Outline Kti Sita Dwi Ariska [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT OUTLINE USULAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH KERANGKA OUTLINE PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH Nama



: SITA DWI ARISKA



NIM



: 201804065



Program Studi : D3 KEPERAWATAN 2B I.



Masalah karya tulis ilmiah



II.



Bidang Keilmuan



III.



Judul karya tulis ilmiah



IV.



Latar Belakang



V.



Rumusan masalah



VI.



Tujuan karya tulis ilmiah



VII.



Manfaat karya tulis ilmiah



VIII. Pustaka yang akan di gunakan IX.



Lokasi pengambilan karya tulis ilmiah



X.



Metode pengumpulan data



Contoh Outline proposal KTI Nama



: SITA DWI ARISKA



NIM



: 201804065



Program Studi : D3 KEPERAWATAN 2B I.



Masalah Penelitian Stroke merupakan penyakit neurologi yang dapat menyebabkan gangguan fungsi gerak sehingga seseorang mengalami kelumpuhan. Gangguan mobilitas fisik merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien stroke karena dampak mobilitas fisik pada pasien stroke yaitu disfungsi neurologi berupa hilangnya seluruh fungsi sensori dan motorik (kelemahan pada anggota gerak), dan adanya defisit fokal seperti, kelemahan, penurunan penglihatan, pelo, disfasia sementara dan beberapa gangguan sensorik. Oleh karena itu perlu penanganan terus-menerus dan tuntas agar pasien stroke dapat pulih kembali.



II. Bidang Keilmuan Bidang keilmuan Keperawatan Medikal Bedah III. Judul Penelitian Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari



IV. Latar Belakang Gangguan mobilitas fisik suatu keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh baik satu ataupun lebih pada ektermitas secara mandiri dan terarah, seperti kelemahan otot dan kerusakan fungsi ektermitas yang disebabkan oleh suatu penyakit, dan faktor yang berhubungan dengan hambatan mobilitas yaitu gangguan neuromuskuler[ CITATION Her12 \l 1057 ]. Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,progresi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Bila peredaran darah ke otak ini berlangsung sementara beberapa detik hingga berapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi dari 24 jam disebut sebagai seragan iskemia otak sepintar[ CITATION Man00 \l 1057 ]. Menurut WHO stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Organisasi stroke dunia mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. Dampak gangguan mobilisasi pada pasien stroke yaitu seperti disfungsi neurologi berupa hilangnya seluruh fungsi sensori dan motorik (kelemahan pada anggota gerak), dan adanya defisit fokal seperti, kelemahan kontralateral wajah, tangan, lengan dan tungkai, penurunan penglihatan, pelo, disfasia sementara dan beberapa gangguan sensorik dan juga dapat menyebabkan sakit kepala[ CITATION Wid08 \l 1057 ]. Menurut World Healt Organitation dari 56.400.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2015, lebih dari setengah (54 %) adalah karena 10 penyakit didunia. Penyakit stroke ada pada tingkat yang paling tinggi membunuh 15 juta orang pada tahun 2015 penyakit ini tetap pembunuh terbesar secara global dalam 15 tahun terakhir (WHO, 2015). Menurut Riskesdas (2013), prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala



tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogayakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar (16,0%) sedangkan Sumatra Barat (12,2%). Stroke adalah penyakit tidak menular karena Faktor yang menimbulkan terjadinya resiko stroke salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi merupakan faktor yang paling beresiko karena dapat mengakibatkan terjadinya pembuluh darah ataupun terjadinya penyempitan pembuluh darah dari otak. Apabila pembuluh darah otak itu pecah, maka akan mengakibatkan terjadinya perdarahan ke otak dan pembuluh darah otak mengalami penyemitan maka aliran darah ke otak akan terganggu sehingga sel-sel didalam otak akan mengalami kematian dan gaya hidup masyarakat yang suka mengkomsumsi minuman yang mengandung alkohol , merokok, jarang melakukan aktivitas seperti olahraga, mempunyai riwayat penyakit diabetes militus, dan ketidakteraturan untuk minum obat dan pada klien stroke mengalami hambatan mobilitas fisik karena pasien stroke itu yang sering terkena saraf di otak sehingga mengalamai gangguan pada kekuatan otot tersebut dan mengalami ganggauan pada keseimbangan anggota tubuh. Jika pada pasien stroke mengalami gangguan pada kekuatan ototnya melemah maka akan berdampak pada saat melakukan aktivitas seharihari. Biar otot tidak mengalami gangguan pada kekuatan ototnya maka perlu memberikan mobilisasi kepada pasien stroke seperti dengan memberikan terapi range of motion atau ROM[ CITATION Ari12 \l 1057 ]. Peneliti menganjurkan pasien stroke untuk melakukan latihan ROM pasif 2x karena terbukti efektif pada masa rehabilitasi. Perlu dilanjutkan untuk penelian selanjutnya dengan latihan aktif asistif dimana peran kemandirian pasien lebih bagus terutama dalam meransang koordinasi saraf, otot dan tulang. Latihan dan aktivitas fisik dapat mempertahankan kenormalan pergerakan persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas. ROM (Range of Motion) merupakan indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan, ROM dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah persendian tanpa menyebabkan rasa nyeri. Latihan ROM (Range of Motion) merupakan alternatif latihan yang dapat dilakukan pada pasien stroke dengan hambatan mobilitas yaitu posisi duduk dan berdiri serta pada posisi terlentang di tempat tidur, mengatur posisi pasien dengan tidak meletakkan bantal sebagai pengganjal dibagian tangan, punggung dan kaki setiap 2 jam sekali, dan mengajarkan kepada keluarga cara merubah posisi pasien. Berdasarkan diatas maka penulis mengangkat kasus stroke ini dikarenakan melihat dari data prevalensi penderita stroke mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Selain itu, dalam menangani masalah pasien dengan stroke diperlukan juga Peran perawat untuk



menanggulangi penyakit stroke dengan cara memberikan dukungan dan asuhan keperawatan kepada pasien stroke. Berdasarkan alasan tersebut diatas penulis mengangkat kasus tentang perawatan pasien dengan stroke sebagai bahan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari” V. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:“ Bagaimana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari?” VI. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 2. Tujuan Khusus 1. Dideskripsikan Hasil Pengkajian Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 2. Dideskripsikan Hasil Diagnosa Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 3. Dideskripsikan Hasil Perencanaan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 4. Dideskripsikan Hasil Tindakan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 5. Dideskripsikan Hasil Evaluasi Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 6. Dideskripsikan Hasil Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 VII. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis



Penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dapat menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 2. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan, terutama dalam Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 3. Institusi Pendidikan Penulisan karya tulis ilmiah (KTI) diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan dalam penerapan Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari Pada Tahun 2017 VIII.



Pustaka yang akan di telaah



A. Konsep Medis Stroke a. Definisi b. Etiologi c. Manifestasi Klinis d. Patofisiologi e. Komplikasi f. Pemeriksaan Diagnostik g. Penatalaksanaan B. Konsep Asuhan Keperawatan Stroke a. Pengkajian b. Dignosa Keperawatan c. Intervensi d. Implementasi e. Evaluasi VIII. Lokasi penelitian Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kota Mojosari IX. Tehnik Pengumpulan Data a. Wawancara b. Observasi c. Studi Dokumentasi



DAFTAR PUSTAKA



Widagdo, W. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: TIM. Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. World Healt Organitation. 2015. Prevalensi 10 Penyebab Kematian Tertinggi Didunia. Tersedia Pada ://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GlobalCOD_metho d_2000_2015.pdf?ua=1 .



KEMENKES RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.