Pemahaman Konsep Peserta Didik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Herwin, M.Pd.



Disusun Oleh Kurnian Nur Cahyo Noviyanta (20201244017) Ratna Enggar Sari Asyra (20201244019) Linda Rizkika Sekarsari (20201244028) Hasna Nisrina Arisanti (20201244029) Aziza Ula Fallahi (20201244033)



PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA C FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA



2021 KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalumemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dengan judul “Pemahaman Konsep Peserta Didik” dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta memberikan kami pemahaman lebih mengenai materi mengenai peserta didik. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dan akan berguna untuk perbaikan dari laporan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Wassalamualaikum Wr. Wb



Yogyakarta, Maret 2021



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 2



DAFTAR ISI



Kata Pengantar Daftar Isi



.........................................................................................



2



..........................................................................................................



3



A. Pengertian Peserta Didik



...................................................................



4



B. Karaktersitik dan Keunikan Peserta Didik



.....................................



5



C. Faktor Penentu Karakteristik Peserta Didik



......................................



10



...................................................



12



E. Teori Perkembangan Peserta Didik .........................................................



13



D. Teori Pertumbuhan Peserta Didik



Daftar Pustaka



...............................................................................................



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 3



17



A. PENGERTIAN PESERTA DIDIK Pengertian



siswa



atau



peserta



didik



menurut



ketentuan



umum



undangundang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Menurut Abu Ahmadi peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu di artikan "orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dankeinginan sendiri. Peserta didik sangat tergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lai yang memiliki kewibawaan dan kedewasaan. Sebagai anak, Peserta didik mesih dalam mondisi lemah, kurang berdaya, belum bisa mandiri, dan serba kekurangan dibanding orang dewasa, namun dalam dirinya terdapat potensi bakat bakat dan disposisi luar biasa yang memungkinkan tumbuh dan berkembang melalui pendidikan. ( Sutari Imam Barnadib, 1995 ). Sedangkan Hasbullah berpendapat bahwa siswa sebagai peserta didik merupakan salah satu input yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya ialah karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang adapada peserta didik. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 4



Peserta didik adalah subyek yang otonom, memiliki motivasi, hasrat, ambisi, ekspresi, cita- cita, mampu merasakan kesedihan, bisa senang dan bisa marah dan sebagainya. Selaku subyek yang memiliki otonomi, ia ingin mengembangkan diri secara terus menerus agar bisa memecahkan masalah masalah hidup yang di jumpai sepanjang hidupnya.



B. KARAKTERISTIK DAN KEUNIKAN PESERTA DIDIK 1. Karakteristik Peserta Didik Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang sangat beraneka ragam yang terbentuk berdasarkan lingkungan peserta didik masingmasing . Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis Untuk mengetahui siapa peserta didik perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang berkembnag menuju kearah ke dewasaan memiliki beberapa karakteristik. Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010: ) mengemukakan 4 karakeristik yang dimaksudkan yaitu : a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik b. Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar. c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual. d. Individu



yang



memiliki



kemampuan



untuk



mandiri



dalam



perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang kearah kedewasaan. Edi Suardi mengemukakan 3 karakteristik Peserta didik, yaitu: a. Kelemahan dan ketidakberdayaan. Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 5



dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan



akan



berhenti



manakala



kelemahan



dan



ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut. b. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan atau pergaln yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh tak acuh. c. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri. Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. Tanpa itu manusia akan menjadi manusia penurut, dan manusia yang tidak punya pribadi. Pendidikan yang bersifatotoriter bahkan mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh. Karakteristik peserta didik Menurut Reigeluth (1993) mengungkapkan bahwa karakteristik peserta didik terbagi menjadi empat yakni antara lain : a. Pengetahuan



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 6



Pengetahuan merupakan suatu intelektual yang dimiliki oleh peserta didik. Pengetahuan inilah yang disebut dengan intelegensi siswa yang harus tetap dipertahankan untuk kemampuan peserta didik. Menurut Reigeluth (dalam Degeng, 1999) pengetahuan peserta didik diidentifikasi menjadi tujuh jenis yang termasuk kedalam kemampuan awal peserta didik. Kemampuan awal peserta didik ini antara lain: 1. Arbitrarily meaningfull knowledge (pengetahuan bermakna tak terorganisasi). Pengetahuan ini merupakan tempat untuk mengaitkan suatu kemampuan menghafal. Hafalan dalam hal ini merupakan hafalan yang tidak terlalu penting. Namun masih memiliki makna penting bagi pengetahuan peserta didik. Sehingga hafalannya hanya untuk memudahkan retensi. 2. Analogic knowledge (pengetahuan analogis) Pengetahuan seperti ini merupakan pengetahuan baru yang mengaitkan pengetahuan dengan kemampuan peserta didik maupun pengetahuan baru yang masih sama dan serupa serta berada di luar topik atau isi yang sedang dibacarakan. 3. Superordinate knowledge (pengetahuan tingkat yang lebih tinggi) Pengetahuan tingkat yang lebih tinggi ini merupakan pengetahuan yang memiliki tingkat yang berada diatas analogic knowledge. Jadi dalam hal ini pengetahuan tingkat lebih tinggi dapat berfungsi sebagai tonggak atau kerangka bagi pengetahuan yang baru. 4. Coordinate knowledge (pengetahuan setingkat) Pengetahuan setingkat ini merupakan pengetahuan yang berfungsi sebagai pengetahuan yang komparatif. 5. Subordinate knowledge (pengetahuan tingkat yang lebih rendah) Pengetahuan tingkat yang lebih rendah ini merupakan pengetahuan yang berfungsi untuk menyatakan kebenaran pengetahuan baru yang sebenarnya. Sehingga dapat dibuktikan dengan memberikan contoh-contohnya. 6. Experiential knowlege (pengetahuan pengalaman) Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 7



Pengetahuan berdasarkan pengalaman ini memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan pengetahuan tingkat yang lebih rendah. Pada pengetahuan pengalaman ini juga mengkonkritkan atau memberikan fakta dengan menyediakan bukti contoh untuk pengetahuan baru. 7. Cognitive strategy (strategi kognitif) Strategi kognitif yang dimaksud ialah suatu strategi yang menyediakan berbagai cara dalam mengolah pengetahuan baru. Sehingga akan ada pemikiran ataupun pengungkapan kembali terhadap pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori ingatan b. Gaya Reigeluth mengidentifikasi gaya belajar peserta didik menjadi tiga tipe yakni gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar pada peserta didik merupakan suatu tipe dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar mereka. Sehingga peserta didik akan selalu menggali potensinya dengan cara gaya belajar mereka sendiri. Setiap peserta didik yang memiliki gaya belajar visual mereka akan belajar memahami dengan apa yang mereka lihat. Sedangkan peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori lebih memahami pembelajaran dengan cara mendengar apa yang mereka dengar. Sementara gaya belajar kinestetik memahami dengan cara menggerakkan tubuhnya, entah itu sentuhan ataupun pada rabaan. Namun dalam kenyataannya setiap peserta didik pasti memiliki ketiga gaya belajar tersebut. Tetapi hanya salah satu yang mendominasi dalam gaya belajar mereka. Mengenai tentang gaya belajar peserta didik juga dapat dilihat sebgai berikut. a.



Gaya belajar visual Dalam gaya belajar visual yang terjadi pada peserta didik dapat diketahui melalui ciri – ciri utama yakni dengan menggunakan indera penglihatan. Reigeluth (1999) menjelaskan bahwa gaya belajar dengan visual ini lebih suka berbicara cepat, suka mencoret-coret saat menelpon,



dan



lebih



suka



melihat



gambar



peta



beserta



penjelasannya.pada umumnya peserta didik dengan gaya visual ini Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 8



biasanya menerapkan suatu strategi visual yang sangat kuat dengan menyerap suatu informasi dengan ungkapan gambar. Ciri-ciri gaya belajar visual yakni antara lain: i.



Bicara cepat



ii.



Lebih mementingkan penampilan



iii.



Bersikap rapi dan teratur



iv.



Tidak mudah terganggu bila ada keributan



v.



Lebih suka membaca daripada dibacakan



vi.



Lebih suka mencorat coret meski bukan hal yang penting



vii.



Lebih suka mengingat wajah orang daripada mengingat namanya



b.



Gaya belajar auditorial Bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori dapt dikenal dan diketahui dengan ciri-ciri yang lebih dominan yakni dengan menggunakan kekuatan indera pendengaran. Reigeluth (1993) menjelaskan bahwa peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori lebih suka berbicara daripada membaca maupun menulis. Reigeluth (1999) juga menyatakan bahwa “aku mendengar apa yang kau katakan”. Kecepatan dalam berbicara juga sedang. Pada saat menyerap informasi umumnya orang bergaya belajar auditori juga menerapkan adanya strategi pendengaran yang sangat kuat. Sehingga pendidik yakni guru juga harus menerapkan pembelajaran yang memberikan suatu variasi pengajaran yang dapat diterima dan dimengerti oleh peserta didik dengan gaya belajar auditori.



c.



Gaya belajar kinestetik Reigeluth (1993) menjelaskan bahwa peserta didik yang menggunakan gaya belajar kinestetik lebih suka menggerakkan anggota tubuhnya saat berbicar dan sulit untuk diam. Pada umumnya peserta didik yang menggunakan gaya belajar kinestetik memahami informasi dengan menggunakan strategi fisik dan mampu berekspresi dengan fisik mereka



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 9



c.



Minat Minat merupakan suatu hal yang berpengaruh besar tehadap belajar peserta didik. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik maka, peserta didik akan bersemangat dan tidak berambisi dalam mempelajarinya. Karena bagi mereka, tidak akan ada daya tarik yang membuat mereka untuk berambisi dalam mempelajarinya. Sehingga tidak akan ada kepuasan bagi peserta didik. Tapi jika materi pelajarannya diminati dan dan menarik peserta didik maka akan menumbuhkan



minat



dan



menambah



semangat



terhadap



kegitan



pembelajaran. Peserta didik yang kurang meminati materi pembelajaran, maka dapat diusahakan untuk mempunyai minat yang cukup besar dengan cara menjelaskan menggunakan metode yang menarik dan hal yang berguna bagi peserta didik. Serta dapat dilakukan dengan mendongkrak semngat peserta didik untuk menjelaskan materi yang berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. d. Motivasi belajar Motivasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Karena pendidik harus mampu mendorong dan mendongkrak peserta didik agar dapat belajar dengan tekun dan bersemangat dalam merencanakan maupun melaksanakan sesuatu yang selalu ada hubungannya dengan kegiatan belajar. Menurut Reigeluth (dalam Degeng, 1999) motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yakni:



C. FAKTOR PENENTU KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Secara garis besar karakteristik peserta didik dibentuk oleh dua faktor yaitu. 1. Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua individu yang menentukan karakteristik fisik dan terkadang intelejensi,



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 10



2. Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan karakteristik spiritual, mental, psikis, dan juga terkadang fisik dan intelejensi. Faktor lingkungan dibagi menjadi tiga



a. lingkungan keluarga Pada lingkungan keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar menjadi orang yang sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan orang tuanya, kesuksesan teman orang tuanya, kesuksesan anak teman orang tuanya, ingin merubah nasib keluarga yang melarat, motivasi sebagai kakak yang merupakan contoh bagi adik-adiknya, motivasi sebagai adik yang tidak boleh kalah dengan kesuksesan kakaknya. b. lingkungan sekolah Dari lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas, motivasi ingin kaya karena melihat orang tua temannya yang kaya, ataupun motivasi dari gurunya. c. lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat misalnya motivasi dari tetangganya yang sukses, motivasi karena keluarganya selalu diremehkan masyarakat, ataupun motivasi karena masyarakatnya diremehkan masyarakat lain. Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut guru dapat memahami bahwa peserta didiknya digolongkan sebagai individu yang unik dan beragam karena peserta didik pada hakikatnya terdiri dari individu-individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Terdapatn ya perbedaan individual dalam diri masing-masing peserta didik membuat guru harus pandai-pandai menempatkan porsi keadilan dengan tepat pada setiap peserta didiknya. Misalnya saja dalam matematika, tentunya tidak semua siswa berminat dalam pelajaran matematika, mungkin ada siswayang berminat pada musik, sehingga guru tidak harus memaksanya untuk dapat menyukai matematika apalagi dengan memaksa peserta didik agar lebih memahami matematika lebih dalam dengan memberikan soal dan tugas yang banyak dan sulit ditambah lagi sanksinya yang berat bila tidak dapat mengerjakan soal atau tugas tersebut. Hal inilah yang Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 11



nantinya menciptakan potensi buruk pada diri peserta didik sebagai hasil ketidakpuasannya terhadap lingkungan yang diterimanya. Pada prinsipnya perkembangan psikis peserta didik selalu ke arah yang lebih baik seiring dengan tingkat materi pelajaran yang diberikan juga semakin tinggi sehingga membuat peserta didik terbiasa berpikir secara realistis dan sistematis. Tapi guru hendaknya mendukung dan membantunya mengembangkan potensi tersebut agar lebih optimal. Peserta didik yang demikian tidak perlu diajarkan matematika sampai mendalam karena itu hanya akan membuatnya menjadi jenuh pada setiap pertemuan dan sudah menjadi kewajiban guru untuk dapat menyadari hal ini, tapi bisa juga divariasikan konsep-konsep matematika yang berhubungan dengan bidang yang diminatinya, seandainya peserta didik tersebut tidak mengerti paling tidak pasti ia akan menikmati proses pembelajaran di kelasnya. Selain dengan cara itu guru juga bisa melakukan pendekatan-pendekatan dalam proses pembelajaran terhadap peserta didiknya dengan terlebih dahulu membaca situasi. Misalnya saja dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang pintar untuk mengajarkan kepada temannya yang kurang mengerti. Seperti itulah guru yang professional, yang diharapkan bisa menghasilkan peserta didik yang berkarakter sesuai harapan bangsa. Kita sebagai calon-calon pendidik, harus memperhatikan karakteristik peserta didik dengan sangat baik, jangan hanya menuntut nilai yang bagus, tapi mengesampingkan aspek psikis dan kenyamanan peserta didik yang akan menghambat perkembangan mereka.



D. TEORI PERTUMBUHAN PESERTA DIDIK 1. Teori Asosiasi Teori ini memandang bahwa pertumbuhan merupakan perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dari pengalaman atau kenyataan luar (lingkungan), melalui panca indera yang menimbulkan perasaan (sensation) maupn pengalaman mengenai keadana batin sendiri yang melahirkan refleksi. Teori ini dikembangkan oleh Crow & Crow (1985), yang mneyatakan bahwa perubahan secara fidiologis dari hasil proses kematangan fungsi jasmaniah sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan.



2. Teori Psikologi Gestalt Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 12



Teori ini memandang pertumbuhan sebagai proses perubahan secara perlahanlahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.



3. Teori Sosiologi Teori sosiologi mengartikan pertumbuhan sebagai proses sosialisasi, yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Teori sosiologi tentang pertumbuhan sebenarnya berakar dari psikologi sosial. Psikologi sosial adalah cabang psikologi yang mengutamakan manusia dalam hubungannya dengan bentuk-bentuk masyarakat.



E. TEORI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 1. Environmentalisme Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh lingkungan. Teori ini dikemukakan filsuf Inggris Jhon Locke (1632-1704). Locke terkenal dengan istilah tabularasa (meja lilin putih). Locke mengakui kalau



individu memiliki



temperamen



yang berbeda, namun secara



keseluruhan, lingkunganlah yang membentuk jiwa (Crain, 2007: 6-7). Pada saat jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-anak mudah dididik menurut kemauan pendidiknya.Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi (dua gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu berkali-kali), imitasi (peniruan), dan reward and punishment (penghargaan dan hukuman). 2. Naturalisme Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan caracaranya sendiri melihat, berpikir, dan merasa. Alam seperti guru yang mendorong anak mengembangkan kemampuan berbeda-beda di tingkat pertumbuhan yang berbeda. Teori ini dikemukakan Jean Jecques Rousseau (1712-1778) dalam bukunya yang berjudul Emile. Belajar dari alam anak-anak mungkin berubah Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 13



mungkin tidak, tetapi anak tetap saja sebagai pribadi yang utuh dan kuat. (Crain, 2007: 15-17)



3. Etologis Etologi adalah studi tentang tingkah laku manusia dan hewan dalam konteks



evolusi.



Teori



etologis



dikemukakan



antara



lain



Darwin,



LorenzTindbergen, dan Bowlby. Charles Darwin (1809-1882) menyatakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh seleksi alam. Seleksi alam tidak hanya terjadi pada fisik seperti warna kulit, namun juga pada beragam tingkah laku. Konrad Lorenz (1903-1989) dan Niko Tindbergen (1907-1988) menyatakan insting ikut berkembang karena menjadi adaptif dalam lingkungan tertentu dan insting memerlukan lingkungan yang tepat untuk berkembang dengan benar (Crain, 2007: 64). Jhon Bowlby (1907-1990) perkembangan manusia ditentukan lingkungan yang diadaptasinya. Untuk mendapatkan perlindungan anak-anak harus mengembangkan tingkah laku kemelekatan



(attachment)



yaitu



sinyal



yang



mempromosikan



dan



mempertahankan kedekatan anak dengan pengasuhnya (Bowlby, 1982: 182) 4. Komparatif dan organismik Teori komparatif dan organismik dikemukakan Heinz Werner (18901964) menyatakan bahwa perkembangan tidak sekedar mengacu kepada peningkatan ukuran, tetapi perkembangan mencakup perubahanperubahan di dalam struktur yang dapat didefinisikan menurut prinsip ontogenik. Werner menyatakan: “Kapan pun perkembangan berlangsung, dia melangkah maju dari kondisi yang relatif tidak memiliki banyak perbedaan menuju kondisi yang perbedaan dan integrasi herarkhisnya semakin tinggi (Werner dan Kaplan, 1956: 866)” Pernyataan ini menunjukkan perkembangan harus dipelajari dari sisi aktivitas yang muncul di permukaan dan aspek kejiwaan organisme pelakunya. Di samping itu prinsip ontogenik harus merupakan dasar



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 14



perbandingan pola-pola perkembangan di beragam wilayah, , dan kondisi patologis yang berbeda. 5. Perkembangan kognitif Teori ini digagas Jean Piaget (1896-1980) yang menyatakan bahwa tahapan berpikir manusia sejalan dengan tahapan umur seseorang. Piaget mencatat bahwa seorang anak berperan aktif dalam memperoleh pengetahuan tentang dunia. Tahap berpikir manusia menurut Piaget bersifat biologis. Melalui penelitiannya Piaget menemukan bahwa anak-anak melewati tahap-tahap perkembangan kognitif dengan urutan yang tidak pernah berubah dengan keteraturan yang sama (Crain, 2007:171) 6. Perkembangan moral . Konsep kunci untuk memahami perkembangan moral menurut Kohlberg adalah internalisasi, yaitu perubahan perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan secara internal (Moshman, 2005: 74). 7. Pengondisian klasik Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov (1849- 1936) yang menyatakan bahwa perkembangan manusia berasal prinsip stimulus dan respon. Melalui eksprimennya Pavlov menemukan bahwa pengondisian dapat menimbulkan respon-respon bawaan terjadi secara spontan melalui latihan berulang-ulang. 8. Pengondisian Operan Pengondisian operan dikemukakan Skinner (1905-1990). Untuk menemukan teori pengondisian operan sebagai sebuah teori perkembangan Skinner membuat “Skinner Box.” Di dalam kotak Skinner mencobakan perkembangan pengetahuan latihan yang disertai dengan reward dan punishment. 9. Pemodelan



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 15



Teori pemodelan dikemukakan Albert Bandura, lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di sebuah kota kecil, Mundare, yang terletak Alberta bagian utara, Kanada. Sampai saat ini Bandura masih bekerja Universitas Stanford. Bandura menyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan hasil interaksi antara faktor heriditas dan lingkungan.



10. Sosial-Historis Teori sosial-historis dikemukakan Vygotsky (1896-1934). Lev Vigotsky berpandangan bahwa konteks sosial merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar seorang anak. Pengalamam interaksi sosial ini sangat berperan dalam mengembangkan kemampuan berfikir anak. Interaksi antara anak dengan lingkungan sosialnya akan menciptakan bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi. 11. Psikoanalitik Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued (1856-1939) yang menekankan pada pentingnya peristiwa dan pengalamanpengalaman yang dialami anak khususnya situasi kekacauan mental. 12. Psiko-sosial Teori ini digagas Erik Erikson (1902) yang menyatakan bahwa perkembangan terjadi sepanjang kehidupan manusia. Erikson meyakini bahwa setiap tahap perkembangan berfokus pada upaya penanggulangan konflik. Kesuksesan atau kegagalan menangani konflik dapat berpengaruh pada setiap tahap perkembangan. 13. Perkembangan bahasa Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky (1928). Chomsky menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia yang tidak dimiliki makhluk lain. Kemampuan berbahasa telah dibawa manusia sejak lahir.



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 16



14. Humanistik. Penggagas aliran humanistik adalah Abraham Maslow (1908-1970). Menurut Maslow pertumbuhan dan perkembangan manusia ditentukan oleh hakikat batin yang esensial dan biologis. Inti batin manusia mendorongnya untuk mencapai perealisasian kemanusiaanya seutuhnya.



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 17



DAFTAR PUSTAKA



Bab II Pengertian Peserta Didik. Tahun dan penulis anonim Diakses dari http://idr.uinantasari.ac.id/7649/5/BAB%20II.pdf pada 17 Maret 2021 Fauziah, Mila. 2020. Hakikat Peserta Didik. Diakses melalui : https://www.kompasiana.com/mila_rawi2196/5e856363097f362ec95437e3/hakikat -peserta-didik pada 17 Maret 2021 Mujianti, Yunita Ika. 2017. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK. diakses melalui : http://yunitaikamujianti.web.unej.ac.id/2017/09/20/karakteristik-peserta-didik/ pada 17 Mmaret 2021 Raihanah. 2015. Konsep Peserta Didik Dalam Teori Pendidikan Islam Dan Barat. Jurnal TARBIYAH ISLAMIYAH, Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2015. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Antasari, Banjarmasin diakses melalui file:///C:/Users/SMPN %201%20Borobudur/Downloads/1834-4986-1-PB.pdf pada 17 Maret 2021 SIT, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Perdana Publishing diakses melalui https://core.ac.uk/download/pdf/53036876.pdf pada 17 Maret 2021



Pemahaman Konsep Peserta Didik



Page 18