Perbedaan Sistem Pertanian Padi Konvensional Dengan Padi SRI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Perbedaan sistem pertanian padi konvensional dengan padi SRI adalah pada umur semai. Tanaman padi yang dipindahtanamkan lebih awal memungkinkan tanamann padi untuk beradaptasi lebih tinggi sehingga dapat mempengaruhi serapan hara dan air yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. kemudian pada jarak tanam, jarak tanam yang lebih longgar akan meminimalisir terjadinya kompetisi sehingga tanaman menyerap hara dan air dengan efisien, asalkan penyiangan gulma dilakukan dengan rutin Kondisi akar yang akan ditanamkan pada tanaman padi dengan sistem konvensional dan sri juga berbeda, hal ini berpengaruh pada gerakan akar yang mengikuti gravitasi. akar yang ditanam secara horizontal akan lebih efisien dalam penyerapan hara dan air sehingga pertumbuhannya optimal terakhir adalah pengairan, Pengairan yang dilakukan pada kedua sistem ini didasarkan pada kebutuhan pertukaran oksigen yang berada didalam tanah. Pengairan secara tergenang akan memicu terjadinya anoksia, berbeda dengan kondisi sistem SRI dimana tanaman padi memiliki interval untuk tersedianya oksigen didalam tanah karena pengairannya dengan berselang.



Pada tabel tersebut terlihat bahwa penanaman padi dengan sitem SRI dengan organic maupun inorganic memberikan pengaruh yang signifikan pada serapan N dan P dalam tanah, sebesar….. pada sistem organic SRI serapan hara K lebih tinggi dibandingakan denga perlakuan lainnya setelah interval 2 tahun penanaman. Hal tersebut disebabkan oleh Pemupukan dengan bahan organik dapat memperbaiki kondisi tanah baik fisik, kimia maupun biologi tanah, sehingga pengolahan tanah untuk metode SRI menjadi lebih mudah dan murah, sedangkan pengolahan tanah yang menggunakan pupuk anorganik terus menerus kondisi tanah semakin kehilangan bahan organik dan kondisi tanah semakin berat, mengakibatkan pengolahan semakin sulit dan biaya akan semakin mahal



Air irigasi diberikan menurut interval waktu tertentu agar kelembaban tanah dapat selalu terjaga dari titik kritisnya. Bila irigasi diberikan setelah kelembaban tanah mencapai titik kritisnya maka tanaman akan mengalami cekaman air (stress air) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Munandar, 1994). Frekuensi irigasi tidak berpengaruh terhadap hasil gabah isi padi sawah, tetapi penggunaan irigasi berkala tentunya lebih menguntungkan daripada irigasi secara terus-menerus atau tergenang (Borrell et al., 1998).