Penelitian Laporan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENELITIAN DASAR KEILMUAN



ANALISIS PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DALAM PENCEGAHAN CoVID-19 PADA MAHASISWA



TIM PENGUSUL : Ketua Tim : Ikhwan Ridha Wilti, S.KM., M.KM (0406068901) Anggota : Cornelis Novianus, S.KM,. M.KM. (0317117904) Rismawati Pangestika. S.Si., MPH (0323019001)



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2021



DAFTAR ISI



Halaman HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN………...……………………………………….. SURAT KONTRAK PENELITIAN.……………………………..……………. ABSTRAK ......................................................................................................... DAFTAR ISI..............................................................................................……. DAFTAR TABEL............................................................................................... DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1.1 Latar belakang….……………………………………………………… 1.2 Rumusan Masalah .….…………………………………………………. 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……………..……………………………….. 2.1 State of The Art Penelitian …………………………………………. 2.2 Nilai Kebaruan Penelitian (Novelty)………………………………… 2.3 Penyakit Covid-19…..……………………………………………….. 2.4 Cuci Tangan Pakai Sabun……………………………..……………. 2.5 Roadmap Penelitian…………………………………………………. BAB 3 METODE PENELITIAN …...………………………………………… BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN …………….…………………………. 4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ……………………………………….. 4.2 Hasil Penelitian …………….……………………………………….. 4.3 Pembahasan …….………..………………………………………….. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN……..……………………………….… 5.1 Simpulan …………………………………………………………….. 5.2 Saran ………………………………………………………………… BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI …….…………………………………… 6.1 Luaran Utama….…………………………………………………….. 6.2 Luaran Tambahan …………………………………………………… BAB 7 RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI ….… UCAPAN TERIMA KASIH ………….………………………………………. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. LAMPIRAN ……………….…………………………..………………………



2 3 5 6 7 8 9 1 1 4 5 14 6 6 8 8 9 11 12 14 14 14 18 22 22 22 23 24 24 24 27 28 29



DAFTAR TABEL .



Halaman Tabel 2.1 State of Art



6



Tabel 4.2.1. Distribusi responden berdasarkan pencegahan CoVID19



14



Tabel 4.2.2. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai CoVID19



15



Tabel 4.2.3 Distribusi Responden berdasarkan perilaku Covid19



15



Tabel 4.2.4 Distribusi Responden berdasakan Ketersediaan fasilitas



27



Tabel 4.3.1 Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan dengan Pencegahan Covid-19 28 Tabel 4.3.2 Distribusi responden berdasarkan Perilaku dengan Pencegahan Covid-19



16



Tabel 4.3.3 Distribusi responden berdasarkan fasilitan dengan pendegahan CoVID19



29



DAFTAR GAMBAR



Halaman Roadmap Penelitian ………………………………………..…………………..



11



DAFTAR LAMPIRAN .



Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian…………………………………..…………..



29



Lampiran 2 Artikel Ilmiah ……………………………………………………..



30



ABSTRAK Corona menjadi peyakit menular yang akhir – akhir ini menjadi perhatian dunia internasional, bukan saja dari penyebarannya yang sangat cepat tetapi juga karena dampat dari virus corona tersebut bagi penderota yang terdampak, bahkan bisa mengakibatkan kepada kehilangan nyawa. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit.metode penelitian ini adalah Cross Sectional. Berdasarkan hasil penelitian, didapatlan sebagian besar mahasiswa yang menerapkan baik pencegahan CoVID 19 (55,2%), sedangkan yang kuran baik dalam melaksanakan pencegahan (44,8%). Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebagian besar mahasiswa berpengetahuan baik (64,2%), perilaku baik (79,1%), dan ketersediaan fasilitas (97,0%). Hasil anilisis bivariat, variable yang memiliki tidak ada hubungan bermakna dengan pencegahan CoVID 19 (p=1,000), pengetahuan (p=1,000), perilaku (0,285), dan ketersediaan fasilitias (p=0,085)



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Corona menjadi peyakit menular yang akhir – akhir ini menjadi perhatian dunia internasional, bukan saja dari penyebarannya yang sangat cepat tetapi juga karena dampat dari virus corona tersebut bagi penderota yang terdampak, bahkan bisa mengakibatkan kepada kehilangan nyawa. Corona virus merupakan suatu kelompok virus yang zoonosis ditrasmisikan dari hewan ke manusia, corona virus dapat menyebabkan penularan yang cepat antara manusia, ada beberapa jenis corona virus yang diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari gejala ringan sampai berat, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kemenkes RI, 2020). World Health Organization secara resmi memberi nama virus baru yang menjadi pandemi ini sebagai Savere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakit sebagai Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19), penyakit ini sebelumnya tidak dikenal dan pertama mewabah di Kota Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 (World Health Organization, 2020). Beberapa tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia dengan dua cara melalui kontak dan melalui percikan batuk atau bersin (droplet) yang keluar dari orang yang sakit COVID-19 tetapi tidak melalui udara (air borne disease), orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan orang yang sakit COVID-19 (Kementerian Kesehatan RI. 2020). Secara global pertanggal 5 Mei 2020 tercatat 215 negara dan teritorial yang terdampak penyakit COVID- 19, dengan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 3.489.053 orang, kasus meninggal sebanyak 241.559 orang (WHO, 2020). Sedangkan inforgrafis sebaran penyakit COVID-19 di Indonesia pertanggal 5 Mei 2020 jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 12.071 orang dan meninggal sebanyak 872 orang dengan 1



kurva grafik COVID-19 yang semakin meningkat perharinya (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020). Menurut World Health Organization penggunaan masker adalah salah satu langkah pencegahan yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit saluran pernapasan tertentu yang diakibatkan oleh virus termasuk COVID-19, WHO menganjurkan mengenai penggunaan masker di tengah masyarakat, selama perawatan di rumah (home care), dan di tempat pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah yang telah melaporkan kasus serta WHO COVID-19 (World Health Organization, 2020). Sedangkan European Center for Disease Prevention and Control menyatakan penggunaan masker wajah di masyarakat umum dapat berfungsi sebagai sarana pengendalian untuk mengurangi penyebaran infeksi di masyarakat dengan meminimalkan ekskresi tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi COVID-19 (ECDC 2020). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung inisiatif pemerintah berbagai negara yang mendorong masyarakat untuk mengenakan masker di tengah pandemi COVID-19, tetapi masker bedah harus tetap disediakan dan digunakan oleh para profesional pelayanan medis, sementara masyarakat umum disarankan untuk menggunakan masker berbahan kain atau buatan sendiri, dilandasi sekelompok peneliti Universitas Hong Kong yang menerbitkan sebuah artikel di jurnal Nature Medicine yang mejelaskan bahwa penelitian menunjukkan penggunaan masker bedah dapat mencegah penularan virus corona manusia dan virus influenza dari orang yang bergejala (Leung, 2020). Pandemi virus corona (Covid 19) saat ini telah melanda berbagai negara di belahan dunia. Hingga saat ini belum ada vaksin ataupun obat yang terbukti efektif dalam mengobati penyakit tersebut. Badan Kesehatan Dunia atau WHO serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serika atau CDC pun mengeluarkan imbauan mengenai hal yang harus dilakukan dalam mencegah corona jenis baru ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan sabun atau yang sering kita dengar dengan istilah CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen



2



berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan. Tangan tersebut selanjutnya menjadi perantara dalam penularan penyakit. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, tetapi hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan CTPS. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan, tetapi penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Semua jenis virus termasuk Covid19 bisa dapat aktif di luar tubuh manusia selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Mereka bisa menyebar melalui droplets, seperti saat bersin, batuk, atau saat pengidapnya berbicara. Desinfektan, cairan hand sanitizer, tisu basah, gel, dan krim yang mengandung alkohol semuanya berguna untuk membunuh virus ini, tetapi tidak seefektif sabun. Saat beraktivitas sehari-hari, akan sulit bagi tangan untuk menghindari virus, bakteri, atau kuman. Penyebabnya, mata tidak mampu melihat virusnya langsung, sehingga mencuci tangan adalah langkah terbaik untuk menghindari tertular penyakit. Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak pada publik. Jenis sabun pun bukan merupakan hal yang penting, hal ini karena Covid19 adalah virus, jadi sabun tangan antibakteri tidak memberi keunggulan tambahan dibandingkan jenis sabun yang lain. Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan dengan sabun (CTPS) karena ia mengandung senyawa seperti lemak yang disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran virus. Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UHAMKA sebagai bagian dari anggota masyarakat yang berdomisili di wilayah PSBB DKI Jakarta, memiliki kewajiban 3



untuk patuh dan mengikuti aturan pemerintah dan protokol kesehatan untuk menggunakan APD masker kain sebagai upaya pencegahan penularan penyakit COVID-19. Namun permasalahan yang di teliti sampai sejauh ini belum pernah dilakukan pemantauan maupun penelitian terkait dengan kepatuhan mahasiswa dalam melakukan kegiatan mencuci tangan pakai sabun untuk pencegahan penularan covid19, hasil wawancara pendahuluan yang dilakukan melalui aplikasi zoom meeting kepada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UHAMKA, diperoleh informasi dari 25 mahasiswa yang ditanyakan terdapat 55% mahasiswa terkadang tidak melakukan cuci tangan menggunakan sabun pada saat pulang dari bepergian keluar rumah untuk keperluan mendesak walaupun hanya sebentar kondisi tersebut tidak sesuai dengan anjuran penerapan protokol kesehatan dan peraturan PSBB wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, mengingat dampak resiko penularan covid19 yang begitu cepat dan pentingnya upaya pencegahan COVID19 dengan selalu menerapkan hidup bersih sehat melalui Cuci tangan pakai sabun, khususnya pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UHAMKA yang bertempat tinggal di DKI Jakarta perlu diadakan penelitian dengan tujuan menganalisis perilaku cuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID-19 pada mahasiswa FIKES UHAMKA.



1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan, selain masih minimnya penelitian terkait kegiatan Cuci tangan pakai sabun di masa CoVID19 dan penularan CoVID19 yang sangat cepat serta masih tingginya angka penderita dan korban meninggal CoVID19 di Indonesia, penularan tersebut dapat terjadi di masyarakat umum termasuk kepada mahasiswa FIKES UHAMKA yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta. Disamping itu ada kewajiban mahasiswa terkait individual yang berada ditengah-tengah masyarakat untuk turut serta menerapkap cuci tangan pakai sabun guna pencegaha penyebaran CoVID19, dimana berdasarkan hasil wawancara pendahuluan pada mahasiswa didapatkan informasi terkadang mahasiswa tidak mencuci tangan pakai sabun pada saat keluar rumah untuk keperluan mendesak walaupun sebentar, kondisi tersebut tidak sesuai dengan protol kesehatan dan peraturan PSBB di wilayah DKI Jakarta.



4



1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini, adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan perilaku pencegahan dengan mecncuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID19 Pada Mahasiswapencegahan COVID19 pada mahasiswa 2. Untuk mengetahui gambaran Sikap, pengetahuan, dukungan orang tua, ketersediaan fasilitas dalam pencegahan CoVID19 Pada Mahasiswapencegahan COVID-19 pada mahasiswa 3. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan perilaku pencegahan CoVID19 pada mahasiswa. 4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan CoVID19 pada mahasiswa 5. Untuk mengetahui hubungan dukungan orang tua dengan perilaku pencegahan CoVID19 pada mahasiswa 6. Untuk mengetahui hubungan ketersediaan fasilitas dengan perilaku pencegahan CoVID19 pada mahasiswa



5



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 State of The Art Penelitian State of the art (SOTA) pada laporan penelitian ini mencakup penelitian-penelitian sebelumnya sebagai perbandingan penelitian yang akan dijelaskan di tabel berikut. Tabel 2.1 State Of Art Penelitian NO



Nama Peneliti



Judul dan Tahun Penelitian



Jenis Penelitian



Hasil Penelitian



Perbandingan Penelitian



1



Patria Asda, Novita Sekarwati



Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Kejadian penyakit infeksi dalam keluarga di wilayah Indonesia, Desa Donoharjo, Kabupaten sleman Tahun 2020



Kuantitatif



Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian penyakit infeksi dalam keluarga (P Value 0,311, Sig > 0,000).



Perbedaan dnegan penelitian ini adalah tidak adanya variable ketersediaan fasilitas dan dorongan orangtua



2



Gracia Risnawaty



Faktor Determinan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Masyarakat di Tanah Kalikendinding, Tahun 2016



Kuantitatif



Karakteristik responden pada penelitian ini menggambarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, pengetahuan, sikap dan perilaku. Responden terbanyak perempuan sebanyak 45 orang (64.3%), dengan rentan umur 45-55 tahun sebanyak 28 orang (40%), lulus pendidikan SMP sebanyak 28 orang (40%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 40 orang (57.1%), pengetahuan



Perbedaan dnegan penelitian ini adalah tidak adanya variable ketersediaan fasilitas dan dorongan orangtua



6



yang baik tentang CTPS sebanyak 52 orang (74.3%), sikap dan perilaku dalam penelitian menunjukkan 65 orang (92,9) mendukung dalam CTPS namun dalam pelaksanaan CTPS mayoritas responden tidak berperilaku baik dalam CTPS sebanyak 54 orang (77,1%).



3



Arry Marsudi Utomo, Dera Alfiyanti, Nurahman



Hubungan Perilaku Cuci tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian Diare Anak Usia Sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, Tahun 2013



Kuantitatif



Perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) katagori baik 14 orang responden terdiri dari 9 responden (64,3%) tidak diare dan 5 responden (35,7%) mengalami diare. Ada hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.



Perbedaan dnegan penelitian ini adalah tidak adanya variable ketersediaan fasilitas dan dorongan orangtua



7



2.2 Nilai Kebaruan Penelitian (Novelty) Sehingga nilai kebaruan atau novelty dari penelitian ini adalah meneliti pada mahasiswa di usia mereka yang masih muda memiliki kerentanan risiko bila menderita COVID-19 tanpa gejala dan dengan gejala dapat terjadi penularan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya, penting sekali penelitian ini dilakukan berguna untuk mengetahui kepatuhan mahasiswa dalam Cuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai bentuk upaya pencegahan penularan Covid-19, serta penelitian ini juga mengukur variabel Sikap, pengetahuan, dukungan orang tua, dan ketersediaan fasilitas.



2.3 Penyakit CoVID19 Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui (Kementerian Kesehatan RI. 2020). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kementerian Kesehatan RI. 2020). Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia dengan dua cara melalui percikan droplet dan kontak, pertama melalui percikan batuk, bersin (droplet) maupun bernapas yang keluar dari orang yang terinfeksi penyakit ini dapat terhirup ke orang lain yang terpapar langsung maupun berdekatan dengan penderita COVID-19. Kedua melalui kontak yaitu percikan droplet ini kemudian dapat jatuh ke benda-benda dan permukaanpermukaan di sekitar lingkungan dan orang yang menyentuh (kontak) benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. tetapi 8



penyakit ini tidak di tularkan melalui udara (air borne disease). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit COVID-19. WHO terus mengkaji dan mengupdate perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 (World Health Orgaization, 2020). Pencegahan penularan COVID-19 di masyarakat dengan beberapa upaya (Kementerian Kesehatan RI. 2020), yaitu : 1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol 2. Gunakan masker kain tiga lapis bagi masyarakat dan jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Ketika kontak hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut 3. Pastikan orang-orang di sekitar mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut 4. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dengan memberitahukan kondisi terlebih dahulu pada petugas medis dan ikuti arahan Dinas Kesehatan Setempat 5. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID- 19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut. 2.4 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) A. Konsep Cuci Tangan Pakai Sabun Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan lainnya (Priyoto,2015). Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dengan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung atau kontak tidak langsung (menggunakan permukaan permukaan lain



9



seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia atau binatang, atau cairan tubuh lain seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan (Kemenkes RI, 2014). Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan namun penggunaan sabun menjadi efektif karena kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Didalam kotoran yang menempel inilah kuman hidup. Efek lainnya adalah tangan menjadi harum setelah dicuci menggunakansabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun lebih menarik untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2013). B. Manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun Manfaat utama cuci tangan pakai sabun adalah melindungi diri dari berbagai penyakit menular. Penyakit-penyakit tersebut antara lain Diare, Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), dan kecacingan, infeksi kulit, infeksi mata, dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat tangan yang tidak bersih. Cuci tangan pakai sabun dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut : (Paisal,Zain,2013). 1. Sebelum menyiapkan makanan 2. Sebelum dan sesudah makan 3. Setelah buang air kecil dan besar 4. Setelah membuang ingus 5. Setelah membuang atau menangani sampah 6. Setelah bermain 7. Setelah memberi makan atau memegang hewan 8. Setelah batuk atau bersin pada tangan



10



2.5 Road Map Penelitian Pada road map penelitian berfokus terhadap perilaku mencuci tangan pakai sabun (CTPS) pada mahasiswa FIKES UHAMKA, adapun roadmap penelitian tersebut melalui tiga tahapan penelitian, yaitu : 1) Tahap penelitian pertama mengenai Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Pencegahan CoVID-10 Pada Mahasiswa 2) Tahap penelitian efektifitas Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) terhadap frekuensi sebaran penyakit CoVID-19 di wilayah PSBB DKI Jakarta 3) Tahap penelitian ketiga mengenai intervensi Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Pencegahan CoVID-10 Pada Mahasiswa di wilayah DKI Jakarta



Tahun 2020-2021, penelitian mengenai Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Pencegahan CoVID-10 Pada Mahasiswa



Tahun 2021-2022, penelitian mengenai efektifitas Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) terhadap frekuensi sebaran penyakit CoVID-19 di wilayah PSBB DKI Jakarta



Tahun 2022-2022, penelitian mengenai intervensi Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Pencegahan CoVID-10 Pada Mahasiswa di wilayah DKI Jakarta



11



BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan variabel independen yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi, ketersediaan APD masker, dukungan orang tua, dan variabel dependen yaitu Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif Program Studi Kesehatan Masyarakat sebanyak 362 orang. Dalam menentukan sampel penelitian menggunakan rumus besar sampel yang telah di ketahui jumlah populasinya, (Slovin, dalam Notoatmodjo), 2018, yaitu :



Keterangan : n = Jumlah sampel N = Besar populasi d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,05)



Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel sederhana secara acak, dimana setiap setiap mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat yang berdomisili di wilayah PSBB DKI Jakarta memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk Google Formulir (GForm) yang berisi variabel yang akan diteliti. Sebelum diberikan kepada sampel penelitian kuesioner di uji cobakan terlebih dahulu kepada bukan sampel tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan sampel dengan menggunakan aplikasi Google Formulir, setelah itu dilakukan uji validitas dan uji realibilitas, setelah valid dan reliabel link kuesioner dalam bentuk Google Formulir diberikan kepada sampel penelitian untuk diisi melalui Whatsapp (WA) maupun email. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat melalui aplikasi statistik.



12



Analisis univariat bertujuan untuk mendapat gambaran distribusi responden atau variasi dari variabel yang diteliti. Analisis univariat dalam penelitian ini disajikan hanya menggunakan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel yang diteliti. Analisis bivariat yang dilakukan berupa tabulasi silang antar dua variabel, yaitu variabel dependen dengan independen. Analisis bivariat bertujuan melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen seperti yang tampak dalam kerangka konsep. Dalam penelitian ini dilakukan dengan memakai uji chi square.



13



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1



Deskripsi Wilayah Penelitian



4.1.1 Geografi dan Demografi Tempat Penelitian Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES UHAMKA) berada pada Kampus Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang terletak di jalan Limau II, Kecamataan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Adapun Kecamatan Kebayoran Baru memiliki batas wilayah yaitu di sebelah utara Kebayoran Baru berbatasan dengan Kecamatan Tanah Abang dan Setiabudi. Sebagian kecil Jalan Hang Lekir dan Jalan Jendral Sudirman serta Jalan Gatot Soebroto adalah batas utara Kebayoran Baru. Di sebelah barat Kali Grogol memisahkan Kebayoran Baru dengan kecamatan Kebayoran Lama. Kali Krukut membatasi di sebelah timur dengan kecamatan Mampang Prapatan, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Cilandak dengan batasnya adalah Jalan Margaguna, Jalan Haji Nawi Raya, dan Jalan Abdul Majid Raya. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES UHAMKA) memiliki 2 Program Studi yaitu Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat dan Program Studi S1 Ilmu Gizi. Pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat memiliki sejumlah peminatan yaitu Peminatan epidemiologi, peminatan statistik kesehatan, peminatan administrasi kebijakan kesehatan, peminatan promosi kesehatan, peminatan kesehatan lingkungan, peminatan kesehatan dan keselamatan kerja, peminatan gizi kesehatan masyarakat dan peminatan kesehatan reproduksi. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1



Hasil Analisis Univariat 4.2.1 Pencegahan Covid-19 Tabel 4.2.1.1 Distribusi responden berdasarkan Pencegahan Covid 19 Kat_Pencegahan Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



Baik



37



55.2



55.2



55.2



Kurang Baik



30



44.8



44.8



100.0



Total



67



100.0



100.0



14



Tabel 5.1 menunjukan Pencegahan lebih banyak yang baik (55,2%) dibandingkan dengan Pencegahan yang Kurang Baik (44,8%). 4.2.2Pengetahuan Tabel 4.2.2 Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan mengenai Covid 19 Kat_Pengetahuan Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



Baik



43



64.2



64.2



64.2



Kurang Baik



24



35.8



35.8



100.0



Total



67



100.0



100.0



Tabel 5.2 menunjukan Pengetahuan lebih banyak yang baik (64,2%) dibandingkan dengan Pengetahuan yang Kurang Baik (35,8%). 4.2.3 Perilaku Tabel 4.2.3 Distribusi responden berdasarkan Perilaku Covid 19 Kat_Perilaku Cumulative Frequency Valid



Percent



Valid Percent



Percent



Baik



53



79.1



79.1



79.1



Kurang Baik



14



20.9



20.9



100.0



Total



67



100.0



100.0



Tabel 5.3 menunjukan yang memiliki Perilaku Baik lebih banyak (79,1%) dibandingkan dengan Perilaku yang Kurang Baik (20,9%).



4. 2.4. Ketersediaan Fasilitas Tabel 4.2.4 Distribusi responden berdasarkan Ketersediaan Fasilitas. Ketersediaan_Fasilitas Cumulative Frequency Valid



Ada Tidak ada Total



Percent



Valid Percent



Percent



65



97.0



97.0



97.0



2



3.0



3.0



100.0



67



100.0



100.0



Tabel 5.4 menunjukan ketersediaan fasilitas ada sebesar (97,0%) dibandingkan dengan ketersediaan fasilitas yang tidak ada sebesar (3 %).



15



4.3 Hasil Penelitian Analisis Bivariat 4.3.1 Hubungan antara Pengetahuan dengan Pencegahan Covid-19 Pengolahan analisis bivariat antara Pengetahuan dengan Pencegahan menggunakan uji statistic dengan menggunakan Uji Chi Square untuk melihat ada hubungan signifikan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dengan Pencegahan. Jika Pvalue 0,05) maka dapat disimpulkan Tidak ada hubungan antara Pengetahuan dengan Pencegahan Covid-19 . 4.3.2 Hubungan Perilaku dengan Pencegahan Covid-19 Tabel 4.3.2 Distribusi responden berdasarkan Perilaku dengan Pencegahan Covid-19 Kat_Perilaku * Kat_Pencegahan Kat_Pencegahan Baik Kat_Perilaku



Baik



Count % within Kat_Perilaku



Kurang Baik



Count % within Kat_Perilaku



Total



Count % within Kat_Perilaku



Kurang Baik



Total



27



26



53



50.9%



49.1%



100.0%



10



4



14



71.4%



28.6%



100.0%



37



30



67



55.2%



44.8%



100.0%



16



Tabel 4.3.2 menunjukan bahwa distribusi responden kategori Perilaku baik pada kelompok pencegahan baik sebanyak 27 orang (50,9%) dan kelompok pencegahan kurang baik sebanyak 26 orang (49,1%), sedangkan kategori perilaku kurang baik pada kelompok pencegahan baik sebanyak 10 orang (71,4%) dan pencegahan kurang baik sebanyak 4 orang (28,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,285 (P>0,05) maka dapat disimpulkan Tidak ada hubungan antara Perilaku dengan Pencegahan Covid-19. 4.3.3 Hubungan Ketersediaan Fasilitas dengan Pencegahan Covid-19 Tabel 4.3.3 Distribusi responden berdasarkan Fasilitas Kat_Fasilitas * Kat_Pencegahan Kat_Pencegahan Baik Kat_Fasilitas



Ada



Count % within Kat_Fasilitas



Tidak ada



Count % within Kat_Fasilitas



Total



Count % within Kat_Fasilitas



Kurang Baik



Total



35



30



65



53.8%



46.2%



100.0%



2



0



2



100.0%



0.0%



100.0%



37



30



67



55.2%



44.8%



100.0%



Tabel 4.3.3 menunjukan bahwa distribusi responden kategori Ketersediaan fasilitas pada kelompok pencegahan baik sebanyak 35 orang (53,8%) dan kelompok pencegahan kurang baik sebanyak 30 orang (46,2%), sedangkan kategori ketidaktersediaan fasilitas pada kelompok pencegahan baik sebanyak 2 orang (100,0%) dan kelompok Pencegahan kurang baik sebanyak 0 orang (0,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P = 0,568 (P>0,05) maka dapat disimpulkan Tidak ada hubungan antara Ketersediaan Fasilitas dengan Pencegahan Covid-19. .



17



4.3 Pembahasan 4.3.1



Kepatuhan perilaku pencegahan dengan mecncuci tangan pakai sabun dalam pencegahan CoVID19 Pada Mahasiswa



Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan sebagian besar mahasiswa melakukan pencegahan CTPS sebanyak 55,2% dan yang kurang baik dalam melakukan pencegahan sebanyak 44,8%. Sebagai bagian dari masyarakat umum mahasiswa harus mematuhi peraturan mengenai CTPS (Cuci tangan pakai sabun) untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang telah di rekomendasikan oleh pemerintah pusat dan daerah seperti Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 51 tahun 2020 mengenai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar pada masa transisi menuju masyarakat, sehat, aman dan produktif dalam salah satu pasalnya menyatakan setiap orang yang tinggal atau berdomisilih di Provinsi DKI Jakarta dalam berkegiatan wajib mencuci tangan menggunakan sabun baik sebelum dan sesudah bergiatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan lainnya (Priyoto,2015). Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dengan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering sekali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung atau kontak tidak langsung (menggunakan permukaan permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia atau binatang, atau cairan tubuh lain seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan (Kemenkes RI, 2014). Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang mengalokasikan waktunya lebih banyak saat mencuci tangan namun penggunaan sabun menjadi efektif karena kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Didalam kotoran yang menempel inilah kuman hidup. Efek lainnya adalah tangan



18



menjadi harum setelah dicuci menggunakansabun dan dalam beberapa kasus, tangan yang menjadi wangilah yang membuat mencuci tangan dengan sabun lebih menarik untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2013). 4.3.2



Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan mahasiswa



adalah kurang baik, yaitu sebanyak 24 orang (35,8%), sedangkan yang termasuk pengetahuan baik sebanyak 43 orang (64,2%). Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p = 1,000). Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangmengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan & Dewi, 2017). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pauzan, dkk (2017) diperoleh hasil uji statistik nilai p value 0,001, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan antara pengetahuan tentang cuci tangan dengan perilaku cuci tangan pada siswa sekolah dasar negeri kota Bandung. Penelitian lain juga dilakukan oleh Mila, dkk (2016) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa sekolah dasar negeri Sambiroto 01 Kota Semarang diperoleh nilai p value sebesar 0,025 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku cuci tangan pakai sabun. 4.3.3



Perilaku Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar perilaku mahasiswa adalah kurang baik, yaitu sebanyak 14 orang (20.,4%), sedangkan yang termasuk perilaku baik sebanyak 53 orang (79,1%). Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel perilaku tidak berhubungan dengan kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p = 0,285). Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, 19



menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatutindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak (Wawan & Dewi, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Intan dkk (2016) menjelaskan bahwa Pengetahuan pada dasarnya dimulai dari seseorang mengenal dan memahami suatu ide baru, sehingga akan melakukan perubahan pada perilakunya mengikuti ide baru. Seseorang mau melakukan sesuatu karena manfaat yang diperoleh, sebaliknya menghindari melakukan sesuatu bila hal itu mendatangkan kerugian.



4.3.4 Fasilitas Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar kesediaan fasilitas adalah Ada, yaitu sebanyak 65 orang (97,0%), sedangkan yang termasuk ketidak tersediaan fasilitias sebanyak 2 orang (3,0%). Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel Fasilitas tidak berhubungan dengan kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p = 0,568). Lawrence Green mengatakan bahwa untuk terbentuknya perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor dimana salah satunya adalah faktor pendorong (enabling factor). Faktor pendorong adalah faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Faktor tersebut dapat berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan, atau sumber-sumber khusus yang mendukung, keterjangkauan sumber serta fasilitas kesehatan. Sarana kesehatan yang tersedia dapat memicu untuk pelaksanaan perilaku mencuci tangan pakai sabun dengan benar. Sarana merupakan alat atau bahan yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan.Dalam melakukan CTPS, sarana yang dibutuhkan yaitu air mengalir, sabun (baik batangan maupun cair) serta lap tangan yang bersih. Dalam menerapkan CTPS yang baik dan benar di dukung oleh ketersediaan sarana yang memadai. Tanpa adanya sarana yang memadai pelaksanaan CTPS yang baik dan benar tidak akan maksimal. Untuk itu diharapkan guru melengkapi sarana CTPS pada masing-masing PAUD. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Srimurnawingsih (2015) mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan penerapan CTPS dan air bersih mengalir menunjukkan



20



presentase responden yang memiliki sarana cuci tangan lebih besar (55 %) dibandingkan dengan responden yang tidak tersedia sarana cuci tangan (45%).



21



BAB 5 KESMIPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian, didapatlan sebagian besar mahasiswa yang menerapkan baik pencegahan CoVID 19 (55,2%), sedangkan yang kuran baik dalam melaksanakan pencegahan (44,8%). 2. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebagian besar mahasiswa berpengetahuan baik (64,2%), perilaku baik (79,1%), dan ketersediaan fasilitas (97,0%). 3. Hasil anilisis bivariat, variable yang memiliki tidak ada hubungan bermakna dengan pencegahan CoVID 19 (p=1,000), pengetahuan (p=1,000), perilaku (0,285), dan ketersediaan fasilitias (p=0,085)



5.2 Saran 1. Bagi mahasiswa diharapkan selalu mematuhi protokol kesehatan yang salah satunya adalah melalui CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) ketika akan atau setelah beraktivitas di luar rumah dengan memperhatikan cara Cuci tangan yang baik dan benar sesuai fungsinya dengan cara dan pencucian tangan yang baik. 2. Bagi keluarga dan orangtua diharapkan selalu memperhatikan kebutuhan air dan sabun untuk keluarga dan mengingatkan anggota keluarga lainnya untuk menggunakan sabun dalam setiap mencuci tangan guna pencegahan penyebaran CoVID19. 3. Bagi Pemerintah DKI Jakarta memperbanyak kegiatan penyuluhan dan penyediaan fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun dalam mencegah penularan penyakit COVID-19 di masyarakat.



22



BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI Luaran yang dicapai adalah luaran wajib summited jurnal nasional terakreditasi Sinta 3 jJK (Jurnal Kesehatan) dan luaran tambahan (Pemakalah di Prosiding Seminar Nasional). 6.1 Luara Wajib (Jurnal Kesehatan) JK IDENTITAS JURNAL 1



Nama Jurnal



JK (Jurnal Kesehatan)



2



Website Jurnal



https://ejurnal.poltekkestjk.ac.id/index.php/JK/author/submit/5?articleId=2524



3



Status Makalah



Submission



4



Jenis Jurnal



Sinta-3



5



Tanggal Submit



22 Februari 2021



6



Bukti Screenshot submit Terlampir



23



6.2 Luaran Tambahan (Pemakalah di Prosiding Nasional) IDENTITAS JURNAL "Penguatan Peran Perguruan Tinggi dalam Percepatan Penanganan dan Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi COVID-19". Sabtu, 20 Maret 2021



1



Nama Seminar



2



Website Jurnal



http://13.urecol.org/submit/index.php?page=index



3



Status Makalah



Submission



4



Jenis Prosiding



Prosiding Nasional



5



Tanggal Submit



22 Februari 2021



6



Bukti Screenshot submit



Terlampir



24



25



BAB 7 RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI Hasil Penelitian dan Rencana Tindak Lanjut Hasil Penelitian



Rencana Tindak lanjut



Penelitian ini mendapatkan hasil masih terdapatnya mahasiswa yang tidak melalukan CTPS (Cuci tangan pakai sabun). Pengetahuan dan perilaku mahasiswa tidak berhubungan secara signifikan terhadap pencegahan CoVID 19 melalui program Cuci Tangan Pakai Sabun. Dari segi pengembangan keilmuan kesehatan masyarakat sangatlah penting untuk menjadi referensi terlebih pada pencegahan penyakit menular seperti COVID-19 baik di masyarakat umum khususnya mahasiswa. Perlu penelitian selanjutnya untuk efektivitas CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dan perlunya penyuluhan untuk meningkatkan keinginan mahasiswa dalam mencuci tangan menggunakan sabun sesuai program CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)



Rencana



tindak



lanjut



perlu



adanya



penguatan



berkelanjutan dengan pengabdian masyarakat mengenai tingkat



pengetahuan



akan



bahayanya



penyebaran



CoVID19 dan resiko tinggal menerapkan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). 1. mengenai efektifitas Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) terhadap frekuensi sebaran penyakit CoVID-19 di wilayah PSBB DKI Jakarta. 2. ntervensi Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Pencegahan CoVID-10 Pada Mahasiswa di wilayah DKI



26



UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik dan tepat waktu. Teriring ucapan TERIMA KASIH disampaikan kepada : 1. Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka terima kasih telah memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengikuti penelitian Bacth 2 tahun 2019 di LEMLITBANG UHAMKA 2. Prof.



Dr,



Suswandari.



M.Pd,



selaku



Ketua



LEMLITBANG



Universitas



Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Terima kasih telah mengarahkan dan memberikan kesempatan untuk mengikuti penelitian Bacth 2 tahun 2019 ini. 3. Para Staff LEMLITBANG UHAMKA terima kasih telah bekerja Profesional dalam membantu administrasi penelitian dan manajemen informasi penelitian. 4. Rekan-rekan Dosen FIKES UHAMKA terima kasih atas dukungannya dalam penelitian ini. 5. Bagi Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UHAMKA terima kasih atas partisipasinya dalam penelitian ini.



27



DAFTAR PUSTAKA ARiesti Cahyaningrum, Tingkat Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Terhadap Kebersihan Pribadi Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Kraton Yogyakarta. Skripsi. Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016. Dadang Kusbiantoro, Pemberian Health Education Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah. Jurnal. Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah, Kabupaten Lamongan, 2014. Sehat, „Info Kesehatan Untuk Masyarakat‟, [online], 2015. Available from URL http://sehat.link/sistem-imun-belum-bagus-anak-prasekolah-rentan- sakit. Kompasiana, „Tangan Jalur Utama Masuk Kuman ke Tubuh‟, [online], 2015. Available from URL http://www.kompasiana.com/alghifari/tangan- jalur-utama-masuk-kuman-ketubuh. Unilever, „Lifebuoy telah jangkau 58 juta orang Indonesia untuk Terapkan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun‟ [online], 2014. Available from URL https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2014/lifebuoy-telah- jangkau-58juta-orang-indonesia-untuk-terapkan-kebiasaan-cuci-tangan- pakai-sabun.html. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Kesehatan, „ HCTPS 2013 Tanganku Bersih Hidupku Sehat‟, [online], 2013. Available from URL http://www.depkes.go.id/article/print/13100015/hctps-2013-tanganku- bersih-hidupku-sehat.html. Valora,‟



Capaian CTPS Sumbar‟. [online], 2016. Available from http://m.valora.co.id/berita/5468/capaian-ctps-sumbar-924-persen.html.



URL



Sri Murwaningsih, Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN II Kota Karang Bandar Lampung. Jurnal. Jurusan Teknik Gigi, Poltekkes Tanjung Karang, 2015. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI mengenai perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia. Digital Library, „Perancangan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit; Taqwa Inderakusuma, Perpustakaan Unikum, 2010. Warsiti, Gambaran Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Siswa MI Muhammadiyah Godog Polokarto. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Kusuma Husada, Surakarta, 2015. Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan



28



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK . LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN SURAT PENJELASAN PENELITIAN ANALISIS PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DALAM PENCEGAHAN CoVID-19 PADA MAHASISWA Saya Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka : Nama : Ikhwan Ridha Wilti, SKM, MKM. NIDN : 0406068901 Telepon : 081211111896 Saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai “ANALISIS PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DALAM PENCEGAHAN CoVID-19 PADA MAHASISWA”. Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian ini, saya harapkan, adik-adik Mahasiswa/i bersedia berpartisipasi sebagai responden. Dalam penelitian ini adik akan dibagikan kuesioner oleh peneliti yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) pengetahuan, perilau, ketersediaan Fasilitas. Keikutsertaan adik dalam penelitian ini adalah secara sukarela dan menguntungkan semua pihak, baik responden, peneliti serta masyarakat luas. Setelah Mahasiswa/i setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan menandatangani surat persetujuan, maka adik akan diberikan kuesioner oleh peneliti untuk diisi dengan lengkap. Semua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan di rahasiakan oleh peneliti dan tidak terbuka bagi masyarakat atau pihak lain tanpa persetujuan peneliti. Laporan-laporan yang akan dihasilkan dari penelitian ini tidak akan mencantumkan identitas responden.



9



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK INFORMED CONSENT (PERSETUJUAN RESPONDEN) Yang bertanda tangan di bawah ini :



Nama : ................................................ Umur : ................................................ Alamat : ................................................ Setelah diberikan penjelasan oleh petugas dan memahami terhadap tujuan dari pengisian kuesioner dalam penelitian ini, maka saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian tentang “ANALISIS PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DALAM PENCEGAHAN CoVID-19 PADA MAHASISWA”. Demikian pernyataan persetujuan ini, dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, Responden (........................)



10



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK Nama Responden : Umur Responden : PENGETAHUAN 1. SARS-Cov2 merupakan corona virus jenis baru a. Ya b. Tidak 2. SARS-Cov2 juga penyebab penyakit MERS a. Ya b. Tidak 3. COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-Cov2 a. Ya b. Tidak 4. COVID-19 berasal dari kelelawar atau hewan lain a. Ya b. Tidak 5. Sistem kekebalan tubuh manusia yang sehat tidak dapat pulih dari infeksi COVID-19 tanpa diberi pengobatan a. Ya b. Tidak 6. Anda akan mengetahui jika anda terinfeksi COVID-19 dari gejala demam, sakit tenggorokan dan sesak napas a. Ya b. Tidak 7. Anak-anak dan lansia sangat rentan tertular Covid-19 a. Ya b. Tidak 8. Usia produktif cenderung lebih resisten terhadap Covid-19 a. Ya b. Tidak 9. Ada 6 langkah cuci tangan yang benar? a. Ya b. Tidak 10. Sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan a. Ya b. Tidak 11. Jenis sabun cair adalah sabun yang paling bagus untuk mencuci tangan a. Ya b. Tidak 12. Air mengalir adalah air yang baik untuk cuci tangan a. Ya b. Tidak 13. Mengeringkan tangan merupakan langkah mencuci tangan yang paling terakhir a. Ya b. Tidak 14. Manfaat penting dari mencuci tangan yaitu dapat membuat tekanan darah stabil a. Ya b. Tidak 15. Mengusap antiseptic pada tangan dan jari, merupakan bagian dari cuci tangan a. Ya b. Tidak 16. Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang sampah a. Ya b. Tidak 17. Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah menyentuh hewan / unggas termasuk hewan peliharaan a. Ya b. Tidak 18. Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan diare (mencret) a. Ya b. Tidak 19. Apabila tidak mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan cacingan a. Ya b. Tidak PERILAKU PENCEGAHAN 1. Mencuci tangan menggunakan air yang mengalir 11



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK a. Ya b. Tidak 2. Mencuci tangan menggunakan sabun cair atau antiseptik a. Ya b. Tidak 3. Mencuci tangan kurang lebih 15-20 detik. a. Ya b. Tidak 4. Membersihkan bagian punggung tangan a. Ya b. Tidak 5. Membersihkan bagian sela-sela jari a. Ya b. Tidak 6. Membersihkan bagian ujung jari dengan mengaitkan kedua tangan a. Ya b. Tidak 7. Membersihkan bagian kuku. a. Ya b. Tidak 8. Membersihkan bagian pergelangan tangan a. Ya b. Tidak 9. Mengeringkan tangan menggunakan handuk bersih atau tisu a. Ya b. Tidak 10. Mematikan kran air menggunakan tisu atau penghalang supaya tangan yang sudah bersih tidak menyentuh kran air a. Ya b. Tidak 11. Menggunakan masker saat beraktivitas diluar rumah a. Ya b. Tidak KETERSEDIAAN FASILITAS 1. Air yang bersih untuk mencuci tangan a. Ada b. Tidak tersedia 2. Kran atau wastafel a. Ada b. Tidak tersedia 3. Sabun a. Ada b. Tidak tersedia 4. Tissue atau lap bersih a. Ada b. Tidak tersedia DUKUNGAN ORANG TUA 1. Keluarga membiarkan saya makan tanpa mencuci tanga pakai sabun terlebih dahulu a. Ya b. Tidak 2. Keluarga menjelaskan kepada saya tentang pentingnya CTPS a. Ya b. Tidak 3. Keluarga memberikan saya pengarahan untuk selalu CTPS agar terhindar dari penyakit a. Ya b. Tidak 12



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK 4. Keluarga selalu mengingatkan saya untuk CTPS setelah BAB/BAK a. Ya b. Tidak 5. Keluarga mengajarkan saya cara mencuci tangan dengan benar (7 langkah) a. Ya b. Tidak 6. Keluarga mengajarkan saya agar menggunakan masker saat keluar rumah a. Ya b. Tidak SIKAP 1. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan setelah kegiatan yang menggunakan tangan terlebih dahulu a. SS b. S c. KS d. TS 2. Mencuci tangan cukup dengan air saja a. SS b. S c. KS d. TS 3. Mencuci tangan pakai sabun dilakukan untuk mencegah penyebaran kuman penyakit a. SS b. S c. KS d. TS 4. Mencuci tangan pakai sabun tidak dapat mencegah penyakit diare dan penyakit infeksi lainnya a. SS b. S c. KS d. TS 5. Mencuci tangan pakai sabun setelah memegang hewan a. SS b. S c. KS d. TS 6. Tidak mencuci tangan pakai sabun setelah batuk ataupun bersin pada tangan a. SS b. S c. KS d. TS 7. Mencuci tangan pakai sabun setelah lama beraktifitas diluar rumah a. SS b. S c. KS



13



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK d. TS 8. Tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum makan a. SS b. S c. KS d. TS 9. Mencuci tangan pakai sabun perlu dilakukan setelah bermain a. SS b. S c. KS d. TS 10. Setelah mencuci tangan pakai sabun, tangan yang basah tidak perlu di keringkan dengan lap/tisu a. SS b. S c. KS d. TS



14



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK



Analisis Perilaku Cuci Tangan Pakai Ssabun dalam Pencegahan CoVID19 Pada Mahasiswa Behavior Analysis of Washing Hands with Soapy Hand in the Prevention of CoVID-19 in Students Ikhwan Ridha Wilti1*, Cornelis Novianus1, Rismawati Pangestika1 1



Jurusan Kesehatan Masyarakat, FIKES Universitas Muhammadiyah Prof Dr.Hamka, Indonesia



ARTICLE INFO



Article history Received date Revised date Accepted date Keywords: 3-5 word(s) or phrase(s) that’s is important, specific or representative for the article



Kata kunci: CoVID19, Cuci Tangan Pakai Sabun, Mahasiswa.



ABSTRACT/ ABSTRAK Corona is a contagious disease that has recently become a concern of the international community, not only from its very rapid spread but also because of the impact of the corona virus on affected people, it can even lead to loss of life. Washing hands with soap is one of the sanitary measures by cleaning hands and fingers using water and soap by humans to become clean and break the chain of germs. Washing hands with soap (CTPS) is also known as an effort to prevent disease. The method of this research is cross sectional. Based on the results of the study, it was found that the majority of students who implemented good CoVID 19 prevention (55.2%), while those who were less good at implementing prevention (44.8%). Based on the results of this study, it was found that most students had good knowledge (64.2%), good behavior (79.1%), and the availability of facilities (97.0%). The results of bivariate analysis, variables that have no significant relationship with prevention of CoVID 19 (p = 1,000), knowledge (p = 1,000), behavior (0.285), and availability of facilities (p = 0.085) Corona menjadi peyakit menular yang akhir – akhir ini menjadi perhatian dunia internasional, bukan saja dari penyebarannya yang sangat cepat tetapi juga karena dampat dari virus corona tersebut bagi penderota yang terdampak, bahkan bisa mengakibatkan kepada kehilangan nyawa. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit.metode penelitian ini adalah Cross Sectional. Berdasarkan hasil penelitian, didapatlan sebagian besar mahasiswa yang menerapkan baik pencegahan CoVID 19 (55,2%), sedangkan yang kuran baik dalam melaksanakan pencegahan (44,8%). Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebagian besar mahasiswa berpengetahuan baik (64,2%), perilaku baik (79,1%), dan ketersediaan fasilitas (97,0%). Hasil anilisis bivariat, variable yang memiliki tidak ada hubungan bermakna dengan pencegahan CoVID 19 (p=1,000), pengetahuan (p=1,000), perilaku (0,285), dan ketersediaan fasilitias (p=0,085) Copyright © 2020 Jurnal Kesehatan All rights reserved



Corresponding Author: Ikhwan Ridha Wilti.



Jurusan Kesehatan Masyarakat, FIKES Universitas Muhammadiyah Prof Dr.Hamka, Indonesia Email: [email protected]



15



Jurnal Kesehatan Volume 10, Nomor 3, November 2019 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online) http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK PENDAHULUAN METODE Corona menjadi peyakit menular yang akhir – akhir ini menjadi perhatian dunia internasional, bukan saja dari penyebarannya yang sangat cepat tetapi juga karena dampat dari virus corona tersebut bagi penderota yang terdampak, bahkan bisa mengakibatkan kepada kehilangan nyawa. Corona virus merupakan suatu kelompok virus yang zoonosis ditrasmisikan dari hewan ke manusia, corona virus dapat menyebabkan penularan yang cepat antara manusia, ada beberapa jenis corona virus yang diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari gejala ringan sampai berat, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Kemenkes RI, 2020). World Health Organization secara resmi memberi nama virus baru yang menjadi pandemi ini sebagai Savere Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARSCoV-2) dan nama penyakit sebagai Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19), penyakit ini sebelumnya tidak dikenal dan pertama mewabah di Kota Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 (World Health Organization, 2020).



Pandemi virus corona (Covid 19) saat ini telah melanda berbagai negara di belahan dunia. Hingga saat ini belum ada vaksin ataupun obat yang terbukti efektif dalam mengobati penyakit tersebut. Badan Kesehatan Dunia atau WHO serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serika atau CDC pun mengeluarkan imbauan mengenai hal yang harus dilakukan dalam mencegah corona jenis baru ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya adalah mencuci tangan menggunakan sabun atau yang sering kita dengar dengan istilah CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan dengan sabun (CTPS) karena ia mengandung senyawa seperti lemak yang disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran virus. Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit.



Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan variabel independen yaitu jenis kelamin, pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi, ketersediaan APD masker, dukungan orang tua, dan variabel dependen yaitu Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif Program Studi Kesehatan Masyarakat sebanyak 362 orang. Dalam menentukan sampel penelitian menggunakan rumus besar sampel yang telah di ketahui jumlah populasinya, (Slovin, dalam Notoatmodjo). Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk Google Formulir (GForm) yang berisi variabel yang akan diteliti. Sebelum diberikan kepada sampel penelitian kuesioner di uji cobakan terlebih dahulu kepada bukan sampel tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan sampel dengan menggunakan aplikasi Google Formulir, setelah itu dilakukan uji validitas dan uji realibilitas, setelah valid dan reliabel link kuesioner dalam bentuk Google Formulir diberikan kepada sampel penelitian untuk diisi melalui Whatsapp (WA) maupun email. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat melalui aplikasi statistik. HASIL Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pencegahan CoVID19 pada Mahasiswa Variabel Frequensi Persentase (%) Baik 37 55,2 Kurang Baik 30 44,8 Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 37 orang (55,2%) responden memiliki pencegahan yang Baik dan 30 Orang (30%) responden memiliki pencegahan yang kurang baik.



10



Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan mengenai CoVID19 pada Mahasiswa Variabel Frequensi Persentase (%) Baik 43 64,2 Kurang Baik 24 35,8 Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 43 orang (64,2%) responden memiliki Pengetahuan yang Baik dan 24 Orang (35,8%) responden memiliki Pengetahuan yang kurang baik. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku CoVID19 pada Mahasiswa Variabel Frequensi Persentase (%) Baik 53 79,1 Kurang Baik 14 20,9 Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 53 orang (79,1%) responden memiliki Perilaku yang Baik dan 14 Orang (20,9%) responden memiliki Perilaku yang kurang baik. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas CoVID19 pada Mahasiswa Variabel Frequensi Persentase (%) Baik 65 97,0 Kurang Baik 2 3,0 Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 65 orang (97,0%) responden memiliki Ketersediaan Fasilitas yang Baik dan 2 Orang (3,0%) responden memiliki pencegahan yang kurang baik.



Hasil anilisis bivariat, variable yang memiliki tidak ada hubungan bermakna dengan pencegahan CoVID 19 (p=1,000), pengetahuan (p=1,000), perilaku (0,285), dan ketersediaan fasilitias (p=0,085) PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan sebagian besar mahasiswa melakukan pencegahan CTPS sebanyak 55,2% dan yang kurang baik dalam melakukan pencegahan sebanyak 44,8%. Sebagai bagian dari masyarakat umum mahasiswa harus mematuhi peraturan mengenai CTPS (Cuci tangan pakai sabun) untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang telah di rekomendasikan oleh pemerintah pusat dan daerah



seperti Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 51 tahun 2020 mengenai pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar pada masa transisi menuju masyarakat, sehat, aman dan produktif dalam salah satu pasalnya menyatakan setiap orang yang tinggal atau berdomisilih di Provinsi DKI Jakarta dalam berkegiatan wajib mencuci tangan menggunakan sabun baik sebelum dan sesudah bergiatan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan mahasiswa adalah kurang baik, yaitu sebanyak 24 orang (35,8%), sedangkan yang termasuk pengetahuan baik sebanyak 43 orang (64,2%). Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel pengetahuan berhubungan dengan kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p = 1,000). Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangmengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan & Dewi, 2017). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar perilaku mahasiswa adalah kurang baik, yaitu sebanyak 14 orang (20.,4%), sedangkan yang termasuk perilaku baik sebanyak 53 orang (79,1%). Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel perilaku tidak berhubungan dengan kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p = 0,285). Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatutindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak (Wawan & Dewi, 2017). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar kesediaan fasilitas adalah Ada, yaitu sebanyak 65 orang (97,0%), sedangkan yang termasuk ketidak tersediaan fasilitias



10



sebanyak 2 orang (3,0%). Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel Fasilitas tidak berhubungan dengan kepatuhan Cuci Tangan Pakai Sabun dalam pencegahan CoVID19 pada mahasiswa (p = 0,568). Lawrence Green mengatakan bahwa untuk terbentuknya perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor dimana salah satunya adalah faktor pendorong (enabling factor). Faktor pendorong adalah faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Faktor tersebut dapat berupa lingkungan fisik, sarana kesehatan, atau sumber-sumber khusus yang mendukung, keterjangkauan sumber serta fasilitas kesehatan. Sarana kesehatan yang tersedia dapat memicu untuk pelaksanaan perilaku mencuci tangan pakai sabun dengan



SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatlan sebagian besar mahasiswa yang menerapkan baik pencegahan CoVID 19 (55,2%), sedangkan yang kuran baik dalam melaksanakan pencegahan (44,8%). Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui sebagian besar mahasiswa berpengetahuan baik (64,2%), perilaku baik (79,1%), dan ketersediaan fasilitas (97,0%). Hasil anilisis bivariat, variable yang memiliki tidak ada hubungan bermakna dengan pencegahan CoVID 19 (p=1,000), pengetahuan (p=1,000), perilaku (0,285), dan ketersediaan fasilitias (p=0,085)



11



DAFTAR PUSTAKA Riesti Cahyaningrum, Tingkat Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Terhadap Kebersihan Pribadi Siswa Kelas IV dan V SD Negeri Kraton Yogyakarta. Skripsi. Pendidikan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, 2016. Dadang Kusbiantoro, Pemberian Health Education Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah. Jurnal. Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Muhammadiyah, Kabupaten Lamongan, 2014. Sehat,



„Info Kesehatan Untuk Masyarakat‟, [online], 2015. Available from URL http://sehat.link/sistem-imunbelum-bagus-anak-prasekolahrentan- sakit.



Kompasiana, „Tangan Jalur Utama Masuk Kuman ke Tubuh‟, [online], 2015. Available from URL http://www.kompasiana.com/alg hifari/tanganjalur-utamamasuk-kuman-ke-tubuh. Unilever, „Lifebuoy telah jangkau 58 juta orang Indonesia untuk Terapkan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun‟ [online], 2014. Available from URL https://www.unilever.co.id/news /press-releases/2014/lifebuoytelahjangkau-58-juta-orangindonesia-untuk-terapkankebiasaan-cuci-tangan- pakaisabun.html.



Departemen Kesehatan, „ HCTPS 2013 Tanganku Bersih Hidupku Sehat‟, [online], 2013. Available from URL http://www.depkes.go.id/article/ print/13100015/hctps-2013-tangankubersih-hidupkusehat.html. Valora,‟



Sri



Capaian CTPS Sumbar‟. [online], 2016. Available from URL http://m.valora.co.id/berita/5468 /capaian-ctps-sumbar-924persen.html.



Murwaningsih, Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN II Kota Karang Bandar Lampung. Jurnal. Jurusan Teknik Gigi, Poltekkes Tanjung Karang, 2015.



Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI mengenai perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia. Digital Library, „Perancangan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Cegah Penyakit; Taqwa Inderakusuma, Perpustakaan Unikum, 2010. Warsiti, Gambaran Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Siswa MI Muhammadiyah Godog Polokarto. Skripsi. Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Kusuma Husada, Surakarta, 2015. Notoadmodjo, Soekidjo. Kesehatan dan Kesehatan.



Promosi Perilaku



Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.



10



11