MODUL Katarak (KDP) Puja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL LAPORAN PENDAHULUAN KASUS KATARAK DAN ASUHAN KEPERAWATAN TAHUN 2021



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi Program Profesi Ners STIKes Kuningan Dosen Pembimbing : TIM



Disusun Oleh : PUJAWATI OKTAVIA (JNR0200114)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN KUNINGAN 2021



KATA PENGANTAR



Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat meyelesaikan modul ini. Modul ini disusun sebagai salah satu tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan. Dengan terselesaikannya modul ini, tidak lupa berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari bapak Ns. Yana Hendriana, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing Stase Keperawatan Dasar Profesi. Penulis menyadari bahwa dalam modul ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan pembaca.



Kuningan,



Januari 2021



Pujawati Oktavia



MODUL KASUS KATARAK PROGRAM PROFESI NERS STIKKU



I.



Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa mampu memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah katarak.



II. Tujuan Khusus 1.



Menguraikan anatomi dan fisiologi mata.



2.



Menjelaskan patofisiologi katarak.



3.



Menjelaskan pengkajian pada klien dengan masalah katarak.



4.



Merumuskan diagnosa keperawatan dengan masalah katarak.



5.



Mampu menyususn rencana asuhan keperawatan dengan masalah katarak.



6.



Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dengan masalah katarak.



7.



Mampu melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan dengan masalah katarak.



8.



Mampu mendemonstrasikan video irigasi mata.



III. Anatomi fisiologi A. Anatomi Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5 cm, yang terletak pada bagian orbit. Bola mata terdiri dari beberapa lapisan, kuat dan tidak elastic yang menyusun selera ini akan mempertahankan bentuk bola mata dan memberikan



proteksi



terhadap



bangunan-bangunan



halus



dibawahnya



(H. Syaifudin, 2011). 1. Bagian Luar a.



Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata. 



b.



Alis Mata (Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. 



c.



Kelopak Mata (Palpebra) Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan bulbus okuli. 



d.



Kelenjar Air Mata 



e.



Kelenjar Meibom 



B. Fisiologi 1. Bagian Dalam



a. Konjungtiva Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea.Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah. b. Sklera Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih. c. Kornea Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris. d. Koroid Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.



e. Iris Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. f. Pupil Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. g. Lensa Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental(humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperandalam memelihara bentuk bola mata. h. Retina Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor). i. Aqueous humor Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea. Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea. j. Vitreous humor Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat. k. Bintik Kuning Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang. l. Saraf Optik Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak. m. Otot Mata Otot-otot yang melekat pada mata : a)



Muskulus levator palpebralis superior inferior.



b) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata. c)



Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)



d) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata) e)



Muskulus obliques okuli inferior



f)



Muskulus obliques okuli superior



IV. Katarak A. Definisi Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata. Katarak terjadi akibat kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan tergantungnya cahaya masuk ke dalam bola mata, sehingga penglihatan menjadi kabur dan lama kelamaan dapat menyebabkan kebutaan ( Ilyas S, 2014). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Istiqomah, 2013). Katarak adalah penegmbangan dari keadaan tidak tembus cahaya dalam lensa. Seiring bertambahnya uisa, ada gangguan dalam struktur lensa dan akumulasi pigmen. Katarak ditandai dengan adanya gangguan penglihatan (kabur atau mendung), penurunan tajam penglihatan secara progresif, membutuhkan lebih banyak cahaya untuk melihat hal-hal yang jelas, silau, perubahan persepsi warna dapat terjadi dengan intensitas berkurang, kurangnya kontras atau distrorsi kekuningan, katarak terus berkembang seiring waktu menyebabkan kerusakan penglihatan secara progresif (Aini, 2018). B. Etiologi Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda asing yang merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak paling lazim mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Katarak disebabkan oleh berbagai faktor : 1.



Fisik



2.



Kimia



3.



Penyakit Predisposisi



4.



Genetik dan gangguan perkembangan



5.



Infeksi virus di masa pertumbuhan janin



6.



Usia



(Tamsuri, 2018). C. Tanda dan Gejala



Penglihatan kabur, ciri khasnya adalah seperti melihat dari balik air terjun atau kabut putih, penglihatan ganda, silau, dan penglihatan semakin kabur, walau sudah berganti-ganti ukuran kacamata (Kemenkes, 2017). Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain (Maria, 2017) : 1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi. 2. Menyilaukan dengan distrosi bayangan dan susah melihat di malam hari. Gejala objektif biasana meliputi (Maria, 2017) : 1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya diransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup. 2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu putih. Penglihatan seakanakan melihat asap dan pupil mata seakan bertambah putih. 3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negative. Gejala umum gangguan katarak meliputi (Maria, 2017) : 1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. 2. Gangguan penglihatan bisa berupa. 3. Peka terhadap sinar atau cahaya. 4. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia) 5. Memerlukan pencahayaan yang ternag untuk dapat membaca. 6. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Gejala lainnya adalah (Maria, 2017) : 1. Sering berganti kacamata 2. Penglihatan sering pada salah satu mata. D. Klasifikasi Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun. 2. Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun. 3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun. Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan menjadi : 1. Katarak traumatika



Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar X, Radioaktif, dan benda asing. 2. Katarak toksika Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selain itu. Katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine. 3. Katarak Komplikata Katarak terjadi akibat adanya pajaan dengan bahan kimia tertentu. Selain itu, katarak ini dapat juga terjadi karena penggunaan obat seperti diabete melitus, hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya. Berdasarkan stadium, katarak seline dapat dibedakan menjadi : 1. Katarak insipient Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak-bercak kekeruhan yang tidak teratur. 2. Katarak imatur Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, meneybabkan terjadinya nyopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal. 3. Katarak matur Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa. 4. Katarak hipermatur Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam korteks lensa (Tansuri, 2018). E. Patofisioogi Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat diserap, mengakibtkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar



lensa, membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan dan disintegrasi pada serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan (Fitria, 2017). F. Komplikasi Adapun klomplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakit katarak adalah sebagai berikut : 1. uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea, sehingga menimbulkan reaksi radang/alergi. 7. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga mengganggu aliran cairan bilik mata depan. 8. Kerusakan endotel kornea 9. Sumbatan pupil 10. Edema macula sistosoid 11. Endoftalmitis 12. Fistula luka operasi 13. Pelepasan koroid 14. Bleeding (Septiara, 2019) G. Pemeriksaan Diagnostik 1. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler: mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit system saraf, penglihatan ke retina. 2.



Lapangan penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.



3.



Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg).



4.



Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukona.



5.



Tes Provokatif : menentukan adanya/tipe glukona.



6.



Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi papilledema, perdarahan.



7.



Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistematik/infeksi.



8.



EKG, kolesterol serum, lipid



9.



Tes toleransi glukosa : kontrol DM



10. Keratometri



11. Pemeriksaan lampu slit. 12. A-scan ultrasound (echography). 13. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi. 14. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak (Maria, 2017). H.  Makanan terbaik untuk kesehatan mata 1.      Salmon Salmon memiliki kandungan omega 3 yang amat dibutuhkan oleh tubuh kita.dengan rutin mengkonsumsi salmon,anda akan terlindungi dari berbagai jenis penyakit yang menyerang mata. 2.



Wortel Wortel meruapakan jenis sayuran yang mengandung banyak vitamin A dan sangat baik untuk kesehatan.kandunanbeta karoten yang terdapat pada wortel akan diubah oleh tubuh menjadi vitamin A.vitamin A trsebutlah yang bermanfaat bagi kesehatan mata.mengkonsumsi wortel dapat dilakukan dengan menjadikannya sayur bening dan jus wortel.



3.



Bayam Bayam sangat kaya akan zat besi,selain itu juga mengandung vitamin dan mineral yang amat baik bagi kesehatan mata. Kandungan yang terdapat dalam bayam yang bisa membantu menjaga kesehatan mata yaitu zaexanthin,lutein,dan zinc. Zat-zat tersebut merupakan zat antioksidan yang sangat berguna untuk mencegah berbagai penyakit salah satunya dalah katarak mata.



4.



Brokoli Sayuran yang satu ini memiliki kandungan yang sama hebatnya dengan bayam. Dengan kandungan yang terdapat didalam brokoli,mata anda tentunya akan terjaga dengan baik. Mengkonsumsi brokoli secara rutin dikatakan mampu melindungi mata dari penyakit katarak.



5.



Coklat hitam Coklat hitam (dark chocolate) di sebut sebut sebagai makana paling baik untuk kesehatan mata karena di dalam dark chocolate mengandung flavanoid yang membantu melindungu pembuluh darah mata.flavanoid tersebut bermanfaat sebagai zat untuk mempertajam dan memperjelas penglihatan mata, selain itu juga membantu melindungi kornea mata dan retina mata. Agar mata tetap sehat dan normal,rajin-rajin mengkonsumsi



makanan yang baik dan menyehatkan setiap harinya.dengan mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat ,tentunya anda dapat menjaga kesehata diri anda. Agar mata anda tetap sehat anda dapat menambah asupan makanan dengan sumplemen vitamin A. I. Pencegahan Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C, B2, A, Adan E. Selain itu, untuk mengurangi pajanan sinar matahari (sinar UV) secara berlebihan, lebih baik menggunakan kacamata hitam dan topi saat keluar pada siang hari (Maria, 2017). J. Penatalaksanaan 1.



Pembedahan Metode yang paling populer dalam mengeluarkan katarak adalah EGC (extracapsular cataract extraction) atau ekstraksi lensa ekstrakapsular. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandangan mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup atau bila visialisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus seperti : diabetes dan glaukoma. Ada dua makam teknik pembedahan, yaitu ekstrasi katarak intra kapsuler dan ekstraksi katarak ekstraksi kapsuler (Fitria, 2017).



2.



Koreksi lensa Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilaton pupil dan retrksi kuat sampai titik dimana kelayan melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan konservatif. Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu dengan lensa intraokular, ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa eksternal, kacamata katarak atau lensa kontak (contact lens) (Fitria, 2017).



3.



Terapi Obat tetes mata dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Ini dapat diberikan pada pasien dengan katarak yang belum begitu parah. Senyawa aktif dalam obat tetes mata yang bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Saponin ini memiliki efek



meningkatkan



aktivitas



proteasome



yaitu



protein



yang



mampu



mendegenerasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida pendek dan asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein keluar dari mata berupa cairan kental warna putih kekuningan. Dan saran untuk mencegah penyakit katarak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah – buahan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin A, dan vitamin E.



K. PATHWAY I. Trauma



Perubahan serabut



Degeneratif



Penyakit lain



Kompresi sentral



Jumlah protein meningkat



Densitas



Keruh



Lensa mata



Katarak



Menghambat jalan cahaya



Penurunan ketajaman penglihatan



Pembedahan



Pre Operasi



Post Operasi



Penglihatan berkurang / buta



Gangguan Persepsi Sensori Visual



Ansietas



Nyeri Akut



Resiko infeksi



L. Asuhan Keperawatan 1.



Pengkajian Pengkajian yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah : a. Keterangan lain mengenai identitas pasien. Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada  usia di bawah 1 tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terja di pada usia 40 tahun. b. Riwayat penyakit sekarang Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering terjadi pada pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman penglihatan. c. Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM< hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolis lainnya memicu resiko katarak. d. Aktifitas istirahat Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas bia sanya atau hobi yang berhubungan dengan gangguan penglihatan. e. Neurosensori Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gamgguam penglihatan kabur/tidak jelas, sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahay/pelangi di sekita sinar, perubahan kacamata, pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut). Gejala tersebut ditandai dengan mata tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil menyempit dan merah atau mata keras dan kornea berawan (golukoma berat atau peningkatan air mata). f. Nyeri / kenyamanan



Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau mata berair. Nyeri tibatiba/berat menetap atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala. g. Pembelajaran / pengajaran Pada pengkajian klien dengan gangguan mata ( katarak ) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan system vaskuler. Kaji riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin. 2.



Diagnosa Keperawatan



a. Sebelum operasi 1) Gangguan persepsi sensori penglihatan (katarak) berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat keluarga yang sakit katarak. 2) Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan operasi. b.



Sesudah operasi 1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri



luka isisi



bedah pada mata. 2) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan (pengangkatan lensa pada mata).



3.



Intervensi



a. Sebelum operasi No 1.



Diagnosa Keperawatan Gangguan sensori (katarak)



Tujuan dan kriteria hasil



persepsi Tujuan Umum : penglihatan berhubungan



dengan ketidak mampuan keluarga keluarga



Perencanaan



merawat yang



sakit



Selama



3x20



Intervensi 1.



pengertian



menit



menyebutkan



2.



3.



katarak.



Diskusikan bersama keluarga



Dorong



keluarga



mengidentifikasi Tujuan Khusus: Selama kunjungan,



1x20



dengan



tentang penyebab katarak.



penyebab



karena katarak



katarak



menggunakan leaflet.



kunjungan rumah, gangguan persepsi sensori penglihatan



Diskusikan bersama keluarga



untuk penyebab



katarak. menit 4.



Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan katarak



keluarga



mampu mengenal masalah 5.



Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda katarak.



katarak pada keluarga. 6.



Mendemostrasikan



cara



Dengan kriteria : a.Mampu



perawatan mata.



menyebutkan



pengertian katarak b.Mampu



menyebutkan



penyebab katarak c.Mampu mengidentifikasi penyebab katarak d.



Mampu



menyebutkan



tanda-tanda katarak. e.



Mampu



menyebutkan



cara perawatan keluarga dengan katarak. f.



mampu



melakukan



perawatan pada mata.



2.



Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan operasi.



Tujuan Khusus : Setelah dilakukan intervensi di harapkan rasa cemas berkurang dengan



1. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan pikiran 2. Beri dukungan suport pada pasien 3. Tunjukkan kesalah pahaman yang diekspresikan



Kriteria hasil :



klien,



berikan



informasi yang akurat.



a. Pasien merasa tenang 4. Sajikan informasi menggunakan dang tidak cemas



b.



metode dan media instruksional.



Sesudah operasi No



Diagnosa Keperawatan



Perencanaan



Tujuan dan kriteria hasil 1.



2.



Intervensi



Gangguan rasa nyaman



Pasien dalam 3x24 jam merasa 1. Lakukan pengkajian nyeri.



berhubungan dengan nyeri



nyaman



luka isisi bedah pada mata.



berkurang dengan kriteria hasil :



dan



rasa



nyeri 2. Kontrol



lingkungan



yang



mempengaruhi nyeri.



a. pasien sudah tidak nyeri



3. Kolaborasi dengan pemberian terapi



Resiko infeksi berhubungan



b. skla nyeri 1 Infeksi tidak terjadi



. 1. Menganjurkan



dengan prosedur



Kriteria hasil :



pembedahan (pengangkatan



a. tidak ada tanda-tanda infeksi 2. Anjurkan mencuci tangan sebelum



lensa pada mata).



(color,



rubor,



fungsiolasea).



perawatan



luka



dengan prinsip steril



dolor,



tumor,



menyentuh mata 3. Menganjarkan teknik mencuci mata dari dalam keluar 4. Kolaboras dalam pemberian terapi.



V.



Daftar Tilik FORMAT PRAKTIKUM IRIGASI MATA KEPERAWATAN DASAR PROFESI PROGRAM PROFESI NERS STIKKU



Nama Mahasiswa NPM Tanggal



NO.



1.



: ........................................................................... :............................................................................ :............................................................................



ASPEK /KOMPONEN YANG DINILAI Pengertian: Irigasi mata adalah suatu tindakan membersihkan mata. Tujuan irigasi adalah untuk membersihkan dan mengeluarkan benda asing dari dalam mata. Indikasi: 1. Cedera kimiawi pada mata 2. Benda-benda asing pada mata 3. Inflamasi mata. Kontra Indikasi: 1. Luka karena ada tusukan pada mata dapat menyebabkan terkikis pada daerah mata tersebut Kemungkinan Komplikasi: 1. Cedera perforasi pada mata bila irigasi dilakukan tidak hati-hati dan lembut. 2. Kontaminasi silang pada mata yang sehat bila terdapat infeksi. 3. Abrasi kornea dan konjungtiva Persiapan alat: Steril , bak instrumen berisi : 1. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril 2. Kapas basah steril dalam tempatnya 3. Kain kasa steril 2 4. NaCl didalam kom kecil 5. Korentang 6. Handscoon 1 pasang 7. Retractor desmares



8. Pembalut Tidak steril (bersih) 1. Bengkok 2. handuk kecil



:



Skala Penilaian Perlu Baik Latihan Cukup Lagi 1 2 3



2.



3. 4.



5.



3. Perlak dan alasnya 4. Plester Persiapan perawat dan lingkungan 1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan 2. Menyiapkan posisi pasien sesuai kebutuhan 3. Pasien diatur duduk atau tidur dengan kepala miring kearah mata yang akan dicuci 4. Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman Cuci tangan Pelaksanaan prosedur 1. Perlak dan alasnya dipasang pada dada sampai bahu pasien 2. Pasien dianjurkan memegang bengkok 3. Pasang Handscoon 4. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas basah dari arah luar ke dalam 5. Spuit diisi cairan NaCl (sesuai dengan kebutuhan) 6. Gunakan retraktor desmares untuk membuka kelopak mata bagian atas jika tidak ada alat kelopak mata harus ditahan dengan kasa steril Untuk menahan agar kelopak mata tetap terbuka berikan tekanan pada tulang promin pada alis dan pipi. 7. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah dalam ke luar Biasanya menggunakan 1 liter cairan NaCL dengan cepat untuk cedera karena asap dan menggunakan 2 liter cairan NaCL untuk cedera asam alkali bersifat basa. 8. Setelah bersih, kelopak mata dibersihkan dengan kapas lembab 9. Jika perlu berikan obat 10. Buka handscoon 11. Keringkan bagian luar mata dan daerah sekitarnya setelah melakukan irigasi dengan handuk 12. Tutup Mata yang dirigasi menggunakan kasa / pembalut 13. Merapikan pasien 14. Peralatan dibereskan dan dikembalikan ketempat semula 15. Perawat cuci tangan Tindakan Lanjutan: 1. Periksa efektifitas irigasi 2. Liter pH vornikus konjungtiva dengan pH (kertas lakmus), pH normal mata 7,4 dan bila hasil abnormal lanjutkan irigasinya. 3. Bila pH pengukuran menunjukkan angka yang



6.



normal periksa kembali setelah 20 menit untuk memastikan bahwa hal ini normal 4. Kaji rasa nyaman pasien Hindari: 1. Menghindari tersentuh alat-alat pada bola mata 2. Menghindari penekanan terlalu lama pada bola mata Dokumentasi: 1. Tanggal dan waktu prosedur 2. Jumlah cairan (NaCl) 3. Karakter cairan yang keluar dari mata 4. Penampakan mata (terdapat tanda-tanda infeksi/tidak) 5. Nama Pasien 6 .Nama Perawat & TTD perawat



Nilai Akhir Keterampian



= Total Nilai yang Diperoleh x 100 Total Item Kuningan, Penguji, ( ............................................. )



Global rating : Beri tanda ( √ ) pada kolom yang disesuaikan dengan penilaian anda secara umum terhadap kemampuan mahasiswa Tidak Lulus Border Line Lulus Superior



DAFTAR PUSTAKA Aini. (2018). Kejadian Katarak Senilis Di RSUD Tugurejo. HIGEA. Vol 2 No 2. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/20639 Fitria, A. (2017). HUBUNGAN UMUR, SIKAP, PENGETAHUAN, BIAYA TERHADAP TINDAKAN UNTUK MELAKUKAN OPERASI KATARAK. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol. 4 No. 2. https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/view/2144/2459 Ilyas, S. (2014). Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Ed.2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Istiqomah. (2013). Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi. Jakarta : Selemba Medika Kementerian Kesehatan RI. (2017). Modul Deteksi Dini Katarak. Jakarta: Kemenkes RI http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/modul-deteksi-dini-katarak Maria, A. (2017). Laporan Pendahuluan Katarak. https://www.academia.edu/5013862/Laporan_Pendahuluan_Katarak Septiara, T. (2019). Laporan Pendahuluan Katarak. https://www.scribd.com/document/435403835/LAPORAN-PENDAHULUANKATARAK Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasisi Kompetensi Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Ed. 4. Jakarta: EGC Tamsuri. (2018). Klien Gangguan Mata & Penglihatan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC