Praktikum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM



U K A L I R PE ORGANISME OLEH : KELOMPOK 2



K O P M O L E K A T O G G AN 2 0 0 4 4 2 4 0 3 9 1 F H A D R A ANNISA W 2 4 0 1 4 2 4 0 3 9 1 N U Y H A W FARIDA 6 2 0 4 4 2 4 0 3 9 1 K A I L E M ANITA 3 0 0 9 4 2 4 0 3 9 1 I T U T S A A R TIA



PENDAHULUAN R A T LA G N A K A L BE



LATAR BELAKANG Perilaku organisme adalah kegiatanatau aktifitas dan respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi tertentu. Argiope appensa adalah laba-laba kebun yang hidupnya nocturnal, berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan sebelumnya menggunkan teknik adlibithum. Hal ini lah yang menjadi latar belakang penelitian ini, yakni untuk membuktikan apakah benar Argiope appensa merupakan hewan nokturnal sebagaimana ditemukan pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari hasil yang sudah didapat. Pada penelitian kali ini menggunakan teknik focal sampling dengan interval waktu yang dipersempit serta dilakukan pengulangan untuk melihat detail aktivitasnya.



TUJUAN Berdasarkan latar belakang dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah : 1. Membuktikan bahwa Argiope appensa merupakan hewan nokturnal 2. Mengetahui perilaku apa saja yang muncul pada waktu aktif Argiope appensa.



METODE PENGAMATAN



ALAT Timer Alat tulis



BAHAN



CARA KERJA



Argiope appensa



Melakukan pengamatan aktivitas Argiope appensa di sarangnya pada jam yang sudah ditentukan yaitu pada pukul 20.00-01.25 WIB Menggunakan teknik Focal Sampling yakni teknik dengan cara mengamati dan mencatat aktivitas satu individu setiap awal transisi waktu selama periode waktu tertentu dengan catatan individu selalu terlihat.



E M S I N A ORG Kerajaan : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Arachnida Ordo : Araneae Famili : Araneidae Genus : Argiope Spesies : Argiope appensa Walckenaer, 1842



LOKASI PENGAMATAN , 5 2 w R 3 0 t R Jarakan , r i g g n i M , Sendangrejo a t r a k a y g o Y Sleman,



CUACA



n a w a r Be



HASIL PENGAMBILAN DATA L A C FO G N I L P M SA



ULANGAN 1 Pengamat : Kelompok 2 Tanggal : 21 April 2022 Waktu Pengamatan : 20.00 - 01.25 WIB Lokasi : Jarakan Rt 03 Rw 25, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Yogyakarta



ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00



ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00



ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00



ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00



ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25



ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-01.25



ULANGAN 2 Pengamat : Kelompok 2 Tanggal : 24 April 2022 Waktu Pengamatan : 20.00 - 01.25 WIB Lokasi : Jarakan Rt 03 Rw 25, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Yogyakarta



ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00



ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00



ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00



ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00



ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25



ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25



ULANGAN 3 Pengamat : Kelompok 2 Tanggal : 26 April 2022 Waktu Pengamatan : 20.00 - 01.25 WIB Lokasi : Jarakan Rt 03 Rw 25, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Yogyakarta



ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00



ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00



ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00



ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00



ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25



ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25



ANALISIS DATA



DIAGRAM PRESENTASE -ULANGAN 1



DIAGRAM PRESENTASE -ULANGAN 2



DIAGRAM PRESENTASE -ULANGAN 3



DIAGRAM PRESENTASE RATA RATA DATA



INTERPRETASI DATA Berdasarkan data yang ada jika dilihat presentase rata-rata terbesar dimiliki oleh perilaku Nest-Building dan Moving. Yakni 45% dan 25%. Kedua perilaku ini merupakan perilaku aktif dari Argiope appensa. Jika dijumlahkan berdasarkan presentase rata-rata perilaku aktif ini memiliki presentase 70% dari 100%. Sedangkan untuk perilaku inactive/tidak actif hanya memiliki presentase 10%. Sehingga pada pukul 20.0001.25 WIB dapat diketahui bahwa Argiope appensa aktif melakukan aktifitas.



PEMBAHASAN



Data hasil Focal Sampling pada laba-laba Argiope appensa diperolah dari pengamatan yang dilakukan pada malam hari dalam rentang waktu 5 jam 25 menit dengan pengulangan sebanyak 3 kali.



Pengamatan dilakukan pada malam hari karena dari hasil pengamatan ad libitum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa waktu paling aktif Argiope appensa terjadi pada pukul 20.00-01.25 WIB di mana laba-laba Argiope appensa merupakan hewan nokturnal.



Berdasarkan hasil pengamatan Focal Sampling, diperoleh berbagai perilaku yang ditunjukkan oleh organisme antara lain Moving, Reflaction, Feeding, Nest-Building, Alert, dan Inactive.



Ratio rata-rata terbesar yang dilakukan Argiope appensa yaitu NestBuilding sebesar 45%, kemudian yang kedua ada Moving sebesar 25%, lalu kemudian ada Aalert dan Inactiv masing-masing 10%, serta Feeding dan Reflection dengan ratio rata-rata 9% dan 1%.



NEST BUILDING Ratio rata-rata terbesar yang dilakukan Argiope appensa yaitu Nest-Building sebesar 45% hal ini dikarenakan pada malam hari terdapat adanya angin yang bisa menyebabkan



jaring



laba-laba



rusak



sedangkan



jaring



tersebut



merupakan



tempat



tinggalnya sehingga harus selalu diperbaiki. Laba laba Angio appensa merupakan laba-laba penenun, dimana seluruh waktunya hampir dihabiskan diatas jaring, termasuk menunggu mangsanya. Laba-laba penenun termasuk Angio appensa membuat jaring-jaring sutera di antara dedaunan dan rantingranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, dan juga tumbuhan (Sebastian dan Peter, 2009). Jaring memiliki karakteristik yang legkat, sehingga cocok untuk menangkap serangga



cuaca saat pengamatan berangin, sehingga hal tersebut berpotensi untuk merusak jaring berkali-kali. Berdasar hal sebagai



mangsa.



Dari



hasil



pengamatan,



tersebut, maka laba-laba selalu tampak memperbaiki jaringnya ketika rusak karena jaring merupakan alat utama laba-laba penenun untuk mendapat mangsa.



....



MOVING Ratio rata-rata terbesar kedua ada Moving sebesar 25%. berjudul



“Outsourced



Hearing



in



an



Orb-Weaving



Spider



that



Pada Uses



makalah its



Web



yang as



an



Auditory Sensor,” yang diterbitkan 29 Maret 2022 di Prosiding National Academy of Sciences,



menunjukkan



bukti



pertama



bahwa



laba-laba



dapat



memindahkan



pendengaran ke jaringnya. Para peneliti menemukan bahwa, dengan adanya suara, maka akan membuat labalaba



melakukan



aktivitas



gerakan



(berjongkok,



meregangkan



tubuh



dengan



sedikit



bergerak, dan sedikit berpindah). Hal tersebut dapat terjadi karena laba-laba dapat mengubah



ketegangan



untaian



jaring



sutranya,



sehingga



dapat



menyetelnya



untuk



menrima frekuensi yang berbeda-beda. Dengan menggunakan struktur eksternal untuk mendengar, maka laba-laba dapat menyesuaikan diri untuk mendengar berbagai jenis suara.



....



MOVING Pada saat pengamatan, pengamat mengamati laba-laba sambil melakukan percakapan satu sama lain, serta terdapat suara musik dari speaker dekat dengan lokasi pengamatan kami. Dari kajian literatur yang ada, bahwa kondisi lingkungan dekat dengan laba-laba saat itu dengan kondisi adanya percakapan normal dan speaker dapat mencapai 65 - 70 dB. Hal tersebut menurut kami relevan dengan kondisi laba-laba yang sering melakukan kegiatan M (Moving: bergerak respon getaran dan



guncangan),



karena



shasil



penelitian



merespons tingkat suara mulai dari 68 desibel.



menyatakan



bahwa



laba-laba



dapat



INACTIVE Argiope appensa merupakan hewan yang aktif di malam hari, sehingga waktu inactivenya akan sangat sedikit di malam hari, Rata-rata ratio Inactive 10%.



inactive biasanya terjadi pada saat proses Feeding dan setelahnya, serta pada saat proses Nest-Building yang terpaksa terhenti karena hembusan angin, tepatnya setelah angina berlalu. Pada hasil pengamatan didapati bahwa Argiope appensa aktif melakukan aktifitas dari pukul 20.00-01.25 WIB. Sesuai dengan literatur yang didapati, laba-laba penenun akan cenderung untuk tidak melakukan aktivitas (diam) dan tidak bergerak untuk menghindari



Laba-laba akan bangun pada malam hari dan menjadi sangat aktif dalam memperbaiki dan memeriksa jaring serta membersihkan sampah yang mungkin menempel pada jaring sebelum matahari terbit (Sebastian pemangsa di siang hari.



dan Peter, 2009).



....



FEEDING Selanjutnya ada feeding dengan ratio rata-rata 9%. Laba-laba Argiope appensa merupakan laba-laba yang termasuk dalam laba-laba kelompok penenun (weaver). Laba-laba penenun akan membangun jaring penjerat dengan bentuk tertentu, lalu kemudian menunggu, dan menyergap ketika ada mangsa yang terjerat. Serangga (yang merupakan makanan utama laba-laba) memiliki kemampuan untuk mengenali lingkungan sekitarnya. Serangga dapat memprediksi kapan terjadi hujan, badai, atau cuaca buruk lainnya akan terjadi. Pada saat pengamatan, cuaca tampak berawan dan berangin. Serangga banyak yang mencari tempat berlindung, sehingga jarang serangga yang terbang atau berada di dekat jaring (Foelix, 1996).



....



REFLECTION Yang terakhir yaitu reflection dengan ratio 1% atau ratio terendah. Kegiatan reflection merupakan gerak yang dilakukan laba-laba ketika terdapat getaran yang disebabkan oleh adanya mangsa di dekat jaring. Serangga pada kondisi itu sedikit yang terbang atau berada di dekat jaring, karena cuaca berangin dan berawan. Reflection berkorelasi dengan tindakan feeding. Kegiatan



reflection



menentukan



keberhasilan



tindakan



feeding.



Jika



prosentase



reflection semakin sedikit, maka prosentase tindakan feeding akan semakin besar. Hal ini terjadi karena laba-laba pada dasarnya memiliki karakteristik untuk bersembunyi di ujung atau tengah jaring (diam) dan membiarkan mangsanya benar-benar terjebak (lengket) pada jaring, lalu baru akan menyergapnya (Foelix, 1996).



Hasil pengamatan ini sesuai dengan pernyataan Scharff & Coddington (1997), bahwa sebagian besar laba-laba dari Famili Araneidae senang berada di tempat yang gelap. Hal tersebut disebabkan laba-laba famili ini merupakan predator nokturnal yang lebih aktif di malam hari dan akan memilih beristirahat di tengah sarang ketika siang hari, sehingga memilih tempat yang minim cahaya untuk bersarang. Labalaba Famili Araneidae dikenal sebagai laba- laba pemintal yang membuat sarang berbentuk lingkaran. Pada beberapa spesies laba-laba ini membuat jaring dengan pola zig-zag pada bagian tengah sarang yang disebut dengan stabilimentum (Levi, 1990).



KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Argiope appensa merupakan hewan nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari karena sebagian besar perilaku aktifnya terdapat di malam hari yakni sesuai data perilaku aktif Argiope appensa memiliki presentasi 70% pada pukul 20.00 - 01.25 WIB dengan dominasi perilaku yakni NestBuilding dan Moving yang termasuk kedalam perilaku aktif Argiope appensa.



A K A T S U P R A T F A D Levi, HW, & Levi, HR. (1990). Spider and Their Kin. New York : Golden Press. Scharff, N, & J, Coddington. (1997). A Phylogenetic Analysis of the Orb-weaving Spider Family Araneidae. Zoological Journal of the Linnean Society Vol.120, hal.355–434. Sebastian, P.A.; Peter, KV, ed. (2009). Spiders of India. Hyderabad, India: Universities Press (India) Private Ltd. ISBN 978-81-7371-641-6. Foelix, Rainer F. (1996). Biology of Spiders. New York, A.S.: Oxford University Press. hlm. 3. ISBN 0-19-509593-6.



THANKS FOR ATTENTION