15 0 741 KB
LAPORAN KASUS
Penanganan
Kasus
Hipertensi
dengan
pendekatan Kedokteran Keluarga Febby Dahlia P *Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah. **Dokter Muda FKMM, KDK Rapokalling Agustus 2017.
Abstrak: studi kasus ini menyajikian penanganan kasus Hipertensi pada seorang pasien dengan pendekatan
dokter
keluarga
yang
bersifat
holistik,
komperhensif,
terpadu
dan
berkesinambungan. Didapatkan perbaikan ,masalah klinis pasien. Dilaksanakan pula upaya penanganan dengan perbaikan perilaku hidup sehat pasien dan komunitas sekitar pasien. Kata Kunci: hipertensi, kedokteran keluarga
50% dari golongan hipertensi sekunder
Pendahuluan Sampai saat ini, hipertensi masih
dapat diketahui penyebabnya dan dari
merupakan tantangan besar di Indonesia.
golongan ini hanya beberapa persen yang
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi
dapat diperbaiki kelainannya.2 Menurut
yang sering ditemukan pada pelayanan
American
Heart
itu
Association {AHA}, penduduk Amerika
dengan
yang berusia diatas 20 tahun menderita
prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%,
hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5
dengan contoh jika saat ini (2013) penduduk
juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95%
Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka
kasus
terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita
Hipertensi merupakan silent killer dimana
hipertensi sesuai dengan data Riskesdas
gejala dapat bervariasi pada masing-masing
2013.
individu dan hampir sama dengan gejala
kesehatan merupakan
Di
primer
kesehatan.
masalah
Hal
kesehatan
samping
itu,
pengontrolan
tidak
diketahui
lainnya.
penyebabnya.
hipertensi belum adekuat meskipun obat-
penyakit
Gejala-gejalanya
itu
obatan yang efektif banyak tersedia.1
adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk,
Hipertensi di negara-negara industri
mumet (vertigo), jantung berdebar-debar,
merupakan salah satu masalah kesehatan
mudah Ieiah, penglihatan kabur, telinga
utama,
berdenging (tinnitus), dan mimisan.1
di
Indonesia
hipertensi
juga
merupakan masalah kesehatan yang perlu
Pelayanan
kedokteran
keluarga
diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada
memiliki beberapa nilai utama yang dianut,
pelayanan kesehatan primer karena angka
salah satunya adalah pendekatan holistik
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka
terhadap suatu masalah penyakit pasien
panjang yang ditimbulkanya. Berdasarkan
yang tidak hanya memandang penyebab
penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2
penyakit dari dimensi fisik tetapi juga dari
golongan yaitu hipertensi primer yang tidak
segi psikologi dan social (biopsiko-sosial)
diketahui
hipertensi
dari pasien, keluarga dan komunitasnya.
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan
Pendekatan holistic sangatlah penting pada
oleh
zaman sekarang ketika teknologi tinggi
penyebabnya
penyakit
dan
lain. Hipertensi
primer
meliputi kurang lebih 90% dari seluruh
kedokteran
pasien
dehumanisasi
hipertensi
dan
10%
lainnya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Sekitar
pelayanan
telah pasien
kesehatan,
menyebabkan dan
fragmentasi
sehingga
prinsip
pelayanan kedokteran keluarga sangatlah
perilaku kesehatan pasien dankeluarga serta
tepat dalam penatalaksaan kasus Hipertensi
partisipasi
di Indonesia.3
masalah kesehatan.
Kasus adalah seorang ibu berusia 56 tahun
yang
datang
ke
puskesmas
rappokalling dengan keluhan kepala pusing dan tengkuk terasa tegang sejak 2 hari yang lalu disertai nyeri ulu hati dan pada saat di periksa, tekanan darah pasien 160/100 mmHg. Selain itu pasien juga sudah rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi dalam 1 bulan terahkhir. Hal ini dijadikan focus masalah dokter muda dengan bimbingan dari dokter pengajar di bidang Departemen Ilmu
Kedokteran
Komunitas.
Masalah
kesehatan yang terkait dengan faktor yang berpengaruh
diidentifikasi
dengan
memperhatikan konsep Mandala of Health, dan
diselesaikan
dengan
pendekatan
individual untuk penatalaksanaan klinisnya dan pendekatan keluarga dan komunitas untuk
penyelesaian
faktor
yang
berpengaruh. Pendekatan tersebut diterapkan secara menyeluruh, paripurna, terintegrasi dan berkesinambungan sesuai konsep dokter
Penatalaksanaan
kasus
bertujuan
mengidentifikasi masalah klinis pada pasien keluarga
dalam
mengatasi
Ilustrasi kasus Ny. H, wanita, usia 56 tahun datang ke puskesmas rappokalling dengan keluhan kepala pusing dan tengkuk terasa tegang sejak 2 hari yang lalu disertai nyeri uluhati. Pusing dirasakan hilang timbul, terlebih bila pasien kurang istirahat. Rasa pusing tidak diikuti dengan keluhan mata berkunangkunang ataupun telinga berdengung, Pasien juga mengeluh beberapa minggu belakangan ini, banyak pikiran yang membebaninya. Pasien tidak ada keluhan mual, tidak muntah, nafsu makan tidak ada masalah, tidak ada gangguan BAB dan BAK. Pasien mengaku sudah membatasi untuk makan makanan seperti daging - dagingan dan ikan asin. Pasien mengaku mempunyai riwayat tekanan darah tinggi sejak kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya pasien tidak teratur meminum obat dan baru 1 bulan terakhir pasien mulai teratur berobat dengan mengkomsumsi obat anti hipertensi
keluarga.
dan
keluarga
serta
faktor-faktor
yang
berpengaruh, menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan keluarga, dan mengubah
hingga sekarang. Pada saat di periksa, tekanan darah pasien 160/100 mmHg. Keluhan tersebut hanya dialami oleh pasien, keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama baik suami ataupun anak pasien. Pasien menyangkal
mempunyai
riwayat
keluarga
dengan
memiliki riwayat merokok dan pasien tidak
keluhan yang sama dengan pasien, baik ibu
memiliki
atau ayah pasien.
teratur. Pasien tidak memiliki kebiasaan
Riwayat
yang
minum alkohol. Dikeluarga Ny.H, yang
Pasien
menjadi tulang punggung adalah suaminya
mengaku memiliki riwayat yang sama
dan anak bungsunya yang masih tinggal
seperti ini sebelumnya. Menurut pengakuan
bersama pasien. Suaminya bekerja sebagai
pasien, pertama kali didiagnosis hipertensi
wiraswasta (empang + nelayan) dan pasien
pada tahun 2014, namun pasien tidak
sendiri membuka usaha mandiri
mengkonsumsi obat secara teratur. Ny. H
berjualan di rumah.
tidak
seperti
berolahraga
ini
sebelumnya
penyakit
kebiasaan
disangkal.
(pasien) merupakan seorang ibu
yaitu
yang
Keadaaan umum pasien tampak sakit
tinggal bersama suami, anak bungsu dan
ringan, suhu tubuh 36,3 oC, tekanan darah
menantu dan beberapa cucunya yang masih
160/100 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit,
berusia sekitar 4 tahun.
frekuensi nafas 22 x/menit, berat badan 63
Sejak didiagnosis hipertensi oleh dokter
puskesmas
melakukan
I (Indeks masa tubuh 25,92 kg/m2). Kepala,
aktifitas kesehariannya di lingkungan rumah
telinga, hidung, mulut, leher, jantung,
seperti
pulmo, abdomen, dan ekstremitas semua
biasanya
frekuensinya
tetapi
dikurangi ibu
yang
dalam
oleh
anak
normal, reflek patologis tidak ditemukan
sering
kelainan. Rangsang raba normal. Kekuatan
bersantai dan beristirahat (tidur siang).
otot tangan dan kaki normal. Tidak ada
Setelah sakit, pasien memutuskan untuk
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
fokus
pasien.
menjual,
yang
pasien
kg, tinggi badan 156 cm, status gizi obesitas
kini
bungsunya.
pada
biasanya
digantikan
Pasien
juga
pengontrolan
lebih
penyakitnya.
batas
normal.
Reflek
fisiologis
Pasien biasanya makan tiga kali sehari.
Pasien tinggal bersama dengan yang
Makanan yang dimakan bervariasi, Pasien
tinggal bersama suami, yang tinggal bersama
mengaku baik pasien ataupun keluarga pasien sudah mulai membatasi untuk makan makanan seperti daging - dagingan dan ikan asin ataupun makanan yang dapat membuat tekanan darah pasien naik. Pasien tidak
suami, anak bungsu dan menantu dan beberapa cucunya yang masih berusia sekitar 4 tahun. Jarak dari rumah ke puskesmas dekat kurang dari 2 km. Rumah dengan luas bangunan
10x12 m. Rumah pasien tidak memiliki halaman depan. Rumah 1 lantai (tidak
bertingkat), Lantai rumah: lantai rumah dari
jika pasien merasa ada keluhan ataupun obat
keramik dan tidak lembab. Ruang rumah:
anti hipertensi pasien habis.
ruang rumah yang ditempati pasien terdapat
Dalam menetapkan masalah serta faktor
5 ruangan, berupa 1 ruang tamu yang
yang mempengaruhi, digunakan konsep
tersambung dengan ruang keluarga, 3 ruang
Mandala of Health (Gambar 1). Diagnosis
kamar, ruang makan yang tergabung dengan
holistik yang ditegakkan pada pasien adalah
dapur 1 kamar mandi yang masing-masing.
sebagai
Rumah dihuni oleh 5 orang. Terdapat
kedatangan: Ny. H, wanita, usia 56 tahun
jendela 7 buah dengan ventilasi di atas
datang ke puskesmas rappokalling Ny. H,
jendela dan pintu. Cahaya yang masuk ke
wanita, usia 56 tahun datang ke puskesmas
rumah
rappokalling dengan keluhan kepala pusing
dirasakan
menggunakan
cukup.
listrik.
Rumah
Rumah
sudah
berada
berikut.
Pada
poin
I,
alasan
di
hilang timbul dan tengkuk terasa tegang
lingkungan yang cukup bersih. Sumber air
sejak 2 hari yang lalu disertai nyeri ulu hati.
berasal dari PDAM, tidak digunakan untuk
Pasien punya riwayat tekanan darah tinggi,
minum, tapi digunakan untuk mandi dan
tekanan darah pasien pada saat di periksa
mencuci dengan pembuangan Limbah dialirkan ke got.
Kegiatan di rumah hanya terbatas untuk tidur, makan, berjualan dan mandi. Sepanjang harinya pasien juga terkadang berjualan di pondoknya sedangkan suaminya lebih sering di empang ataupun pergi melaut (nelayan). Penghasilan kepala keluarga (KK) tidak menentu tergantung keuntungan dari usaha
pasien,
penghasilan
namun
perbulan
menurut berkisar
pasien ±
Rp.
3.000.000,- sebulan, untuk kesehatan pasien sudah memiliki kartu BPJS dan sering digunakan jika berobat. Selama beberapa bulan terakhir ini pasien rajin ke puskesmas
160/100
mmHg. Pada poin II, diagnosis
kerja yang ditegakkan adalah Hipertensi dan Dyspepsia (ICD 10 : I10 + k.30). Pada poin III didapatkan masalah Pengetahuan yang kurang
tentang
Hipertensi,
tentang
pentingnya perubahan gaya hidup sehat dan faktor yang berperan dalam penyakitnya Pada poin IV didapatkan masalah yaitu faktor yeng memperberat penyakit pasien (faktor stresor) . Pada poin V ditetapkan Derajat fungsional yang didapatkan adalah satu (1), yaitu mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit (tidak ada kesulitan). Tindakan yang dilakukan meliputi tindakan terhadap pasien, keluarga, dan lingkungannya. Pada pasien diberikan Obat
Anti Hipertensi Amlodipine 10mg yang merupakan obat antihipertensi golongan Calsium
Chanel
Blocker
(CCB)
yang
diminum setiap hari 1x1, dan Omeprazole 2x1 (untuk keluhan nyeri ulu hati). Tindakan untuk mengatasi masalah lingkungan antara lain dengan melakukan Penyuluhan kepada keluarga pasien tentang hipertensi, memberikan Konseling kader mengenai
penanganan
Hipertensi
dan
memberikan Penyuluhan terjadwal kepada masyarakat mengenai Hipertensi. Hasil
pembinaan
yang
telah
dilakukan dievaluasi dengan menggunakan indeks koping,
GAYA HIDUP - Pemenuhan kebutuhan primer -> prioritas utama - Alokasi khusus untuk kesehatan PERILAKU KESEHATAN - Higiene pribadi dan lingkungan cukup - Berobat jika obat habis dan ada keluhan
LINGK. PSIKO-SOSIOEKONOMI - Pendapatan keluarga cukup - Kehidupan sosial dengan lingkungan baik PASIEN 56 tahun - Pusing dan nyeri uluhati sudah 2 hari - Status generalis dalam batas normal - tanda vital : TD = 160/100mmHg - pem. Tambahan (-)
PELAYANAN KESEHATAN - Jarak rumah–KDK -> jauh
FAKTOR BIOLOGI - keluarga memberikan dukungan supportive
LINGK. KERJA - pasien melakukan aktivitas pekerjaan di rumah yaitu berjualan
LINGK. FISIK - Ventilasi pencahayaan dan kepadatan hunian yang sesuai standar
Diagram 1. Mandala of Health Tabel 1. Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah Dalam Keluarga No.
Masalah
Skor awal
Upaya penyelesaian
Resume hasil akhir perbaikan
Skor akhir
Fungsi biologis 1.
Pasien tinggal bersama dengan suami, anak bungsu dan cucunya dan tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama
2
Edukasi mengenai penyakit dan pencegahannya melalui penyuluhan
Terselenggarakan penyuluhan
4
2.
Stresor (beban pikiran)
2
Konseling untuk mengalihkan stress psikososial dengan hal-hal bersifat positif.
Keluhan berkurang
4
Pekerjaan rumah tangga pasien dibantu oleh keluarga pasien
5
Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan 4.
Memasak, mencuci dan membereskan barang dagangan dagangan dibantu oleh anak pasien.
3
Edukasi dan motivasi untuk memanfaatkan salah anak pasien bantu pekerjaan di rumah
Factor perilaku kesehatan keluarga 5.
Higine pribadi dan lingkungan cukup
4
Edukasi mengenai higine dan pembersihan lingkungan rumah
lebih di tingkatkan lagi tingkat hygiene dalam keluarga
4
6.
Berobat jika ada keluhan dan jika obat habis
4
Edukasi dan motivasi agar pasien tetap memeriksakan kesehatan berkala
Keluarga sudah berkeinginan untuk memeriksakan kesehatan secara berkala
5
2
Edukasi mengenai gaya hidup sehat
Terselenggarakan penyuluhan
3
Lingkungan rumah 7.
Perilaku kurang sehat (tidak berolahraga dan pola serta diet makanan)
Total skor:
17
25
Rata-rata skor:
2,42
3,57
Klasifikasi skor kemampuan menyelesaikan masalah Skor 1 Tidak dilakukan, keluarga menolak, tidak ada partisipasi Skor 2 Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber (hanya keinginan), penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh provider Skor 3 Keluarga mau melakukan namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan, penyelesaian masalah dilakukan sebagian besar oleh provider Skor 4 Keluarga mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider Skor 5 Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga
hipertensi
Pembahasan Hipertensi adalah jika tekanan darah
yang
berhubungan
dengan
kehamilan dan lain-lain.
systole ≥ 140 mmHg dan tekanan darah
Klasifikasi tekanan darah pada usia ≥
diastole ≥ 90 mmHg (JNC VII, 2003).
18 tahun menurut Joint National comitte
Sedangkan menurut WHO tahun 1999,
(JNC VII,2003):
hipertensi adalah tekanan darah yang sama
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal