Nutrisi Untuk Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK LANSIA



OLEH : KELOMPOK 3



Luh Putu Shintya Bagaswari Kusumadewi Ni Luh Putu Ari Puspitarini Gusti Ayu Putu Devi Sintia Ningsih



P07120016056 P07120016057 P07120016058



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN 2017



1



2



KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi untuk Lansia”. Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Gizi dan Diet yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikian. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami dapat berhasil menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga sudah memberi dukungan baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Tentunya ada hal yag ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini, karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Denpasar, Pebruari 2017



Penul is



3



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................................... 2 1.4 Manfaat .................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Proses menua ......................................................................................... 3 2.2 Peran nutrisi pada lansia ........................................................................ 4 2.3 Tujuan nutrisi untuk lansia .................................................................... 5 2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi lansia ................................... 6 2.5 Kebutuhan energy dan zat nutrisi untuk lansia ...................................... 7 2.6 Perhitungan kebutuhan energy untuk lansia .......................................... 11 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan ................................................................................................ 18 3.2 Saran ...................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Dalam keadaan normal tubuh mengatur keseimbangan antara energi yang diperoleh dari makanan dengan energi yang diperlukan tubuh, guna mempertahankan kelangsungan fungsi tubuh. Pada orang dewasa, dimana pertumbuhan tidak lagi terjadi kebutuhan zat-zat gizi lebih tergantung pada aktivitas fisiknya. Umumnya laki-laki lebih memerlukan energi ini disebabkan karena secara fisik laki-laki lebih banyak bergerak tetapi pada aktivitasnya juga memerlukan energi banyak. Semakin tinggi dan semakin berat badan seseorang maka kebutuhan energinya juga perlu ditambahkan. Makanan fast food umumnya mengandung kalori tinggi, kadar lemak, gula dan sodium (Na) juga tinggi, tetapi rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat. Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur menjadi pola makan, akan berdampak negatif pada keadaan gizi pada dewasa. Inventasi medis yang paling canggih, telah mengeluarkan dimensi lain dari intraksi antara gizi dan mortalitas. Sedangkan bagi lansia pemenuhan kebutuhan nutrisi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga



kelangsungan



pergantian



sel-sel



tubuh



sehingga



dapat



memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik, yang dimaksud kalori dasar ialah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.



5



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah proses menua ? 2. Bagaimanakah peran nutrisi pada lansia ? 3. Apakah tujuan pemberian nutrisi untuk lansia ? 4. Apa sajakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia lansia ? 5. Apa sajakah kebutuhan energi dan zat nutrisi pada usia lansia ? 6. Bagaimanakah perhitungan kebutuhan energi untuk lansia ?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui proses menua. 2. Untuk mengetahui peran nutrisi pada lansia. 3. Untuk mengetahui tujuan pemberian nutrisi untuk lansia. 4. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia lansia. 5. Untuk mengetahui kebutuhan energi dan zat nutrisi pada usia lansia. 6. Untuk mengetahui perhitungan kebutuhan energi untuk lansia.



1.4 Manfaat Penulisan 1) Manfaat Praktis Pembaca khususnya mahasiswa sebagai calon perawat dapat menambah wawasan pengetahuannya mengenai bagaimana tahapan proses menua, tujuan pemberian nutrisi untuk lansia, faktor yang berpengaruh terhadap keadaan nutrisi pada usia lansia, kebutuhan dan zaat nutrisi yang dibutuhkan lansia dan perhitungan kebutuhan energi. 2) Manfaat Teoretis Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk menambah referensi dalam pembuatan makalah selanjutnya sehingga dapat menghasilkan makalah yang lebih baik daripada sebelumnya.



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Proses Menua Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat memengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain : 



Massa otot berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengkerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis yang menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.







Penurunan indra penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel daraf pendengaran.







Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.







Penurunan



molilitas



usus,



menyebabkan



gangguan



pada



saliran



pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir. 



Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegaiatan sehari-hari.







Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan



berbahasa,



kesulitan



mengenal



benda-benda,



kegagalan



melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan 7



dalam menyusu rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas seharihari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan seharihari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya. 



Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.



2.2 Peran Nutrisi pada Lansia Nutrisi yang dibutuhkan pasien lansia adalah nutrisi yang mengandung antioksidan ( beta karoten, vitamin C dan vitamin E ) dan nutrisi yang merangsang regenerasi sel yang cepat. Contoh nutrisi yang kaya antioksidan adalah spirulina yang diteliti mengandung superantioksidan selain itu mengandung vitamin dan mineral yang lengkap. Peran nutrisi sangat penting untuk pasien lansia yang terkena penyakit regeneratif, sebab yang menimpa mereka karena proses ketuaan di mana kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi sel mulai menurun disebabkan karena hormon pertumbuhan yang mulai menurun seiring bertmbahnya usia. Peran nutrisi yakni memenuhi kebutuhan gizi tubuh untuk menjalankan metabolisme, melawan radikal-radikal bebas dan merangsang proses regenerasi sel-sel baru untuk memperbaiki fungsi organ. Nutrisi dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dengan dosis obat yang berkurang, menghambat perjalanan penyakit, memperbaiki metabolisme dan sistem hormon, mempercepat proses penyembuhan dari dalam tubuh itu sendiri. Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap sistem tubuh. Bimbingan yang membahas secara langsung tentang kebutuhan nutrisi pada lansia masih sedikit. Pada sebagian lansia, ketiadaan bimbingan ini terjadi karena lansia lebih heterogen daripada orang muda dan kurang mampu dalam



menghitung



kebutuhan



nutrisi



8



mereka



melalui



nomogram.



Kemudahan untuk memahami informasi dalam membimbing lansia dan para praktisi telah mengarahkan penggunaan statistic apa adanya yang berkaitan dengan status nutrisi lansia. 2.3 Tujuan Pemberian Nutrisi pada Lansia Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik yang dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya, selain itu menjaga kelangsungan pergantian sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Menurut Mubarok (2009), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usia anatar lain sebagai berikut : 1. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda atau mencegah kemunduran fungsi organ. 2. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada lansia. 3. Membiasakan makan yang cukup dan teratur. 4. Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengkonsumsi makanan yang berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain. 5. Mempertahankan kesehatan dan metujnunda lahirnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung jantung koroner, ginjalm atheroskerosis, dan lain-lain. 6. Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor risiko penyakit karena konsumsi bahan makanan tertentu seperti penyakit sendri dan tulang akibat asam urat, penyakit jantung koroner karena kolesterol dan lemak jenuh, diabetes melitus akibat obesitas dan mengonsumsi hidrat arang.



9



2.4 Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Nutrisi Pada Usia Lansia 1.



Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. Bagian dalam rongga mulut yang lazim terpengaruh adalah gigi, guzi dan ludah. Tanggalya gigi bukan hanya disebabkan oleh ketuaan tetapi juga dikondisikan oleh pemeliharaan yang tidak baik. Ketidakbersihan mulut menyebabkan gigi dan gusi kerap terinfeksi. Selain itu sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan pengeringan rongga mulut dan berkemungkinan menurunkan cita rasa.



2.



Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.



3.



Esophagus atau kerongkongan mengalami pelebaran. Penuaan esophagus berupa pengerasan sfingter bagian bawah sehingga sukar mengendur (relaksasi) dan mengakibatkan esophagus melebar (presbyesofagus). Keadaan ini memperlambat pengosongan esophagus dan tidak jarang berlanjut sebagai hernia hiatal. Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus, tepatnya di daerah orofaring. Penyebabnya tersembunyi dalam sistem saraf sentral atau akibat gangguan neuromuscular, seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot polos menebal. Dengan manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan esophagus.



4.



Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.



Lapisan lambung lansia menipis. Diatas usia 60 tahun, sekresi HCL dan pepsin berkurang, dampaknya penyerapan B12 dan zat besi menurun. 5.



Gerakan usus atau gerak peristaltik lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.



6.



Penyerapan makanan di usus menurun.



10



2.5 Kebutuhan Energi Dan Zat Nutrisi Pada Usia Lansia 1. Kalori Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 150-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kalori, karbohidrat 4 kalori, dan protein 4 kalori/gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia lakilaki sebanyak 1.960 kalori, sedangkan untuk lansia wanita 1.700 kalori, bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya bila tubuh kekurangan kalori tubuh akan menjadi terlihat kurus. 2. Protein Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram/kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang, tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian



merekomendasikan,



untuk



lansia



sebaiknya



konsumsi



proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacangkacangan. 3. Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 330% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari



40%



dari



konsumsi



energi)



dapat



menimbulkan



penyakit



atheroskerosis ( penyumbatan pembuluh darah ke jantung ). Juha dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh. 4. Karbohidrat dan serat makanan



11



Salah satu masalah yang banyak di derita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen serat, karena dikuatirkan bila mengonsumsu suplemen tersebut seratnya melebihi batas yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi mengonsumsi makanan yang manis-manis dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan bijibijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. 5. Vitamin dan Mineral Umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, E karena adanya pembatasan makanan seperti sayur sayuran, buah-buahan. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekuraangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia sangat pentint untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. 6. Air Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari. Menu harian untuk lansia Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu seharihari hendaknya :



12



1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia. 2.



Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya



3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani) 4.



Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula



5.



Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol



6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk menghindari sembelit atau konstipasi 7.



Minuman yang cukup.



Masalah Gizi pada Lansia a. Gizi berlebih Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kotakota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebaabkaan berat badan berlebih dan pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit dirubah walaupun disadari untuk dapat mengurangi makanan.kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit seperti penyakit jantung, kecing manis, dan darah tinggi. b. Gizi Kurang Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila mengkonsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi. c. Kekurangan vitamin Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan



13



berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat. 10 Langkah Agar Dapat Hidup Lebih Lama, Sehat, Dan Berarti Untuk Lansia 1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan selera 2. Memperkuat daya tahan tubuh. Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut. 3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan sumber vitamin D adalah susu. 4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua. 5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak makanlah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain 6. Mengurangi resiko penyakit jantung Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran. 7. Agar ingatan tetap baik dan sistem saraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12 dan asam folat. 8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks.



14



9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang 10. Tetaplah berlatih. 2.6 Perhitungan Kebutuhan Energi Untuk Lansia Menu Seimbang Bagi Lansia Menu adalah susunan hidangan yang dipersiapkan atau disajikan pada waktu akan makan. Menu seimbang untuk lansia adalah sususnan makanan yang mengandung cukup semua unsur gizi yang dibutuhkan lansia. 1. Syarat menu seimbang bagi lansia sehat a. Mengandung zat gizi dari beraneka ragam makanan yang terdiri dari : -



Zat tenaga



-



Zat pembangun



-



Zat pengatur



b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50% dari hidrat arang yang merupakan hidrat arang komplek (sayuran, kacangkacangan, dan biji-bijian). c. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total kalori d. Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lansia yaitu 8-10 % dari seluruh total kalori. e. Dianjurkan mengandung tinggi serat (selulosa) yang bersumber pada buah, sayur, dan bermacam-macam pati yang dikonsumsi dengan jumlah secara bertahap. f.



Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, dan ikan.



g.



Makanan mengandung zat besi (Fe), seperti kacang-kacangan, hati, daging, bayam atau sayuran hijau



15



h.



Membatasi penggunaan garam , perhatikan table makanan yang mengandung garam, seperti : monosodium glutamate, sodium bikarbonat, dan sodium sitrat



i.



Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah di cerna



j.



Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alcohol



k.



Makanan sebaiknya mudah dikunyah seperti makanan lembek.



2. Syarat menu seimbang untuk lansia dengan berat badan kurang a. Jika lansia mengalami kekurangan berat badan, makanan yang diberikan adalah makanan yang mengandung tinggi kalori dan tinggi protein b. Diet TKTP terdiri dari TKTP I dan TKTP II -



-



TKTP I



: 2100 kalori



Protein



: 85 gr (12-15% total kalori)



TKTP II



: Kalori



Protein



: 100 gr



c. Bahan makanan yang baik diberikan adalah : -



Sumber protein hewani : ayam, telur, hati, susu, keju, dan ikan



-



Kacang-kacangan, tahu, tempe, dan oncom



d. Cara pemberian makanan lansia dengan berat badan yang rendah adalah makanan biasa dengan diberi makanan tambahan. Contoh pola menu bagi lansia dengan berat badan rendah -



Kalori 2100



-



Protein 85 gr



-



Karbohidrat 325 gr



-



Lemak 40 gr Pagi 



1 gelas susu (2 sdm susu bubuk full cream) + gula







Roti isi telur (1 butir telur)







1 potong buah (100 gram)



Jam 10.00 16







1 gelas sari buah







Kue sus



Siang 



10 sdm nasi (200 gr)







1 potong besar ikan/daging/ayam (100 gr)







1 mangkuk sayur (100 gr)







1 potong buah (100 gr)



Jam 16.00 



1 gelas bubur kacang ijo (50 gram kacang ijo + air santan secukupnya).



Malam 



10 sdm nasi (200 gr)







1 potong ikan/daging/ayam (75 gr)







Sayuram secukupnya







1 potong buah (100 gr)



Menjelang tidur 



1 gelas susu (2 sdm susu bubuk full cream)



3. Syarat menu untuk lansia dengan berat badan lebih kecil (kegemukan) 1) Jika berat badan berlebih (kegemukan) maka harus mengurangi konsumsi energy sampai mencapai berat badan normal. 2) Diet rendah kalori untuk lansia harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Kalori dikurangi 500 sampai dengan 100 kalori dari kebutuhan normal. b. Pengurangan kalori sebaiknya dari pengurangan karbohidrat dan lemak. c. Protein diberikan dalam jumlah normal dapat juga di atas kebutuhan normal yaitu 1-1,5 gram per kg berat badan.



17



d. Serat diberikan cukup tinggi. e. Vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah seperti biasa. f. Diet rendah kalori terdiri dari: 1) Rendah kalori I



: 1200 kalori



2) Rendah kalori II : 1500 kalori 3) Rendah Kalori III : 1700 kalori Yang sering digunakan adalah diet rendah kalori 1500 kalori atau 1700 kalori. Kurangi kalori: 500-1000 kalori, contoh menu dengan 1700 kalori. a. Protein



: 75 gram



b. Lemak



: 45 gram



c. Hidrat arang



: 249 gram



Pagi 4 sdm nasi (100 gram) 1 butir telur (75 gram) 1 mangkuk sayuran Jam 10.00 1 gelas susu (3 sdm susu bubuk) + 2 sdt gula 1 potong papaya (100 gr)



Siang 6 sdm nasi (150 gr) 1 potong besar bandeng presto (75 gr) 1 mangkuk sayur lodeh encer (100 gr sayur + 25 gr daging sapi) 1 potong buah (75 gr) 18



Jam 16.00 Pisang bakar (150 gr pisang + 2,5 daging sapi) Malam 4 sdm nasi (100 gr) 1 potong ikan/daging/ayam (75 gr) Sayuran secukupnya (100 gr) 1 potong buah (100 gr) 4. Gizi pada lansia di panti Anjuran makanan bergizi pada lansia pada saat di panti dalam keadaan sehat agar makanan sehari-hari mereka: 1) Tidak berlebih. 2) Bervariasi baik dalam macam bahan makanan maupun cara memasaknya. 3) Cukup mengandung protein. 4) Membatasi konsumsi lemak dan makanan yang banyak lemak yang tidak kelihatan (kue, ikan, dan dading berlemak, keju) 5) Membatasi konsumsi garam dapur atau ikan Na antar lain bumbu penyedap (vetsin) 6) Cukup tumbuk atau beras merah, kacang-kacangan, sayur-sayuran (sedapat mungkin secara teratur makan sayuran mentah seperti lalap, asinan, kredok) makan buah segar tiap hari. 7) Minum yang cukup. Minum sari buah segar mengandung vitamin C tinggi (jeruk, tomat, pepaya).



19



Perencanaan Makanan Untuk Lansia Perencanaan makan secara umum : 1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan pengatur. 2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat lebih sering makan lebih sering dengan porsi yang kecil. Contoh menu : 



Pagi : bubur ayam Jam 10.00 : Roti







Siang : Nasi, pindang telur, sup, papaya Jam 16.00 : Nagasari







Malam : Nasi, Sayur bayam, tempe goring, pepes ikan, pisang



3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan tejadinya arah tingggi 4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak, dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega, dll. 5. Bagi pasien lansia yang proses penuannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 



Makanlah makanan yang sudah dicerna







Hindari makanan yang terlalu gurih, manis, dan goring-gorengan







Nila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik







Makanan harus lunak/lembek atau di cincang







Makanan dalam porsi kecil tapi sering







Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan



6. Batasi minum the atau kopi, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan 7. Makanan mengandung zat besi seperti kacag-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam dan sayuran hijau



20



8. Lebih dianjurkan dengan mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus atau dipanggang kurangi makanan yang di goring Perencanaan Makanan untuk Mengatasi Perubahan Saluran Cerna Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid : 1. Menyarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan buahsegar, roti dan sereal 2. Meyarankan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan setiap hari untuk mlembutkan fese 3. Menganjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin, karena pasien akan menjadi tergantung pada laksatif Peran Perawat : 1. Nutrisi Beberapa pasien lansia membutuhkan untuk makan atau rencana nutrisi diet. Pasien lansia yang memiliki masalah psikososial memiliki kebutuhan pertolongan dalam makan dan monitor makan. Perawat harus secara rutin mengevaluasi kebutuhan diet pasien. Pengkajian nutrisi harus dikaji lebih dla secara peseorangan termasuk pola makan rutin, waktu dalam sehari untuk makan, ukuran porsi, makanan kesukaan dan yang tidak disukai 2. Pengobatan medis Empat faktor lansia yang berisiko untuk keracunan obat dan harus dikaji itu usia, polifarmasi, komplikasi pengobatan, komorbiditas 3. Penyalahgunaan bahan-bahan berbahaya Seorang lansia yang memiliki sejarah penyalahgunaan alcohol dan zat-zat berbahaya berisiko megalami peningkatan kecemasan dan gangguan kesehatan lainnya apabila mengalami kehilangan dan perubahan peran yang signifikan. Penyalahgunaan alcohol dan zat-zat berbahaya lainnya oleh sesorang akan menyebabkan jarak dari rasa sakit seperti kehilangan dan kesepian.



21



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pemenuhan gizi bagi lansia harus sangat di perhatikan. Nutrisi yang dibutuhkan pasien lansia adalah nutrisi yang mengandung antioksidan ( beta karoten, vitamin C dan vitamin E ) dan nutrisi yang merangsang regenerasi sel yang cepat. Contoh nutrisi yang kaya antioksidan adalah spirulina yang diteliti mengandung superantioksidan selain itu mengandung vitamin dan mineral yang lengkap. Perawat sangat berperan untuk memantau kebutuhan nutrisi lansia karena perawat yang akan mendampingi klien. Perawat juga harus mengetahui nutrisi bagaimana yang harus diberikan kepada seorang lansia untuk memenuhi kebutuhannya. 3.2 Saran Perawat tentunya sudah pasti harus tahu bagaimana pemenuhan nutrisi untuk lansia karena perawatlah yang akan mendampingi klien selama dalam perawatan. Perawat harus mampu untuk memilah-milah nutrisi bagaimana yang baik untuk lansia yang memiliki postur tubuh gemuk, maupun kurus. Jadi suda sudah semestinya perawat tahu dan mampu untuk membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.



22



DAFTAR PUSTAKA Nugroho, Wahjudi.2000. Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta: Graha Ilmu



23