Perekonomian 2 Dan 3 Sektor PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

i



MAKALAH KELOMPOK PENGANTAR ILMU EKONOMI



PEREKONOMIAN DUA DAN TIGA SEKTOR



OLEH KELOMPOK 10 : SARMILA (NIM 11000119057) MUH. MIRZA RISALDI (NIM 11000119056)



JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019 i



i



KATA PENGANTAR



Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Swt. Kita memuji, meminta pertolongan, meminta ampun dan bertaubat kepadaNya. Siapapun yang diberi petunjuk oleh Allah Swt., tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkanNya maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Kami bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang hak untuk disembah selain Allah Swt., dan tiada sekutu bagiNya. Dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan atas baginda Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam yang kita harapkan syafa’atnya di hari kemudian. Makalah ini adalah tugas kelompok mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi dengan judul “Perekonomian dua dan tiga sektor”. Penyusunan makalah ini, menggunakan beragam



referensi, baik dari buku, jurnal dan lainnya untuk



memberikan informasi komprehensif tentang perekonomian dua dan tiga sektor. Pun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan kritik dan saran pembaca agar makalah ini bisa lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya kepada ibu Mahmudah Mulia M. S.E.I., M.E.I. atas bimbingannya, semoga mendapatkan limpahan rahmat Allah Swt. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimah kasih, wassalam. Makassar, 11 November 2019



Penyusun



i



1



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2 Tujuan Pembahasan .............................................................................................. 2 BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................... 3 A. Perekonomian Dua Sektor......................................................................... 3 1. Ciri-Ciri Perekonomian Dua Sektor .................................................... 4 2. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Dua Sektor..................... 5 3. Unsur-Unsur Pendapatan Nasional Perekonomian Dua Sektor .......... 7 a. Komsumsi dan Tabungan.............................................................. 7 b. Investasi....................................................................................... 14 4. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor ........................................ 15 B. Perekonomian Tiga Sektor ...................................................................... 18 1. Ciri-Ciri Perekonomian Tiga Sektor ................................................. 19 2. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Tiga Sektor .................. 20 3. Pajak (Tax) ........................................................................................ 21 a. Pajak Tetap (Pajak Lump-Sum) ................................................... 21 b. Pajak Proporsional (Pajak Built in Flexible) ............................... 23 4. Keseimbangan Perekonomian Tiga Sektor ....................................... 24 5. Multiplier dalam Perekonomian Tiga Sektor .................................... 29 BAB III. PENUTUP ........................................................................................... 31 A. Kesimpulan ............................................................................................. 31 B. Saran ........................................................................................................ 33 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 34



1 ii



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Ilmu ekonomi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam masyarakat secara individu atau secara bersamasama, dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan guna mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi sangat penting untuk dikaji, dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena menentukan cara yang tepat dan efisien dalam melakukan tindakan ekonomi. 1 Diantara bahasan ilmu ekonomi adalah perekonomian dua dan tiga sektor. Perekonomian adalah tindakan berekonomi.2 Tindakan berekonomi relevan dengan kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh pelaku ekonomi. Kegiatan perekonomian dilakukan oleh pelaku ekonomi yang terdiri atas tiga sektor utama, yaitu rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.3 Dalam penerapannya, Interaksi antar ketiga sektor tersebut akan menggambarkan siklus atau alur kegiatan ekonomi, yang disebut sirkulasi aliran pendapatan. Sirkulasi aliran pendapatan menggambarkan bagaimana kegiatan perekonomian dalam suatu Negara. Kegiatan perekonomian yang dimaksud adalah produksi, komsumsi dan distribusi. Secara teoritis, interaksi antar sektor yang dapat terbentuk adalah rumah tangga dengan perusahaan (perekonomian dua



1



Muhammad Dinar dan Muhammad Hasan. Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi (Cet.I; Makassar : CV. Nurlina & Pustaka Taman Ilmu, 2018), h. 2 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. https://kbbi.kemendikbud.go.id (1 Oktober 2019). 3 Ervina Edelweis. Sirkulasi Aliran Pendapatan. https://prezi.com/iuxvw59bt8_a/sirkulasi -aliran-pendapatan/. (1 Oktober 2019).



1



2



sektor), dan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah (perekonomian tiga sektor).4 Sirkulasi aliran pendapatan yang terbentuk, baik perekonomian dua sektor maupun perekonomian tiga sektor memberikan fenomena yang beragam terkait dengan pendapatan nasional, dalam hubungannya dengan tindakan ekonomi seperti komsumsi, produksi, distribusi, bahkan dalam investasi. Sehingga perlu pembahasan perekonomian dua dan tiga sektor untuk memberikan pemahaman yang komprehensif terkait dengan sirkulasi aliran pendapatan. Demikianlah hal yang menjadi latar belakang penulisan makalah “Perekonomian dua dan tiga Sektor” ini. B. Rumusan Masalah Makalah “perekonomian dua dan tiga Sektor” ini disusun dengan beberapa rumusan masalah sebagai landasan pembahasan, antara lain sebagai berikut : 1. Defenisi perekonomian dua dan tiga sektor 2. Ciri-Ciri perekonomian dua dan tiga sektor 3. Sirkulasi aliran pendapatan perekonomian dua dan tiga sektor 4. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua dan tiga sektor C. Tujuan Pembahasan Makalah perekonomian dua dan tiga sektor ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, diharapkan makalah ini dapat menguraikan aspek-aspek perekonomian dua dan tiga sektor sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar.



4 Mahyarni dan Astuti Meflinda. Ekonomi Makro Terintegrasi (Cet. I; Pekanbaru-Riau: Suska Press, 2015), h. 44-76 dan h.85-95.



2



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Perekonomian Dua Sektor Perekonomian dua sektor (perekonomian tertutup sederhana) adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, sebagaimana penamaannya hanya ada dua sektor yang terlibat dalam perekonomian (rumah tangga dan perusahaan). Perekonomian dua sektor merupakan bentuk yang paling sederhana dari analisis makroekonomi mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.5 Dalam perekonomian ini, belum terdapat kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri, artinya belum ada pengeluaran pemerintah (G), expor (X), dan impor (M). hanya ada komsumsi rumah tangga dan komsumsi swasta.6 Secara sederhana kegiatan perekonomian dua sektor menganggap bahwa ekonomi hanya terdiri dari sektor rumah tangga (household) dan sektor perusahaan (company). Ini berarti bahwa dalam perkonomian dianggap tidak terdapat kegiatan pemerintah dan perdagangan internasional. Sektor rumah tangga (household) terdiri dari orang-orang, baik perorang, kelompok, lembaga maupun badan-badan yang berfungsi sebagai konsumen dan pemilik faktor produksi7. Konsumen, yaitu pihak yang membeli barang dan jasa dengan jalan membelanjakan semua pendapatannya. Ini berarti tidak ada orang yang menabung. Adapun Pemilik faktor produksi, yaitu pihak yang menawarkan 5



Hertiana Ikasari. Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor. dinus.ac.id/respiratory/docs/ajar. (1 Oktober 2019). 6 Mahyarni dan Astuti Meflinda. Ekonomi Makro Terintegrasi (Cet. I; Pekanbaru-Riau: Suska Press, 2015), h. 44-95. 7 Indra Tjahaja Amir. Pengantar Ilmu Ekonomi. (Surabaya : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 2005), h. 40-41



3



4



berbagai jenis faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor perusahaan yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Jenis faktor produksi adalah tanah, tenaga kerja, modal dan kewiraswastaan. Sektor perusahaan terdiri dari perusahan swasta asing (PMA) dan nasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan koperasi yang berfungsi sebagai: 1. Penjual, yaitu mereka yang menjual semua barang yang diproduksikannya. Ini berarti stok barang dari produsen tidak pernah mengalami perubahan. 2. Produsen, yaitu mereka yang mengkombinasikan berbagai jenis faktor produksi untuk memproduksi barang dan jasa, serta membayar penggunaan faktor produksi dari pendapatan hasiil penjualan produksinya. 1. Ciri-Ciri Perekonomian Dua Sektor Adapun ciri-ciri perekonomian dua sektor, antara lain sebagai berikut:8 a. Sektor-sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan. b. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk komsumsi, yaitu membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahan. c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk komsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan. d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.



8 Hertiana Ikasari. Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor. dinus.ac.id/respiratory/docs/ajar. (diakses pada tanggal 1 Oktober 2019, pukul 22;47).



4



5



2. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Dua Sektor Berdasarkan proses yang terjadi dalam perekonomian dua sektor, dapat digambarkan sirkulasi aliran pendapatan yang terjadi dalam perekonomian dua sektor, yaitu sebagai berikut9 : 1. Aliran jasa faktor-faktor produksi



2. Balas jasa atas faktor-faktor produksi



Rumah Tangga (Household)



4. Pengeluaran untuk barang-barang dan jasa



Perusahaan (Company)



3. Aliran barang-barang dan jasa



Gambar 1. Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian dua sektor Sumber : Mahyarni dan Astuti Meflinda, 2015



Keterangan :



1. Untuk menghasilkan barang dan jasa, sektor perusahaan harus menggunakan faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, skill). Seluruh faktor-faktor produksi itu berasal dari sektor rumah tangga. 2. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga tersebut oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan laba.



9 Mahyarni dan Astuti Meflinda. Ekonomi Makro Terintegrasi (Cet. I; Pekanbaru-Riau: Suska Press, 2015), h. 44-76 .



5



6



3. Semua pendapatan sektor rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan. 4. Aliran barang-barang dan jasa dari perusahaan ke rumah tangga. Di dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan. Mereka akan selalu menggunakan seluruh pendapatan yang mereka terima untuk memperoleh barang-barang kebutuhan mereka. Akan tetapi bagaimanapun sederhananya sebuah perekonomian tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi, tetapi sebagian lagi digunakan untuk saving dan investasi. Sewa tanah, upah/gaji, bunga, laba



Rumah Tangga (Household)



Perusahaan (Company)



Pengeluaran komsumsi Tabungan



investasi



Lembaga keuangan = kebocoran



= injeksi



Gambar 2. Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian dua sektor dengan adanya tabungan Sumber : Mahyarni dan Astuti Meflinda, 2015



Keterangan: Dengan adanya tabungan maka terdapat kebocoran dalam pendapatan nasiona sebesar jumlah tabungan itu sendiri. Tabungan dari sektor rumah tangga dikumpulkan oleh lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan ini kemudian meminjamkan uang tersebut kepada perusahaan yang membutuhkan untuk investasi. 6



7



3. Unsur-Unsur Pendapatan Nasional Perekonomian Dua Sektor Dalam perekonomian dua sektor, untuk mencapai keseimbangan pendapatan nasional terdapat beberapa unsur perekonomian yang berpengaruh, diantaranya adalah komsumsi, tabungan dan investasi. a. Komsumsi dan Tabungan Dilihat dari sisi penawaran, maka dalam perekonomian dua sektor, Pendapatan yang diperoleh masyarakat (Y) hanya digunakan untuk komsumsi (C) dan Saving (S), dituliskan dalam persamaan berikut : Y= C+S Sedangkan jika dilihat dari sisi permintaan, maka pendapatan digunakan untuk komsumsi (C) dan investasi (I), dituliskan dalam persamaan berikut : Y=C+I Pada umumnya sebahagian besar dari pendapatan yang diterima rumah tangga akan dibelanjakan kembali untuk memenuhi kebutuhannya. Pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya disebut konsumsi rumah tangga. Besarnya konsumsi sangat ditentukan oleh pendapatan (Y) yang diterima. Makin tinggi pendapatan suatu rumah tangga maka semakin besar pula konsumsi rumah tangga tersebut. 1) Hubungan Antara Komsumsi dan Pendapatan Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga, akan tetapi yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan antara konsumsi rumah tangga dan pendapatan disebut daftar konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang berubah-ubah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel II.1 di bawah ini: 7



8



Tabel II.1 Daftar komsumsi dan tabungan rumah tangga (dalam ribu rupiah)



Pendapatan disposal (Yd) 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500



Pengeluaran komsumsi (C) 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375



Tabungan (S) = Yd-C -125 -100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100 125



Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposal yang diterima oleh suatu rumah tangga, dan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sedangkan dalam kolom (3) ditunjukkan jumlah tabungan (kelebihan pendapatan setelah melakukan pengeluaran konsumsi). Pada Tabel 4.1 diatas memberikan gambaran mengenai ciri-ciri khas dari hubungan antara pengeluaran konsumsi dan pendapatan disposal (disposable), yaitu: 1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengambil tabungan. Ketika Yd = 0, pengeluaran konsumsi adalah Rp 125 ribu. Artinya rumah tangga harus menggunakan



tabungan



untuk



membiayai



pengeluaran



konsumsinya.



Tabungan negatif (dissaving)) akan selalu dilakukan rumah tangga jika pendapatannya masih dibawah Rp 250 ribu. 2. Kenaikan



pendapatan



menaikkan



pengeluaran



konsumsi.



Biasanya



pertambahan pendapatan lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Apabila pendapatan bertambah sebesar Rp 50 ribu, konsumsi juga bertambah



8



9



misalnya sebesar Rp 25 ribu. Sisa pertambahan pendapatan sebesar Rp 25 ribu ditabung. 3. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Dengan pertambahan pendapatan selalu lebih besar daripada pertambahan konsumsi maka rumah tangga mampu menabung sebahagian dari pendapatannya. Apabila pendapatan rumah tangga lebih dari Rp 250 ribu, konsumsinya lebih rendah daripada pendapatannya.Misalnya dengan pendapatan Rp 400 ribu, rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp 75 ribu. 2) Kecenderungan Mengkomsumsi dan Menabung Hubungan antara pendapatan dengan konsumsi dan hubungan pendapatan dengan tabungan juga ditentukan oleh 2 konsep penting, yaitu: a) Kecenderungan mengkonsumsi adalah suatu gambaran mengenai sikap konsumen yang menunjukkan sejauh mana rumah tangga akan berbelanja apabila memperoleh pendapatan. Kecenderungan mengkomsumsi dibedakan menjadi 2 pengertian, yaitu kecenderungan mengkomsumsi marginal (MPC) dan kecenderungan mengkomsumsi rata-rata. Kecenderungan mengkomsumsi marginal (MPC) yaitu perbandingan antara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposal yang di peroleh. MPC = adapun kecenderungan



∆C ∆Yd



mengkomsumsi rata-rata (APC) adalah



yaitu



perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposal dirumuskan dalam persamaa berikut:



APC =



9



C Yd



10



b) Kecenderungan menabung adalah suatu gambaran mengenai sikap konsumen yang menunjukkan sejauh mana rumah tangga akan menabung apabila memperoleh penjdapatan. Kecenderungan menabung dibedakan menjadi 2, yaitu kecenderungan menabung marginal (MPS) dan kecenderungan menabung rata-rata (APS). Kecenderungan menabung marginal (MPS) yaitu perbandingan



antara



pertambahan



tabungan



yang



dilakukan



dengan



pertambahan pendapatan disposal yang di peroleh dirumuskan dalam persamaan berikut: MPS =



∆S ∆Yd



Kecenderungan menabung rata-rata (APS), yaitu perbandingan antara tingkat pengeluaran tabungan dengan tingkat pendapatan disposal yang dirumuskan dalam persamaan berikut: APS =



S Yd



Tabel II. 2 Kecenderungan mengkomsumsi dan kecenderungan menabung Yd 0 200 400 600 800



C 225 375 500 600 675



S -225 -175 -100 0 125



MPC 1,875 1,25 1 0,84



=



=



= 0,75



=



=



= 0,625



=



=



= 0,5



=



=



= 0,375



Penyelesaiannya: •



MPC = MPC = MPC = MPC =



∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆ ∆



10



APC ~ 1,875 1,25 1 0,84



MPS 0,25 0,375 0,5 0,625



APS ~ -0,875 -0,25 0 0,16



11











APC =



=



= ~=



APC =



=



= 1,875



APC =



=



= 1,25



APC =



=



=1



APC =



=



= 0,84



MPS = MPS = MPS = MPS =







∆% ∆ ∆% ∆ ∆% ∆ ∆% ∆



=



(



)



=



=



(



)



=



= =



(



)



=



= 0,5



=



= 0,625



%



=



=~



APS =



%



=



= 0,875



APS =



%



=



= 0,25



0,25



= 0,375



=



APS =



APS =



(



S 125 = = 0,16 Yd 800



Dalam jangka pendek, MPC dan APC nilainya tinggi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sedangkan untuk jangka panjang cenderung konstan. Jika rumah tangga mengalami kenaikan pendapatan, maka komsumsi dan tabungan juga akan bertambah, dapat dinyatakan dengan persamaan : ∆YD = ∆C + ∆S



11



12



3) Fungsi Komsumsi dan Fungsi Tabungan Pengeluaran komsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan komsumsi agregat dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan tabungan agregat. a) Fungsi Komsumsi Fungsi komsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat komsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposal) perekonomian tersebut. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: C = a + bY Dengan keterangan : C = komsumsi a = parameter yang menunjukkan komsumsi jika Y = 0 b = parameter yang menunjukkan tabungan komsumsi (∆C) akibat adanya tambahan pendapatan (∆Y) Y = pendapatan nasional Fungsi komsumsi dapat digambarkan dalam bentuk grafik untuk melihat dengan jelas hubungan antara komsumsi dengan pendapatan nasional, berikut ini grafik fungsi hubungan antara komsumsi dan pendapatan nasional:



Gambar 3. Grafik fungsi komsumsi



Garis horizontal menunjukkan besarnya pendapatan dan garis vertikal menunjukkan besarnya komsumsi masyarakat. Garis C = Y merupakan garis 12



13



bantu yang menunjukkan lokus titik keseimbangan. Garis C = a + bY adalah fungsi komsumsi beslope positif, artinya komsumsi akan naik jika pendapatan bertambah, begitu juga sebaliknya. Jika pendapatan nol, maka C = a. untuk pendapatan yang lebih kecil dari 0 maka komsumsi lebih besar daripada pendapatan (dissaving), sedangkan jika pendapatan lebih besar daripada Y0 maka komsumsi lebih kecil daripada pendapatan (saving). Pada saat pendapatan sama dengan Y0 disebut titik impas atau ekuilibrium ditunjukkan oleh titik E. b) Fungsi Tabungan Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposal) perekonomian tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: S = −a + (1 − b) Y Fungsi tabungan dapat digambarkan dalam bentuk grafik untuk melihat dengan jelas hubungan antara tabungan dengan pendapatan nasional, berikut ini grafik fungsi hubungan antara komsumsi dan pendapatan nasional:



Gambar 4. Grafik fungsi tabungan



Jika pendapatan nol, terjadi dissaving sebesar –a, dan jika pendapatan naik maka jumlah dissaving akan semakin berkurang hingga mencapai titik impas Y = Y0, untuk pendapatan diatas Y0 maka tabungan positif.



13



14



b. Investasi Investasi atau sering juga disebut dengan penanaman modal pengeluaran



perusahaan



adalah



secara keseluruhan untuk membeli barang-barang



modal rill, baik untuk mendirikan perusahaan baru maupun untuk memperluas usaha yang ada, dengan tujuan untuk memperoleh laba. Investasi dibedakan atas 2, yaitu investasi otonom dan investasi terpengaruh. Investasi otonom dipengaruhi oleh tingkat bunga, teknologi, dan espektasi, adapun investasi terpengaruh dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Investasi dapat



dibedakan menjadi



dua jenis,



Investasi



otonom



(autonomous investment) adalah investasi yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, tetapi dipengaruhi oleh tingkat bunga, teknologi, dan ekspektasi. Investasi terpengaruh (induced investment) adalah investasi yang jumlahnya



dipengaruhi oleh tinggi rendahnya



pendapatan



nasional. a



b



Gambar 5. a. Investasi Otonom dan b. Investasi Terpengaruh Pengeluaran Investasi oleh perusahaan mencakup pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan; Pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor, pabrik, dan tempat tinggal karyawan dan bangunan lainnya; serta pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah,



14



15



dan barang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional. Investasi dipengaruhi oleh faktor berikut: a. Suku bunga, jika tingkat suku bunga tinggi maka investasi rendah dan



sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah maka investasi tinggi. b. Inovasi dan teknologi, adanya perkembangan teknologi menyebabkan cara-



cara berproduksi lama menjadi tidak efisien Sehingga perusahaan perlu menanamkan investasi untuk membeli mesin dan peralatan baru yang lebih inovatif dan canggih. c. Tingkat perekonomian, makin banyak aktivitas perekonomian makin besar



pendapatan



nasional. Makin



besar



pendapatan



banyak permintaan terhadap barang-barang dan mendorong



nasional, maka makin jasa,



sehingga



akan



pengusaha untuk melakukan investasi.



d. Ramalan keadaan perekonomian dimasa yang akan datang, jika ramalan pada



masa yang akan datang cerah, pengusaha akan melakukan investasi. Sebaliknya jika ramalan perekonomian pada masa yang akan datang lesu, maka tidak melakukan investasi. e. Tingkat keuntungan perusahaan, makin besar laba yang diperoleh, makin



banyak laba yang dapat ditahan yang dapat digunakan untuk investasi. f. Situasi politik, Jika situasi politik aman dan birokrasi tidak berbelit-belit, tingkat investasi akan meningkat. Sebaliknya situasi politik kacau dan birokrasi berbelit-belit maka tingkat investasi akan rendah. 4. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor Keseimbangan perekonomian dua sektor adalah keadaan yang berlaku dalam ekonomi dua sektor dimana pengeluaran agregat sama dengan penawaran agregat. Kesamaan ini akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi negara yang 15



16



dicapai, pendapata nasional, dan kesempatan kerja dan pengangguran. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor terjadi pada saat sisi penawaran = sisi permintaan, sebagaimana dalam persamaan berikut: C+S=C+I S=I Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melihat keseimbangan pendapatan nasional, yaitu dengan melihat tabel, grafik, atau dengan persamaan matematis. a. Dengan Tabel Penentuan keseimbangan perekonomian dua sektor dengan tabel menggunakan angka yang membandingkan pendapatan nasional dan pengeluaran agregat. Tabel II.3 memperlihatkan variasi tingkatan komsumsi dan tabungan untuk berbagai tingkatan pendapatan nasional. Diinformasikan bahwa investasi yang ditanamkan perusahaan diasumsikan tetap sebesar 30 M, maka hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel II.3 Keseimbangan pendapatan nasional Y



C



S



I



C+I



0 50 100 150 200 250 300 350 400



10 50 90 130 170 210 250 290 330



-10 0 10 20 30 40 50 60 70



30 30 30 30 30 30 30 30 30



40 80 120 160 200 240 280 320 360



Keadaan perekonomian Ekspansi seimbang Kontraksi



Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat pendapatan nasional sebesar 200 miliar terjadi pada saat S = I, yaitu sebesar 30 miliar.



16



17



b. Dengan Pendekatan Grafik



Gambar 5. Grafik keseimbangan pendapatan nasional perekonomian dua sektor



Keterangan: •



Dengan fungsi komsumsi C = 10 + 0,8 Y, ketika pendapatan nasional sama dengan nol, jumlah permintaan agregat (C + 1) adalah 40 M.







Jika Y < 300, penawaran agregat < permintaan agregat, S < I







Jika Y > 300, penawaran agregat > permintaan agregat, S > I



c. Dengan Pendekatan Aljabar Penentuan



tingkat



keseimbangan



pendapatan



nasional



dengan



menggunakan pendekatan matematis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut: 1) Dengan persamaan Y = C + I 2) Dengan persamaan S = I Contoh soal Diketahui fungsi komsumsi C = 200 + 0,75Y. investasi adalah sebesar 300 M. a. Berapakah pendapatan nasional keseimbangan untuk perekonomian dua sektor? b. Buat grafik keseimbangan pendapatanh nasional tersebut! Penyelesaian: a. Pendapatan nasional dalam keseimbangan (Y) 17



18



Cara 1



Cara 2



Y=C+I



Syarat keseimbangan untuk perekonomian



Y = 200 + 0,75 Y + 300



dua sektor adalah :



Y = 500 + 0,75 Y



S=I



Y – 0,75 Y = 500



Diketahui C = 200 + 0,75Y sehingga



0,25 Y = 500



S = -200 + 0,25Y, maka keseimbangan



Y = 500/0,25



perekonomian diperoleh dengan :



Y = 2000 M



S=I -200 + 0,75Y = 300 0,25Y = 300 + 200 Y = 2000 M



b. Grafiknya



B. Perekonomian Tiga Sektor Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah



tangga,



perusahaan,



dan



pemerintah.



Dengan



demikian



dalam



perekonomian tiga sektor sudah ada campur tangan atau keterlibatan pemerintah, dalam bentuk penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Bentuk keterlibatan pemerintah dalam perekonomian tiga sektor, antara lain sebagai berikut :



18



19



1. Penerimaan pemerintah dalam bentuk pajak (tax) yang didistribusikan kembali kepada masyarakat. 2. Pengeluaran pemerintah, terbagi menjadi dua yaitu: a. pengeluaran komsumsi pemerintah (government purchase/ government consumption expediture), yaitu pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang dan jasa yang diperlukan pemerintah untuk melaksanakan fungsi pemerintah dengan baik. Misalnya untuk pembayaran gaji atau upah bagi mereka yang bekerja kepada pemerintah. b. Pengeluaran transfer yaitu pemberian tanpa kontrak prestasi kepada golongan masyarakat yang perlu dibantu. Misalnya tunjangan pensiun, bantuan pendidikan, bantuan bencana alam, subsidi pertanian, dan lain sebagainya. Dalam perekonomian tiga sektor, kegiatan perdagangan luar negeri masih diabaikan, berarti barang-barang dan jasa yang diproduksi tidak dijual ke luar negeri dan masyarakat atau perusahaan tidak membeli produk impor. Sehingga perekonomian tiga sektor disebut juga sebagai perekonomian tertutup lebih maju. 1. Ciri-Ciri Perekonomian Tiga Sektor Adapun ciri-ciri perekonomian 3 sektor, antara lain sebagai berikut : a. Kegiatan perdagangan luar negri masih diabaikan dan dalam analisis masih tetap dimisalkan kegiatan ekspor dan impor tidak dilakukan. b. Dikenal dengan nama perekonomian tertutup karena ketiadaan perdagangan luar negeri.10



10 Nikenpedia. Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor. https:/www.coursehero.com /file/14729474 /Keseimbangan-Ekonomi-Tiga-Sektor/ (diakses pada tanggal 1 Oktober 2019, pukul 11:27)



19



20



2. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Tiga Sektor Berdasarkan proses yang terjadi dalam perekonomian tiga sektor, dapat digambarkan sirkulasi aliran pendapatan yang terjadi dalam perekonomian tiga sektor, yaitu sebagai berikut:



Pemerintah



Rumah tangga



Perusahaan



Lembaga keuanggan



Keterangan :



Gambar 6. Sirkulasi aliran pendapatan perekonomian tiga sektor Sumber : Mahyarni dan Astuti Meflinda, 2015



a. Untuk menghasilkan barang dan jasa, sektor perusahaan harus menggunakan faktor-faktor produksi. Seluruh faktor-faktor produksi itu berasal dari sektor rumah tangga. b. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga tersebut oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan laba. 20



21



c. Sebagian pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan. d. Aliran barang-barang dan jasa dari perusahaan ke rumah tangga. e. Pemerintah menarik uang dari masyarakat baik dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Hasil perimaan tersebut diperlukan untuk membiayai pengeluaran agar dapat menjalankan fungsi pemerintah, misalnya membayar gaji pegawai dan membeli barang-barang kebutuhan pemerintah lainnya. 3. Pajak (Tax) Pajak adalah pungutan wajib yang biasanya berupa uang yang harus dibayar oleh penduduk sebagai sumbangan wajib kepada negara atau pemerintah sehubungan dengan pendapatanm pemilikan, harga beli barang dan sebagainya. Pajak yang ditarik oleh pemerintah dibedakan menjadi dua, yaitu pajak tetap dan pajak proporsional.11 a. Pajak Tetap (Pajak Lump-Sum) Pajak tetap adalah pajak yang jumlahnya sudah tertentu dan tidak berkaitan dengan besar pendapatan nasional. Jika pemerintah tidak memungut pajak, pendapatan masyarakat hanya digunakan untuk komsumsi dan tabungan, berarti Y = Yd (pada perekonomian dua sektor). Dengan adanya pajak, berarti bagian pendapatan yang dapat digunakan untuk komsumsi berkurang sebesar MPC x T dan tabungan juga berkurang sebesar MPS x T. secara matematis, adanya pajak tetap (Tx = T0) sebesar T0 dan C = a + bYd, maka:



11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III. “https:kbbi.kemendikbud.go.id” (21 Oktober 2019).



21



22



Yd = Y – T0 C’ = a + b (Y – T0) S = Yd – C . . . . . . . . . . . . . . . . . . S’ = (Y- T0) – (a + bYd) = Y- T0 – a – b (Y – T0) = Y- T0 – a – bY – bT0) S’ = -a + (1-b) Y – (1 – b) T0 Keterangan •



C’ adalah fungsi komsumsi setelah adanya pajak tetap







S’ adalah fungsi tabungan setelah adanya pajak tetap



Contoh soal: Misalnya fungsi komsumsi adalah C = 60 + 0,75 Yd, dan pajak tetap sebesar 40 M untuk tiap perekonomian. Carilah C’ dan S’ serta kurvanya! Jawab: C’ = 60 + 0,75 Y – 30 C’ = 30 + 0,75 Y S’ = -a + (1- b) Y – (1- b) T0 = -60 + (1 – 0,75) Y – (1 – 0,75) 40 = -60 + 0,25Y – 10 = -70 + 0,25Y



22



23



Dengan adanya pajak tetap sebesar Rp. 40 M menyebabkan komsumsi berkurang sebesar Rp. 30 M dan fungsi komsumsi berubah menjadi C’ = 30 + 0,75Y. sedangkan tabungan berkurang sebesar Rp. 10 M dan fungsi tabungan berubah menjadi S’ = -70 + 0,25Y. b. Pajak Proporsional (Pajak Built in Flexible) Pajak proporsional adalah pajak yang jumlahnya tergantung dari besar kecilnya pendapatan nasional. Perbandingan pajak tetap dan pajak proporsional dan hubungannya dengan pendapatan nasional adalah sebagai berikut:



a. Pajak tetap



b. Pajak proporsional



Gambar 7. Hubungan pajak tetap dan pajak proporsional terhadap pendapatan nasional



Berdasarkan grafik tersebut, jumlah pajak tetap sama besarnya untuk semua pendapatan nasional, sedangkan pajak proporsional jumlahnya sebanding dengan pendapatan nasional. Adanya pajak proporsional Tx = T0 + tY dan C = a + bYd, maka: Yd = Y - Tx Yd = Y - (T0 + tY) Yd = Y – T0 – tY) Jika pemerintah mengeluarkan transfer, maka secara matematis adalah sebagai berikut: C Yd C C’ S’ S’



= a + bYd = Y + Tr – Tx . . . . . . Yd = Y + Tr – T0 - tY = a + b (Y + Tr – T0 – Ty) = a + (1 – t) bY + bTr – bT0 = Yd – C’ = (1 – t – b + bt)y – a +(1 – b)Tr – (1 – b) T0



Keterangan: C’ adalah fungsi komsumsi setelah adanya pajak proporsional 23



24



S’ adalah fungsi tabungan setelah adanya pajak proporsional Contoh soal: Diketahui fungsi komsumsi, fungsi pajak, dan transfer sebagai berikut: C = 200 + 0,70Y; Tx = 40 + 0,15Y; Tr = 60 M. Hitunglah fungsi komsumsi dan fungsi tabungan dibawah sistem pajak proporsional serta grafiknya! Jawab: Fungsi komsumsi: C’ = a + (1 – t) bY + bTr – bT0 = 200 + (1 – 0,15) 0,7Y + 0,7 (60) – 0,7 (40) = 200 + 0,595Y + 42 – 28 = 214 + 0,595Y Fungsi Tabungan: S’ = (1 – t – b + bt)y – a +(1 – b)Tr – (1 – b) T0 = (1 – 0,15 – 0,7 + 0,7 (0,15)Y – 200 + (1 – 0,7) 60 – (1- 0,7) 40 = (0,15 + 0,105) Y – 200 + 18 – 12 = -194 + 0,225Y Grafik:



4. Keseimbangan Perekonomian Tiga Sektor Keseimbangan perekonomian tiga sektor adalah keadaan dimana pengeluaran agregat yang berlaku dalam prekonomian tiga sektor adalah sama 24



25



dengan penawaran agregat atau pendapatan nasional. Keseimbangan ini akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai, keseimbangan ini juga akan menentukan tingkat kesempatan kerja dan tingkat pengangguran dalam suatu negara.12 Uraian mengenai keseimbangan perekonomian tiga sektor dapat dijabarkan dalam dua keadaan berikut: a. Keadaan Perekonomian Dimana Sistem Pajaknya Adalah Sistem Pajak Tetap Penjelasan keseimbangan perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak tetap dapat dilakukan dengan menggunakan pemisalan keadaan berikut: Y 0 240 480 720 960 1200 1440



T 40 40 40 40 40 40 40



C 60 240 420 600 780 960 1040



S -100 -40 20 80 140 200 260



I 120 120 120 120 120 120 120



G 60 60 60 60 60 60 60



AE = C + I + G 240 420 600 780 960 1040 1220



Fungsi komsumsi sesudah pajak adalah C = 60 + 0,75 Y, dan fungsi tabungan adalah S = -100 + 0,25 Y. pajak adalah T = 40. Investasi sektor perusahaan adalah I = 120 T dan pengeluaran pemerintah adalah G = 60 T.



12 Sadono Sukirno, Makroekonomi ,Teori Pengantar (Cet. III: Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006), hal. 196.



25



26



1) Keseimbangan Secara Angka Y



T



C



S



I



G



AE = C + I + G



0 240 480 720 960 1200 1440



40 40 40 40 40 40 40



60 240 420 600 780 960 1040



-100 -40 20 80 140 200 260



120 120 120 120 120 120 120



60 60 60 60 60 60 60



240 420 600 780 960 1040 1220



Keadaan ekonomi Ekspansi Seimbang Kontraksi



Berdasarkan tabel tersebut, jika pendapatan nasional lebih kecil dari Rp. 960 Triliun, berlaku keadaan dimana AE > Y yaitu pengeluaran agregat lebih besar dari pendapatan nasional. Kelebihan perbelanjaan agregat berlaku dan hal ini akan mendorong dilakukannya ekspansi dalam kegiatan ekonomi. Jika pendapatan nasional lebihg besar dari 960 Triliun, maka AE < Y. berarti lebih banyak produksi nasional dibandingkan dengan perbelanjaan dalam perekonomian. Kenaikan stok terjadi dan mendorong kontraksi (penurunan) dalam kegiatan ekonomi. Berdasarkan keadaan ekspansi dan kontraksi, dimana pendapatan nasional terjadi keseimbangan jika mencapai Rp. 960 Triliun, yaitu keadaan pendapatan nasional sama dengan pengeluaran agregat (Y = C + I + G). Dalam keadaan ini, jumlah produksi barang dan jasa perusahaan adalah sama dengan perbelanjaan yang akan dilakukan oleh sektor rumah tangga, para penanam modal, dan pemerintah (ditunjukkan oleh AE). 2) Keseimbangan Secara Aljabar Anlisis Keseimbangan perekonomian tiga sektor secara matematis dengan pendekatan penawaran agregat dan permintaan agregat, keseimbangan pendapatan nasional dicapai jika Y = C + I + G. Berdasarkan kondisi pemisalan di atas, dapat dikukan analisis, yaitu sebagai berikut: C = 60 + 0,75 Y 26



27



S = -100 + 0,25 Y I = 120 G = 60 Dengan demikian, pendapatan nasional pada keseimbangan adalah (dalam triliun rupiah): Cara 2 (pendekatan suntikan dan bocoran): I+G=S+T 120 + 60 = -100 + 0,25 Y + 40 0,25 Y = 240 Y = 960



Cara 1 (pendekatan penawaran agregat dan permintaan agregat): Y=C+I+G Y = 60 + 0,75 Y + 120 + 60 Y – 0,75 Y = 240 0,25 Y = 240/0,25 Y = 960



b. Keadaan Perekonomian Dimana Sistem Pajaknya Adalah Pajak Proporsional Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak proporsional digunakan pemisalan-pemisalan berikut: Y 0 240 480 720 960 1200 1440



T 0 48 96 144 192 240 288



C 90 234 278 522 666 810 954



S -90 -42 6 54 102 150 198



I 150 150 150 150 150 150 150



G 240 240 240 240 240 240 240



AE = C + I + G 480 624 768 912 1056 1200 1344



Fungsi komsumsi adalah C = -90 + 0,2 Y, fungsi pajak adalah T = 0,2 Y. Investasi perusahaan adalah I = 150 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah G = 240 (Triliun Rupiah).



27



28



1) Keseimbangan Secara Angka Y 0 240 480 720 960 1200 1440



T 0 48 96 144 192 240 288



C 90 234 278 522 666 810 954



S -90 -42 6 54 102 150 198



I 150 150 150 150 150 150 150



G 240 240 240 240 240 240 240



AE = C + I + G 480 624 768 912 1056 1200 1344



Keadaan ekonomi Ekspansi Seimbang Kontraksi



Berdasarkan tabel tersebut, jika pendapatan nasinal kurang dari Y = 1200 triliun Rupiah, maka pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional (AE>Y) dan ini akan menyebabkan ekspansi dalam perekonomian. Jika Y>1200 (misalnya pada Y = 1440 Triliun Rupiah) pengeluaran agregat kurang dari pendapatan nasional. Stok barang dalam perekonomian bertambah dan kontraksi dalam kegiatan ekonomi berlaku. Keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila Y = 1200 Triliun Rupiah karena pada tingkat ini pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Pada pendapatan nasional ini juga suntikan sama dengan bocoran, yaitu I + G = 150 + 240 = 390 dan S + T = 150 + 240 = 390. 2) Keseimbangan Secara Aljabar Berdasarkan permisalan yang ditentukan di atas, diketahui bahwa: C = 90 + 0,6 Y; S = -90 + 0,2 Y; I = 150; G = 240 Cara 1: Menurut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat, keseimbangan dicapai pada Y = C + I + G. dengan demikian, pendapatan nasional adalah (dalam triliun rupiah): Y = 90 + 0,6 Y + 150 + 240 0,4 Y = 480 Y = 1200



Cara 2: Menurut pendekatan suntikanbocoran, keseimbangan dicapai apabila I + G = S + I. Dengan demikian, pendapatan nasional adalah (dalam triliun rupiah): I+G=S+T 150 + 240 = -90 + 0,2 Y + 0,2 Y 0,4 Y = 480 Y = 1200



28



29



Menurut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat, keseimbangan dicapai pada Y = C + I + G. dengan demikian, pendapatan nasional adalah (dalam triliun rupiah): Y = 90 + 0,6 Y + 150 + 240 0,4 Y = 480 Y = 1200 5. Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor Dalam perekonomian tiga sektor, perubahan-perubahan perbelanjaan agregat akan menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional sebanyak berapa kali lebih besar dari perubahan perbelanjaan agregat semula, keadaan ini berlaku karena adanya multiplier. Angka pengganda (multiplier) dari masingmasing variabel pengeluaran adalah rasio antara perubahan pendapatan nasional dengan perubahan salah satu variabel pengeluaran. •



Multiplier Pengeluaran Pemerintah ∆/ 1 = ∆0 1−1



Kg =



∆/ =







Multiplier Pajak Kt 3 =



∆/ −1 = ∆45 1−1 −1 ∆45 1−1



∆/ =







1 ∆0 1−1



Multiplier Transfer 678 =



∆/ −1 = ∆49 1−1



∆/ =



1 ∆49 1−1



29



30



Contoh soal: Misalkan fungsi komsumsi dan variabel-variabel I, G, Tx, dan Tr diketahui sebagai berikut: C



= 60 + 0,75 Yd



I



= 50 M



G



= 35 M



Tx



= 40 M



Tr



= 20



Hitunglah Yeq, Ceq, Seq, dan bagaimana dampaknya terhadap pandapatan nasional jika pemerintah menetapkan untuk menambah pendapatan negara dari pajak sebesar 100 M? Jawab: a. Y:; =




? ( =>@ ( A ( B C



Y:; =



60 − 0,75(40) + 0,75(20) + 50 + 35 1 − 0,75



Y:; =



30 + 15 + 85 0,25



Y:; = 520 b. Ceq = 60 +0,75Yd = 60 + 0,75 (520 – 40 + 20) = 60 + 0,75 (500) = 60 + 375 = 435 c. Seq = -60 + 0,25Yd = -60 + 0,25 (500) = -60 + 125 = 65 d. ∆Y =



C C



∆45 =



, ,



5 100 = −300 M



Jadi, jika pemerintah menetapkan untuk menambah pajak sebesar 100 M, maka pendapatan nasional akan berkurang sebesar Rp. 300 M.



30



31



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kesimpulan makalah “perekonomian dua dan tiga sektor” ini antara lain sebagai berikut : 1. Perekonomian



dua



sektor



(perekonomian



tertutup



sederhana)



adalah



perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Adapun perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. 2. Ciri-ciri perekonomian dua sektor yaitu sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi milik rumah tangga; Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan, yang akan digunakan untuk komsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahan, Sisa pendapatan rumah tangga akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan, Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan. 3. Ciri-ciri perekonomian tiga sektor yaitu Kegiatan perdagangan luar negeri masih diabaikan, Dalam analisis masih tetap dimisalkan kegiatan ekspor dan impor tidak dilakukan, Dikenal dengan nama perekonomian tertutup karena ketiadaan perdagangan luar negri. 4. Sirkulasi



aliran



pendapatan



perekonomian



dua



sektor



yaitu



Untuk



menghasilkan barang dan jasa, sektor perusahaan harus menggunakan faktorfaktor produksi rumah tangga (tanah, tenaga kerja, modal, skill), sektor rumah 31



32



tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan laba dari perusahaan, pendapatan rumah tangga digunakan untuk komsumsi (membeli barang yang dihasilkan perusahaan), Jika terdapat tabungan, maka terdapat kebocoran dalam pendapatan nasiona sebesar jumlah tabungan itu sendiri. Tabungan dari sektor rumah tangga dikumpulkan oleh lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan ini kemudian meminjamkan uang tersebut kepada perusahaan yang membutuhkan untuk investasi. 5. Sirkulasi aliran pendapatan perekonomian tiga sektor yaitu sektor perusahaan harus menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Seluruh faktor-faktor produksi itu berasal dari sektor rumah tangga, menghasilkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan laba, Sebagian pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan, Aliran barang-barang dan jasa dari perusahaan ke rumah tangga, Pemerintah menarik uang dari masyarakat baik dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Hasil perimaan tersebut diperlukan untuk membiayai pengeluaran agar dapat menjalankan fungsi pemerintah, misalnya membayar gaji pegawai dan membeli barang-barang kebutuhan pemerintah lainnya. 6. Keseimbangan perekonomian dua sektor tercapai jika sisi penawaran = sisi permintaan (S = I). Keseimbangan perekonomian dua sektor dapat dianalisa melalui pendekatan tabel, pendekatan grafik dan pendekatan matematis. 7. Keseimbangan perekonomian tiga sektor dapat dilihat dari sisi pengeluaran agregat (Y = C + I + G) dan dari sisi pendapatan agregat (Y = C + S + Tx –



32



33



Tr). Hal ini dipengaruhi oleh adanya pajak pemerintah, baik pajak tetap maupun pajak proporsional. B. Saran Perekonomian dua dan tiga sektor sangat penting dipahami sebagai bagian dari ekonomi makro yang terkait dengan analisis perekonomian dalam skala nasional. Disarankan untuk menghayati dan memahami setiap uraian dalam pembahasan tentang perekonomian dua dan tiga sektor, pun jika ada dalam bahasannya pembaca membutuhkan penjelasan lebih rinci, dapat menggunakan tambahan referensi lain untuk memahami perekonomian dua dan tiga sektor secara komprehensif.



33



34



DAFTAR PUSTAKA



Amir, Indra Tjahaja. Pengantar Ilmu Ekonomi. Surabaya : Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, 2005. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. https://kbbi.kemendikbud.go.id (1 Oktober 2019). Dinar, Muhammad Dinar dan Hasan, Muhammad. Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Cet.I; Makassar : CV. Nurlina & Pustaka Taman Ilmu, 2018. Edelweis, Ervina. Sirkulasi Aliran Pendapatan. https://prezi.com/iuxvw59bt8 _a/sirkulasi -aliran- pendapatan/ (1 Oktosber 2019). Hertiana Ikasari. Keseimbangan Ekonomi 2 Sektor. dinus.ac.id/respiratory/docs /ajar (1 Oktober 2019). Sukirno, Sadono. Makroekonomi ,Teori Pengantar (Cet. III: Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006). Mahyarni dan Meflinda, Astuti. Ekonomi Makro Terintegrasi. Cet. I; PekanbaruRiau: Suska Press, 2015. Nikenpedia. Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor. https:/www.coursehero.com /file/14729474 /Keseimbangan-Ekonomi-Tiga-Sektor/ (1 Oktober 2019).



34