Praktikum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PAKAN PRAKTIKUM III PENGEMBANGBIAKAN TANAMAN OLEH:



NAMA NIM KELOMPOK WAKTU ASISTEN



: ONI AILA AZURAH : I011 20 1024 : IX (SEMBILAN) : MINGGU, 24 OKTOBER 2021 : MUH. SYAHRUL



LABORATORIUM TANAMAN PAKAN DAN PASTURA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021



PENDAHULUAN



Latar Belakang Perkembangbiakan tanaman atau reproduksi tanaman adalah suatu proses dimana tanaman memperoleh organisme baru yang sesuai dengan induknya. Tujuan reproduksi (berkembang biak) untuk memperbanyak keturunan sehingga tidak punah, dengan kata lain melestarikan keturunannya. Perkembangan makhluk hidup pada tumbuhan dengan cara vegetatif (tidak kawin) dan generatif (kawin) (Oktaviani dkk., 2020). Pembiakan tanaman secara vegetatif atau tidak kawin merupakan pembiakan suatu tanaman yang membatasi adanya variasi genetik pada hasilnya atau turunannya. Pembiakan vegetatif dapat mengabadikan individu tanaman tanpa mengalami perubahan bahan genetik pada generasinya. Jadi turunan (progeny atau offspring) akan identik dengan tanaman induknya atau dikenal sebagai klon. Perbanyakan tanaman secara generatif merupakan pembiakan tanaman yang memerlukan organ generatif seperti biji sehingga sering pula dikenal sebagai pembiakan tanaman melalui biji. Yang mendasari pembiakan generatif ini adalah suatu peristiwa seksual, yang melibatkan suatu proses penyatuan sel yang berasal dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Hasil penyatuan kedua sel yang berbeda kromosom ini membentuk suatu sel yang disebut zigot (Santoso, 2009).



Rumput gajah mini (P. purpureum cv. Mott) adalah salah satu jenis rumput gajah dari hasil pengembangan teknologi hijauan pakan, memiliki ukuran tubuh yang kerdil. Morfologi batangnya berbulu dengan jarak sangat pendek jika dibandingkan dengan rumput gajah (P. Purpureum) pada umumnya. Tekstur batang rumput gajah mini (P. purpureum cv. Mott) sedikit lunak. Produksi yang tinggi disertai rasio daun batang yang tinggi membuat rumput ini cocok diolah menjadi silase utamanya di saat produksi hijauan melimpah sehingga dapat memperpanjang masa simpannya (Sirait, 2017). Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman adalah untuk mengetahui teknik cara perkembangbiakan tanaman, dan kekurangan dari sistem perkembangbiakan tanaman. Kegunaan



dari



praktikum



Ilmu



Tanaman



Pakan



mengenai



Perkembangbiakan Tanaman adalah agar peserta praktikum memahami dan mengetahui



cara



perkembangbiakan



perkembangbiakan tanaman tersebut.



tanaman



beserta



kekurangan



dari



TINJAUAN PUSTAKA



Tinjauan Umum Rumput Gajah Mini Rumput gajah mini (P. purpureum cv. Mott) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia. Rumput gajah mini (P. purpureum cv. Mott) dapat hidup di berbagai tempat, tahan lingkungan, respon terhadap pemupukan, serta menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput gajah mini tumbuh merumpun dengan perakaran serabut yang kompak, dan terus menghasilkan anakan apabila dipangkas secara teratur. Morfologi rumput gajah mini (P. purpureum cv. Mott) yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari satu meter sehingga dapat berperan sebagai penangkal angina terhadap tanaman utama. Dari segi pola pertumbuhannya, rumput gajah mini memiliki karakter unik dimana pertumbuhan daunnya lebih mengarah ke samping. Tinggi tanaman rumput gajah mini lebih rendah dari satu meter, ratarata tinggi tanaman adalah 96,3 cm pada umur panen dua bulan, sedangkan rumput gajah ketinggiannya dapat mencapai 400-700 cm (Sirait, 2017).



Rumput gajah mini memiliki beberapa keunggulan yaitu pertumbuhan cepat, berbulu halus, daun lembut, batang lunak, disukai ternak dan regrowth (pertumbuhan kembali) yang cepat. Dengan defoliasi yang teratur pertumbuhan anakan lebih banyak. Keunggulan lain adalah produksi hijauan tinggi, kandungan protein 10-15% dan kandungan serat kasar yang rendah. Rumput ini memiliki kandungan karbohidrat struktural lebih rendah sehingga memiliki kecernaan yang tinggi. Pada musim kemarau maupun hujan tidak terjadi perubahan fisik pada daunnya. Nilai nutrisi mulai menurun pada umur panen yang semakin panjang terutama pada interval panen 70 hari. Palatabilitas yang tinggi dapat dilihat dari level konsumsi bahan kering hay rumput gajah mini pada pemberian sebanyak 1,5; 1,75 dan 2,25% dari bobot badan dan menghasilkan daya cerna bahan kering, bahan organik, TDN dan nitrogen yang relatif sama. Hal ini menggambarkan bahwa rumput gajah mini ini tetap disukai oleh ternak sekalipun diberikan dalam bentuk kering. Kecernaan yang sama pada level konsumsi yang meningkat menunjukkan bahwa persentase yang dikonsumsi dan yang sisa pada ketiga level tidak berbeda, sehingga dalam kondisi keterbatasan sumber pakan pemberian cukup pada level 1,5% dari bobot badan. Selain itu, rumput gajah mini juga memiliki daya cerna nitrogen dan bahan kering tertinggi diantara rumput-rumput tropis lainnya (Lasamadi dkk., 2013). Perbanyakan rumput gajah mini dilakukan secara vegetatif menggunakan sobekan rumpun/pols ataupun dengan stolon. Pada prinsipnya apabila ditanam pada kondisi optimal, rumput gajah mini dapat menghasilkan biji tetapi sedikit. Rumput gajah dapat tumbuh pada ketinggian hingga 2.000 m dpl dengan suhu 2540°C dan curah hujan 1.500 mm/tahun. Rumput ini toleran terhadap kekeringan



dan lebih cocok tumbuh pada lahan dengan drainase yang baik dan pada tanah yang subur serta memiliki adaptasi yang luas terhadap tingkat kemasaman (pH) tanah (4,5-8,2). Rumput gajah mini merupakan rumput yang tumbuh baik pada kondisi cahaya penuh, meskipun masih dapat berproduksi bila yang ternaungi hanya sebagian tanaman dan akan tumbuh sangat baik bila ditanam di tanah yang gembur dan subur. Rumput gajah mini juga dapat tumbuh baik pada areal naungan di bawah tegakan pohon. Adanya pengaruh interaksi antara taraf pupuk nitrogen dengan naungan 70% menghasilkan panjang daun, jumlah daun dan tinggi tanaman terbaik. Rumput gajah mini juga mempunyai tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi di lahan terbuka (Mulyadi dkk., 2018). Pertumbuhan Tanaman Jumlah Anakan Anakan mulai tumbuh setelah tanaman padi memiliki 4 atau 5 daun. Anakan muncul dari tunas aksial pada buku batang dan anakan pertama akan memunculkan anakan sekunder pada 30 hari setelah pindah tanam. Anakan terus berkembang sampai tanaman memasuki tahap pemanjangan batang. Anakan aktif ditandai dengan pertambahan anakan yang cepat dan berlangsung sampai pembentukan anakan maksimal tercapai. Setelah anakan maksimal tercapai, sebagian dari anakan akan mati dan tidak menghasilkan malai. Seperti halnya dengan akar, perkembangan anakan berhubungan dengan perkembangan daun (Mulyadi dkk., 2018). Jumlah Daun



Setiap penambahan jumlah bunga, terjadi pula peningkatan jumlah daun, jumlah anak daun, dan jumlah cabang. Jumlah daun yang dihasilkan pada suatu pucuk ditentukan oleh permulaan pembungaan. Pembentukan pemula daun pada ujung memungkinkan pembentukan pemula bunga, yang menetapkan jumlah anak daun. Selanjutnya, cabang sekunder dan tingkatannya yang paling tinggi umumnya mempunyai daun satu atau dua daun lebih sedikit dibandingkan dengan pucuk primer, karena muncul kemudian dan menerima isyarat lingkungan yang sama untuk berbunga (Syahadat dkk., 2013).



Tinggi Tanaman Pertambahan tinggi tanaman merupakan proses fisiologi dimana sel melakukan pembelahan. Pada proses pembelahan tersebut tanaman memerlukan unsur hara esensial dalam jumlah yang cukup yang diserap tanaman melalui akar. Terjadinya pertumbuhan tinggi dari suatu tanaman karena adanya peristiwa pembelahan dan perpanjangan sel yang didominasi pada ujung pucuk tanaman tersebut. Proses ini merupakan sintesa protein yang diperoleh tanaman dari lingkungan seperti bahan organik dalam tanah. Penambahan bahan organik yang mengandung N akan mempengaruhi kadar N total dan membantu mengaktifkan sel-sel tanaman dan mempertahankan jalannya proses fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat dipengaruhi (Haryadi dkk., 2015). Luas dan Lebar Daun Luas dan lebar daun dipengaruhi oleh naungan yang berbeda. Tumbuhan sangat memerlukan cahaya (sinar), dimana pada kondisi cahaya relatif banyak



(tanpa naungan dan sarlon satu lapis), tumbuhan cenderung mempunyai luas dan lebar daun yang lebih besar (Karyati dkk., 2017). Menghitung Jumlah Klorofil Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Klorofil berfungsi menangkap energi dari cahaya (foton) untuk dipindahkan ke protein dalam pusat fotosintesis. Energi ini kemudian digunakan untuk mereduksi air menjadi oksigen dengan menghasilkan elektron. Elektron ini akan dilanjutkan untuk proses pembentukan senyawa ATP dan NADPH yang akan memfalitasi pengikatan CO2 menjadi karbohidrat. Klorofil pada tumbuhan terdiri dari klorofil a dan klorofil b. Spektrofotometer klorofil a mempunyai serapan yang maksimal pada panjang gelombang 665 nm. Sedangkan klorofil b mempunyai serapan pada panjang gelombang 652 nm (Lawendatu dkk., 2019). Tinjauan Umum Perkembangbiakan Tanaman Perkembangbiakan tumbuhan adalah suatu proses yang bertujuan untuk memperbanyak jumlah tanaman spesies atau kultivar tertentu. Secara umum, terdapat dua tipe perkembangbiakan tanaman yaitu perkembangbiakan seksual dan



aseksual.



Perkembangbiakan



secara



Kawin



(Generatif),



Alat



perkembangbiakan secara kawin (generatif) pada tumbuhan adalah bunga. Sedangkan perkembangbiakan yang terjadi tanpa proses perkawinan (vegetatif) dapat terjadi melalui dua cara yaitu pertama vegetatif alami dengan cara perkembangbiakan vegetatifnya terjadi tanpa campur tangan manusia (Ruslaini dan Avisha, 2020).



Perkembangan makhluk hidup pada tumbuhan dengan cara vegetatif (tidak kawin) dan generatif (kawin). Vegetatif terjadi dengan cara alami dan buatan. Macam-macam perkembangbiakan secara vegetatif alami yaitu dengan cara Membelah diri, Fragmentasi, Tunas, Spora, Umbi akar, Umbi batang, Umbi Lapis, Akar tinggal, Geragih / Stolon, Stek, Cangkok. Sedangkan macam-macam perkembangbiakan vegetatif secara buatan yaitu Cangkok, Setek ada dua yaitu setek batang dan setek daun, runduk, Menempel (okulasi), Sambung pucuk (mengenten). Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan secara kawin (seksual), karena ditandai adanya peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Peleburan dua sel gamet tersebut dinamakan pembuahan. Pada tumbuhan biji tertutup, pembuahan didahului oleh penyerbukan, yaitu menempelnya serbuk sari dikepala putik. Pembuahan akan menghasilkan biji. Biji yang jatuh ditempat yang cocok dapat tumbuh menjadi individu baru. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang didahului dengan penyerbukan / Persarian. Penyerbukan / Persarian merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan ke kepala putik yang mengandung sel kelamin betina. Alat-alat perkembangbiakan generatif tumbuhan terdapat pada bunga. Bentuk dan susunan bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda (Oktaviani dkk., 2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada benih atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor yang terdapat di luar benih atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan dari segi faktor eksternal yaitu media tanam,



Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat ditemukan pada tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup (Buntoro dkk., 2014). Perkembangbiakan Vegetatif Perkembangbiakan vegetatif merupakan teknik yang tepat untuk memperbanyak klon-klon kemenyan unggul, karena kemampuannya untuk mengulang secara konsisten dan berkelanjutan kinerja genotif dari suatu tanaman. Salah satu Teknik pembibitan vegetatif adalah stek. Perolehan tanaman unggul memerlukan teknik perbanyakan vegetatif agar diperoleh bibit yang memiliki karakteristik sama



dengan



atau memiliki sifat toleran



induknya, terhadap



misalnya serangan



pertumbuhan yang bagus, hama



dan penyakit. Hal ini



mengingat anakan hasil vegetatif dipastikan akan memperoleh sifat unggul yang sama



dengan



induknya (Nuroniah dkk., 2018).



Pembiakan secara tak kawin merupakan dasar pembiakan vegetatif, dimana terlihat kesanggupan tanaman membentuk kembali jaringan atau bagian lain. Pada banyak tanaman pembiakan secara vegetatif merupakan proses alamiah yang sempurna, tetapi dalam hal lain juga bias dilakukan oleh manusia. Sebab yang utama dilakukan pembiakan secara vegetatif adalah supaya tanaman yang dihasilkan menyerupai sifat induknya. Banyak cara pembiakan vegetatif yang bias dilakukan, dan pemilihan dari macam cara tersebut tergantung pada tanamannya dan tujuan pembiakan (Santoso, 2009).



Tingkat keberhasilan perbanyakan vegetatif dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam tanaman yang cukup memberikan pengaruh terhadap keberhasilan teknik perbanyakan vegetatif adalah hormon. Fitohormon merupakan zat pengatur yang dihasilkan oleh tanaman yang dapat mendorong, menghambat atau mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hormon tumbuh tanaman secara alami disintesis sendiri oleh tanaman untuk memacu dan mengontrol pertumbuhan. Akan tetapi tidak semua hormon dapat bekerja secara optimal. karean itu, diperlukan beberapa perlakuan untuk merangsang atau mengaktifkan hormon tersebut. Perlakuan yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan zat pengatur tumbuh (ZPT). ZPT berperan merangsang pertumbuhan



akar



tanaman,



mengefektifkan



penyerapan



unsur



hara,



meningkatkan keluarnya kuncup, serta memperbaiki hasil tanaman karena mampu menghambat atau menekan aktivitas Indole Acetat Acid oksidase (Aeni dkk.,2017).



METODOLOGI PRAKTIKUM Waktu dan Tempat Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Perkembangbiakan Tanaman dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Oktober 2021, pukul 13.30 WITA sampai



selesai bertempat di Lahan Pastura, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Materi Praktikum Alat yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengembangbiakan Tanaman adalah golok, cangkul, sekop tangan dan sarung tangan. Bahan yang digunakan dalam Praktikum Ilmu Tanaman Pakan mengenai Pengembangbiakan Tanaman yaitu lima stek rumput gajah mini dan air. Metode Praktikum Menyiapkan alat (cangkul, sekop, parang, dan kaos tangan) dan bahan ( 5 stek rumput gajah mini dan air). Kemudian membersihkan lahan terlebih dari tanaman pengganggu. Mengukur jarak tanam menggunakan meteran sepanjang 60 cm. setelah itu menggali tanah yang akan ditanami. Menanami tanah tersebut dengan stek gajah mini yang telah disediakan. Menyiram stek dengan air.



HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan



hasil



praktikum



Ilmu



Tanaman



Perkembangbiakan Tanaman diperoleh hasil pada tabel berikut: Tabel 1.



Pakan



mengenai



Parameter



Tinggi Tanaman Jumlah Anakan Jumlah Daun Luas Daun



Tanaman I



Tanaman II



Tanaman III



25 cm 27 55 P. Daun: 17,5cm Lb. Daun: 1,7cm Luas : 22,31cm



22 cm 16 34 P. Daun: 10,8cm Lb. Daun: 1,3cm Luas: 10,53



28 cm 8 23 P. Daun: 16cm Lb. Daun: 1,4cm Luas: 16,8cm



Sumber : Data Hasil Praktikum Ilmu Tanaman Pakan, Perkembangbiakan 2021



Tanaman,



Data pengamatan terhadap tinggi tanaman rumput Gajah Mini pada Tabel 1, menunjukkan tinggi tanaman I sebesar 25 cm, tanaman II memiliki tinggi sebesar 22 cm, dan tinggi tanaman III sebesar 28 cm. Perbedaan tinggi dari ketiga tanaman rumput gajah mini ini, kemungkinan dipengaruhi oleh metabolisme dalam tubuh tanaman dan juga unsur hara yang terdapat pada tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat (Putra dkk., 2019) bahwa tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh proses metabolisme dalam tubuh tanaman itu sendiri. Dalam melangsungkan aktifitas metabolisme tersebut tanaman membutuhkan nutrisi yang dapat diperoleh dari pemupukan. Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang diberikan berada dalam jumlah yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Data pengamatan praktikum terhadap jumlah anakan tanaman rumput Gajah Mini pada tabel 1, menunjukkan jumlah anakan pada tanaman I sebanyak 27 tunas, jumlah anakan pada tanaman II sebanyak 16 tunas, dan jumlah anakan pada tanaman III sebanyak 8 tunas. Dari ketiga tanaman yang diamati jumlah anakan terbanyak terdapat pada tanaman I. Hal ini kemungkinan disebabkam karena tanaman I berasal dari bibit yang unggul sehingga memiliki sistem



perakaran yang bagus. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Mulyadi dkk., 2018) bahwa tanaman yang mengalami peningkatan jumlah tunas mempunyai pertumbuhan sistem perakaran yang baik sehingga pembentukan anakan lebih cepat. Anakan yang tumbuh dari satu tanaman berasal dari pertumbuhan rhizomarhizoma yang ada didalam tanah melalui sistem perakaran yang baik. Data pengamatan praktikum terhadap panjang dan lebar daun tanaman rumput Gajah Mini pada tabel 1, menunjukkan panjang dan lebar daun pada tanaman I sebesar 17,5cm dan 1,7cm, pada tanaman II sebesar 10,8cm dan 1,3cm, Sedangkan pada tanaman III memiliki panjang dan lebar daun sebesar16cm, dan 1,4cm. pertambahan panjang dan lebar pada tanaman kemungkinan dipengaruhi oleh besarnya kandungan nitrogen yang ada di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Lasamadi dkk (2013) bahwa nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan daun tanaman yang lebar serta warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tanaman, serta meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun dengan jumlah yang lebih banyak Data pengamatan praktikum terhadap luas daun tanaman rumput Gajah Mini pada tabel 1, menunjukkan luas daun pada tanaman I sebesar 22,31cm, luas daun pada tanaman II sebesar10,53cm, dan pada tanaman III memiliki luas daun sebesar16,8cm. Unsur hara sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain yaitu pertambahan ukuran daun dan batang. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsuddin (2016) bahwa jumlah dan ukuran daun dipengaruhi faktor Genotip dan lingkungan, antara lain unsur hara atau bahan organik.



PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan



hasil



Praktikum



Ilmu



Tanaman



Pakan



mengenai



Perkembangbiakan Tanaman dapat disimpulkan bahwa Perkembangbiakan tanaman atau reproduksi tanaman adalah suatu proses dimana tanaman memperoleh organisme baru yang sesuai dengan induknya. Tujuan reproduksi (berkembang biak) untuk memperbanyak keturunan sehingga tidak punah, dengan kata lain melestarikan keturunannya. Perkembangan makhluk hidup pada tumbuhan dengan cara vegetatif (tidak kawin) dan generatif (kawin). Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh unsur hara yang terkandung di dalam tanah. Saran Sebaiknya peserta praktikum membawa alat dan bahan yang diperlukan selama praktikum berlangsung agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditentukan.



DAFTAR PUSTAKA Aeni, N., Salman, S., dan Sukmasari, M. D. 2017. Cara perbanyakan vegetatif dan pemberian zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tunas pada tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle). Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. 5 (2):180-189. Buntoro., B. H., Rogomulyo, R., dan Trisnowati, S. 2014. Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.). Vegetalika. 3(4): 29 – 39. Haryadi, D., Yetti, H., dan Yoseva, S. 2015. Pengaruh pemberian beberapa jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica alboglabra L.). Jom Faperta. 2(2):1-10. Karyati, Ransun, J. R., dan Syafrudin, M. 2017. Karakteristik morfologis dan anatomis daun tumbuhan herba pada paparan cahaya berbeda di hutan pendidikan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Jurnal AGRIFOR. 14(2): 243-256. Lasamadi , A. D., Malalantang, S. S., Rustandi, dan Anis, S. D. 2013. Pertumbuhan dan perkembangan rumput gajah dwarf (Pennisetum Purpureum cv. Mott) yang diberi pupuk organik hasil fermentasi EM4. Jurnal Zootek, 32(5):158–171. Lawendatu, O. P. G., Jontoh, J., dan Kamu, V. S. 2019. Analisis kandungan klorofil pada berbagai posisi daun dan anak daun aren (Arrenga pinnata). Chem. Prog. 1(2) :67-72. Mulyadi, Fuadi, Z., dan Suardi. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Gajah Mini (pennisetum purpureum cv. Mott). Jurnal Agriflora. 2(1): 35-45. Nuroniah, H. S., Nuraeni, Y., dan Bogidarmanti, R. Perbanyakan vegetatif mahoni (Swietenia macrophylla King) dengan cara stek pucuk. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 15(1):1-66. Oktaviani, R. E., Zarkasih, dan Vebrianto, R.2020. Pemahaman konsep guru dan calon guru tentang integrasi SAINS Islam pada materi reproduksi pada tumbuhan. Jurnal Basicedu. 4(1): 210 – 220. Putra, B., dan Ningsi, S. 2019. Peranan Pupuk Kotoran Kambing Terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Lebar dan Luas daun Total Pennisitum purpureum cv. Mot. Stock Peternakan. 2(2):1-17. Ruslaini, dan Avisha, A. 2020. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) pada materi perkembangbiakan tumbuhan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal Geuthèë. 3(3): 510-517. Santoso, Bambang Budi. 2009. Pembiakan vegetatif dalam hortikultura. Unram Press. Mataram.



Sirait, Juniar. 2017. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) sebagai Hijauan Pakan untuk Ruminansia. WARTAZOA. 2(4): 167-176 DOI: http://dx.doi.org/10.14334/wartazoa.v27i4.1569 Syahadat, Ray March. 2013. Hubungan jumlah bunga, jumlah daun, jumlah anak daun, jumlah cabang, dan tinggi tanaman terhadap pertumbuhan bibit tanaman kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack). JURNAL LANSKAP INDONESIA. 5(1):23-25. Syamsuddin, S. N. 2016. Pertumbuhan kembali (regrowth) rumput gajah mini (pennisetum purpureum CV Mott) Melalui pemberian pupuk organik cair pada lahan kering-kritis. Skripsi. Universitas Hasanuddin, Makassar.