Persamaan Diferensial Linier Orde Kedua (Rancangan Modul) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

3.



PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE KEDUA



3.1.



Koefisien Konstan dan Sisi Kanan Sama Dengan Nol



Bentuk persamaan:



π‘Ž2



2



𝑑 𝑦 2



𝑑π‘₯



𝑑𝑦



…………………(3.1)



+ π‘Ž1 𝑑π‘₯ + π‘Ž0 𝑦 = 0



dengan: π‘Ž2 , π‘Ž1 , π‘Ž0 adalah konstanta. Persamaan (3.1) disebut persamaan bersifat homogen, artinya setiap suku pada persamaan hanya bergantung pada β€œπ‘¦β€ dan derivatifnya. Solusi untuk persamaan diferensial linier orde kedua dapat dicari dengan memanfaatkan bantuan operator turunan serta rumus solusi pada persamaan diferensial linier orde pertama. Operator Turunan dinotasikan dengan β€œπ·β€ dan didefenisikan:



𝐷𝑦 =



𝑑𝑦 𝑑π‘₯



= 𝑦′



dan



𝐷2 𝑦 =



𝑑2𝑦 𝑑π‘₯ 2



= 𝑦 β€²β€²



Contoh 1: Carilah solusi umum dari persamaan: 𝑦 β€²β€² + 5𝑦 β€² + 4𝑦 = 0 Penyelesaian: Langkah 1: dengan bantuan operator turunan: 𝑦 β€²β€² + 5𝑦 β€² + 4𝑦 = 0 dapat ditulis menjadi: 𝐷2 𝑦 + 5𝐷𝑦 + 4𝑦 = 0 (𝐷2 + 5𝐷 + 4)𝑦 = 0 dengan aljabar, dapat ditulis menjadi: (𝐷 + 1)(𝐷 + 4)𝑦 = 0 atau (𝐷 + 4)(𝐷 + 1)𝑦 = 0, kedua persamaan tersebut sama saja. Untuk penyelesaian selanjutnya kita pilih salah satu, misalnya (𝐷 + 1)(𝐷 + 4)𝑦 = 0.



Langkah 2: dengan bantuan rumus solusi persamaan diferensial linier orde pertama. (𝐷 + 1)(𝐷 + 4)𝑦 = 0



…………………(3.2)



(𝐷 + 4)𝑦 = 𝑒



………………… (3.3)



(𝐷 + 1)𝑒 = 0



…………………(3.5)



Misalkan:



Persamaan (3.2) menjadi:



Persamaan (3.5) diuraikan menjadi: 𝐷𝑒 + 𝑒 = 0 atau 𝑒′ + 𝑒 = 0 β†’ merupakan persamaan diferensial linier orde pertama (lihat Pers……), dengan 𝑃 = 1 dan 𝑄 = 0. Solusi umum Persamaan (3.5) adalah 𝑒 = 𝑒 βˆ’ ∫ 𝑑π‘₯ [∫ 0. 𝑒 ∫ 𝑑π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢1 ] 𝑒 = 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯



……………..(3.6)



Selanjutnya, untuk menentukan 𝑦, kita subtitusi Persamaan (3.6) ke Persamaan (3.3), Persamaan menjadi: (𝐷 + 4)𝑦 = 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ , kemudian diuraikan menjadi: 𝑦 β€² + 4𝑦 = 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ β†’ merupakan persamaan diferensial linier orde pertama (lihat Pers……), dengan 𝑃 = 4 dan 𝑄 = 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ . Maka, solusi umum dari Persamaan (3.2) dan (3.3) adalah 𝑦 = 𝑒 βˆ’ ∫ 4𝑑π‘₯ [∫ 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ . 𝑒 ∫ 4𝑑π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 𝑦 = 𝑒 βˆ’4x [∫ 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ . 𝑒 4x 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 𝑦 = 𝑒 βˆ’4x [∫ 𝐢1 𝑒 3π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 𝑦=



𝐢1 βˆ’π‘₯ 𝑒 + 𝐢2 𝑒 βˆ’4x 3



𝑦 = 𝐴𝑒 βˆ’π‘₯ + 𝐡𝑒 βˆ’4x



dengan:



Sehingga



𝐢1 3



= 𝐴 dan 𝐢2 = 𝐡 , masing-masing adalah konstanta.



diperoleh



solusi



umum



dari



persamaan



𝑦 β€²β€² + 5𝑦 β€² + 4𝑦 = 0



adalah



𝑦 = 𝐴𝑒 βˆ’π‘₯ + 𝐡𝑒 βˆ’4x dengan 𝐴 dan 𝐡 adalah konstanta.



Kesimpulan 1: Jika bentuk persamaan diferensial orde kedua adalah: (𝑫 + 𝒂)(𝑫 + 𝒃)π’š = 𝟎, dengan 𝒂 β‰  𝒃, maka solusi/penyelesaian umumnya adalah: π’š = π‘¨π’†βˆ’π’‚π’™ + π‘©π’†βˆ’π’ƒπ± dengan 𝑨 dan 𝑩 adalah konstanta.



Contoh 2: Carilah solusi umum dari persamaan: 𝑦 β€²β€² βˆ’ 4𝑦 β€² + 4𝑦 = 0 Penyelesaian: (Langkah-langkah dilakukan seperti pada Contoh 1) 𝑦 β€²β€² βˆ’ 4𝑦 β€² + 4𝑦 = 0 dapat ditulis menjadi: 𝐷2 𝑦 βˆ’ 4𝐷𝑦 + 4𝑦 = 0 (𝐷2 βˆ’ 4𝐷 + 4)𝑦 = 0 …………………….(3.7)



(𝐷 βˆ’ 2)(𝐷 βˆ’ 2)𝑦 =0 Misalkan,



…………………(3.8)



(𝐷 βˆ’ 2)𝑦 = 𝑒 Persamaan (3.7) menjadi: (𝐷 βˆ’ 2)𝑒 = 0 atau 𝑒′ βˆ’ 2𝑒 = 0 Solusi umumnya:



𝑒 = 𝑒 ∫ 2𝑑π‘₯ [∫ 0. 𝑒 βˆ’ ∫ 2𝑑π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢1 ]



𝑒 = 𝑒 2π‘₯ 𝐢1



………………..(3.9)



Untuk memperoleh solusi umum dari Persamaan (3.7) maka Persamaan (3.9) kita subtitusi pada Persamaan (3.8), diperoleh: (𝐷 βˆ’ 2)𝑦 = 𝑒 2π‘₯ 𝐢1 , diuraikan menjadi: 𝑦 β€² βˆ’ 2𝑦 = 𝐢1 𝑒 2π‘₯ Solusi umumnya: 𝑦 = 𝑒 ∫ 2𝑑π‘₯ [∫ 𝐢1 𝑒 2π‘₯ . 𝑒 βˆ’ ∫ 2𝑑π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 𝑦 = 𝑒 2x [∫ 𝐢1 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 𝑦 = 𝑒 2x [𝐢1 π‘₯ + 𝐢2 ], dengan 𝐢1 dan 𝐢2 adalah konstanta.



Sehingga



diperoleh



solusi



umum



dari



persamaan



𝑦 β€²β€² βˆ’ 4𝑦 β€² + 4𝑦 = 0



adalah



𝑦 = 𝑒 2x [𝐢1 π‘₯ + 𝐢2 ], dengan 𝐢1 dan 𝐢2 adalah konstanta.



Kesimpulan 2: Jika bentuk persamaan diferensial orde kedua adalah: (𝑫 + 𝒂)(𝑫 + 𝒂)π’š = 𝟎, maka solusi/penyelesaian umumnya adalah: π’š = π’†βˆ’π’‚π’™ [𝑨𝒙 + 𝑩], dengan 𝑨 dan 𝑩 adalah konstanta.



3.2.



Koefisien Konstan dan Sisi Kanan Tidak Sama Dengan Nol Bentuk Persamaan:



π‘Ž2



2



𝑑 𝑦 2



𝑑π‘₯



𝑑𝑦



+ π‘Ž1 𝑑π‘₯ + π‘Ž0 𝑦 = 𝑓(π‘₯)



…………………(3.10)



dengan: π‘Ž2 , π‘Ž1 , π‘Ž0 adalah konstanta. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menemukan solusi umum dari persamaan yang memiliki bentuk seperti Persamaan (3.10).



Namun, untuk mempermudah perhitungan, kita akan tetap menerapkan metode seperti pada Sub Bab 3.1. Contoh 3: Carilah solusi umum dari persamaan: 𝑦 β€²β€² + 5𝑦 β€² + 4𝑦 = cos 2π‘₯ Penyelesaian: 𝐷2 𝑦 + 5𝐷𝑦 + 4𝑦 = cos 2π‘₯ ………………...(3.11)



(𝐷 + 1)(𝐷 + 4)𝑦 = cos 2π‘₯ Misalkan:



….…………….(3.12)



(𝐷 + 4)𝑦 = 𝑒 Persamaan (3.11) menjadi: (𝐷 + 1)𝑒 = cos 2π‘₯ 𝑒′ + 𝑒 = cos 2π‘₯ 𝑒 = 𝑒 βˆ’ ∫ 𝑑π‘₯ [∫ cos 2π‘₯ . 𝑒 ∫ 𝑑π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢1 ] 𝑒 = 𝑒 βˆ’π‘₯ [∫ cos 2π‘₯ . 𝑒 π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢1 ] Catatan 1: (untuk mempermudah perhitungan diberikan rumus integral) 𝑒𝐴π‘₯



∫ 𝑒𝐴π‘₯ cos 𝐡π‘₯ 𝑑π‘₯ = 𝐴2 +𝐡2 (𝐡 sin 𝐡π‘₯ + 𝐴 cos 𝐡π‘₯) + 𝐢 𝑒𝐴π‘₯



∫ 𝑒𝐴π‘₯ sin 𝐡π‘₯ 𝑑π‘₯ = 𝐴2 +𝐡2 (𝐴 sin 𝐡π‘₯ βˆ’ 𝐡 cos 𝐡π‘₯) + 𝐢 Dengan memanfaatkan rumus integral pada β€œCatatan 1”, diperoleh: 𝑒 = 𝑒 βˆ’π‘₯ [



𝑒π‘₯ (2 sin 2π‘₯ + cos 2π‘₯) + 𝐢1 ] 5



1



𝑒 = 5 (2 sin 2π‘₯ + cos 2π‘₯) + 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯



……………………….(3.13)



Selanjutnya dicari solusi umum dari Persamaan (3.11) dengan cara subtitusi Persamaan (3.13) ke Persamaan (3.12). Persamaan (3.12) menjadi: 1



(𝐷 + 4)𝑦 = (2 sin 2π‘₯ + cos 2π‘₯) + 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ 5 1



𝑦 β€² + 4𝑦 = 5 (2 sin 2π‘₯ + cos 2π‘₯) + 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯



Solusi umumnya: 1 𝑦 = 𝑒 βˆ’ ∫ 4𝑑π‘₯ [∫ ( (2 sin 2π‘₯ + cos 2π‘₯) + 𝐢1 𝑒 βˆ’π‘₯ ) 𝑒 ∫ 4𝑑π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 5 2 1 𝑦 = 𝑒 βˆ’4x [∫ 𝑒 4x sin 2π‘₯ 𝑑π‘₯ + ∫ 𝑒 4x cos 2π‘₯ 𝑑π‘₯ + ∫ 𝐢1 𝑒 3π‘₯ 𝑑π‘₯ + 𝐢2 ] 5 5 Dengan memanfaatkan rumus integral pada β€œCatatan 1”, diperoleh: 𝑦=𝑒



βˆ’4x



2 𝑒 4x 1 𝑒 4x 𝐢1 [ (4 sin 2x βˆ’ 2 cos 2x) + (2 sin 2x + 4 cos 2x) + 𝑒 3π‘₯ + 𝐢2 ] 5 20 5 20 3



2 𝑒 4x 1 𝑒 4x 𝐢1 𝑦 = 𝑒 βˆ’4x [ (4 sin 2x βˆ’ 2 cos 2x) + (2 sin 2x + 4 cos 2x) + 𝑒 3π‘₯ + 𝐢2 ] 5 20 5 20 3 𝑦=



8 4 2 4 𝐢1 sin 2x βˆ’ cos 2x + sin 2x + cos 2x + 𝑒 βˆ’π‘₯ + 𝐢2 𝑒 βˆ’4x 100 100 100 100 3



𝑦=



1 𝐢1 sin 2x + 𝑒 βˆ’π‘₯ + 𝐢2 𝑒 βˆ’4x 10 3



dapat ditulis sebagai: 1



𝑦 = 10 sin 2x + 𝐴𝑒 βˆ’π‘₯ + 𝐡𝑒 βˆ’4x dengan 𝐴 dan 𝐡 adalah konstanta.



Sehingga diperoleh solusi umum dari persamaan 𝑦 β€²β€² + 5𝑦 β€² + 4𝑦 = cos 2π‘₯ adalah 1



𝑦 = 10 sin 2x + 𝐴𝑒 βˆ’π‘₯ + 𝐡𝑒 βˆ’4x dengan 𝐴 dan 𝐡 adalah konstanta.