Monev Audit Dan Icra [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) MENGGUNAKAN AUDIT& ICRA PPI IMPLEMENTASI PPI DI FKTP



Subdit Mutu Dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Primer Direktorat Mutu Dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan



Definisi Operasional AUDIT, MONITORING DAN ICRA



AUDIT pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang ditetapkan”



MONITORING untuk mengetahui apakah rencana maupun pelaksanaan kegiatan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik. Jika tidak terlaksana dengan baik maka harus segera dicari penyebab masalahnya dengan demikian tindak lanjut pemecahan masalah dapat dilakukan secara dini. Sehingga kinerja PPI dapat tercapai sesuai target yang sudah direncakan sebelumnya



ICRA adalah suatu proses berkesinambungan yang memiliki fungsi preventif dalam peningkatan mutu pelayanan. ICRA merupakan kelengkapan penting dalam menyusun perencanaan, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan upaya membuat pertimbangan dari berbagai tahap dan tingkatan risiko infeksi



AUDIT



Pada PPI TUJUAN



SASARAN Standar prosedur yang sudah ditetapkan yang dilaksanakan oleh seluruh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan termasuk sarana, prasarana pelayanan kesehatan



Menilai adanya gap atau tingkat kepatuhan petugas kesehatan dibandingkan dengan standar yang sudah ditetapkan oleh FKTP. Mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dalam pelayanan kesehatan di FKTP



AUDIT LANGKAH-LANGKAH AUDIT PADA PPI



MEMBUAT RENCANA AUDIT SESUAI PRIORITAS MASALAH



MENYIAP KAN TOOLS AUDIT



LAKUKAN METODE AUDIT



LAKUKAN PENILAIAN DAN ANALISA HASIL AUDIT



Langkah pelaksanaan Audit 1 Tetapkan capaian target Penilaian



2 Buat Instrumen Penilaian



3



4



5



Tetapkan target populasi sasaran, lakukan audit



Lakukan perhitungan dan analisa hasil audit



Buat kesimpulan dan langkah perbaikan



Contoh Audit Kepatuhan Kebersihan Tangan 5 Moment 1 Kriteria Penilaian : 3 Formula Perhitungan



• ≦ 75 % : Kepatuhan Minimal • 76 – 84 % : Kepatuhan Intermediate • ≧ 85 % : Kepatuhan Baik



Total Jumlah Ya X 100% Total Jumlah Ya + Tidak



2 Instrumen Penilaian Elements penilaian



Ya



Sebelum menyentuh pasien







Setelah menyentuh pasien







Tidak



NA



4 Hitung Hasil Audit



4 5



X 100% = 80%







Sebelum tindakan aseptik Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien Setelah meninggalkan lingkungan pasien Total



5 Analisa











4



1



Kepatuhan Kebersihan Tangan pada tingkat Intermediate



Monitoring pelaksanaan atau penerapan PPI di FKTP dilaksanakan mengikuti siklus manajemen di FKTP melalu Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja (P3)



MONITORING



2 orang



Maret 2021



dr.Anita



2



Sosialisasi PPI kepada petugas Penyiapan Kebijakan (SK Tim, Pedoman, SOP, dll) Penerapan PPI Surveilan Audit Pelaporan Dst……



2 kali perte muan



Juni – Juli 2021



Bidan Yunita



STATUS PELAKSA NAAN YA



3



4 5 6 7 8



TDK



1…….. 2…….. 3…dst



RTL



Pelatihan Dasar PPI



KEGIATAN



PENYEBAB



WAKTU



1



NO



PIC



VOLUME



Tim PPI dapat mengembangkan alat bantu monitoring berupa ceklist atau daftar tilik monitoring pelaksanaan program PPI



1. ,,,,,,,, 2…….. 3…dst



ICRA Infection Control Risk Assessment



Sistem yang digunakan untuk menilai bahaya dari infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pasien, keluarga, petugas, pengunjung dan lingkungan (JCIA,2010)



TUJUAN



1. Mengembangkan Program Pencegahan Pengendalian Infeksi di unit terkait berdasarkan hasil Indentifikasi Risiko Tinggi 2. Tersusunnya data identifikasi dan Grading Risiko Infeksi di FKTP. 3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko infeksi di FKTP. 4. Tersedianya rencana program Pencegahan dan Pengendalian Risiko Infeksi di seluruh area FKTP.



Informasi yang berkaitan dg risiko harus diinformasikan kepihak terkait



Identifikasi risiko Apa penyebab terjadinya infeksi? Bagainama cara transmisi? Siapa saja yg berisiko? (pasien, petugas atau lingkungan)? Analisa risiko Perlakuan risiko Mengapa bisa terjadi Hindari risiko (aktifitas, prosedur)? Kurangi risiko ( langkah pencegahan, Hal2 apa saja yg bs meminimalkan risiko ada sistem dan kontrol Berapa sering terjadi/konsekuensi apa? Evaluasi risiko Hal2 apa saja penyebab risiko rendah/meminimalkan risiko atau risiko penularan (staff, pasien)? Tehnik Aseptik, APD dll



Monitor dan review



Communicate and consult



Hindari Risiko Bila risiko tidak dapat dihilangkan Maka harus dikelola /diatur - Kebijakan/Standar prosedur -- tugas yg jelas



Pastikan risiko teridentifikasi, dianalisa dan dilakukan tindakan



The risk management flowchart as it is applied to HAI`s



ICRA KONSTRUKSI Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi melalui proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien, dg perencanaan fasilitas, desain, dan kegiatan konstruksi.



ICRA PROGRAM PPI



Kajian risiko infeksi mencakup: 1. Risiko terkait prosedur pelayanan 2. Risiko terkait data hasil surveilans Hais 3. Risiko terkait data hasil audit kepatuhan 4. Risiko terkait pelayanan penunjang 5. dan lain lain



LANGKAH PENGKAJIAN ICRA PROGRAM 1 IDENTIFIKASI MASALAH melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan pada risiko dan cara transmisinya



2 ANALISA RISIKO 3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING



4 PENGELOLAAN RISIKO 5. PLAN OF ACTION



1. Identifikasi Masalah PPI



STANDAR HAI`s



Tindakan invasive



IDENTIFIKASI RISIKO



ANALISA RISIKO



Terdapat 5 angka kejadian IDO post persalinan



RCA, FMEA, Risk grading



Terdapat 3 angka kejadian Plebitis



RCA, FMEA, Risk grading



Penggunaan bundle HAI`s tidak konsisten



RCA, FMEA, Risk grading



Pencampuran obat suntik in adekuat (di kamar pasien)



RCA, FMEA, Risk grading



Tidak melakukan tehnik aseptik pada pemberian suntikan RCA, FMEA, Risk grading



Sterilisasi alkes



Pemberian terapi cairan konsentrasi tinggi in adekuat



RCA, FMEA, Risk grading



Dekontaminasi instrumen in adekuat



RCA, FMEA, Risk grading



Sterilisasi in adekuat



RCA, FMEA, Risk grading



Tidak terdapat masa kadaluarsa pada instrumen yg sudah disterilkan



RCA, FMEA, Risk grading



Pengontrolan mutu sterilisasi in adekuat pada proses sterilisasi yg dilakukan di ruangan



RCA, FMEA, Risk grading



PENILAIAN PROBABILITAS TINGKAT RISIKO



1



2



DESKRIPSI



Very low



low



FREKUENSI KEJADIAN 0-5% extremely unlikely or virtually impossible. Hampir tidak mungkin terjadi (terjadi dalam lebih dari 5 tahun). Jarang (frekuensi 1-2 x/tahun), Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi (terjadi dalam jangka waktu 2-5 tahun).



31-70% fairly likely to occur 3



Medium



Kadang (frekuensi 3-4 x/tahun). Mungkin terjadi/ bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-2 tahun).



4



High



Agak sering (frekuensi 4-6 x/tahun), Sangat mungkin terjadi (terjadi setiap bulan/beberapa kali dalam setahun). Sering (frekuensi > 6 x/tahun), Hampir pasti



5



Very high akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan).



PENILAIAN DAMPAK TINGKAT RISIKO



DESKRIPSI



DAMPAK



1



Minimal Klinis



Tidak ada Cedera.



2



Moderate klinis



Cedera ringan, misalnya lecet, dapat diatasi dengan P3K.



3



Lama hari rawat panjang



4



Kehilangan fungsi tubuh sementara



5



Katastropik



Cedera sedang (luka robek), berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelekteual tidak berhubungan dengan penyakitnya dan Setiap kasus akan memperpanjang hari perawatan Cedera luas/berat (cacat atau lumpuh), kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual ) tidak berhubungan dengan penyakit Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit



PENILAIAN SISTEM SISTEM, PERATURAN DAN PELAKSANAAN



TINGKAT RISIKO



DESKRIPSI



1



Solid



Peraturan Ada, Fasilititas Ada, Dilaksanakan



2



Good



Peraturan Ada, Fasilititas Ada, Tidak Selalu Dilaksanakan



3



Fair



Peraturan Ada, Fasilititas Ada, Tidak Dilaksanakan



4



Poor



Peraturan Ada, Fasilititas Tidak Ada, Tidak Dilaksanakan



5



None



Tidak Ada Peraturan



3. Penilaian dan Penentuan Skor Menyusun skor jumlah



Probability, Impact, Current Systems score for probability : 3 score dampak : 2 sistem berkelanjutan : 4 total score 3X2X4 =24



Program prioritas berdasarkan nilai terbesar



No



Uraian



1



Plebitis



2



ISK



3



PLABSI



1



2



3



4



Dampak 5 5



2



1



2



3



4



Sistim 5



1



2



3



2



3 3



2



3 5



1



4



Rangking risiko



Probabilty



Score



4.Penentuan Rangking Tingkat Risiko



20



I



18



II



15



III



5



5. Membuat plan of action (rencana kegiatan) TUJUAN KHUSUS



I



TUJUAN UMUM



20



PRIORITAS



Plebitis



SKOR



I



POTENSIAL RISIKO/MASALAH



JNS KELOMPOK RISIKO



NO 1



STRATEGI



EVALUASI



PROGRESS / ANALISIS



ICRA KONSTRUKSI



LANGKAH-LANGKAH ICRAKONSTRUKSI • PRE RENOVASI



o Rapat Tim Multidispilin o Penetapan & rencana tidakan konstruksi bangunan ➢ Identifikasi type dan jenis konstruksi ➢ Identifikasi kelompok risiko ➢ Membuat Matrix penilaian risiko ➢ Perencanaan tindakan PPI sesuai hasil penilaian



• SELAMA RENOVASI



o Pengawasan mengunakan Format Audit o Monitoring tindakan perbaikan atas rekomendasi usulan perbaikan



• SETELAH RENOVASI



o Pengawasan hasil limbah pekerjaan o Menetapkan penilaian kelayakan bangunan sesuai penilaian risiko infeksi



Menentukan Tipe Konstruksi/Renovasi Bangunan Berdasarkan Tingkat Risiko 1. Type A



:



kegiatan renovasi/konstruksi dengan risiko rendah misalnya pemindahan plafon.



2. Type B



:



kegiatan renovasi skala kecil, durasi pendek dengan risiko debu minimal misalnya pemotongan dinding plafon dimana penyebaran debu dapat dikontrol.



3. Type C



:



kegiatan pembongkaran gedung dan renovasi gedung yang menghasilkan debu yang banyak dan tinggi misalnya konstruksi pembongkaran dan pembangunan dinding baru.



4. Type D



:



kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan pembongkaran gedung dengan skala besar misal konstruksi baru atau pembangunan gedung baru.



Langkah Ke-2: Identifikasi Kelompok Risiko KELOMPOK 1



KELOMPOK 2



KELOMPOK 3



KELOMPOK 4



RENDAH



SEDANG



TINGGI



SANGAT TINGGI



- Area kantor



• Laundry



- UGD



- Terapi Radiasi



• Cafeteria



- Radiology



- Area klinis



• Dietary



- Recovery Rooms



- Manajemen Material



- Ruang Maternitas / VK



- Pharmacy Admixture - Ruang bersih



- Laboratorium



- Kamar bayi



- Kamar Operasi



- Perawatan anak - Lab Microbiologi



- CSSD (Central Sterile Supply Departement)



- Farmasi



- Kateterisasi Jantung



- Pelayanan gigi



- Kamar prosedur invasif pasien rawat jalan



- Koridor Umum (yang dilewati pasien, suplai, dan linen)



- Newborn Intensive Care Unit (NICU)



- Intensive Care Unit



Langkah Ke-2: Identifikasi Kelompok Risiko di Puskesmas KELOMPOK 1



KELOMPOK 2



KELOMPOK 3



KELOMPOK 4



RENDAH



SEDANG



TINGGI



SANGAT TINGGI



- Area Kantor - Ruang Kepala Puskesmas - Ruang Pendaftaran - Ruang Rekam Medis - Aula/Ruang Pertemuan



• Laundry • Cafeteria



-Pelayanan Gawat Darurat/ Tindakan



-Radiologi



- Terapi Radiasi - Area klinis



-Recovery Rooms



- Pharmacy Admixture - Ruang bersih



- Laboratorium



-Ruang Maternitas / VK



- Kamar Operasi



- Koridor Umum (yang dilewati pasien, suplai, dan linen)



-Kamar bayi



- CSSD (Central Sterile Supply Departement)



• Dietary - Manajemen Material



- Pelayanan Pemeriksaan Umum



-Perawatan anak -Farmasi



-Pelayanan Pemeriksaan - Pelayanan UKM bersifat UKP Gigi - Pelayanan Rawat Inap



- Kateterisasi Jantung - Kamar prosedur invasif pasien rawat jalan - Newborn Intensive Care Unit (NICU) - Intensive Care Unit (Hanya Terdapat di RS)



Langkah Ke-3 : Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi Ditentukan berdasarkan tabel matrix antara Tipe Aktivitas Konstruksi dan Kelompok Risiko Pasien Level risiko konstruksi



TIPE A



TIPE B



TIPE C



TIPE D



Rendah



Kelas I



Kelas II



Kelas II



Kelas III/IV



Sedang



Kelas I



Kelas II



Kelas III



Kelas IV



Tinggi



Kelas I



Kelas II



Kelas III/IV



Kelas IV



Sangat Tinggi



Kelas II



Kelas III/IV



Kelas III/IV



Kelas IV



Note : Persetujuan pengendalian infeksi akan diperlukan ketika aktivitasi kontruksi dan tingkat risiko berada pada kelas 3 dan kelas 4



Contoh : Penilaian Risiko Renovasi Level risiko konstruksi



TIPE A



TIPE B



TIPE C



TIPE D



Rendah



Kelas I



Kelas II



Kelas II



Kelas III/IV



Sedang



Kelas I



Kelas II



Kelas III



Kelas IV



Tinggi



Kelas I



Kelas II



Kelas III/IV



Kelas IV



Sangat Tinggi



Kelas II



Kelas III/IV



Kelas III/IV



Kelas IV



Class of Precautions



Langkah-langkah Intervensi PPI Ditentukan Berdasarkan Kelas Risiko Berdasarkan Type Konstruksi



KELOMPOK PASIEN BERISIKO



TYPE KONSTRUKSI TYPE A



TYPE B



TYPE C



TYPE D



RENDAH



I



II



II



III/IV



SEDANG



I



II



III



IV



TINGGI



I



II



III/IV



IV



SANGAT TINGGI



II



III/IV



III/IV



IV



Kelas I, sbb: • Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu • Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai Kelas II, sbb: • menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara • Memberikan kabut air pada permukaan lingkungan kerja untuk menghalangi dan mengendalikan debu selama proyek konstruksi berlangsung • Melakukan pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai Kelas III, sbb: • Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu (melakban pintu) • Menutup ventilasi udara • Menutup sistim heating ventilation air conditioning (HVAC) • Limbah konstruksi ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan segera dibuang dan dilakukan pembersihan • Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh permukaan Kelas IV, sbb: • Buat pembatas area kerja harus dipasang sampai proyek selesai dan dibersihkan • Menutup jendela di area yang menampung pasien yang dinilai rentan untuk diminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di dekatnya. • Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi pada udara yang habis. • Mengisolasikan sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem saluran • Mengangkut puing-puing dalam kantong atau wadah tertutup dengan tutup yang rapat, atau menutupi puing dengan kain basah. • Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu keluar yang berbeda.



Terima Kasih