Pembahasan Limbah Cincau [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 4. PEMBAHASAN



Cincau hitam merupakan hasil olahan yang terbuat dari ekstrak tanaman janggelan yang telah dikeringkan (Pitojo dan Sumiati, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hung dan Yen (2002), dapat diketahui bahwa cincau hitam mengandung senyawa fenol yang berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan dan efek scavenging pada radikal bebas. Daun cincau hitam (janggelan) kering



Air



Pencucian Penirisan



Air



Air



Perebusan



Penambahan Abu Qi Pengadukan Penyaringan



Ampas



Filtrat Pendinginan hingga membentuk gel Larutan tapioka



Pencampuran Pemasakan Pencetakan Pendinginan Gel cincau hitam



Gambar 2. Diagram alir pembuatan cincau hitam



Selain itu cincau hitam juga mengandung sejumlah mineral dan karbohidrat dalam jumlah lumayan, vitamin A, B1, C, kandungan kalori rendah dan memiliki khasiat menurunkan panas badan, panas dalam, mencegah gangguan pencernaan, menurunkan tekanan darah tinggi dan menurunkan berat badan (Ruhyanat, 2002). Serat larut air yang terkandung dalam cincau hitam dapat mengikat kadar gula dan lemak sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit diabetes mellitus, jantung, serta stroke. Oleh karena itu, cincau hitam banyak dimanfaatkan sebagai minuman herbal yang berkhasiat.: Limbah yang dihasilkan selama proses prembuatan cincau hitam berupa limbah padat dan cair yaitu berupa ampas daun sisa pemerasan dan air bekas pencucian daun cincau. Limbah tersebut dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menimbulkan bau tidak sedap, dapat mencemari air, tanah dan dipandang secara estetika mengurangi keindahan lingkungan apabila tidak diolah dengan baik. Selain itu, menumpukan limbah padat yang terlalu lama dapat mengakibatkan pencemaran, yaitu bersarangnya hama-hama dan timbulnya bau yang tidak diinginkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kelompok kami yang telah dilakukan di industri rumah tangga pengolahan cincau hitam (Rumah Produksi Eka), limbah yang dihasilkan masih belum di manfaatkan dengan baik. Limbah cair hasil pencucian langsung dibuang ke sungai di belakang pabrik, sedangkan limbah padat (ampas daun) ditumpuk ke dalam lubang yang terdapat di depan pabrik. Meskipun, ampas daun terkadang diambil oleh beberapa warga untuk digunakan sebagai pupuk namun limbah tersebut masih perlu diolah agar tidak menumpuk dan menimbulkan efek yang buruk bagi lingkungan. Salah satu cara untuk mengolah limbah padat ini yaitu dengan pembuatan pupuk kompos. Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang digunakan pada pertanian untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan mikrobiologi tanah (Syam, 2003). Penggunaan pupuk kompos banyak dimanfaatkan karena mempunyai beberapa keuntungan bagi lingkungan, tanah, dan bagi tanaman, dapat membantu dalam penyelesaian masalah lingkungan, terutama sampah (Setyotini et al., 2006).. Sisa daun perasan (ampas)



cincau hitam masih mengandung fosfor, kalsium, besi, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Dari kandungan tersebut fosfor, kalsium dan besi sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman sehingga cocok digunakan sebagai pupuk kompos. Selain itu, baik untuk pembentukan klorofil tanaman. Berikut adalah proses pengolahan pupuk kompos dari sisa perasan daun cincau (ampas): Ampas



Pengecilan ukuran Kotoran sapi/kambing dan EM4



Pencampuran



Pupuk kompos



Gambar 3. Diagram alir pembuatan pupuk kompos Pemanfaatan limbah secara maksimal berpotensi menambah nilai jual bagi industri pengolahan cincau hitam. Selain itu, juga telah menerapkan hidup bersih dengan memaksimalkan sumber daya alam untuk melestarikan lingkungan hidup. Ditinjau dari beberapa aspek kompos memiliki banyak manfaat sebagai berikut: 1. Aspek ekonomi : a) Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah b) Mengurangi volume/ukuran limbah c) Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya 2. Aspek lingkungan : a) Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah b) Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan 3. Aspek bagi tanah/tanaman: a) Meningkatkan kesuburan tanah b) Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah



c) Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah d) Meningkatkan aktivitas mikroba tanah e) Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen) f) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman g) Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman h) Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah



Hung C.Y. and Yen G.C. 2002. Antioxidant Activity of Phenolic Compounds Isolated from Mesona procumbens Hemsl. J. Agric. Food Chem. 50:29932997 Syam, A. (2003). Efektivitas Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Produktivitas Padi di Lahan Sawah. Jurnal Agrivigor 3 (2), 232–244. Setyotini, D. R., & Saraswati, dan Anwar, E. K. (2006). Kompos. Jurnal Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. 2(3), 11-40. Ruhnayat A. 2002. Cincau Hitam Tanaman Obat Penyembuh. Dalam T. Dewanti W., Sukardiman A., Djoko P., dan Darmanto W. 2012. Efek Immunomodulator Ekstrak Air Cincau Hitam (Mesona palustris BL) Terhadap Karsinogenesis Mencit. J. Teknol. dan Industri Pangan 23(1)(2012):29–35