Penanganan PX DGN Mrsa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENANGANAN PASIEN DENGAN MRSA No. Dokumen



No.Revisi



Halaman 1/4



RSU “Darmayu” 06/RSDMY/SPO/B-PPI/I/2016 Ditetapkan Oleh Direktur RSU “Darmayu” STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL



Pengertian



Tanggal Terbit 06 Januari 2016 Dr. Djemiran 1. MRSA ( Methicilin Resistant Staphylococcus aureus ) adalah Staphylococcus aureus ( S. aureus ) yang resisten terhadap penisilin sintetik (metisilin, sefalosporin, nafsilin dan oksasilin ). 2. Organisme ini juga resisten terhadap antibiotik lain yaitu eritromisin, klindamisin, aminoglikosida, kuinolon. 3. Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang tumbuh dalam kelompok serupa anggur. Sebagian besar S. aureus sensitif terhadap metisilin, sefalosporin, nafsilin dan oksasilin. 4. Kolonisasi adalah adanya MRSA pada jaringan tanpa gejala klinis



Tujuan



Sebagai acuan melakukan perawatan pada pasien dengan penyakit MRSA



Kebijakan



Pasien yang terduga atau sudah diketahui infeksi menular ( airborne desease ,droplet infeksi dan kontak infeksi )harus dikohort sesuai jenis penyakit utamanya.



Prosedur



A. Persiapan Alat : 1. Sarung tangan steril. 2. Masker 3. Celemek/Apron B. Langkah- langkah : a. Perawatan pasien dengan infeksi MRSA pada luka atau ulkus dekubitus : 1) Petugas Cuci tangan dengan air mengalir menggunakan cairan antiseptik jika tangan tampak kotor. apabila tangan tampak bersih cukup menggunakan handrubs.



PENANGANAN PASIEN DENGAN MRSA No. Dokumen



No.Revisi



Halaman 2/4



RSU “Darmayu” 06/RSDMY/SPO/B-PPI/I/2016 2) Petugas memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. 3) Petugas memakailah sarung tangan steril ,masker dan celemek. 4) Petugas mencuci luka dengan



menggunakan larutan



chlorhexidine 2% selama 5 hari. Jika luka dalam granulasi tidak boleh diswab / gosok cukup hanya dengan irigasi. 5) Petugas Segera melakukan pencucian luka dengan normal salin, lalu keringkan dengan kassa. 6) Jika pus/nanah masih banyak lakukan perawatan luka dengan menggunakan kassa penyerap ( dressing ), dan gunakan bahan yang berfungsi meminimalkan kolonisasi (misalnya : cutisorb sorbact). 7) Setelah pus minimal rawat luka dengan mupirosin topikal cream. 8) Pada luka yang sudah kering berikan mupirosin topikal salep. 9)



Kemudian Pasien mandi menggunakan chlorhexidine 2% selama 5 hari.



b. Untuk pasien dengan kolonisasi/infeksi MRSA pada saluran kemih 1) Petugas menerapkan kewaspadaan standar. 2) Petugas mencuci tangan sesuai prosedur 3) Tidak perlu menggunakan masker. 4) Petugas mengguunakan sarung tangan apabila kontak dengan urine. 5) Petugas menggunakan gaun pelindung bila kemungkinan akan terjadi pencemaran pakaian. 6) Petugas melakukan pembersihan saluran kemih/DC. c. Untuk pasien dengan kolonisasi/infeksi MRSA pada saluran pernafasan 1) Petugas mencuci tangan sesuai prosedur atau gunakan handrub. 2) Petugas menggunakan masker ketika akan melakukan suction. 3) Petugas menggunakan gaun pelindung bila pencemaran pakaian



PENANGANAN PASIEN DENGAN MRSA No. Dokumen



No.Revisi



Halaman 3/4



RSU “Darmayu” 06/RSDMY/SPO/B-PPI/I/2016 mungkin terjadi. 4) Petugas menggunakan sarung tangan saat menangani sekret saluran nafas 5) Bila akan melakukan pengambilan spesimen sputum: a) Beritahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan. b) Cuci tangan c) Gunakan APD ( sarung tangan) d) Pasang pengalas. e) Lakukan oral higiene dengan nacl 0,9 %. f) Desinfeksi daerah sekitar ETT dengan alkohol g) Lakukan pengisapan sputum dengan mukous ekstraktor h) Lepaskan sarung tangan i) Lakukan cuci tangan sesuai prosedur d. Penanganan linen bekas pakai 1) Petugas memakai APD 2) Petugas memisahkan antara yang infeksius (terkonaminasi darah/cairan tubuh) dengan yang non infeksius sesuai prosedur. 3) Petugas membawa ke kamar cuci sesuai prosedur 4) Petugas melakukan pencucian linen sesuai prosedur e. Penanganan limbah dan pembersihan ruang perawatan sesuai dengan prosedur penanganan limbah infeksius dan pembersihan ruang perawatan pasien infeksi. f.



Hal yang harus diperhatikan :



1) Pasien di isolasi dengan menggunakan alat-alat medis tersendiri. 2) Petugas harus menggunakan alat pelindung diri: sarung tangan, gaun pelindung, dan masker bila menangani pasien. 3) Petugas harus mencuci tangan dengan antiseptik atau handrubs setiap kali sebelum dan sesudah merawat pasien. 4) Pasien dengan kolonisasi MRSA tidak memerlukan antibiotik. 5) Apabila terjadi infeksi sistemik, maka antibiotik pilihan adalah vankomisin, yang diberikan secara intravena. Antibiotik pilihan



PENANGANAN PASIEN DENGAN MRSA No. Dokumen



No.Revisi



Halaman 4/4



RSU “Darmayu” 06/RSDMY/SPO/B-PPI/I/2016 lain diantaranya teicoplanin dan linezolid. 6) Kultur ulang setelah satu minggu kemudian. 7) Sampah infeksius dibungkus dalam keadaan tertutup, dan dibuang ke dalam kantong plastik kuning. 8) Semua alat reuseable yang digunakan pasien harus dicuci dan di desinfeksi atau disterilkan dengan sebaik-baiknya sebelum digunakan bagi pasien lain. 9) Pembersihan lantai, meja, tempat tidur pasien dilakukan dengan desinfektan (klorin), dilakukan 2 x sehari untuk mengurangi kepadatan bakteri. 10) Perawatan di rumah harus berdasarkan pertimbangan klinik dari dokter yang merawat.. 11) Dilakukan skrining untuk pasien dan petugas yang kontak langsung pada pasien MRSA.



Unit Terkait



1. IGD 2. Rawat jalan 3. Rawat Inap 4. IPSRS 5. Linen. 6. Laborat.