Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Agronomi 2018 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



PETUNJUK PRAKTIKUM AGRONOMI 1



INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2021



Praktikum Agronomi 1



2 KATA PENGANTAR



Buku petunjuk praktikum Agronomi 1 ini disusun untuk memenuhi keperluan mahasiswa dalam mengikuti praktikum Agronomi 1 di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta. Walaupun demikian kiranya dapat juga digunakan bagi yang memerlukan.



Penyusun



Praktikum Agronomi 1



3



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................



2



DAFTAR ISI..............................................................................................................



3



PERATURAN DAN TATA TERTIB........................................................................



4



MATERI PRAKTIKUM............................................................................................



5



ACARA I



: Perkecambahan Biji ........................................................................



5



ACARA II



: Pematahan Dormansi.......................................................................



11



ACARA III



: Pengaruh Kedalaman Penanaman Benih.......................................



14



ACARA IV



: Posisi Tanam....................................................................................



17



ACARA V



: Seleksi Bibit Kelapa Sawit..............................................................



19



ACARA VI



: Populasi.........................................................................................



22



ACARA VII : Perbanyakan Vegetatif....................................................................



24



DAFTAR PUSTAKA................................................................................................



28



Praktikum Agronomi 1



4



PERATURAN DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN PRAKTIKUM



1. Mahasiswa yang berhak mengikuti praktikum di Lab. Dasar-Dasar Agronomi adalah Mahasiswa yang telah tercantum dalam daftar Praktikum UPT Lab.Instiper. 2. Praktikum ulangan (inhaal) tidak diadakan/hanya dilakukan tahun depan. 3. Pada waktu praktikum diharuskan berpakaian sopan dan rapi (tidak diperkenankan memakai kaos tanpa kerah, sandal). 4. Setelah selesai praktikum alat-alat yang digunakan harus dikembalikan dalam keadaan bersih. 5. Alat-alat yang rusak/hilang menjadi tanggung jawab praktikan. 6. Pengamatan pada hari libur disediakan waktu pk 8.30-9.30 atau atas kesepakatan dengan Co.Ass. 7. Laporan praktikum harus dikumpul paling lambat 1 minggu setelah pengamatan terakhir. Setelah diperiksa apabila ada laporan yng salah/kurang lengkap akan dikembalikan untuk diperbaiki. 8. Penyerahan laporan yang terlambat akan dinilai paling rendah dan tidak boleh mengikuti praktikum pada acara praktikum hari yang bersangkutan. 9. Setelah praktikum selesai seluruhnya dan laporan sudah beres, diadakan responsi. 10. Bagi praktikan yang belum selesai laporannya tidak diperkenankan mengikuti responsi. 11. Penilaian praktikum meliputi : ketrampilan, test,laporan dan responsi. 12. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib akan diberikan langsung oleh Assisten/Co.Ass Pembimbing.



Lab.Dasar-dasar Agronomi



Praktikum Agronomi 1



5 MATERI PRAKTIKUM



Acara I: Perkecambahan Biji Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui gaya dan kecepatan berkecambah 2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi pada biji yang berkecambah



Tinjauan Pustaka Benih adalah biji dari tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanian, jadi memiliki fungsi agronomis, maksudnya dipergunakan sebagai bahan tanaman. Sedangkan disebut biji apabila merupakan hasil dari tumbuhan yang tidak dengan sengaja ditanam oleh manusia. Hasil dari tanaman pertanian adakalanya disebut biji juga, yaitu apabila tidak digunakan sebagai bahan tanaman, misalnya untuk konsumsi (manusia, ternak), bahan dasar hasil industri (kosmetik, obat-obatan dan sebagainya) atau sebagai obyek penelitian. Biji dapat juga dikatakan sebagai tumbuhan kecil yang sedang istirahat. Pada dasarnya biji dibagi menjadi tiga bagian yang penting, yaitu : kulit, embrio (terdiri dari radikula, hipokotil, plumula) dan cadangan makanan. Dalam perkembangannya proses yang pertama kali dialami oleh biji adalah perkecambahan. Perkecambahan adalah suatu proses dimulainya pertumbuhan aktif dari embrio yang akan menghasilkan tanaman baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah faktor dalam (kulit biji, embrio, cadangan makanan) dan faktor luar (air, oksigen, temperatur dan cahaya). Kedua faktor tersebut harus dalam kondisi yang menguntungkan. Apabila salah satu faktor ini tidak terpenuhi maka perkecambahan akan terhambat. Pada biji kering yang sedang tumbuh menjadi bibit terdapat 4 kelompok proses, yaitu: 1. Imbibisi 2. Pembentukan sistem-sistem auksin 3. Dimulainya pertumbuhan dengan keluarnya calon akar 4. Pertumbuhan bibit, dengan kenampakan khusus sebagai tanaman yang hidup di dalam tanah (subterranean) sampai keluarnya bibit ke permukaan tanah. Dalam usaha produksi pertanian, benih merupakan unsur yang sangat penting meskipun sarana produksi dipenuhi, misalnya unsur hara, air, cahaya dsb, tetapi benihnya berkualitas



Praktikum Agronomi 1



6 rendah maka produksinya tidak akan baik/tinggi. Oleh karena itu diperlukan benih yang bermutu, yaitu benih yang berkualitas tinggi yang memiliki daya tumbuh lebih dari 90%, viabel (selain mampu berkecambah, juga dapat tumbuh menjadi bibit yang normal dan tanaman yang menghasilkan), murni (bebas dari kotoran, benih varietas lain/herba) dan sehat (bebas dari hama dan penyakit). Biji akan berkecambah apabila syarat-syarat yang dibutuhkan untuk perkecambahan terpenuhi. Faktor-faktor yang akan mempengaruhi perkecambahan adalah air, oksigen, cahaya dan kelembapan.



Air Air merupakan faktor yang penting dalam perkecmbahan biji. Air berfungsi sebagai zat pelarut, mengaktifkan enzim, melunakkan kulit biji dan ikut serta dalam reaksi-reaksi yang terjadi di dalam biji. Banyak sedikitnya air yang diserap oleh biji tergantung dari permeabilitas kulit biji, temperatur, susunan kimia dalam biji, jenis biji dll. Kandungan air optimum bagi perkecambahan biji di dalam tanah adalah pada kapasitas lapang, namun beberapa spesies menghendaki keadaan yang mendekati keadaan titik layu permanen. Benih jagung manis, semangka dan tomat menghendaki keadaan antara titik layu permanen dan kapasitas lapang. Benih Celery hanya menghendaki keadaan dekat kapasitas lapang. Benih Spinach menghendaki keadaan air yang rendah sampai hampir kapasitas lapang.



Udara Umumnya



komposisi



udara



di



atmosfer



mengandung



20%



oksigen,



0,03%



karbondioksida dan 80% nitrogen. Benih beberapa spesies tanaman dapat berkecambah baik dalam konsentrasi yang tetap/stabil. Konsentrasi karbondioksida lebih dari 0,03 % akan menghambat perkecambahan. Perubahan konsentrasi nitrogen kurang berpengaruh terhadap perkecambahan. Kegiatan respirasi meningkat selama proses perkecambahan. Sejak adanya kegiatan respirasi melalui proses oksidasi, benih membutuhkan suplai oksigen. Jika konsentrasi oksigen rendah, perkecambahan beberapa spesies terhambat. Namun pada beberapa spesies aquatic dan pada tanaman padi dapat berkecambah dalam air di mana kondisi konsentrasi oksigen rendah.



Walaupun beberapa spesies berkecambah baik dalam konsentrasi oksigen



udara, banyak spesies berkecambah menjadi lebih baik pada keadaan udara yang berbeda. Typha



Praktikum Agronomi 1



7 latifolia dan Cynodon dactylon berkecambah lebih baik pada konsentrasi oksigen yang lebih rendah dari konsentrasi oksigen udara. Keduanya menghendaki keadaan yang sama, namun respon Cynodon dactylon agak besar. Pada tanaman lain seperti bunga matahari, berkecambah lebih baik pada konsentrasi oksigen di atas konsentrasi oksigen udara.



Temperatur Perkecambahan biji memerlukan temperatur tertentu. Temperatur tertinggi di mana benih masih dapat berkecambah di sebut temperatur maksimum, sedang temperatur terendah di mana biji masih bisa berkecambah di sebut temperatur minimum. Sedangkan temperatur terbaik untuk perkecambahan biji disebut temperatur optimum. Temperatur optimum ini untuk tiap-tiap jenis biji tidak sama. Lebih lama biji di simpan, temperatur optimumnya lebih tinggi. Untuk biji-biji yang belum masak, temperatur optimumnya lebih rendah daripada biji-biji yang telah masak. Temperatur yang diubah-ubah biasanya berpengaruh baik terhadap perkecambahan biji. Biji yang berasal dari tanaman beriklim subtropis dan tropis menghendaki temperatur yang lebih tinggi untuk berkecambah. Temperatur yang lebih rendah bagi biji-biji tersebut berpengaruh jelek terhadap proses imbibisi dan suplai oksigen.



Cahaya Cahaya



menyebabkan



terjadinya



zat-zat



tertentu



yang



berpengaruh



terhadap



perkecambahan biji. Biji-biji yang hanya dapat berkecambah bila ada cahaya disebut biji-biji peka cahaya. Biji-biji demikian bila dikecambahkan dalam keadaan gelap tidak akan berkecambah, atau sangat jelek. Sebaliknya biji-biji yang hanya dapat berkecambah apabila dihadapkan keadaan gelap, apabila dikecambahkan dalam cahaya, di dalam biji akan timbul zatzat tertentu yang menghambat perkecambahan. Biji-biji yang sangat peka terhadap cahaya, dengan sedikit saja cahaya sudah dapat berkecambah.



Kelembapan Untuk berkecambahnya suatu biji diperlukan kelembapan tertentu. Seperti biji pala, akan berkecambah dengan baik pada kelembapan 90 %, dan perkecambahannya akan sedikit pada kelembapan 14 %. Di samping faktor-faktor di atas, perkecambahan biji dapat dipengaruhi oleh



Praktikum Agronomi 1



8 beberapa faktor lain, misalnya khemikalia, zat penghambat, zat pengatur tumbuh dan sebagainya. Proses yang terjadi selama perkecambahan berlangsung terbagi menjadi 3 fase: Fase I : Absorbsi air. Absorbsi air secara alami oleh biji yang kering dan masuknya air ke dalam jaringan biji menyebabkan sel-sel membesar, volume biji menjadi lebih besar dan kulit biji menjadi permeabel terhadap oksigen dan karbondioksida.Pembengkakan yang terjadi mengakibatkan pecahnya kulit biji sehingga memudahkan masuknya air dan gas. Absorbsi air ke dalam jaringan mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat di dalam biji. Beberapa enzim telah ada saat pembentukan biji dan lainnya diproduksi oleh aktivitas metabolisme sel pada sintesa protein selama proses perkecambahan. Energi untuk aktifnya sintesa protein merupakan energi tingkat tinggi (ATP) yang dihasilkan di dalam mitokondria. Fase II : Pencernaan dan translokasi. Absorbsi air ke dalam jaringan mengakifkan beberapa enzim yang digunakan untuk : 1. Menguraikan zat cadangan makanan (kotiledon, endosperm, perisperm atau megagametophyt). 2. Membantu transfer nutrien dari tempat cadangan makanan untuk pertumbuhan. 3. Mengaktifkan reaksi kimiawi yang digunakan untuk mensintesa material baru Fase III : Pertumbuhan embrio. Aktifnya enzim, pembentukan material baru dan aktivitasnya mengakibatkan bertambahnya ukuran bakal akar/tunas (epikotil hipokotil, radikula). Pertumbuhan dari bakal akar tunggang didukung oleh adanya zat cadangan makanan. Untuk mengetahui apakah benih dalam keadaan baik perlu adanya pengujian benih. Salah satunya adalah pengujian daya tumbuh (gaya berkecambah) dan kecepatan berkecambah. Yang dimaksud daya kecambah dari biji adalah banyaknya biji yang berkecambah dari sejumlah biji murni yang dikecambahkan, dinyatakan dalam persen (%) dalam waktu tertentu. Sedangkan kecepatan berkecambah adalah banyaknya benih yang berkecambah, dinyatakan dalam persen dan dalam waktu yang lebih pendek daripada waktu yang digunakan untuk menemukan gaya berkecambah. Atau kecepatan berkecambah adalah persentase perkecambahan pada hari ketiga atau keempat setelah tanam. Kecepatan berkecambah tinggi bila pada hari tersebut biji yang berkecambah lebih dari 75%. Dengan kecepatan kecambah dapat diketahui apakah biji akan dapat berkecambah secara serentak atau tidak.



Praktikum Agronomi 1



9 Kecepatan berkecambah merupakan aspek penting dari vigor, Ekspresi matematis dari kecepatan berkecambah dinyatakan dengan Coefisien Germination dan Index Vigor yang dinyatakan sebagai berikut: (100)(A1 + A2 + A3+ ... + An) CG = A1T1 + A2T2+ ... + AnTn



dimana A T CG



: jumlah benih yang berkecambah pada waktu tertentu : waktu yang berkorespondensi dengan A : coefisien germination



Biji yang berkecambah Daya berkecambah =



x 100 % Biji yang dikecambahkan



Bahan dan Alat 1. Bahan : Biji padi, air 2. Alat : Bak perkecambahan,plat kaca, kertas filter



Cara Kerja 1. Siapkan bak perkecambahan diberi air sampai 3 cm dari bibir bak perkecambahan 2. Kertas filter diberi garis dibuat kotak sebanyak 100 ,diletakan diatas plat kaca 3. Letakan plat kaca diatas bak perkecambahan,kertas filter yang diletaknan diatas plat kaca sebagian masuk kedalam air agar selalu basah 4. Hitung biji yang dibutuhkan. Percobaan dilakukan dengan 4 ulangan, tiap ulangan terdiri dari 100 biji. Biji-biji yang rusak/kosong jangan digunakan. 5. Untuk memisahkan biji yang kosong, biji dimasukan kedalam air beberapa menit yang terapung dibuang, yang digunakan yang tenggelam saja 6. Atur biji-biji yang telah dipilih pada plat kaca yang telah dialasi dengan kertas filter yang sudah dibasahi.



Praktikum Agronomi 1



10 Pengamatan 1. Amati proses apa yang terjadi pada biji yang dikecambahkan. 2. Catat jumah biji yang berkecambah setiap hari, dimulai satu hari setelah pengujian sampai hari pengamatan terakhir.



Pembuatan Laporan 1. Hitung gaya berkecambah dan buat grafik perkecambahan dengan persen biji berkecambah sebagai ordinat dan hari pengamatan sebagai absis. 2. Laporkan proses/perubahan yang terjadi selama proses perkecambahan.



Praktikum Agronomi 1



11 Acara II: Pematahan Dormansi Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh beberapa perlakuan terhadap perkecambahan biji. 2. Dapat melakukan berbagai cara pematahan dormansi dan mengetahui cara yang paling efektif. Tinjauan Pustaka Biji dapat dinyatakan sebagai jaringan merismatis yang kecil diikuti oleh jaringan penyimpanan cadangan makanan dan dilindungi oleh beberapa membran atau kadang-kadang oleh kulit yang keras. Kulit tersebut sering berperanan penting dalam dormansi biji,karena membatasi masuknya O2 air, secara mekanis karena membatasi pembesaran embrio dan sering mengubah perimbangan zat-zat pengatur pertumbuhan dalam jaringan yang melingkupinya. Benih dikatakan dorman bila dihadapkan pada lingkungan yang cocok untuk perkecambahan, tidak mau tumbuh meskipun masih hidup. Benih yang tidak mau berkecambah karena lingkungannya tidak memenuhi syarat disebut quisence(kuisen). Benih kuisen bila ditempatkan pada lingkungan yang memenuhi syarat akan berkecambah. Harper (1975) membagi dormansi dalam 3 tipe yaitu: 1. Imnate, dormansi sebagai sifat keturunan. 2. Induce,dormansi sekunder. 3. Enforced, dormansi karena lingkungan. Penyebab dormansi dapat terletak pada kulit benih dan dalam benih. Dormansi yang disebabkan oleh keadaan kulit benih disebut juga dormansi struktural. Dormansi dapat disebabkan oleh: 1. Impermeabilitas kulit benih terhadap air dan oksigen. 2. Adanya zat penghambat. 3. Adanya resistensi mekanis. Kulit benih tidak dapat dilalui oleh air atau udara karena keras atau tertutup oleh gabus atau lilin. Zat penghambat dapat berada dalam kulit biji dan juga dibagian-bagian benih yang lebih dalam. Dapat juga zat penghambat menempel pada kulit benih,karena mula-mula zat penghambat berada dalam daging buah. Kulit benih yang mekanis resisten ialah karena kerasnya ,sehingga embrio yang sudah berkecambah dengan kekuatannya tidak dapat menyobek kulit biji sehingga tidak dapat tumbuh keluar.



Praktikum Agronomi 1



12



Dormansi yang penyebabnya ada dalam benih dapat dibedakan menjadi: 1. Morfologis,penyebabnya ialah embrio yang rudimenter atau yang belum sempurna pertumbuhannya. 2. Fisiologis, secara fisiologis belum masak artinya belum mampu membentuk zat-zat yang diperlukan untuk perkecambahan. Cara pematahan dormansi agar benih dapat berkecambah ialah: 1. Skarifikasi,dapat dilakukan dengan abrasi yaitu menggosok kulit benih dengan benda keras atau dengan kikir. 2. Menghilangkan kulit benih apabila terdapat zat penghambat dalam kulit benih. 3. Stratifikasi,yaitu mengunakan suhu rendah dan tinggi 4. Alternating,yaitu



mengudakan



suhu



yang



diubah-ubah



dengan



maksud



untuk



mempercepat perkecambahan. 5. Dengan



zat



kimia,



yang



sering



digunakan



adalah



asam



kuat(H 2SO4,



HCL),KNO3,GA,Cytokinin. Alat dan Bahan a.Alat



: bak perkecambahan, waterbath, thermometer stick,alat penggosok /amplas.



b.Bahan



:biji berkulit keras antara lain: biji sawit, lamtoro,kacangmerah,H2SO4.



Cara Kerja a. Perendaman air hangat atau air panas (perlakuan fisis) 1. Ambil 100 biji bersihkan. 2. Rendam dalam air hangat/panas suhu 500-1000C selama 15-30 menit. 3. Tiriskan,kecambahkan dalam bak perkecambahan dengan media pasir atau kertas filter/kapas. b. Perendaman pada larutan H2SO4 (perlakuan khemis) 1. Ambil 100 biji bersihkan. 2. Rendam dalam larutanH2SO41 N selama 5-15 menit. 3. Cuci pada air yang mengalir,kemudian tiriskan 4. Kecambahkan dalam bak perkecambahan. dengan media pasir atau kertas filter/kapas. c. Perlakuan mekanis dengan menggosokan



Praktikum Agronomi 1



13 1. Ambil 100 biji bersihkan. 2. Gosok tiap-tiap biji dengan amplas sampai kelihatan endospermnya. 3. Kecambahkan pada bak perkecambahan dengan media pasir atau kertas filter/kapas. d. Kontrol 1. Ambil 100 biji bersihkan. 2. Cuci pada air mengalir 3. Kecamabahkan dalam bak perkecambahan dengan media pasir atau kertas filter/kapas.



Pengamatan 1. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 1-4 minggu. 2. Catat jumlah biji yang berkecambah setiap hari untuk masing-masing perlakuan sampai hari pengamatan terakhir. 3. Amati proses perkecambahn yang terjadi pada benih yang dikecambahkan. Pembuatan Laporan 1. Hitung prosentase biji yang berkecambah dari berbagai perlakuan pada pengamatan terakhir. 2. Gambar grafik rata-rata perkecambahan setiap hari. 3. Bandingkan perlakuan mana yang terbaik dengan CRD. 4. Laporkan proses/perubahan yang terjadi pada biji yang dikecambahkan.



Praktikum Agronomi 1



14 Acara III:Pengaruh Kedalaman Penanaman Benih Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh kedalaman tanam terhadap persentase perkecambahan biji. 2. Untuk mengetahui pengaruh kedalaman tanam terhadap pertumbuhan tanaman. Tinjauan Pustaka Benih yang variabel dan non dorman apabila disemaikan pada kedalaman tertentu akan mengalami hambatan terhadap perkecambahan dan pertumbuhan bibitnya. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh faktor luar, antara lain : air, oksigen, suhu, cahaya, yang tidak sesuai dengan kebutuhan benih tertentu untuk dapat berkecambah dan tumbuh menjadi bibit. Kedalaman tanam di dalam tanah sangat bervariasi, beberapa dengan keadaan udara di atas tanah. Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, terdiri dari 4 komponen, yaitu : batubatuan (mineral), bahan organik, air, dan zat-zat yang larut. Makin ke dalam, kandungan oksigen semakin rendah, sedangkan kandungan karbon dioksida semakin tinggi. Kekurangan oksigen di dalam tanah ini tidak dapat diganti dengan segera karena berada dalam ruang yang tidak sinambung. Di samping itu, di dalam tanah hidup bermacam-macam organisme seperti bakteri, jamur, cacing tanah dll. Yang kesemuanya ini baik secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit. Hal yang paling penting dalam praktek pembibitan adalah keseriusan dalam penanaman benih, pemeliharaan, dan ketelitian dalam pengawasan. Penanaman benih yang termasuk langkah awal pembibitan yang dilakukan diantaranya adalah kedalaman tanam benih kelapa sawit. Kedalam tanam benih sangat mempengaruhi pertumbuhan awal bibit. Dari pekerjaan ini dapat diketahui tahap-tahap perkecambahan benih. Kecambah sudah tumbuh lanjut (over grown seeds) umumnya tampak setelah 14 hari sejak dikecambahkan dan dapat dilihat dari helai daun pada plumula dan banyaknya rambut akar pada radicle. Kecambah tumbuh lambat dapat terlihat dari kurusnya plumula dan banyaknya rambut akar. Alat dan Bahan a. Alat



: polybag, dan cethok



b. Bahan



: benih kelapa sawit ,kakao,jagung,kacang tanah dan media tanam



Praktikum Agronomi 1



15 Cara Kerja A. Kelapa sawit 1. Pilih kecambah kelapa sawit normal : calon akar (radicle) dan calon batang (plamula) terlihat jelas panjangnya 8-25 cm, dengan kriteria kecambah yang abnormal : a. Calon akar atau batang patah b. Calon akar atau batang tidak tumbuh c. Calon akar atau batang membengkak d. Calon akar atau batang tumbuh satu arah e. Calon akar atau batang busuk terserang cendawan f. Calon akar atau batang layu karena terlalu kering 2. Tanam kecambah kelapa sawit pada berbagai kedalaman tanam di polybag (kedalaman tanam : 1 cm, 0 cm, dan setengah benih terpendam) 2,5 cm 1 cm Plumula Radicle



Gambar 1. Kedalaman tanam 1 cm di bawah permukaan tanah.



2,5 cm Plumula Radicle



Gambar 2. Kedalaman tanam tepat di permukaan tanah 2,5 cm Plamula Radicle



Gambar 3. Kedalaman tanam setengah di atas permukaan tanah.



Praktikum Agronomi 1



16



B. Kakao/Kacang Tanah 1. Pilih benih kakao yang besarnya seragam 2. Tanam benih kakao pada berbagai kedalaman Tanam benih kakao dengan pangkal dibawah dibenamkan 1/3 bagian,2/3 bagian dan seluruhnya dibenamkan kedalam tanah



Gambar 4.Penanaman kakao



Pengamatan 1.Amati kecepatan tumbuh benih 2.Amati bentuk akar antara pertumbuhan kecambah pada ke 3 jenis penanaman kedalaman tanam. 3.Hitung tinggi tanaman dan jumlah daunya.



Praktikum Agronomi 1



17 Acara IV:Posisi Tanam Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui pengaruh posisi tanam terhadap pertumbuhan bibit dan mengetahui posisi tanam yang baik. Tinjauan Pustaka Posisi tanam baik generatif maupun vegetatif berpengaruh terhadap bibit yang dihasilkan. Kesalahan posisi tanam benih dapat mengakibatkan terganggunya perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit, sebab berkaitan dengan : letak embrio, tempat keluarnya bakal akar dan tunas. Kesalahan meletakkan biji (posisi biji) dapat mengakibatkan akar yang tumbuh bengkok, akar mula-mula tumbuhnya ke atas kemudian melengkung kebawah, atau tunas tumbuhnya terbali ke bawah. Akar tunggang yang tumbuh perlu diperhatikan, tumbuhnya harus lurus ke bawah, sehingga kecambah kuat, cepat berakar dan bertunas. Contoh, biji kakao dan teh ditanam dengan posisi mata di bawah. Biji kopi dan mangga ditanam dengan posisi punggung di atas. Untuk bagian vegetatif, terutama turus, posisi penanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan akar dan tunas. Posisi tanam tegak lurus menghasilkan tunas lebih sedikit dari pada posisi miring. Alat dan Bahan a. Alat



: polybag, cethok, ayakan, dan penggaris



b. Bahan



: biji kakao dan media tanam



Cara Kerja 1. Tanam benih kakao dengan berbagai posisi tanam atau perlakuan, yaitu : a. Posisi punggung di atas



b. Posisi punggung di bawah



c. Posisi pangkal di atas



Praktikum Agronomi 1



18 d. Poisis pangkal di bawah



Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan 2/3 bagian biji di dalam tanah. Pengamatan 1. Amati bentuk hypocotyl/kecambah dan tipe perkecambahannya. 2. Ukur tinggi tanaman dan panjang akar. 3. Hitung kecepatan berkecambah dari masing-masing perlakuan dan bandingkan satu sama lain. 4. Gambar bentuk kecambah dari masing-masing perlakuan. Pembuatan laporan Hitung hasil pengamatan dengan CRD, bandingkan satu sama lain.



Praktikum Agronomi 1



19 AcaraV:Seleksi Bibit Kelapa Sawit Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui cara seleksi bibit. 2. Dapat melakukan seleksi bibit. Tinjauan Pustaka Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari proses pengadaan bahan tanaman yang dapat perpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selanjutnya. Oleh karena itu dibutuhkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi lingkungan yang kurang baik atau cekaman lingkungan saat transplanting. Bibit yang baik dan berkualitas, diperoleh dengan melakukan pengelolaan pembibitan secara intensif. Pembibitan kelapa sawit dilakukan melalui 2 tahap yaitu pembibitan awal(pre-nursery) dan pembibitan utama(main-nursery). Homogenitas bibit yang ditanam di lapangan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi serta berpengaruh terhadap pengelolaan yang dilakukan. Oleh karena itu seleksi bibit sangat penting dilakukan mulai dari kecambah sampai di pre-nursery maupun mainnursery. Seleksi bibit di pre-nursery bertujuan untuk menghindari terangkutnya bibit abnormal ke tahap pembibitan selanjutnya.Bibit abnormal disebabkan oleh: faktor genetik, kesalahan kultur teknis atau serangan hama dan penyakit. Bibit normal pada umur 3 bulan sudah memiliki 3-4 helai daun dan telah sempurna bentuknya. Beberapa bentuk bibit abnormal yang harus disingkirkan pada pelaksanaan seleksi di pre-nursery adalah: 1. Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang(narrow leaves) 2. Bibit yang pertumbuhanya terputar(twisted) 3. Bibit yang pertumbuhannya kerdil(dwarfish) 4. Bibit yang anak daunnya menggulung(rolled leaves) 5. Bibit yang anak daunnya kusut(crinkled) 6. Bibit yang ujung daunnya membulat seperti mangkok(collante) 7. Bibit yang terserang penyakit tajuk(crown disease)



Praktikum Agronomi 1



20 Seleksi bibit di main-nursery dilakukan untuk menyeleksi bibit yang pertumbuhannya sesuai dengan standard dan membuang bibit yang abnormal,sehingga diperoleh bibit yang seragam,dampaknya pertumbuhan di lapangan seragam,produksi baik. Tabel 1. Standar pertumbuhan bibit kelapa sawit sesuai umur Tinggi



Diameter



tanaman(cm)



Batang(cm)



3.5



20



1.3



4



4.5



25



1.5



5



5.5



32



1.7



6



8.5



35.9



1.8



7



10.5



52.2



2.7



8



11.5



64.3



3.6



9



13.5



88.3



4.5



10



15.5



101.9



5.5



11



16.5



114.1



5.8



12



18.5



126.0



6.0



Umur(bulan)



Jumlah pelepah



3



Sumber: Buana, dkk.,2003 Bentuk tanaman abnormal yang harus dibuang adalah: 1. Bibit yang meninggi dan kaku (errected) dengan sudut pelepah yang kecil(tajuk tegak).Bibit dengan karakter seperti ini biasanya akan menjadi tanaman steril/tak berbuah 2. Bibit yang permukaan tajuknya rata.Kondisi ini disebabkan pelepah muda tumbuh lebih pendek dari pelepah tua 3. Bibit yang anak daunnya tidak membelah, sedangkan tanaman yang lain pada umur yang sama telah membelah sempurna. 4. Bibit yang terserang penyakit tajuk, helaian daun mengering dan tangkai pelepah membengkok 5. Bibit yang bentuk anak daunnya tidak sempurna seperti :anak daun pendek-pendek(short leafleats).



Praktikum Agronomi 1



21 Alat dan Bahan a. Alat



: Meteran, dan jangka sorong



b. Bahan



: Bibit kelapa sawit



Cara Kerja 1. Menghitung jumlah bibit yang abnormal dari jumlah bibit yang ada 2. Mengidendifikasi kelainan bibit 3. Mengukur tinggi tanaman,pengukuran dilakukan dari pangkal batang sampai bagian yang tertinggi dengan cara menelangkupkan daun 4. Menghitung jumlah pelepah, semua pelepah daun yang telah membuka dihitung termasuk daun yang belum membuka dihitung 1 pelepah 5. Diameter batang,diukur diatas leher akar dengan menggunakan jangka sorong Pengamatan 1. Persentase bibit abnormal 2. Jumlah daun 3. Tinggi tanaman 4. Diameter batang



Praktikum Agronomi 1



22 Acara VI:Populasi Maksud dan Tujuan: Mengetahui pengaruh jumlah tanaman persatuan luas (populasi) terhadap pertumbuhan tanaman Tinjauan Pustaka: Pertumbuhan dan hasil persatuan luas merupakan interaksi antara tanaman dan faktor lingkungan antara lain air, hara, cahaya dll. Bila air,unsur hara,dan cahaya dalam keadaan terbatas maka akan terjadi kompetisi antara tanaman. Kompetisi tidak hanya terjadi antar tanaman tetapi juga terjadi antar bagian tanaman itu sendiri. Bagian yang terdekat dengan sumber makanan akan mendapatkan lebih banyak dibandingkan dengan yang jauh dari sumber makanan (Sasrowiratmo,2010). Persaingan yang terjadi antar tanaman atau individu akan menghambat laju pertumbuhan tanaman. Untuk mengurangi persaingan antar tanaman sampai sekecil mungkin dilakukan pengaturan populasi tanaman per satuan luas dengan cara mengatur jarak tanam. Semakin rapat jarak tanam maka populasi semakin tinggi demikian sebaliknya bila jarak tanam semakin lebar populasi semakin rendah. Jarak tanam yang baik adalah jarak tanam yang menimbulkan kompetisi seminimal mungkin. Setiap tanaman membutuhkan jarak tanam yang berbeda-beda. Jarak tanam ditentukan berdasarkan lebar kanopi, kedalam akar dan kesuburan tanah. Tanaman yang populasinya tinggi akan mengalami etiolasi karena bagian yang ternaung memproduksi auxin sehingga terjadi pemanjangan sel. Tanaman yang mengalami etiolasi pertumbuhannya lemah karena cadangan makananya sedikit. Persaingan tidak saja terjadi diatas tanah tetapi juga terjadi didalam tanah dalam mendapatkan air dan unsur hara. Bila kekurangan air pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman menjadi kerdil dan cepat beralih ke fase generatif. Pada kondisi ekstrim kekurangan air dapat mengakibatkan tanaman mengalami layu permanen. Tanaman memerlukan air tidak hanya dalam jumlah,tetapi tersedia pada saat dibutuhkan. Tanaman yang kekurangan unsur hara mengalami defisiensi, pertumbuhan terhambat.



Alat dan Bahan a. Alat



: Polybag diameter 30 cm x 40 cm atau pot diameter 30 cm cetok, selang



b. Bahan



: Benih jagungmanis,tanah top soil,pupuk organik,NPK dan air



Praktikum Agronomi 1



23 c. Cara Kerja : 1. Isi polybag/pot dengan media tanah top soil atau bila tidak ada top soil 2 bagian tanah : 1 bagian pupuk organik dicampur sampai rata.Pengisian polybag sampai 2 cm dari bibir polybag, tanah dipadatkan agar saat penyiraman tidak terjadi penurunan tanah 2. Pupuk NPK 5 g per polybag diberikan bersamaan dengan pengisian polybag 3. Siram sampai kapasitas lapang,samapi ada air yang keluar dari polybag 4. Buat lubang tanam sedalam 3 cm sesuai dengan jumlah tanaman per polybag 5. Tanam benih jagung dan tutup lubang tanam 6. Siram 2 hari sekali dengan 1 liter air 7. Hari ke 10 dipupuk urea 2 g dilarutkan dalam 0.5 liter air 8. Hari ke 20 dipupuk urea 4 g dilarutkan dalam 1 liter air 9. Masing-masing kelompok menanam jagung satu polibag 1 tanaman,2 tanaman,3 tanaman,4 tanaman dan 5 tanaman



1 tan



2 tan



3 tan



4 tan



5 tan



Pengamatan: 1.Tinggi tanaman,jumlah daun setiap 7 hari sekali 2.Amati berat basah tanaman (tajuk) dan berat basah akar pada umur 4 minggu Hasil pengamatan dianalisis sidik ragam dengan rancangan CRD



Praktikum Agronomi 1



24 Acara VII: Perbanyakan Vegetatif Maksud dan Tujuan 1. Untuk memahami dan melatih keterampilan praktikan dalam perbanyakan vegetatif. 2. Untuk mendapatkan sifat tanaman yang sama dengan induknya. 3. Untuk mendapatkan dua kombinasi tanaman baru dari kedua tanaman induk (khusus pada grafting dan budding). Tinjauan Pusataka Perbanyakan vegetatif adalah cara membiakkan tanaman dari bagian organ vegetatif tanaman. Bagian organ vegetatif ini meliputi bagian tanaman yang bukan bagian generatif (bukan bunga dan biji). Bagian vegetatif tanaman adalah daun, batang, cabang dan akar. Organ vegetatif tanaman ini dapat diperguanakan untuk memperbanyak tanaman. Tujuan dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif, yaitu: 1. Agar tanaman baru mempunyai sifat yang sama dengan tanaman induk (stek). 2. Untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat kombinasi dari induknya (sambung, okulasi dll). 3. Untuk memperbanyak tanaman yang bijinya sukar sekali berkecambah. Misalnya mawar, palem dll. 4. Produksi akan lebih tinggi dan masa non produktif akan lebih pendek. 5. Untuk mendapatkan tanaman yang lebih tahan (resisten) terhadap serangan hama dan penyakit. Terdapat beberapa cara perbanyakan vegetatif, yaitu : 1. Cangkok 2. Okulasi (budding) 3. Stek/turus (cutting) 4. Sambung (grafting) 5. Anakan 6. Perundukan 7. Akar dan cabang special 8. Pembiakan mikro aseptik (mikro propagation)



Praktikum Agronomi 1



25 Alat dan Bahan a. Alat



: pisau okulasi, cethok, polybag, gunting setek,plastik es,kantong



plasik



b. Bahan



:media tanam, stek (Mucuna bracteata,kacang hias dll), bibit sebagai batang



bawah(kakao)



Cara Kerja Setek (cutting) Yaitu memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan cabang atau batang. 1. Cabang dari tanaman yang akan diperbanyak diambil dan dipotong-potong sepanjang ± 15 20 cm. bagian bawahdipotong miring arahnya 300 - 450agar permukaan luka lebih luas sehingga air dan udara yang dapat masuk lebih banyak. 2. Apabila tiap potongan terdapat banyak daun, maka daun dikurangi atau dipotong (dikupir) 2/3 bagian untuk mengurangi penguapan(transpirasi) agar setek tetap segar 3. Potongan setek ditanam pada media tanah + pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, Media tanam dicampur sampai merata kemudian setek ditanambagian lancip di bawah sedalam 3-5 cm



Untuk menjaga agar kelembaban 90% dan suhu 27-29C (stabil tinggi)dilakukan penyungkupan selama satu bulan. Selama penyungkupan penyiraman dilakukan di luar sungkup. Diberi naungan untuk mengurangi intensitas cahaya dan curah hujan.



Sambung (grafting) Bahan bagian batang bawah adalah yang kuat pertumbuhannya, tahan terhadap penyakit akar dan berakar kuat. Sedangkan bahan bagian batang atas biasanya dipilih yang produksinya tinggi, kualitas baik, tahan terhadap hama dan penyakit, tajuk baik atau pertumbuhan daun baik.Batang bawah dipotong 15-20 cm dari permukaan tanah kemudian dibelah pada bagian tengah sedalam 2-3 cm,batang atas diambil ruas ke dua dari pucuk,pada bagian pangkal disayat pada sisi kanan



Praktikum Agronomi 1



26 dan kiri berbentuk huruf V sepanjang 2-3 cm, daun dipotang 2/3 bagian untuk mengurangi transpirasi kemudian dimasukkan kedalam celah batang bawah diikat dengan tali plastik es lilin lalu diberi.Letakkan pada tempat yang teduh. Sambungan yang berhasil ditandai dengan terbentuknya kallus(jaringan penutup luka) dan batang atas tetap segar. Sungkup dibuka setelah 3 minggu dan tali pengikat setelah 1-2 bulan



Batang atas



Batang bawah



Okulasi (bulding) Pada okulasi diperlukan dua tanaman yang sifatnya akan dipadukan, yaitu batang atas (entrees) dan batang bawah (under stumb). Cara kerja 1.Batang bawah menggunakan bibit minimal umur 6 bulan, disayat lebar 2 cm panjang 3 cm (sayatan dibuat pada ketinggian kurang lebih 10-20 cm dari pangkal batang) 2.Sayatan dilepas dari batang 3.Batang atas di ambil matanya (calon tunas) pada bekas daun atau ketiak daun dengan ukuran sama dengan sayatan pada batang bawah . 4.Mata tunas dimasukkan kedalam batang bawah dan diikat menggunakan tali plastik es lilin 5.Pengamatan dilakukan setelah 3 minggu



Entrees Diikat



Batang atas



Praktikum Agronomi 1



Batang bawah



27 Ciri okulasi yang berhasil, mata tunas tetap hijau dan terbentuk kallus. Tali pengikat dapat dibuka 1-2 bulan setelah okulasi. Runduk Jenis tumbuhan yang dapat dikembangkan dengan runduk sangat sedikit. Tumbuhan itu mempunyai batang yang panjang dan lentur. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakan dengan cara merunduk antara lain: Mucuna,melati,alamanda



1.Pilih cabang tanaman kemudian lengkungkan kebawah(masukan kedalam tanah) ruas 4 atau 5 dan tutup dengan tanah 2.Bagian yang dimasukan kedalam tanah ditahan dengan kayu 3. Siram setiap hari pagi atau sore hari 4. Bila sudah keluar akar pada bagian cabang yang dekat dengan induknya dipotong



Pengamatan Amati perkembanganya tiap minggu. Pembuatan laporan 1. Hitung panjang tunas, jumlah akar dan panjang akar ( stek dan merunduk)). 2. Hitung panjang tunas,jumlah daun pada sambung dan okulasi 3. Gambar dan deskripsikan perkembangan dan pertumbuhannya.



Praktikum Agronomi 1



28 DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2005. Pembibitan Kelapa Sawit.Pusat Penelitian Kelapa Sawit.Medan. Buana,L., D.Siahaan, S. Adiputra, 2003. Budidaya Kelapa Sawit.Pusat Penelitian Kelapa Sawit.Medan. Garder. 1997. Fisologi tanaman Budidaya. Hatman, H.T. dan D.E., Kester. 1995. Plant Propagation, Principles and Practices.Pretice hall,Inc. Enggleewood Cliffs,New Jersey. Isbandi, D.1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Fakultas Pertanian UGM,Yogyakarta. Pahan,I.,2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta. Sastrosayono, S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Sudikno, T.S. 1977. Teknologi Benih.Yayasan Pembina Fak. Pertanian UGM,Yogyakarta.



Praktikum Agronomi 1