupakan elong untuk mengenang nasib/takdir yang dialami; baik sebagai toto biu (yatim), toto peddi (penderitaan), maupun toto maruddani (merindu). Contoh : - Biu : pEdi pel kotobiau mls tERi jP met tERi wlu dst… - Peddi : aido aotoko cinPE murj E atisai auln u pEdk i u dst… - Maruddani : laoni tomeblea 54



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



ntrowni doko toriewlain dst… e. Elong sibali (berbalasan) Elong sibali merupakan elong berbalasan atao soal jawab ataupun elong pemecahan masalah. Baik merupakan elong-elong sibali pangaja (nasehat), sibali maccacca (tak suka), maupun elong sibali bawang (biasa) Contoh : - Pangaja



: ednro pEdi pdn purni sipklu nluru mlr dst… - Maccacca : tron boN pns mrunu bua bPu koaikomi mElE dst.. - Bawang : eggo tEn pGisG E E ntud siRjmu aikomi nesGE dst… f. Elong Madduta (melamar) Elong madduta menggambarkan elong lamaran yang biasa diucapkan oleh keluarga calon mempelai lakilaki dan wanita apbila sedang melangsungkan lamaran. Contoh : toemeR laoki tud tEjli tEteper bn mes-mes dst… g. Elong topanrita (ulama) Elong topanrita adalah elong tuntunan keagamaan sebagai nasehat, sebagai syarat, hakekat dan makrifat. Contuh : mtutuko ri tEpEmu 55



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



aj muwilP i ili riksiwiymu dst… h. Elong caddiorio (bergembira) Elong caddiorio adalah elong yang menggambarkan kegembiraan. Contoh : bulu alaun eteP medec ricokoGi mtiro wliea dst… i. Elong sikai-kai (berkait) Elong sikai-kai adalah elong beruntai yang salah satu kata pada larik akhir bait sebelumnya, diulang lagi pada larik pertama bait berikutnya. Contoh : aini nw sbrko loloGE ger edec tosbr eaed dst… j. Elong mappong ri anak surek-E (berpangkal pada abjad huruf lontara) Elong ini permulaannya atau awal kalimatnya dimulai dengan huruf abjad lontara secara berturut-turut. Contoh : k = ktiea ri pmuln bEGk nwlEn lEb tEmgK dst… k. Elong mappong riaseng esso (berpangkal pada nama hari) Elong ini permulaan kalimatnya dimulai dengan nama hari secara berturut-turut. Contoh : ah = ah nmkw toni riwk sglea 56



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



tEnripklu dst… l. Elong osong Élong osong adalah elong sumpah setia perajurit kepada rajanya atau merupakan pembakar semangat bagi perajurit yang akan berangkat ke medan perang. Contoh : aoso lai-lain siedeR aiy ebl, aiy pkn elgo elgo sai, elgo elgo sai lopi msl tPuke u a naiy naol, naiy neletai tau sitEG-tEGea dst.. m. Élong pa’dodo anak (penghibur) Élong pa’dodo anak adalah semacam élong biasanya dinyanyikan oleh orang untuk menghibur atau menidurkan anak-anak yang sedang digendong/diayun dengan buaian. Biasa pula dinyanyikan oleh anak-anak di bawah umur sambil bermain; baik secara perorangan maupun bersamasama. Contoh : mnu epgaotu poel nmcudd llimu nmauNi ppitomu dst… n. Elong eja-eja Pada zama dahulu elong eja-eja dilagukan secara bergilir. Dilagukan secara perorangan berganti-ganti, maupun secara sama-sama, sambil minum tuak pahit, disertai balutak (makanan yang terbuat dari darah binatang) dan nasi ketan, Setelah agama Islam dianut oleh 57



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



orang Bugis tuak pahit dan balutak diharamkan. Elong eja-eja pun dengan acaranya sudah tidak ada. Contoh : aids i i pel nelelai plbua elelno mai plbua, kutimko kutimtoko, kuteRerwlitoko dst… o. Elong sagala (penyakit cacar) Sagala dianggap sebagai raja penyakit, karena penderita penyakit cacar ini mempunyai sifat kelainan selama dalam keadaan sakit. Dengan menyanyikan elong sagala, si penderita dapat tenang hatinya dan enak perasaannya. Elong sagala merupakan juga elong mantra untuk mengusir setan penyakit. Contoh : sEmE-sEmE riml u n mCjin ls aulu ls aulu rEmE-rEmE pEdi mt eaj-eaj aoer-aoer mKwni pEdi bbua mGElu mcmnik sgl mGidG E i cmniea tEbu surEn tPGE pRE poel plipu elmo rwun pmn doria poel ri maiw aoNima u n lsun ppeRn sglea mNmEniro Nwn tElP u Enimi nsoro (elong ini sudah lengkap)



58



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Bentuk-bentuk dan isi macam-macam elong yang disebutkan di atas akan ada yang diangkat secara lengkap pada tema lain. Lembar Kerja 12 (LK-12) Kelompok : I Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : BentukTranslasi/terjemah bentuk dan isi an Élong Ugi macamke dalam bahasa macam élong Indonesia a. Pammulang teb mtu mekloku ……………… élong mlEso tima u w ……………… tdPEGm E un ………………



b. Elong assimellere ng (hubungan)



-Mappoji : sidp u kncbiru aiymi npuad spko laieG Maccacca : agtoko mure i sGE tEebec-ebectoko tEGculutoko Parere : maumeRtElo mua mcmi ri pEenn tjEGi gonn Malebba



59



………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



:



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



pitu lEb meklEb aiyn npulb E lEbn lEbe



………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 13 (LK-13) Kelompok : II Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : Bentukbentuk dan isi macammacam élong



c. Élong assiwolong polongeng (keluarga/ suami isteri)



Élong Ugi



Pangaja : mau pria ntnE mklu ri cEPea golai buan Pappaita : dua tau tERi tKE msip rg esl tosrw eaed Pappatinro/Pa’dodo: toRo-toRoGi lbco ntEri tEm sEn nerwE abon



60



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia ……………… ……………… ………………



………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



d. Élong toto Biu : (nasib/takdir) pEdp i el kotobiau mls tERi jP met tERi wlu Peddi : aidoaotoko cinPE murj E atisai auln u pEdk i u Maruddani : laoni tomeblea ntrowni doko toriewlain



………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



………………. …………….... ……………….



Lembar Kerja 14 (LK-14) Kelompok



: III



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor



: ……………………….



4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : Bentukbentuk dan isi macammacam élong



Élong Ugi



e. Élong sibali Pangaja 61



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia



:



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



(berbalasan)



ednro pEdi pdn purni sipklu nluru mlr Maccacca : tron boN pns mrunu bua bPu koaikomi mElE Bawang : eggo tEn pGisG E E ntud siRjmu aikomi nesGE



……………… ……………… ……………… ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



f. Élong Madduta (melamar)



………………. toemeR laoki ………………. tud ………………. tEjli tEteper bn mes-mes



g. Élong topanrita (ulama)



mtutuko ri tEpEmu aj muwilP i ili riksiwiymu



h. Élong caddiorio (bergembira)



………………. bulu alaun eteP ………………. medec ricokoGi ………………. mtiro wliea



………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 15 (LK-15) Kelompok



: IV



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor 62



: ……………………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



4.Anggota : 1. ……………………. 2…………………….. Laporan hasil kerja kelompok Bentukbentuk dan isi macammacam élong i. Élong sikaikai (berkait)



Translasi/terje mahan Élong Ugi ke dalam bahasa Indonesia ....................... aini nw sbrko loloGE ger ……………… edec ……………… tosbr eaed ………………



k = j. Élong ktiea ri pmuln mappong ri bEGk nwlEn anak surek-E lEb tEmgK



...... ………………. ………………. ……………….



ah = ah nmkw toni riwk sglea tEnripklu



...... ………………. ………………. ……………….



k. Élong mappong ri aseng esso



l. Élong osong aoso lai-lain siedeR aiy ebl, aiy pkn elgo elgo sai, elgo elgo sai lopi msl tPuke u a naiy naol, naiy neletai tau sitEG-tEGea m. Élong mnu epgaotu pa’dodo poel 63



………………. ………………. ……………….



………………. ………………. ……………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



anak (penidur anak)



nmcudd llimu nmauNi ppitomu



………………. ……………….



Lembar Kerja 16 (LK-16) Kelompok : V Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : Bentukbentuk dan isi macammacam elong n. Élong éjaéja



o. Élong sagala (penyakit cacar)



64



Elong Ugi aids i ipel nelelai plbua elelnomai plbua, kutimko kutimtoko, kuteRerwlitoko



Translasi/terje mahan Kedalam Bahasa Indonesia ……………… ……………… ……………… ………………. ………………



sEm-E sEmE riml u n mCjin ls aulu ls aulu rEmE-rE pEdm i t eaj-eaj aoer-aoer mKwni



………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



pEdi bbua mGElu mcmnik sgl mGidG E i cmniea tEbu surEn tPGE



………………. ………………. ………………. ……………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



pRE poel plipu elmo rwun pmn doria poel ri maiw



………………. ………………. ……………….



aoNima u n lsun ppeRn sglea mNmEniro Nwn tElP u Enimi nsoro



………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



b. Sastra Makassar Kelong Salah satu bentuk kesusastraan Makassar adalah puisi. Ada beberapa jenis kesusastraan Makassar yang tergolong puisi, yakni doangan, peruntuk kana, kelong, pakkiok, dondo, aru, dan rapang. Sastra kelong sebagai bagian dari kebudayaan, memanifestsikan hasrat, jiwa dan kehendak dalam diri orang Makassar. Bila ditinjau dari sudut etimologi “kelong” berarti nyanyian atau menyanyi. Akan tetapi, kelong menurut makna yang sebenarnya bukan merupakan nyanyian. Kelong mengandung pengertian yang mendalam apabila ditinjau dari sudut aspek imajinasi yang salah satunya berbentuk puisi. Bentuk kelong dalam bahasa Makassar tidak sama halnya dengan bentuk puisi dalam Bahasa Indonesia. Kelong Makassar terdiri dari atas empat baris dalam satu bait dan tiap-tiap baris terdiri atas delapan suku kata, kecuali baris ketiga hanya terdiri dari lima suku kata. Jadi kelong, Bahasa Makassar berpola 8, 8, 5, 8 suku kata. Tiap-tiap baris dalam kelong tersebut mempunyai arti atau



65



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



makna utuh masing-masing dan berhubungan antara satu dengan lainnya.



Contoh : kuminsaiki sugu (8) kutijkiki meten (8) mn puct u (5) tekn meten aes (8) Terjemahan : Kuharap engkau Kunazarkan engkau sejahtera Walau pucukmu Ranting bahagia semua Ada beberapa gaya bahasa yang ditemukan dalam kelong saat menyampaikan pesan. Gaya Bahasa tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Personifikasi Gaya Bahasa kiasan. Contoh : btu retm ri bul mkutn ri bitoea ap knn buti lopojko sl an tiromko nau kmltmi bgia mt tdodo pkulnu nku tomi 2. Metafora Gaya Bahasa membandingkan suatu hal atau keadaan yang memiliki sifat yang sama. Contoh : 66



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



niam ri ebly ri tmbni bnia sb nian ait mkilo kilot dea etaki rg esl etaki bus pmai buG eajy etnp meNrokn 3. Simbolik Gaya bahasa yang menggunakan kata atau nama tertentu untuk mewakili pengertian lain di luar kata tersebut, atau untuk mengungkapkan perasaan atau ide yang abstrak. Contoh : pun kucn i i buty tugr u u ejen mtku airwmijo meGku mmul wr siktutuaiki toep nuss i s moel moel etanmotu perkn mloloa 4. Hiperbola Gaya bahasa yang menggunakan ungkapan melebih-lebihkan. Contoh : lbku sibuek buek lnsku sikpop ejen mtku msolo sielp elp sielp elp etaku siebro etaroku sibl lopo 67



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



tumpturuku eta 5. Simile Sering juga disebut asosiasi yang merupakan majas perbandingan yang membandingkan dua hal yang secara hakiki berbeda, tetapi dianggap mengandung segi yang serupa. Contoh : kotuai pd nisoso gol ksi ll peles eten diGin pun aikau nainek kotuai jru bulea ttodo ri boltiku jli mtnu kkl tbialonu 6. Litotes Gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan maksud merendahkan diri dan melemahkan arti, atau suatu hal yang dinyatakan tidak seperti keadaan sebenarnya. Contoh : niak aen mempo meGr ksiasiku sb nian bj l kupbtu aiket tau tuny bGi topi kiselr kimmielai bitoea cor cory 7. Sindiran Gaya bahasa seperti ini digunakan untuk menyindir pihak lain, baik dalam keadaan bersanda gurau maupun karena perasaan tidak senang. 68



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Contoh : guturn u ji mlopo kiln mlb lino bosi sron tnlia topo bek ri ebrunji neseG nmrub bl btu esgai poel tsikli kli mmi Lembar Kerja 17 (LK-17) Kelompok : I Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok: Translasi/terjemah Gaya Ungkapan an Baha ke dalam bahasa sa Indonesia 1. Personfi btu retm ri bul …………… mkutn ri bitoea kasi ……………… ap knn ……………… butilopojko ……………… sl an tiromko nau ……………… kmltmi bgia ……………… mt tdodo ………………. pkulnu nku tomi ………………. Lembar Kerja 18 (LK-18) Kelompok : II Nama Kelompok : ……………………………………... 69



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Nama Anggota



: 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok :



Gaya Bahasa



2. Metafora



Translasi/terje mahan Ungkapan ke dalam bahasa Indonesia ……………… niam ri ebly ri tmbni bnia ……………… sb nian ……………… ait mkilo kilot ……………… dea etaki rg esl etaki bus pmai buG eajy etnp meNrokn



……………… ……………… ………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 19 (LK-19) Kelompok : III Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : Translasi/terje Gaya Bahasa mahan Ungkapan ke dalam 70



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



3. Simbolik



pun kucn i i buty tugr u u ejen mtku airwmijo meGku mmul wr



bahasa Indonesia ……………… ……………… ……………… ………………



siktutuaiki toep nuss i s moel moel etanmotu perkn mloloa



………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 20 (LK-20) Kelompok : IV Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2…………………….. Laporan hasil kerja kelompok :



Gaya Bahasa Ungkapan



4. Hiperbola



lbku sibuek buek lnsku sikpop ejen mtku msolo sielp elp sielp elp



71



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia ……………… ……………… ……………… ……………… ………………



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



etaku siebro etaroku sibl lopo tumpturuku eta



………………. ………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 21 (LK-21) Kelompok : V Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2…………………….. Laporan hasil kerja kelompok :



Gaya Bahasa



5. Simile



Translasi/terje mahan Ungkapan ke dalam bahasa Indonesia kotuai pd nisoso ……………… gol ksi ll ……………… peles ……………… eten diGn i ………………. pun aikau nainek ……………… kotuai jru bulea ttodo ri boltiku jli mtnu kkl tbialon



………………. ………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 22 (LK-22) Kelompok : VI Nama Kelompok : ……………………………………... 72



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Nama Anggota



: 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok :



Gaya Bahasa Ungkapan



6. Litotes



niak aen mempo meGr ksiasiku sb nian bj l kupbtu aiket tau tuny bGi topi kiselr kimmielai bitoea cor cory



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia ……………… ……………… ……………… ………………. ……………… ………………. ………………. ………………. ……………….



Lembar Kerja 23 (LK-23) Kelompok : VII Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2.Sekretaris : ………………………. 3.Pelapor : ………………………. 4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok :



Gaya Bahasa 73



Translasi/terje mahan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ungkapan



7. Sidiran



ke dalam bahasa Indonesia ……………… guturn u ji mlopo kiln mlb lino ……………… bosi sron ……………… tnlia topo bek ………………. ri ebrunji neseG nmrub bl btu esgai poel tsikli kli mmi



……………… ………………. ………………. ……………….



c. Sastra Toraja Singgi’/Tingga’ Singgi’ adalah salah satu Bahasa sastra Toraja untuk memuji atau mennyanjung sang pencipta dan manusia, sesuai derajatnya, pekerjaannya, kekayaannya, kepintarannya, dan lain-lain. Kata singgi’ hanya digunakan untuk menyambut manusia (orang) bukan digunakan untuk binatang. Contoh beberapa singgi’ antara lain : 1. Singgi’ Guru (Pendidik) To umpatudu lalan takinan pia ullando lalani kamanarangan, to umpate’te mata kalambanan samberana lotong ulu ullangka pa’taunani mama’ matontongan. Digente’ tosikambi’ panoto ba’tang to untaranak papatu ianawa



74



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



2. Kesehatan (Dokter) Tosikambi’pakuli totiang Digente to ussaladan petemba’tolakaan



3. Bidan (Toma’pakeana) To untaranak malolo tau To ussaladan takinan pia 4. KB (Keluarga Berencana) To ungkatonanan mallo tau Tu unnangeang takinan pia 5. Proyek Air Minum (PAM) To umpalolong tuka’ kalimbuang boba To umpopentanete kalimbu’bu tangsore-sore 6. Tomarang (To Pande) To maluangan batu batangna To singgung pa’inaanna Digente to lodang pasiruaann Tu ungkita simpona manuk Tangke isinna betulang Ubanna kerapuak/kayobulan 7. To Parenge’/Tobara’ To siria kombongan kaluanna lepongan tondok To sisaladan tumimbu malambe’na panglion To urria tannun sukaran aluk To ussaladan talikuran pemali sanda seratu’ 8. To Ma’parenta To sikambi’ tangdan tumengkana lembang To siria bose-bosena panglion Tudigenta’ todipadudungi bunga 75



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



9. Bupati/Kepala Daerah To sikambi tana lepongan bulan To ussaladan tondok matari’allo To pasombo langiran, digente’ to pasarionganna 10. Kepolisian To umpetayanni to pasala dandan To umpenannik to palenda sumallang 11. Tentara To urrinding ba’ba karua To untempe’ pintu siannan Kedenni bara’ tipaturan-turan Kede’napapai bayak, natangdanni ada-ada Naapuni bassi mataram 12. Tobarani Tanduk tata’na lepongan tondok Tukunan la’bona lipu daenan 13. Turunan Tobani Sulle gayang tanduk tata Solon sarapanna takinan labo’ 14. Pelayaran (Pelaut) To unnorongi tasik mapulu’ To ungkararak bombing sirarian 15. Turis (Orang Aasing) To diomai tondok lelean uran To diomai randanna langi Anggenna to sumalong lan kapadanganna Makalima’na to sumalong lan kapayaanpayananna 16. Kejaksaan/Kehakiman 76



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



To unnolai sanda salunna To unnennei’ kalo kadaangna To ma’bulo lolling To ma’tallang tangkelesoan 17. Angkatan Udara To unnoronggi gaun tikembong To ungkararak salebu’ tientan 18. Angkatan Laut To urrinding tasik mapulu To umpetayanni bombing sirarian 19. Passikola (Pelajar/Siswa) To ullando lalani kamanarangan To ullangka pa’taunanni mana’ matontongan Anna unno’ko’ do kadere Sipa’ kada-kada sura 20. DPR Tana Toraja To sikambi’ kombongan kalua’na tondok lepongan bulan Digenta’ to ussaladan tumimbu malambe’na tana allo 21. To Manguru To umpamililik mata to buta Digente’to unne’te lima tosekong Anna siposoe-soena torro tolino Anna sipo amba-ambana to kenden mentau mata 22. Tominaa Sando Tosituang tanduk Digente’ tositonda sulangka, Lembar Kerja 24 (LK-24) Kelompok : I Nama Kelompok : ……………………………………... 77



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Nama Anggota



: 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………...



Laporan hasil kerja kelompok :



Singgi’/ Tingga’ 1. Guru/ (Pendi dik)



78



Pujian/ Sanjungan



Translasi/terjema han ke dalam bahasa Indonesia



To umpatudu lalan takinan pia ullando lalani kamanarangan, to umpate’te mata kalambanan samberana lotong ulu ullangka pa’taunani mama’ matontongan.



……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ………………. ……………….



2. Keseha tan (Dok ter)



Tosikambi’pakuli totiang Digente to ussaladan petemba’tolakaan



………………. ………………. ………………. ……………….



3. Bidan (Toma’ pakkea na) 4. KB (Kelua gaBe Renca na)



To untaranak malolo tau ………………… To ussaladan takinan ………………… pia ……………....... To ungkatonanan mallo tau Tu unnangeang takinan pia



………………… ………………… ………………… ………………



5. Proyek



To umpalolong tuka’



…………………



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Air Minum (PAM)



kalimbuang boba To umpopentanete kalimbu’bu tangsoresore



………………… ………………… ………………… …………………



Lembar Kerja 25 (LK-25) Kelompok : II Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok :



6. Tomarang (To Pande)



To maluangan batu batangna To singgung pa’inaanna Digente to lodang pasiruaann Tu ungkita simpona manuk Tangke isinna betulang Ubanna kerapuak/kayobulan



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia ……………… ……………… ……………… ……………… ………………. ………………. ………………. ………………. ……………… ………………



7. To Parenge/ Tobara



To siria kombongan kaluanna lepongan tondok To sisaladan tumimbu malambe’na panglion



……………… …………….. ……………. ……………… ………………



Singgi’/ Tingga’



79



Pujian/ Sanjungan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



To urria tannun sukaran aluk 8. To Ma’pparen ta



9. Bupati/Kep ala Daerah



To ussaladan talikuran pemali sanda seratu’ To sikambi’ tangdan tumengkana lembang To siria bose-bosena panglion Tudigenta’ todipadudungi bunga



To sikambi tana lepongan bulan To ussaladan tondok matari’allo To pasombo langiran, digente’ to pasarionganna



……………… ……………… ……………… ……………… ………………. ……………… ……………… ……………… ……………… ……………... ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………….



Lembar Kerja 26 (LK-26) Kelompok



: III



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok : Singgi’/ 80



Translasi/terje mahan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Tinnga’



10. To Barani



11. Tentara



Pujian/ Sanjungan



ke dalam bahasa Indonesia To umpetayanni to ……………… pasala dandan ……………… To umpenannik to ……………… palenda sumallang ………………. To urrinding ba’ba karua ………………. To untempe’ pintu ………………. siannan ………………. Kedenni bara’ tipaturan- ………………. turan ………………. Kede’napapai bayak, ………………. natangdanni ada-ada ………………. Naapuni bassi mataram ………………. ………………. Tanduk tata’na lepongan tondok Tukunan la’bona lipu daenan



………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



13. Turunan Tobani



Sulle gayang tanduk tata Solon sarapanna takinan labo’



………………. ………………. …………….....



14. Pelayaran (Pelaut)



To unnorongi tasik mapulu’ To ungkararak bombing sirarian



……………… ……………… ……………… ……………….



12. Tabarani



Lembar Kerja 27 (LK-27) Kelompok



: IV



Nama Kelompok : ……………………………………... 81



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor



: ……………………….



4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok :



Singgi’/ Tingga’



82



Pujian/ Sanjungan



15. Turis (Orang Asing)



To diomai tondok lelean uran To diomai randanna langi Anggenna to sumalong lan kapadanganna Makalima’na to sumalong lan kapayaanpayananna



16. Kejaksa an/Keha kiman



To unnolai sanda salunna To unnennei’ kalo kadaangna To ma’bulo lolling To ma’tallang tangkelesoan



17. Angka tan Udara



To unnoronggi gaun tikembong To ungkararak salebu’ tientan



18. Angka



To urrinding tasik



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia ……………… ……………… ……………… ……………… ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



tan Laut



mapulu To umpetayanni bombing sirarian



……………… ……………… ……………… ……………….



Lembar Kerja 28 (LK-28) Kelompok



: V



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor



: ……………………….



4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………...



Laporan hasil kerja kelompok :



Singgi’/ Tingga’



83



Pujian/ Sanjungan



Translasi/terje mahan ke dalam bahasa Indonesia



19. Passikola (Pelajar/ Siswa)



To ullando lalani kamanarangan To ullangka pa’taunanni mana’ matontongan Anna unno’ko’ do kadere Sipa’ kada-kada sura



……………… ……………… ……………… ………………. ……………… ……………….



20. DPR Tana Toraja



To sikambi’ kombongan kalua’na tondok lepongan bulan



………………. ………………. ……………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



21. To Manguru



22. Tominaa Sando



84



Digenta’ to ussaladan ………………. tumimbu malambe’na ………………. tana allo ……………… ………………. To umpamililik mata to ………………. buta ………………. Digente’to unne’te lima ………………. tosekong ………………. Anna siposoe-soena torro ………………. tolino ……………… Anna sipo amba-ambana ……………… to kenden mentau mata ……………..... Tosituang tanduk Digente’ tositonda sulangka,



……………… ……………… ……………… ……………….



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PETA MATERI PELAJARAN IV



TEMA



mc/ cred/ Manarang (malute)



PINTAR



DESKRIPSI



PENGERTIAN



85



DONGENG



PETUAH



WACANA



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PELAJARAN IV TEMA : PINTAR ( mc/cred/ Manarang (malute)



Gambar/Foto 4. Kegiatan Belajar untuk Pintar



(mc/cred/ Manarang(malute)



A. MENYIMAK - Memahami deskripsi dan pengertian nilai karakter dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan - Menyajikan penerapan nilai karakter baik secara lisan maupun tulisan 1. DESKRIPSI 86



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Sikap dan prilaku yang menunjukkan secara cepat dan mudah menerima sesuatu, adanya kemampuan untuk mengatasai permasalahan yang dihadapinya.



2. PENGERTIAN a. Pin.tar a 1 pandai; cakap; 2 cerdik; banyak akal; 3 mahir melakukan atau mengerjakan sesuatu b. Pintar dalam bahasa daerah (Bugis) disebut macca mc (macca), (Makassar) disebut cred (caradde), dan Toraja disebut Manarang (malute) yang berarti : pintar, cakap, pandai, cepat menangkap pelajaran dan mengerti sesuatu. TUGAS. Kerjakan secara kelompok dan individu apa yang telah dilaksanakan di sekolah sebagai penerapan tema Pintar (mc/ cred/ Manarang(malute), dan bacakan di depan kelompok lain. Lembar Kerja 29 (LK-29) Kelompok : …………………………….............. Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor



: ……………………….



4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok No 87



Indikator



Bukti nya



Penyebab nya



Manfaat



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ket



1



2



3



4



Umumnya siswa mudah dan cepat memahami penjelasan guru pada saat pembelajaran Siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu Siswa dapat menjawab pertanyan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan kata-kata yang baik dan benar secara lisan Siswa dapat menjawab pertanyaan secara tertulis dengan benar



Penerapan Individu (dikerjakan di luar jam tatap muka) Lembaran Kerja 30 (LK-30) Nama : ……………………………….. Laporan Individu. 88



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



N o 1



2



3



89



Indikator



Buktinya



Penyebabnya



Manfaat



Saya mudah dan cepat memaha mi penjelasa n guru pada saat pembelaja ran Saya dapat menyeles aikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu Saya dapat menjawab pertanyan guru dalam pembelaja ran secara lisan dengan menggun akan Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ket



4



kata-kata yang baik dan benar Saya dapat menjawab pertanyaa n secara tertulis dengan benar



3. PETUAH - Menganalisis arti dan makna petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan - Menginterpretasi relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan kenyataan sekarang baik secara lisan maupun tulisan. Bugis. aj nslaiao ac sibw lEP. u naiy riysEeG ac edgg msus npogau edto ad msus u nbli ad edec mlEmea mtEpEai ripdn tau. naiy riasEeG lEPu mkEsG i i gaun ptujuai nw nwn medec aePn nemtau ri edwtea. Dibaca : Aja’ nasalaio acca sibawa lempu’. Naiya riyasengnge acca : de’gaga masussa napogau’ de’to ada masussa nabali ada deceng malemmae, mateppe’i ripadanna tau. Naiya 90



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



riasengnge lempu: makessingngi gau’na patujui nawanawana, madeceng ampena, nametau’ ri Dewatae. Makassar. etaki bokoai/psislkGi kcredk n klbus. nikny cred etn nisk u r ajm-jm, etn nisk u rkn/acrit nni trim siag bji n lumu nileGer, tp mea ri prt tau. nikny lbus:u pgauk bji pikr i anb, sip mbji n ml mea ri krea. Dibaca : Teakik



bokoi/pasisaklakkanngi



kacaradekang



na



kalambusang. Nikanaya carakdek: tena nisukkarak anjamajama, tena nisukkarak akkana/accarita nani tarima siagang bajik na lukmuk nilanngerek, tappak mae ri paranta tau. Nikanaya lambusuk: panggaukang bajik, pikkirang annaba, sipak mabajik na mallak mae ri Karaeng.



Toraja. Daqmu tampei tu kamalutean sia kamaloloan, kasianggaran ondongpi kapatonganan lako puang matua Terjemahan : Jangalah ditinggalkan oleh kecakapan dan kejujuran. Yang dinamakan cakap: tidak ada yang sulit dilaksanakan, tidak ada juga pembicaraan yang sulit disambut dengan katakata yang baik serta lemah lembut, percaya kepada sesamanya manusia. Yang dinamakan jujur: perbuatannya 91



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



baik, pikirannya benar, tingkah lakunya baik dan takut kepada Tuhan (Indonesia) Penjelasan : Kecakapan dan kejujuran adalah dua hal sebaiknya seiring dan tunjang menunjang. Kecakapan tanpa kejujuran ibarat kapal tanpa nahkoda, sedangkan kejujuran tanpa kecakapan ibarat nahkoda tanpa kapal. Kejujuran adalah landasan pokok dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia, sedangkan kecakapan melancarkan hubungan tadi. TUGAS : I.



Diskusikan arti dan makna serta relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Maskassar/Toraja) dengan tema Pintar (mc/cred/Manarang(malute) dengan kenyataan kehidupan sekarang. Diskusi kelas II. Buat baliho/standing banner petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dan terjemahannya dengan tema Pintar (mc/cred/ Manarang (malute) Kelompok, pajang dan presentasikan di depan kelas



B. MEMBACA -



Menganalisis teks kisah/biografi tokoh, baik melalui lisan maupun tulisan Menyajikan kegiatan yang dapat diteladani dalam teks kisah/biografi tokoh, baik secara lisan maupun tulisan



Tugas Kelompok Studi Pustaka 1. Bacalah biografi tokoh di bawah ini dengan cermat! 92



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



2. Berdiskusilah bersama teman sekelompok, hendaknya kamu berbicara secara sopan, dan saling menghargai! 3. Tuliskan kegiatan yang dapat diteladani dalam isi teks kisah/biografi tokoh Colliq Pujie yang telah dibaca, dan bacakan di depan kelompok lain! Lihat LK-31)



COLLIQ PUJIE PEREMPUAN CERDAS, UNIK DAN PERKASA DARI BUGIS



Colliq Pujie adalah pengarang dan intelektual perempuan yang lahir pada abad 19 di Sulawesi Selatan. Salah satu ikon yang sangat terkait erat dengan Arung Pancana ini adalah karya sastra La Galigo. Entah apa yang ada di benak Colliq Pujie ketika dia menyetujui permintaan B.F. Matthes, seorang missionaris Belanda, untuk menyalin kembali epos besar Bugis La Galigo tersebut. Nyatanya, salinan ulang tersebut lebih dari seratus tahun kemudian masih terus mencengangkan dunia. Tidak hanya panjang epos yang melebihi Mahabharata ini yang dikulik ahli dari beberapa negara. Colliq Pujie-pun menjadi subjek perbincangan dan penelitian. Colliq Pujie dari sisi yang paling luar. Namun dengan kerendahan hati, sebagai perempuan, dikatakan sebagai sisi kuat dan unik dari penyalin naskah terpanjang di dunia ini. Paling tidak, ada tiga hal yang menjadi kekuatan/keunikan Colliq Pujie yaitu bakat dan kemampuan yang dimiliki, warisan dunia La Galigo yang ditulis ulang oleh Arung Pancana ini, serta perpaduan sosoknya antara penggerak perjuangan fisik dan pemikir ulung. Colliq Pujie memiliki banyak kemampuan. Kecerdasan emosional dalam memilah persoalan dan mengambil keputusan misalnya, begitu nampak saat cucu Syahbandar terkaya di Sulawesi Selatan tersebut bisa menyikapi “si kulit putih” (Tau Pute) pada saat yang tepat. Sikapnya tegas dan menunjukkan perlawanan ketika dia melihat Belanda sebagai pihak yang dengan berbagai cara menguasai masyarakat, adat dan tanah Bugis. Namun, dia juga menunjukkan sikap positif saat dia menyetujui permintaan B.F. Matthes, seorang misionaris Belanda, untuk menyalin kembali 93



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



dengan tulisan tangan naskah La Galigo yang tersebar di banyak lontara. Hanya Colliq Pujie yang mengetahui persis alasannya mau melakukan tindakan tersebut. Namun pilihan untuk menyalin dan menjadikan epos Bugis tersebut menjadi 12 jilid untuk kemudian dibawa Matthes ke Belanda terbukti strategis. Paling tidak ada bagian La Galigo yang tetap utuh, tercatat dan menjadi bahan kajian serta dinikmati berbagai bangsa di dunia. Hanya dengan pertimbangan cerdas dan kematangan emosionallah yang membuat seseorang mampu melakukan hal rumit tersebut selama bertahun-tahun. Colliq Pujie adalah seorang sastrawan, sejarahwan sekaligus ilmuwan. Nurhayati Rahman menegaskan hal ini. Kemampuan menyalin kembali dan mengedit La Galigo tentunya tidak bisa dilakukan sembarang orang. Hanya mereka yang betulbetul ahlilah yang bisa melakukannya. Dalam hal ini, Colliq Pujie telah memperlihatkan diri sebagai perempuan cerdas yang mengetahui secara baik dan mendalam sastra dan budaya Bugis. Selain itu, dia telah menulis karya-karya seperti La Toa, yang menurut Nurhayati merupakan kredo politik Colliq Pujie. Menyadur karya sastra bernilai tinggi baik yang berasal dari Bugis maupun bangsa lain seperti Melayu dan Persia juga dilakukan cucu saudagar ternama ini (2008: 115). Sebagai sejarahwan, pengetahuan dan pemahamannya dibuktikan saat perempuan beranak tiga ini misalnya menuliskan sejarah Kerajaan Tanete. Kecerdasan Arung Pancana Toa juga menghantarkannya menciptakan huruf bilang-bilang yang kemudian dijadikannya alat komunikasi rahasia dengan para pengikut dan sekutunya dalam upayanya menentang pendudukan Belanda di tanah Bugis. Khusus huruf bilang-bilang, Nurhayati berargumen bahwa surat menggunakan huruf rahasia inilah yang membuat pengikuti dan sekutunya melakukan beberapa perlawanan terhadap Belanda, terutama di Segeri dan Tanete (Rahman, 2008: 1). Bisa dihitung jari berapa gelintir orang di dunia ini yang mampu mencipta huruf, salah satunya adalah Colliq Pujie. Masih banyak lagi kemampuan lain yang telah diperlihatkan Colliq Pujie seperti penguasaan administrasi dan keuangan pemerintahan (berdasarkan pengalaman di Kerajaan Tanete) serta kepemimpinan (menjadi Ratu di Pancana dan 94



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Lamuru). Hal lain lagi yang bisa disebutkan adalah kemampuannya menguasai bahasa (Melayu, Bugis, Makassar dan Arab). Sudah barang tentu masih banyak lagi bakat dan kemampuan yang telah ditunjukkan oleh perempuan yang bernama Melayu Retna Kencana ini. Colliq Pujie Meninggalkan sebuah warisan bagi dunia Hal ini kelihatannya yang paling banyak disorot dari seorang Colliq Pujie. Kemampuannya menyalin kembali sekaligus mengedit 12 jilid La Galigo telah menjadikannya sebagai intelektual dan sastrawan yang menjadikan epos Bugis tersebut bisa dibaca dan dipelajari siapa saja. Perempuan ini mampu menjadikan La Galigo tidak lagi hanya menjadi milik orang Bugis semata atau bangsa Indonesia saja, tapi menjadi milik dunia. Jika dulu bangsa-bangsa Eropa datang dan menduduki tanah Bugis, maka dengan La Galigo, Bugis-lah yang “menguasai dunia” dengan caranya sendiri. Selain itu, warisan sastra tersebut tidak hanya melintasi ruang, tapi juga waktu. Berbagai negara sekarang ini misalnya telah menikmati pertunjukan teatrikal La Galigo, padahal sang penulis ulang dan editornya telah terbaring tenang di alam keabadian lebih dari satu abad yang lalu di Tucae. Melalui banyak kajian tentang naskah tersebut ditambah dengan beberapa pertunjukan di berbagai negara, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa La Galigo telah menjadi salah satu pengharum nama Indonesia di tingkat internasional. Tentunya, semua ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan dan keputusan Colliq Pujie untuk mau menuliskan ulang dan mengedit La Galigo lebih dari seratus tahun lalu. Perpaduan dua hal: penggerak perjuangan fisik dan pemikir ulung Indonesia memiliki beberapa pahlawan nasional perempuan. Salah satunya Tjoet Nyak Dhien (1848-1908) yang secara berani memporakporandakan Belanda dalam Perang Aceh. Perempuan ini maju memimpin pertempuran. Kita juga memiliki RA Kartini (1879-1904) yang bersemangat membebaskan diri dari belenggu keterkungkungan perempuan Jawa di masanya dengan melakukan pembebasan pikiran yang tertuang melalui suratsuratnya. Namun, entah di sengaja atau tidak, ada dua sisi yang ingin ditonjolkan secara terpisah di sini tentang sosok perempuan sebagai pahlawan di Indonesia. Bisa jadi mereka dipandang luar biasa karena berjuang secara fisik atau karena dianggap sebagai 95



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



pemikir yang melahirkan sesuatu yang luar biasa. Tetapi, saat mengenal, walaupun masih sangat awal, Colliq Pujie, yang lahir lebih dahulu dari kedua tokoh tersebut, ada nuansa berbeda ditemui. Di tanah Bugis, Colliq Pujie menjadi salah satu penentang kekuasaan Belanda. Anaknya sendiripun yang menjadi perpanjangan tangan Belanda, tanpa kompromis ditentang oleh perempuan pemberani ini. Oleh Nurhayati Rahman (2008), dia disebut sebagai aktor perlawanan rakyat. Belanda begitu mengkhawatirkan kemampuan dan karisma Colliq Pujie dalam mempengaruhi dan mengorganisir sekutu dan pengikutnya untuk melakukan perlawanan sehingga diapun, karena alasan politis, dikucilkan oleh Belanda selama 10 tahun dengan mendapat tunjangan seadanya. Inilah sisi lain Colliq Pujie. Sisi kedua dari seorang Colliq Pujie adalah kemampuan intelektual dan emosionalnya (seperti telah diuraikan di atas) yang dalam banyak hal terbukti luar biasa, baik dalam bidang ilmu pemerintahan, sejarah, sastra maupun budaya. Karya-karyanya sampai saat ini masih menjadi bukti nyata abadi akan kemampuannya tersebut. Jadi, Colliq Pujie telah mampu memadukan dua kekuatan menjadi satu. Layaknya dua sisi mata uang koin, dalam diri seorang Colliq Pujie, semangat juang Tjoet Nyak Dhien dan para pejuang perempuan lain seakan bertemu dengan kekuatan intelektual Kartini, Dewi Sartika dan lainnya. Keduanya tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Apa yang ditemui dalam diri Colliq Pujie ini bisa menjadi satu cara pandang baru di Indonesia dalam melihat ketokohan dan kepahlawanan perempuan. Mengingat begitu banyaknya kekuatan dan keunikan yang dimiliki Colliq Pujie, layaklah memang seperti yang disebut oleh beberapa ahli seperti Ian Caldwell, bahwa perempuan perkasa ini adalah milik dunia. Jika dunia saja mengakui ketokohan Colliq Pujie, kenapa kita sebagai bangsa Indonesia tidak?.



Lembar Kerja 31 (LK-31) Kelompok



: ………………………………...........



Nama Kelompok : ……………………………………… 96



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor



: ……………………….



4. Anggota : 1. ……………………. 2…………………….. Laporan hasil kerja kelompok :



Nama Tokoh



Kegitan yang dapat diteladani sesuai teks



Teransliterasi dan translasi dalam bahasa dan aksara daerah (Bugis/Makassar/ Toraja)



1. 2. 3. 4. 5. dst.



C. BERBICARA -



-



97



Memahami teknik membawakan dongeng daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan Mendongeng/membawakan dongeng daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Tugas Indivudu 1. Membawakan dongeng daerah (Bugis/Makassar/Toraja) 2. Amatilah teman yang mendongeng/ membawakan dongeng Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) 3. Berikan penilaian. (Lihat LK-32) a. Dongeng Daerah (Bugis)



aimKwni sidi kjjia riaolo, aEK tau sian moRo ri tEGn alEea mpunai dua an aiynritu sidi an aorwen sidi an mkuRai tEmk kEsn i asEn aimKwni. atuwo tuwoGEn tau sianeGro sEdr E Ehn tgtuGi poel riaesel drEea sibw alEea. risd i iea aEso naoton msubu subu aidon nsibwai sr aininw pikr i ikw i i ann aiynritu aimKwni nsb mrjni wEdn i i aipboti, ag riwEtu pd meR eaeln npauni lpo aido mkdea aimKwni wEdn i i aipboti, nsurn u i abo ann lao sliwE kPo sitGi sils E urn E aiypurea mjCi mealo psicewkEGi asuPl u oloGEn tpodni mkdea aiyro akt purea tpau aitrimni ajn naEK mpikr i i lai. jokni lpo abo sibw an aorowenn lloai llE simt gKn lEtu aoko kPo nktaiey plEtuai aktn, rimoRinritu msidn i i pd mealo mpboti psialai ann. nrpinn mt aEso apbotiGe E G, poel rida u ea kluarEg pd aEKni msuPl u olo nsbri apbotiGe E G tEmk rown. rimoRi purn apbotiGe E G aEKnirt i u aimKwni sibw lkain siamE amE medec sibobo aEso wEni. abon 98



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



aimKwni sibw sils E urn E , mkotoro lkain sigoso mkerso nsibwai akt serkuamEGi aEK aesel neR, nktuwo tuwoai. mauni aeR aEso aEson gEnE, lkain aimKwni tEpj simt mpikr i i epkogi nwEdi nttb aesel akersoea. jm jm ag wEdi apigau. aEKn sidi tnE tnE nrutu rillEn tsitekew aEK msEbu btun, npikr i in mkdea mgpro eagn nerko aitnEGi aoko drEea, eagpro aesel aippoel, edn ntomerso mklaow aijgaimni bw poel riaksoln aolo koloea pd pdn bwiea. ag lkain aimKwni sibw mtuan, aipn npd ntnEGn i i drEn tEsa i g eatn moPoni aokoro drEn chy mil kil pd aulwEeG, tEmk riaon ag nsidn i mealo ppoel gau ritEGn drEn tR sukr u u. mpsdiani aeR aeR, pkeRa mduro pek aoNi sibw pgbu gbu. pd nbwni lao ridrEn wEtun jok nsb riaon aEKai ritu gor gor meklo lupE lupE eser eser, nsbri tbolo bolo duron pkeRa njujueG boloai aesew ed nsEdG i i. aiytonro nsbri nmridi buan aesew nerko mtsEni. rimoRin ritu mCjini aesew tnE tnE msosorE nsb ppoeln aesel tEmk eagn, mCjini aeR aEso wEnin pbanuaea. dtun asew/ sGiasEri mshb ldEai sibw emwoPlo boloeGed pdtoh aiy aEKea aicorit ri llEn ealoeG ri yw :



emwoPlo boloeGed G = 6 4/4 Andante



99



Lagu Syair



: Hasan Pulu : dikutip dari sure “Meong Palo”



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



6



7



1 3 . 3



4



3 4 6 3



emao P-lo bo-lo b l-



n ku -



. . 3 3



eG- ed



ai-y tu-d - ku ri -



et-



w-



m-au ebu-et ku l -



ri-



eR



7 . . 0 . 3 3



1 1 . 3 1 7 6 1



7 .



eP



mb



nu-a



y



tEGi



nEku



ku



. 0 6 7



1



3 . 3



ri -



w-



gE



mco koRi



ri p -



si -



y



ri-to li-no to-



I



II



1 3 1 7



6 . 0 6 7



6 . 0 6 1



p



ew-



GE



ea



k



w



m-au



6 6 . 7 1 7 6 1



3 5 . 5 7 6



ku ri epep



ku-



rE- ri



4 . . 0 2 3



4 4 . 4 4 3 4 6



3 .



tE



s-l



tbo- k



au- lu -



eG



tE-p



j mu- p



ri ep-



c-



5 3



ri



tE-



r- ek



y



. 0 3 3



6 6 . 3



ku



s-l



t-tE - er



ep



n kE



n-ai



co-



I



2



7 2



1 7 2 1 7 7. 6. 6 6



co co-



ku



s-l



p



b



d-tu



b-



7 7 . 7 1 2 1 6 7 . t-pE -



si



m-



t



0



ku



II



6



1:



7 7 . 7



ku ea n- s



- Gi



3 . . 0 . 3 3 ao



2 1 7 6 . 0 6 7 y



sE-



ri



n -



7 . . 0 6 7 ea



nono



6 6 . 7 1 7 6 1



riso- po ri ejen- ea



1 7 6 1 t -



1



mlE



7 .



3 . 3 4 3 4 6



no m - tu



. 0 3 3



ed



1 3 . 3 wri



1



a-



mtu



1 3 1 7 6 Gi



eG



ed



b. Dongeng Daerah (Makassar) (bulu lPo bt)



100



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



t-



1



l-



1 . 3



lEkE



. 0



ri



ear, an buren aumr u u tuju tau, km toGi tau nipkuai ri pemetGn. au alusn u _____ _____. sn betn amti soGon. ri delk mtn nia kjria apkml-ml kir-kir si lopk tau lopo ri tpn aemet. aorss sibilG emeter tign i ajp prut. aGi asulk u ri kmurn u (sGo) apro ropo-ropo pckoan ear. acmcmai bwn ajo aorssy. ebru-ebruai elb nalu tau toan ai ear. purn u m bul spulo aGp. ri prsG mrea arnu-rnuai tw acini ggn bulG. mik arini, ri prsG pmtGn ai ear. purn u m spulo tau sikli aiamiatu pmetai bl. aorss amtG ri rom nperki wtu pGod/aboy tau ri prsGn ai ear. tkuelami n th krun ai ear. ksipuGn tkuel nth. aro meGn, tau pilnGaiy, alpai abokoai ai ear. acini kmes-mesmi mea ri bln. sgai Nwn ajinik. i rubGi bln nipsi-psibu ri bekn aorssy. blo niak ri prsGn ni rub todo km bln ai ear. aemet sski ai ear airwn siGr bulG. nlulm u i ejen mt absai rup roson. nisbi ri bitoea-bitoea tsiark, asupai ai ear. sl, pun nerlaij krea al tal ni ser aumr u u mlbu, ln pmtu-mtuai aumr u un poro abls mea ri aorss aGelaai Nw tau toan. sdiami abls. auru-arun, lboyai todo akl. spulo taum. i ear cdi km-km aen lopomi. aloalon nlloai nia earo ahls. spulomi tau apiljr atlsi kn, meGai aGod/atn siko ri kpo” mraiGG jm-jm mraiGn iaiamiatu abtisk i bdi wris btu ri tau kn amek elmo kps. sjtn tau bugs i i mksr. kmtoGi btu nuetaoro ni epep ajri bsi n 101



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



cidk u i pGulu n bnoan btu ri kyu elel/spu rmien sl aian pek ai ear abls mea aorss. pun l krea, aminluaGi ai ear siag ag-ag siaumr u un mea asil ri lpG prsGn. sGjki tau toan jauk aen sikolk solaun sl tau ruky akuelai nbli aorssy pun nia. mik ai ear acini-ciniji. etn nearo aywn apiljr sil ketanmijo n biasai ni cau-cau ri ag-agn. pkelan ag-ag siaumr u un meGa alo atb lopoai. Pkk lopo ss. sun tbn siag pkelan ai ear. pun niaki pkkn ai ear cdiki n aumr u un spulomi atuju tau. cdi roso buku-bukn u kbkGi asulu ri bukl u on km toGi earo lri rikel cdin. tuli tmurn i j ai ear pun ni pknai ri ag-agn. nthGi lron ri atin poro npibls tau toan. sbrki ajp pori akl lao susG u . etn nia aGiesGi pikn ajok cueldi. ssjni npkmjo. atau-tauGi rejGi aprs. Etaai aGer nth apirn u solau keln. asl bul purn u m si s[pulon aGp bulG. meGai ai ear ri prsG nmegaia aorss abyy tau. ni btuai ri kel cdin ackoai nn ciniki bej-bej giao-giaon aorssy. atyGi wtu segn akuelai np mru-mru epro apiljri klmn misn u . abki niajri ai ear ri enen/toan aekn piaesGi kln niss u u. piro aGiesGi kksknu/kcredkn. ntpimi bGi nty-tyG ai ear. purn u m bul spulo aGp. spulo tau alloa kbtuan aorssy ri prsGn. siGrn bulG n riaori buty. sdia emmmi ai ear ri sr 102



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



aloa. npiljri kbiasn aorssy, aiamiaen bGia ntb gilr i prsGn nibtuai aorssy keln. anglmi aurp u -rup sjt ri msi-msi limn. np……… bu!bu!bu! sr adpo ributy. aemeberki buty km todo roroGi buty. nppiaesGGi kbtuan aorssy sig sr apk ml-ml. aGi asulk u rikmurun apgiao poko-poko. bl l nlloai tsibusubuGi nsiklij n aojo. aaaa! apirai aorssy. sn lron nibli ri tau ptn prsGG. np…… es…! es…! siw!i !! sikliji nikp i s, arb aesGi ajo an-an ruky. tsbi-sbilai keln. nciniki ajo kjriaG ai ear n pec Nwn. n aies emmmi akn lkjria kmaiajo. ppiljr siln atau-tau etnj mtu-mtun. mn poea aetkm ksn ajo an-an ruky, etaai bli coco ri aorssy. pkela lopo tigi an-an ruky apjri cipuru aorssy. teser-eser nijkl np nicm ri aorssy. amr-mrmi taua ri kelbk tlsn n amri k etnmo tau atls amt. apirau aijo sikli aorssy. sn rnun tjn. ajp tsieked k bsoro duda u i, npairoai keln n alp ajoea ri prsGn. aiamijo wtua, nlupmo ai ear mea ri delkn aorssy. “aoea aorss kodi! amtko, sb lkubunuko! mrn ai ear”



103



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



amtGi aorssy. ncinik,i asln ajo sry. ajo sry btu ri tau cdi roso aemet ajjl ay ri delk cp aro bekn. “hhhhhh…hhhh… etn kusl pleGer, tau cdi!” ppowlin aorssy. npgiao-giao keln “aelsko. bsorom. kel rosonu atu apelsGi sinku.” etn n giao ai ear. tuli mjjl ayn ntulm i npsGi lro aorssy. “aorss kodi! aGp etn ni earo mGku akn mlko ri nek?” “earoko kp asibutulu ag-agnu tau roso!” apiraumi aorssy. tb loroai aorssy k njiniki ai ear etn nml mn sieked. “tjnko aorss koaia! etn kuml ri kau. brnij asibji siag kau. G-Glnu cdiji ri mtku. Etn nkuela n alu bwnu puan sikli aluj. “aaaaa!!!! amrGi aorssy. etnmo ntgoGi lron. etnp elb nia abli-bli rup tau ri tlsn. np tau cdi rosoji poea km ai ear apksirk i i nkn etn nkuel nalu keln ai ear. km toGi kil limn aorssy ajklki ai ear. mik, etn nelec ai ear. npsji ri kk ri limn aorssy. nm…… h! aGulm u i keln ai ear atm ri bwn aorssy. cdi kelG ai ear n lkrji psib GGl kiri n GGl knn aorssy, ai ear akuelai



104



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



lps ri gign i aorssy. kro-kroai ngulu lekn atm ri kro-kron n nau ri btn aorssy. nkn metmi ai ear, ajpmi amoeter aorssy. mik spulo dk btu ti tpn, arbai aorssy nau ri buty. bu!!!!!! roro sriGi buty. soboloki ruGn dokon aorssy. agulu-gulG u i keln aorssy. apiloloGi bwn…… “aau…a…hu…” amrGi kpris. ekek btu ai ll keln jri amtGi agulugul. u nmetmo aorss kodi sipk. niami ai ear npsulu auln u btu rib t ekekern aorssy. asulm u i n lup nau ri buty. ri limn n tgl aijipi bdi rsia ecr. c. Dongeng Daerah (Toraja)



Legenda Landorundun Landorundun misa’ pia baene ballo na kalando beluakna. Ambe’na disanga Solokang ludio mai Rongkong (Toraja Barat). Indo’na disanga Lambeq Susu (Toraja Utara). Den sanggallo na yatu Landorundun male mendiog rokko salu. Tonna mangka mendiog na sarakkai tu beluakna, umpake sarakka’ bulaan. Na yatu beluakna rondon sanglamba’. Nalullunni lako sarakka digaraga lu dio mai bulaan tasak. Napannokkoi do batu pakalan saemi angina angin mangiri na bawai sae lako tobang tama tasik kalua. Natiromi Bendurana, nasuami tu kaunanna male tamma tangga tasik unnalai, ma’penpissanna male tua pesuanna Bendurana tama tasik unnalai apa sule kupi’, ma’penduanna male tama tasik na sule taek lette’na misa, male omo ma’pen 105



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



tallunna sae lako buta, dadi tae’ bang ma’din unnalai te sarakka bulaan nani beluakna Landorundun Ya tonna tiromi Bendurana to. Ya kelana mo male tama tasik kalua unnalai te sarakka’ bulaan nani beluakna Landorundun. Nasule lammai tasik tae’na marendang. Mangngami te Bendurana saba’ tarru’ kalando te beluak talung pulo dipana na saratu’ dangkanna. Lan penaanna nakua mindanna moya beluak te? Pakalan denmi sangrapu manuk – manuk mettiak do langi. Na misa ma’kada nakua kutiro kuti – kutiro do unnala salu lu do mai mata uai. Yate kaluppinik mettiak bang unnala’ lalan salu diomai Bone sae lako Rantepao (unnulak salu Sa’dan) umbanani male te kaluppinik la duka naturui lopinna Bendurana. Malemi unturui lili’na salu sae lako Tana Toraya na rampo lako tondok Malanggoq (Rantepao). Apa tekko sala tu kappala’na Bendurana na pakilalai manuk – manuk, ma’kada “tekko lalanna. Pasulai langan boko’, pa meloi tu lalanna”. Na pemeloi mi Bendurana sule tu kappala’na lulean tondok Minanga (Tikala) na rampanan tu sauh batu sangkinan lembang. Na pa tarrui tuh lalannah lako tondok Bubun Batu (Rindingallo). Mengkalomi Bendurana diomai kappala’na sitammu sola Landorundun mekutana lako nakua ”apa mora karampoanmi? Apa tuh midaka’ ende’mai? ullendui tasik kalua tang mata’ka’. Den raka tau mi poindan inde’mai?”. Mebalimi Bendurana ma’kada “rampoku tang daka’ tau kaindanan sanggadinna rampona’ daka’ tau unnampui sarakka bulaan”. Mebalimi landorundun kumua “tae battuananna belanna tae buangan kada diomai indo sia rapu tallangku tu lamale lako tondok Bone”. Memboko’mi Bendurana male untanan pao dio biring salu sikandappi Landorundun basei beluakna. Iatu pao iato sisala sola pao senga’na, tua lobo sia ponno buanna. Den sanggattu’ Landorundun male umbasei beluakna na tiroi tu pao malei unnala sia nakande. Mentiro mi Bendurana belanna tangganna’ tu pao na, na pebali tu Landorundun nakua “ba’tu minda tu male unnala sia kande paoku?”. Belanna na rangi Landorundun kadake nasa’ding 106



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



mebalimi kumua “minda unnalai paomu. Minda kandei paomu. Kuanni tu pia mangkambi’, unteka’ paomu sia patuanmu”. Sitarru’na malemi Bendurana kinassai tongan lako pia mangkambi’. Pebalinna pia mangkambi’ nakua “taeki bela unnala, pala’bi’na unkande pao Bendurana” Den misa pia mangkambi’ mekutana kumua “Landorundun mangka unnalai sia unkandei tu pao sisola tananan”. Na perangi pebali iato Landorundun unnakui kasalanna sia ma’kada kumua “aku tu mangka unnalai sia unkandei tu paomu, mintu – mintu kasalangku kusorongan mati’!”. Kapatonganan dio Bendurana sibali sola landorundun. Ma’tangga mi Bendurana umbawa Landorundun na parentai lako matusanna unnala uai diomai buttu’na kalimbuak. Belanna lo’po tu porrok gumbangna tang na bela ponno issinna. Belanna natiro Bendurana melo attunna, malemi sola Landorundun lako kappala’na sule lako Bone. Na tiroi lambeq Susu diomai “Mata Bongi” ke’de’na anakna. Rampo dio tondok Bone, dialuk tu rampanan kapa’. Belanna tang metawa tu Landorundun, manuk – manuk dipoloi’ lettekna, metawa dukami Landorundun mentiro. Torromi Bendurana sola Landorundu na melo katuoanna dio Tondok Bone. Ia tonna matemo tu Landorundun dikaburu’ dio tondok Daya’ (Kotamadya Ujung Pandang), sae lako totemo denpa tu kaburu’na dio Daya’. Lembaran Kerja 32 (LK-32) Nama



: …………………………………………………



Laporan Individu N o



Nama Siswa Lafal Into nasi



La nc ar



Gest ur



Tole ransi



1 2 3 4 5 D 107



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Jml/Ratarata/Katego ri



st



Catatan : 1. Nilai : 1-10 2. Nilai : Skor Perolehan x 100 % Skor Maksimal (50) 3. Kategori : Baik Sekali : Jumlah Nilai : 86-100 % Baik : Jumlah Nilai : 70-85 % Cukup : Jumlah Nilai : 55-69 % Kurang : Jumlah Nilai : dibawah 55



108



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PETA MATERI PELAJARAN V



TEMA



PEDULI LINGKUNGAN



sipkaiG/E sipkaiG Uangkamayai lipu daenan



si



DESKRIPSI



PETUAH



PENGERTIAN



109



PESAN



WACANA



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



PELAJARAN V TEMA : PEDULI LINGKUNGAN (sipkaiGE /sipkaiG/ Uangkamayai lipu daenan)



Gambar/Foto 5. Kegiatan Peduli Lingkungan (sipkaiGE /sipkaiG/ Uangkamayai lipu daenan)



A. MENYIMAK - Memahami deskripsi dan pengertian nilai karakter dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan.



110



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



-



Menyajikan penerpan nilai karakter baik secara lisan maupun tulisan



1. DESKRIPSI Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 2. PENGERTIAN a. Pe.du.li v mengindahkan; memperhatikan; menghiraukan. b. Ling.kung.an n kalangan; Peduli lingkungan dalam bahasa daerah (Bugis) disebut sipkaiGE (sipakainge) : Saling menasehati/menyadarkan, dari kata aiGE (inge’) : sadar; maiGE (mainge): sadar; pkaiGE (pakainge): menyadarkan; mpkaiGE (mappakainge), (Makassar) disebut sipkaiG (sipakainga), dan (Toraja) disebut Uangkamayai lipu daenan) yang berarti : menasehati, berusaha untuk menyadarkan. TUGAS . Kerjakan secara kelompok dan individu apa yang telah dilaksanakan di sekolah sebagai penerapan tema Peduli Lingkungan (sipkaiGE / sipkaiG/ Uangkamayai lipu daenan), dan bacakan di depan kelompok lain. Lembar Kerja 33 (LK-33) Kelompok : …………………………….............. Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2……………………... 111



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Laporan hasil kerja kelompok No



Indikator



1



Sekolah membisalan warga memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah Sekolah membisakan warga hemat energi Sekolah memiliki program cinta bersih lingkungan



2



3



Ya/Tidak



Bentuk Kegiatan



Manfaat



Ket



Penerapan Individu (dikerjakan diluar jam tatap muka) Lembaran Kerja 34 (LK-34) Nama : ……………………………….. Laporan Individu. No



Indikator



1



Siswa dapat memelihara kebersihan sekolah Siswa dapat hemat



2 112



Ya/Tidak



Bentuk Manfaat Kegiatan



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Ket



3



energi Siswa dapat hemat air



3. PETUAH - Menganalisis arti dan makna petua dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) baik melalui lisan maupun tulisan - Menginterpretasi relevansi petuah dalam bahasa daerah Bugis/Makassar/Toraja) dengan kenyataan sekarang baik secara lisan maupun tulisan Bugis. sElao medeceG aiynritu meagea mber pGj ppkaiGE. Dibaca : Sellao madecengnge iyanaritu maegae mabbere pangaja’ pappakainge’. Makassar. ag bji aiamiatu aseraki jai pps ksdr/kbjik. Dibaca : Agang bajik iamiantu assareakik jai pappasang kasadarrang/kabajikang.



Toraja. Sangmane totoq pembuda mepakilala 113



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Terjemahan : Sahabat baik ialah yang banyak memberi nasehat Menyadarkan (Indonesia) Penjelasan : Tidak sedikit sahabat hanya menuruti kemauan sahabatnya demi untuk menyenangkan tanpa memperhitungkan akibatnya. Mungkin karena keseganan yang berlebih-lebih, sehingga tidak tegak menasehati meskipun menghadapi jurang. Kebenaran harus dinyatakan secara terbuka kepada siapa saja yang membutuhkannya meskipun terasa pahit. Cintailah sahabatnya dengan menunjukkan jalan yang benar, bukan hanya menuruti kehendaknya semata TUGAS : I.



II.



Diskusikan arti dan makna serta relevansi petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dengan tema Peduli Lingkungan (sipkaiGE / sipkaiG/Uangkamayai lipu daenan) dengan kenyataan kehidupan sekarang. Diskusi kelas. Buat Baliho/Standing Banner petuah dalam bahasa daerah (Bugis/Makassar/Toraja) dan terjemannya dengan tema Peduli Lingkungan (sipkaiGE/ sipkaiG/ Uangkamayai lipu daenan). Kelompok, pajang dan presentasikan di depan kelas



B. MEMBACA 114



Menganalisis teks kisah/biografi tokoh, baik melalui lisan maupun tulisan Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



-



Menyajikan kegiatan yang dapat diteladani dalam teks kisah/biografi tokoh, baik secara lisan maupun tulisan



Tugas Kelompok Studi Pustaka 1. Bacalah biografi tokoh di bawah ini dengan cermat! 2. Berdiskusilah bersama teman sekelompok, hendaknya kamu berbicara secara sopan, dan saling menghargai! 3. Tuliskan kegiatan yang dapat diteladani dalam isi teks kisah/biografi tokoh Sultan Daeng Raja yang telah dibaca, dan bacakan di depan kelompok lain! (Lihat LK-35) SULTAN DAENG RAJA (Pejuang dari Gantarang) Jong celebes punya duta pertemuan Sumpah Pemuda 28 oktober 1928. Dialah Karaeng Gantarang. Namanya tercatat sebagai salah satu dari sedikit “Bunga Bangsa” yang men gharumkan bumi pertiwi. Tatkala usianya 20 Tahun, Karaeng Gantarang H.Andi Sultan Daeng Raja, belum dipercaya memangku kehormatan yang dipegang ayahnya, Passari Petta Tanra Raja Gantarang yang mulai sakit-sakitan. Sultan sebagai “anak patola”(putra Mahkota)semula dipersiapkan menggantikan ayahnya, tapi masih muda yang menurut adat setempat belum diperbolehkan. Andi Mappamadeng – bergelar Karaeng Cammoa – tampil sebagai penggantinya sebagai raja. Namun belakangan, ketika Sultan Daeng Raja semakin dewasa, ia menyadari ada kewenang-wenangan dalam pemerintahan Karaeng Cammoa. Ia tak ingin melihat kemanusiaan. Jabatan Karaeng Cammoa hampir berakhir. Sultan tampil sebagai kandidat menggantikan Karaeng Cammoa. Pada sidang Ade’ duappulo’ (adat duapulo) setuju “anak patola” dikukuh sebagai Karaeng Gantarang. 115



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Karaeng yang dikukuhkan Gubernur Celebes pada 29 September 1922, Dalam menjalankan pemerintahan memperlihatkan kepemimpinan Arif. Malah ia mewariskan sikap,citra, serta cita-cita ayahnya semasa menjadi raja. Kepemimpinan Arif yang disertai pembangunan, justru memberinya kepercayaan lebih dari penjajah. Malah ketika jepang datang, Karaeng dilantik sebagai Bungken Kangrikang(sederajat kepala pemerintahan Negeri). Pada saat itu, ia tetap memegang kepercayaan rakyat Gantarang sebagai Karaeng. Kepercayaan diberikan penjajah termasuk masa belanda tak memberinya rasa bangga dan larut kekuasaan. Karaeng justru menggalang kekuatan untuk melawan penjajah. Ia pun buktinya sebagainya salah satu putra terbaik nusantara ketika mengikuti pertemuan para pemuda Batavia yang kemudian dikenal Sumpah Pemuda. Era Jepang, Karaeng menyiati kerjasama. Padahal, ia menghimpun pemuda dalam wadah persatuan pergerakan nasional Indonesia (PPNI) yang dipimpin A Panamon dan H. Abd. Karim. Tugas organisasi , menghimpun massa yang setiap saat dapat digerakkan. Mengaktifkan kembali tenaga Heio dan Zeinendan, juga mengadakan hubungan dengan ormas lain. Jepang yang kehilangan daya ketika bom atom jatuh di Hirosima dan Nagasaki, dijadikan momen oleh Karaeng. ia melucuti senjata tentara Jepang dan mengambil alih tampuk pemerintahan serta mengkoordinir pengembalian tawanan perang Jepang. Karaeng angkat senjata tatkala Belanda datang lagi dengan membonceng Tentara sekutu. Karaeng menolak kehadiran NICA. Ia pun ke pedesaan menghimpun massa. Juga ia memberi penyuluhan tentang makna Kemerdekaan. Penolakan terhadap Belanda ikut ia tellorkan pada kesepakatan para raja pada 1 Desember 1945 di Bantaeng yang di hadiri antara lain, Andi Mappanyukki ( Raja Bone), Andi Jemma (Luwu), Andi Mangkona (Wajo), Andi Wana (Datu Soppeng), 116



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Andi Cibu (A’datuang Sidrap), Andi Mappatoba (Arung Bulobulo Timur), Andi Muri (Arung Bulo-bulo Barat ) dan Karaeng Kajang. Kesepakatan itu pula yang yang menetapkan untuk bergabung pada Republik Indonesia. Putusan musyawarah, yang diikuti Karaeng, membuat Belanda naik pitam. Karaeng Gantarang ditangkap pada 2 Desember 1945. Karaeng dijatuhi hukuman pengasingan ke Manado. Saat kembali di Celebes, ia menjabat di Parlemen NIT. Kemudian diangkat menjaadi Kepala Tinggi Pemerintah Wilayah Sulsel di Bantaeng pada 15 Mei 1950. Hanya, Ia mundur setelah satu setengah bulan menjabat yang selanjutnya digantikan putranya, Andi Sappewali. Karaeng Gantarang- Andi Sultan Daeng Raja, lahir pada 20 Mei 1894. Ibunya bernama Andi Ninnong. Sebagai putra bangsawan, ia sekolah Belanda. Tiga tahun OSIVA (Opleiding School Voor Inladech Amternaar) – sederajat SLTA di Makassar tahun 1913. Andi Sultan Daeng Raja sebagai juru tulis Hoofd Jaksa di Makassar. Karirnya meningkat saat diperbantukan pada kantor kejaksaan di Makassar. Pada 7 Januari 1915 diangkat menjadi Eurep Klerk pada Asisten Residen Bone di Pompapanua. Ia pun dipindahkan ke Sinjai sebagai Klerk pada 13 Juni 1915. Tahun berikutnya, 12 Juli ia mendapat Hulppest Communis di Sinjai. Pada 13 Desember 1916, Andi Sultan Daeng Raja diangkat menjadi Order Callectour Order of Deling di Takalar.(Basri padulungi,1981). Lembar Kerja 35 (LK-35) Kelompok



: ………………………………...........



Nama Kelompok : ……………………………………... Nama Anggota



: 1. Ketua



: ……………………….



2. Sekretaris : ………………………. 117



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



3.Pelapor



: ……………………….



4.Anggota : 1. ……………………. 2……………………... Laporan hasil kerja kelompok :



Nama Tokoh



Kegitan yang dapat diteladani sesuai teks



Teransliterasi dan translasi dalam bahasa dan aksara daerah (Bugis/Makassar/ Toraja)



1. 2. 3. 4. 5. dst.



C. MENULIS - Menganalisis isi teks Pesan baik melalui lisan maupun tulisan - Menyajikan isi Pesan yang dapat dipatuhi baik secara lisan maupun tulisan



Tugas Kelompok 1. Perhatikan dengan baik Pesan La Tadampare! 2. Berdiskusilah bersama teman sekelompok, hendaknya kamu berbicara secara sopan, dan bekerjasama! 3. Tuliskan isi Pesan yang dapat dipatuhi, dan bacakan di depan kelas! (Lihat LK-36) 118



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Tugas Individu (dikejakan diluar jam tatap muka) Tuliskan masing-masing satu Pappaseng/Pappasang/Pepasang (Pesan ) dari Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) (Lihat LK- 37)



PESAN LA TADAMPARE’ PUANG RIMAGGALATUNG ARUNG MATOA WAJO Empat urat dari hukum, pertama tuntunan kedua belah pihak, kedua perbuatan/tingkahlaku kedua belah pihak, keempat saksi dari kedua belah pihak. Itulah yang dipertimbangkan. Apabila keempat urat dari hukum itu sudah diputuskan, padi akan subur/jadi, banyak anak-anak dalam negeri, negeri menjadi ramai. Kalau ada urat dari hukum yang tidak putus, hasil padi tidak akan sempurna. Kalau keempat urat dari hukum tidak putus, padi tidak jadi, penyakit berjangkit dalam keputusan hukuman, kekeringan akan berkepanjangan, negeri dimakan api, kerbau tidak beranak, pohon yang dimakan buahnyatidak berbuah. Kalau hukuman tidak terlaksana, negeri dimakan api, penyakit berjangkit, wanita yang hamil mati keguguran. Kalau hakim menerima suap, padi tidak jadi, negeri dimakan api, penyakit berjangkit dalam negeri. Hakim akan berumur panjang apabila memiliki kejujuran dan cakap meniti hukum. Lembar Kerja 36 (LK-36) Kelompok : ………………………………........... Nama Kelompok : ……………………………………… Nama Anggota : 1. Ketua : ………………………. 2. Sekretaris : ………………………. 3. Pelapor : ………………………. 4. Anggota : 1. ……………………. 2…………………… 119



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Laporan hasil kerja kelompok : Pappaseng yang dapat dipatuhi sesuai pada teks (Indonesia/latin)



1.



Teransliterasi dan translasi dalam bahasa dan aksara daerah (Bugis/Makassar/ Toraja) 1.



Alasan pappaseng dapat dipatuhi dalam bahasa dan aksara daerah (Bugis/Makassar/ Toraja) 1.



2.



2.



2.



3.



3.



3.



4.



4.



4.



5.



5.



5.



dst.



dst.



dst.



Lembaran Kerja (LK-37) Laporan Individu Nama :



…………………………………………



Isi pesan Pappaseng/Pappasang/ dalam bahasa dan Pepasang (Pesan) akasara daerah Dari : (Bugis/Makassar/Toraja) Nama : ………..



Arti pesan dalam bahasa Indonesia



Asal : ……….. Dikutip dari Buku Judul



: ………



Penulis :……… Penerbit : ……… Tahun 120



: ……....



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



DAFTAR PUSTAKA / NARASUMBER Alam Syamsul.Cs. 2004. Manfaat Pappaseng Sastra Bugis dalam Kehidupan Bermsyarakat. Makassar. Samrud Nusantara. Ali. A.M. 1989. Seuntai Mutiara yang Terpendam. Awaluddin Bustan. 2009. 5 Tokoh Bugis Pengukir Sejarah, Makassar : Refleksi. Balalembang. … Ada’ Toraya Buttu Dan.......... Sastra Toraja Untuk Kelas XI SMA Katolik Rantepao Burairah Badaruddin. 2007. Nene Mallomo Tau Accana Sidenreng Rappang Bunga Rampai. 2015. Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra. Makassar : Balai Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi barat Daeng Kembong Cs. 2013. Kosa Kata Tiga Bahasa(IndonesiaMakassar-Bugis). Makassar. Mandiri. Chaeran Tamrin. 1980. Kamus Ungkapan Bugis-Indonesia. Manado : Yayasan Frater Andres Internet. 2018. Kawu A. Shadiq. 2007. Kisah Kisah Bijak Orang Sulsel (1). Makassar : Refleksi. Kulle Syarifuddin. 2003. Aksara Lontara Makassar. Gowa Buana Lambaselo Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karkter Bangsa, Pedoman Sekolah, Jakarta : Balitbang Puskur dan Perbukuan. Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan karakter (Berdasrkan pengalaman di satuan Pendidikan Rintisan), Kakarta : Balitbang Puskur dan Perbukuan. Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta : Balitbang Puskur dan Perbukuan. Machmud Hasan, 2001. Silasa I Kumpulan Petuah Bugis Makassar.UD Indah Jaya. Majah Sukardi,. 2016. Muatan Lokal SMA/Sederajat Bahasa dan Sastra Bugis mnEnuGE Kelas X. Makassar. CV. AlHikmah Jaya Pratama 121



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Moein MG. 1990. Menggali Nilai-Nilai Budaya Bugis-Makassar Di Sirik Na Pacce. Makassar : Mapress Nur M. Rafiuddin. 2008. Aku bangga berbahasa BUGIS Bahasa Bugis dari ka sampai ha, Makassar : Rumah Ide. Nonci Haji. Pesan-Pesan Tradisional Pappaseng To Riolo.Makassar. CV.Aksara Palippui dan Hasan Pulu, 1987, “ Kumpulan Lagu-lagu Daerah Bugis “ Proseding, 2017. Konferensi Internasional Ikatan Budaya Daerah Indonesia (IKADBUDI) Volume 1 dan 2. Makassar : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Qadratilah Meity Taqdir. 2011. Kamus bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta Timur : Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa. Rizal Hannabi dkk. 2007. Profil Raja dan Pejuang Sulwesi Selatan, Makassar : Refleksi. Said M.Ide. 1977. Kamus Bahasa Bugis-Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Jakarta Salim Muhammad. 1994. Konsep Silsilah Sisumpullolo Orang Allekkuang Salim Muhammad, Dkk, 1979/1980, “ Transliterasi dan Terjemahan Elong Ugi (Kajian Naskah Bugis )“ Sulawesi selatan : Departemen Pendidikan Bugis (Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan ). Sikki Muhammad, Dkk. 1988. Tata Bahasa Bugis. Departemen Pendidikan Suwandi Sarwija dan Sutarmo. 2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku. Jakarta : Sumber Bahagia. W. J. S. Poerdarminta, 1986. Kamus Bahas Indonesia. Lembaga Bahasa Indonesia, Bandung: Sinta Darma.



122



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Lampiran 1. Lagu Daerah (Bugis)



bua tsR muw G=1 Moderato



123



4/4



Cipt Lirik



: :



Hasan Pulu Drs.Palippui



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Lampiran 2.



RIWAYAT HIDUP PENCIPTA/PENYUSUN SUKARDI MAJAH, lahir di Sidrap (tepatnya Desa Wanio Kecamatan Panca Lautang), 31 Desember 1959. Anak ke 3 (tiga) dari 5 (lima) bersaudara orang tua bernama Mappangile dan Ajarah (MAJAH). Tamat sekolah SDN No. 2 Wanio di Wanio Kecamatan Panca Lautangtahun 1972, SMP Negeri Pangkajene di Bilokka Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 1975, SPG Negeri Pare-Pare tahun 1979. Mencapai Sarjana Muda (BA) Jurusan Didaktik Kurikulum pada STKIP Muhammadiyah Rappang Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 1984, Sarjana lengkap (Drs.) Jurusan Pendidikan Umum pasa UVRI Ujung Pandang tahun 1986. Pasca Sarjana (S2) Konsentrasi Ilmu Administrasi pada STIAMI Jakarta tahun 2010. Diangkat menjadi guru (CPNS TMT, 01 Desember 1980 pada SDN No. 4 Bilokka di Desa Corawali Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidenreng Rappang, Kepala Sekolah TMT, 03 November 1995 pada SDN No. 4 Bilokka di Desa Corawali Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidenreng Rappang, Penilik PLS TMT, 15 Juli 2002 pada Kantor Cabang Dinas P dan K Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidenreng Rappang, Pengawas Bidang Studi pada SMP, SMA dan SMK lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Sidenreng Rappang TMT, 10 Januari 2005. Lulus Sertifikasi Pengawas Mulok Bahasa Daerah tahun 2009. Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan UPT Wilayah Sidenreng Rappang TMT 01 Oktober 2016, yang pelaksanaannya secara efektif 01 Januari 2017. Prestasi yang dicapai terkait dengan Karya Tulis Ilmiah adalah Juara Harapan II Tingkat Nasional Tahun 2003 pada Lomba Karya Tulis Penilik PLS, Juara II Tingkat Nasional Tahun 124



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



2004 pada Lomba Karya Tulis Penilik PLS. Peserta Desiminasi Best Practice Pengawas Sekolah tingkat Nasional tahun 2011 dan 2012. Pemenang 10 terbaik Nasional Best Practice Pengawas Sekolah tahun 2013 dengan judul “ Menyusun Bahan Ajar Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah untuk SMA/MA dan SMK/MAK/ Sederajat di Kabupaten Sidenreng Rappang” .Karya Tulis Ilmiah inilah mengantar penulis sebagai peserta Program Benchamarking Pengembangan Pembelajaran Pendidikan ke Rusia, Finlandia dan Swedia tanggal 31 Mei s.d 9 Juni 2014. Pinalis 10 terbaik Nasional dalam lomba penulisan Best Practice Pengawas Sekolah tingkat SMP tahun 2016 dengan judul “ Pengadaan Media Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Bugis untuk SMP/MTs Kab. Sidenreng Rappang”. Pemenang Kelompok Terbaik III dalam Lomba Feature Tingkat Nasional di Yogyakarta Tahun 2017, pretasi ini adalah yang pertama setelah beralih menjadi Pengawas Dikmen Provinsi Sulawesi Selatan. Buku yang telah diciptakan dan ditulis/ disusun adalah penilaian kinerja PNS tahun 2009, Mulok SMP/ MTs Bahasa Daerah Bugis mnEnuGE Kelas VII-IX tahun 2010. Mulok SD/MI Bahasa Daerah Bugis mnEnuGE Kelas I-VI tahun 2011 dan Mulok SMA/MA dan SMK/MAK/ Sederajat Bahasa dan Sastra Daerah mnEnuGE Kelas X-XII tahun 2013. Mulok SD/MI Bahasa Bugis mnEnuGE Kelas IV-VI Edisi 2 tahun 2014.Mulok SMP/ MTs Bahasa Bugis mnEnuGE Kelas VII-IX Edisi 2 tahun 2014. Mulok SD/MI Bahasa Bugis mnEnuGE Kelas I-III Edisi 2 tahun 2015. Mulok SD/MI Bahasa Bugis mrEnu Kelas I-VI Edisi 2017. Mulok SMP/MTs Bahasa Bugis mrEnu Kelas VII-IX Edisi 2017. Lontara dan Pangadereng Perkawinan Suku Bugis Edisi I 2018. Melaksanakan sunnah Rasulullah Muhammad Saw tanggal 03 Desember 1988 yaitu menikah dengan wanita bernama NURHAYATI LAMBA ( Lahir 16 Oktober 1968 ) di Desa Corawali Kecamatan Panca Lautang. Alhamdulillah pada tanggal 28 April 1992 dikaruniahi oleh Allah SWT anak pertama Lakilaki yang kami beri nama MUHAMMAD SHOLEH IBNU 125



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



SAKTI, selajutnya anak kedua juga Laki-laki pada tanggal 08 Juli 1998 yang kami beri nama AL-YUSRAN DWI SAKTI. SAKTI singkatan dari SUKARDI NURHAYATI dalam arti dan makna lain bahwa kami selaku ayah dan ibu kandung berharap mendapat kemudahan dalam membina anak menjadi saleh dan memiliki kemampuan untuk kesalamatan, kebahagian dunia akhirat. A m i n . . . Motto



: Bahasa Bugis adalah Jati Diriku.



Etos Kerja



: ersop ntEmGiGi mlomo neletai pmes edwt.



Artinya



: Hanya dengan kerja keras yang tak kenal Rahmat Allah SWT akan tercurah (Indonesia).



126



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Lampiran 3.



INDO SURE (hurp u u



127



lotr)



k



g



G



K



p



b



m



P



t



d



n



R



c



j



N



C



y



r



l



w



s



a



h



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Lampiran 4.



ANAK SURE



a



i



u



e



e’



o



k



:



k



ki



ku



ek



ko



kE



g



:



g



gi



gu



eg



go



gE



G



:



G



Gi



Gu



eG



Go



GE



K



:



K



Ki



Ku



eK



Ko



KE



p



:



p



pi



pu



ep



po



pE



b



:



b



bi



bu



eb



bo



bE



m



:



m



mi



mu



em



mo



mE



P



:



P



Pi



Pu



eP



Po



PE



t



:



t



ti



tu



et



to



tE



d



:



d



di



du



ed



do



dE



n



:



n



ni



nu



en



no



nE



R



:



R



Ri



Ru



eR



Ro



RE



c



:



c



ci



cu



ec



co



cE



j



:



j



ji



ju



ej



jo



jE



N



:



N



Ni



Nu



eN



No



NE



C



:



C



Ci



Cu



eC



Co



CE



128



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



y



:



y



yi



yu



ey



yo



yE



r



:



r



ri



ru



er



ro



rE



l



:



l



li



lu



el



lo



lE



w



:



w



wi



wu



ew



wo



wE



s



:



s



si



su



es



so



sE



a



:



a



ai



au



ea



ao



aE



h



:



h



hi



hu



eh



ho



hE



129



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat



Lampiran 5.



KOLOM INFORMASI Dengan hormat, demi penyempurnaan Buku Mulok SMA/Sederajat Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X Edisi 2018 kami sampaikan : No.



Prihal



Temuan/Permasalahan



Saran



............................... Hormat kami



................................ Alamat : Catatan : Kirim ke Pencipta/Penyusun d.a. : Drs.SUKARDI MAJAH,M.Si/ Tim Pengembang Kurikulum Mulok Sul-sel Dinas Penddidikan Provinsi Sul-Sel Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10. Makassar Hp : 085255346059 E-mail : [email protected]



130



Bahasa dan Sastra Daerah (Bugis/Makassar/Toraja) Kelas X SMA/Sederajat