Perkembangan Kurikulum Kel. 7... [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH SIFAT-SIFAT KURIKULUM PAI DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Pengembangan Kurikulum Dosen pengampu: Rifa ‘Afuwah, M.Pd.I



Disusun oleh Kelompok 7 : 1. Nur Rohmah



(2020.080.01.0052)



2. Silvia Rahmawanti (2020.080.01.0061)



PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER III B SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO TULUNGAGUNG TAHUN AKADEMIK 2021/2022



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya dengan berupa kesempatan dan limpahan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Tak lupa rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan serta bimbinganya sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Perkembangan Kurikulum PAI dengan judul “Sifat-sifat Kurikulum PAI dan Pendekatan Pembelajaran PAI” ini disusun dengan baik. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah berpartisipasi dengan memberikan ide-idenya yang baik, sehingga makalah ini disusun dengan baik dan rapi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, karena pengetahuan yang dimiliki masih cukup terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Wassalamualaikum Wr. Wb.



Tulungagung, 10 November 2021



Tim Penyusun



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Kata Pengantar ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1 C. Tujuan Masalah ..................................................................................... 1 D. Manfaat Makalah................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2 A. Sifat-sifat dari Kurikulum PAI .............................................................. 2 B. Pendekatan Pembelajaran dalam PAI.................................................... 5 C. Pendekatan Pembelajaran PAI dalam kurikulum 2013 ......................... 10 BAB III PENUTUP ....................................................................................... 13 A. Kesimpulan .......................................................................................... 13 B. Saran .................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kurikulum PAI mempunyai sifat-sifat atau karakteristik yang membedakan dengan kurikulum lain. Hal tersebut tercermin dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Dua sisi muatan dalam kurikulum PAi yang dimaksud adalah Sisi muatan keagamaan yang bersifat mutlak dan berada di luar jangkauan akal dan indera manusia (beyond of human’s mind and instinct). Selain itu Kurikulum pendidikan



Islam adalah bahan-bahan



pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Untuk lebih jelasnya maka akan dipaparkan terkait sifat-sifat dari Kurikulum PAI, Pendekatan Pembelajaran dalam PAI serta Pendekatan Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013.



B. Rumusan Masalah 1. Apa saja Sifat-sifat dari Kurikulum PAI? 2. Apa saja Pendekatan Pembelajaran dalam PAI? 3. Bagaimana Pendekatan Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013?



C. Tujuan 1. Mengetahui Sifat-sifat dari Kurikulum PAI. 2. Mengetahui Pendekatan Pembelajaran dalam PAI. 3. Mengetahui Pendekatan Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013



D. Manfaat 1. Memahami Sifat-sifat dari Kurikulum PAI. 2. Memahami Pendekatan Pembelajaran dalam PAI. 3. Memahami Pendekatan Pembelajaran PAI dalam Kurikulum 2013.



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Sifat-sifat kurikulum PAI Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun menurut Muhammad Omar Muhammad Al Thoumy Al Saybani kurikulum pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidikan bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan.1 Kurikulum PAI mempunyai sifat-sifat atau karakteristik yang membedakan dengan kurikulum lain, hal tersebut tercermin dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang ciri-ciri tersebut, antara lain sebagai berikut: 1. Kurikulum PAI Mempunyai Dua Sisi Muatan Dua sisi muatan dalam kurikulum PAi yang dimaksud adalah Sisi muatan keagamaan yang berisikan wahyu Ilahi dan sunnah Rasul yang bersifat mutlak dan berada di luar jangkauan akal dan indera manusia (beyond of human’s mind and instinct). Wahyu Allah swt dan Sunnah Rasul saw berfungsi memberikan petunjuk kepada manusia dalam upaya mendekatkan diri kepada-Nya. Dan cara-cara mengadakan hubungan antar sesama makhluk Allah lainnya dan lingkungan hidupnya. Kemudian Sisi muatan pengetahuan yang berisi hal-hal yang dapat diusahakan



manusia



dalam



bentuk



pengalaman



faktual



maupun



pengalaman berfikir. Pengetahuan yang dimaksud ada kemungkinan hasil analisis dari wahyu Ilahi atau sunnah Rasul atau mungkin pula hasil analisis dari lingkungan alam sekitarnya. Peranan Kurikulum PAI dalam



1



Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Periode klasik dan Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers, 2012, 122.



2



hal ini ialah mengupayakan agar kedua muatan di atas dapat lebih dipahami, dihati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kurikulum PAI Bersifat Memihak, Tidak Netral/Moderat Kurikulum PAI mempunyai garis yang jelas dan tegas (qath’i dan muthlak), jika dalam ajaran Islam sesuatu tersebut ditetapkan sebagai wajib, maka semua umat Islam berkewajiban untuk melaksanakannya, demikian pula sebaliknya, jika dalam ajaran Islam menegaskan bahwa sesuatu itu haram dan harus ditinggalkan, maka semua kaum muslimin wajib meninggalkannya. Bagi orang yang melanggar kewajiban dan larangan yang telah digariskan dalam Islam konsekuensinya ia akan mendapat sanksinya tidak di dunia di akhirat sudah pasti. Berbeda dengan kurikulum umum, ia bersifat netral atau moderat artinya tidak memihak, dengan demikian kurikulum tersebut diberikan kepada siswa terserah mereka, apakah pengetahuan yang diperolehnya mau diamalkan atau tidak, hal ini didasarkan kepada untung dan rugi dan pertimbangan pribadi yang bersangkutan. 3. Kurikulum PAI Mengrahkan Kepada Pembentukan Akhlak yang Mulia Ajaran Islam yang bersumber wahyu Ilahi sangat menekankan kepada umatnya agar mereka mempunyai akhlak yang mulia. Kriteria untuk menetukan apakah akhlak seseorang itu terpuji atau tercela ialah kriteria yang terdapat di dalam ayat-ayat al Qur‟an dan sunnah rasul. Kriteria dari dua sumber tersebut bersifat pasti dan parmanen dan tidak berubah ubah sampai kapanpun. Sementara kurikulum umum lebih bersifat atas petimbangan akal pikiran. 4. Kurikulum PAI Bersifat Fungsional Terpakai Sepanjang Masa Agama bagi seseorang dalam tingkatan status apapun, baik ia orang kaya, atau orang miskin, pejabat atau rakyat jelata, pada saat bagaimanapun saat gembira atau sedih, sehat atau sakit. Pengetahuan agama ini tetap aktual dan fungsional, terpakai dalam seluruh aspek kehidupan. Tidak ada satu ajaran yang sekomplet dan selengkap ajaran Islam, yaitu seorang muslim diatur oleh Islam sejak dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi, dari hal-hal yang kecil masuk ke kamar kecil 3



(toilet) sampai kepada menjadi dan mengelola Negara semua diatur dalam Islam. Aturan-aturan tersebut sejak 14 abad yang silam sampai sekarang dan yang akan datang akan tetap up to date dan fungsional. Ajaran Islam yang terkandung dalam kurikulum PAI berfungsi umtuk memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Berbeda dengan kurikulum pengetahuan lain yang bersifat nisbi dan relative berubah-ubah tergantung situasi dan kondisi tertentu. Tidak jarang



kita



menemukan



teori-teori



yang



dianggap



hebat



dan



menggemparkan dunia namun belakang ini teori-teori tersebut tertolak. Bahkan ada sesuatu yang dianggap buruk pada masa lalu dianggap masalah biasa atau baik sekarang, atau sebaliknya. 5. Matei Kurikulum PAI Sudah Ada Pada Setiap Peserta Didik Sejak Dari Rumah Peserta didik yang tinggal di rumah bersama-sama dengan keluarganya sebenarnya secara langsung atau tidak langsung, mereka sudah terisi pengetahuan agamanya, apa yang telah dimiliki peserta didik harus menjadi perhatian guru. Pengajaran kurikulum PAI di sekolah berfungsi mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik agar lebih berkembangan secara optimal dan meluruskan pengetahuan peserta didik yang kurang tepat. Dengan demikian pengajaran agama di sekolah tidak mulai dari nol sama sekali. Tetapi karena peserta didik datangnya dari bermacam-macam keluarga yang pengetahuan, pengahayatan, dan pengamalan agamanya bervariasi, maka guru harus dapat menyamakan persepsi mereka terlebih dahulu. Sifat-sifat kurikulum di atas menunjukkan bahwa kuikulum materi PAI memiliki ciri khas yang sekaligus merupakan keunggulan kurikulum bila dibandingkan dengan kurikulum lain di luar PAI. Mengenal dan memahami karakteristik kurikulum merupakan suatu keniscayaan bagi guru-guru PAI agar kurikulum PAI dapat menacapai sasaran sebagai suatu disiplin ilmu yang harus dihayati, diyakini, dan diamalkan dalam kehidupan sehari baik sebagai pribadi, dalam keluarga, bermasyarakat dan bernegara. 4



B. Pendekatan Pembelajaran PAI Pendekatan menurut bahasa berarti proses, cara, atau perbuatan mendekati. Dalam Bahasa Inggris, pendekatan diterjemahkan dari kata approach. Kata approach ini sendiri mengandung arti a way of beginning something yang artinya „cara memulai sesuatu‟. Dengan demikian, pengertian pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai cara untuk memulai pembelajaran. Lebih dari itu, pendekatan dapat diartikan seperangkat asumsi mengenai proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berbicara tentang sudut pandang kita terhadap serangkaian proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses pembelajaran yang masih bersifat sangat umum. Secara garis besar, pendekatan dalam pembelajaran terbagi dua yaitu: pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada pendidik (teacher centered approach).2 Para ahli pendidikan membagi pendekatan pembelajaran menjadi beberapa macam, diantaranya ialah sebagai berikut: 1.



Pendekatan Kontekstual Pendekatan Kontekstual atau dikenal pula dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsep belajar yang membantu pendidik mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong mereka untuk menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Di dalam konteks ini pendidik perlu membuat peserta didik mengerti tentang makna belajar serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ini peserta didik akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari saat ini akan berguna untuk masa depan hidupnya nanti. Sehingga, diharapkan akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sebagai orang yang butuh akan belajar. Dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, setidaknya terdapat lima bentuk belajar, yaitu: mengaitkan, mengalami, menerapkan, kerjasama, dan mentransfer.



2



Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran PAI.Bandung:Alfabeta, 2013,163.



5



2.



Pendekatan Deduktif Pendekatan deduktif ialah pendekatan dengan menggunakan logika dalam menarik suatu kesimpulan dari seperangkat premis yang diberikan. Dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif, peserta didik dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif ini digambarkan sebagai suatu pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum menjadi sesuatu yang khusus. Pendekatan deduktif menggunakan penalaran yang berawal dari keadaan umum menuju keadaan khusus dalam pendekatan pembelajaran. Pendekatan ini diawali dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus.



3.



Pendekatan Induktif Kebalikan dari pendekatan deduktif, pendekatan induktif menggunakan pengambilan keputusan dari sesuatu yang sifatnya khusus menjadi sesuatu yang bersifat umum. Pendekatan Induktif lebih menekankan kepada pengamatan terlebih dulu, dan menarik kesimpulan kemudian. Pendekatan ini juga dikenal sebagai sebuah pendekatan dengan cara mengambil kesimpulan dari hal yang sifatnya khusus menjadi yang umum.



4.



Pendekatan Konsep Pendekatan konsep ialah pendekatan yang mengarahkan peserta didik untuk meguasai konsep dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami konsep. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan. Pendekatan ini menyajikan hanya suatu konsep namun tidak memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat menghayati proses penyusunan konsep tersebut.



5.



Pendekatan Proses Pendekatan proses merupakan kebalikan dari pendekatan konsep. Pendekatan proses memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati proses penyusunan atau penemuan suatu konsep sebagai keterampilan proses. Pendekatan proses merupakan pendekatan yang berorientasi pada proses pembelajaran bukan pada hasil pembelajarannya. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan proses dianggap penting untuk melatih daya pikir, mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih ranah psikomotor peserta didik.



6



6.



Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 pada semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran kurikulum 2013 harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, ranah pengetahuan mentransformasi substansi materi ajar agar peserta didik tahu tentang „apa‟, ranah sikap akan berbicara tentang „mengapa‟ dan ranah keterampilan tentang „bagaimana‟. Maka dengan ini, hasil yang diinginkan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan bagi peserta didik antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, yang kemudian dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Pada situasi dan kondisi tertentu, pendekatan saintifik tidak selalu baik untuk digunakan. Jika demikian, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menggunakan nilai-nilai atau sifat-sifat saintifik atau ilmiah.



Dari berbagai keterangan tentang pendekatan pembelajaran di atas, maka pendekatan pembelajaran PAI hendaknya berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama Islam. Dengan demikian pada dasarnya semua pendekatan tersebut dapat digunakan oleh pendidik pada mata pelajaran PAI, dengan catatan menyesuaikan sifat materi ajar dengan karakteristik peserta didik. Sebenarnya banyak pendekatan yang ditemukan dalam pembelajaran, antara lain, yaitu3: pendekatan kooperatif, pendekatan siswa aktif, pendekatan kolaboratif, pendekatan kebermaknaan dan lain. Secara khusus pelaksanaan pembelajaran PAI menggunakan berbagai pendekatan. Hal ini tergantung kepada berbagai hal, seperti; jenjang pendidikan, tujuan, sifat materi, dan lingkungan pendidikan anak. Berdasarkan hal tersebut di atas, ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum PAI adalah:



3



Drs. H. Hamdan, Pengembangan Kurikulum PAI Teori dan Praktek. Banjarmasin: Aswaja Pressindo, 2014, 122.



7



1. Pendekatan Pengalaman Pendekatan ini merupakan pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Dalam pembelajaran ibadah misalnya, guru atau pendidik akan menemui kesulitan yang besar apabila mengabaikan pendekatan ini. Peserta didik harus mengalami sendiri ibadah itu dengan bimbingan gurunya. Belajar dari pengalaman jauh lebih baik daripada hanya sekedar bicara, tidak pernah berbuat sama sekali. Pengalaman yang dimaksud di sini tentunya pengalaman yang bersifat akan mendidik. Memberikan pengalaman yang edukatif kepada peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 2. Pendekatan Pembiasaan Pendekatan ini dimaksudkan agar seseorang dapat memiliki kebiasaan berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam. Edi Suardi dalam bukunya, Pedagogik, menjelaskan bahwa: “kebiasaan itu adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan dulu, serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi” (Edi Suardi). Pembiasaan memberikan kesempatan kepada peserta didik terbiasa mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari.4 3. Pendekatan emosional Emosi merupakan gejala kejiwaan yang berada di dalam diri seseorang. Emosi tersebut juga berhubungan dengan masalah perasaan. Karena itu pendekatan emosional merupakan usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk. Emosi berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang, oleh karena itu pendekatan emosional merupakan salah satu pendekatan yang



4



Ramayulis, Metologi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Kalam Mulia, 2005), 88



8



di dalam Pendidikan Agama Islam. Metode pembelajaran dalam pendekatan emosional ini yang digunakan adalah metode ceramah, sosio drama. 4. Pendekatan rasional Pendekatan rasional merupakan sesuatu pendekatan yang mempergunakan rasio di dalam memahami dan menerima suatu ajaran agama. Dengan mempergunakan akalnya seseorang bisa membedakan mana yang baik, mana yang lebih baik, atau mana yang tidak baik. Pembelajaran pendidikan dengan melalui metode tanya jawab atau kerja kelompok, misalnya seorang guru bisa melakukan pendekatan rasional dengan memberikan peran akal di dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran atau tuntunan agama. 5. Pendekatan fungsional Pendekatan



ini



merupakan



upaya



memberikan



materi



pembelajaran dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dan bimbingan untuk melakukan shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan sosial. Melalui pendekatan fungsional ini berarti peserta didik dapat memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari, metode yang juga dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain metode latihan, demonstrasi. 6. Pendekatan keteladanan Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan pada keteladanan atau memberikan contoh yang baik. Guru yang senantiasa bersikap baik kepada setiap orang misal, secara langsung memberikan keteladanan bagi anak didiknya. Keteladanan pendidik terhadap anak didiknya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan anak yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri dikehidupannya.



9



Kecenderungan anak didik untuk belajar melalui peniruan menyebabkan pendekatan keteladanan menjadi penting artinya di dalam proses pembelajaran. Bahkan manusia pada umumnya senantiasa meniru yang lainnya.



C. Pendekatan Pembelajaran PAI Dalam Kurikulum 2013 Pada kurikulum 2013, untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berubah nama menjadi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Selain itu, beban belajarnya pun bertambah yang semula untuk SD 3 jam pelajaran menjadi 4 jam pelajaran. Sementara untuk SMP, yang semula 2 jam pelajaran menjadi 3 jam pelajaran setiap minggunya. Perubahan lainnya ada pada pendekatan pembelajaran dan sistem evaluasinya. Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik (scientif approach) dan sistem evaluasinya dengan menggunakan



penilaian



autentik



(authentic



assessment).



Pendekatan



pembelajaran saintifik dalam pelaksnaannya mempunyai 5 lengkah, yaitu: 1. Mengamati (Observing) Pada langkah ini seorang guru harus dapat memfasilitasi siswa agar ada sesuatu yang dapat diamati oleh siswa, yaitu; bisa berupa gambar, tayangan slide, video, rekaman suara atau benda apa saja yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengamati. Pengertian mangamati pada kurikulum 2013 adalah mengamati dengan menggunakan semua fungsi panca indera, seperti: penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), perabaan (kulit), dan pengecapan (lidah). Siswa dapat menggunakan dua atau lebih indera dalam setiap pengamatan. Karena itu, indkator dalam mengamatan adalah kata-kata seperti: melihat, membaca, mendengar, memperhatikan, mencermati, memegang, menyimak dan lain sebagainya. Umumnya langkah mengamati (observing) dilakukan di awal pada kegiatan inti dalam pelanjaran tetapi hal ini tidak selalu demikian. Tergantung materi, situasi, tujuan, siswa dan fasilitas yang memungkinkan hal tersebut. 10



2. Menanya (Questioning) Menanya



merupakan



hak



asasi



siswa,



namun



bagaimana



menimbulkan rasa ingin tahu siswa yang pada gilirannya akan bertanyatanya. Pada langkah pengamatan (observing) seorang guru harus dapat membangkitkan minat dan perhatian anak terhadap tayangan atau sesuatu diamatinya. Dari



apa



yang



diamati



siswa



dengan



seksama



biasanya



menimbulkan rasa penasaran dan ingin lebih banyak tahu lagi dari sekedar yang bisa diamati. Kata yang muncul pada kegiatan inti adalah menanya, menanggapi, memberi umpan balik (feed back), mengomentari, bisa juga memberi kritik. 3. Eksplorasi, Ekspremen, dan Mencari Informasi (Exploring, Experiment) Pada langkah ini, siswa berusaha mengeksplorasi pengetahuan dan pengalaman belajar melalui konsep mencari tahu sendiri, guru hanya sebagai fasilitator. Guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, melainkan hanya sebagai salah satu sumber belajar, sumber belajar lainnya masih banyak yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, seperti: bukubuku literatur, e-book, lingkungan, majalah, orang lain bahkan internet. Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan konsep lingkungan jejaring, artinya pembelajaran dapat berlangsung tidak hanya di ruang kelas, tetapi dapat berlangsung di mana saja. Guru bisa saja melaksanakan pembelajaran dimulai di dalam kelas, kemudian beberapa saat siswa diajak ke luar kelas atau ke halaman sekolah untuk menerapkan satu konsep dipelajari di kelas, setelah siswa diajak kembali ke dalam kelas untuk melaporkan hasil yang diperolehnya. Adapun kata-kata yang dapat mewakili eksplorasi / ekspremen adalah berpikir kritis, berdiskusi, berikspremen, mencari dalil, mencari contoh, membuat tiruan, dan lain sebagainya. 4. Mengasosiasi (Association) Pada tahap ini, guru dapat memfasilitasi siswa untuk aktif menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya, mengolah informasi, menganalisis temuan yang didapat pada langkah eksplorasi, dengan 11



memotivasi diri siswa agar senantiasa berpikir kritis untuk membuat satu rumusan atau definisi bahkan mempu membuat peta konsep (concept map) dan



mengklasifikasikan



atau



mengelompokan



sesuai



jenis



dan



karakteristiknya. Bila siswa dapat melakukan asosiasi, maka proses pembelajar yang telah berlangsung telah dapat memberikan manfaat kepada siswa, bahkan dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang memperoleh kebermaknaan bagi siswa. 5. Mengkomunikasikan (Communication) Pada langkah ini, merupakan bukti bahwa siswa telah berhasil memperoleh



makna



pembelajaran



yang



selanjutnya



mereka



mengkomunikasikan kepada sesamanya. Kegiatan mengkomunikasikan terlihat seperti: mempresentasikan, mendialogkan, memperagakan hasil ujicobanya, melaporkan hasil pekerjaannya baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan, dan terakhir mereka menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari, tentu saja dengan arahan dan bimbingan guru. Pendekatan-pendekatan di atas selanjutnya dilaksnakan dengan menggunakan beberapa metode, dan media yang bervariasi. Metode yang mengacu kepada pendekatan ilmiah adalah inquiry based learning and collaborative learning. Sementara itu, media yang digunakan seyogyanya sudah mengunakan media yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology).



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kurikulum PAI mempunyai sifat-sifat atau karakteristik yang membedakan



dengan



kurikulum



lain,



diantaranya:



Kurikulum



PAI



Mempunyai Dua Sisi Muatan, Kurikulum PAI Bersifat Memihak, Tidak Netral/Moderat, Kurikulum PAI Mengrahkan Kepada Pembentukan Akhlak yang Mulia, Kurikulum PAI Bersifat Fungsional Terpakai Sepanjang Masa, serta Matei Kurikulum PAI Sudah Ada pada Setiap Peserta Didik Sejak dari Rumah. Adapun Para ahli pendidikan membagi pendekatan pembelajaran menjadi beberapa macam, diantaranya: Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Deduktif, Pendekatan Induktif, Pendekatan Konsep, Pendekatan Proses dan Pendekatan Saintifik. Pada kurikulum 2013, untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berubah nama menjadi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Perubahan lainnya ada pada pendekatan pembelajaran dan sistem evaluasinya. Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik (scientif approach) dan sistem evaluasinya dengan menggunakan penilaian autentik (authentic assessment).



B. Saran Terdapat banyak kekurangan baik dari materi yang disampaikan maupun materi yang kami sajikan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun, atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.



13



DAFTAR PUSTAKA



Nata, Abuddin. 2012. Sejarah Pendidikan Islam Periode klasik dan Pertengahan. Jakarta: Rajawali Pers. Gunawan, Heri. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran PAI. Bandung: Alfabeta. Drs. H. Hamdan. 2014. Pengembangan Kurikulum PAI Teori dan Praktek. Banjarmasin: Aswaja Pressindo. Ramayulis. 2005. Metologi Pendidikan Agama Islam. Bandung: Kalam Mulia.



14