24 0 416 KB
Neurologi Hal yang akan Anda dapatkan dalam pos ini adalah: Kasus yang sering keluar Anamnesis untuk untuk kasus neurologi Pemeriksaan neurologis Pengobatan untuk kasus neurologi
KASUS YANG SERING KELUAR Berikut adalah kasus yang biasanya keluar di pos neurologi: 1. 2. 3. 4. 5.
Nyeri kepala primer (TTTH, migraine, cluster) Neuropati Carpal tunnel syndrome HNP Storke (iskemik, pasien sadar)
ANAMNESIS UNTUK KASUS NEUROLOGIS Temuan awal
Anamnesis khas
Nyeri kepala
Bagaimana sifatnya, dalam bentuk serangan atau terus-menerus? Dimana lokasinya ? Adakah progresif, makin lama makin berat atau makin sering? Apakah sampai menggangu aktivitas sehari=hari?
Muntah
Apakah disertai rasa mual atau tidak Apakah muntah ini tiba-tiba, mendadak, seolah-olah isi perut dicampakkan keluar( proyektil )?
Vertigo
Pernahkah Anda merasakan seolah sekeliling Anda bergerak, berputar atau Anda merasa diri Anda yang bergerak atau berputar? Apakah rasa tersebut ada hubungannya dengan perubahan sikap? Apakah disertai rasa mual atau muntah? Apakah disertai tinnitus(telinga berdenging, berdesis)?
Visus
Apakah ketajaman pengelihatan Anda menurun pada satu atau kedua mata?
Apakah Anda melihat dobel (diplopia)? Pendengaran
Adakah perubahan pada pendengaran Anda? Adakah tinitus (bunyi berdenging/ berdesis pada telinga)?
Saraf otak lain
Adakah gangguan pada penciuman, pengecapan, salivasi (pengeluaran air ludah), lakrimasi (pengeluaran air mata), dan perasaan di wajah? Apakah bicara menjadi cadel dan pelo? Apakah sulit menelan (disfagia)?
Fungsi luhur
Adakah Anda menjadi pelupa? Bagaimana membaca, menulis, berbahasa?
Kesadaran
Pernahkah Anda mendadak kehilangan kesadaran, tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitar Anda? Pernahkan Anda mendadak merasa lemah dan seperti mau pingsan (sinkop)?
Motorik
Adakah bagian tubuh Anda menjadi lemah, atau lumpuh (tangan, lengan, kaki, tungkai)? Adakah gerakkan pada bagian tubuh atau ekstrimitas badan yang abnormal dan tidak dapat Anda kendalikan (khorea, teremor, tik)?
Sensibilitas
Adakah perubahan atau gangguan perasaan pada bagian tubuh atau ekstrimitas? Adakah rasa baal, semutan, seperti ditusuk, seperti dibakar? Adakah menjalar?
Saraf otonom
Bagaimana buang air kecil (miksi), buang air besar (defekasi), dan nafsu seks (libido) Anda? Adakah retensio atau inkontinesia purin atau alvi?
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Aspek
Yang dicari
Kepala dan Leher
Bentuk
Tanda rangsang
Kaku kuduk, Kernig, Lasegue, Brudzinski
meningeal Saraf kranial
Nervus II (optikus) : pupil Nervus III, IV, VI : Pergerakan bola mata, reflex pupil NervusVII (fisialis) : otot wajah, dahi
Nervus VIII (vestibulo-koklearis)? Bila pasien keluhan pusing berputar. Pemeriksaan ‘past pointing test’ Test Romberg Motorik
Tonus : flaccid, hipotoni, spastik, rigid. Kekuatan dari nol (lumpuh total) – 5 (Kekuatan normal) yang penting adalah dilakukan pada kedua sisi
Sensori
Nyeri, suhu, raba, getar, propioseptif. Selalu lakukan di kedua sisi dan selalu lakukan lebih dari 1 modalitas (mis: nyeri dan raba halus)
Refleks fisiologi
Bisep, triseps, KPR (Knee Patella Reflex), achiless Kaki
Refleks patologis
-Babinski Stimulus: pengoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior. - Chaddock Stimulus: pengoresan kulit dorsum pedis bagian lateral, sekitar malleolus lateralis posterior ke anterior. -Oppenbeim Stimulus: pengurutan crista anterior tibiae dari proksimal ke distal -Gordon Stimulus: penekanan betis secara keras Tangan -Hoffman Stimulus: goresan pada kuku jari tengah pasien -Tromner Stimulus: colekan pada ujung jari tengah pasien
Pemeriksaan Kaku Kuduk : •
Pasien baring tanpa bantal
•
Tangan kiri pemeriksa ditempatkan dibelakang kepala.
•
Tempatkan tangan kanan pada sternum pasien, untuk fiksasi tubuh pasien.
•
Dengan hati-hati, putar kepala pasien ke kanan dan ke kiri.
•
Selanjutnya, dengan hati-hati, fleksikan kepala pasien sehingga dagu pasien menyentuh dada.
•
Nilai adakah nyeri atau tahanan di leher.
Pemeriksaan Lassegue : •
Pasien baring tanpa bantal.
•
Pemeriksa mengangkat salah satu kaki dengan fleksi pada sendi panggul
•
Nilai adanya tahanan atau nyeri
•
Lakukan pada tungkai lainnya dan bandingkan
Pemeriksaan Kernig •
Pasien baring tanpa bantal
•
Pemeriksa memfleksikan sendi panggul dan lutut sehingga membentuk sudut 90 derajat.
•
Kemudian tungkai bawah diekstensikan.
•
Nilai adanya tahanan atau nyeri
•
Lakukan pemeriksaan pada tungkai lainnya.
Tanda Brudzinski I •
Saat dilakukan pemeriksaan kaku kuduk, nilai posisi kaki pasien.
•
Adakah fleksi pada kedua tungkai.
Tanda Brudzinski II •
Pasien baring tanpa bantal
•
Tungkai di fleksi kan pada panggul dan lutut.
•
Nilai tungkai lainnya, adakah fleksi yang terjadi.
•
Lakukan pada tungkai lainnya dan bandingkan.
Pemeriksaan Pupil (N.II): •
Pasien diminta berbaring.
•
Inspeksi kedua pupil, nilai ukuran dan bentuk.
•
Bandingkan kanan dan kiri.
•
Tempatkan tangan diantara kedua mata.
•
Minta pasien untuk memfiksasi pandangan kedepan. Sinari salah satu mata dari arah tepi (pasien jangan liat sumber sinar).
•
Lihat reaksi pupil, baik langsung maupun tidak langsung.
•
Lakukan pada mata lainnya.
Pemeriksaan Lapangan Pandang (N. II) : •
Pemeriksa dan pasien duduk berhadapan, dengan lutut pasien menyentuh lutut pemeriksa.
•
Pemeriksaan diawali dengan mata kanan pasien.
•
Saat memeriksa mata kanan, pasien diminta menutup mata kiri dengan telapak tangan pasien, tidak ditekan. Sedangkan, pemeriksa menutup mata kanannya.
•
Tempatkan tangan pemeriksa yang bebas di bidang imajiner antara lutu pasien dan pemeriksa.
•
Pemeriksa dan pasien saling bertatapan, pasien fiksasi pandangan ke depan. Pemeriksa menggerakkan tangan dari tepi menuju tengah bidang.
•
Tanyakan kepada pasien apakah melihat tangan pemeriksa.
•
Lakukan pemeriksaan pada 4 kuadran (Nasal atas, nasal bawah, temporal atas, temporal bawah).
Pemeriksaan N III : Inspeksi kelopak mata : •
Pemeriksa dan pasien duduk berhadapan.
•
Amati kedua kelopak mata pasien, bandingkan kanan dan kiri.
Menilai Posisi Bola Mata : •
Inspeksi posisi bola mata, nilai ada juling atau tidak.
•
Tanyakan, apakah pasien memiliki keluhan pandangan ganda.
•
Sinari mata dari tengah antara kedua mata, dari jarak 30 cm dan minta pasien melihat sumber cahaya. Nilai adakah strabismus.
Pemeriksaan reaksi konvergensi : •
Persiapkan pasien dalam posisi berbaring.
•
Minta pasien memfiksasi penglihatan pada jari anda yang berjarak 1 m didepan wajah, tangan pemeriksa yg lain dapat membantu membuka kelopak mata atas pasien agar pupil lebih terlihat.
•
Sambil melihat ukuran pupil pasien, pemeriksa secara perlahan mendekatkan jarinya mendekati pasien ke titik antara kedua alis.
Pemeriksaan pergerakan bola mata (N.III, N.IV, N.V) : •
Pasien berbaring.
•
Pemeriksa mengangkat telunjuk didepan mata pasien dan minta pasien untuk memfiksasi penglihatan pada ujung jari pemeriksa dan mengikuti pergerakan tangan pemeriksa. Hanya bola mata yang bergerak.
•
Pemeriksa menggerakkan tangan ke kanan, kiri, kiri atas, kiri bawah, kanan atas, kanan bawah, atas dan bawah melewati titik tengah.
•
Nilai adakah keluhan pasien tidak dapat melihat jari.
Pemeriksaan Refleks Kornea (N. V): •
Pasien berbaring.
•
Angkat kelopak mata atas pasien, kemudian minta pasien untuk melirik ke sisi berlawanan dari tempat pemeriksa.
•
Sentuh sklera dengan dengan ujung kapas dari sisi kea rah kornea, tanpa menyentuh bulu mata atau konjungtiva.
•
Perhatikan adanya reflex mengedip atau tidak.
Penilaian sensasi wajah (N.V) : •
Pasien duduk atau baring.
•
Pemeriksaan awal pasien dengan mata terbuka sehingga ia dapat melihat stimulus apa yang akan diindentifikasi.
•
Sentuh pasien di daerah wajah dengan kapas di beberapa tempat, bandingkan kanan dan kiri.
•
Kemudian dengan mata tertutup, tanyakan apakah pasien merasakan stimuli sentuhan yang diberikan dan minta ia menidentifikasi letak stimuli. Bandingkan kanan dan kiri.
Penilaian Kesimetrisan Wajah (N.VII): •
Amati wajah pasien apakah simetris antara kanan dan kiri.
•
Minta pasien untuk : o Mengangkat kedua alis o Menutup kedua mata dengan kuat o Menggembungkan pipi o Mencucu o Memperlihatkan gigi-giginya o Tersenyum
Pemeriksaan Nistagmus : •
Pasien posisi duduk.
•
Minta pasien memfiksasi matanya pada jari anda yang berjarak 75 cm di depan wajah pasien dan minta pasien mengikuti gerakan tangan anda tanpa menggerakkan kepala.
•
Amati timbulnya nystagmus. Vertikal atau horizontal ?
Pemeriksaan Romberg : •
Minta pasien berdiri dengan kedua kaki dirapatkan.
•
Pemeriksa berdiri di belakang pasien dengan posisi tangan pemeriksa berada di sisi pasien tanpa menyentuhnya.
•
Minta pasien untuk merentangkan kedua tangannya ke depan sejajar bahu dengan posisi supinasi.
•
Apabila dengan mata terbuka berhasil. Coba dengan mata tertutup.
•
Amati bila pasien kehilangan keseimbangan atau terjatuh. Nilai arah jatuh atau ayunan pasien.
Pemeriksaan N XI : •
Pemeriksa di belakang pasien.
•
Letakkan tangan kanan pada rahang kanan bawah pasien, minta pasien mendorong tangan anda untuk menilai otot sternocleidomastideus.
•
Kemudian letakkan tangan pemeriksa di bahu kanan dan kiri. Minta pasien untuk mengangkat bahu ke atas dan minta pasien menahan dorongan terhadap bahu untuk menilai otot trapezius.
Pemeriksaan Lidah N.XII : •
Minta pasien untuk membuka mulutnya.
•
Nilai lidah, apakah merapat ke kanan atau ke kiri.
•
Minta pasien menekan pipi kanan dan kiri menggunakan lidah sedangkan pemeriksa mendorong lidah pipi luar.
•
Nilai kekuatan lidah, bandingkan kanan dan kiri.
Pemeriksaan Motorik : •
Penilaian tonus otot : o Pegang lengan pasien dengan menempatkan tangan pemeriksa disekitar pergelangan pasien (sendi siku dan lutut). o Fleksi dan ekstensikan sendi berulang dan nilai tonus otot, bandingkan kanan dan kiri.
•
Penilaian kekuatan otot : o Minta pasien untuk melawan tahanan tangan pemeriksa. o Nilai dengan skala 0-5.
Pemeriksaan Sensorik : Dilakukan berdasar dermatome, mulai dari C3. •
Penilaian sensasi nyeri : o Pasien ditunjukkan dengan alat bantu uji, yakni tusuk gigi dan cotton bud. o Pasien diminta tutup mata dan diuji dengan alat bantu, kemudian dinilai.
•
Penilaian Sensasi Suhu : o Pasien ditunjukkan dengan alat bantu uji, yakni tabung reaksi berisi air dingin dan air panas. o Pasien diminta tutup mata dan diuji dengan alat bantu,kemudian dinilai.
•
Penilaian Sensasi Raba halus : o Pasien ditunjukkan dengan alat bantu uji, yakni cotton bud. o Cotton bud disentuhkan dengan halus pada lokasi uji. o Apabila pasien merasakan sentuhan, minta bilang “Ya”.
•
Penilaian Rasa posisi (propioseptif): o Pasien diminta tutup mata.
o Pegang jempol pasien, kemudian gerakkan jempol dan tanyakan ke pasien jempol nya digerakkan kearah mana. Pemeriksaan Refleks Fisiologis : •
Pemeriksaan Refleks Biceps : o Flkesikan lengan dan letakkan lengan bawah diatas abdomen. o Pastikan otot biceps dalam keadaan rileks dengan menggerakan siku secara pasif. o Tempatkan jempol atau telunjuk pemeriksa pada tendon biceps di lipat siku pasien. o Ketuk jari pemandu dengan palu reflex. o Nilai refleks
•
Pemeriksaan Refleks Triceps : o Flkesikan lengan dan letakkan lengan bawah diatas abdomen. o Pastikan otot triceps dalam keadaan rileks dengan menggerakan siku secara pasif. o Tempatkan jempol atau telunjuk pemeriksa pada tendon triceps di lipat siku pasien. o Ketuk jari pemandu dengan palu reflex. o Nilai refleks
•
Pemeriksaan Refleks Patella : o Pemeriksa menempatkan tangannya pada salah satu lutut pasien. o Ketok tendon quadriceps dengan palu reflex, diantara patella dan tuberositas tibial. o Nilai adanya ekstensi tungkai bawah dan kontraksi otot quadriceps, bandingkan kanan dan kiri.
•
Analisis Hasil Pemeriksaan : o Hiporefleks : masalah LMN o Hiperrefleksia : masalah UMN
koleksi kasus Identitas dan
Laki-laki, 27 tahun
Laki-laki, 44 tahun Tangan
Pria, 50 tahun
keluhan utama
nyeri kepala terasa
kanan terasa kesemutan dan
Nyeri di punggung
seperti diikat sejak 3
nyeri sejak 2 tahun
kiri bawah sejak 3
hari lalu Kelainan lain
bulan
Terasa kaku leher,
Beberapa hari lalu mulai
Kaki kiri sering
tidak ada mual, tidak
lemah saat memegang atau
terasa lemah,
ada pusing. Sudah
menggenggam
kesemutan.
minum obat panadol
Riwayat trauma
tapi masih nyeri
sebelumnya disangkal. Kencing lancer
Riwayat/
Pasien bekerja
Pasien bekerja sebagai sopir
Pasien bekerja
keterangan lain
sebagai karyawan,
bajai, dari jam 5 pagi
sebagai kuli angkut
duduk langsung
sampai 5 sore
di pelabuhan
terkena hembusan AC Temuan pada PF
TAnda vital normal
TAnda vital normal Nervus
TAnda vtial normal
dan pemeriksaan
Nervus cranial
kranial normal kaku kuduk
Nyeri ketok CVA
penunjang
normal kaku kuduk
(-)
(-)
(-) motorik, sensorik
Motorik pergelangan tangan
Lasgue positf
dalam batas normal
kanan kekuatan motorik 4
Motorik tungkai
sensorik terdapat
bawah kiri
hipestesipada telapak tangan kekuatan 4. Sensori
Dx dan dx banding
kanan dari jempol sampai
hipestesi tungkai
jari tengah
bawah kiri
Tension type
Carpal tunnel syndrome
Hernia nucleus
beadache Migraine
Neuropati perifer
pulposus
Cluster beadache
Spondilolistesis Fraktur vertebrae
Tatalaksana
Ibuprofen 3x400mg
Natrium diklofenak 3x50
Ibuprofen
mg
3x400mg
OBAT UNTUK KASUS NEUROLOGI Kondisi
Template obat
Keterangan tambahan
Nyeri umum
Ibuprofen 3x 200 mg
Pro re nata, bila nyeri
TTH
Ibuprofen 3x 400 mg
Pro re nata, bila nyeri
Migraine/ cluster
Sumatriptan 25 mg diulang
Pro re nata, bila nyeri
tiap 2 jam bila masih nyeri
Hati-hati pada riwayat gangguan vascular
Migraine/ cluster
Ergotamin 2mg diualng tiap
Pro re nata, bila nyeri
30 menit bila masih nyeri Nyeri neuralgia
Carbamazepine 2x200mg
Bells palsy, CTS
Prednisone 3x5 mg
Pro re nata, bila nyeri