Muhammad Farid Alfaruq B Indo Kritik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Muhammad Farid Alfaruq/22/X MIPA 6/ Analisis struktur,letak kelucuan dan kritik Lebai Malang Dimulailah kisah seorang guru agama bernama Pak Lebai yang hidup di tepian sungai sebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu ketika, Pak Lebai mendapatkan undangan pesta dari dua orang kaya di desa tetangga. Namun sayangnya pesta tersebut diadakan di hari dan waktu yang bersamaan. Maka Pak Lebai menimang-nimang untung dan rugi dari kedua undangan. Tetapi, ia tak pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia kemudian berpikir jika ia ke desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Akan tetapi ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut. Konon menurut kabar burung, masakan orang-orang hulu tidak seenak orang hilir. Seandainya ia pergi ke pesta hilir sungai, maka ia akan mendapatkan satu kepala kerbau saja namun dimasak dengan enak. Ia juga telah mengenal betul tuan rumah di desa hilir sungai. Tetapi, tuan rumah hulu sungai akan memberi tamunya tambahan kue-kue. Akhirnya hingga ia mulai mengayuh perahunya Pak Lebai masih belum saja dapat memutuskan pesta mana yang akan ia datangi. Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru setengah jalan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke hilir. Begit hampir sampai di desa hilir, ia melihat beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih di sana sangatlah kurus. Pak Lebai pun mengubah haluan perhunya menuju hulu sungai. Sesampainya di tepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesat disana telah berakhir. Pak Lebai kemudian cepat-cepat mengayuh perahunya ke desa hilir. Sayangnya, pesta disana pun telah selesai. Pada akhirnya, Pak Lebai pun menggerutu dan menyesali perbuatannya. Ia tak mendapatkan satupun hidangan kepala kerbau yang diinginkannya. 



Analisis struktur teks anekdot



Abstraksi Dimulailah kisah seorang guru agama bernama Pak Lebai yang hidup di tepian sungai sebuah desa di Sumatera Barat. Pada suatu ketika, Pak Lebai mendapatkan undangan pesta dari dua orang kaya di desa tetangga.



Orientasi Namun sayangnya pesta tersebut diadakan di hari dan waktu yang bersamaan. Maka Pak Lebai menimang-nimang untung dan rugi dari kedua undangan. Tetapi, ia tak pernah dapat mengambil keputusan dengan cepat. Ia kemudian berpikir jika ia ke desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua ekor kepala kerbau. Akan tetapi ia belum begitu kenal dengan tuan rumah tersebut. Konon menurut kabar burung, masakan orang-orang hulu tidak seenak orang hilir. Seandainya ia pergi ke pesta hilir sungai, maka ia akan mendapatkan satu kepala kerbau saja namun dimasak dengan enak. Ia juga telah mengenal betul tuan rumah di desa hilir sungai. Tetapi, tuan rumah hulu sungai akan memberi tamunya tambahan kue-kue. Krisis Akhirnya hingga ia mulai mengayuh perahunya Pak Lebai masih belum saja dapat memutuskan pesta mana yang akan ia datangi. Pertama, dikayuh sampannya menuju hulu sungai. Baru setengah jalan ia mengubah pikirannya. Ia berbalik mendayung perahunya ke hilir. Begit hampir sampai di desa hilir, ia melihat beberapa tamu menuju hulu sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih di sana sangatlah kurus. Pak Lebai pun mengubah haluan perhunya menuju hulu sungai. Sesampainya di tepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesat disana telah berakhir. Reaksi Pak Lebai kemudian cepat-cepat mengayuh perahunya ke desa hilir. Sayangnya, pesta disana pun telah selesai. Koda Pada akhirnya, Pak Lebai pun menggerutu dan menyesali perbuatannya. Ia tak mendapatkan satupun hidangan kepala kerbau yang diinginkannya. 



Unsur humor atau kelucuanya terdapat pada bagian krisis dan reaksi dimana Pak Lebai kebingungan memilih untuk menghadiri pesta mana yang mendapat untung lebih.Pada akhirnya ia malah tidak mendapatkan apa-apa karena kebingungan memilih sehingga telat menghadiri pesta.







Kritiknya adalah seseorang harus mempunyai keteguhan pilihan sehingga tidak goyah saat terdapat pilihan lain yang kelihatanya lebih menggiurkan.Kritikan tersebut terletak di bagian krisis dan koda