Penatalaksanaan Edema Serebri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENATALAKSANAAN EDEMA SEREBRI a. Non Medika Mentosa 1) Posisi Kepala dan Leher Posisi kepala harus netral dan hindari segala bentuk kompresi vena jugularis. Fiksasi endotracheal tube (ETT) dilakukan dengan menggunakan perekat yang kuat dan jika posisi kepala perlu diubah harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk mengurangi edema otak dapat dilakukan elevasi kepala 30°. Tekanan intrakranial cenderung lebih rendah ketika kepala tempat tidur dinaikkan sampai 30 derajat dibandingkan dengan posisi horisontal.



2) Ventilasi dan Oksigenasi Keadaan hipoksia dan hiperkapnia harus dihindari karena merupakan vasodilator serebral poten yang menyebabkan penambahan volume darah otak sehingga terjadi peningkatan TIK, terutama pada pasien dengan permiabilitas kapiler yang abnormal. Intubasi dan ventilasi mekanik diindikasikan jika ventilasi atau oksigenasi pada pasien edema otak buruk. Perhatian khusus harus diberikan selama intubasi endotrakeal untuk menghindari penambahan kenaikan TIK karena hipoksia dan hiperkapnia dan tanggapan refleks yang dipicu oleh stimulasi langsung trakea.



b. Medika Mentosa 1) Penatalaksanaan Cairan Osmolalitas serum yang rendah dapat menyebabkan edema sitotoksik sehingga harus dihindari.Tujuan ini dapat dicapai dengan ketat membatasi asupan cairan hipotonik. Pada umumnya kebutuhan cairan ialah 30 ml / kg BB/ hari. Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin sehari ditambah dengan pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (produksi urin sehari ditambah 500 ml untuk kehilangan cairan yang tidak nampak). Umumnya semua lesi intracranial diberikan 85% dari kebutuhan normal. Karena pada masa akut ada retensi cairan dan SIADH. sehingga bila diberikan cairan yang banyak, dapat jadi semakin edema.



2) Analgesik, Sedasi, dan Zat Paralitik Nyeri, kecemasan, dan agitasi meningkatkan kebutuhan metabolisme otak, aliran darah otak, dan tekanan intrakranial. Oleh karena itu, analgesik dan sedasi yang tepat diperlukan untuk pasien edema otak. Pasien yang menggunakan ventilator atau ETT harus diberi sedasi supaya tidak memperberat TIK. Obat sedasi yang sering digunakan untuk pasien neurologi diantaranya adalah opiat, benzodiazepin, dan propofol.



3) Penatalaksanaan Tekanan Darah Tekanan darah yang ideal dipengaruhi oleh penyebab edema otak. Pada pasien stroke dan trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari kenaikan tekanan darah tiba-tiba dan hipertensi yang sangat tinggi untuk menjaga perfusi tetap adekuat. Tekanan perfusi serebral harus tetap terjaga di atas 60-70 mmHg pasca trauma otak. Penggunaan obat penurun tekanan darah masih kontroversial dalam kasus-kasus perdarahan intraserebral, tetapi aman untuk mengobati hipertensi pada fase akut, dan penggunaan ini dapat mengurangi risiko pertumbuhan hematoma awal. Pada pasien dengan stroke iskemik, penurunan tekanan darah yang cepat merugikan dalam fase akut (24 48 jam pertama) karena dapat menghasilkan memburuknya defisit neurologis dari hilangnya perfusi di penumbra. Tekanan darah normal juga harus menjadi tujuan pada pasien dengan lesi terutama terkait dengan edema vasogenic, seperti tumor dan massa inflamasi atau infeksi.



4) Pencegahan Kejang, Demam, dan Hiperglikemi Kejang, demam, dan hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat memperberat sehingga harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah terjadi. Penggunaan antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam praktek klinis. Bisa digunakan fenitoin 2 x 100mg. Manfaat penggunaan profilaksis antikonvulsan tetap tidak terbukti pada pasien dengan kondisi yang paling beresiko menyebabkan edema otak. Ada beberapa bukti bahwa aktivitas epilepsi subklinis mungkin terkait dengan perkembangan pergeseran garis tengah (midline shifting) dan hasil yang buruk setidaknya pada pasien kritis



dengan



pendarahan



intraserebral.



Demam



dan



hiperglikemia



memperburuk kerusakan otak iskemik dan nyatanya dapat memperburuk edema cerebri. Normothermia ketat dan normoglycemia (yaitu, glukosa darah paling tidak di bawah 120 mg / dL) harus dijaga setiap saat.



5) Terapi Osmotik Manitol dan adalah agen osmotik yang paling ekstensif dipelajari dan paling sering digunakan dalam praktek untuk memperbaiki edema otak dan hipertensi intracranial. a) Manitol Dosis awal manitol 20% 1g / kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,5 g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek maximum terjadi setelah 20 menit pemberian dan durasi kerjanya 4 jam. Pernberian manitol ini harus disertai pemantauan kadar osmolalitas serum. Osmolalitas darah yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko gagal ginjal Kadar osmolalitas serum tidak boleh lebih dan 320 mOsmol/L.



6) Steroid Deksametason paling disukai karena aktivitas mineralokortikoidnya yang sangat rendah. Dosis awal adalah 10 mg IV atau per oral, dilanjutkan dengan 4 mg setiap 6 jam. Dosis ini ekuivalen dengan 20 kali lipat produksi kortisol normal yang fisiologis. Responsnya seringkali muncul dengan cepat namun pada beberapa jenis tumor hasilnya kurang responsif. Dosis yang lebih tinggi, hingga 90 mg/hari, dapat diberikan pada kasus yang refrakter. Setelah penggunaan selama berapa hari, dosis steroid harus diturunkan secara bertahap (tapering off) untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin timbul, yaitu edema rekuren dan supresi kelenjar adrenal.



7) Barbiturat Barbiturat dapat menurunkan tekanan intrakranial secara efektif pada pasien cedera kepala berat dengan hemodinamik yang stabil. Terapi ini biasanya digunakan pada kasus yang refrakter terhadap pengobatan lain maupun penanganan TIK dengan pembedahan. Penggunaan dosis tinggi barbiturat penuh dengan komplikasi, termasuk hipotensi, disfungsi hati, dan peningkatan risiko pneumonia dan sepsis.